Anda di halaman 1dari 15

Tumor Mammae Susp.

Malignancy
Tumor adalah pertumbuhan jaringan baru (neoplasma) yang timbul
dalam tubuh akibat pengaruh berbagai factor yang menyebabkan
jaringan sekitar pada tingkat gen kehilangan kendali normal atas
Definisi
pertumbuhannya.1 Tumor atau neoplasma dapat dibedakan menjadi tumor
jinak dan tumor ganas (kanker) yang memiliki karakteristik dan ciri khas
yang berbeda.1
Kejadian kanker payudara meningkat di seluruh dunia, tidak terkecuali di
daerah insiden rendah seperti Asia. Insiden kanker payudara di seluruh
dunia telah meningkat dari 720.000 kasus per tahun pada tahun 1985
menjadi 1.000.000 kasus baru pada tahun 2000.2
Angka kematian tumor ganas payudara lebih tinggi pada negara
berkembang dibandingkan negara dengan penyebab utama akibat
kurangnya program skiring yang efektif untuk mendeteksi keadaan
sebelum kanker maupun pada kanker stadium dini.2
Epidemiologi
Di Indonesia Insiden kanker payudara adalah sebesar 26/100.000
penduduk dengan prevalensi tertinggi ditempati oleh Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta yaitu sebesar 2,4%, diikuti Kalimantan Timur
1,0%, dan Sumatera Barat 0,9%.2
Berdasarkan jenis kelamin pasien kanker payudara di Indonesia, adalah
perempuan sebesar 2,2/1000 penduduk dan laki-laki sebesar 0,6/1000
penduduk. Kanker payudara juga menjadi penyebab kematian kanker
terbanyak di Indonesia.2
Untuk saat ini, etiologi pasti tumor payudara tidak diketahui secara pasti,
tetapi memiliki beberapa factor pencetus yang telah teridentifikasi, yaitu:
Etiologi jenis kelamin, riwayat keluarga, factor genetic, factor usia, factor
hormonal, usia saat kehamilan pertama, dan riwayat penggunaan
kontrasepsi.3
Faktor Resiko Berdasarkan penelitian terbaru pada jurnal breast cancer: targets and
therapy tahun 2019 faktor resiko dari tumor dibedakan menjadi 3, yaitu:
1. Protective
- Full-term pregnancy
- Ovulatory menstrual cycle
- Pregnancy characteristics
- Lesser lactation duration
- More physical activity
- Vitamin D
2. Predisposing
- Female gender
- Age
- Late age of menopause
- Pregnancy characteristics
- Hormonal contraceptive methods
- Postmenopausal hormone therapy
- Genetic factors
- Positive family history of breast cancer
- Benign breast disorders
- Obesity and overweigth
- Alcohol consumption
- Smoking
- Diet
- Air pollution
- Night work
- Socioeconomic status
- Diabetes
- Radiation
3. Controversial
- Blood group
- Age of menarche
- Abortion
- Ovulation-stimulating drugs
- More breast disorders
- Coffe
- Duration of sleep4
Klasifikasi Secara garis besar tumor diklasifikasikan menjadi 2, yaitu tumor jinak
(adenoma) dan tumor ganas (carcinoma). Adapun jenis-jenis dari tumor
jinak dan tumor ganas dibagi sebagai berikut:
1. Tumor jinak, terbagi menjadi kista, fibroadenoma, tumor phyllodes,
fibrocystic changes (fcc), intraductal papilloma, galaktokel,
ginekomastia, ductus ectasia, adenosis sclerosis dan mastitis sel
plasma.5
2. Tumor ganas, diklasifikasikan berdasarkan TNM (tumor, nodus,
metastase) AJCC cancer staging manual dan penentuan staging klinis
ditentukan juga berdasarkan AJCC cancer staging manual.6
Diagnosis Penegakkan diagnosis pada pasien tumor dan kanker payudara meliputi:
1. Anamnesis
Elemen dasar yang perlu dianamnesis dari kelainan payudara adalah:
 Untuk semua wanita:
- usia saat menarche
- jumlah kehamilan
- jumlah lahir hidup
- usia saat melahirkan pertama
- riwayat keluarga menderita kanker payudara termasuk usia
terkena kanker dan ada/tidak kelainan payudara kontralateral
- riwayat biopsi payudara
 Untuk premenopause:
- tanggal menstruasi terakhir
- lama dan keteraturan siklus menstruasi
- penggunaa kontrasepsi oral
 Untuk pasca menopause:
- tanggal menopause
- penggunaan HRT (Hormone replacement therapy).7
2. Pemeriksaan Fisik
Saat melakukan pemeriksaan fisik, perlu diingat bahwa payudara
merupakan organ yang sangat pribadi, sehingga disiapkan ruang
periksa yang menjaga privasi.8
Pada inspeksi, pasien dapat diminta untuk duduk tegak dan berbaring.
Kemudian, inspeksi dilakukan terhadap bentuk kedua payudara,
warna kulit, retraksi papila, adanya kulit berbintik seperti kulir jeruk,
ulkus atau luka, dan benjolan.8
Selanjutnya dilakukan palpasi daerah payudara guna menentukan
bentuk, ukuran, konsistensi, maupun permukaan benjolan, serta
menentukan apakah benjolan melekat ke kulit dan atau dinding dada.
Palpasi dengan pemijatan puting payudara perlu dilakukan untuk
menentukan keluar atau tidaknya cairan, dan cairan tersebut berupa
darah atau bukan. Palpasi juga dilakukan pada daerah axilla dan
supraclavicular untuk mengetahui apakah sudah terdapat penyebaran
ke kelenjar getah bening.8

