1821 6272 1 PB
1821 6272 1 PB
Buhori
Dosen Bahasa Arab Prodi Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir IAIN Pontianak
Email: kanghari32@yahoo.co.id
ABSTRACT
Al-Qur'an is a holy book that is mu'jiz in nature, not only in terms of its content but also in
terms of the language's beauty and its grammatical fluency. Al-Qur'an challenges those who
still doubt it to write letters such as those in the al-Qur'an. Since the time of Prophet
Muhammad PBUH. There is already a group that has envy and does not accept the holiness
of the Qur'an. Nowadays, non-Muslims are again trying to find weaknesses and mistakes in
the Qur'an. One of the errors they accuse is an error in the grammatical aspect of the Koran.
This weakness will later be used as their argument, which states that the al-Qur'an is not a
holy book that is ma'shum (protected from error). It is not a revelation but merely the
creation of the prophet Muhammad. Therefore, in this paper, the author will answer the
accusations of grammatical errors addressed in the holy book of the Koran.
Al-Qur`an merupakan kitab suci yang bersifat mu`jiz, tidak hanya dari segi kandungannya,
akan tetapi juga dari segi keindahan bahasa yang digunakan dan kefasihan tata bahasanya.
Al-Qur`an memberikan tantangan kepada orang-orang yang masih meragukannya untuk
membuat surat semisal yang ada dalam al-Qur`an.Sejak masa nabi Muhammad saw. sudah
ada kelompok yang memiliki kedengkian dan tidak menerima atas kesucian al-Qur`an.
Dewasa ini, kalangan non muslim kembali mencoba mencari kelemahan dan kesalahan dalam
al-Qur`an. Salah satu kesalahan yang mereka tuduhkan adalah kesalahan dalam aspek
gramatikal al-Qur`an. Kelemahan ini nantinya dijadikan sebagai argumentasi mereka yang
menyatakan bahwa al-Qur`an bukanlah kitab suci yang ma`shum (terjaga dari kesalahan), ia
bukan wahyu, namun semata hasil kreasi dari nabi Muhammad saw. Oleh sebab itu, dalam
tulisan ini, penulis akan menjawab tuduhan-tuduhan kesalahan gramatikal yang dialamatkan
pada kitab suci al-Qur`an.
~ 231 ~
AL-HIKMAH: Jurnal Dakwah, Volume 14, Nomor 2, Tahun 2020 [P231-252]
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat & Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah (FUAD) IAIN Pontianak
Jl. Letjen. Soeprapto, No. 19 Pontianak, Kalimantan Barat 78121Phone: (0561) 734170 Mobile: 085741561121
1 3
Ahmad bin Umar al-Hazimi, Syarh Nadzm QS. Al-Baqarah (2): 23
4
al-Maqsud, (almaktabah as-Syamilah, al-Isdhor as- Muhammad Husen Salamah, al-I`jaz al-
Tsani), hlm. 4 Balaghi fi al-Quran al-Karim, (Kairo: Dar al-Afaq
2
QS. Yusuf (12): 2 al-`Arabi, Cet. I, 1423H/2002 M), hlm. 9.
~ 232 ~
Buhori
Gramatikal Al-Qur’an: Menjawab Tuduhan Kesalahan Gramatikal Dalam al-Qur`an
nilai kebenaran al-Qur`an. Salah satu tidak sempurna tanpanya maka hukum
rumpun keilmuan yang melekat erat dan perkara tersebut adalah wajib6.
tidak dipisahkan dalam upaya memahami Sejarah mencatat, sejak zaman nabi
al-Qur`an adalah keilmuan tentang Muhammad saw. sudah ada kelompok
gramatikal atau tata bahasa Arab. Oleh yang memiliki kedengkian dan tidak setuju
karna itu, kaum muslimin yang ingin terhadap kitab al-Qur`an. Namun, sejarah
memahami kitab Al-Qur`an secara integral juga membuktikan bahwa apapun upaya
dan mendalam maka diharuskan untuk yang telah dilakukan oleh mereka tidak
memahami perangkat-perangkat keilmuan, ada satupun yang mampu menggoyahkan
termasuk mempelajari bahasa Arab dan kesempurnaan al-Qur`an sebagai kitab
gramatikalnya dengan benar. suci.
Melihat urgensitas kemampuan Dewasa ini, kalangan non muslim
bahasa Arab dalam upaya memahami kitab kembali mencoba mencari titik-titik
Al-Qur`an, Muhammad bin Idris as-Syafi`i kelemahan yang terdapat dalam kitab al-
atau yang lebih dikenal dengan nama Qur`an. Salah satu titik kelemahan yang
Imam Syafi`i (w. 204 H), pendiri madzhab menjadi fokus kajian mereka adalah
Syafi`i dalam bidang fiqh, menyatakan mencari kesalahan gramatikal bahasa yang
bahwa hendaknya seorang muslim terdapat dalam ayat-ayat Al-Qur`an.
mempelajari bahasa Arab semaksimal Kelemahan ini nantinya dijadikan sebagai
mungkin hingga batas usaha keras yang argumentasi mereka yang menyatakan
5
bisa mereka lakukan . Pernyataan lebih bahwa al-Qur`an bukanlah kitab suci yang
tegas lagi disampaikan oleh Ibnu Taimiyah ma`shum (terjaga dari kesalahan), ia
(w.728 H). Beliau menegaskan bahwa bukan wahyu, namun semata hasil kreasi
bahasa Arab itu adalah bagian dari agama, dari nabi Muhammad saw. sendiri.
dan mengetahuinya adalah keharusan yang Perbincangan terkait adanya
wajib dipenuhi, (karena) memahami kitab kesalahan gramatikal dalam sebagian ayat-
Al-Qur’an dan Hadits adalah fardhu, yang ayat Al-qura`n banyak terjadi, baik di
tidak dapat dipahami kecuali dengan ruang diskusi formal, seperti seminar,
memahami bahasa Arab terlebih dahulu, debat lintas agama, maupun di kelompok
dan setiap perkara yang suatu kewajiban disukusi non-formal yang tersebar di
berbagai media sosial, seperti facebook,
6
Ibnu Taimiyah, Iqtidhā as-Shirātha al-
Mustaqîm li Mukhālafati Ashhābi al-Jahîm,
5
Muhammad bin Idris as-Syafi`i, Ar- (almaktabah as-Syamilah, al-Isdhor as-Tsani), hlm.
