Begini Seharusnya Memakamkan Mereka Yang Pulang Ke Rahmatullah
Begini Seharusnya Memakamkan Mereka Yang Pulang Ke Rahmatullah
Ibnul Qayyim berkata dalam kitabnya Zaadul Ma’aad, “Dan makam beliau
shallallahu ‘alaihi wa sallam digunduki tanah seperti punuk yang berada di tanah
lapang merah. Tidak ada bangunan dan tidak juga diplester. Demikian itu pula
makam kedua sahabatnya (Abu Bakar dan Umar).”
“Rasulullah saw. bersabda, ‘Lebih baik salah seorang dari kamu duduk di atas
bara api hingga membakar pakaiannya dan sekujur tubuhnya daripada duduk di
atas kubur’,” (HR Muslim (971).
Rasulullah aja sampe bilang begitu. Ini karena betapa manusia sangat di
muliakan Allah bahkan sampe setelah meninggal dunia.
Kenapa?? Supaya yang meninggal atau jenazah terhindar atau terlindungi dari
hewan yang hidup. Begitu juga yang hidup terhindar dari yang telah meninggal,
dari bau dan lain. lain.
Sebagai kebutuhan penanda agar kita tidak kehilangan jejak atau agar mudah
ketika berziaran maka sebatas ada kebutuhanmenuliskan nama orang yang
wafat di atas kuburan atau pada nisan sebagai penanda agar kuburannya
dikenali, bukan dalam kategori bermegah-megahan diperbolehkan. Ingat hanya
sebagai penanda bukan dalam kategori bermegah-megahan.
Kuburan Mewah Haram Hukumnya
Kini nampaknya mucul trend kuburan mewah dengan berbagai fasilitas wah yang
ditawarkan. Padahal hal ini haram hukumnya. MUI jelas menyatakan Jual beli
dan bisnis lahan untuk kepentingan kuburan mewah yang terdapat unsur tabdzir
dan israf hukumnya haram,” jelas Fatwa MUI Nomor 9 tahun 2014
Source:https://www.dream.co.id/your-story/tata-cara-mengubur-jenazah-sesuai-sunnah-islam-190912t.html
Bagi seorang muslim yang masih hidup, merupakan kewajiban untuk menguburkan kaum muslimin yang telah
meninggal. Hukumnya sendiri fardu kifayah (kewajiban kolektif). Menguburkan jenazah tidak hanya sekedar
menimbun jenazah dengan tanah begitu saja. Ada aturan tertentu yang telah ditetapkan oleh Allah Subhanahu
wa ta’ala tentang tata cara pelaksanaan penguburan ini mengenai perlakuan yang harus dilakukan dan doa yang
harus dipanjatkan.
Aturan dalam Islam perihal penguburan ini menunjukkan bahwa Islam sangat memuliakan manusia. Tidak
hanya ketika baru lahir di dunia dan semasa hidup, tapi setelah meninggal jenazah harus diperlakukan dengan
baik.
Kewajiban dalam mengubur jenazah adalah dengan mengubur jenazah pada satu liang lahat yang dapat
mencegah tersebarnya bau dan dimangsa binatang buas, serta menghadapkan ke arah kiblat. Untuk lebih
sempurnanya, mengubur jenazah dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Sebelum dikuburkan, jenazah harus disalati terlebih dahulu. Islam memerintahkan agar jenazah
segera dikubur atau dimakamakan.
1. Kaum muslimin yang masih hidup hendaknya mengantar jenazah ke kubur dengan cara memikul
keranda jenazah karena termasuk dalam amal kebaikan. Ketika mengantar jenazah ke pemakaman,
hendaknya untuk menjaga ketenangan, menyegerakan pemakaman, berdiri di sisi makam untuk
beberapa saat, dan menaburkan tanah setelah pemakaman.
1. Lubang kubur hendaknya telah dipersiapkan terlebih dahulu sebelum jenazah tiba di. Lubang kubur
dibuat cukup dalam, kira-kira setegak badan orang dewasa atau 50 hasta dengan lebar lebih kurang
satu meter. Lubang kubur dibuat cukup dalam agar tidak mengeluarkan bau dan tidak mudah
dibongkar binatang buas.
