Anda di halaman 1dari 10

Coding : Jurnal Komputer dan Aplikasi

Volume 07, No.03 (2019), hal 65-74 ISSN: 2338-493X


PURWARUPA ALAT UKUR BERAT, PANJANG DAN SUHU BADAN BAYI
BERBASIS WEB MENGGUNAKAN METODE FUZZY
(STUDI KASUS: STATUS GIZI BAYI)

Rini Suminto Tanjaya1, Sampe Hotlan Sitorus2, Uray Ristian3


1,2,3
Jurusan Rekayasa Sistem Komputer; Fakultas MIPA Universitas Tanjungpura

Jl. Prof. Dr. H. Hadari Nawawi, Pontianak


Telp./Fax.: (0561) 577963
e-mail: rinitanjaya@student.untan.ac.id1, sitorus.hotland@gmail.com2,
eristian@siskom.untan.ac.id3

ABSTRAK
Pada penelitian ini dibuat purwarupa sistem pengukuran berat, panjang dan suhu badan,
untuk mengetahui status gizi dari bayi yang telah melakukan pengukuran. Status gizi didapatkan
dari penerapan metode fuzzy dimana pengujiannya dibandingkan dengan perhitungan Z score
menggunakan standar baku antropometri. Hasil pengukuran yang didapatkan selanjutnya diolah di
website menggunakan metode fuzzy untuk mengetahui status gizi bayi yang telah melakukan
pengukuran. Saat dilakukan pengujian diperoleh rata-rata dari selisih pengukuran sensor ultrasonik
adalah 0,07 cm (error 0,085%), sensor load cell dengan rata-rata dari selisih pengujian 0,0351 kg
(error 0,1885%), sensor MLX90614 dengan rata-rata dari selisih pengujian 0,273ºC (error 0,74%).
Hasil selisih dan error ini didapatkan dengan melakukan 10 kali pengujian. Pengujian status gizi
didapat dari perhitungan metode fuzzy yang dibandingkan dengan perhitungan z-score. Dari data
20 bayi didapat 96 data pengukuran, dimana terdapat 4 data yang tidak sesuai. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa sistem yang dibuat berhasil, dengan tingkat keberhasilan 95,83%.

Kata kunci: Status gizi, Antropometri, Metode Fuzzy, Website, Z score

1. PENDAHULUAN tersebut. Solusi yang dapat dilakukan yaitu


Setiap orang tua tentu berkeinginan agar dengan merancang suatu alat ukur berat badan,
anak dapat tumbuh kembang optimal, yaitu dapat panjang dan suhu bayi berbasis sistem minimum
mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang menggunakan metode fuzzy tsukamoto, sehingga
terbaik sesuai dengan potensi genetik yang ada mempermudah petugas kesehatan dalam
pada anak tersebut. Pertumbuhan dan mengukur berat badan, panjang dan suhu pada
perkembangan anak dapat tercapai apabila bayi.
kebutuhan dasar terpenuhi sejak dini, bahkan saat Adapun beberapa penelitian sebelumnya
bayi berada dalam kandungan. Pertumbuhan dan yang telah dipaparkan oleh [2] membuat sistem
perkembangan bayi menjadi penentu pengukur tinggi dan berat badan. Sistem ini
keberhasilan pertumbuhan dan perkembangan dibangun dengan memanfaatkan Mikrokontroler
anak di periode selanjutnya. Pertumbuhan bayi Atmega8535 sebagai pengendali sistem. Sensor
biasanya diamati berdasarkan data pengukuran ultrasonik ping sebagai pengukur tinggi badan
antropometri yang meliputi pengukuran berat balita dan sensor strain gauge sebagai pengukur
badan, tinggi badan, lingkar kepala, dan lingkar berat badan balita. [3] membuat sistem alat ukur
lengan atas. Hasil pengukuran tersebut dicatat untuk bayi yang dimana rangkaian elektroniknya
pada Kartu Menuju Sehat untuk Balita [1]. terdiri dari catudaya, mikrokontroler dan LCD,
Pengukuran berat badan, panjang dan suhu penguat non-inverting dan fototransistor, tinggi
pada bayi yang dilakukan petugas kesehatan saat bayi diukur menggunakan sistem sensor berupa
ini masih secara terpisah karena alat ukur yang LED dan fototransistor dengan cara menggeser
digunakan tidak dirancang dalam satu paket. LED untuk menyesuaikan tinggi bayi. Berat
Sedangkan untuk pengukuran suhu seringkali diukur menggunakan sistem sensor yang terdiri
tidak dilakukan, padahal pengukuran suhu dari pegas, LED dan fototransistor. [4] membuat
diperlukan untuk mengetahui kondisi bayi alat pengukur tinggi dan berat badan otomatis