Risālah, (Beirut: Dār al-Kitab, tt), hlm. 48 207
~ 233 ~
AL-HIKMAH: Jurnal Dakwah, Volume 14, Nomor 2, Tahun 2020 [P231-252]
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat & Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah (FUAD) IAIN Pontianak
Jl. Letjen. Soeprapto, No. 19 Pontianak, Kalimantan Barat 78121Phone: (0561) 734170 Mobile: 085741561121
Selain itu, peneliti juga menemukan Salim yang ditandai dengan tanda
postingan di facebook berbahasa Arab i`rabrofa` berupa huruf wau dan nun.
yang memuat tentang tuduhan banyaknya Berdasaarkan kaedah bahasa Arab, kata
kesalahan gramatikal dalam ayat-ayat Al- tersebut kurang tepat, sebab ia di`athof-kan
~ 234 ~
Buhori
Gramatikal Al-Qur’an: Menjawab Tuduhan Kesalahan Gramatikal Dalam al-Qur`an
kepada kata al-ladzina sebagai isim dari Markaz al-Qānun al-`Arabiy wa al-Islāmiy
inna yang manshûb (dalam keadaan i`rab dan dimuat juga di https://sami-
nashab).Seyogyanya, kata yang ma`thûf aldeeb.com/livres/Coran-fautes.pdf.
pada al-manshûb (kata dalam keadaan Melihat banyaknya syubhat dan
nashab) juga Nashab. Menurutnya, kesalahan persepsi serta
pengungkapan yang benar dalam ayat al- kesalahpemahaman tentang ayat-ayat al-
Qur`an di atas adalah waas-Shābiîna Qur`an, khususnya pada aspek gramatikal
(tanda i`rabnya berupa huruf ya` dan nun). bahasa Arab seperti yang dipaparkan di
Ia juga membandingkan dengan dua ayat atas, maka peneliti melihat perlu dilakukan
semisal lainnya yang menurutnya sudah kajian yang mendalam tentang analisis
ditulis dengan benar, yaitu QS. Al-Baqarah terhadap ayat-ayat al-Qur`an yang
(2): 62, dan QS. Al-hajj (22): 17. disalahpahami oleh beberapa kalangan
Tuduhan akan banyaknya tersebut. Kajian ini selain akan menjawab
kesalahan dalam Al-Qur`an, baik pada berbagai tuduhan yang dilontarkan oleh
aspek sintaksis dan morfologis, ataupun kalangan di luar Islam, juga diharapkan
kesalahan penggunaan kata yang ambigu, mampu memberikan penjelasan yang
kesalahan imlāiyah dan kontradiksi antar lengkap terhadap umat Islam sendiri
ayat, tidak hanya termuat dalam tulisan- tentang kemu`jizatan dan keindahan yang
tulisan yang diunggah di media sosial. dimiliki oleh al-Qur`an, sebagai kitab suci
Tulisan lain dalam tampilan yang lebih umat Islam.
sistematis dan terkesan lebih ilmiah juga
sudah banyak beredar. Abdullah Abdul al- Gramatikal Al-Qur`an (Ilmu Nahwu
dan Sharraf)
Fadi, nama samaran yang digunakan oleh
Pengertian dan Cakupan Ilmu Nahwu
seorang non-muslim, telah menulis buku (sintaksis)
yang berjudul Is The Qur`an Dalam Kamus Besar Bahasa
Infallible?.Buku ini telah diterjemahkan ke Indonesia sintaksis diartikan sebagai
dalam beberapa bahasa di dunia.Sami pengaturan dan hubungan kata dengan kata
A.Aldeeb Abu Sahlieh, doktor dalam atau dengan satuan lain yang lebih besar.