1. Di dasar lubang yang telah dibuat, dibuat kembali lubang yang lebih sempit untuk meletakkan
jenazah. Lubang sempit ini biasa disebut oleh masyarakat sebagai liang lahat. Ada dua cara untuk
membuat liang lahat ini.
Pertama, berbentuk relung sempit selebar dan sepanjang badan jenazah yang terletak di tengah-tengah kubur
atau lubang yang pertama. Kedua, berbentuk relung sepanjang dan selebar badan yang terletak di salah satu
sisi kubur.
1. Mengubur jenazah berarti memasukkan jenazah ke liang lahat tersebut dengan hati-hati. Pada saat
memasukkan jenazah ke liang lahat, jenazah diletakkan dalam posisi miring. Diperbolehkan
meletakkan tanah yang dikeraskan untuk mengganjal punggung dan menyangga kepala jenazah.
1. Setelah itu, tali-tali yang mengikat jenazah dibuka dan bagian muka serta kaki dibuka sedikit agar pipi
kanan dan ujung kaki jenazah menempel di tanah.
1. Kemudian liang lahat ditutup dengan papan atau kayu, lalu ditimbun dengan tanah. Timbunan tanah
pada liang lahat boleh ditinggikan kurang lebih satu jengkal dan diberi tanda dengan batu nisan.
1. Setelah penguburan, orang yang hadir di pemakaman disunahkan menaburkan tanah ke arah kepala
jenazah sebanyak tiga kali. Selain itu, disunahkan pula orang-orang yang hadir untuk memohonkan
ampun bagi jenazah. Hal ini dipertegas oleh hadits Rasulullah Salallahu ‘alaihi wassalam, yang
artinya:
“Dari Utsman, “Nabi Salallahu ‘alaihi wassalam jika selesai menguburkan jenazah, berdirilah beliau, lalu
bersabda. ‘Mintakan ampun saudaramu dan mintakanlah supaya ia berketetapan, sebab ia sekarang sedang
ditanya’.” (H.R. Abu Dau dan Hakim)
Source:https://www.kenangan.com/blog/tata-cara-menguburkan-jenazah-menurut-syariat-islam
Menurut ajaran Islam, kedalaman lubang kubur setinggi orang yang berdiri di dalam dengan tangan melambai
ke atas. Kemudian lebar dengan ukuran satu dzira atau satu hasta lebih satu jengkal, setara 50 centimeter.
Galilah lubang di tanah yang kuat dan dalam supaya ketika jenazah mulai membusuk, bau jasadnya tidak
tercium oleh binatang pemakan bangkai. Serta aman dari longsor akibat aliran hujan.
Bentuk Lubang
Tahap tata cara menguburkan jenazah dengan memperhatikan bentuk lubang kuburnya. Buatlah panjang yang
cukup untuk jenazah, tentu melebihi tinggi badannya.
Apabila tanahnya keras, disunahkan untuk membuat liang lahat di dalam lubang kubur. Liang lahat ialah
lubang yang dibuat di dinding kubur sebelah kiblat, seukuran yang cukup untuk meletakkan jenazah.
Jenazah ditaruh di liang lahat tersebut, kemudian ditutup menggunakan batu pipih. Lalu urug dengan tanah. Di
Indonesia, sebagian besar masyarakat menggunakan papan kayu sebagai ganti batu pipih, supaya tanahnya
tidak runtuh menimpa jenazah.
Sedangkan bila tanahnya gembur, disunahkan untuk membuat semacam lubang lagi di dasar kubur dengan
ukuran dapat menampung jenazah. Jenazah diletakkan pada lubang tersebut, kemudian bagian atasnya ditutup
dengan batu pipih atau papan kayu, lalu diurug dengan tanah.
Mengenai waktu menguburkan jenazah perlu diperhatikan pula, karena bisa berdampak pada proses
pemakaman serta ketersediaan warga yang membantu menguburkan. Beberapa waktu yang sebaiknya
dihindari ketika menguburkan jenazah: