Anda di halaman 1dari 7

JNPH

Volume 9 No. 1 (April 2021)


© The Author(s) 2021

ANALISIS KUALITAS DAN PERUMUSAN STRATEGI PENGENDALIAN


PENCEMARAN AIR SUNGAI BANGKAHULU BENGKULU

QUALITY ANALYSIS AND FORMULATION OF BANGKAHULU BENGKULU


RIVER WATER POLLUTION CONTROL STRATEGY

MOH. GAZALI, AGUS WIDADA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN BENGKULU,
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN,
JALAN INDRAGIRI NOMOR 03 PADANG HARAPAN BENGKULU
Email: gazalisdk@gmail.com

ABSTRAK

Kualitas air sungai dipengaruhi oleh kualitas pasokan air yang berasal dari daerah tangkapan
sedangkan kualitas pasokan air dari daerah tangkapan berkaitan dengan aktifitas manusia yang
ada didalamnya (Wiwoho, 2005). Peenelitian ini bertujuan untuk menganalisis kualitas air
sungai Bangkahalu dengan parameter COD, BOD, TSS, pH dan E.Coli dibandingkan dengan
baku mutu limbah cair golongan sungai kelas I (satu) yang ditetapkan Peraturan Pemerintah
Nomor 82 Tahun 2001 dengan metode penelitian deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa Indek pencemaran (IP) air sungai Bangkahulu berada pada tingkat cemaran sedang
dengan nilai IP berkisar 5,22 – 6,51. Kandungan TSS dan kadar pH masih dibawah baku mutu,
sedangkan kandungan BOD, COD, dan E.coli di atas baku mutu. Status sungai Bangkahulu
berada pada cemaran sedang dan tidak bisa dijadikan air baku untuk pengolahan air bersih
PDAM, bila dipaksakan membutuhkan biaya yang mahal. Untuk memperbaiki kualitas air
sungai Bangkahulu yaitu melakukan pengawasan dan pemantauan air sungai bangkahulu secara
rutin, sosialisasi dan penegakan hukum pada pengusaha industri, pertambangan, perkebunan
dan masyarakat.

Kata Kunci: Kualitas pengendalian air, Indek pencemaran sungai

ABSTRACT

The River water quality is influenced by the quality of the water supply originating from the
catchment area while the quality of the water supply from the catchment area is related to
human activities that are inside it (Wiwoho, 2005). The aim of this research was to analyze the
water quality of the Bangkahalu river with COD, BOD, TSS, pH and E.Coli parameters
compared to class I (one) river class liquid waste quality standards stipulated by Government
Regulation No. 82 of 2001 with descriptive research methods. The results showed that the
pollution index (IP) of the Bangkahulu river water was at a moderate level of pollution with an

54 Journal of Nursing and Public Health Vol. 9 No. 1 April 2021


IP value ranging from 5.22 - 6.51. TSS content and pH levels are still below the quality
standard, while the content of BOD, COD, and E. coli is above the quality standard. The status
of the Bangkahulu river is on moderate contamination and cannot be used as raw water for
processing PDAM clean water, if it is forced to require expensive fees. It is suggested to
improve the water quality of the Bangkahulu river, which is to routinely supervise and monitor
river water flow, to routinly and law enforcement for industrial, entrepreneurs mining,
plantation and the society socializing.

