Anda di halaman 1dari 25

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Persalinan

a. Pengertian Persalinan

Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang

terjadi pada ibu dimana serviks membuka dan menipis dan janin yang

berusia kehamilan cukup bulan (37-42 minggu) lahir spontan melalui

jalan lahir dengan presentasi belakang kepala, tanpa komplikasi baik

pada ibu maupun janin. (Prawirohardjo,2009:100). Persalinan

merupakan pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah cukup

bulan melalui jalan lahir dengan bantuan (ekstraksi forcep, vacuum,

atau sectio Caesar) atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri).

(Setyorini,2013:2)

b. Faktor yang Mempengaruhi Persalinan

1) POWER (Tenga yang mendorong anak)

Power atau tenaga yang mendorong anak adalah

a) HIS adalah kontraksi uterus karena otot-otot polos rahim

bekerja dengan baik dan sempurna. Sifat his yang baik yaitu

kontraksi simetris, fundus dominan, terkoordinasi dan relaksasi.

Dalam persalinan his perlu dipantau yaitu antara lain:


10

(1) Frekuensi his : jumlah his yang dihitung dalam waktu per 10

menit.

(2) Intensitas his : kekuatan his (adekuat atau lemah)

(3) Durasi (lama his) : lamanya setiap his berlangsung diukur

dengan detik, misalnya 50 detik.

(4) Interval his : jarak antara his satu dengan his berikutny,

misal his datang tiap 2-3 menit.

(5) Datangnya his : apakah sering, teratur atau tidak.

(1)His pendahuluan : his tidak kuat, tidak teratur, menyebabkan

keluarnya lendir darah atau bloody show

(2)His pembukaan (kala I) : menyebabkan pembukaan serviks,

semakin kuat, teratur dan sakit

(3)His pengeluaran (kala II) : untuk mengeluarkan janin, sangat

kuat, teratur, simetris, terkoordinasi

(4)His pelepasan uri (kala III) : kontraksi sedang untuk

melepaskan dan melahirkan plasenta

(5)His pengiring (kala IV) : kontraksi lemah, masih sedikit

nyeri, terjadi pengecilan rahim dalam beberapa jam atau hari.

(Asrinah,2010:10)

(1) Kontraksi otot-otot dinding perut

(2) Kepala di dasar panggul merangsang mengejan


11

(3) Paling efektif saat kontraksi/his (Dewi Asri H,2010:2)

2) PASSAGER (Fetus)

Hal yang menentukan kemampuan unruk melewati jalan lahir dari

faktor passager adalah:

a) Presentasi janin dan bagian janin yang terletak pada bagian

depan jalan lahir, seperti

Presentasi Kepala (varteks, muka, dahi)

(1) Presentasi Bokong : Bokong murni (Frank Breech), Bokong

kaki (Complete breech), Letak lutut atau letak kaki

(Incomplete breech)

(2) Presentasi Bahu (letak lintang)

b) Sikap janin

Hubungan bagian janin (kepala) dengan bagian janin lainnya

(badan), misalnya fleksi, defleksi, dll.

c) Posisi janin

Hubungan bagian/point penentu dari bagian terendah janin

dengan panggul ibu, dibagi dalam 3 unsur:

(1) Sisi panggul ibu : kiri, kanan dan melintang

(2) Bagian terendah janin, oksiput, sacrum, dagu dan scapula

(3) Bagian panggul ibu : depan, belakang

d) Bentuk/ukuran kepala janin menentukan kemampuan kepala

untuk melewati jalan lahir

(Dewi Asri H,2010:8-9)


12

3) PASSAGE (Panggul)

Jalan lahir terdiri dari panggul ibu yaitu bagian tulang yang

padat, dasar panggul, vagina, dan introitus (lubang luar vagina).

