Anda di halaman 1dari 14

PONDASI

Sebagai elemen substruktur yang berfungsi menahan gaya grafitasi terhadap


beban bangunan di atasnya, sehingga dapat menyalurkan gaya pada lapisan tanah
keras. Secara umum seluruh beban yang disalurkan memenuhi persyaratan
terhadap tegangan tanah (å tanah) yang diizinkan tidak terlampaui, di dalam
rumus dinyatakan sebagai berikut :
å tanah = Q/F
dimana : Q = beban total (dalam kg) dan F = Luas dasar pondasi (dalam cm2),
sigma tanah dinyatakan dalam kg/ cm2
Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam perencanaan dan penentuan jenis
pondasi adalah :
1. Organisasi ruangan
2. Beban elemen-elemen bangunan
3. Struktur bangunan
4. Kondisi tanah : (sondir merupakan alat untuk menyelidiki kondisi tanah)
· Letak kedalaman tanah keras
· Jenis dan ketebalan tanah
· Daya dukung tanah
· Kondisi air tanah
Jenis-jenis pondasi :
1. Pondasi Lajur
2. Pondasi Setempat
3. Pondasi Sumuran
4. Pondasi Franky Pile atau Tiang Strausz
5. Pondasi Tiang Pancang
6. Pondasi Rakit
Pondasi Lajur
Adalah pondasi yang terbuat dari bahan batu bata, batu kali atau beton untuk
menahan beban bangunan satu lantai dengan kedalaman tanah keras sekitar 2
meter.
Pada pondasi lajur batu kali terdiri dari sloof beton, pasangan batu kali, pasangan
batu kosong (aanstamping). Di bawah batu kosong diisi dengan pasir yang
berfungsi sebagai menahan kekakuan alas pondasi. Bagian luar pasangan batu kali
di beri plesteran (1 : 4) berfungsi untuk mencegah masuknya air tanah ke dalam
pondasi.
Pondasi batu kali bisa tidak menggunakan pasangan batu kosong, apabila tanah
keras atau batuan cadas berada di permukaan tanah. Sedangkan untuk daerah yang
berpasir sangat menguntungkan karena kepadatan pasir dapat menyalurkan gaya
beban yang menyebar hingga 45o. Hal ini sangat membantu penghematan
pasangan pondasi yang tidak perlu dibuat dalam.
Contoh perhitungan sederhana untuk pondasi lajur/langsung :
Sebuah tembok ½ batu dan diikat dengan ring balk (beton) 15 x 20 untuk
menahan atap sebesar 200 kg per meter. Diatas lantai terdapat beban hidup
sebesar 500 kg/m2, sedangkan pondasi diperkuat dengan sloof beton 20 x 20.
diketahui pula :
- Berat lantai ubin 50 kg/ m2
- Berat Volume Pasir 2000 kg/ m3
- Berat Volume Beton Bertulang 2400 kg/ m3
- Berat Vol. Pas. Batu Kali 2200 kg/ m3
- Berat Vol. Pas. Batu Kosong 2000 kg/ m3
- Berat Vol. Pas. Batu Bata 1800 kg/ m3
- Sigma tanah 0,5 kg/ cm2
- Tinggi dinding bata 4m
- Lebar permukaan dan alas 25 dan 70 cm
pondasi
- Tinggi pondasi Batu Kali 65 cm
- Tinggi dan alas pas. Batu 15 dan 90 cm
kosong
- Ketebalan pasir 20 cm
Maka perhitungan daya muat pondasi terhadap kekuatan tanah dapat diuji sebagai
berikut :
- Berat muatan atap 200 kg
- Berat Ring Beton (0,15 x 0,20 x 1) x 2400 72 kg
- Berat Dinding Bata ( 0,15 x 4 x 1) x 1800 1080 kg
- Berat sloof ( 0,2 x 0,2 x 1 ) x 2400 96 kg
- Berat Pondasi Batu Kali {(0,25 + 0,70)/2 x 0,65 x 1} x 679,25 kg
2200
- Berat Pas. Batu Kosong ( 0,90 x 0,15 x 1) x 2000 270 kg
- Beban Hidup ( 0,90 – 0,15 ) x 1 x 500 375 kg
- Berat Ubin ( 0,90 – 0,15 ) x 1 x 50 37,5 kg
- Berat Pasir Urug ( 0,90 – 0,15 ) x 0,20 x 1 x 2000 300 kg
Jumlah beban keseluruhan pada adalah : 3109,75 kg
Sedangkan daya dukung pondasi untuk setiap 1 meter berdasarkan rumus sigma
tanah didapat hasil sbb:
å tanah = Q/F, maka å tanah = 3109,75 / (90 x 100) = 0, 3455277 kg/ cm2
Artinya daya dukung pondasi lebih kecil dari sigma tanah sehingga masih
