Anda di halaman 1dari 14

PENJAJAHAN BARAT ATAS DUNIA ISLAM

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Islam Modern

Pada Kelas 5AK3

Dosen Pengampu : Dr. Wahyuddin G, M.Ag.

Oleh :

Nuralim 40200121079

Siti Faida Faradila 40200121074

PROGRAM STUDI SEJARAH PERADABAN ISLAM

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UIN ALAUDDIN MAKASSAR

TAHUN AJARAN 2022/2023


KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya penyusun dapat menyelesaiakan makalah ini tepat waktu tanpa
ada halangan yang berarti dan sesuai harapan.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Dosen pengampu mata kuliah
Sejarah Islam Modern ini yaitu Bapak Dr. Wahyuddin G, M.Ag. telah memberikan
kami tugas kelompok makalah ini dan juga teman-teman kelompok yang telah ikut
andil dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak


kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan
kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Gowa, 27 September 2023

Kelompok 3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................2
DAFTAR ISI.................................................................................................................3
BAB I.............................................................................................................................4
PENDAHULUAN.........................................................................................................4
A. Latar Belakang..........................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................5
BAB II...........................................................................................................................7
PEMBAHASAN............................................................................................................7
A. Penjajahan Barat Terhadap Dunia Islam Di Anak Benua India Dan Asia Tenggara
.......................................................................................................................................7
B. Kemunduran Kerajaan Usmani Dan Ekspansi Barat Ke Timur Tengah..................8
C. Bangkitnya Nasionalisme Di Dunia Islam Dan Tumbuhnya Gerakan Partai Yang
Memperjuangkan Kemerdekaan Negaranya.................................................................9
D. Kemerdekaan Negara-Negara Islam.......................................................................10
BAB III........................................................................................................................13
PENUTUP...................................................................................................................13
A. Kesimpulan.............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................15
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penjajahan Barat atas dunia Islam merupakan salah satu babak kelam dalam
sejarah dunia Islam. Selama berabad-abad, negara-negara Barat seperti Inggris,
Prancis, dan Belanda secara sistematis melancarkan upaya untuk menguasai wilayah-
wilayah yang mayoritas penduduknya menganut agama Islam. Penjajahan ini
memiliki dampak yang mendalam dan meluas, tidak hanya dalam hal politik dan
ekonomi, tetapi juga dalam aspek sosial, budaya, dan identitas umat Islam.

Sebelum penjajahan Barat dimulai, dunia Islam telah mengalami masa


keemasan dengan berkembangnya peradaban Islam yang maju di berbagai wilayah
seperti Timur Tengah, Afrika Utara, Spanyol, Asia Tengah, dan India. Namun, pada
abad ke-18 dan ke-19, kekuatan Barat yang sedang berkembang mulai melancarkan
ekspansi imperialistik mereka. Mereka menggunakan kekuatan militer, politik, dan
ekonomi untuk menguasai wilayah-wilayah Islam yang kaya akan sumber daya alam
dan strategis.

Penjajahan Barat atas dunia Islam berlangsung dalam berbagai bentuk, mulai
dari penjajahan langsung hingga pengaruh politik dan ekonomi yang kuat. Negara-
negara Barat mendirikan koloni di wilayah-wilayah tersebut, mengambil alih
pemerintahan lokal, dan memaksakan sistem politik dan hukum mereka sendiri.
Mereka juga memanfaatkan sumber daya alam dan manusia, sering kali dengan cara
yang tidak adil dan merugikan penduduk asli.

Selain penjajahan langsung, penjajahan budaya juga terjadi. Negara-negara


Barat mengimpor nilai-nilai, bahasa, dan budaya mereka sendiri, yang secara
bertahap mengancam dan menggantikan budaya dan tradisi Islam yang telah ada
sejak lama. Pendidikan Barat diperkenalkan, dan bahasa-bahasa seperti Inggris dan
Prancis menjadi penting dalam dunia pendidikan dan administrasi. Hal ini
menyebabkan pergeseran budaya yang signifikan di kalangan masyarakat Muslim.

