Laporan Pendahuluan KDP Eliminasi
Laporan Pendahuluan KDP Eliminasi
DISUSUN OLEH:
NURUL WAFDA MARPUNIR RAHMAH
I4051231038
A. Konsep Penyakit
1. Definisi
Eliminasi adalah proses pengeluaran limbah atau zat-zat yang tidak diperlukan
dari dalam tubuh. Eliminasi terbagi dua yaitu eliminasi urin dan eliminasi fekal.
Eliminasi urin dilakukan di bagian sistem perkemihan dengan menyaring dan
mengeluarkan urin dari tubuh sehingga keseimbangan cairan dan elektrolit terjaga.
Eliminasi fekal dilakukan di sistem pencernaan yaitu usus, zat yang tidak diperlukan
oleh tubuh selanutnya akan dibuang dari tubuh dalam bentuk feses yag tujuannya agar
menjaga cairan dan elektrolit, hidrasi, status gizi, integritas kulit, dan kenyamanan
(Risnah, 2021).
2. Etiologi
3. Gangguan pemenuhan
kebutuhan eliminasi BAK
disebabkan oleh :
4. Supra vesikal berupa
pembesaran prostat,
kekakuan lehervesika, batu
kecil dan tumor
7. Dapat disebabkan
oleh kecemasan,
pembesaran prostat,
kelainan patologi uretra,
8. trauma, disfungsi
neurogenik kandung kemih
9. Gangguan pemenuhan
kebutuhan eliminasi BAK
disebabkan oleh :
10. Supra vesikal
berupa kerusakan pada
pusat miksi di
medullaspinalis
11. Vesikal berupa
kelemahan otot detrusor
karena lama teregang
12. Intravesikal berupa
pembesaran prostat,
kekakuan lehervesika, batu
kecil dan tumor
13. Dapat disebabkan
oleh kecemasan,
pembesaran prostat,
kelainan patologi uretra,
14. trauma, disfungsi
neurogenik kandung kemih
15. Supra vesikal berupa
kerusakan pada pusat miksi
di medullaspinalis
16. Vesikal berupa
kelemahan otot detrusor
karena lama teregang
17. Intravesikal berupa
pembesaran prostat,
kekakuan lehervesika, batu
kecil dan tumor
18. Dapat disebabkan
oleh kecemasan,
pembesaran prostat,
kelainan patologi uretra,
19. trauma, disfungsi
neurogenik kandung
kemih.
20. Supra vesikal berupa
kerusakan pada pusat miksi
di medullaspinalis
21. Vesikal berupa
kelemahan otot detrusor
karena lama teregang
22. Intravesikal berupa
pembesaran prostat,
kekakuan lehervesika, batu
kecil dan tumor
23. Dapat disebabkan
oleh kecemasan,
pembesaran prostat,
kelainan patologi uretra,
24. trauma, disfungsi
neurogenik kandung
kemih.
a. Usia
Semakin tua usia maka biasanya tonus otot akan berkurang sehingga kontrol
pada kandung kemih dan anus akan mempengaruhi pola eliminasi seperti contoh
retensi dan inkontinensia urin.
b. Pola diet
Asupan cairan dan serat sangat penting untuk proses eliminasi dan defekasi
klien. Asupan cairan yang tidak adekuat bisa menyebabkan konstipasi. Pemilihan
makanan juga penting dalam proses pencernaan yang pada akhirnya akan
berpengaruh pada proses defekasi, jika asal dalam memilih makanan bisa
menyebabkan diare, perut kembung dan sebagainya.
c. Psikologis
Saat keadaan cemas dan stress dapat meningkatkan stimulasi untuk berkemih
sebagai upaya kompensasi.
Aktivitas dan latihan dapat menyebabkan meningkatnya tonus otot yang dapat
mengarah pada kontrol kandung kemih. Gerakan peristaltik usus juga dibantu
dengan aktivitas sehingga membantu pola eliminasi yang sehat.
e. Kondisi penyakit
f. Kehamilan
g. Obat-obatan
3. Patofisiologi
Eliminasi terbagi menjadi dua yaitu eliminasi urin dan fekal. Gangguan pada
eliminasi urin disebabkan oleh infeksi pada uretra, tumor, dan pembesaran pada
uterus sehingga dapat menyebabkan peradangan dan kompresi pada ureter/uretra.
