Kelompok 2 - Konflik Antar Pribadi FIX BGT
Kelompok 2 - Konflik Antar Pribadi FIX BGT
KELAS A
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2022
DAFTAR ISI
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat yang diberikan-
Nya, sehingga tugas makalah kami yang berjudul “Konflik Dalam Komunikasi Antar Pribadi
Dan Dalam New Media” dapat diselesaikan dengan baik. Kami mengucapkan terima kasih
kepada Ibu Dr. Nurbani, M.Si. selaku dosen pengampu mata kuliah Komunikasi Antar Pribadi
yang telah memberikan tugas ini untuk menjadi bahan materi kami. Kami juga mengucapkan
terima kasih kepada pihak-pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
pemikiran maupun materi.
Secara garis besar, makalah ini memuat pembahasan mengenai pesan nonverbal dalam
komunikasi antar pribadi. Kami berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
wawasan bagi pembacanya. Kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan
dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Oleh
itu, kami sangat mengharapkan segala bentuk saran serta kritik yang membangun dari berbagai
pihak, terutama dari Ibu Dr. Nurbani, M.Si. selaku dosen pengampu mata kuliah Komunikasi
Antar Pribadi dan dari teman-teman yang membaca makalah ini demi kesempurnaan makalah
ini.
13 November 2022,
Penyusun
Kelompok 2
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
komunikasi antar pribadi komunikan dan komunikator harus dapat memahami maksud atau
pesan yang disampaikan supaya pesan yang diterima sama dengan pesan yang
disampaikan. Perbedaan pesan yang diterima dengan pesan yang disampaikan inilah yang
menjadi penyebab utama timbulnya konflik.
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini yakni sebagai berikut:
1. Mengetahui tentang definisi dan mitos konflik komunikasi antar pribadi.
2. Mengetahui apa prinisp-prinsip konflik komunikasi antar pribadi.
3. Mengetahui karakteristik konflik komunikasi antar pribadi.
4. Mengetahui jenis budaya, gender, dan konflik, respons terhadap konflik, dan konflik
pada media sosial konflik dalam komunikasi antar pribadi
5. Mengetahui contoh-contoh konflik komunikasi antar pribadi baik dan dalam media
baru.
2
BAB 2
PEMBAHASAN
3
ini terdapat elemen yang harus dimiliki sebuah interaksi agar dapat dikategorikan sebagai
konflik antar pribadi, yaitu :
1. Konflik adalah pergulatan yang tersirat atau ternyatakan. Memiliki konflik antar pribadi
berarti lebih dari sekedar tidak setuju.
2. Konflik terjadi di antara pihak yang saling bergantung. Meskipun semua konflik
melibatkan perselisihan atau ketidaksepakatan, perselisihan menjadi konflik hanya jika
pihak-pihak yang menjalin hubungan saling bergantung satu sama lain, yakni jika
tindakan masing-masing pihak mempengaruhi kesejahteraan yang lain.
3. Konflik adalah tentang tujuan yang tidak selaras di antara pihak yang menjalin
hubungan. Konflik berawal dari melihat bahwa tujuan kita tidak selaras dengan tujuan
orang lain.
4. Berdasarkan fungsinya, Robbins (1996:430) membagi konflik menjadi dua macam,
yaitu konflik fungsional (functional conflict) dan konflik disfungsional (dysfunctional
conflict). Konflik fungsional adalah konflik yang mendukung pencapaian tujuan
hubungan dan memperbaiki kualitas hubungan. Sementara itu, konflik disfungsional
adalah konflik yang merintangi pencapaian tujuan sebuah hubungan. Menurut Robbins,
batas yang menentukan apakah suatu konflik fungsional atau disfungsional sering tidak
tegas (kabur). Suatu konflik mungkin fungsional bagi suatu hubungan antarpribadi,
tetapi tidak fungsional bagi jenis hubungan yang lain.
2. Conflict can have negative and positive effects (Konflik Dapat Memiliki Dampak
Positif dan Negatif)
Meskipun konflik tidak terelakkan, bagaimana kita mengatasi konflik sangat
krusial. Sebab, konflik dapat memiliki sisi dua efek negatif dan juga positif.
a. Efek Negatif Konflik
Seringkali, konflik yang terjadi melibatkan perkelahian dengan tujuan untuk
menyakiti orang lain yang sedang berkonflik dengan kita. Jika ini terjadi. perasaan
negatif tentu akan meningkat. Pada saat bersamaan, konflik mendorong kita untuk
menutup diri terhadap individu lain. Misalnya, ketika kita menyembunyikan
perasaan yang sebenarnya kepada pasangan, maka akan menutup terjadinya
komunikasi dan interaksi yang bermakna. Akhirnya, situasi konflik semakin
memburuk dan menghasilkan efek negatif dari konflik antarpribadi, yaitu bubarnya
sebuah hubungan.
b. Efek Positif Konflik
Salah satu keuntungan terjadinya konflik adalah, dapat memaksa kita untuk
menilai dan mengamati kembali suatu hubungan dan memikirkan solusi yang
potensial untuk mengatasi masalah di dalam hubungan. Jika menggunakan strategi
mengatasi konflik yang strategis, maka sebuah hubungan akan menjadi lebih sehat,
lebih kuat ikatannya dan lebih menyenangkan daripada sebelumnya.