Jaringan lunak seperti lapisan-lapisan otot dasar panggul berperan

dalam pengeluaran bayi, tetapi panggul ibu lebih berperan dalam

prosen persalinan. (Bobak,2005:239)

c. Tanda Persalinan Sudah Dekat

1) Lightening

Kapala bayi turun memasuki pintu atas panggul terutama pada

primigravida yang disebabkan oleh:

a) Kontraksi Braxton Hicks

b) Ketegangan oto perut

c) Ketegangan ligamentum rotundum

d) Gaya berat janin kepala ke arah bawah

2) Terjadi His Permulaan

Dengan semakin tua usia kehamilan, pengeluaran esterogen

dan progesteron semakin berkurang sehingga oksitosin dapat

menimbulkan kontraksi, yang lebih sering sebagai his palsu dengan

sifat :

a) Rasa nyeri ringan dibagian bawah

b) Datangnya tidak teratur dan durasinya pendek

c) Tidak ada perubahan pada serviks atau pembawa tanda

d) Durasi pendek
13

e) Tidak bertambah bila

beraktivitas d. Tanda-tanda Persalinan

1) Terjadinya His Persalinan

His persalinan mempunyai sifat:

1) Pinggang terasa sakit yang menjalar ke depan

2) Sifatnya teratur, intervalnya makin pendek dan kekuatannya

makin besar

3) Kontraksi uterus mengakibatkan perubahan uterus

4) Makin beraktifitas (jalan), kekuatan makin bertambah

2) Bloody Show (pengeluaran lendir disertai darah melalui vagina)

Disebabkan saat his terjadi robekan kecil pada his sehingga

menimbulkan serviks pendataran dan pembukaan. Lendir yang

terdapat pada kanalis servikalis lepas, kapiler pembuluh darah pecah,

yang menimbulkan perdarahan sedikit.

Keluarnya cairan dari jalan lahir akibat pecahnya ketuban atau

selaput ketuban robek yang biasanya menjelang pembukaan lengkap

tetapi kadang-kadang ketuban pecah pada pembukaan kecil. Dengan

pecahnya ketuban diharapkan persalinan berlangsung dalam waktu

24 jam.

(Asrinah,dkk,2010:5-6)

e. Tahapan Persalinan

1) Kala I (satu) Persalinan


14

Kala satu persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus

yang teratur dan meningkat (frekuensi dan kekuatannya)

menyebabkan perubahan serviks hingga serviks membuka lengkap

(10 cm). Kala I persalinan terdiri atas dua fase, yaitu fase laten dan

fase aktif.

a) Fase laten

(1) Dimulai sejak awal kontraksi, yang menyebabkan

penipisan dan pembukaan secara bertahap.

(2) Berlangsung hingga serviks membuka 3 cm

(3) Pada umumnya, fase laten berlangsung hampir atau hingga

8 jam

b) Fase aktif, dibagi dalam 3 fase yakni:

(1)Fase akselerasi

Dalam waktu 2 jam pembukaan 3cm menjadi 4 cm

(2)Fase dilatasi maksimal

Dalam waktu 2 jam pembukaan serviks berlangsung sangat

cepat dari 4 cm menjadi 9 cm

(3)Fase deselerasi

Pembukaan serviks menjadi lambat, dalam waktu 2 jam

pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap atau 10 cm.

Pada primi, berlangsung selama 12 jam dan pada

multigravida sekitar 8 jam. Kecepatan pembukaan serviks 1 cm


15

per jam (nulipara atau primigravida) atau lebih dari 1 cm hingga 2

cm (multipara)

2) Kala II (dua) Persalinan

Disebut sebagai kala pengeluaran bayi. Persalinan kala II dimulai

ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm) sampai lahirnya

bayi.

Tanda pasti kala II ditentukan melalui pemeriksaan dalam yang

hasilnya adalah:

a) Pembukaan serviks telah lengkap (10 cm)

b) Terlihanya bagian kepala bayi melalui introitus vagina

c) Ada rasa ingin meneran ssat terjadi kontraksi

d) Perineum terlihat menonjol

e) Vulva dan springter ani membuka

f) Peningkatan pengeluaran kendir darah

3) Kala III (tiga) Persalinan

Dimulai segera setelah bayi lahir dan berakhir dengan lahirnya

plasenta serta selaput ketuban yang berlangsung tidak lebih dari 30

menit. Tnda pelepasan plasenta yaitu:

a) Terjadi perubahan bentuk dan tinggi fundus uteri

b) Tali pusat yang keluar memanjang melalui vagina/vulva

c) Terdapat semburan darah


16

4) Kala IV (empat) Persalinan

Kala IV persalinan dimulai setelah lahirnya plasenta sampai 2 jam

post partum.