65
Coding : Jurnal Komputer dan Aplikasi
Volume 07, No.03 (2019), hal 65-74  ISSN: 2338-493X
yang menggunakan suara sebagai output, yang disebabkan oleh kurangnya gizi. Data ini
pengukuran berat menggunakan sensor load cell penting untuk memonitor pengaruh intervensi
dan untuk mengukur tinggi menggunakan sensor gizi dalam upaya penyembuhan penyakit, trauma,
jarak ultrasonik. Dari tiga penelitian tersebut alat pembedahan dan lain sebagainya.
masih belum dilengkapi dengan sensor suhu 2.3 Metode Fuzzy
untuk mengetahui suhu badan dari bayi, dan Logika Fuzzy pertama kali diperkenalkan
keluaran yang dihasilkan hanya berupa informasi oleh Prof. Lotfi A. Zadeh pada tahun 1965. Dasar
tinggi dan berat badan bayi. logika Fuzzy adalah teori himpunan Fuzzy. Pada
Dari beberapa penelitian yang telah teori himpunan Fuzzy, peranan derajat
dipaparkan, maka dirancang sebuah alat untuk keanggotaan sebagai penentu keberadaan elemen
membantu petugas kesehatan dalam mengukur dalam suatu himpunan sangatlah penting. Nilai
berat badan, panjang dan suhu pada bayi. Maka keanggotaan atau derajat keanggotaan atau
dibuat suatu penelitian dengan judul “Purwarupa membership function menjadi ciri utama dari
Alat Ukur Berat, Panjang dan Suhu Badan Bayi penalaran dengan logika Fuzzy [8]. Dalam logika
Berbasis Web Menggunakan Metode Fuzzy” Fuzzy terdapat beberapa hal yang penting untuk
sehingga mempermudah kinerja petugas diketahui, yaitu himpunan fuzzy, fungsi
kesehatan untuk mengukur bayi secara otomatis keanggotaan, operasi himpunan fuzzy dan fungsi
baik panjang, berat dan suhu guna mengetahui implikasi [8].
kondisi dari bayi tersebut.
2.3.1 .Himpunan Fuzzy
2. LANDASAN TEORI Himpunan Fuzzy yaitu suatu kelompok
2.1 Status Gizi yang mewakili suatu keadaan dalam suatu
Status gizi merupakan keadaan tubuh variabel. Pada himpunan fuzzy, nilai keanggotaan
sebagai akibat konsumsi makanan dan terletak pada 0 sampai 1. Apabila x memiliki nilai
penggunaan zat gizi, dimana zat gizi sangat keanggotaan fuzzy 0 (𝜇𝐴[𝑋] = 0), berarti x tidak
dibutuhkan oleh tubuh sebagai energi, menjadi anggota himpunan A, apabila x memiliki
pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh, nilai keanggotaan fuzzy tidak sama dengan 0
serta pengatur proses tubuh [5]. Penilaian status (𝑥−𝑎)
(𝜇𝐴[𝑋] = (𝑏−𝑎)
), berarti x merupakan anggota
gizi pada bayi didapat berdasarkan pengukuran
antropometri yang terdiri dari variabel umur, himpunan A, namun tidak sepenuhnya menjadi
jenis kelamin, berat badan (BB) dan panjang anggota himpunan A,dan apabila x memiliki nilai
badan (PB). keanggotaan fuzzy 1 (𝜇𝐴[𝑋] = 1), berarti x
merupakan himpunan penuh dari A. Himpunan
2.2 Antropometri fuzzy memiliki dua atribut yaitu linguistik dan
Menurut Wignjosoebroto [6], antropometri numerik.
adalah ilmu yang berkaitan dengan pengukuran 2.3.2 Fungsi Keanggotaan
dimensi tubuh manusia. Secara definitif Fungsi keanggotaan merupakan suatu
antropometri dapat dinyatakan sebagai suatu ilmu kurva yang menunjukkan pemetaan titik-titik
yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh input data kedalam nilai keanggotaan (derajat
manusia, karena manusia pada dasarnya akan keanggotaan) yang memiliki interval 0 sampai 1.
memiliki bentuk, ukuran tinggi dan lebar badan Salah satu cara untuk mendapatkan nilai
dan sebagainya. Sedangkan menurut Sutalaksana keanggotaan adalah dengan melalui pendekatan
[7], antropometri adalah pengetahuan yang fungsi. Ada beberapa fungsi yang dapat
menyangkut tentang pengukuran tubuh manusia digunakan yaitu:
khususnya dimensi tubuh. 1. Representasi Linear
Pengukuran antropometri meliputi Representasi linear adalah pemetaan input
pengukuran berat badan, panjang badan, lingkar ke derajat keanggotaannya digambarkan sebagai
kepala dan lingkar lengan atas. Hasil yang suatu garis lurus. Pada representasi linear
diperoleh dari pengukuran antropometri terdapat dua kemungkinan, yaitu representasi
merupakan indikator sensitif dari kesehatan, kurva linear naik dilihat pada Gambar 1 dan
perkembangan, dan pertumbuhan bayi dan anak. representasi kurva linear turun yang dapat dilihat
Hasil pengukuran antropometri dapat digunakan pada Gambar 2, sedangkan untuk fungsi
untuk mengevakuasi status gizi, apakah berupa keanggotaan kurva linear naik dapat dilihat pada
obesitas yang disebabkan gizi lebih atau kurus
66
Coding : Jurnal Komputer dan Aplikasi
Volume 07, No.03 (2019), hal 65-74 ISSN: 2338-493X
Persamaan 1 dan fungsi keanggotaan kurva linear fungsi keanggotaan dapat dilihat pada Persamaan
turun dapat dilihat pada Persamaan 2. 4.