Dampak dari penjajahan Barat atas dunia Islam sangat luas. Politik,
ekonomi, dan sistem sosial di wilayah-wilayah yang dikuasai oleh Barat mengalami
perubahan drastis. Sistem pemerintahan tradisional digantikan dengan pemerintahan
kolonial yang sering kali korup dan otoriter. Sumber daya alam yang melimpah
dikendalikan oleh negara-negara Barat, yang mengakibatkan eksploitasi dan
kemiskinan di kalangan penduduk asli.

Selain itu, penjajahan Barat juga mengganggu perkembangan intelektual dan


keilmuan di dunia Islam. Pendidikan dan riset ilmiah yang sebelumnya berkembang
pesat menjadi terhambat, dan masyarakat Muslim menghadapi tantangan dalam
mempertahankan keaslian identitas dan tradisi mereka.

Meskipun penjajahan Barat atas dunia Islam telah berakhir secara resmi
setelah periode dekolonisasi, dampaknya masih terasa hingga saat ini. Wilayah-
wilayah yang pernah dijajah menghadapi berbagai tantangan dalam membangun
negara dan masyarakat yang stabil dan mandiri. Proses pemulihan dan restorasi
identitas dan nilai-nilai Islam juga masih berlangsung.

Dalam konteks sejarah ini, penting bagi kita untuk memahami dan
menghargai perjuangan dan ketahanan umat Islam dalam menghadapi penjajahan
Barat, serta pentingnya membangun masa depan yang lebih adil dan berkelanjutan
bagi dunia Islam.

B. Rumusan Masalah

1. Penjajahan Barat Terhadap Dunia Islam Di Anak Benua India Dan Asia
Tenggara
2. Kemunduran Kerajaan Usmani Dan Ekspansi Barat Ke Timur Tengah
3. Bangkitnya Nasionalisme Di Dunia Islam Dan Tumbuhnya Gerakan Partai
Yang Memperjuangkan Kemerdekaan Negaranya
4. Kemerdekaan Negara-Negara Islam
BAB II

PEMBAHASAN

A. Penjajahan Barat Terhadap Dunia Islam Di Anak Benua India Dan Asia
Tenggara
Pada awal abad ke-17 M, Inggris dan Belanda mulai datang ke India. Pada
tahun 1611 M, Inggris mendapat izin untuk berinvestasi di sana, dan pada tahun 1617
M, Belanda juga mendapat izin yang sama. Perusahaan Inggris bernama British East
India Company (BEIC) mulai menguasai bagian Timur India ketika merasa cukup
kuat. Penguasa setempat tidak mampu menghadapinya, sehingga daerah Oudh,
Bengal, dan Orissa jatuh ke tangan Inggris. Pada tahun 1803 M, bahkan ibu kota
kerajaan Mughal, Delhi, juga dikuasai oleh Inggris1.
Di Asia Tenggara, daerah ini terkenal sebagai tempat produksi rempah-
rempah yang sangat diinginkan oleh negara-negara Eropa pada waktu itu, dan
menjadi pusat persaingan mereka. Eropa pun secara bertahap mendirikan
kekuasaannya di sana. Kerajaan Islam Malaka di Semenanjung Malaya, yang
didirikan pada awal abad ke-15 M, sangat strategis dan menjadi kerajaan Islam kedua
di Asia Tenggara setelah Samudera Pasai. Namun, pada tahun 1511 M, Portugis
berhasil menaklukkan Malaka. Kemudian, pada tahun 1521 M, Spanyol datang ke
Maluku dengan tujuan perdagangan dan berhasil menguasai Filipina, termasuk
beberapa kerajaan Islam di sana.
Pada akhir abad ke-16 M, Belanda, Inggris, Denmark, dan Perancis juga
datang ke Asia Tenggara. Namun, hanya Belanda dan Inggris yang berhasil mengukir
keberhasilan signifikan di sana. Belanda datang pada tahun 1595 M dan segera
menguasai perdagangan di kepulauan Nusantara. Sementara itu, Inggris menjadi
kekuatan yang dominan dan bersaing dengan Belanda. Inggris bahkan sempat
menguasai seluruh Indonesia untuk waktu yang singkat pada awal abad ke-19 M.2
1
S.M Ikram, Muslim Civilization In India, ( London : Cambridge University Press, 1977 ), hlm. 268.
2
Dr. Badri Yatim M.A, Sejarah Peradaban Islam, Dirasah Islamiyah II, Jakarta : P.T. Raja Grafindo
Persada, 2002, hlm. 177.
B. Kemunduran Kerajaan Usmani Dan Ekspansi Barat Ke Timur Tengah