memenuhi syarat untuk mendukung sejumlah beban di atasnya.
Catatan, apabila daya dukung pondasi melebihi kapasitas daya dukung tanah maka
untuk menjaga beban bangunan maka solusinya diperoleh dengan cara menambah
lebar alas pondasi.
Responsi :Sebuah tembok ½ batu bersebelahan dengan tembok tetangga dan
diikat dengan ring balk (beton) 15 x 20 untuk menahan atap sebesar 200 kg per
meter. Diatas lantai terdapat beban hidup sebesar 500 kg/m2, sedangkan pondasi
diperkuat dengan sloof beton 20 x 20. diketahui pula :
- Berat lantai ubin 50 kg/ m2
- Berat Volume Pasir 2000 kg/ m3
- Berat Volume Beton Bertulang 2400 kg/ m3
- Berat Vol. Pas. Batu Kali 2200 kg/ m3
- Berat Vol. Pas. Batu Kosong 2000 kg/ m3
- Berat Vol. Pas. Batu Bata 1800 kg/ m3
- Sigma tanah 0,35 kg/ cm2
- Tinggi dinding bata 3,5 m
- Lebar permukaan dan alas ? cm
pondasi
- Tinggi pondasi Batu Kali 65 cm
- Tinggi pas. Batu konsong 15 cm
- Ketebalan pasir 20 cm
- Berat muatan atap 200 kg
- Berat Ring Beton (0,15 x 0,20 x 1) x 2400 72 kg
- Berat Dinding Bata ( 0,15 x 3,5 x 1) x 1800 945 kg
- Berat sloof ( 0,2 x 0,2 x 1 ) x 2400 96 kg
- Berat Pondasi Batu Kali {(0,475 x 0,65) –(1/2 (0,225) x 518,37 kg
0,65 ) x 1} x 2200
- Berat Pas. Batu Kosong ( 0,575 x 0,15 x 1) x 2000 172,5 kg
- Beban Hidup ( 0,575 – 0,15 ) x 1 x 500 212,5 kg
- Berat Ubin ( 0,575 – 0,15 ) x 1 x 50 21,25 kg
- Berat Pasir Urug ( 0,575 – 0,15 ) x 0,20 x 1 x 2000 170 kg
Jumlah beban keseluruhan pada adalah : 2407,62 kg
Sedangkan daya dukung pondasi untuk setiap 1 meter berdasarkan rumus sigma
tanah didapat hasil sbb:
å tanah = Q/F, maka å tanah = 2407,62 / (57,5 x 100) = 0, 4187 kg/ cm2
Artinya daya dukung pondasi lebih besar dari sigma tanah yang ditentukan (0,35
kg/ cm2), sehingga masih kurang memenuhi syarat untuk mendukung sejumlah
beban di atasnya.
Untuk mencapai sigma tanah sebesar 0,35 kg/ cm2, maka lebar pondasi minimal
adalah :
å tanah = Q/F, maka å tanah = 2407,62 / ( a x 100) = 0, 35 kg/ cm2
a x 100 = 2407,62 / 0,35 ; = 68,78 cm, lebar pondasi yang diijinkan diatas 68,78
atau 70 cm
Pondasi setempat
Terbuat dari bahan beton bertulang untuk kedalaman tanah keras hingga 2 meter.
Penggunaan pondasi ini untuk menyalurkan beban bangunan yang lebih besar atau
dua lantai. Karena beban bangunan yang lebih besar (lantai bangunan atas terdiri
dari plat beton), maka yang terpenting dari pondai ini adalah penempatan
tulangan. Penulangan pada bagian telapan pondasi harus ditempatkan pada daerah
tarik. Beban pada bangunan ini menyebabkan perubahan bentuk pada telapak
pondasi, akibat reaksi dari tegangan tanah. Tegangan tanah dari bawah
menyebabkan permukaan telapak pondasi melengkung ke atas atau tertarik. Hal
ini memerlukan penempatan tulangan pada bagian bawah pelat/telapak pondasi
setempat. Ukuran talapak pondasi biasanya memiliki dimensi yang sama
(berbentuk bujur sangkar), sekitar 90 x 90 hingga 130 x 130 tergantung jenis
tanahnya.untuk memperkokoh pondasi setempat kadang-kadang dipasang RIB.
Pondasi Sumuran (Cycloop)
Pondasi berbentuk sumur dengan menggunakan batu belah dan dicampur dengan
beton tumbuk dengan komposisi 40:50, 50:50, 40:60. Bentuk pondasi sumuran
bisa silinder dan bujur sangkar dengan diameter 80, 100, 125 hingga 150 cm.
Pondasi ini dapat menahan tanah keras untuk kedalaman sekitar 4 hingga 8 meter
dari permukaan tanah. Penempatan pondasi sumuran diletakan pada bagian bawah
kolom-kolom utama