Gambar 4. Representasi Kurva Trapesium


Fungsi keanggotaan:
Gambar 1. Representasi Kurva Linear Naik 0; x ≤ a atau ≥ d
x−a
Fungsi keanggotaan representasi kurva linear ; a≤x≤b
b−a
μ[x] = (4)
naik: 1; b≤x≤c
c−x
0; x≤a ; c≤x≤d
(x−a)
{ c−b
μ[x] = { ; a≤x≤b (1)
(b−a)
4. Representasi Kurva Bahu
1; x≥b
Daerah yang terbentuk di tengah-tengah
suatu variabel yang direpresentasikan dalam
bentuk kurva segitiga, pada sisi kanan dan
kirinya akan naik turun. Bahu kiri bergerak dari
benar ke salah, sedangkan bahu kanan bergerak
dari salah ke benar. Representasi kurva bahu
dapat dilihat pada Gambar 5 dengan fungsi
Gambar 2. Representasi Kurva Linear Turun keanggotaan dapat dilihat pada Persamaan 5.
Fungsi keanggotaan representasi kurva linear
turun:
b−x
; a≤x≤b
μ[x] = { b−a (2)
0; x≥b
2. Representasi Kurva Segitiga
“Kurva segitiga pada dasarnya terbentuk Gambar 5. Representasi Kurva Linear Bahu
dari gabungan antara 2 garis (linear)” [9]. Fungsi keanggotaan:
Representasi kurva segitiga dapat dilihat pada 0; 𝑥≤𝑏
𝑏−𝑥
Gambar 3 dengan fungsi keanggotaan dapat ; 𝑎≤𝑥≤𝑏
𝑏−𝑎
dilihat pada Persamaan 3. 1; 𝑥≥𝑎
𝜇[𝑥] =
0; 𝑥≤𝑎
(5)
𝑥−𝑎
; 𝑎≤𝑥≤𝑏
𝑏−𝑎
{ 0; 𝑥≥𝑏