Keywords: Quality of water control, river pollution index

PENDAHULUAN Sesuai dengan sifat aliran air, sungai yang


berada lebih di hilir akan menggambarkan
Ekosistem merupakan tingkat organisasi kondisi lingkungan yang lebih tercemar dari
yang lebih tinggi dari komunitas atau pada dihulu yang telah dilewati aliran
merupakan kesatuan dari suatu komunitas tersebut. Sungai yang di bagian hilir biasanya
dengan lingkungannya dimana terjadi antar merupakan gabungan dari anak-anak sungai
hubungan (Zoer’aini 2012). Menurut Susanto yang membawa ailiran air dari bagian hulu.
(2000) ekosistem adalah suatu unit Sehingga pemantauan kualitas air sungai
lingkungan hidup yang didalamnya terdapat perlu menentukan titik-titik pengamatan yang
hubungan fungsional yang sistematik antara dapat mewakili kondisi kawasan daerah aliran
sesama makhluk hidup dan antara makhluk sungainya.
hidup dengan komponen lingkungan abiotik. Kualitas air sungai dipengaruhi oleh
Ekosistem air tawar secara umum dapat kualitas pasokan air yang berasal dari daerah
dibagi 2 yaitu perairan lentik (perairan tangkapan sedangkan kualitas pasokan air
tenang) misalnya danau, rawa, waduk dan dari daerah tangkapan berkaitan dengan
sebagainya dan perairan lotik (perairan aktifitas manusia yang ada didalamnya
berarus) misalnya sungai (Barus, 2001 dalam (Wiwoho, 2005). Perubahan kondisi kualitas
Sinaga, 2009). Ekosistem air tawar yang air pada aliran sungai merupakan dampak
memiliki banyak manfaat bagi kehidupan buangan dari buangan pengguna lahan yang
manusia adalah sungai. Menurut Suwondo, ada. Perubahan pola pemanfaatan lahan
dkk. (2004) Sungai merupakan suatu bentuk menjadi lahan pertanian dan permukiman
ekositem aquatik yang mempunyai peran serta meningkatnya aktivitas industri akan
penting. memberikan dampak hidologis dalam suatu
Nilai kualitas air secara fisik, kimiawi daerah aliran sungai. Selain itu, berbagai
maupun biologi yang diamati di sungai aktivitas manusia dalam memenuhi
berkaitan dengan manajemen kawasan suatu kebutuhan hidupnya yang berasal dari
daerah aliran sungai. Kualitas fisika air kegiatan industri, rumah tangga, dan
berkaitan dengan kondisi pengelolaan dan pertanian akan menghasilkan limbah yang
penutupan lahan. Sedangkan kualitas kimia memberikan sumbangan pada penurunan
berkaitan dengan bahan pencemar pada badan kulaitas air. (Suriawira, 2003)
air dan kondisi kawasan. Untuk melakukan penilaian kulaitas air
Pemantauan air sungai merupakan salah sungai parameter yang digunakan meliputi
satu bagian penting dari sistem pengendalian parametr fisik, kimia dan biologis. Beberapa
lingkungan karena air sungai dapat parameter yang sering digunakan untuk
menggambarkan kondisi pengelolaan mengukur kulitas air yaitu : COD(Chemical
kawasan daerah aliran sungai (DAS) tersebut. Oxygen Demand), BOD (Biochemoical
Sungai merupakan wadah penyaluran aliran Oxygen Demand), TSS (Total Sospended
di atas permukaan dan bawah permukaan Solid), pH dan kualitas bakteriologis yang
tanah yang telah keluar memasuki sungai. dapat dilihat dengan keberadaan E. Coli pada