Peradangan menyebabkan terbentuknya jaringan parut dan kompresi menyebabkan
obstruksi pada sebagian atau keseluruhan saluran yang menyebabkan urin yang keluar
sedikit karena penyempitan pada saluran ureter/uretra yang pada akhirnya terjadilah
retensi urin dan gangguan pola eliminasi urin.
Pada eliminasi fekal, gangguan dapat disebabkan oleh pola konsumsi makan dan
minum yang tidak sehat, kurang minum, menahan buang air besar dan efek obat-
obatan. Hal tersebut menyebabkan obstruksi pada saluran cerna sehingga lama
kelamaan menyebabkan kerusakan neuromuscular yang berarti gerakan peristaltik di
usus dan pengeluaran cairan juga akan menurun karena terjadi penyerapan air yang
berlebihan didalam usus sehingga saat dikeluarkan tinja akan terasa keras, kering dan
akan terjadilah konstipasi.
- Kandung kemih terasa penuh dan merasa tidak nyaman di daerah pubis
- Tidak mampu mengontrol buang air besar dan udara dari anus
a. Pemeriksaan fisik
- Mulut
- Abdomen
Perkusi: Ketuk untuk mengetahui adanya distensi cairan, massa atau udara.
Dimulai dari bagian kanan atas dan seterusnya.
- Kolonoskopi
6. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan gangguan eliminasi urin
- Pengumpulan urin untuk bahan pemeriksaan.
- Urinal
- Kateterisasi.
- Diet
Jika tidak muntah hebat maka pasien diare tidak dianjurkan puasa. Susu
sapi harus dihindarkan karena adanya defisiensi laktase transien yang
disebabkan oleh infeksi virus dan bakteri. Minuman berkafein dan alkohol
juga harus dihindari karena dapat meningkatkan motilitas dan sekresi usus.
Makan makanan tinggi serat bagi penderita konstipasi. Batasi makanan yang
menghasilkan gas seperti kol, buncis dan bawang merah.
- Aktivitas dan Latihan
Posisi terlentang untuk menguatkan otot abdomen dengan menariknya
kedalam dan tahan selama 10 detik kemudian merelaksasikannya. Hal tersebut
dilakukan berulang 5-10 kali sesuai toleransi klien. Latihan lain saat terlentang
juga kontraksikan otot paha dan tahan selama 10 detik, lakukan berulang 5-10
kali sebanyak 4 kali sehari sesuai toleransi klien untuk membantu klien yang
tirah baring mendapatkan kekuatan otot paha sehingga defekasi normal.
Ajarkan juga teknik masase abdomen, manuver valsava dan nafas dalam
- Obat anti-diare
Adapun obat yang dapat mengurangi gejala. 1) paling efektif derival
opioid (loperamide, difenoksilat-atropin dan tinkur opium). Bismuth
subsalisilat dapat digunakan terapi kontraindikasi pada pasien HIV karena
dapat menimbulkan ensefalopati bismuth. Obat antimotilitas harus diberikan
secara hati-hati pada pasien disentri bila tanpa anti mikroba karena dapat
memperlama penyembuhan penyakit. 2) obat yang mengeraskan tinja:
atapulgite 4 x 2 tab/hari, smectite 3 x 1 saset diberikan tiap diare encer sampai
diare berhenti. 3) obat anti sekretorik/anti enkephalinase: Hidrasec 3 x 1
tab/hari.
- Perawatan Medis
Resustasi untuk mengoreksi cairan dan elektrolit tubuh, pengobatan untuk
mencegah parahnya sakit dan nasograstis decompression pada obstruksi parah
untuk mencegah muntah dan aspirasi.
- Operasi
Obstipasi obstruksi total bersifat sangat urgent untuk dilakukan tindakan
operasi karena jika terlambat akan terjadi perforasi (luka) pada usus akibat
tekanan tinggi.
7. Komplikasi
Pada pasien dengan usia yang sudah tua dapat menyebabkan cedera pada medula
spinal sehingga terjadi syok neurogenik. Komplikasi lain yaitu terjadi obstruksi usus,
ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, entrokolitis akibat bakteri, gagal ginjal, batu
pada kandung kemih, infeksi saluran kemih, striktur anal (penyempitan anus) dan
inkontinensia.
8. Pengkajian umum
9. Diagnosa umum
- Konstipasi
- Retensi urin
DAFTAR PUSTAKA