6
3. Conflict can focus on content and/or relationship issues (Konflik Dapat Berfokus Pada
Isi dan/atau Masalah Hubungan)
Maksudnya adalah, konflik dalam hubungan antarpribadi dapat disebabkan oleh
isu-isu umum masalah sehari-hari, seperti film apa yang dipilih ketika ke bioskop, siapa
yang bertugas mengantar anak ke sekolah hari ini, atau mengkritik pasangan yang
terlalu boros pengeluarannya. Konflik juga dapat disebabkan oleh isu personal seperti
kurangnya kesetaraan dalam hubungan, pembagian beban kerja rumah tangga yang
tidak adil atau salah satu pasangan yang dianggap terlalu otoriter dalam memutuskan
sesuatu
7
2.4 Karakteristik Konflik Antar Pribadi
Konflik antarpribadi merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari dalam hubungan
manusia di kehidupan sosial. Setiap konflik yang terjadi dapat dijelaskan menjadi
karakteristik sebagai berikut:
1. Konflik adalah hal yang alami
Setiap hubungan yang dijalani oleh manusia akan bertemu dengan perbedaan yang
menyebabkan sebuah konflik. Konflik merupakan suatu hal yang dapat dihindari,
namun juga hal yang wajar jika terjadi.
Ketika hubungan seseorang semakin dekat ke tahap berikutnya, tak jarang
keterbukaan dari individu dapat menyebabkan konflik. Terjadinya suatu konflik juga
tidak hanya terjadi sekali saja. Seiring berjalannya waktu, konflik dapat sering ditemui
di hubungan antarpribadi.
Menurut Nurbani (2019), memiliki konflik dengan seseorang tidak berarti bahwa
hubungan kita dengan orang tersebut tidak sehat. Dengan adanya konflik, berarti
menunjukkan bahwa ada ketergantungan dari individu tersebut dengan individu
lainnya. Yang menandakan bahwa mereka tersebut saling mempengaruhi dan berperan
aktif dalam suatu hubungan antarpribadi.
8
respons individu yang berhubungan. Tetapi, konflik juga dapat terjadi secara tidak
langsung.
Bentuk dari konflik tidak langsung bisa berupa rasa dendam dan tidak mau
berhubungan lagi. Silent treatment juga termasuk ke dalam bentuk konflik tidak
langsung. Konflik tidak langsung dilakukan oleh suatu individu secara komunikasi non
verbal.
Suatu konflik yang terjadi secara langsung akan lebih besar menimbulkan efek,
namun jika diselesaikan dengan langsung pula, dapat berakhir dengan positif. Berbeda
dengan konflik tidak langsung. Ketika ada seseorang yang melalukan konflik tidak
langsung, maka penyelesaian dari konflik tersebut bisa saja tidak selesai.
9
Selanjutnya, konflik yang selesai dihadapi juga dapat mencegah timbulnya konflik
yang lebih besar. Atau setidaknya, konflik di masa depan akan dapat dihadapi dengan
bekal dari penyelesaian konflik sebelumnya.
2.5 Jenis Budaya, Gender, dan Konflik, Respons Terhadap Konflik, dan Konflik pada
Media Sosial
Perbedaan budaya dapat mempengaruhi terjadinya suatu konflik. Budaya juga
mempengaruhi masalah yang menjadi pemicu terjadi konflik, sifat-sifat konflik, strategi
mengenai konflik yang dipilih, hingga norma yang berlaku di dalam terjadinya konflik.
Dimensi kultural, seperti budaya kolektivis versus budaya individualisme dan budaya
konteks tinggi versus budaya konteks rendah juga menyebabkan perbedaan cara
penyelesaian konflik.
1. Budaya konteks tinggi dengan Budaya konteks rendah.
Bagi para penganut budaya konteks tinggi, terdapat kecenderungan untuk tidak
berbicara secara tidak langsung demi menjaga keharmonisan. Budaya ini ditandai
dengan komunikasi konteks tinggi, kebanyakan bersifat implisit dan tidak terus terang.