P-ISSN: 2338-7033 E-ISSN: 2722-0613 55


air. Peningkatan kebutuhan oksigen terlarut yang memberi akses yaitu badan sungai
karena adanya aktivitas mikrobia pembusuk menerima dampak berupa limbah baik dari
bahan organik, akibatnya TSS dan COD naik kegiatan domestik dan kegiatan pemanfaatan
serta DO (Dissolved Oxygen) rendah sehingga lainnya. Sampel adalah sebagian dari jumlah
mengganggu kehidupan dalam perairan serta dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
keberadaan E.Coli pada air sungai juga yang akan diteliti. Subjek yang dijadikan
berdampak buruk bagi kesehatan masyarakat sampel dalam penelitian ini adalah air sungai
pengguna aliran sungai. Bangkahulu dengan teknik pengambilan
Sungai Bangkahulu dimanfaatkan oleh Purposive sampling (Sukardi, 2004 : 55).
penduduk untuk memenuhi kebutuhan Pengambilan sempel yaitu pada pinggir (kiri),
sehari-hari, sebagai sarana transportasi serta tengah dan pinggir (kanan) (Alex Sumantri,
untuk keperluan irigasi lahan pertanian. 1999). Sampel tersebut merupakan kawasan
Kondisi lahan yang mempengaruhi di Badan Sungai secara keseluruhan terdapat
kelancaran arus aliran dan kualitas air baik di 15 sampel.
permukaan maupun di dalam tanah antara lain Pemeriksaan kualitas air dengan
kelerengan (topografi) dan penggunaan menggunakan alat pH meter, alat
lahan. pengambilan sampel air sungai (Point
Pemanfaatan lahan juga digunakan untuk Samplertipe Horizontal). Sampel air sungai
kegiatan pertanian seperti sawah dan kebun. Bangkahulu di masukkan pada dua tempat
Hasil pemanfaatan tersebut memang memberi sampel yaitu sampel untuk pemeriksaan kimia
akses yaitu badan sungai menerima dampak dengan jerigen 2 liter dan sampel
berupa limbah baik dari kegiatan domestik mikrobiologi dengan botol steril. Sampel air
dan kegiatan pemanfaatan lainnya. Sungai untuk pemeriksaan mikrobiologi disimpan
Bangkahulu juga memegang peranan penting pada ices book dan dikirim ke laboratorium
bagi penyediaan air bersih warga Kota Dinas Kesehatan Kota Bengkulu, sedangkan
Bengkulu. PDAM Bengkulu menggunakan sampel pemeriksaan kimia organik dikirim
air sungai Bangkahulu sebagai bahan baku ke Laboratorium Lingkungan Dinas
penyediaan air bersih. Informasi tentang Lingkungan Hidup Kota Bengkulu. Hasil
kualitas Sungai belum dikaji secara pemeriksaan laboratorium dibandingkan
mendalam yang berkiatan dengan baku mutu dengan baku mutu kualitas air dan
air sungai. Berdasarkan masalah di atas maka pengendalian pencemaran air berdasarkan
peneliti bermaksud melakukan penelitian Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001.
untuk menganalisis kualitas air sungai
Bangkahalu dengan parameter BOD, COD, HASIL PENELITIAN
TSS, pH dan E.Coli. Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis kualitas air sungai Indek Pencemaran
Bangkahalu dengan parameter COD, BOD,
TSS, pH dan E.Coli dibandingkan dengan Status mutu air sungai menunjukan
baku mutu limbah cair golongan sungai kelas tingkat pencemaran suatu sumber air dalam
I (satu) yang ditetapkan Peraturan Pemerintah waktu tertentu, dibandingkan dengan baku
Nomor 82 Tahun 2001. mutu air yang ditetapkan. Sungai dikatakan
tercemar apabila tidak dapat digunakan sesuai
METODE PENELITIAN dengan peruntukaannya secara normal. Dalam
penelitian ini parameter yang digunakan
Penelitian ini adalah metode penelitian dalam menganalisis status mutu air adalah
deskriptif. Parameter yang diukur dan diamati TSS, pH, BOD, COD, dan E,coli yang
terdiri dari kadar COD, BOD, TSS, pH dan E dibandingkan dengan kriteria mutu air kelas I
coli. Penelitian ini dilakukan di Sungai berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 82
Bangkahulu yang mewakili berbagai aktivitas Tahun 2001.

