Anda di halaman 1dari 19

PROPOSAL KEGIATAN

BUDIDAYA TANAMAN KANGKUNG SISTEM HIDROPONIK RAKIT APUNG


(KELOMPOK 1)
1. Akso, S.P
2. Sri Hartati, S.P
3. Rizal Wahyudi, S.P
4. Anjun Suroyana, S.P
5. ST. Fatimah WH, S.P.,Gr.
6. Ni Wayan Putri Setyawathi, S.P

BALAI BESAR PENGEMBANGAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN


VOKASI PERTANIAN
JL. RAYA JANGARI KM.14 SUKAJADI KARANG TENGAH KABUPATEN
CIANJUR JAWA BARAT
2023

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, atas limpahan taufik
hidayah, rahmat serta karunia-Nya. Kami team pengembang program Sayur
Kangkung Hidroponik Sistem Rakit Apung di Kelompok 1 telah menyusun
proposal program pelaksanaan Penanaman Sayur Kangkung Hidroponik
Sistem Rakit Apung.
Proposal program pelaksanaan Penanaman Sayur Kangkung Hidroponik
Sistem Rakit Apung di Kelompok 1 merupakan perwujudan harapan kami agar
program itu bisa dilaksanakan di sekolah kami, sehingga harapan kami kepada
pihak yang berkompeten dan berwewenang dengan program tersebut mohon
berkenan dapat menyetujui dan mengabulkan proposal ini.
Patut kiranya team pengembang program pelaksanaan Penanaman
Sayur Kangkung Hidroponik Sistem Rakit Apung di Kelompok 1 menyampaikan
banyak terimakasih atas segala perhatian, bantuan, dan persetujuannya
terhadap Kelompok 1 untuk dapat melaksanakan program Penanaman Sayur
Kangkung Hidroponik Sistem Rakit Apung, ungkapan terimakasih ditujukan
kepada yang terhormat:
1. Direktur BBPPMVP Pertanian Cianjur
2. Team pendamping Sayur Hidroponik
3. Semua pihak yang telah mendukung kami
Proposal program pelaksanaan Penanaman Sayur Kangkung Hidroponik
Sistem Rakit Apung yang kami susun merupakan informasi awal, gambaran
pelaksanaan program Penanaman Sayur Kangkung Hidroponik Sistem Rakit
Apung di Kelompok 1, sehingga dengan harapan dapat dijadikan bahan
pertimbangan untuk mendapat persetujuan dari pihak yang terkait. Atas
perkenannya semoga Allah SWT dapat memberikan kebaikan kepada kita.
Amin.