3. Pemeriksaan Penunjang
Demi mendukung pemeriksaan klinis dapat dilakukan pemeriksaan
penunjang berupa radiologi untuk mendapatkan gambaran yang lebih
jelas terkait kondisi payudara pasien. Selain itu pemeriksaan radiologi
juga bisa digunakan untuk kepentingan penentuan stadium. Adapun
pemeriksaan radiologi yang dianjurkan pada diagnosis kanker
payudara yaitu: Mamografi, Ultrasonografi (USG), CT Scnan, Bone
Tumor, dan Magnetic Resonance Imaging (MRI).8
 Mamografi merupakan pemeriksaan dengan menggunakan sinar
X yang digunakan sebagai bagian dari skrining maupun diagnosis
kanker payudara. Mamografi memiliki sensitifitas pada pasein >
40 tahun, nauman kurang sensisitif dan memiliki bahaya radiasi
pada pasien < 40 tahun.8
 Ultrasonografi (USG) merupakan modalitas diagnosis dengan
menggunakan gelombang suara yang relatif aman, hemat biaya,
dan tersedia secara luas. Pemeriksaan ini aman dilakukan untuk
menemukan ukuran lesi dan bisa menentukan lesi berupa lesi
kistik atau lesi solid. Pemeriksaan bersifat operator dependent
yaitu memerlukan ahli radiologi berpengalaman “man behind the
gun”.8
 CT scan merupakan pemeriksaan dengan sinar X yang
divisualisasikan oleh komputer. CT scan thoraks dengan kontras
merupakan salah satu modalitas untuk diagnosis kanker payudara.
Selain itu, CT scan kepala juga dapat memberikan keuntungan
dalam penetuan metastasis ke otak.8
 Bone scanning merupakan pemeriksaan yang menggunakan
bahan radioaktif. Pada kanker payudara pemeriksaan ini
menentukan ada atau tidaknya metastasis kanker, serta
keparahannya. Namun sudah tidak direkomendasikan karena sulit
dan memiliki efektifitas yang kurang.8
 Magnetic resonance imaging (MRI) memanfaatkan gelombang
magnet. MRI cocok dilakukan untuk pasien usia muda dan pasien
dengan risiko kanker payudara tinggi karena memberikan hasil
yang sensitif pada tumor kecil. Namun MRI ini belum digunakan
secara luas karena biaya tinggi, dan durasi waktu yang lama.8
Penatalaksanaan Pada dasarnya sebelum melakukan terapi operatif dan non-operatif
penatalaksanaan tumor mengacu pada 5 langkah assessment, yaitu:
menetapkan diagnosa, menentukan staging, karnofsky scale, operatif dan
evaluasi. Yang selanjutnya modalitas terapi pada pasien tumor dan
kanker meliputi: pembedahan, radioterapi, kemoterapi, terapi hormonal
dan imunoterapi:
1. Pembedahan, pada terapi pembedahan dibedakan untuk terapi tumor
jinak dan tumor ganas dibedakan berdasarkan teknik insisinya,
sebagai berikut:
a. Tumor jinak
- Periareolar
Insisi periareolar mirip dengan insisi radial tetapi
termasuk bagian dari tepi atas atau bawah areola, yang
biasanya ditentukan berdasarkan lokasi tumor.9
Insisi periareolar memiliki tingkat nekrosis flap
mastektomi mayor yang jauh lebih tinggi dibandingkan
dengan insisi radial lateral. Insisi periareolar mengalami