(Asrinah,dkk,2010:4-5)

Yang harus diawasi pada kala IV yaitu :

a) Tingkat kesadaran ibu

b) Pemeriksaan tabda-tanda vital : tekanan darah, nadi, pernafasan

c) Kontraksi uterus

d) Terjadinya perdarahan, perdarahan normal bila darah yang kelar

tidak lebih dari 500 cc

(setyorini,2013:6)

f. Mekanisme Persalinan

Mekanisme persalinan sebenarnya mengadu pada bagaimana janin

menyesuaikan dan meloloskan diri dari panggul ibu, yang meliputi

gerakan:

1) Turunnya kepala janin

Masuknya kepala ke pintu atas panggul (PAP) pada primi terjadi di

bulan akhir kehamilan sedangkan pada multipara terjadi pada

permulaan persalinan. Kepala masuk ke PAP biasanya dengan

sutura sagitalis melintang dan dengan fleksi yang ringan. Apabila

sutura sagitalis berada di tengah-tengah jalan lahir (diantara

symphysis dan promontorium) maka kepala dalam keadaan

synclitismus. Jika sutura sagitalis agak ke depan mendekati


17

symphysis dinamakan asynclitismus posterior dan jika sutura

sagitalis agak ke belakang mendekati promontorium dinamakan

asynclitismus anterior.

Penyebab majunya kepala janin:

1) Tekanan cairan intrauterin

2) Tekanan langsung oleh fundus pada bokong

3) Kekuatan mengedan

4) Melurusnya badan anak oleh perubahan bentuk

rahim (Asrinah,2010:72-73)

2) Fleksi

Dengan adanya his dan tahanan dari pintu atas panggul, serviks,

dinding panggul/dasar panggul, maka kepala janin makin turun dan

semakin fleksi sehingga dagu janin menekan pada dada dan

belakang kepala (oksiput) menjadi bagian bawah. Keadaan ini

dinamakan fleksi maksimal. Dengan fleksi maksimal kepala janin

dapat menyesuaikan diri dengan ukuran panggul ibu.

(Rukiyah,2009:8-9)

3) Rotasi dalam/putaran paksi dalam

Kepala janin turun ke jalan lahir kemudian berputar sedemikian

bagian terendah dari bagian depan memutar ke depan ke bawah

sympisis. Putaran paksi dalam merupakan usaha untuk

menyesuaikan posisi kepala dengan bentuk jalan lahir terutama

bentuk bidang tengah dan pintu bawah panggul. (Asrinah,2010:74)


18

4) Ekstensi

Setelah putaran paksi selesai dan kepala sampai didasar panggul,

terjadi ekstensi atau depleksi dari kepala. Hal ini disebabkan

karena sumbu jalan lahir pada PBP mengarah ke depan dan keatas,

sehingga kepala harus mengadakan ekstensi umtuk melaluinya,

kalau tidak terjadi ekstensi maka kepala akan tertekan pada

pertemuan dan menembusnya. (Rukiyah,2009:9)

5) Rotasi luar/putaran paksi luar

Setelah kepala lahir, maka kepala akan memutar kembali ke arah

punggung anak untuk menghilangkan torsi pada leher yang terjadi

karena putaran paksi dalam. (Asrinah,2010:75)

6) Ekspulsi

Setelah putaran paksi luar, bahu depan sampai dibawah sympisis

dan menjadi hipomochlion untuk kelahiran bahu belakang.

