Anda di halaman 1dari 10
Terapeuitik apabila Klien ‘menunjukkan penerimaan dan uilai (dati inisiatif lien dan menjadi non| terapeuitk apabila perawwatan mendominasi interaksi dan menolak res{pon klien,, Stuart % Sundeen, cit, Nurianah, 2001. Placing the time in time/sequence (penempatan unutan/waktu); felakukan Klarifikasi antara waktu) dan kejadian atau antara satu Kejadian dengan kejadian lain, Teknik bernilai terapeutikx apabila perawat dapat ‘mengeksplorasi klien dan ‘memahami masalah yang penting. ‘Tehnik ini menjadi tidak terapeutik| bila perawat memberikannasehat, ‘meyakinkan atau tidak -mengakui Klien ~ “Apakah yang terjadi sebelum dan sesudahnya”. + “Kapan kejadian tersebut terjadi” ‘Reflekting (Refleksi): Digunakan pada saat klien ‘menanyakan pada perawat tentang peneliaian atau kesetujuannya. Tehnik ini akan membantu perawat untuk tetap memelihara pendekatan yang tidak menilai, Boyd & Nilhart, cit, Nurjanah K: “Apakab ‘menorutimu saya hrarus mengatakannya kepada dokter?” P: “Apakah ‘menurut anda, anda haras ‘mengatakannyya?” K: “Suami saya sudeh lama tidake datang mengunjungi saya, bahwa tidak _menelpon saya, kalau dia datang saya tidak ingin berbicara denganaya, Ps “Ini ‘menyebabkan anda Eksploring (Eksporasi):| Mempelajari suatu topik lebih | “ceritakan tentang. mendalam, Eksplorasi bertujuan | apa yang telah anda ‘untuk mencari atau menggali lebih) gambarkan tadi” \jaub atau lebih dalam masala yang dialami Klien (Antai-Otong dala ‘Suryani, 2005) supaya masala tersebut bisa diatasi, Tebnik ini bermanfaat pada tahap kerja untuk ‘mendapatkan gambaran yang detail tentang masalah yang dialami lien, Presenting reality | Menyediakan informasi dengan | “saya tidak (menghadikan perilaku yang tidak menilai | mendengar seorang sealitas/kenyataan) pun bicara disini” ‘Voucing doubt | Menyelipkan persepsi perawat | ~ceritakan kepada (menunjukan ‘mengenai realitas. Tehnik ini | saya bagaimana ‘keraguan): diguuakan dengan sangat_berhati- | perasaan saudara hati dan hanya pada saat perawat | ketika akan di merasa yakin tentang stam yang operasi™ detil. Ini digunakan pada saat perawat ingin memberi petunjuk | “apa yang sedang pada klien-mengenai penjelasan texjadi” lain, Seeking consensual | Pencarian pengertian mengenai | K “saya tidak validation komunikasi baik oleh perawat |dapat tidur nyenyak, ‘maupun Klien, Membantu kien | sepanjang malam lebih jelas terhadap apa yang saya terjaga” ‘mereka pikirkan, P :~Saudara ‘mengalami kesulitan untuk tid [Memverbalisasikan Kata-Kata yang] ~ Sebaiknya ibu ‘lien tunjukkan atau anjuran, | dianjurkan watuke imelakukan terapi agar ibu cepat sembuli” “Apa ibu sudah ‘Verbalizing the implied Encouraging evalvation| —Perawat_membantu Klien (mendukung evaluasi): mempertimbangkan orang dan yakin dengan pilin] ejadian kedalam nilai dirinya, | iu saat ini?” Kegiatan Komunikasi yang | Klien = “Petigas dilakuken untuk membatasi area | Kesehatan yang ada diskusi sehingga pereakapan | di rumah sakit ini menjadi lebih spesifik dan | kurang pechatian dimengerti, Stuart & Sundeen, cit | pada pasiennya’. Nurjanah (2001), Perawat : “Apakah Tbu sudah minum obat? ‘Menyediakan tambahan informasi| Klien : “Suster, dengan tujuan untuk mendapatkan | Kenapa suhu tubuh respon lebih laniut, Beberapa | saya masih tinggi? keuntungan dari menawarkean —[Padahal saya sudah informasi adalah akan memfasilitasi) oninum obat, kira- komunikasi, mendorong kira kenapa ya pendidikan kesehatan, dan Suster?” ‘memfasilitasi Klien untuk Perawat : “Baik ‘mengambil keputusan, Stuart & |saya jelaskan, panas Sundeen, cit, Nurjanah, (2001). | tubub atau subu tubuh meningkat dapat disebabkan oleh beberapa hal diantaranya karena ada proses infeksi, dehidrasi atau ‘karena