Cianjur, 25 September 2023

Penyusun
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL………………………………………………………………. i
KATA PENGANTAR………………………………………………………….. ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….. iii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………. 1
1.1. Latar Belakang………………………………………………………… 1
1.2. Tujuan …………………………………………………………………... 4
1.3. Rencana Pelaksanaan………………………………………………... 5
1.4. Manejemen Tefa……………………………………………………….. 5
1.5. Tim Pelaksana…………………………………………………………. 6
BAB II GAMBARAN UMUM PROYEK……………………………………….. 7
2.1 Perencanaan Produk……………………………………………………7
2.2 Pemilihan Proses Produksi…………………………………………... 12
BAB III IMPLEMENTASI PROYEK……………………………………………. 13
3.1 Strategi Kegiatan……………………………………………………… 13
3.2 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan……………………………………… 13
3.3 Rencana Anggran Biaya……………………………………………….14
BAB IV PENUTUP……………………………………………………………… 17
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembelajaran berbasis proyek adalah metode pembelajaran yang
menggunakan proyek atau kegiatan sebagai media. Pembelajaran projek
banyak digunakan untuk menjadikan peserta diklat lebih aktif dalam kreatif
dalam pembelajaran. Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian,
interpretasi, sintesis dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil
belajar (Daryantodalam Jumakir, 2022). Karakteristik pembelajaran proyek
adalah peserta diklat membuat keputusan tentang kerangka kerja, adanya
permasalahan atau tantangan yang diajukan peserta diklat, peserta diklat
mendesain proses untuk menentukan solusi atas permasalahan yang diberikan,
adanya kolaborasi untuk mengakses dan mengelola informasi, adanya evaluasi
yang dijalankan secara kontinyu, adanya refleksi secara berkala atas aktifitas
yang dilaksanakan, adanya produk akhir aktifitas pembelajaran, adanya
toleransi atas kesalahan atau perubahan.
Pada kegiatan ini dilakukan budidaya sayuran kangkung hidroponik sistem
rakit apung, dimana budidaya hidroponik memiliki sejarahyang panjang dalam
penegmbangannya. Diawali dengan sebuah percobaan tanam tanpa tanah
yang tercatat dalam buku karya Francis Bacon di tahun 1627 hingga kemudian
dijadikan dasar sebagai bahan penelitian lebih lanjut. Di tahun 1699, John
Woodward yang merupakan seorang naturalis dan geologis asal Inggris
mempublikasikan hasil menanam tanaman mint menggunakan teknik air. Dari
percobaan itu diketahui bahwa tanaman bisa tumbuh dengan lebih baik dalam
air yang kurang murni ketimbang menggunakan air sulingan. Nyaris dua abad,
tepatnya pada 1842 diketahui adanya 9 elemen yang dipercaya memiliki faktor
penting untuk menanam dengan menggunakan media air. Di tahun 1859-1875
giliran ahli botani asal Jerman yang mengembangkan teknik menanam tanpa
tanah. (https://www.sampoernaacademy.sch.id/id/pengertian-hidroponik/)
Hidroponik atau hydroponics merupakan dari Bahasa latin (Greek), yaitu
hydroponics yang berarti air dari kata phonnos yang berarti kerja, sehingaga air
yang berkerja. Hidroponik adalah aktifitas pertanian berkerja dengan
menggunakan air
a. Tanaman Kangkung
Tanaman kangkung (Ipomoea sp) adalah tanaman semusim atau
tahunan yang merupakan sayuran daun yang penting di kawasan Asia
Tenggara dan Asia Selatan. Sayuran kangkung mudah dibudidayakan,
berumur pendek dan harga relatif murah. Kangkung merupakan sumber gizi
yang baik bagi masyarakat secara umum. Konsumsi kangkung mulai
digemari oleh masyarakat terbukti dengan sadarnya masyarakat peduli
dengan gizi yang terkandung disayuran kangkung. (Sofiari, 2009)
Menurut Haryoto, 2009, tanaman ini berasal dari India yang kemudian
menyebar ke Malaysia, Birma, Indonesia, China Selatan, Australia dan
bagian negara Afrika. Kangkung dapat ditanam di daerah rendah sampai
dataran tinggi. Kangkung yang dibudidayakan terdiri dari 2 (dua) jenis, yaitu
kangkung darat (Ipomoea reptans Poir) dan kangkung air (Ipomoea
aquatica). Perbedaan utama jenis kangkung ini adalah pada bentuk daun
dan warna bunga. Kangkung darat berwarna hijau terang dengan ujung
daun yang runcing. Warna bunga kangkung darat putih, sedangkan
kangkung daunnya berwarna hijau agak gelap dengan ujung yang
membulat atau lebih tumpul sehingga terlihat lebih lebar .

1.2 Tujuan
1. Membantu peserta diklat memilih bidang kerja yang sesuai dengan
kompetensinya
2. Mempersiapkan peserta diklat menjadi pekerja profesioanal dalam
bidang Sayuran Hidroponiksistem rakit apung
3. Menumbuhkan kreatifitas peserta diklat melalui Penanaman Sayur
Kangkung Hidroponik Sistem Rakit Apung
4. Memberikan keterampilan yang dibutuhkan dalam dunia kerja
5. Menumbuhkan jiwa wirausaha pada setiap peserta diklat
1.3 Rencana Pelaksanaan
Pelaksanaan program Penanaman Sayur Kangkung Hidroponik Sistem
Rakit Apung di Kelompok 1, mengaplikasikan kegiatan pembelajaran dan
kegiatan produksi secara seimbang sehingga peserta diklat memiliki bekal
pengetahuan dan skill yang memadai untu k menghadapi dunia kerja yang semakin
ketat persaingannya. Bidang-bidang kegiatan Penanaman Sayur Kangkung Hidroponik
Sistem Rakit Apung di Kelompok 1 rencana akan diadakan di Green House BBPPMPV
Pertanian Cianjur.

1.4 Manajemen
Manajemen yang mengelola Tempat Budidaya Tanaman Kangkung Sistem
Hidroponik Rakit Apung Kelompok 1 ini terdiri anggota kelompok yang berjumlah 6
orang. Berikut Bagan Struktur manajemen kelompok 1:

Direktur

Manager Operasional

Pengadaan &
Bendahara
Maintenance

DU/DI

Fasilitator Tenaga Profesional

Produksi
1.5 Tim Pelaksana

NO. JABATAN DALAM PANITIA NAMA


1. Direktur Akso
2. Manajer Operasional Rizal Wahyudi
3 Pengadaan dan Maintenance Anjun Suroyana
4 Bendahara Ni Wayan Putri Setyawathi
5 Fasilitator ST. Fatimah WH
6. Tenaga Profesional Sri Hartati
BAB II
GAMBARAN UMUM PENGEMBANGAN PROJECT

2.1 Perencanaan Produk


Untuk dapat mengimplementasikan konsep PJBL (Projeck Based
Leaning) maka seorang guru perlu memahami konsep tersebut sehingga dapat
memfasilitasi kegiatan pembelajaran kepada peserta didik. Untuk implementasi
pembelajaran PJBL)ndalam mendukung proses pembelajaran dan
meningkatkan mutu belajar peserta didik terlebih dahulu dibuat rancangan
kegiatan.
Rancangan kegiatan yang dikembangkan dengan judul Budidaya
Tanaman Kangkung ( Ipomoea reptans Poir.) secara Hidroponik dengan sistem
Rakit Apung (Floating Raft Sistem).

2.1.1 Deskripsi Tanaman


Bagi orang Indonesia siapa yang tidak kenal dengan kangkung.
Kangkung sudah menjadi santapan sehari-hari bagi orang Indonesia atau asia
seperti China dan Malaysia. Kangkung adalah salah satu jenis tanaman tropis
semi-akuatik. Tanaman kangkung ini dikenal memiliki rasa seperti sayuran
bayam. Kangkung dikenal dengan tanaman yang memiliki biaya perawatan
minim, hanya perlu jumlah air yang banyak dan pupuk yang bagus untuk
menanam tanaman satu ini.
Kangkung atau Ipomoea reptans L Poir adalah tumbuhan yang tumbuh
di air. Tanaman ini memiliki akar serabut serta bisa mengapung. Daun
kangkung biasanya berbentuk seperti kepala panah, namun ada juga yang
berbentuk lain. Daun kangkung bisa memiliki panjang 5-15 cm dengan lebar 2-8
cm. Tanaman kangkung memiliki bunga yang berbentuk seperti terompet
dengan diameter 3-5 cm dan berwarna putih dengan warna ungu muda di
bagian tengahnya.
Menurut Anggara (2009), sistematika tanaman kangkung (Ipomoea
reptans L Poir) diklasifikasikan sebagai berikut: :
Kingdom : Plantae ( tumbuhan )
Subkingdom : Tracheobionta ( berpembuluh )
Superdivisio : Spermatophyta ( menghasilkan biji )
Divisio : Magnoliophyta ( berbunga )
Kelas : Magnoliopsida ( berkeping dua / dikotil )
Sub-kelas : Asteridae
Ordo : Solanales
Familia : Convolvulaceae ( suku kangkung-kangkungan )
Genus : Ipomea
Spesies : Ipomea reptans L Poir.
Tanaman kangkung banyak sekali mengandung manfaat. Daun
kangkung banyak mengandung vitamin A dan C, mineral, sumber sertat protein,
kalsium yang sangat baik untuk kesehatan.
Manfaat konsumsi kangkung dari kesehatan di antaranya :
1. Mengurangi kolesterol
2. Mengobati penyakit kuning dan penyakit hati
3. Mengatasi anemia
4. Obat gangguan pencernaan/sembelit
5. Anti diabetes
6. Perlindungan penyakit jantung
7. Pencegah kanker
8. Kesehatan mata
9. Meningkatkan imun tubuh
10. Nutrisi rambut