Di awal abad ke-17 M, kemajuan teknologi militer dan industri perang Eropa
membuat Kerajaan Usmani kalah unggul. Meski begitu, reputasi besar Kerajaan
Turki Usmani masih membuat Eropa Barat enggan untuk menyerang atau
menaklukkan wilayah-wilayah yang masih dikuasai oleh Kerajaan Islam ini,
termasuk daerah-daerah di Eropa Timur. Namun, kekalahan telak Kerajaan Usmani
dalam pertempuran Wina tahun 1683 M membuat Barat menyadari bahwa kekuasaan
mereka telah berkurang jauh. Sejak itu, Kerajaan Usmani terus menerima serangan
besar dari pihak Barat.3

Meskipun ada upaya-upaya untuk memperbarui situasi, namun hal itu tidak
hanya gagal mencegah kemunduran Kerajaan Turki Usmani yang terus berlanjut,
tetapi juga tidak mendatangkan hasil yang diharapkan. Penyebab utama kegagalan ini
adalah melemahnya otoritas para penguasa Usmani. Selain itu, keuangan negara terus
mengalami kesulitan, juga karena pengaruh ulama dan pasukan Yenissari yang sejak
abad ke-17 M memegang kendali politik di Kerajaan Usmani dan menentang upaya-
upaya perbaikan. Proses pembaharuan di Turki Usmani baru berhasil setelah pasukan
Yenissari dibubarkan oleh Sultan Mahmud II (1807 – 1839 M) pada tahun 1826 M.
Struktur kekuasaan diubah, lembaga-lembaga pendidikan modern didirikan, buku-
buku Barat diterjemahkan, siswa berbakat dikirim ke Eropa untuk belajar, dan
sekolah-sekolah militer dibuka.4

Ketika Perang Dunia I meletus, Turki bergabung dengan Jerman namun


mengalami kekalahan. Akibatnya, kekuasaan Kerajaan Turki semakin melemah. Di
sisi lain, berbagai wilayah di Asia dan Afrika yang sebelumnya dikuasai oleh Turki
3
L. Stoddard, loc. Cit.
4
Harun Nasution, Pembaharuan dalam Islam; Sejarah Pemikiran, dan Gerakan, ( Jakarta : Bulan
Bintang, 1988 ), hlm. 15.
Usmani mulai memisahkan diri dari Konstantinopel. Selain faktor-faktor lain,
perasaan nasionalisme di antara bangsa-bangsa yang berada di bawah kekuasaannya
turut berperan penting dalam kemunduran Kerajaan Turki Usmani. Penetrasi Barat ke
pusat dunia Islam di Timur Tengah pertama kali dilakukan oleh Inggris dan Perancis.
Inggris lebih dulu memperluas kekuasaannya di India. Perancis juga ingin
memutuskan komunikasi antara Inggris di Barat dan India di Timur. Maka dari itu,
Mesir, pintu gerbang India, harus berada di bawah kekuasaan Perancis. Mesir
ditaklukkan pada tahun 1798 M.5

Pada abad ke-20 M, Italia dan Spanyol juga ikut bersama Inggris dan
Perancis dalam persaingan merebut wilayah-wilayah di Afrika. Di samping itu, Rusia
juga mulai menguasai wilayah-wilayah Muslim di Asia Tengah. Faktor utama yang
mendorong kehadiran kekuatan-kekuatan Eropa di negeri-negeri Muslim adalah
motivasi ekonomi dan politik.