56 Journal of Nursing and Public Health Vol. 9 No. 1 April 2021


Analisis status mutu air sungai sungai.
perhitungannya berdasarkan ketetapan Residu terlarut merupakan jumlah
Kementerian lingkungan hidup nomor 115 kandungan lumpur yang ada di dalam air
tahun 2003 yaitu tentang Indek Pencemaran limbah. Kandungan air limbah berasal dari
(IP). Hasil perhitungan status mutu air sungai kotoran masyarakat dan rumah tangga juga
Bangkahulu dengan metode Indek berasal dari industri, air tanah, air permukaan
Pencemaran dapat dilihat dalam tabel serta buangan lainnya (Sugiharto, 1987).
berikut: Kandungan residu terlarut yang ada di air
sungai bisa berasal dari buangan air limbah
Tabel 1. Nilai Indek Pencemaran (IP) dan rumah tangga dari kamar mandi, dapur atau
Status Mutu Air dari bahan kimia yang digunakan masyarakat
yaitu sabun, dan deterjen. Kandungan residu
Lokasi Pemantauan Nilai PIij Status Mutu Air terlarut lainnya berasal dari kandungan bahan
Titik 1(Rindu Hati) 6,06 Cemaran sedang organik yang ada di tanah disekitar sungai.
Titik 2 ( Lubuk Sini) 6,18 Cemaran sedang Kandungan bahan organik dalam air limbah
Titik 3 (Kembang Seri) 5,60 Cemaran sedang mengandung 40-60% protein, 25-50%
Titik 4 (Surabaya) 6,51 Cemaran sedang karbohidrat dan 10% lainnya berupa lemak
Titik 5 (Rawa 5,22 Cemaran sedang atau minyak.
Makmur) Kandungan residu terlarut pada
penelitian ini hasilnya semuanya masih di
Berdasarkan hasil perhitungan Indek bawah baku mutu yang di tetapkan dalam
pencemaran (IP) maka dapat diketahui status Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001.
mutu air sungai Bangkahulu dari hulu ke hilir Kandungan residu terlarut tertinggi di sungai
pada tingkat cemaran sedang. Hal ini kelurahan Surabaya Kota Bengkulu yaitu 436
menunjukkan bahwa kualitas air sungai mg/liter, sedangkan baku mutu kandungan
Bangkahulu tidak dapat dimanfaatkan sesuai redidu terlarut untuk sungai kelas I sebasar
dengan peruntukan air kelas I yaitu sebagai 1000. Pada titik 4 ( sungai surabaya) lokasi
air baku untuk pengolahan air bersih PDAM dekat pintu masuk pengambilan air baku
Kota Bengkulu. pengolahan air bersih PDAM Kota Bengkulu.
Lokasi ini merupakan tumpahan limbah yang
Kualitas Air Sungai Bangkahulu Residu berasal dari rumah tanggga, industri,
Terlarut pertambangan, dan pertanian.
Air sungai Bangkahulu dengan
Pencemaran bahan padat terlarut atau kandungan residu tertinggi sebasar 436 mg/l
tersuspensi adalah pencemaran air karena masih di bawah baku mutu sungai kelas 1
bahan padat, bahan padat berasal dari adanya yang peruntukkannya dapat digunakan untuk
erosi, abrasi lapisan tanah dan bantuan akibat air baku air minum bisa digunakan untuk
dari kegiatan manusia dalam mengeksploitasi pengolahan air bersih PDAM Kota Bengkulu.
sumber daya alam, bencana alam, adanya PH merupakan derajat keasaman yang
pembusukan organik dari makhluk hidup digunakan untuk mengukur nilai keasaman
yang sudah mati atau dekomposisi sampah atau kebasaan dari suatu cairan sehingga kita
padat, selain itu dapat diakibatkan oleh mampu mengetahui kelayakan dari cairan
kegiatan industri antara lain pertambangan tersebut. Air merupakan komponen yang
dan bahan galian. Indikator pencemaran sangat penting bagi semua makhluk hidup
ditunjukan dengan meningkatkan angka TSS, yang ada di dunia ini termasuk ikan. Pada
TDS dan kekeruhan pada air tersebut. Akibat umumnya perairan alami mempunyai pH
dari pencemaran bahan padat ini akan sekitar 6 sampai 9. Ikan dapat beradaptasi
mengurangi nilai fisik kualitas air atau dengan air sungai yang memiliki pH sekitar 5
kemungkinan ada zat berbahaya dalam air sampai 9.