Cara Menghitung Pondasi Telapak (Foot Plate)


Wednesday, February 27, 20130 comments
Pondasi merupakan bagian yang penting pada bangunan. Fungsi utamanya adalah
untuk meneruskan beban dari struktur bangunan ke tanah. Pondasi banyak sekali
macamnya, tergantung dari fungsi bangunan, bentuk bangunan, serta kondisi
tanah. Salah satunya adalah Pondasi Telapak atau Foot Plate. Pondasi Telapak
berfungsi memperkokoh struktur bangunan, memikul vertical seperti beban mati
dan beban hidup, serta beban horizontal gempa dan angin. Dalam mendesain
pondasi telapak, perencanaan pondasi harus mencakup segala aspek agar terjamin
keamanan sesuai dengan persyaratan yang berlaku, misalnya, penentuan dimensi
pondasi yang meliputi panjang, lebar dan ketebalan pondasi, kemudian jumlah
dan jarak tulangan yang harus dipasang pada pondasi. Adapun peraturan untuk
perencanaan pondasi telapak tercantum pada SNI 03-2847-2002 merujuk pada
pasal 13.12 dan pasal 17. Silahkan klik disini untuk download SNI 03-2847-2002.

Menentukan Dimensi Pondasi


Dimensi dari pondasi telapak di tentukan oleh tegangan ijin pada tanah dimana
pondasi tersebut diletakkan. Dimensi ini meliputi: panjang, lebar dan ketebalan
telapak pondasi. Semuanya harus di desain sedemikian rupa, sehingga tegangan
yang terjadi pada dasar pondasi tidak melebihi daya dukung tanah dibawahnya.
Atau dengan kata lain tegangan yang terjadi pada tanah harus lebih kecil dari
tegangan ijin pada tanah didasar pondasi tersebut.

qmax ≤q all

Jika berdasarkan hasil pengecekan tegangan diketahui bahwa tegangan yang


terjadi lebih besar dari tegangan ijin yang bisa diterima tanah, maka dimensi
pondasi perlu diperbesar. Karena pelat pondasi adalah beton bertulang, maka
diijinkan terjadinya tegangan tarik pada tanah dasar.

Mengontrol Kuat Geser 1 Arah


Kerusakan akibat gaya geser 1 arah terjadi pada keadaan dimana mula-mula
terjadi retak miring pada daerah beton tarik (seperti creep), akibat distribusi beban
vertikal dari kolom (Pu kolom) yang diteruskan ke pondasi sehingga
menyebabkan bagian dasar pondasi mengalami tegangan. Akibat tegangan ini,
tanah memberikan respon berupa gaya reaksi vertikal ke atas (gaya geser) sebagai
akibat dari adanya gaya aksi tersebut. Kombinasi beban vertikal Pu kolom (ke
bawah) dan gaya geser tekanan tanah ke atas berlangsung sedemikian rupa hingga
sedikit demi sedikit membuat retak miring tadi semakin menjalar keatas dan
membuat daerah beton tekan semakin mengecil. Dengan semakin mengecilnya
daerah beton tekan ini, maka mengakibatkan beton tidak mampu menahan beban
geser tanah yang mendorong ke atas, akibatnya beton tekan akan mengalami
keruntuhan.

Gambar: Kerusakan Pondasi Akibat Gaya Geser 1 arah

Kerusakan pondasi yang diakibatkan oleh gaya geser 1 arah ini biasanya terjadi
jika nilai perbandingan antara nilai a dan nilai d cukup kecil, dan karena mutu
beton yang digunakan juga kurang baik, sehingga mengurangi kemampuan beton
dalam menahan beban tekan.