C. Bangkitnya Nasionalisme Di Dunia Islam Dan Tumbuhnya Gerakan Partai


Yang Memperjuangkan Kemerdekaan Negaranya

Gerakan pembaharuan dalam Islam, yang bertujuan untuk mengembalikan


kekuatan umat Islam, didorong oleh dua faktor utama yang saling mendukung.
Pertama, upaya untuk menyucikan ajaran Islam dari unsur-unsur asing yang dianggap
sebagai penyebab kemunduran agama ini. Kedua, mengambil inspirasi dari ide-ide
pembaharuan dan ilmu pengetahuan dari Barat. Contoh gerakan pertama termasuk
gerakan Wahabiyah yang dimulai oleh Muhammad ibn Abdul al-Wahab di Arabia,
gerakan yang dipimpin oleh Syah Waliyullah di India, dan gerakan Sanussiyah di
Afrika Utara yang dipimpin oleh Said Muhammad Sanusi dari Aljazair. Sementara
itu, gerakan kedua tercermin dalam pengiriman para pelajar Muslim dari Turki

5
Philip K. hitti, History of the Arabs, ( London : The Macmillan, 1974 ), hlm. 722.
Usmani dan Mesir ke negara-negara Eropa untuk menuntut ilmu pengetahuan, dan
gerakan penerjemahan karya-karya Barat ke dalam bahasa Islam.

Semangat Pan-Islamisme ini mendorong Sultan Kerajaan Turki Usmani, Abd


al-Hamid II, untuk mengundang al-Afghani ke Istambul, ibu kota kerajaan. Walaupun
ide ini mendapat sambutan positif di dunia Islam, semangat demokrasi al-Afghani
menimbulkan tantangan bagi kekuasaan Sultan, sehingga al-Afghani tidak dapat
berbuat banyak di Istambul. Setelah itu, semangat Pan-Islamisme mengalami
penurunan, terutama setelah Turki Usmani dan sekutunya mengalami kekalahan
dalam Perang Dunia I.

Di Mesir, munculnya nasionalisme Mesir, sedangkan di wilayah Arab lainnya,


muncul gagasan nasionalisme Arab yang cepat menyebar dan diterima dengan
antusiasme. Hal ini mengakibatkan pembentukan nasionalisme berdasarkan
persamaan bahasa. Di India, Syed Amir Ali adalah salah satu tokoh gerakan Pan-
Islamisme yang dikenal dengan gerakan Khilafat. Namun, gerakan ini meredup
setelah usaha untuk membangkitkannya kembali dihapuskan oleh Mustafa Kemal di
Turki. Di Indonesia, terdapat partai politik yang besar dan menentang penjajah,
seperti SI (Serikat Islam) yang dipimpin oleh HOS Tjokroaminoto pada tahun 1912,
SDI (Serikat Dagang Islam) yang didirikan oleh H. Samanhudi pada tahun 1911, PNI
yang didirikan oleh Sukarno pada tahun 1927, PNI-baru yang didirikan oleh Drs.
Moh. Hatta, dan Permi (Persatuan Muslimin Indonesia) yang didirikan oleh partai
politik pada tahun 1932 yang dipelopori oleh Mukhtar Luthfi.

D. Kemerdekaan Negara-Negara Islam

Munculnya gagasan nasionalisme diikuti dengan pendirian partai politik


menjadi modal utama umat Islam dalam perjuangan membangun negara yang
merdeka. Partai-partai ini bertarung untuk membebaskan diri dari kekuasaan kolonial.
Upaya ini terwujud dalam berbagai kegiatan, di antaranya:
1. Gerakan politik, melalui diplomasi dan perjuangan bersenjata.

2. Pendidikan dan dakwah, untuk mempersiapkan masyarakat dalam meraih


kemerdekaan.

3. Indonesia menjadi negara mayoritas Muslim pertama yang menyatakan


kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945, setelah Jepang dikalahkan oleh Sekutu.
Pakistan menyusul pada 15 Agustus 1947, ketika Inggris menyerahkan kedaulatannya
di India kepada dua dewan konstitusional, satu untuk India dan satu untuk Pakistan.
Ajaran Islam memberi pengaruh besar terhadap pembentukan nasionalisme di
Indonesia. Ini diakui oleh peneliti nasionalisme Indonesia, George Mak. Turman,
yang menggambarkan Islam sebagai simbol kesatuan dan kesetaraan dalam melawan
penjajahan asing dan penganiayaan terhadap agama lain.

