WebGIS BAB 01 Pendahuluan
WebGIS BAB 01 Pendahuluan
PENDAHULUAN I-1
Gambar 1.1 Sebaran daerah penghasil udang windu di Indonesia tahun 2017 (KKP, 2019).
PENDAHULUAN I-2
penyimpanan lainnya dirasakan kurang mencukupi kebutuhan pengguna. Pengguna
diharuskan datang dan melihat langsung data tersebut pada tempatnya (data provider).
Hal ini mengurangi mobilitas dan kecepatan dalam memperoleh informasi mengenai
data tersebut. Karena itu dirasakan perlu adanya WebGIS.
PENDAHULUAN I-3
1.3.2 Lingkup Materi dan Kegiatan
Lingkup materi dalam Sistem Informasi Pengelolaan Tambak (Aplikasi Webgis
Management Data Tambak Air Payau Kalimantan Utara) meliputi:
1. Pengumpulan data sekunder seperti data distribusi petakan tambak beserta dan
kepemilikannya dalam bentuk shp, Peta penunjang dan lain-lain.
2. Pengumpulan data dasar informasi kondisi biologi, fisik, kimia yang diikatkan dengan
data geospasial berbasis GIS, baik dalam bentuk Raster/Image seperti data ORI
(Orthoerctified Radar Image) dan DEM (Digital Elevation Model) atau pemamfaatan
Opensource seperti Goegle Earth.
3. Persiapan Survey, alat survey seperti GPS, Roll Meter, kamera dan lain-lain.
4. Kegiatan Survey meliputi pengambilan titik koordinat petak tambak maupun pelengkap.
5. Menaganalisis data lapangan
6. Penyempurnaan sistim aplikasi yang mampu menampilkan data dan informasi yang
detail dari seluruh jaringan tambak.
7. Menyempurnakan project WebGIS dalam bentuk layout peta petakan tambak yang
lengkap dan menarik.
8. Adapun aplikasi Webgis dilengkapi dengan fitur identititas. Dalam hal ini dapat memuat
Nama Pemilik, Nomor Telepon, Alamat domisili, Luas dan Status Lahan, Spesies,
Padat Tebar, Produksi dan Nilai Produksi, Tekstur Tanah dan Kualitas air
9. Implementasi Web GIS sebagai model percontohan dilakukan pada beberapa petak
tambak terpilih yang berada di Kabupaten Bulungan, Kota Tarakan, Kabupaten Tana
Tidung dan Kabupaten Nunukan dengan minimal data 50 petakan/bidang di masing-
masing kabupaten/kota yang menjadi koresponden.
10. Variabel input data biofisik setiap petakan tambak pH, suhu salinitas dan kecerahan.
PENDAHULUAN I-4
7. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang;
8. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025;
9. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
10. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan
Pulau-Pulau Kecil sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun
2014 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang
Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil;
11. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup;
12. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial;
13. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
14. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2014 tentang Kelautan;
15. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2016 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan
Nelayan, Pembudidaya Ikan dan Petambak Garam ;
16. Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau
Kalimantan;
17. Peraturan Presiden Nomor 121 Tahun 2012 tentang Rehabilitasi Wilayah Pesisir
dan Pulau-Pulau Kecil;
18. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran
dan/atau Perusakan Laut;
19. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 13 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 26
Tahun 2008 tentang Rencana Tat Ruang Wilayah Nasional;
20. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.20/MEN/2008 tentang
Pemanfaatan Pulau-Pulau Kecil dan Perairan di Sekitarnya;
21. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Utara Nomor 1 Tahun 2017 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Utara 2017 – 2037;
22. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Utara Nomor 4 Tahun 2018 tentang
Rencana Zonasi Wilayah Pesisir Pulau Pulau Kecil Provinsi Kalimantan Utara 2018
– 2038.
PENDAHULUAN I-5
sebagai lokasi pilot project (proyek percontohan) penggunaan aplikasi webgis dalam
pengelolaan tambak payau Kalimantan Utara.
1.5.2 Desain Webgis
Tahap desain webgis meliputi pembuatan webgis atau website dengan basis
data sasial untuk visualisasi data geospasial pertambakan. Dalam hal ini, pengunnaan
webgis didesain untuk dadpat diakses user (petambak) melalui aplikasi android untuk
dapat melakukan monitoring kondisi tambaknya.
1.5.3 Pelatihan
Pelatihan ini bertujuan untuk memberikan pembekalan admin dan super admin
yang akan mengelola webGIS beserta analisis spasialnya. Selain itu pelatiah juga
diberikan kepada segenap pembudidaya sebagai stakeholder yang akan mengisi basis
data spasial yang akan dikelola oleh DKP Provinsi Kalimantan Utara
1.5.4 Pelaporan
Pelaporan hasil kegiatan ini terdiri dari penyampaian Laporan Pendahuluan dan
Laporan Akhir yang dilengkapi dengan flasdisk laporan hasil kegiatan. Sistem pelaporan
hasil kegiatan dilakukan secara bertahap sesuai dengan jadwal pelaksanaan kegiatan.
[1]. Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan berisikan metodologi pelaksanaan pekerjaaan, jadwal
pelaksanaan kegiatan, struktur organisasi tim kerja dan jadwal penugasan personil.
[2]. Laporan Akhir
Laporan Akhir merupakan dokumen hasil akhir pelaksanaan kegiatan Sistem
Informasi Pengelolaan Tambak (Aplikasi Webgis Management Data Tambak Air
Payau Kalimantan Utara). Laporan ini berisi dokumentasi pelaksanaan kegiatan
dan dokumen manual penggunaan aplikasi Webgis yang telah didiseminasikan.
PENDAHULUAN I-6