Kemudian kelahiran bahu belakang dan seluruh tubuh bayi lahir

searah dengan paksi jalan lahir (Wiknjosastro dalam

Rukiyah,2009:10)

g. Sebab Mulanya Persalinan

Terdapat teori tentang timbulnya HIS dan terjadinya persalinan

1) Teori Penurunan Kadar Progesteron

Pada saat kehamilan kadar progesteron meningkat yang berfungsi

menimbulkan relaksasi pada otot-otot rahim sedangkan esterogen

berfungsi meningkatkan kerentanan otot rahim. Pada akhir


19

kehamilan kadar progesteron terjadi penurunan sebelum 1-2

minggu sebelum partus dimulai dan dapat menimbulkan his yang

menyebabkan kontraksi uterus dan pembukaan serviks, sehingga

terjadi persalinan.

2) Teori Oksitosin

Pada akhir kehamilan kadar oksitosin meningkat karena

menurunnya hormon progesteron yang merangsang pelepasan

prostaglandin yang menyebabkan kontraksi.

3) Keregangan Otot-Otot

Majunya persalinan serta pembesaran uterus menimbulkan makin

teregangnya otot-otot rahim sehingga timbul kontraksi.

4) Prostaglandin yang dihasilkan oleh Desidua

Kadarnya yang tinggi dalam air ketuban dan darah perifer pada ibu

hamil sebelum atau selama persalinan menjadi sebab mulanya

persalinan

5) Penekanan Bagian Terendah Janin

Tekanan bagian terendah janin pada servik dan segmen bawah

rahim menimbulkan kontraksi

6) Berkurangnya Nutrisi

Apabila nutrisi janin berkurang, maka hasil konsepsi akan segera

dikeluarkan

(Setyorini,2013:6-7)
20

2. Nyeri

a. Pengertian Nyeri

Nyeri merupakan keadaan sensori dan emosional tidak menyenangkan

pada tubuh akibat kerusakan jaringan. (Judha,2012:1-2)

b. Klasifikasi Nyeri

Berdasarkan alama waktu terjadinya, nyeri dibedakan menjadi 2 yaitu:

1) Nyeri Akut

Merupakan nyeri yang datang secara tiba-tiba dan cepat hilang yang

terjadi kurang dari 6 (enam) bulan.

2) Nyeri Kronik

Merupakan nyeri yang timbul secara perlahan dan konstan dalam

waktu lebih lama yaitu lebih dari 6 bulan.

(Judha,2012:2-3)

c. Karakteristik Nyeri

Karakteristik nyeri dapat dilihat atau diukur berdasarkan lokasi nyeri,

durasi nyeri (menit, jam, hari atau bulan), irama /periodenya (terus

menerus, hilang timbul, periode bertambah atau berkurangya intensitas)

dan kualitas (nyeri seperti ditusuk, terbakar, sakit nyeri dalam atau

superfisial, atau bahkan digencet). (Judha, dkk., 2012:32).


21

Karakteristik nyeri juga dapat dilihat berdasarkan metode PQRST

menurut Judha dkk (2012:32-33) yaitu :

1) P (Provokate)

Tenaga kesehatan harus mengkaji tentang penyebab terjadinya nyeri

pada penderita, dalam hal ini perlu dipertimbangkan bagian-bagian

tubuh tubuh mana yang mengalami cidera termasuk menghubungkan

antara nyeri yang diderita dengan factor psikologisnya, karena bisa

terjadi nyeri hebat karena dari faktor psikologis bukan dari lukanya.

2) Q (Quality)

Kualitas nyeri merupakan suatu yang subyektif yang diungkapkan

oleh klien seringkali mendiskripsikan nyeri dengan kalimat nyeri

seperti ditusuk, terbakar, sakit dalam atau superfisial, atau bahkan

seperti digencet.

3) R (Region)

Untuk mengkaji lokasi, tenaga kesehatan meminta penderita untuk

menunjukkan semua bagian/ daerah yang dirasakan tidak nyaman.

Untuk melokalisasi lebih spesifik maka sebaiknya tenaga kesehatan

meminta penderita untuk menunjukkan daerah nyerinya minimal

sampai kearah nyeri yang sangat. Namun hal ini akan sulit dilakukan

apabila nyeri yang dirasakan bersifat menyebar atau difusi.