4. Pada tahun 1922, Timur Tengah (khususnya Mesir) memperoleh kemerdekaannya


dari Inggris. Namun, baru pada 23 Juli 1952, Mesir merasa sepenuhnya merdeka. Di
Afrika, Libya, Sudan, Maroko (1956), dan Aljazair (1962) membebaskan diri dari
Prancis. Di sekitar periode yang sama, Yaman Utara, Yaman Selatan, dan Uni Emirat
Arab juga memperoleh kemerdekaan mereka. Di Asia Tenggara, Malaysia (termasuk
Singapura saat itu) meraih kemerdekaannya dari Inggris pada tahun 1957, dan Brunei
Darussalam pada tahun 1984.

5. Dengan demikian, satu per satu negara-negara Islam memperoleh kemerdekaan


dari penjajahan. Beberapa di antaranya bahkan baru merdeka dalam beberapa tahun
terakhir, seperti negara-negara Muslim yang sebelumnya bersatu di Uni Soviet:
Uzbekistan, Turkmenia, Kirgistan, Kazakstan, Tajikistan, dan Azerbaijan pada tahun
1992, serta Bosnia yang memperoleh kemerdekaannya dari Yugoslavia pada tahun
yang sama.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penjajahan Barat atas dunia Islam merupakan periode yang signifikan dalam
sejarah umat Islam. Penjajahan ini memiliki dampak yang mendalam dan meluas,
baik dalam hal politik, ekonomi, sosial, budaya, maupun identitas umat Islam.
Meskipun penjajahan Barat secara resmi telah berakhir, dampaknya masih terasa
hingga saat ini. Salah satu dampak penting dari penjajahan Barat adalah perubahan
politik dan ekonomi di wilayah-wilayah yang dikuasai. Sistem pemerintahan
tradisional digantikan oleh pemerintahan kolonial yang sering kali korup dan otoriter.
Sumber daya alam yang melimpah dikendalikan oleh negara-negara Barat, yang
menyebabkan eksploitasi dan kemiskinan di kalangan penduduk asli. Proses
pemulihan dan pembangunan negara yang stabil dan mandiri menjadi tantangan yang
dihadapi oleh wilayah-wilayah yang pernah dijajah.

Selain itu, penjajahan Barat juga mengganggu perkembangan intelektual dan


keilmuan di dunia Islam. Pendidikan dan riset ilmiah yang sebelumnya berkembang
pesat terhambat, dan masyarakat Muslim menghadapi kesulitan dalam
mempertahankan keaslian identitas dan tradisi mereka. Pengaruh budaya Barat juga
mengancam budaya dan nilai-nilai Islam yang telah ada sejak lama. Namun,
meskipun menghadapi tantangan yang besar, umat Islam menunjukkan ketahanan dan
perjuangan yang luar biasa. Mereka berjuang untuk mempertahankan identitas dan
nilai-nilai mereka, serta untuk membangun masa depan yang lebih adil dan
berkelanjutan. Proses pemulihan budaya dan keilmuan Islam terus berlangsung, dan
umat Islam berusaha membangun masyarakat yang kokoh dan mandiri.

Dalam memahami penjajahan Barat atas dunia Islam, kita harus belajar dari
masa lalu untuk membentuk masa depan yang lebih baik. Penting untuk menghargai
perjuangan umat Islam dalam menghadapi penjajahan, serta untuk mempromosikan
perdamaian, kesetaraan, dan keadilan di antara semua umat manusia. Dengan
mempelajari sejarah ini, kita dapat menghindari kesalahan masa lalu dan membangun
dunia yang lebih inklusif dan saling menghormati.
DAFTAR PUSTAKA
S.M Ikram, Muslim Civilization In India, ( London : Cambridge University Press,
1977 ), hlm. 268.
Dr. Badri Yatim M.A, Sejarah Peradaban Islam, Dirasah Islamiyah II, Jakarta : P.T.
Raja Grafindo Persada, 2002, hlm. 177.

Harun Nasution, Pembaharuan dalam Islam; Sejarah Pemikiran, dan Gerakan,


( Jakarta : Bulan Bintang, 1988 ), hlm. 15.

Philip K. hitti, History of the Arabs, ( London : The Macmillan, 1974 ), hlm. 722.

Wahyuddin G dkk, Penjajahan Barat Atas Dunia Islam, JURNAL PILAR Vol 13, No.2
Desember 2022

Anda mungkin juga menyukai