P-ISSN: 2338-7033 E-ISSN: 2722-0613 57


Baku mutu pH air sungai kelas 1 berkisar sungai Bangkahulu mulai dari hulu sampai ke
6 sampai 9 atau pH netral. Kadar pH yang hilir tercemar dan tidak bisa digunakan
baik adalah kadar dimana masih sember air baku untuk pengolahan air bersih
memungkinkan kehidupan biologis di dalam PDAM. Bila dipaksakan sebagai air baku
air berjalan dengan baik. Bila konsentrasi pH untuk pengolahan air bersih PDAM
tidak netral pada air sungai akan menyulitkan membutuhkan biaya yang mahal dalam proses
proses biologis, sehingga mengganggu proses pengolahannya.
penjernihan air (Sugiharto, 1987).
Pada penelitian ini pH air sungai COD (Chemical Oxygen Demand)
bangkahulu semuanya masih di bawah baku
mutu yang di tetapkan dalam Peraturan Chemical Oxygen Demand (COD) atau
Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001. pH air kebutuhan oksigen kimia merupakan jumlah
tertinggi di desa Lubuk Sini Kabupaten oksigen yang diperlukan agar bahan buangan
Bengkulu Tengah yaitu 8,1 dan baku mutu yang ada di dalam air dapat teroksidasi
yang ditetapkan berkisar 6 sampai 9. Air melalui reaksi kimia. COD merupakan
sungai bangkahulu dengan pH tertinggi 8,1 parameter terjadinya pencemaran pada badan
bisa dipakai sebagai sumber air baku untuk air termasuk sungai (Saruji Didik, 2006).
pengolahan air bersih PDAM Kota Bengkulu. Pada penelitian ini kandungan COD dari
5 titik pengambilan sampel semuanya di atas
PEMBAHASAN baku mutu yang di tetapkan dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001.
BOD (Biochemical Oxygen Demand) Kandungan COD tertinggi di sungai Desa
Rindu hati (titik 1) yaitu 35 mg/l, kisaran
Pencemaran pada badan air ditandai kandungan COD yaitu 28 -35 dan buku mutu
dengan meningkatnya temperatur di atas sebesar 10 mg/l, jadi sungai Bangkahulu
standar, meningkatnya BOD dan menurunnya mulai dari hulu sampai ke hilir tercemar dan
DO dalam air. Berkurangnya oksigen yang tidak bisa digunakan sember air baku untuk
disebabkan oleh bahan organik dalam air pengolahan air bersih PDAM. Bila
biasanya terjadi karena diterimanya air dipaksakan sebagai air baku pengolahan air
limbah kedalam sungai. Sungai memiliki bersih PDAM membutuhkan biaya yang
kemampuan untuk reaerasi dengan sendirinya mahal dalam proses pengolahannya.
karena kontak dengan udara. Apabila beban
BOD melebihi kapasitas asimilasi dalam Escherichia Coli
sungai, maka terjadi benar-benar kekurangan
oksigen dan ikan-ikan akan mencapai Kunarso (2007), menyatakan bahwa
keadaan yang kritis. Hal ini mengakibatkan bakteri Escherichia coli (E. Coli) dapat
terganggunya kualitas fisik air dari bau, dipakai sebagai bakteri indikator pencemaran
warna, rasa yang mengalami penurunan. Ada karena ditemukan pada semua perairan dan
beberapa spesies yang dapat bertahan seperti umumnya berasal dari tinja manusia atau
algae dalam situasi panas (Saruji Didik, hewan berdarah panas serta dari air yang telah
2006). terkontaminasi oleh limbah yang bersifat
Kandungan BOD pada penelitian ini organik. Pada penelitian ini kandungan E.
semuanya atau ke 5 titik lokasi pengambilan coli dari 5 titik pengambilan sampel
sampel hasilnya di atas baku mutu yang di semuanya di atas baku mutu yang di tetapkan
tetapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor dalam Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun
82 Tahun 2001. Kandungan BOD tertinggi di 2001. Kandungan E.coli berkidar 265 MPN
sungai kelurahan Surabaya (titik 4) yaitu 28 sampai >979 MPN dan baku mutu sebasar
mg/l dan kandungan BOD berkisar 7,7 – 28 100 MPN, jadi sungai Bangkahulu mulai dari
sedangkan baku mutu sebesar 2 mg/l, jadi hulu sampai ke hilir tercemar dan tidak bisa