Pada budaya konteks rendah, terbiasa dengan lugas dan berterus terang jika tidak
menyukai sesuatu. Menganut budaya konteks rendah mengatakan apa yang mereka
maksudkan secara eksplisit.
11
Gender memengaruhi bagaimana kita mengungkapkan atau mengekspresikan diri.
Dimana gender ini baik laki-laki dan perempuan mereka bisa mengekspresikan emosi
mereka, tetapi cara di antara mereka memiliki masing-masing cara yang berbeda dalam
mengungkapkan emosi mereka.
Dimana ada penelitian yang mengungkapkan bahwa perempuan lebih sering
mengekspresikan emosi positif seperti rasa senang, gembira dan lain sebagainya dan
perempuan juga bisa mengekspresikan rasa sedih dan depresi ketimbang laki-laki.
Sedangkan lak-laki lebih sering mengutarakan ekspresi marah ketimbang wanita. Dari cara
yang berbeda antara perempuan dan laki-laki dalam mengekspresikan ini bisa
menimbulkan konflik.
Macam macam response konflik
1. The Exit Response
Respon ini keluar dari situasi konflik. Misalnya ketika seseorang ada masalah, dia
pergi meninggalkan masalah tersebut tanpa menyelesaikannya
2. Respon mengabaikan
Respon ini cenderung mempekeruh suasana, bisa menimbulkan ketegangan dalam
perselisihan, serta memperparah konflik. Misalnya : Ketika ada suatu konflik yang
terjadi orang yang biasanya mengeluarkan respons ini sering mengatakan “ah gausah
ribet” “gausah terlalu berlebihan”
13
untuk mengatakan atau melakukan hal hal yang seharusnya mereka katakan dan sebenarnya
tidak mengungkapkan itu ketika berkomunikasi tatap muka ( Floyd, 2012: 361 )
Kasus 1: Dikutip dari Twitter, melalui akun @suroboyofess, sender mengirimkan hasil
screenshot WhatsApp yang dimilikinya. Pada awalnya, sender sudah memiliki firasat
bahwa pacarnya mulai berubah sikap semenjak dirinya bekerja. Hal yang pada awalnya
sebuah firasat, namun dapat terbukti benar melalui WhatsApp. Pacar sender salah forward
foto selingkuhannya ke WhatsApp pribadi sender. Disana, terdapat foto selingkuhan pacar
sender yang cukup membuat sakit hati. Akibat kesalahan tersebut, konflik pun terjadi
diantara mereka.
Kasus 2: Kasus konflik antar pribadi ini, didapat dari kisah nyata Alya Anissa, anggota
kelompok 2 komunikasi antar pribadi. Kasus konflik ini terjadi karena kesalahan pihak
kurir JnT disaat mengirimkan paket Alya. Kesalahan pengiriman alamat, membuat dia
harus berjibaku oleh kurir. Terlampir hasil screenshot WhatsApp, kurir JnT dan Alya
berusaha menyelesaikan permasalahan tersebut. Namun, kurir JnT tersebut malah tidak
menanggapi permasalahan tersebut dengan serius. Ditambah lagi, kurir tersebut lalai
terhadap tugasnya, yang membuat Alya marah dan menimbulkan konflik pada mereka.
14
BAB 3
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Konflik merupakan hal naluriah dalam interaksi antar-manusia, sebab alam pikiran
manusia memiliki perbedaan dalam memersepsi, menginterpretasi, dan cara
menyampaikan makna mengenai dunia.
Ketika dua orang sepakat mengenai interpretasi satu sama lain, mereka dikatakan telah
mencapai makna interpersonal. Makna interpersonal saling diciptakan oleh para partisipan
dalam komunikasi interpersonal. Komunikasi interpersonal merujuk pada komunikasi yang
terjadi antar dua orang. Dalam komunikasi terjadi pertukaran pesan yang memiliki makna
interpersonal. Makna interpersonal adalah makna yang terbentuk oleh pribadi-pribadi
dengan pengalaman hidupnya yang berbeda-beda. Pesan yang disampaikan oleh
komunikan kepada komunikator dapat memiliki makna yang berbeda, oleh karena itu dapat
menimbulkan sebuah permasalahan baru
15
DAFTAR PUSTAKA
Floyd, Kory. (2009). Interpersonal Communication : Second Edition. Boston : McGraw Hill.
Gayle, N. T., & Nugraheni, Y. (2013). Komunikasi Antar-Pribadi: Strategi Manajemen Konflik
Pacaran Jarak Jauh. KOMUNIKATIF: Jurnal Ilmiah Komunikasi, 1(1).
Wirawan. (2010). Konflik Dan Manajemen Konflik : Teori, Aplikasi, Dan Penelitian. Jakarta :
Salemba Humanika
16