Gambar: Keretakan Pondasi Akibat Gaya Geser 1 arah

Mengontrol Kuat Geser 2 Arah (Punching Shear)


Kuat geser 2 arah atau biasa disebut juga dengan geser pons, dimana akibat gaya
geser ini pondasi mengalami kerusakan di sekeliling kolom dengan jarak kurang
lebih d/2.
Gambar: Kerusakan Pondasi Akibat Gaya Geser 2 arah

Menghitung Tulangan Pondasi


Beban yang bekerja pada pondasi adalah beban dari reaksi tegangan tanah yang
bergerak vertikal ke atas akibat adanya gaya aksi vertikal kebawah (Pu) yang
disalurkan oleh kolom. Tulangan pondasi dihitung berdasarkan momen maksimal
yang terjadi pada pondasi dengan asumsi bahwa pondasi dianggap pelat yang
terjepit dibagian tepi- tepi kolom. Menurut SNI 03-2847-2002, tulangan pondasi
telapak berbentuk bujur sangkar harus disebar merata pada seluruh lebar pondasi
(lihat pasal 17.4.3).

Mengontrol Daya Dukung Pondasi


Pondasi sebagai struktur bangunan bawah yang menyangga kolom memikul
beban-beban diatasnya (bangunan atas), harus mampu menahan beban axial
terfaktor (Pu) dari kolom tersebut. Maka dari itu beban dari Pu diisyaratkan tidak
boleh melebihi daya dukung dari pondasi (Pup) yang dirumuskan sebagai berikut:

Pu < Pup
Pup = Ø x 0,85 x fc’ x A

Dimana:
Pu = Gaya aksial terfaktor kolom (N)

Pup = Daya dukung pondasi yang dibebani (N)

fc’ = Mutu beton yang diisyaratkan (Mpa)

A = Luas daerah yang dibebani (mm2)


Untuk menghitung struktur pondasi telapak dan plat lantai biasanya para
constructor menggunakan SAFE, masih banyak lagi program lainnya namun
SAFE lah yang sering banyak digunakan oleh para constructor
untuk program ETABS hanya bisa digunakan untuk menghitung Balok, Kolom
dan Atap.

Nah....bagi para arsitek pemula yang mungkin bingung menghitung penampang


pondasi plat / telapak / poer plat
biasanya bagi anda yang ingin membuat pra-disain dengan waktu yang terbatas
dan untuk keperluan perhitungan Rencana Anggaran Biaya, untuk itu anda tidak
perlu mencari tenaga teknik sipil, kecuali bila pekerjaan yang anda rencanakan
bukan merupakan pra-disain, berikut adalah uraian singkatnya :

Rumus :
a = Pu / ( b x l )
Pu = Beban ultimate (gaya aksial yang terjadi pada suatu kolom)
b = Panjang pondasi telapak yang direncanakan
l = Lebar pondasi telapak yang direncanakan
q = Tegangan izin tanah

Data :
Pu = 1300 kN
b =2m
l =2m
q = 500 kPa

1300 / ( 2 x 2 )
325 kPa

Kontrol :
q>a
500 > 325 ----> OK

CONTOH PERHITUNGAN PENULANGAN PONDASI TELAPAK


02.52 Teknik Sipil 2 comments
Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook
Teknik Sipil - Contoh hasil analisa dari ETABS didapat :

Pu = 37897,756 kg = 378977,56 N
Mu = 0,043 Kgm
σt = 0,2 Mpa
γ = 18 Kn/m3 ·
Menentukan ukuran pondasi
A (luas) pondasi = 3031820,48 mm2
Pondasi telapak = B x L = B2 = 1741,2124 ≈ 1800 mm
Beban :
1. Pu = 378,97756 Kn
2. Berat pondasi = ((0,2252 x 2,25) + (1,82x0,3))x 24 = 26,062 Kn
3. Berat tanah = (1,82-0,2252) x 2,25 x 1,8 = 129,7 Kn
Pu + Berat pondasi + Berat tanah
378,97756 Kn + 26,062 Kn + 129,7 Kn
= 534,740 Kn

Tekanan tanah (σt) = N/A = 0,165 Mpa ≤ σt = 0,2 Mpa

AKSI SATU ARAH (one way slab)


d = tebal pondasi -80 = 300-80 = 220mm
S = 567,5 mm
Vu = qu x (bw x S) = 119483,203 N
Vc = 330000 N
ØVc = 0,75 x 330000 =247500 N > 119483,203 N ……….(OK)

AKSI DUA ARAH (two way slab)

β=1
αs = 40
bo = (2 x (C1 + d)) + (2x(C2 + d)) = (2 x (225+220)) + (2 x (225+220)) = 1680
mm
Vu = qu x ( B x L)-(C + D)2 = 355814.896 N
Vc = 924000 N ØVc = 0,75 x 924000 = 693000 N
e = 0,01 mm
e max = 300 mm
e = 0,01 ≤ e max = 300 mm