bidang hukum di Universitas Fribourg Sintaksis juga merupakan ilmu tata kalimat
Swiss, kelahiran Palestina yang menetap atau cabang linguistik tentang susunan
di Swiss yang beragama Kristen, juga kalimat dan bagiannya8. Sedangkan
menulis sebuah artikel dengan judul “al- Taufiqurrochman (2008: 13) mengartikan
Akhtha` al-lughowiyyah fi al-Qur`an al- 8
(http://www.kbbi.web.id/sintaksis), diakses
Karîm”. Tulisan ini diterbitkan oleh pada tanggal 27 September 2018
~ 235 ~
AL-HIKMAH: Jurnal Dakwah, Volume 14, Nomor 2, Tahun 2020 [P231-252]
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat & Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah (FUAD) IAIN Pontianak
Jl. Letjen. Soeprapto, No. 19 Pontianak, Kalimantan Barat 78121Phone: (0561) 734170 Mobile: 085741561121
Dalam kaedah bahasa Arab, cabang Arab dari segi i`rob dan mabni, yaitu pada
ilmu yang membahas tentang tata kalimat saat kata-kata tersebut sudah tersusun
Adapun Nahwu dari sisi terminologi, penting. Dengan disiplin ilmu inilah kita
~ 236 ~
Buhori
Gramatikal Al-Qur’an: Menjawab Tuduhan Kesalahan Gramatikal Dalam al-Qur`an
lingkup bahasa Arab, kesalahan sintaksis Dengan ungkapan yang lebih rinci
yang disebut akhta` nahwiyyah yang disertai dengan penjelasan objek kajian
sering terjadi adalah kesalahan dalam i`rob ilmu Sharraf,12 menjelaskan:
atau pemberian harkat huruf akhir dari
أو ھﻮ اﻟﻌﻠﻢ اﻟﺬي ﯾﺪرس اﻟﻜﻠﻤﺔ اﻟﻤﻔﺮدة وﻣﺎ
setiap kalimat. وﻣﻦ ﺻﺤﺔ أو،ﻟﺤﺮوﻓﮭﺎ ﻣﻦ أﺻﺎﻟﺔ أو زﯾﺎدة
، وﻣﻦ إﺑﺪال أو ﺣﺬف أو إدﻏﺎم أو إﻣﺎﻟﺔ،إﻋﻼل
Sharraf (morfologi) وﻣﺎ ﯾﻌﺘﺮض ﻵﺧﺮ اﻟﻜﻠﻤﺔ ﻣﻤﺎ ھﻮ ﻟﯿﺲ ﺑﺈﻋﺮاب
وﻻ ﺑﻨﺎء ﻛﻮﻗﻒ أو ﻏﯿﺮه
Morfologi bahasa Arab atau yang
Berdasarkan pengertian di atas, al-
dikenal dengan ilmu Sharrf, menurut
Ghulāyaynî mengutarakan bahwa Ilmu
Musthofa al-Ghulāyaynî adalah ilmu
Sharraf dapat disebut juga sebagai ilmu
tentang asal usul kata dengannya dapat
yang mengkaji kata-kata mufrod, yaitu
diketahui bentuk-bentuk dari kata-kata
kata yang tidak digabung dengan kata yang
bahasa Arab dan keadaannya, bukan i`rab
lain, dan belum membentuk sebuah
bukan juga bina`. Dalam bahasa Arab,
kalimat, yang mencakup pada huruf-huruf
disiplin ilmu yang membahas tentang
yang asli dan tambahan, huruf-huruf sohih
aspek morfologis disebut dengan ilmu
dan huruf `illat, ibdal, membuang huruf
Sharraf.Secara bahasa, kata sharraf dapat
(hadzfu), idgham, imalah, dan terkait
berarti taghyiir (perubahan) dan taqlib
dengan akhir kata, selain i`rob dan mabni,
(membalikkan).
seperti waqaf dan lainnya.
Sedangkan secara istilah, Musthofa
Pandangan Ulama terkait Fenomena
al-Ghulāyaynî11 mengartikan Sharraf
Kesalahan Gramatikal dalam Al-Qur`an
sebagai berikut:
Perbincangan seputar ayat-ayat al-
اﻟﺼﺮف ھﻮ اﻟﻌِﻠﻢ اﻟﺬي ﯾﺒﺤﺚ ﻓﻲ اﻟﻠﻔﻆ اﻟﻤﻔﺮد
و ﻣﺎ طﺮأ ﻋﻠﻰ ھﯿﻜﻠﮫ،ﻣﻦ ﺣﯿﺚ ﺑﻨﺎؤه و وزﻧﮫ Qur`an yang secara lahirnya nampak
.ﻣﻦ ﻧﻘﺼﺎن أو زﯾﺎدة menyalahi kaedah gramatikal bahasa Arab
Sharraf adalah bidang ilmu yang yang lazim digunakan saat itu, sejatinya
membahas tentang lafadz-lafadz yang telah berlangsung sejak masa sahabat nabi.
mufrod (tidak diisnadkan dengan kalimat
yang lain) dari segi mabninya, wazannya, Banyak para ulama yang menjadikan hal
dan perubahan-perubahan yang terjadi di ini sebagai tema pembahasan dalam
dalamnya, seperti adanya pengurangan
beberapa karyanya, serta banyak pula
(huruf) dan penambahan.
ulama-ulama tafsir yang telah memberikan
pandangannya akan hal ini.
11 12
Musthafa al-Ghulāyaynî, op.cit., hlm. 16 Musthafa al-Ghulāyaynî, op.cit, hlm. 17
~ 237 ~
AL-HIKMAH: Jurnal Dakwah, Volume 14, Nomor 2, Tahun 2020 [P231-252]
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat & Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah (FUAD) IAIN Pontianak
Jl. Letjen. Soeprapto, No. 19 Pontianak, Kalimantan Barat 78121Phone: (0561) 734170 Mobile: 085741561121
Imam Suyuthi dalam kitab al-Ithqan fi menemukan fakta historis yang cukup
Ulumi al-Qur’an13, dengan mengutip menarik bahwasannya ‘Aisyah binti Abu
perkataan Abu `Ubaid dalam Bakar sendiri memang mengakui adanya
kitab Fadhaili al-Qur’an, menceritakan “kesalahan” gramatik dalam kitab suci al-
bahwa ‘Urwah bin Zubair pernah bertanya Qur`an yang penyebabnya adalah para
kepada ‘Aisyah tentang “penyimpangan penyalin yang telah keliru menuliskan
gramatikal” (lahn) dalam Qur’an. Kitab Suci al-Qur’an.
