Bab II
Bab II
KAJIAN PUSTAKA
8
motorik halus membutuhkan koordinasi mata dan tangan. Oleh karena itu
kalau koordinasi antara mata dan tanganya cukup baik maka motorik halusnya
berkembang dengan baik. Keterampilan motorik halus lebih lama tercapainya
karena membutuhkan kemampuan yang lebih sulit misalnya : konsentrasi,
kehati-hatian dan koordinasi otot tubuh yang satu dengan yang lain.
Gerakan motorik halus yang terlihat pada anak usia dini antara lain
adalah anak mulai bisa menyikat giginya, menyisir, memakai sepatu sendiri,
dan sebagainya. Perkembangan merupakan proses memperoleh keterampilan
dan pola gerakan yang dapat dilakukan anak.
a) Anak 3 bulan
1. Memiliki refleks menggenggam jari ketika telapak tangannya
9
disentuh.
b) 3-6 bulan
1. Memegang benda dengan lima jari
c) 6-9 bulan
1. Memegang benda dengan ibu jari dan jari telunjuk (menjumput)
2. Meremas
d) 9-12 bulan
1. Memasukkan benda ke mulut
2. Menggaruk kepala
atau biskuit).
f) 18-24 bulan
1. Membuat garis vertikal atau horisontal
10
2. Membalik halaman buku walaupun belum sempurna
3. Menyobek kertas.
g) 2-3 tahun
1. Meremas kertas atau kain dengan menggerakkan lima jari
h) 3-4 tahun
1. Menuang air, pasir, atau biji-bijian ke dalam tempat penampung
(mangkuk, ember)
biji-bijian)
i) 4-5 tahun
1. Membuat garis vertikal, hoizontal, lengkuk kiri/kanan,
2. Menjiplak bentuk
yang rumit
suatu bentuk
11
berbagai media
memilin, memeras)
j) 5-6 tahun
1. Menggambar sesuai gagasannya
2. Meniru bentuk
12
Menurut Permendikbud. No 137 Tahun 2014 tingkat pencapaian
perkembangan motorik halus usia 4-5 tahun Terkait Tahapan
Keaksaraan; a) Menyebutkan simbol-simbol huruf yang dikenal. b)
Mengenal suara huruf awal dari nama benda-benda yang ada di
sekitarnya. c) Menyebutkan kelompok gambar yang memiliki
bunyi/huruf awal yang sama. d) Memahami hubungan antara bunyi
dan bentuk huruf. e) Membaca nama sendiri. f) Menuliskan nama
sendiri.
Matematika biasanya menjadi momok yang menakutkan bagi anak.
banyak anak yang mengalami kesulitan serta ketakutan yang berlebih
pada pelajaran ini. Banyak anak yang memberkan stempel negatif
pada guru mata pelajaran matematika. Misalnya, killer, galak, judes,
dan sebutan lain yang bersifat negatif.
Hal tersebut tidak serta merta kesalahan anak yang membuat
mereka memberikan panggilan negatif itu. Karena, masih banyak guru
atau pendidik yang menggunakan metode pembelajaran yang tidak
menyenangkan sehingga membuat anak merasa bosan, tidak nyaman,
serta kesulitan memahami pelajaran tersebut. Oleh karena itu,
diperlukan konsep untuk pembelajaran anak usia dini, sebagai berkut :
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, konsep berarti:
pengertian, gambaran mental, dari objek, proses, pendapat (paham),
rancangan (cita-cita) yang telah dipikirkan agar segala kegiatan
berjalan dengan sistematis dan lancar, dibutuhkan suatu perencanaan
yang mudah dipahami dan dimengerti.
Konsep aksara adalah segala sesuatu yang berwujud, pengertian-
pengertian, ciri khusus, hakikat dan isi dari materi matematika (dalam
Gusniwati, 2015:28). Sejalan dengan pendapat tersebut, menurut
Winkel konsep matematika dapat diartikan sebagai suatu sistem
satuan arti yang mewakili sejumlah objek yang mempunyai ciri-ciri
yang sama.
Menurut (Erlinda, Tiara et al., 2019), Pentingnya kegiatan menulis
bagi anak usia dini yaitu untuk mengembangkan perkembangan
13
bahasa anak karena kegiatan menulis mempunyai hubungan erat
dengan membaca. Sedangkan manfaat bagi anak usia dini adalah
untuk melatih rasa sabar, untuk belajar merangkai kata, serta untuk
meningkatkan kreativitas, imajinasi, dan sensori anak. Anak yang
perkembangan motoriknya belum matang akan mengalami kesulitan
untuk menulis, akan terlihat dengan garis yang terputus atau
membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menuliskan kata bahkan
kalimat.
14
Dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala
sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran,
perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong
terciptanya proses belajar pada peserta didik.
2. Tujuan dari Media Pembelajaran
Tujuan dari media pembelajaran adalah mempermudah proses
belajar mengajar, meningkatkan efisiensi belajar mengajar, menjadi
relevensi dengan tujuan belajar dan membantu konsentrasi belajar anak.
Media dalam pembelajaran dapat memperluas area of experience
guru (sumber pesan) dan anak (penerima pesan) sebagai indikator
terjadinya proses komunikasi pembelajaran yang efektif. Media
pembelajaran berperan penting sebagai alat untuk menyampaikan materi
pembelajaran dari seorang guru pada anak didiknya.
15
16