metabolism tubuh yang smeningkat.” ada apa ibu sejake tadi ibu melamun” ‘Menawarkan informasi ‘Attempting fo Wanslate | __Membant Klien untuk into feeling (usaha mengidentifikasi perasaan menesjemabkan —_ |berhubungan dengan kejadian atau perasaan): pemyataan . ‘Suggesting Penekanan Kegiatan kerja dengan collaborating ‘Wien tidak menekan melakukan | mendapatkan (menganjurken | sesuatu untuk Klien. Mendukung | kesembuban pasien kolaborasi) pandangan bahwa terdapat yang maksimal kemungkinan perubahian melalui | perawat bisa kolaborasi mengkolaborasi terapi di berikan ke pasien seperti fisioterapi dan olcupasi terapi “ saya yakin, pasti sembuh” Encowragingformulation| Memberikan kesempatan pada |Tidalc ada hanya tim) of plan of action ‘lien untuk mengantisipasi medis yang (mendukung alternative dari tindakan untuk |mengadakan sebuah terbentuknya rencana masa yang akan datang. tindakan terhadap tindakan): pasien tetapi juga harvs ada dukungan reneana tindakan dari pasien itu sendiri Estabilising guidelines | Statemen yang menunjukkan | “Memberikan (menyediakan eran, tujuan dan batasan untuk | gelang pasien untuk petuajuk); interaksi. Hal ini akan menolong | membedakan,sesuai ‘klien untuk mengetabui apa yang dengan dia harapkan dari dirinya penyakitnya 4, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Terapeutik Proses komunikasi dipengaruhi oleh beberapa faktor (Potter dan Perry, 1993): a. Perkembangan ‘Agar dapat berkomunikasi efektif dengan seseorang, perawat harus mengerti pengaruh dari perkembangan usia baik dari sisi bahasa maupun proses pikir dari orang tersebut. Cara berkomunikasi dengan anak usia remaja dan anak usia balita sangat berbeda, Kepada remaja ‘anda mungkin perlu belajar bahasa “gaul”, sehingga mereka yang di ajak bicara akan merasa kita mengerti dan komunikasi di harapkan berlangsung lancar. b. Persepsi Persepsi adalah pandangan pribadi seorang terhadap suatu kejadian atau peristiwa, Persepsi ini di bentuk oleh harapan atau pengalaman. Perbedaan persepsi dapat mengakibatkan terhambatnya komunikasi. Misalnya, kata “virus” akan mempunya persepsi yang berbeda bagi seorang ahli komputer dan seorang dokter, Nilai Nilai adath standar yang mempengaruhi perilaku, sehingga penting bagi perawat untuk menyadari nilai seseorang, Perawat perlu berusaha untuk mengatahui dan mengklarifikasi nilai sehingga dapat membuats keputusan dan interaksi yang tepat dengan klien, Dalam hubungan professionalnya diharapkan perawat tidak terpengaruh oleh nilai_pribadinya Perbedaan nilai tersebut dapat di contohkan sebagai, misalnya klien memandang abortus bukan merupakan perbuatan dosa sementara perawat memandang abortus merupakan tindakan dosa. Hal ini dapat menyebabkan konflik antara perawat dan Klien, d._Latar belakang sosial budaya Bahasa dan gaya komunikasi akan sangat dipengaruhioleh faktor budaya. Budaya juga akan membatasi cara bertindak dan berkomunikasi. Seorang remaja putri ingin membeli makanan khas di suatu daerah. Remaja putti tersebut berasal darl daerah lain, Pada saat membeli makanan tersebut, si remaja tiba-tiba menjadi pucat ketakutan karena si penjual menanyakan kepadanya berapa banyak cabe merah yang di butunkan untuk campuran makanan yang akan di berikan. Apa yang terjadi ? si remaja tersebut merasa di marahi oleh si penjual oleh karena cara bertanya si penjual seperti membentak, padahal si penjual merasa tidak memarahi si remaja tersebut. Hal ini di karenakan budaya dan logat bicara si penjual yang memang keras dan tegas sehingga terkesan_ marah-marah bagi orang dengan latar budaya yang berbeda. 