2.9.1 Operator Dasar Zadeh


Nilai kanggotaan sebagai hasil dari operasi
dua himpunan yang sering dikenal dengan nama
Gambar 3. Representasi Kurva Linear Segitiga fire strength atau α-predikat. Ada tiga operator
Fungsi keanggotaan: dasar yang diciptakan oleh Zadeh, yaitu [9]:
0; x ≤ a atau ≥ c
x−a 1. Operator AND
μ[x] = { ; a≤x≤b (3)
b−a
c−x Operator AND berhubungan dengan operasi
; b≤x≤c interaksi pada himpunan α-predikat sebagai hasil
c−b
operasi, operator AND diperoleh dengan
3. Representasi Kurva Trapesium
mengambil nilai keanggotaan terkecil antar
Representasi kurva trapesium terdiri dari
elemen pada himpunan-himpunan yang
beberapa nilai x yang memiliki derajat
bersangkutan.
keanggotaan sama dengan 1, tetapi terdapat pula
𝜇𝐴∩𝐵 = 𝑚𝑖𝑛(𝜇𝐴 (𝑥), 𝜇𝐵 (𝑦)) (6)
derajat keanggotaan yang memiliki bentuk yang
sama dengan kurva segitiga. Representasi kurva
trapesium dapat dilihat pada Gambar 4 dengan
67
Coding : Jurnal Komputer dan Aplikasi
Volume 07, No.03 (2019), hal 65-74  ISSN: 2338-493X
2. Operator OR
Operator OR berhubungan dengan operasi
union pada himpunan α-predikat sebagai hasil
operasi, operator OR diperoleh dengan
mengambil nilai keanggotaan terbesar antar
elemen pada himpunan-himpunan yang
bersangkutan.
𝜇𝐴∪𝐵 = 𝑚𝑎𝑥(𝜇𝐴 (𝑥), 𝜇𝐵 (𝑦)) (7)
3. Operator NOT
Operator NOT berhubungan dengan
operasi komplemen pada himpunan α-predikat
sebagai hasil operasi, operator NOT diperoleh
dengan mengurangkan nilai keanggotaan
elemen pada himpunan yang bersangkutan dari
1.
𝜇𝐴′ = 1 − 𝜇𝐴 (𝑥) (8)
2.9.2 Fungsi Implikasi
Tiap-tiap aturan yang mengikuti IF
disebut sebagai anteseden, sedangkan tiap-tiap
aturan yang mengikuti THEN disebut sebagai
konsekuen. Tiap-tiap aturan ini diperluas
dengan menggunakan operator fuzzy, seperti:
IF (X1 is A1) ⊚ (x2 is A2) ⊚ ... ⊚ (xn is An) THEN
y is B (9)
simbol ⊚ adalah operator (OR dan AND).
Salah satu fungsi implikasi yang digunakan Gambar 6. Diagram Alir Metode Penelitian
adalah MIN (minimum) yang berfungsi
memotong output himpunan fuzzy. Untuk 4. PERANCANGAN
mendapatkan output diperlukan 3 tahapan yaitu 4.1 Diagram Blok Sistem
fuzzifikasi, komposisi aturan dan defuzzifikasi.
3. METODE PENELITIAN
Proses penelitian yang dilakukan pertama
adalah studi literatur sebagai pendukung dalam
penelitian dan berkaitan dengan masalah yang
diangkat dalam penelitian. Selanjutnya
pengumpulan data dilakukan pengambilan data
pengukuran berat dan panjang badan dari 20 Gambar 7. Diagram Blok Sistem
bayi dengan total data 96 data pengukuran. Adapun penjelasan lebih lanjut dari
Langkah selanjutnya adalah analisa kebutuhan Gambar 7 ini adalah sebagai berikut:
yang meliputi kebutuhan perangkat keras dan 1. Data hasil pengukuran didapat dari
perangkat lunak. Kemudian melakukan pengukuran berat badan, panjang dan suhu
perancangan sistem yaitu mendesain basis data, pada bayi yang didapat dari sensor.
flowchart dan antarmuka sistem. Selanjutnya 2. Setelah data pengukuran di dapatkan, data
implementasi sistem menggunakan bahasa tersebut kemudian dikirim ke sistem aplikasi
pemrograman. Kemudian dilakukan pengujian website.
sistem untuk memeriksa sistem yang dibuat 3. Pada tahap ini data pengukuran bayi telah
dapat berjalan dengan baik dan menghasilkan berada di dalam aplikasi website. Data akan
data yang valid. Diagram alir penelitian ini diproses dan dilakukan perhitungan menurut
dapat dilihat pada Gambar 6. metode yang digunakan.

68
Coding : Jurnal Komputer dan Aplikasi
Volume 07, No.03 (2019), hal 65-74 ISSN: 2338-493X
4.2 Rancangan Perangkat Keras Antarmuka website berfungsi sebagai
Tahap ini dilakukan perancangan penggolah data uji dan data latih, serta untuk
perangkat keras secara keseluruhan dengan menampilkan data pengukuran berat, panjang dan
diagram blok sistem sebagai acuan. Perancangan suhu badan bayi yang didapatkan dari perangkat
perangkat keras dimulai dengan merancang keras. Diagram alir untuk antarmuka web dapat
rangkaian alat dan beberapa komponen menjadi dilihat pada Gambar 10.
sebuah sistem yang kemudian dirangkai menjadi
satu kesatuan sistem. Perancangan perangkat
keras secara keseluruhan dapat dilihat pada
Gambar 8.

Gambar 8. Perancangan Perangkat Keras


Keseluruhan
Hubungan antar komponen-komponen pada
keseluruhan sistem dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Hubungan Antar Komponen ke Pin
Arduino
Arduino
VCC, GND, Trig & 5V, GND, 6 &
Ultrasonik
Echo 5
GND, VCC, SDA GND, 5V, A4
LCD I2C
& SCL & A5
Tabel 1. GND, VCC, SDA GND, 5V, A0
MLX90614 & SCL & A1 Gambar 10. Diagram Alir Antarmuka Web
Load Cell & GND, VCC, DT & GND, 5V, 0 &
HX711 SCK 1 4.4 Data Flow Diagram (DFD)
NodeMCU
VCC, GND, UTXD VCC, GND, 4.4.1 Diagram Konteks (DFD Level 0)
& URXD TRX & RXD Diagram konteks dari penelitian ini dapat
4.3 Perancangan Perangkat Lunak dilihat pada Gambar 11.
Perancangan perangkat lunak terdiri dari 2,
yaitu prancangan perangkat lunak arduino dan
perancangan perangkat lunak website. Diagram
alir program arduino untuk sistem pengukuran
berat, panjang dan suhu badan bayi dapat dilihat
pada Gambar 9.

Gambar 11. DFD Level 0


4.4.2 DFD Level 1
DFD level 1 dari penelitian ini terdapat
dua entitas yaitu petugas dan alat, serta terdapat
6 proses yang dapat dilihat pada Gambar 12.
Gambar 9. Diagram Alir Program Arduino
69
Coding : Jurnal Komputer dan Aplikasi
Volume 07, No.03 (2019), hal 65-74  ISSN: 2338-493X
ERD pada penelitian ini dapat dilihat pada
Gambar 14.

Gambar 12. DFD Level 1


4.4.3 DFD Level 2 Gambar 14. ERD
DFD level 2 pada penelitian ini 4.6 Perancangan Mekanik
merupakan dekomposisi dari proses-proses yang Perancangan mekanik pada penelitian ini
ada pada DFD Level 1. DFD Level 2 pada dapat dapat dilihat pada Gambar 15.
dilihat pada Gambar 13.

Gambar 15. Perancangan Mekanik


4.7 Rule Metode Fuzzy
4.7.1 Fuzzifikasi
Pada proses fuzzifikasi terdapat 4 variabel
fuzzy input yaitu variabel umur, jenis kelamin,
berat dan panjang badan. Grafik derajat
keanggotaan variabel umur dapat dilihat pada
Gambar 16.

Gambar 16. Derajat keanggotaan variabel umur


Dengan ketentuan untuk mendapatkan derajat
keanggotaan tiap variabel sebagai berikut:
Gambar 13. DFD Level 2 1 ; 𝑥≤4
8−𝑥
𝜇𝑓𝑎𝑠𝑒1 = { ; 4≤𝑥≤8
4.5 Entity Relationship Diagram (ERD) 4
ERD adalah suatu pemodelan dari basis 0 ; 𝑥≥8
0; 𝑥≤4
data yang berdasarkan objek yang saling 𝑥−4
berhubungan antara satu dengan yang lainnya ; 4≤𝑥≤8
𝜇𝑓𝑎𝑠𝑒2 = 4
yang dikonversikan kedalam bentuk diagram. 12 − 𝑥
{ ; 8 ≤ 𝑥 ≤ 12
4
70
Coding : Jurnal Komputer dan Aplikasi
Volume 07, No.03 (2019), hal 65-74 ISSN: 2338-493X
0; 𝑥≤8 Grafik derajat keanggotaan variabel panjang
𝑥−8
𝜇𝑓𝑎𝑠𝑒3 ={ ; 8 ≤ 𝑥 ≤ 12 badan bayi laki-laki dapat dilihat pada Gambar
4
1; 𝑥≥8 19.

Grafik derajat keanggotaan variabel berat badan


untuk bayi laki-laki dapat dilihat pada pada
Gambar 17.

Gambar 19. Grafik Derajat Keanggotaan Panjang


Badan Bayi Laki-laki
Derajat keanggotan panjang badan untuk bayi
laki-laki sebagai berikut:
Gambar 17. Grafik Derajat keanggotaan variabel berat 1; 𝑥 ≤ 42
badan bayi laki-laki 62 − 𝑥
𝜇𝑃𝑒𝑛𝑑𝑒𝑘 = { ; 42 ≤ 𝑥 ≤ 62
40
Dengan ketentuan untuk mendapatkan derajat 0; 𝑥 ≥ 62
keanggotaan berat badan bayi laki-laki sebagai 0; 𝑥 ≤ 42
𝑥 − 42
berikut: 𝜇𝑆𝑒𝑑𝑎𝑛𝑔 =
; 42 ≤ 𝑥 ≤ 62
1; 𝑥≤2 20
82 − 𝑥
8.5 − 𝑥
𝜇𝑅𝑖𝑛𝑔𝑎𝑛 = { ; 2 ≤ 𝑥 ≤ 8.5 { 20 ; 62 ≤ 𝑥 ≤ 82
6.5 0; 𝑥 ≤ 62
0; 𝑥 ≥ 8.5 𝑥 − 62
0; 𝑥≤2 𝜇𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 = { ; 62 ≤ 𝑥 ≤ 82
𝑥−2 20
; 2 ≤ 𝑥 ≤ 8,5 1; 𝑥 ≥ 82
𝜇𝑆𝑒𝑑𝑎𝑛𝑔 = 6.5
15 − 𝑥 Grafik derajat keanggotaan variabel panjang
{ 6.5 ; 8.5 ≤ 𝑥 ≤ 15
badan bayi perempuan dapat dilihat pada Gambar
0; 𝑥 ≤ 8.5
𝑥 − 8.5
20.
𝜇𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 = { ; 8.5 ≤ 𝑥 ≤ 15
6.5
1; 𝑥 ≥ 15
Grafik derajat keanggotaan variabel berat badan
bayi perempuan dapat dilihat pada Gambar 18.