tingkat nekrosis flap mastektomi mayor, nekrosis puting
lengkap maupun parsial, dan infeksi minor yang lebih tinggi
dibandingkan dengan insisi radial vertikal; dan tingkat
nekrosis flap mastektomi mayor serta nekrosis puting lengkap
maupun parsial yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan
insisi inframammary fold.10
- Radial
Insisi radial merupakan teknik insisi yang dimulai di sisi
lateral nipple-areolar complex (NAC), kemudian meluas ke
aksila secara oblique. Sayatan ini bisa berbatasan dengan
areola tetapi tidak termasuk batas areola.9
Insisi radial lateral jika dibandingkan dengan insisi radial
vertikal memiliki tingkat kejadian nekrosis flap mastektomi
minor, nekrosis puting parsial, dan infeksi minor yang lebih
tinggi. Insisi radial lateral juga secara signifikan memiliki
tingkat kejadian nekrosis flap mastektomi minor, nekrosis
puting parsial, infeksi mayor, kegagalan rekonstruksi dan
seroma yang lebih tinggi dibanding dengan insisi
inframammary fold.10
Sedangkan insisi radikal vertikal memiliki tingkat
kejadian hematoma yang lebih tinggi dibandingkan dengan
insisi radial lateral. Namun juga secara signifikan memiliki
tingkat kejadian infeksi mayor, kegagalan rekonstruksi, dan
abses payudara yang lebih tinggi dibandingkan dengan insisi
inframammary fold.10
- Inframammary fold
Insisi inframammary fold, yang mencakup area luar dan
bawah dari garis lingkaran area payudara ipsilateral, dibuat di
sepanjang lipatan kulit alami inframammary fold. Teknik ini
sama sekali tidak melibatkan area nipple-areolar complex
(NAC).10
Insisi inframammary fold memperlihatkan keuntungan
yang signifikan untuk meminimalkan beban bekas luka pasca
operasi, terutama pada tampilan frontal. Selain itu, bekas luka
yang dihasilkan dengan teknik insisi ini tidak terletak tepat di
payudara, sehingga bentuk dan kontur payudara tidak akan
terlalu terpengaruh. Teknik insisi inframammary fold
merupakan pilihan paling baik yang dapat digunakan pada
pasien dengan payudara berukuran kecil hingga sedang.10
b. Tumor ganas
- Hastled incision
Hastled incision adalah teknik pengangkatan seluruh
jaringan payudara beserta tumor, nipple areola komplek, kulit
diatas tumor, otot pektoralis mayor dan minor serta diseksi
aksila level I-III. Operasi ini dilakukan bila ada infiltrasi
tumor ke fasia atau otot pektoralis tanpa adanya metastasis
jauh.11
Teknik Halsted menyarankan reseksi primer payudara dan
otot dada dahulu sebelum diseksi isi aksila. Sebaliknya,
teknik Meyer (memodifikasi insisi Halsted) menyarankan
diseksi aksila terlebih dahulu, diikuti berturut-turut dengan
reseksi payudara dan otot dada. Kedua prosedur
menggunakan sayatan vertikal untuk memfasilitasi pelepasan
pectoralis mayor dari klavikula dan humerus dan
pengangkatan pectoralis minor. .11