2, Emosi Emosi merupakan perasaan subjektif terhadap suatu kejadian. Emosi seperti marah seperti marah, sedin, senang akan memengaruhi perawat dalam berkomunikasi dengan orang lain, Perawat perlu mengkaji emosi klien dan keluarga sehingga perawat perlu memberikan asuhan keperawatan dengan tepat. Sselain itu perawat juga _perlu mengevaluasi emosi yang ada pada dirinya agar dalam melakukan askep tidak terpengaruh ‘oleh emosi di bawah sadarnya, f. Pengetahuan Tingkat pengetahuan akan mempengaruhi komunikasi yang di lakukan seseorang yang tingkat pengetahuannya rendah akan sulit brespon terhadap pertanyaan yang mengandung bahasa verbal dengan tingkat pengetahuan yang lebih tinggi g. Jenis kelamin Setiap jenis kelamin mempunyai gaya komunikasi yang berbda-beda. Tunned (1990) menyebutkan bahwa wanita dan laki-laki mernpunya perbedaan gaya komunikasl. Dari usia 3 tahun wanita bermain dengan teman bsiknya atau dalam grup kecil dan menggunakan bahasa untuk mencari kejelasan, meminimalkan perbedaan, serta membangun dan mendukung keintiman. Laki-laki di pihak lain, menggunakan bahasa untuk mendapatkan manan.jika mereka ingin berteman mereka melakukannya dengan bermain, 10 h. Peran dan Hubungan Gaya hubungan sesuai dengan peran dan hubungan di antara orang berkomunikasi. Cara komunikasi seseorang perawat dengan koleganya dengan cara berkomunikasi seorang perawat kepada kliennya akan berbeda tergantung perannya, Demikian juga antara guru dan muri i. Lingkungan Lingkungan interaksi akan mempengaruhi komunikasi yang efektif, Suasana yang bisisng tidak ada privacy yang tepat akan menimbulkan kerancunan, ketegangan, dan ketidaknyamanan. Misainya, berpacaran di pasar tentunya tidak nyaman. Untuk itulah perawat perlu menyiapkan lingkungan yang tepat dan nyaman sebelum memulai interaksi dengan Klien, 5. Tahap-tahap Komunikasi Terapeutik Langkab-angkah yang tepat untuk melakukan Komunikasi terapeutik yang efektit a. Tahap prainteraksi Tahap ini di sebut juga tahap apersepsi dimana perawat menggali lebih dahulu kemampuan yang dimillki sebelum kontak/berhubungan dengan Klien termasuk kondisi kecemasan yang menyelimuti diri perawat terdapat dua unsur yang perlu dipersiapkan dan dipelajari pada tahap prainteraksi yaitu unsur diri seni dan unsur dari Klien. Hal-hal yang ipetajari dari dir sendiri adalah sebagai berikut. ‘© pengetahuan yang dimiliki yang terkait dengan penyakit dan masalah Klien ‘© -kecemasan dan ketakutan diti ‘© analisis kekuatan dir. ‘* _waktu pertemuan baik saat pertemuan maupun lama pertemuan b. Tahap Orientasi Pada tahap orientasi ini perawat menggali keluhan-keluhan yang di rasakan oleh klien dan divalidasi dengan tanda dan gejala yang lain untuk memperkuat perumusan diagnosis keperawatan. Tugas perawat pada tahap orientasi ini meliputi hal-hal berikut: ‘¢ Membina rasa saling percaya, menunjukkan penerimaan dan komunikasi terbuka ‘© Merumuskan kontrak (Waktu, tempat pertemuan, dan topik pembicaraan) bersama- sama dengan Klien dan menjelaskan atau mengklarifikasi Kembali kontrak yang telah disepakati bersama. ‘* Menggali pikiran dan perasaan serta mengidentifikasi masalah klien yang umumnya dilakukan dengan menggunakan teknik komunikasi pertanyaan terbuka. ‘* Merumuskan tujuan interaksi dengan Klien cc. Tahap Kerja Tahap kerja merupakan inti dari keseluruhan proses komunikasi_ terapeutik (stuart,G.W, 1998). Tahap kerja merupakan tahap yang terpanjang dalam komunikasi u terapeutik karena didalamnya perawat dituntut untuk membantu dan mendukung Klien untuk menyampatkan perasaan dan pikirannya dan kemudian menganalisa respons ataupun pesan komunikasi verbal dan non verbal yang disampaikan oleh klien. Dalam tahap ini pula perawat_mendengarkan secara aktit dan dengan penuh perhatian sehingga mampu membantu klien untuk mendefinisikan masalah yang sedang dihadapi oleh Klien, mencari penyelesaian masalah dan mengevaluasinya. Dibagian