Gambar 20. Grafik Derajat Keanggotaan Panjang Bayi


Perempuan

Gambar 18. Grafik Derajat keanggotaan variabel berat


Derajat keanggotaan panjang badan untuk bayi
badan bayi perempuan perempuan sebagai berikut:
1; 𝑥 ≤ 40
Derajat keanggotaan berat badan bayi perempuan 60 − 𝑥
𝜇𝑃𝑒𝑛𝑑𝑒𝑘 = { ; 40 ≤ 𝑥 ≤ 60
adalah sebagai berikut: 2
1; 𝑥≤2 0; 𝑥 ≥ 60
7−𝑥 0; 𝑥 ≤ 42
𝜇𝑅𝑖𝑛𝑔𝑎𝑛 = { ; 2≤𝑥≤7 𝑥 − 40
2 ; 40 ≤ 𝑥 ≤ 60
0; 𝑥≥7 𝜇𝑆𝑒𝑑𝑎𝑛𝑔 = 20
0; 𝑥≤8 80 − 𝑥
𝑥−2 { 20 ; 60 ≤ 𝑥 ≤ 80
; 7 ≤ 𝑥 ≤ 13 0; 𝑥 ≤ 60
𝜇𝑓𝑎𝑠𝑒3 = 5
13 − 𝑥 80 − 𝑥
; 𝑥 ≥ 13 𝜇𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 = { ; 60 ≤ 𝑥 ≤ 80
{ 1 20
0; 𝑥≤7 1; 𝑥 ≥ 80
𝑥−7 Setelah didapatkan derajat keanggotaan
𝜇𝑓𝑎𝑠𝑒3 = { ; 7 ≤ 𝑥 ≤ 13
6 proses selanjutnya adalah komposisi aturan
1; 𝑥 ≥ 13

71
Coding : Jurnal Komputer dan Aplikasi
Volume 07, No.03 (2019), hal 65-74  ISSN: 2338-493X
dengan pendekatan basis pengetahuan yang dilakukan perhitungan metode fuzzy, variabel
berbasis aturan berdasarkan 3 variabl masukkan. umur terdapat pada fase 1 dan fase 2, sehingga
Basis pengetahuan pada penelitian ini dapat perhitungan berdasarkan proses fuzzifikasi yang
dilihat pada Tabel 2. digunakan adalah sebagai berikut:
8−7
Tabel 2. Basis Pengetahuan 𝜇𝐹𝑎𝑠𝑒1 = = 0.25
4
7−4
Aturan Status 𝜇𝐹𝑎𝑠𝑒2 = = 0.75
Kode 4
Var 1 Var 2 Var 3 Gizi Variabel berat badan bayi terdapat dalam
R1 Fase 1 Ringan Pendek Kurang kategori ringan dan sedang, sehingga perhitungan
R2 Fase 1 Ringan Sedang Kurang
sebagai berikut:
8.5 − 7
R3 Fase 1 Ringan Panjang Kurang 𝜇𝑅𝑖𝑛𝑔𝑎𝑛 = = 0.23
6.5
7−2
R4 Fase 1 Sedang Pendek Normal 𝜇𝑆𝑒𝑑𝑎𝑛𝑔 = = 0.76
6.5
R5 Fase 1 Sedang Sedang Normal Variabel panjang badan bayi terdapat pada
R6 Fase 1 Sedang Panjang Lebih kategori pendek dan sedang, sehingga
perhitungan berikut:
R7 Fase 1 Berat Pendek Obesitas 62 − 55
𝜇𝑃𝑒𝑛𝑑𝑒𝑘 = = 0.35
R8 Fase 1 Berat Sedang Lebih 20
55 − 42
R9 Fase 1 Berat Panjang Lebih 𝜇𝑆𝑒𝑑𝑎𝑛𝑔 = = 0.65
20
R10 Fase 2 Ringan Pendek Kurang Setelah diperoleh nilai derajat, proses
R11 Fase 2 Ringan Sedang Kurang selanjutnya adalah komposisi aturan. Terdapat
beberapa aturan fuzzy yang sama, sehingga akan
R12 Fase 2 Ringan Panjang Buruk
diambil solusi fuzzy dengan menggunakan
R13 Fase 2 Sedang Pendek Normal metode Min yang akan dijabarkan sebagai
R14 Fase 2 Sedang Sedang Normal berikut:
R15 Fase 2 Sedang Panjang Normal Fase 1 (0.25) and ringan (0.23) and pendek (0.35)
then kurang = 0.23
R16 Fase 2 Berat Pendek Obesitas
Fase 1 (0.25) and ringan (0.23) and sedang (
R17 Fase 2 Berat Sedang Lebih 0.65) then kurang = 0.23
R18 Fase 2 Berat Panjang Lebih Fase 1 (0.25) and sedang (0.76) and ringan (0.35)
R19 Fase 3 Ringan Pendek Kurang then normal = 0.25
Fase 1 (0.25) and sedang (0.76) and sedang
R20 Fase 3 Ringan Sedang Buruk
(0.65) then normal = 0.25
R21 Fase 3 Ringan Panjang Buruk Fase 2 (0.75) and ringan (0.23) and pendek (0.35)
R22 Fase 3 Sedang Pendek Normal then kurang = 0.23
R23 Fase 3 Sedang Sedang Normal Fase 2 (0.75) and ringan (0.23) and sedang (0.65)
then kurang = 0.23
R24 Fase 3 Sedang Panjang Obesitas
Fase 2 (0.75) and sedang (0.76) and ringan (0.35)
R25 Fase 3 Berat Pendek Lebih then normal = 0.35
R26 Fase 3 Berat Sedang Lebih Fase 2 (0.75) and sedang (0.76) and sedang (0.65)
R27 Fase 3 Berat Panjang Lebih then normal = 0.65
Proses terakhir yaitu defuzzifikasi, sehingga nilai z
5. IMPLEMENTASI, PENGUJIAN DAN diperoleh dengan perhitungan sebagai berikut:
PEMBAHASAN ((0.23 ∗ 48) + (0.23 ∗ 48) + (0.25 ∗ 53) +
5.1 Perhitungan Metode Fuzzy dan Z-Score (0.25 ∗ 53) + (0.23 ∗ 48) + (0.23 ∗ 48) +
Perhitungan metode fuzzy dan z-score (0.35 ∗ 53) + (0.65 ∗ 53))
𝑧∗ =
(0.23 + 0.23 + 0.25 + 0.25 + 0.23 + 0.23 +
berfungsi sebagai pembanding untuk mengetahui
0.35 + 0.65)
validasi dalam hasil penentuan status gizi bayi. (11.04 + 11.04 + 13.25 + 13.25 + 11.04 +
Diketahui bayi laki-laki bernama Agung Guntoro 11.04 + 18.55 + 34.45)
𝑍∗ =
berumur 7 bulan dengan hasil pengukuran berat (0.23 + 0.23 + 0.25 + 0.25 + 0.23 + 0.23 +
badan 7 kg dan panjang badan 55 cm. 0.35 + 0.65)
123.66
Berdasarkan data yang telah didapat maka 𝑍∗ = = 51.09 (normal)
2.42
72
Coding : Jurnal Komputer dan Aplikasi
Volume 07, No.03 (2019), hal 65-74 ISSN: 2338-493X
Setelah didapat hasil dari perhitungan metode 7 − 4,5
BB/PB = = 4,17 (Obesitas)
fuzzy dengan data yang sama yaitu bayi laki-laki 5,1 − 4,5
bernama Agung Guntoro berumur 7 bulan Setelah dilakukan perhitungan didapat nilai
dengan berat badan 7 kg dan panjang badan 55 metode fuzzy (51,09) dan z-score (-1,4), nilai
cm akan dilakukan perhitungan z-score sebagai yang didapat kemudian dibandingkan sebagai
berikut: validasi, setelah dibandingkan bayi Agung
7 − 8,3 Guntoro memiliki status gizi “normal”.
BB/U = = −1,4 (Gizi normal)
8,3 − 7,4
55 − 69,2
PB/U = = −6,45 (Sangat pendek)
69,2 − 67
5.2 Pengujian Keseluruhan maupun aplikasi antarmuka website yang telah
dibuat. Hasil pengujian keseluruhan sistem dapat
Pengujian keseluruhan dilakukan untuk dilihat pada Tabel 3.
mengetahui kerja dari sistem pengukuran dan
perhitungan status gizi bayi, baik perangkat keras
Tabel 3. Hasil Pengujian Keseluruhan Sistem