Pertanyaan `Urwah bin Zubair pada Lebih lanjut, as- Suyûthi dengan
Aisyah kala itu difokuskan pada tiga ayat mengutip riwayat dari Ibnu al-Anbãri
yang secara gramatikal “keliru”, di dalam kitab ar-Raddu `alã Man Khãlafa
antaranya: Thaha (20): 63, QS.an-Nisa (4): Mushafa Utsman dan riwayat Ibnu Asytah
162, dan QS. al-Maidah (5): 69. dalam kitab al-Mashãhifmenjelaskan
Menanggapi pertanyaan `Urwah bahwa setelah proyek penulisan mushaf al-
tersebut, Sayyidah `Aisyah ra memberikan Qur`an rampung dikerjakan, maka mushaf
jawaban cukup mencengangkan. Dalam tersebut disampaikan kepada Utsman bin
kitab tersebut dikisahkan, bahwa `Aisyah `Affan, maka beliau menemukan beberapa
menjawab: (penulisan) huruf yang mengalami lahn
اﺧﻄﺆوا ﻓﻲ، ھﺬا ﻋﻤﻞ اﻟﻜﺘﺎب،ﯾﺎ ﺑﻦ أﺧﻲ (kesalahan), namun beliau menegaskan;
13 14
Jalaluddin as-Suyûthi, al-Itqãn fĭ Ulûmi Lebih jelas lihat Jalaluddin as-Suyûthi, al-
al-Qur’an (Beirut: Risalah Publisher, 2008), hal Itqãn fĭ Ulûmi al-Qur’an (Beirut: Risalah
390-391 Publisher, 2008), hal 391
~ 238 ~
Buhori
Gramatikal Al-Qur’an: Menjawab Tuduhan Kesalahan Gramatikal Dalam al-Qur`an
fushahã (ahli bahasa Arab fushah) yang sangat diterjemahkan ke dalam Bahasa Arab
kuat ?. Bagaimana bisa mereka dianggap salah dengan judul; al-Akhtha` al-lughowiyyah fi
dalam pelafalan al-Qur`an, sementara mereka al-Qur`an al-Karîm. Artikel ini ditulis
menerimanya secara langsung (talaqqi) dari
oleh Sami A.Aldeeb Abu Sahlieh, dan
nabi Muhammad saw. dan mereka telah
Ketiga, artikel dengan judul “al-akhta` al-
menghafal, dan mengingatnya secara kuat ?
lughāwiyyah fi al-Qur`an”.Tulisanini
Bagaimana juga mereka dianggap melakukan
diunggah oleh akun Tunisiens Irréligieux
kesalahan kolektif dalam pelafalan dan
penyalinan al-Qur`an ?serta bagaimana pula
di akun facebooknya dan hingga saat ini
Sayyidina Utsman bin `Affan dianggap tercatat telah dibagikan ratusan kali oleh
melarang untuk dilakukannya revisi perbaikan akun-akun lainnya.
penulisan mushaf ? dan bagaimana bisa timbul Dengan mengacu pada tiga sumber di
persangkaan bahwa qira`at al-Qur`an yang atas, maka peneliti menemukan puluhan
beredar selama ini mengalami kesalahan ? ayat-ayat Al-Qur`an yang diklaim
padahal qira`at tersebut diriwayatkan secara mengandung unsur kesalahan linguistik,
mutawatir pada setiap masanya. Tentu hal ini
khususnya dalam aspek sintaksis
merupakan sesuatu yang mustahil, tak dapat
(nahwiyyah) dan morfologis (sharfiyyah).
diterima nalar sehat, baik secara syari`at
Ayat-ayat tersebut di antaranya adalah:
maupun kebiasaan manusia pada umumnya.
1. QS. Al-Mã`idah (5): 69
Jawaban Atas Tuduhan adanya
Kesalahan Gramatikal dalam al-Qur`an اﻟﻨ ٰ ٰ ى
اﻟﺼﺎﺑِـ ﻮْ َنوَ ﱠ
ّ َاِ ﱠن اﱠ ِ ْ َ اٰﻣَ ُﻮْ ا وَ اﱠ ِ ْ َ َﻫﺎدُ وْ ا و
Untuk memperoleh data terkait ﻣَ ْﻦ اٰﻣَ َﻦ ﺑِﺎﷲ ِ وَ اﻟْﻴَ ﻮْ مِ ا ْ ٰ ِﺧ ِﺮ وَ َﻋ ِﻤ َﻞ َﺻﺎ ِ ًﺎ ﻓَ َ َﺧﻮْ ٌف
keberadaan teks-teks kitab suci Al-Qur`an
َ ْ ﺰَ ُﻧ ْﻮ َن َْ ﻠَﻴْ ِﻬﻢْ وَ َ ُﻫﻢ
yang dianggap menyalahi kaedah bahasa
Arab oleh beberapa kalangan non-muslim, Jenis kesalahan yang dituduhkan
peneliti mengambil dari tiga sumber pada ayat ini masuk dalam kategori
tertulis, baik yang telah dibukukan sintaksis (nahwiyyah).Letak kesalahan
maupun yang diterbitkan dalam bentuk yang dimaksudkan terletak pada kata
artikel. Pertama, buku karya Abdullah َاﻟﺼﱠﺎﺑِﺌُﻮنyangditulis dalam bentuk mahal
Abdul Fadhi (nama samaran), yang rafa`, dengan tanda rafa`nya berupa huruf
berjudul Is The Qur`an Infallible? Yang wawu ()واو.Kata ini dalam gramatikal
diterjemahkan ke dalam bahasa Arab bahasa Arab merupakan
dengan judul; Hal al-Qurãnu makshûm ?. ma`thuf(diikutkan) terhadap kata اﻟﺬﯾﻦyang
Kedua, artikel dengan judul Linguistic ber-mahal nashab.Oleh sebab itu,
Errors in the Holy Koran yang juga telah seharusnya kata َاﻟﺼﱠﺎﺑِﺌُﻮنjuga harus
~ 239 ~
AL-HIKMAH: Jurnal Dakwah, Volume 14, Nomor 2, Tahun 2020 [P231-252]
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat & Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah (FUAD) IAIN Pontianak
Jl. Letjen. Soeprapto, No. 19 Pontianak, Kalimantan Barat 78121Phone: (0561) 734170 Mobile: 085741561121
Pada dua ayat tersebut di atas, إن اﻟﺬﯾﻦ آﻣﻨﻮا واﻟﺬﯾﻦ ھﺎدوا واﻟﻨﺼﺎرى ﻣﻦ آﻣﻦ
penulisan kata َاﻟﺼﱠﺎﺑِﺌُﻮنsudah dianggap ﺑﺎ واﻟﯿﻮم اﻵﺧﺮ وﻋﻤﻞ ﺻﺎﻟﺤﺎ ً ﻓﻼ ﺧﻮف ﻋﻠﯿﮭﻢ
tepat, sebab ditulis dalam bentuk nashab 15
واﻟﺼﺎﺋﺒﻮن ﻛﺬﻟﻚ، وﻻ ھﻢ ﯾﺤﺰﻧﻮن
dengan tanda i`rabnya berupa huruf ya` Sesungguhnya orang-orang yang beriman,
( َ) َواﻟﺼﱠﺎﺑِﺌﯿﻦbukan ditulis dalam bentuk rafa` orang-orang Yahudi, dan orang-orang
Nasrani, barangsiapa beriman kepada
seperti pada QS.Al-Mã`idah (5): 69. Allah, kepada hari kemudian, dan berbuat
Untuk menjawab persoalan ini, kebajikan, maka tidak ada rasa khawatir
padanya dan mereka tidak bersedih hati,
peneliti merujuk kepada beberapa kitab Sedangkan para kaum Shãbi`in juga
tafsir terkemuka, seperti Tafsir Anwãr at- seperti itu.