akhir tahap ini, perawat diharapkan mampu menyimpulkan percakapannya dengan Klien, Teknik menyimpulkan ini merupakan Usaha untuk memadukan dan menegaskan hal-hal penting dalam percakapan, dan membantu perawat dan klien memilki pikiran dan ide yang sama (Murray,B. & Judith,P,1997 dalam Suryani,2005). Dengan dilakukannya penarikan kesimpulan oleh perawat maka Klien dapat merasakan bahwa Keseluruhan pesan atau peraszan yang telah disampaikannya diterima dengan baik dan benar-benar dipahami oleh perawat. d._Tahap Terminasi Terminasi merupakan akhir dari pertemuan perawat dan klien. Tahap terminasi dibagi dua yaitu terminasi sementara dan terminasi akhir (Stuart,G.W,1998). Terminasi sementara adalah akhir dari tiap pertemuan perawat dan klien, setelah hal ini dilakukan perawat dan klien masih akan bertemu kembali pada waktu yang berbeda sesuai dengan kontrak waktu yang telah disepakati bersama, Sedangkan terminasi akhir dilakukan oleh perawat setelah menyelesaikan seluruh proses keperawatan 6. Komunikasi Terapeutik Pada Tingkat Usia Remaja Berdasarkan sifat atau ciri perkembangannya, masa (rentang waktu) remaja ada tiga tahap yaitu: 41) Masa remaja awal (10-12 tahun): + Tampak dan memang merasa lebih de:kat dengan teman sebaya, + Tampak dan merasa ingin bebas, ‘+ Tampak dan memang lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai berpikit yang khayal (abstrak), 2) Masa remaja tengah (13-15 tahun) ‘ Tampak dan ingin mencariidentitas dir, + Ada keinginan untuk berkencan atau ketertarikan pada lawan jenis, + Timbul perasaan cinta yang mendalam. 3) Masa remaja akhir (16-18 tahun): ‘+ Menampakkan pengungkapan kebebasan diri, * Dalam mencari teman sebaya lebih selektif. ‘+ Memilikicitra (gambaran, keadaan, peranan) terhadap dirinya, + Dapat mewujudkan perasaan cinta, dan ‘+ Memiliki Kemampuan berpikir khayal atau abstrak (Widyastuti dkk, 2009). 2 ROLE PLAY KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA USIA REMAJA. Peran Anggota Kelompok: Rangga Narator ep Rohmat Pasien (Doni), Memiliki karakter yang masih abil, berputus asa, tertutup. Denden Gemaloka Ayah Pasien ( Ayah ) Memiliki karakter yang bijaksana, penyabar, tegas menyampaikan pendapatnya Nela Puri Handayani = lu Pasien (Ibu ) Memiliki karakter yang penyayang, gampang panik dan khawatir Gina Anggraent : Perawat 1 (Zr Gina ) Memiliki karakter yang ramah, teliti, cepat tanggap, berempati Ahmad Gaos Setan Memiliki karakter jahat, suka menghasut Rohmat Rohwandi : Perawat 2 (Br Rohmat } Memiliki karakter ramah, teliti, cepat tanggap, berempati Imam Nurdiansyah : Perawat UGD ( Br Imam ) Nurlela : Perawat 3 ( Suster Lele ) Memiliki karakter yang cuek, judes, tidak berempati Nana Sutisna + Dokter UGD ( dokter Nana ) Memiliki karakter yang cepat tanggap, lincah Riyana Setiadi : Malaikat Memiliki karakter baik, suka mengingatkan akan kebaikan Durasi £20 Menit Kasus Pasien Remaja berusia 17 tahun bernama Doni telah satu kali melakukan usaha bunuh diri dengan cara menyayat pergelangan tangannya dan berhasil diselamatkan tepat pada waktunya. Alasan bunub dirinya, disebabkan pasien tersebut mengalami depresi_karena ja tidak bisa masuk ke universitas yang di cita-citakannya setelah mencaba tesnya berkali-kali Pasien tersebut merasa sangat putus asa dan kehilangan harapan. Padahal kedua orang tuanya sudah memberikan dukungan yang sudah maksimal, baik itu dukungan mental, material dan maupun pendidikannya. Karena perasaan bersalah yang ditimbulkan dan mengecewakan orang tuanya, tidak berhasil atas kemampuannya sendirilah yang mengakibatkan pasien tersebut melakukan tindakan bunuh dir. 8 Skenario Jalannya Cerita: Doni setan Doni Malaikat Doni setan Maleikat setan Ayah Dirumah Pasien... © "Akhhhll Tak tulus