5.3 Analisa Pengujian dengan perancangan yang telah dibuat. Analisa


Dari keseluruhan hasil pengujian yang telah pengujian dapat dilihat dari parameter hasil
dilakukan oleh sistem pengukuran berat, panjang pengujian pada Tabel 4.
dan suhu badan bayi dapat berfungsi sesuai
Tabel 4. Parameter Hasil Pengujian
No Pengujian Parameter Keterangan Hasil
Pengujian Sensor dapat Sensor dapat mengukur panjang badan bayi dan
Berhasil
1 sensor mengukur panjang hasil pengukuran dapat ditampilkan pada LCD dan
ultrasonik badan bayi website.
Sensor dapat Sensor dapat mengukur berat badan bayi dan hasil
Pengujian Berhasil
2 mengukur berat badan pengukuran dapat ditampilkan pada LCD dan
sensor load cell
bayi website.
Pengujian Sensor dapat Sensor dapat mengukur suhu badan bayi dan hasil
Berhasil
3 sensor mengukur suhu pengukuran dapat ditampilkan pada LCD dan
MLX90614 badan bayi website.
Pengujian LCD LCD berfungsi
LCD merespons baik dengan menampilkan hasil
16x2 12C sebagai user Berhasil
4 pengukuran dan informasi hasil upload data.
interface pada
bagian alat
Pengujian
NodeMCU berfungsi NodeMCU dapat mengirimkan data dari hasil
NodeMCU Berhasil
5 untuk mengirimkan pengukuran ke website dan informasi dari upload
data ke website data dapat ditampilkan pada LCD.
Website dapat
berfungsi sesuai Website ter koneksi dengan Arduino, dapat
Pengujian
dengan program menerima data hasil pengukuran sensor-sensor dari Berhasil
6 antarmuka
yang dibuat, dapat Arduino serta dapat memproses dan menyimpan
website
ter koneksi dengan data yang dikirimkan melalui Arduino.
Arduino.

