Laporan Hasil Pengamatan
Laporan Hasil Pengamatan
Nama kelompok:
1. Anvayra H. Hana/ 03
2. Ferdi Putra M./ 10
3. Nabila Keisya P./ 20
4. Najwa Raamadhani A. 24
Cara kerja
1. Potong kentang dengan ukuran 3x2x2 cm (berbentuk balok) sebanyak 5 potong.
2. Timbang satu per satu irisan ketnang dengan timbangan, lalu catat keempat
massanya.
3. Siapkan 5 buah beaker gelas yang berisi aquades, larutan garam 10%, larutan
garam 15%, larutan gula 10%, dan larutan gula 15%.
4. Dalam waktu yang bersamaan, masukkan irisan kentang ke dalam masing-masing
beaker gelas dan mulai hitung dengan stopwatch.
5. Setelah 20 menit, angkat irisan kentang secara bersamaan.
6. Ukurlah masing-masing kentang dengan timbangan dan penggaris, lalu catat
perubahan massa, tekstur, dan panjang kentang.
Pertanyaan
1. Apa yang terjadi pada kentang setelah dimasukkan ke dalam kelima jenis larutan
tersebut? Mengapa demikian?
2. Apakah yang dimaksud dengan hipotonis dan hipertonis?
3. Apa yang dapat anda simpulkan mengenai peristiwa osmosis?
Jawab:
1. Pada saat praktikum, tekstur dan panjang kentang tidak berubah mungkin karena
larutan yang digunakan kurang mendapat takaran (gula dan garam) yang sesuai.
2. Larutan hipotonis adalah larutan yang konsentrasi zat terlarutnya lebih rendah
daripada cairan di dalam sel. Sedangkan, larutan hipertonis adalah larutan yang
konsentrasi zat terlarutnya lebih tinggi daripada cairan di dalam sel.
3. Osmosis adalah perpindahan air, dari larutan hipotonis ke larutan hipertonis
melalui membrane semipermeable.
Saat kentang direndam dalam larutan gula 10% dan 15% akan terjadi
perpindahan air secara osmosis dari sel-sel kentang keluar menuju ke larutan.
Perpindahan air ini terjadi karena sel-sel kentang hipotonis terhadap larutan gula
yang hipertonis.
Pada larutan garam kentang menjadi lembek dan terjadi pengurangan
ukuran. Ini disebabkan karena kentang yang hipotonis terhadap larutan garam.
Sehingga air yang ada pada kentang keluar dari sel – sel kentang yang
menyebabkan kentang menjadi lembek dan mengalami pengurangan ukuran.
Untuk kentang yang direndam dalam air biasa, peristiwa yang berkebalikan
terjadi. Air dari larutan masuk kedalam sel-sel kentang, karena sel-sel kentang
hipertonis dibandingkan air. Akibatnya ialah isi sel bertambah. Inilah yang
menyebabkan kentang menjadi keras dan beratnya bertambah.
Tetapi disini kami tidak mendapatkan hasil yang sesuai dengan yang diinginkan
mungkin karena kurangnya larutan yang ditakar (gula dan garam).
Foto pengamatan
“DIFUSI”
Tujuan
1. Mengetahui peristiwa difusi sederhana
2. Mengetahui factor yang mempengaruhi kecepatan difusi sederhana
Cara kerja
1. Isilah 2 buah gelas ukur dengan air masing-masing sebanyak 30 ml.
2. Pertama teteskan 2 tetes tinta, lalu aduk menggunakan alat pengaduk dan amati
apa yang terjadi, hitung dengan stopwatch berapa lama waktu tinta merata
dalam air. Catat ke dalam table.
3. Lalu percobaan kedua, teteskan 2 tetes tinta pada air bersih, tanpa bantuan
diaduk coba amati berapa waktu yang diperlukan hingga tinta benar-benar
tercampu merata.
Tabel pengamatan
No. Larutan Waktu
1. Air+tinta 2 tetes “tanpa diaduk” 05:50:15
2. Air+tinta 2 tetes “diaduk” 00:14:84
Pertanyaan diskusi
1. Selama percobaan, pada gelas yang mana proses difusi berlangsung lebih cepat?
Mengapa?
2. Apakah warna tinta pada larutan terkonsentrasi pada satu tempat? Mengapa
demikian?
3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kecepatan difusi sederhana?
Jawab:
1. Pada gelas no 2 (diaduk). Karena adanya ukuran zat terlarut yang lebih
mendominasi dan adanya pengadukan yang kita lakukan.
2. Ya, pada bagian tengah saja. Karena tidak ada pengadukan dan suhu yang
membuat faktor difusi terjadi. Dan karena waktu pengamatan yang singkat,
sehingga proses difusi belum terjadi.
3. Adanya perbedaan jenis dalam campuran larutan. Misal adanya perbedaan suhu,
ukuran volume larutan, perbedaan konsentrasi, jarak tempat berlangsungnya
difusi, dan area berlangsungnya difusi.
Foto pengamatan