Tanzĭl wa Asrãru at-Ta`wĭl karya
Nashiruddin Abu al-Khair Abdullah bin
15
Umar bin Muhammad al- Baidhãwi, Kitab Lebih jelas lihat di Tafsir Mafãtih al-
Ghaib karya Fakhruddin ar-Rãzi, (al-Maktabah as-
Tafsir Mafãtih al-Ghaib karya Fakhruddin Syãmilah: al-Isdhãr as-Tsãni), Juz 6 hlm.116
~ 240 ~
Buhori
Gramatikal Al-Qur’an: Menjawab Tuduhan Kesalahan Gramatikal Dalam al-Qur`an
16 17
Nashiruddin Abu al-Khair Abdullah bin Muhyiddin ad-Darwisy, I`rãbul Qur`an
Umar bin Muhammad al- Baidhãwi, Anwãr at- al-Karĭm wa Bayãnuhu, (Beirut: Dãr Ibn Katsĭr,
Tanzĭl wa Asrãru at-Ta`wĭl, (al-Maktabah as- 1980) Juz 6 hlm. 526-527
18
Syãmilah: al-Isdhãr as-Tsãni), Juz 2 hlm. 97 Ibid. hlm. 528
~ 241 ~
AL-HIKMAH: Jurnal Dakwah, Volume 14, Nomor 2, Tahun 2020 [P231-252]
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat & Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah (FUAD) IAIN Pontianak
Jl. Letjen. Soeprapto, No. 19 Pontianak, Kalimantan Barat 78121Phone: (0561) 734170 Mobile: 085741561121
~ 242 ~
Buhori
Gramatikal Al-Qur’an: Menjawab Tuduhan Kesalahan Gramatikal Dalam al-Qur`an
~ 243 ~
AL-HIKMAH: Jurnal Dakwah, Volume 14, Nomor 2, Tahun 2020 [P231-252]
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat & Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah (FUAD) IAIN Pontianak
Jl. Letjen. Soeprapto, No. 19 Pontianak, Kalimantan Barat 78121Phone: (0561) 734170 Mobile: 085741561121
Jenis kesalahan yang dituduhkan وَ َ ﺗُﻔْ ِﺴ ُﺪوْ ا ِ ا ْ َ ْر ِض ﺑ َْﻌ َﺪ اِ ْﺻ َ ِﺣﻬَ ﺎ وَ ادْ ُﻋﻮْ هُ َﺧﻮْ ﻓً ﺎ
pada ayat ini adalah kesalahan pengejaan
َ ْ ِﱠو َﻃﻤَ ًﻌﺎۗ اِ ﱠن َر ْ َ َﺖاﷲ ِ ﻗَ ِﺮﻳْ ٌﺐ ِّﻣ َﻦ ا ْﻟﻤُ ْﺤ ِﺴﻨ
(imlãiyyah) atau kesalahan
c. QS.Hûd (11): 73
penulisan.Bentuk kesalahannya terdapat
pada penulisan kata رﺣْ ﻤﺖyang ditulis ﻗَ ﺎﻟُﻮْ ٓا َاﺗ َْﻌ َﺠ ِﺒ ْ َ ﻣِ ْﻦ اَﻣْ ِﺮ اﷲ ِ َر ْ َ ُﺖ اﷲ ِ وَ ﺑَﺮَﻛٰ ُﺘ ٗﻪ
menggunakan huruf ta` ( )تbiasa yang َ َ ْ ﻜُ ﻢْ ا َْﻫ َﻞ ا ْﻟ َﻴْ ﺖِۗ اِﱠﻧ ٗﻪ َ ِ ﻴْ ٌﺪ ﱠ ِ ﻴْ ٌﺪ
bukan pada tempatnya.Menurut mereka,
d. QS. Maryam (19): 2
seharusnya kata tersebut ditulis dengan
menggunakan huruf ta` marbûthah ()ة. ِۚﻚ َﻋﺒْ َﺪهٗ زَﻛَ ِﺮﻳﱠﺎ
َ ذِﻛْ ُﺮ َر ْ َ ِﺖ َر ّﺑ
Oleh sebab itu, penulisan ayat yang benar
e. QS. ar-Rûm (30): 50
menurut mereka adalah ِإِنﱠ رﺣْ ﻤﺔ ﷲ
ض ﺑ َْﻌ َﺪ
َ ُ ْ ِ ا ْ َ ْر ٰاﺛ ِٰﺮ َر ْ َ ِﺖاﷲﻛَ ِ ﻴْ َﻒ ِﻓَ ﺎﻧ ُْﻈ ْﺮ ا
Kata ﻗﺮﯾﺐyang terdapat pada ayat ini
juga dianggap menyalahi kaedah bahasa َ ْ ءٍ ﻗَ ِﺪﻳ ٌْﺮ ِّ ُ ٰ َ َِﻚ َﻟﻤُ ْ ِ ا ْﻟﻤَ ﻮْ ٰ ۚوَ ُﻫﻮ
َ ٰﻣَ ﻮْ ِﺗﻬَ ﺎۗ اِ ﱠن ذ
Arab, dikarnakan kata tersebut berbentuk f. Dua kata dalam QS. az-Zukhruf (43):
mudzakkar yang menjadi khabar dari 32
kalimat isim yang muannats. Kata yang
tepat seharusnya adalah ﻗﺮﯾﺒﺔ bentuk
muannats dari kata ﻗﺮﯾﺐ.