4) S (Severe)

Tingkat keparahan merupakan hal yang paling subyektif yang

dirasakan oleh penderita, karena akan diminta bagaimana kualitas


22

nyeri, kualitas nyeri harus bisa digambarkan menggunakan skala

yang bersifat kuantitas.

5) T (Time)

Tenaga kesehatan mengkaji tentang awitan, durasi dan rangkaian

nyeri. Perlu ditanyakan kapan mulai muncul adanya nyeri, berapa

lama menderita, seberapa sering untuk kambuh dan lain-lain.

d. Intensitas Nyeri

Meminta individu untuk membuat tingkatan nyeri pada skala

verbal. Misalnya tidak nyeri, nyeri sedang, nyeri berat, hebat atau

sangat nyeri atau dengan membuat skala nyeri yang sebelumnya

bersifat kualitas menjadi bersifat kuantitatif dengan menggunakan skala

0-10 yang bermakna 0 = tidak nyeri dan 10 = nyeri sangat hebat.

(Judha,2012:32)

0 = 10 numeric pain intensity scale

Gambar 2.1 Numeric Pain Intensity Scale

(Sumber Judha,dkk,2012)

Keterangan :

0 : tidak ada nyeri

1-3: nyeri ringan

4-6: nyeri sedang


23

7-10 : nyeri berat

(James, Kristin dan Ashwill, 2012)

Tabel 2.1 Definisi skala nyeri dan Intervensi keperawatan yang

menurunkan skala nyeri

Skala Nyeri Karakteristik Nyeri


0 Bebas dari rasa nyeri

1 Gangguan sangat ringan, sesekali seperti tusukan kecil/nyeri


ringan

2 Gangguan ringan, sesekaliterasa tusukan dalam/kuat

3 Cukup mengganggu, dapat dihilangkan dengan pengalihan


perhatian

4 Mengganggu dan memecah konsentrasi namun dapat diabaikan


saat benar-benar terlibat dalam suatu aktivitas

5 Rasa nyeri tidak bisa dibaikan lebih dari 30 menit

6 Rasa nyeri tidak bisa diabaikan untuk waktu yang lama, tapi
masih bias bekerja atau beraktivitas

7 Sulit untuk berkonsentrasi, tidur terganggu, dapat melakukan


aktivitas dengan susah payah

8 Aktivitas terbatas, masih bias membaca dan berbicara dengan


susah payah, timbul mual dan pusing/pening

9 Tidak mampu berbicara, menangis, merintih tidak terkontrol,


mendekati delirium (penurunan kesadaran)

10 Nyeri membuat pingsan

(Provost & Sandra, 2011)

3. Nyeri Persalinan

a. Pengertian Nyeri Persalinan

Nyeri persalinan terjadi karena adanya kontraksi otot rahim

menyebabkan pembukaan serviks dan terjadi persalinan yang

menimbulkan sakit pada pinggang, daerah perut dan menjalar ke

arah paha. (Judha,2012:75)


24

b. Penyebab Nyeri Persalinan

1) Kontraksi otot rahim

Kontraksi rahim menyebabkan dilatasi dan penipisan serviks serta

iskemia rahim akibat kontraksi arteri miometrium

2) Regangan otot dasar panggul

Nyeri timbul saat mendekati kala II yang terletak di daerah vagina,

rectum, perineum dan sekitar anus

3) Episiotomi

Nyeri dirasakan apabila dilakukan tindakan episiotomi yang

dilakukan sebelum jalan lahir mengalami laserasi ataupun rupture

pada jalan lahir.

4) Kondisi psikologis

Nyeri dan rasa sakit dapat menimbulkan kecemasan, takut dan

tegang yang dapat mengakibatkan produksi hormon prostaglandin

yang menimbulkan stress yang dapat mempengaruhi kemampuan

tubuh menahan rasa nyeri.

(Judha,2012:78-79)

c. Faktor yang Mempengaruhi Respon terhadap Nyeri Persalinan

1) Budaya

Menurut Piliteri,2003 budaya mempengaruhi sikap ibu saat

bersalin. Menurut Mulyati,2002 budaya mempengaruhi intranatal

pada ibu primipara.