73
Coding : Jurnal Komputer dan Aplikasi
Volume 07, No.03 (2019), hal 65-74  ISSN: 2338-493X
Tabel 4. Parameter Hasil Pengujian (Lanjutan)
No Pengujian Parameter Keterangan Hasil
Metode fuzzy dapat Metode fuzzy dapat menentukan status gizi
Implementasi Berhasil
7 menentukan status berdasarkan berat dan panjang badan bayi yang
metode fuzzy
gizi didapat dari hasil pengukuran alat.

6 KESIMPULAN DAN SARAN badan tetapi ditambah dengan pengukuran


6.1 Kesimpulan lingkar kepala dan lingkar lengan atas.
Berdasarkan proses perancangan pengujian 2. Diharapkan sistem perangkat lunak dapat
dan penerapan dari sistem pengukuran berat, ditingkatkan bukan hanya untuk bayi tapi
panjang dan suhu badan bayi berbasis web juga bisa digunakan untuk balita. Dapat
menggunakan metode fuzzy, dapat ditarik juga ditambah fitur-fitur yang sekiranya
kesimpulan sebagai berikut : dapat memaksimalkan website yang telah
1. Dengan adanya sistem pengukuran berat, dibuat.
panjang dan suhu badan bayi berbasis web 3. Diharapkan sistem ini bukan hanya dibuat
dan perhitungan status gizi dengan skala prototipe, tapi bisa dikembangkan
menggunakan metode fuzzy, proses untuk skala industri.
pengukuran tidak perlu lagi dilakukan
secara manual dan satu per satu, karena DAFTAR PUSTAKA
purwarupa sudah bisa merangkap proses [1] Suparyanto. (2010). Deteksi Dini Tumbuh
tersebut dalam satu sistem secara otomatis. Kembang Anak Balita Melalui KMS.
2. Integrasi antara arduino dan website dapat Jombang: STIKES Kabupaten Jombang.
berfungsi secara otomatis dengan cara [2] Kusumah, H. (2015). Sistem Pengukuran
Arduino mengirim data pembacaan sensor Tinggi dan Berat Badan Untuk Posyandu
load cell, ultrasonik dan MLX90614 Menggunakan Mikrokontroler
berupa hasil pengukuran ke website, ATmega8535.
sehingga website berhasil menampilkan [3] Fajri, N. (2014). Rancang Bangun Alat
Ukur Tinggi dan Berat Badan Bayi
data berupa hasil pengukuran dan
Berbasis Mikrokontroler ATmega8535
perhitungan status gizi. Dengan Sensor Fototransistor. Jurnal
3. Purwarupa berat, panjang dan suhu badan Fisika Unand Vol. 3, No. 3, Juli 2014.
bayi yang dibuat dapat membuat bayi [4] Chalid, R. A. (2016). Alat Ukur Tinggi dan
merasa nyaman dengan tidak membatasi Berat Badan Otomatis Output Suara
gerak bayi. Berbasis Mikrokontroller.
4. Dalam sistem pengukuran, untuk [5] Auliya, C., K.H, O. W., & Budiono, I.
pengukuran berat badan didapatkan error (2015). Jurnal Profil Status Gizi Balita
sebesar 0,1885%, pengukuran panjang Ditinjau Dari Topografi Wilayah Tempat
badan didapat error sebesar 0,085% dan Tinggal (Studi Di Wilayah Pantai Dan
Wilayah Punggung Bukit Kabupaten
pengukuran suhu badan didapat error
Jepara).
sebesar 0,74% yang didapat dari 10 kali [6] Wignjosoebroto, S. (2003). Ergonomi Studi
pengujian. Gerak dan Waktu. Surabaya: Guna Widya.
5. Dalam sistem perhitungan status gizi [7] Sutalaksana, I. Z. (2006). Teknik Tata Cara
berdasarkan metode fuzzy dari 96 data Kerja. Bandung: Jurusan Teknik Industri,
yang diuji didapat 4 data yang tidak sesuai Institut Teknologi Bandung.
dengan perbandingan perhitungan z-score. [8] Kusumadewi, S., & Purnomo, H.
6. Berdasarkan hasil pengujian didapatkan (2010). Aplikasi Logika Fuzzy
tingkat akurasi dari metode fuzzy sebesar Untuk Pendukung Keputusan Edisi
95,83%. 2. Yogyakarta: Graha Ilmu.
6.2 Saran [9] Kusumadewi, S. (2004). Aplikasi Logika
Adapun saran untuk perbaikan dan Fuzzy Untuk Pendukung Keputusan.
pengembangan dari tugas akhir ini adalah: Yogyakarta: Graha Ilmu.
1. Untuk pengembangan selanjutnya
diharapkan sistem ini tidak hanya terbatas
pada pengukuran berat, panjang dan suhu

74

Anda mungkin juga menyukai