26
Lihat Muhammad Fu`ad Adbul Bãqi, Al-
Mu`jam al-Mufahras li Alfãdzi al-Qur`ani al-
Karĭm, (Kairo: Dãr al-Hadĭts, 2007), hlm. 374
~ 244 ~
Buhori
Gramatikal Al-Qur’an: Menjawab Tuduhan Kesalahan Gramatikal Dalam al-Qur`an
menggunakan huruf ta` panjang ( )تpada Allah swt.yang mencakup secara umum,
beberapa bagian ayat Al-Qur`an ini baik yang dirasakan oleh umat manusia
merupakan bagian dari kaedah penulisan saat ini ketika hidup di dunia, maupun
dalam rasm Utsmani.Rasm Utsmani ini rahmat atau kasih sayang Allah swt. yang
memiliki kaedah sendiri yang ditulis akan diterimanya sampai kelak di akhirat.
berdasarkan arahan dari nabi Muhammad Sedangkan kata rahmat yang ditulis
saw. secara langsung. Imam Zarkasyi menggunakan huruf ta` panjang ()رﺣﻤﺖ
menjelaskan bahwa ada dua jenis tulisan memiliki cakupan makna yang lebih
yang tidak bisa diqiyaskan atau sempit dan spesifik, yaitu dikhsuskan pada
penulisan mushaf Al-Qur`an dan penulisan manusia saat ia hidup di dunia ini. Seperti
Taqthĭ` al-`Arûdh (cara pemenggalan rahmat Allah swt berupa air untuk
Jumhur ulama dari kalangan ulama salaf bentuk rahmat ini merupakan bagian dari
dan khalaf berpendapat bahwa sistem kata rahmat yang ditulis menggunakan
~ 245 ~
AL-HIKMAH: Jurnal Dakwah, Volume 14, Nomor 2, Tahun 2020 [P231-252]
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat & Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah (FUAD) IAIN Pontianak
Jl. Letjen. Soeprapto, No. 19 Pontianak, Kalimantan Barat 78121Phone: (0561) 734170 Mobile: 085741561121
~ 246 ~
Buhori
Gramatikal Al-Qur’an: Menjawab Tuduhan Kesalahan Gramatikal Dalam al-Qur`an
yang menjadi jawab syarath. Oleh sebab Jenis kesalahan yang disematkan
itu, menurut mereka, redaksi yang benar pada potongan ayat ini juga pada aspek
berdasarkan kaedah bahasa Arab sintaksis, yaitu tentang kesalahan
seharusnya adalah: penggunaan isim maushulاﻟﺬي yang
ﻓَﻠَﻤﱠﺎ َذ َھﺒُﻮا ﺑِ ِﮫ َوأَﺟْ َﻤﻌُﻮا أَنْ ﯾَﺠْ َﻌﻠُﻮهُ ﻓِﻲ َﻏﯿَﺎﺑَ ِﺔ اﻟﺠُ ﺐﱢ
dituliskan dalam bentuk mufrad (tunggal),
أَوْ ﺣَ ْﯿﻨَﺎ إِﻟَ ْﯿ ِﮫ
sementara shilah maushul (jumlah
Dengan menghilangkan huruf wawu
penghubung) dan ã`id (dhomir yang
()واو yang mengawali kata أَوْ ﺣَ ْﯿﻨَﺎdan
kembali) berupa jamak.Menurut mereka,
menjadikannya sebagai kata yang
seyogyanya penggunaan isim maushul
berfungsi menjadi jawab syarath.