25

2) Emosi (cemas dan takut)

Pada saat inpartu maka ibu mengalami kontraksi uterus dan dengan

perasaan stress dan takut pada ibu dapat menyebabkan nyeri

semakin meningkat. Stress tersebut akan mengeluarkan hormon

katekolamin dan hormon adrenalin

3) Pengalaman persalinan

Pengalaman melahirkan ibu terdahulu seperti kesakitan, sulit pada

persalinan sebelumnya, perasaan cemas dan takut dapat

mempengaruhi sensitifitas rasa nyeri pada ibu. (bobak,2000 dalam

buku judha,2012:81)

4) Support system

Dukungan dari pasangan, keluarga dan pendamping persalinan

dapat memenuhi kebutuhan psikologis dan rasa nyeri yang dialami

ibu.

5) Persiapan persalinan

Dengan persiapan persalinan yang matang akan mengurangi

perasaan cemas dan takut terhadap nyeri persalinan dan ibu dapat

melakukan latihan yang dapat mengurangi rasa ketakutannya.

(Judha,2012:79-81)
26

d. Penatalaksanaan Nyeri Persalinan

1) Metode Farmakologis

Merupakan metode untuk mengurangi rasa nyeri dengan

menggunakan obat-obatan. Berikut adalah contoh dari metode

farmakologis :

a) Analgetik

Merupakan obat untuk mengurangi rasa nyeri tanpa

menghilangkan kesadaran

b) Suntikan Epidural

Disebut juga pembiusan dimana membuat rasa sakit di dalam

rahim, leher rahim, dan bagian atas vagina menjadi hilang.

Tetapi otot panggul tetap melakukan rotasi kepala bayi untuk

keluar melalui jalan lahir dengan kekuatan ibu untuk mengejan.

c) Spinal

Merupakan bius lokal pada daerah epidural

d) Intracthecal labor analgesia (ILA)

Penyuntukan obat penghilang rasa sakit pada ibu yang hendak

bersalin

e) Paracervical Block

Digunakan untuk menghilangkan rasa sakit pada awal

persalinan
27

f) Block syaraf perineal dan pudendal

Block syaraf perineal yaitu pereda nyeri dengan memberikan

suntikan pada daerah disekitar lubang vagina. Pudental yaitu

pereda nyeri dengan memberikan suntikan pada kedua sisi

vagina untuk memblok syaraf pudental

g) Transcutaneous electrical nerve stimulation (TENS)

Elektroda yang diletakkan disekitar daerah nyeri. Tidak boleh

digunakan pada oarng yang menderita penyakit jantung dan

kehamilan trimester pertama.

2) Metode Non Farmakologis

a) Homeopathy

Penyembuhan dengan bahan alami dalam bentuk obat farmasi

b) Masase

Yaitu pemberian tekanan tangan pada jaringan lunak, biasanya

otot, tendon, atau ligamentum untuk mengurangi nyeri dan

menghasilkan relaksasi atau perbaikan sirkulasi

c) Hipnosis/Hypnobirthing

Dengan memberikan perasaan positif pada ibu bersalin untuk

membuat ibu rileks sehingga otak menghasilkan gelombang alfa

yang dapat menghilangkan rasa sakit

d) Relaksasi

Dapat mengurangi stress selama persalinan yaitu dengan cara

menarik nafas dalam dan dihembuskan


28

e) Terapi birth ball

Dapat membantu bayi turun menuju mulut rahim

f) Water birth

Yaitu persalinan dalam air yang membantu bayi untuk

beradaptasi

g) Metode Alif atau zikir

Dengan berdoa sesuai agama yang dianut dan keyakinan

masing-masing dapat membuat ibu menjadi tenang.

h) Yoga dan peregangan

Membuat otot-otot menjadi lentur, pernafasan menjadi lancar,

rileks dan mengurangi nyeri.

i) Pemanasan

Pemberian rangsang hangat di punggung ibu

(Padila,2014:166-169)