lagi. Udah berapa kali aku gagal ? Bikin malu terus bisa nya aku ini... Udahlah duit habis, waktu habis, yang lebih penting Ibu sama Ayah pasti sedih., Mau jadi apa aku nanti... th, bodoh amat yah otak ni” (ambi! menjenggut-fenggut rambut), “wihibi.. Bodoh, bodoh. Tak ada gunanya kau hidup, bawa malu saja bisanya. Sudahlah, bunuh iri saja, semua masalah langsung beres. Hahahahaha...” (muka sedih dan hampir menangis) " Kasian tbu sama Ayah... memang anak tak berguna... emang ada kayak aku ni, lebih baik aku mati”. : *Sudahlah Doni, ingat Tuhan mu ingat ke dua orang tua mu.. apa kau mau di lemparkan ke neraka jika kau mati bunub dir il sungguh miris nasib mu jika begitu jacinya” “Alaa sediih nya rasa hati ni. pengen mati saja rasanya” (sombil ‘membentur-benturkan kepala ke temnbok } "Ah, betul tu, Mati saja lah kau sana... Pasti beban orang tua kau itu langsung, hilang. Plong rasanya. Coba kau ambil cutter di meja sana tu. Kau sayat tangan kau, tapi jangan setengah-setengah. Sayat kira-kira sampai kau pingsan lah. Jadi tak letih lagi orang tua kau bayar rumah sakit kalo seandainya kau tu masih selamat”, (Doni lalu memandang cutter yang berada di atas meja dengan ragu..) © “Astaghfirullah Doni, ingat sama yang diatas, ingat sama Allah. Jangan, Jangan Doni. Itu dosa besar” : “Sudahlah Doni, cepat sedikitlah. Kalo kau mikir lama-lama, nanti muncul pula setan yang cegah kau”. (Doni pun kemudian beranjak pergi dan mengambil cutter. Tanpa pikir Panjang lagi, Doni pun lalu menyayat pergelangan tangannya) Beberapa Menit kemudian... = ( Menggedor pintu) “Nak, nak... Doni, bangun nak, sudah pagi nak. Cepat bangun nak, bantu bapak betulkan atap kita yang bocor yok nak. (Merasa tidak ada yang menjawab, ayah pun lalu membukan pintu) 14 bu Ayah bu Dr Nana Ayah Dr Nana bu Br Imam Br imam Ayah (Ekspresi kaget dan panik) “Doni... kau kenapa ni nak? Nak, nak, bangun nak. Doni, Doni... Ya ampun nak, kenapa [ah kau kayak gini.. (sedih dan kemudian memanggil tbu) “Bu, bu, 00 bul! Coba kesini bentar, coba kau liat anak kita bu” (Datang sambil tergopoh-gopoh) "Kenapa sih pak? Astaghfirullah, nak, kau kenapa nak?? Pak, kenapa dia ni pak?2” : Lihatlah tangannya tu...udah berdarah-darah dah. Nak, nak kenapa lah kau. kayak gini, cepat telpon ambulans bu”, = “ly, Pak. Tunggu bentar, Ibu ngambil Hp Io (Seteiah mengambil Hp dan menelpon ambulans, Doni pun dibawa ke rumah sokit terdekat) Setelah percobaan bunuh dirinya, remaja tersebut dibawa kerumah sakit untuk dilakukan tindakan medis. Di ruangan IGD sudah langsung ditangani ‘oleh dokter jaga IGD dan perawat IGD telah terpasang infus ditangan kanan dan oksigen “Selamat siang Ibu dan Bapak, anak anda membutuhkan 2 kantong darah, dikarenakan kandungan hemoglobin di dalem darahnya kurang akibat banyak kehabisan darah...” “Baik dok... saya ingin yang terbaik untuk anak saya... saya ingin anak saya sadar...” 2" Baiklah pak... saya akan berusaha melakukan yang terbaik untuk anak bapak, sekarang bapak tolong bantu mendoakannya” = Nak... sadar nak" (sambil menangis tersedu-sedu) Setelah pasien mendapat kan penanganan transfusi, penjahitan Iuka, penanganan kegawat daruratan, observsi dan dilihat dari keadaan umum dan pemeriksaan fisiknya akhirnya kondisinya pun stabil + Selamat siang,.. Datanglah perawat Imam yang bertugas shift siang, setelah operan dengan shift pagi mengenai semua pasien yang ada di IGD. Dan Imam pun bertemu dengan keluarga Doni =" Selamat siang pak bu perkenalkan nama saya imam, perawat yang jaga siang, bagaimana kabarnya harl ini 2" (tersenyum) (Teknik broad opening) : (Tampak kebingungan) “Saya bingung pak, bagaimana apakah saya bisa menggunakan BPIS disini, saya akan menyuruh saudara saya untuk 1s

Anda mungkin juga menyukai