58 Journal of Nursing and Public Health Vol. 9 No. 1 April 2021


digunakan sember air baku untuk pengolahan beberapa strategi yang perlu dilakukan untuk
air bersih PDAM. Bila dipaksakan sebagai air pengendalian pencemaran sungai berupa
baku pengolahan air bersih PDAM pemeriksaan kondisi kualitas air sungai
membutuhkan biaya yang mahal dalam proses Bangkahulu secara berkala untuk mengetahui
pengolahannya. tingkat cemaran; melakukan upaya
Hasil penelitian ini menggambarkan pengendalian pencemaran sungai, apakah ada
bahwa kualitas air sungai bangkahulu mulai Perda Tata Ruang, ada izin buang limbah ke
dari hulu sampai ke hilir tercemar, hal ini badan air, dilakukan inventarisasi dan
dibuktikan dengan tingginya kandungan identifikasi sumber pencemar pada sungai
BOD, COD dan E.coli. Kandungan BOD Bangkahulu, adanya penetapan daya tampung
berkisar 7,7 mg/l – 28mg/l dengan baku mutu beban pencemaran air sungai, adanya
2 mg/l, kandungan COD berkisar 28 mg/l – tindakan pengawasan dan penegakan hukum
35 mg/l dengan baku mutu 10 mg/l, dan terhadap sumber air yang tercemar;
kadungan E. Coli berkisar 265 MPN sampai melakukan identifikasi dokumen pada
>979 MPN dengan baku mutu 100 MPN. industri, misalnya apakah ada dokumen UKL-
Tingginya pencemaran pada sungai UPL, memiliki Instalasi Pengolahan Air
bangkahulu dari hilir sampai ke hulu, karena Limbah (IPAL), limbah yang dibuang ke
di hilir digunakan masyarakat untuk mandi, sungai tidak memenuhi baku mutu
cuci pakaian dan buang air besar, serta lingkungan; mengetahui tingkat partisipasi
buangan air dari kolam ikan. Untuk di titik 2 masyarakat dalam pengolahan air limbah
(desa lubuk sini) selain kegiatan tersebut di rumah tangga, pengetahuan tentang
atas juga digunakan untuk cuci kendaraan. pengelolaan air limbah dan tidak mempunyai
Tingkat cemaran yang tinggi di hulu akan kebiasaan membuang limbah ke sungai.
berpengaruh terhadap cemaran di hilir, setelah Menurut Herlambang (2006) bahwa
titik 2 (desa lubuk sini) ada kegiatan industri pencemaran sungai dapat dikendalikan
karet, kelapa sawit dan tambang batu bara dengan cara pengaturan tata ruang; aspek
yang kemungkinan membuang limbahnya ke legal (pembinaan dan penegakan hukum);
sungai bangkahulu, disamping itu juga limbah baku mutu; perlindungan sumber air;
rumah tangga dan pertanian yang berasal dari monitoring dan evaluasi; kelembagaan;
anak sungai mencemari sungai bangkahulu. kelompok sadar lingkungan dan lembaga
Kualitas air sungai bangkahulu yang tercemar swadaya masyarakat; produksi bersih;
ini melebihi baku mutu untuk sungai kelas 1 teknologi pengolahan limbah; pajak dan bank
yang diperuntukkan sebagai air baku pada lingkungan; serta industri lingkungan.
pengolahan air bersih. Sungai bangkahulu
bila dipaksakan sebagai air baku untuk KESIMPULAN
pengolahan air bersih memerlukan biaya
mahal, perlu diteliti juga jenis cemaran Status mutu air sungai Bangkahulu
lainnya yang sesuai standar baku mutu sungai tingkat indek cemaran yaitu termasuk
kelas 1, karena BOD dan COD hanya kategori cemaran sedang dengan nilai kisaran
mengindikasikan adanya tingkat cemaran. 5,22 - 6,51 dan tidak bisa dijadikan air baku
untuk pengolahan air bersih PDAM Kota
Strategi Pengendalian Pencemaran Air Bengkulu. Parameter Residu terlarut (TSS)
Sungai dan pH di bawah Baku Mutu, sedangkan
Kandungan BOD, COD, dan E. Coli di atas
Strategi pengendalian pencemaran air Baku Mutu sungai kelas I, berdasarkan
sungai Bangkahulu segera dilaksankan, dari Peraturan Pemerintah Nomor : 82 Tahun
hasil kegaitan Focus Group Discussion 2001. Strategi pengendalian pencemaran
(FGD) yang diikuti oleh masyarakat yang sungai Bangkahulu diperlukan adanya
memahami kondisi air sungai Bangkahulu ada pemeriksaan kualitas air sungai secara