4. Birth ball

a. Pengertian

Birth ball adalah alat bantu yang bagus digunakan untuk

gerakan dan relaksasi selama persalinan. Ukuran birth ball bervariasi

tergantung dengan tinggi ibu bersalin, ukuran yang sering dipakai ialah

diameter 65 cm. Untuk wanita yang tingginya melebihi 178 cm

menggunakan bola dengan diameter 75 cm. Bungkus birth ball dengan

penutup tempat tidur yang tahan air, handuk ataupun selimut. Birth ball
29

dapat dibersihkan dengan desinfektan yang sama seperti yang

digunakan untuk matras bersalin. (Simkin,2005:203-204)

b. Manfaat

1) Pada fase aktif dapat memudahkan ibu bergerak bebas, mengubah

posisi, dan mengikuti irama kontraksi

2) Kebebasan bergerak selama persalinan memudahkan ibu bernafas dan

mengekspresikan perasaan ibu ketika rasa sakit datang

3) Pada posisi tegak dapat menyebabkan peredaran darah menuju plasenta

lancar dan gaya gravitasi bumi maksimal sehingga memudahkan janin

untuk turun ke jalan lahir.

4) Lebih nyaman daripada kursi atau ranjang karena tidak terdapat

sandaran sehingga pendamping persalinan lebih mudah memijat

punggung ibu.

5) Dengan duduk di permukaan birth ball yang hangat, padat, dan membal

maka permukaan perineum yang mendapat tekanan kepala bayi dapat

meregang rileks dan bertahap sehingga ibu dapat mendorong bayi

dengan lembut.

6) Membantu menghindari operasi caesar akibat persalinan

macet (Danuatmaja,2004:89)

7) Penggunaan birth ball dapat meningkatkan kenyamanan Anda dan

membantu Anda mengatasi rasa sakit persalinan

8) Penggunaan birth ball dapat mendorong penurunan janin dan relaksasi

panggul
30

9) Tidak ada efek samping birth ball

10) Sangat mudah digunakan

(Camann,2006:198)

c. Macam-macam gerakan birth ball

1. Duduk berayun pada sebuah bola

Duduk diatas bola yang lentur dan lembut sambil meggerakkan badan.

Gerakan ini membuat rileks dan otot-otot melentur sehingga

tubuh dapat mendorong bayi keposisi yang baik.

(Kuswandi,2014:125)

2. Berlutut dengan sebuah bola

Dengan posisi ini dapat meletakkan bolanya di lantai atau tempat tidur

untuk mendapatkan tumpuan yang maksimum. Berlutut dengan bola

berada didepan sambil meletakkan kedua lengan diatas bola kemudian

mengayun dengan menggunakan bola baik selama maupun setelah

kontraksi.
31

3. Berdiri, bersandar pada sebuah bola

Letakkan bola dipermukaan yang lebih tinggi kemudian berdiri dan

bersandar pada bola yang digunakan sebagai tumpuan berat badan.

(Fiori,2005:108-109)

d. Keterkaitan Birth ball terhadap nyeri persalinan

Pada saat persalinan, birth ball digunakan untuk membantu ibu

menemukan posisi nyaman untuk menopang berat badannya dan

membantu untuk ibu rileks. Posisi tegak dalam birth ball lebih baik

daripada tidur terlentang yang dapat membuat kontraksi menjadi lebih

sakit dan dapat mempercepat persalinan. Posisi tegak lurus dapat

mempertahankan kepala bayi sehingga dapat menyentuh serviks dan

dapat menstimulasi kontraksi menjadi efektif. (Roberts et al,1983 dalam

buku Brayshaw,2008:76).
32

Ibu sering merubah posisi persalinan tergantung dari penyebaran

nyeri dan pilihan ibu untuk mengatasi nyerinya, perubahan posisi dapat

membuat kontraksi uterus yang produktif. (Gupta&Nikodem,2001 dalam

buku Brayshaw,2008:76). Berdasarkan penelitian yang dilakukan (Ade

Kurniawati, dkk Tahun 2017 dengan menggunakan uji marginal

homogemity bahwa melakukan birth ball selama 30 menit pada

persalinan fase aktif dapat menurunkan tingkat nyeri persalinan.


33

B. Kerangka Teori

Anda mungkin juga menyukai