- Kocher incision11

- Greennough incision11

- Rodman-Patey incision
Teknik ini merupakan mastektomi total bersama dengan
pembersihan semua tingkat kelenjar aksila dan pengangkatan
otot pectoralis minor. Sebuah sayatan elips dibuat dari aspek
medial dari ruang interkostal kedua dan ketiga menutupi
puting susu, areola dan tumor meluas ke lateral aksila
sepanjang lipatan aksila anterior. Flap kulit atas dan bawah
diangkat. Payudara dengan tumor diangkat dari aspek medial
otot utama dada. Diseksi dilanjutkan secara lateral dengan
ligasi pembuluh darah dada. Setelah diseksi mencapai aksila,
batas lateral otot pektoralis mayor dibersihkan dengan nodus
level I. Pectoralis minor terbagi dari processus coracoid untuk
membersihkan nodus level II. Saraf dada medial dan lateral
harus dipertahankan (jika tidak terjadi atrofi otot pectoralis
minor). Kemudian dari apeks nodus level III aksila
dibersihkan. Saraf ke serratus anterior, saraf ke latissimus
dorsi, saraf intercostobrachial, vena aksila, vena cephalic dan
otot pectoralis mayor dipertahankan. Luka ditutup dengan
suction drain.11

- Stewart incision
Desain klasik diperuntukkan untuk lesi primer sentral dan
subareolar pada payudara. Luas medial insisi berakhir di tepi
sternum. Perpanjangan lateral insisi kulit harus menutupi
batas anterior latissimus dorsi. Desain sayatan kulit harus
menggabungkan neoplasma dengan margin 1 sampai 2 cm
dari tepi kranial dan kaudal tumor.12
Desain yang dimodifikasi dengan posisi miring
diperuntukkan kanker kuadran dalam payudara. Perluasan
insisi medial seringkali harus memasukkan kulit ke tengah
tulang untuk memungkinkan margin 1 sampai 2 cm ke segala
arah dari tepi tumor. Perpanjangan lateral dari sayatan
berakhir pada margin anterior latissimus.12

- Orr incision
Desain klasik Orr ditujukkan untuk karsinoma payudara
kuadran luar atas. Insisi kulit ditempatkan 1 sampai 2 cm dari
tepi tumor pada bidang miring yang diarahkan ke arah.
cephalad aksila ipsilateral. Sayatan ini merupakan varian dari
teknik asli greenough, Kocher, dan Rodman untuk
pengembangan flap.12

Variasi desain Orr diperuntukkan pada lesi payudara


bagian dalam dan ditempatkan secara vertikal (jam 6). Margin
1 sampai 2 cm dari lesi.12

- Gray incision
Teknik insisi ini melintasi garis tengah menuju sisi yang
berlawanan. Teknik ini biasanya digunakan pada kanker
payudara yang tumornya sampai ke sisi yang berlawanan.12

2. Radioterapi
Radioterapi adalah pengobatan dengan sinar-X yang berintensitas
tinggi dan berfungsi untuk membunuh sel kanker. Radiasi biasanya
dilakukan setelah pembedahan, untuk membersihkan sisasisa sel
kanker yang masih ada. Radiasi bisa mengurangi risiko kekambuhan
hingga 70%.13
3. Kemoterapi
Adalah pemberian obat untuk membunuh sel-sel kanker, diberikan
dalam bentuk infus atau dalam bentuk oral (tablet). Kemoterapi
biasanya diberikan dalam bentuk kombinasi agar lebih banyak sel
kanker yang dapat dibunuh melalui berbagai jalur yang berbeda.
Kombinasi kemoterapi bias berbeda-beda dari satu pasien ke pasien
lainnya, tergantung pada kanker payudara yang diderita.13
4. Terapi Hormonal
Terapi hormon bekerja melawan kanker payudara yang
pertumbuhannya dipengaruhi oleh reseptor hormon yang positif atau
tumor dengan status ER (estrogen) atau PR (progesteron) positif pada
pemeriksaan jaringan patologi anatomi. Terapi hormonal bekerja
melalui dua cara yaitu menurunkan jumlah hormon estrogen dalam
tubuh dan menghambat kerja estrogen dalam tubuh.13
5. Imunoterapi
Terapi target adalah obat yang memblokade pertumbuhan sel kanker
secara spesifik sesuai dengan karakteristik tumor. Yang menjadi
target adalah molekul yang terdapat pada sel kanker untuk proses
karsiogenesis dan diharapkan tidak bekerja pada sel normal.13
Komplikasi Komplikasi dapat timbul dari pengobatan, baik kemoterapi, radiasi,
terapi hormonal, atau operasi.
1. Komplikasi bedah meliputi:
- Infeksi
- Nyeri
- Berdarah
- Masalah kosmetik
- Bekas luka permanen
- Perubahan atau hilangnya sensasi di area dada dan payudara yang
direkonstruksi
2. Komplikasi kemoterapi meliputi:
- Mual/muntah dan diare
- Rambut rontok
- Kehilangan memori ("otak kemo")
- Gejala menopause / masalah kesuburan
3. Komplikasi yang menyertai terapi hormonal meliputi:
- Keputihan
- Kelelahan
- Mual
- Impotensi pada pria dengan kanker payudara
- Neuropati
4. Radiasi dapat menyebabkan komplikasi berikut:
- Nyeri dan perubahan kulit
- Kelelahan
- Mual
- Rambut rontok
- Masalah jantung dan paru-paru (jangka panjang)
- Neuropati
Prognosis untuk kanker payudara dini baik., yaitu: pada tahap 0 dan
tahap I keduanya memiliki tingkat kelangsungan hidup 5 tahun 100%.
Tingkat kelangsungan hidup 5 tahun kanker payudara stadium II dan
Prognosis stadium III masing-masing sekitar 93% dan 72%. Ketika penyakit
menyebar secara sistemik, prognosisnya memburuk secara cepat. Hanya
22% pasien kanker payudara stadium IV yang dapat bertahan hidup
selama 5 tahun ke depan.
DAFTAR PUSTAKA