Mu = 47217796,74 Nmm
d = 300-80 = 220 mm
Jd = 0,9 x 220 = 198mm
As perlu = 993,641 mm2
Asmin = ρmin x b x d = 0,0018 x 1800 x 220 = 712,8 mm2
Maka dipakai tulangan 6D13 = 796 mm2

Langkah Merancang Pondasi Telapak Gabungan

Langkah – Langkah Merancang Pondasi Telapak Gabungan


Dalam ilmu teknik sipil, keamanan sebuah rumah sangat ditentukan oleh kekuatan
strukturnya. Baik struktur atas dan struktur bawah. Yang dimaksud dengan
struktur bawah adalah bagian bangunan yang berada dibawah tanah. Yaitu
pondasi. Pondasi berfungsi untuk menerima beban dari struktur atas suatu
bangunan dan meneruskannya kedalam tanah. Banyak jenis pondasi yang dapat
digunakan tergantung kebutuhan, berdasarkan besar beban yang diterima dan jenis
tanah dibawah pondasi. Pada kondisi tertentu seperti jarak kolom terlalu dekat,
sifat tanah yang menyebabkan terjadinya momen guling terlalu besar, ataupun
adanya bangunan lain sebelumnya. Dengan kondisi yang demikian diperlukan
suatu pondasi yang disebut pondasi telapak gabungan. Anggapan yang digunakan
adalah pondasi atau pelat pondasi sangat kaku dan distribusi tekanan sentuh pada
dasar pondasi disebarkan secara linear.
Untuk merencanakan pondasi terlapak gabungan berikut akan disajikan langkah-
langkahnya
 Menyiapkan denah dasar
Denah dasar diperlukan untuk melihat letak kolom, dinding dan beban – beban
struktur atas lainnya. Sehingga perencana dapat menentukan letak beban mati,
beban hidup, momen lentur dan data lainnya yang diperlukan dalam perencanaan.
 Menghitung jumlah beban pada kolom – kolom
Pada langkah ini jumlah beban dari struktur atas mulai dari atap hingga ke sloof
dihitung dan ditentukan pelimpahannya, sehingga dapat ditentukan susunan
pondasi telapak gabungan.
 Menentukan lokasi resultan beban-beban
Jika pada kolom-kolomnya terdapat momen lentur, maka perhitungkan resultan
∑P nya.
 Menghitung kapasitas dukung izin(qa)
Berdasarkan jenis tanah dasar tempat diletakkan pondasi, maka diperoleh nilai-
nilai kapasitas dukung tanah (qa)
 Menentukan lebar pondasi
Sebelum menentukan lebar pondasi, tentukan terlebih dahulu panjang pelat
pondasi L dengan metode coba-coba. Kemudian hitung luas pelat pondasi A
dengan menggunakan rumus berikut .
A = Σp / qa
dengan :
A = luas dasar pondasi
qa = kapasitas dukung tanah
Lebar pondasi, B1 dan B2 dapat ditentukan dengan rumus berikut :
B1 = ( 2A/L) . ((3r/L – 1)
r = jarak resultan P terhadap sisi B2
B2 = (2A/L) – B1
 Mengecek qa yang diperoleh dari dimensi pondasi pada langkah diatas.
Pada hitungan cara ini, karena resultan beban dibuat berhimpit dengan pusat berat
luasan pondasi, tekanan dasar pondasi seragam, sehingga q = qa. Kemudian
menggambar diagram gaya lintang disepanjang pondasi, mrnghitung momen
lentur dan mengecek kedalaman pondasi.
 Jika resultan beban tidak berhimpit, maka lanjutkan langkah berikut.
Langkah selanjutnya menentukan letak titik berat luasan pondasi, menentukan
momen inersia luasan pondasi terhadap sumbu y, menghitung momen ∑P
terhadap sumbu y.
Kemudian menentukan besar tekanan sentuh pada dasar pondasi diikuti dengan
menggambar diagram gaya lintang disepanjang pondasi, Mengecek kedalaman
pondasi dan menghitung kembali lebar pondasi dan besar tekanan sentuh pada
dasar pondasi
Cek kembali nilai qa yang diperoleh dari dimensi pondasi. qa yang didapat harus
lebih kecil dari qa izin tanah.

Besar tekanan sentuh pada dasar pondasi dapat dihitung dengan rumus berikut.
q = (Σp/BL)(1+/- 6ex/L) ; untuk (e ≤ L/6)
q = 4∑p / (3B(L-2ex)) ; untuk (e > L/6)
Kemudian gambarkan kembali gaya lintang, hitung momen lentur, dan cek
kedalaman pondasi.

Sumber: Teknik Pondasi I, 2002, Hary Christady Harditatmohal 319

Anda mungkin juga menyukai