P-ISSN: 2338-7033 E-ISSN: 2722-0613 59


berkala, sosialisasi dan penegakan hukum Alpusari. 2004. Kualitas Biologi Perairan
bagi yang melanggar peraturan dan Sungai Senapelan, Sago dan Sail di Kota
perundangan lingkungan hidup. Pekanbaru Berdasarkan Bioindikator
Plankton dan Bentos. Jurnal Biogenesis.
SARAN 1(1):15-20 http://bioyantoo.blogspot.com
di unduh tanggal 06 – 03 – 2014
Penelitian ini dapat dilakukan lebih Supranto J, M.A., Teknik Sampling. Penerbit
lanjut dengan penambahan parameter lainnya. Rineka Cipta.Jakarta,2007
Upaya pengendalian pencemaran air sungai http://expresisastra.blogspot.com di unduh
Bangkahulu akan berhasil jika dilakukan tanggal 21 – 07 – 2014
dengan memperhatikan kondisi kualitas air Zoe’aini Djamal Irawan, 2003. Prinsip-
sungai dan meningkatkan pengetahuan Prinsip Ekologi, Ekosistem, Lingkungan
masyarakat, pengusaha industri dan Dan Pelestarian. Jakarta
keterlibatan pemerintah daerah dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
penegakan hukum. Hasil penelitian ini bisa Nomor 82 Tahun 2001 Tentang
dijadikan dasar untuk penelitian berikutnya. Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air
DAFTAR PUSTAKA Randa, M.S. 2012, Analisis bakteri coliform
(Fekal Dan Non Fekal) pada air sumur di
Asmadi, 2011. Teknologi Pengolahan Air Komplek Roudi Manokwari, Skripsi,
Minum, Gosyen Publishing, Yogyakarta. Universitas Negeri Papua, Manokwari
Chandra, Budiman. 2012. Pengertian Soemirat, Juli. 2011. Kesehatan Lingkungan.
Kesehatan Lingkungan. Jakarta: EGC Yogjakarta: Gajah Mada University Press
Sarudji Didik. 2006. Kesehatan Syilgagemily, 2012. Siklus Hidrologi
Lingkungan.Sidoarjo: Media Ilmu (Biogeokimia) dari
Kunarso, HD. 2007, Teknik Membran Filter http://syilgagemily.blogspot.com/2012/0
Untuk Mendeteksi Bakteri Pencemar. 6/siklus-biogeokimia.html. Diunduh 10
Jurnal Oseana, Vol:24 hal:133-143 Februari 2014.
Meliawati, R.2009, E.Coli dalam kehidupan Wiwoho, 2005. Model Identifikasi Daya
manusia. Jurnal BioTrends Vol.4 No.1 Tampung Beban Cemaran Sungai
Marsri, B. 2004, Analisis Bakteriologis , Dengan Model QUAL2E. Tesis
Kimia Air Sumur Sebagai Air Bersih Di Universitas Diponegoro. Semarang
Mulia, M. Ricki. 2009. Kesehatan
Lingkungan, Yogyakarta: Graha Ilmu.
Mulia Ricky M.. (2005). Kesehatan
Lingkungan. Cetakan kelima.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014
Tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi
Usaha/atau Kegiatan Fasilitas Kesehatan.
Salmin. 2005. Oksigen Terlarut (DO) Dan
Kebutuhan Oksigen Biologi (BOD)
Sebagai Salah Satu Indikator Untuk
Menentukan Kualitas Perairan.
(http://images.atoxsmd.multiply.multiply
content.com di unduh tanggal 21 – 07 –
2014
Suwondo, Elya Febrita, Dessy dan Mahmud

60 Journal of Nursing and Public Health Vol. 9 No. 1 April 2021

Anda mungkin juga menyukai