juga harus disesuaikan dengan bentuk
Abu al-Qãsim Mahmûd bin `Amr bin
shilah dan ã`id nya. Oleh sebab itu, redaksi
Ahmad az-Zamakhsyari dalam mengomentari
yang tepat sesuai kaedah bahasa Arab yang
ayat ini menyebutkan bahwa jawab syarat dari
benar adalah:
kata ﻓﻠﻤﺎpada ayat di atas memang sengaja
dihilangkan (mahdzûf). Jawab syaratnya ۗﺎﺿﻮْ ا
ُ َ ْ ِ ﻀ ُﺘﻢْ َﱠ
ْ وَ ُﺧ
berupa jumlah fi`liyah yaitu : ﻓﻌﻠﻮا ﺑﮫ ﻣﺎ ﻓﻌﻠﻮا ﻣﻦ 30
اﻷذى. Ar-Rãzi juga menegaskan bahwa pada Dalam menjelaskan ayat ini,
ayat ini jawab syarat dari kata ﻓﻠﻤﺎtidak Fakhruddin ar-Rãzi32 menyatakan bahwa
disebutkan dan bisa saja dikira-kirakan dengan isim maushul اﻟﺬيyang terdapat pada ayat
menggunakan kalimat ﻓﺠﻌﻠﻮه ﻓﯿﮭﺎ. ar-Rãzi di atas menjadi sifat dari mashdar yang
kembali menegaskan bahwa penghilangan dihilangkan yang ditunjukkan oleh oleh
jawab (hadzfu al-jawãb) dalam uslûb Arab, fi`ilnya. Sehingga menurutnya, dengan
termasuk juga dalam kitab Al-Qur`an sudah
mengutip pendapat imam al-Farra`,
sering dilakukan, dengan syarat pada kalimat
maksud dari ayat di atas adalah ﻛﺨﻮﺿﮭﻢ
tersebut terdapat kata yang menjadi penunjuk
اﻟﺬي ﺧﺎﺿﻮا. Dengan demikian, maka
terhadap keberadaan jawab syarat yang tidak
penggunaan isim maushul dalam bentuk
dinampakkan31.
mufrad pada ayat ini tidak menyalahi
6. QS. at-Taubah (9): 69
kaedah bahasa Arab, sebab `aid nya
ۗﺎﺿﻮْ ا
ُ َ ﻀ ُﺘﻢْ َ ﱠ ِ ْي
ْ وَ ُﺧ berupa isim Mufrad berupa mashdar.
Pendapat yang sedikit berbeda
dikemukakan oleh al-Alûsi. Beliau
30
Abu al-Qãsim Mahmûd bin `Amr bin
berpandangan bahwa kata اﻟﺬيyang
Ahmad az-Zamakhsyari, al-Kassyãf (al-Maktabah
as-Syãmilah: al-Isdhãr as-Tsãni), Juz 3 hlm.151 terdapat pada ayat di atas pada dasarnya
31
Fakhruddin ar-Rãzi,Mafãtih al-Ghaib, (al-
Maktabah as-Syãmilah: al-Isdhãr as-Tsãni), Juz 9
32
hlm.6 Fakhruddin ar-Rãzi, ibid, Juz 8, hlm. 91
~ 247 ~
AL-HIKMAH: Jurnal Dakwah, Volume 14, Nomor 2, Tahun 2020 [P231-252]
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat & Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah (FUAD) IAIN Pontianak
Jl. Letjen. Soeprapto, No. 19 Pontianak, Kalimantan Barat 78121Phone: (0561) 734170 Mobile: 085741561121
~ 248 ~
Buhori
Gramatikal Al-Qur’an: Menjawab Tuduhan Kesalahan Gramatikal Dalam al-Qur`an
Apabila kata ْ وأﻛﻦdibaca jazam dengan Qur`an yang dianggap menyalahi tata
tandanya berupa sukun, maka disebabkan bahasa Arab oleh kalangan non-muslim,
ia di`athafkan pada tempat fa` jawab para ulama memiliki beberapa argumentasi
(mahal/maudi`u al-fa`) yang pada asalnya yang secara garis besar menyatakan bahwa
adalah jazm sebagai jawab. Sedangkan kata-kata tersebut sudah sesuai
apabila dibaca nashab ( َ) َوأَﻛُﻮْ ن lebih berdasarkan kaedah gramatikal bahasa
disebakna kata itu di`athafkan kepada kata Arab yang berlaku. Selain itu, ayat-ayat
ﻓﺄﺻﺪقyang mahal nashab sebagai jawab yang dipersepsikan mengandung kesalahan
dari tamanni, dan tanda nashabnya linguistik ternyata banyak berkorelasi
memakai harkat fathah. Sementara jika dengan perbedaan qira`ah (cara baca)
dibaca rafa` ( ُ) َوأَﻛُﻮْ ن, maka disebabkan kata yang terjadi di kalangan ulama ahli qurra`
tersebut diposisikan sebagai jumlah ibtida` sendiri. Jenis qira`ah tersebut sama-sama
(permulaan) dan huruf wawu ( )واوyang dianggap sebagai qira`ah yang mu`tabarah.
mengawalinya disebut dengan wawu Penyebab terjadinya perbedaan cara baca
isti`nãf (permulaan)34. itu sendiri sebagian besar disebabkan oleh
Imam Syibawaih, seorang ahli dalam perbedaan para ulama dalam menentukan
bidang ilmu Nahwu dari Irak, kedudukan i`rab pada masing-masing kata
menceritakan riwayat dari gurunya yang (al-mauqi` min al-i`rāb).