1. Maharani, U, N. Gambaran Penderita Tumor Payudara Berdasarkan Usia Biologis. Jurnal

Medika Hutama. 2022;03(02):1851-1854.

2. Marfianti, E. Peningkatan Pengetahuan Kanker Payudara dan Ketrampilan Periksa

Payudara Sendiri (SADARI) untuk Deteksi Dini Kanker Payudara di Semutan Jatimulyo

Dlingo. Jurnal Abdimas Madani dan Lestari. 2021;03(01):25-31.

3. Trihapsari, D. Prabowo, J. Tumor Mammae Sinistra: Laporan Kasus. Continuing Medical

Education (CME). 2022.

4. Momenimovahed, Z. et al. Epidemiological characteristics of and risk factors for breast

cancer in the world. Breast Cancer - Targets and Therapy. 2019;01(01):152-164

5. Sjamsuhidajat, R. et all. Buku Ajar Ilmu Bedah Sistem Organ dan Tindak Bedahnya (1).

4ed. Vol 2. EGC. Jakarta. 2017

6. Agustina, R. Peran Derajat Differensiasi Histopatologik dan Stadium Klinis Pada

Rekurensi Kanker Payudara. Majority. 2015;04(07):129-134

7. Suyatno. Peran Pembedahan Pada Tumor Jinak Payudara. Majalah Kedokteran Andalas.

2015;38(1):12-27

8. Ketut, S. et al. Kanker Payudara: Diagnostik, Faktor Risiko dan Stadium. Ganesha

Medicina Journal. 2022:02(01);42-48

9. Park S, Yoon C, June S, Cha C, Kim D, Lee J, et al. Comparison of complications

according to incision types in nipple- sparing mastectomy and immediate reconstruction.

The Breast [Internet]. 2020;53:85–91. Available from:

https://doi.org/10.1016/j.breast.2020.06.009

10. Frey JD, Salibian AA, Levine JP, Karp NS, Choi M. Incision Choices in Nipple-Sparing

Mastectomy : Evolution of a Clinical Algorithm. The Breast. 2018;142(6):826–35.

11. Bland KI, de la Torre JI, Copeland EM, Klimberg VS, Boneti C, Vasconez LO. General
principles of mastectomy: Evaluation and therapeutic options. The Breast:

Comprehensive Management of Benign and Malignant Diseases. 2018. 386–421 p.

12. Bhat R. SRB’s Manual of Surgery. SRB’s Manual of Surgery. Jaypee. 2016.

13. Ketut, S. et al. Kanker Payudara: Diagnostik, Faktor Risiko dan Stadium. Ganesha

Medicina Journal. 2022:02(01);42-48.

14. Alkabban, FM. Ferguson T. Breast Cancer. NCBI. 2020.

Anda mungkin juga menyukai