bernama Imam Khalil bahwa bentuk pen- Seperti cara baca pada lafadz َاﻟﺼﱠﺎﺑِﺌُﻮن
jazman dari kata ْأﻛﻦ pada ayat di atas yang terdapat dalam QS. Al-Mã`idah (5):
sebagai bentuk menghadir jumlah 69 yang oleh kalangan non-muslim
syartihyah yang tidak nampak secara jelas, dituduh mengandung usnru kesalahan
namun tergambar dari bentuk tamanni gramatik. Ubay bin Ka`ab, Ibnu Mas`ud
yang terdapat pada kata yang dan Ibnu Katsĭr membaca ayat ini dengan
mengawalinya35. kata َ( اﻟﺼﱠﺎﺑِﺌِﯿﻦas-Shabi`ĭna), karna beliau
menganggap kata tersebut mahal nashab
KESIMPULAN sebab di`athafkan kepada kalimat
Berdasarkan paparan data dan sebelumnya yang nashab. Sedangkan
pembahasan di atas dapat disimpulkan dalam qira`ah yang masyhur dibaca
bahwa dalam menjelaskan ayat-ayat Al- َ( اﻟﺼﱠﺎﺑِﺌُﻮنas-Shabi`ûna).Kalangan ulama
ahli Nahwu seperti Imam Khalĭl dan
34
Nashiruddin Abu al-Khair Abdullah bin
Umar bin Muhammad al- Baidhãwi, op.cit, Juz 5 Syibawaih yang mengikuti qira`ah
hlm. 296 masyhur berpendapat bahwa kata َاﻟﺼﱠﺎﺑِﺌُﻮن
35
Syihabuddin Mahmud bin Abdillah al-
Husaini al-Alûsi, op.cit. Juz 21 hlm. 34 dibaca rafa` dengan tanda huruf wawu dan
~ 249 ~
AL-HIKMAH: Jurnal Dakwah, Volume 14, Nomor 2, Tahun 2020 [P231-252]
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat & Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah (FUAD) IAIN Pontianak
Jl. Letjen. Soeprapto, No. 19 Pontianak, Kalimantan Barat 78121Phone: (0561) 734170 Mobile: 085741561121
nûn disebabkan tarkibnya sebagai Ahmad bin Umar al-Hazimi, Syarh Nadzm
mubtada` yang diniatkan di al-Maqsud, (Al-Maktabah as-
Syamilah, al-Isdhor as-Tsani).
akhir.Sementara khabar-nya makhdzûf
Al-Hudhori, Hasyiyah al-Hudhori, (Al-
(dihilangkan).Hal yang sama juga terjadi Maktabah as-Syamilah, al-Isdhor as-
pada beberapa ayat lainnya. Sehingga Tsani).
dapat disimpulkan bahwa sejatinya, ayat- al-Zarkasyi, Al-Burhãn fĭ ‘Ulûm al-Qur’an
(Kairo: Dãr Ihyã` al-‘Ulûm al-
ayat yang dianggap menyalahi kaedah
‘Arabiyah, 1957).
gramatikal bahasa Arab tersebut tidaklah
As-Syaukãni, Fath al-Qãdir, (al-Maktabah
benar, dan semuanya sudah sesuai dengan as-Syãmilah: al-Isdhãr as-Tsãni).
gramatikal yang berlaku. Bahauddin Abdullah bin `Aqĭl al-
Hamdãni, Syarah Ibnu `Aqĭl
(Damsyiq: Dãr al-Fikr, 1985).
DAFTAR PUSTAKA
Fakhruddin ar-Rãzi,Mafãtih al-Ghaib, (al-
Abdul Adzim al-Muth`ini, ﻟﻄﺎﺋﻒ وأﺳﺮار Maktabah as-Syãmilah: al-Isdhãr as-
ﺧﺼﻮﺻﯿﺎت اﻟﺮﺳﻢ اﻟﻌﺜﻤﺎﻧﻲ ﻟﻠﻤﺼﺤﻒ اﻟﺸﺮﯾﻒ. Tsãni)
Buletin Islam bulanan yang Fuad Ni`mah.Mulakkhos Qawa`id al-
diterbitkan oleh Majma` al-Buhûts Lughoh al-`Arabiyyah, (Beirut: Dar
al-Islãmiyah (www.azhar.eg). al-Tsaqofah al-Islamiyah, 1998).
Abdullah Abdul Fadi, Hal al- Ibnu Athiyyah al-Mahãribiy, al-Muharrar
Qur`anMakshumun ?. al-Wajĭz, (al-Maktabah as-Syãmilah:
(http://www.alkalema.net/koran/inde al-Isdhãr as-Tsãni).
x.html)
Ibnu Taimiyah, Iqtidhā as-Shirātha al-
Abdurrahman Abd Hamid Ali, al-Adab Mustaqîm li Mukhālafati Ashhābi al-
al-`Arabiy (al-`Ashr al-Islamiy wa Jahîm, (Al-Maktabah as-Syamilah,
al-Umawiy), Kairo: Dār al-Kitab al- al-Isdhor as-Tsani).
Hadits, 2005).
Jalaluddin as-Suyûthi, al-Itqãn fĭ Ulûmi al-
Abdurrahman Dimsyaqiyyah, Ar-raddu Qur’an (Beirut: Risalah Publisher,
`ala Syubûhat hawla Akhthã` 2008).
Imlãiyyah fĭ al-Qur`an al-Karĭm,
(Riyad: Dãr al-Muslim, 2003) Jalĭl Rasyĭd Fãlih, Fan al-Iltifãt fĭ
Mabãhitsi al-Balãghiyyĭn, (Baghdad:
Abu al-Qãsim Mahmûd bin `Amr bin Majallah Adab al-Muntashirah,
Ahmad az-Zamakhsyari, al-Kassyãf 1984).
(al-Maktabah as-Syãmilah: al-Isdhãr
as-Tsãni). Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta: Pusat
Bahasa, Departemen Pendidikan
Abu Muhammad al-Husainbin Mas`ud al- Nasional, 2008).
Baghãwi, Ma`ãlimu at-Tanzĭl (al-
Maktabah as-Syãmilah: al-Isdhãr as- Mahmud Sulaiman Yāqût, An-Nahwu al-
Tsãni). `Araby, Tārikhuhu i`lāmuhu,
Nushûshuhu, Mashôdruhu,
~ 250 ~
Buhori
Gramatikal Al-Qur’an: Menjawab Tuduhan Kesalahan Gramatikal Dalam al-Qur`an
~ 251 ~
AL-HIKMAH: Jurnal Dakwah, Volume 14, Nomor 2, Tahun 2020 [P231-252]
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat & Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah (FUAD) IAIN Pontianak
Jl. Letjen. Soeprapto, No. 19 Pontianak, Kalimantan Barat 78121Phone: (0561) 734170 Mobile: 085741561121
~ 252 ~