2.1.2 Budidaya Hidroponik


Hidroponik juga di kenal sebagai soilless culture atau budidaya tanaman
tanpa tanag. Jadi, hidroponik berarty budidaya tanaman yang memanfaatkan
air dan tanpa menggunakan tanah sebagai media. Dengan memenuhi
kebutuhan nutrisi (unsur hara) setiap tanaman dapat tumbuh dengan baik
walaupun tidak menggunakan media tanah.
Hidroponik memerlukan nutrisi khusus sebagai sumber unsur hara untuk
pertumbuhan serta perkembangan tanaman yang ditanam dengan cara
hidroponik dimana tanah tidak dipakai sebagai media tanam. Sistem hidroponik
dapat memberikan suatu lingkungan pertumbuhan yang lebih terkontrol.
Pengembangan teknologi, kombinasi sistem hidroponik dengan membran
mampu mendayagunakan air, nutrisi, pestisida secara nyata lebih efisien
(minimalis sistem) dibandingkan dengan kultur tanah (terutama untuk tanaman
berumur pendek). Penggunaan sistem hidroponik tidak mengenal musim dan
tidak memerlukan lahan yang luas dibandingkan dengan kultur tanah untuk
menghasilkan satuan produktivitas yang sama.
Nutrisi sangat dibutuhkan untuk budidaya tanaman sistem hidroponik,
baik unsur hara esensial makro maupun mikro. Larutan nutrisi yang diberikan
terdiri atas garam-garam makro dan mikro yang dibuat dalam larutan A dan B
yang dicampurkan (Wahyuningsih, Fajriani, & Aini, 2016). Nutrisi AB Mix
mengandung 16 unsur hara esensial yang diperlukan tanaman, dari 16 unsur
tersebut 6 diantaranya diperlukan dalam jumlah banyak (makro) yaitu N, P, K,
Ca, Mg, S, dan 10 unsur diperlukan dalam jumlah sedikit (mikro) yaitu Fe, Mn,
Bo, Cu, Zn, Mo, Cl, Si, Na, Co
2.1.3 Hidroponik Sistem Rakit Apung (Floating Raft Sistem)
Seiring dengan berjalannya waktu, makin banyak metode hidroponik
yang berkembang, salah satunya adalah hidroponik rakit apung. Konsepnya
masih sama yaitu Bertani tanpa menggunakan tanah, namun tanaman bisa
berkembang dengan cepat dan optimal.
Kata Hidroponik berasal dari Bahasa Yunani yaitu Hydro yang berarti air
dan Ponos yang berarti daya. Jadi hidroponik adalah Budidaya tanaman
dengan menggunakan air tanpa menggunakan tanah sebagai media tanamnya
(soiless).
Hidroponik sistem rakit apung adalah salah satu sistem hidroponik yang
menggunakan kolam penampungan air, styrofoam dan sejenisnya sebagai rakit
agar tetap mengapung, rockwool dan netpot sebagai wadah penyangga
tanaman dan larutan nutrisi di dalam bak penampungan.
Cara kerja sistem rakit apung adalah dengan mmebiarkan tanaman
mengapung Bersama Styrofoam di ats larutan nutrisi yang terus menggenang
sehingga akar tanaman tetap mendapatkan suplay nutrisi terus menerus.

Kelebihan dan kekurangan Hidroponik sistem rakit apung


Setiap sistem hidroponik pasti ada kelebihan dan kekurangannya
masing-maisng, begitu pula pada sistem hidroponik rakit apung.
Kelebihan hidroponik rakit apung adalah :
1. Biaya pembuatan rakit apung relative lebih murah
Hidroponik rakit apung menyiapkan kolam penampungan air, Styrofoam
atau sejenisnya, netpot dan rockwool, selain itu sistem ini tidak
membutuhkan banyak alat penunjang sebagaimana sistem lain.
2. Perawatan lebih mudah
Untuk membersihkan instalasi cukup menguras dan membersihkan
kolam, tidak sesulit membersihkan instalasi hidroponik lain
3. Tidak bergantung pada aliran listrik
Idelanya sistem rakit apung, menggunakan aerator untuk memenuhi
kebutuhan oksigen, namun ketika aliran listrik padam, tanaman tetap
terjaga kesegarannya dan tidak trejadi dehidrasi
4. Biaya operasi lebih murah
Kesederhanaan sistem rakit apung secara otomatis akan mengurangi
biaya operasionalnya
Kekurangan hidroponik rakit apung adalah :
1. Rentan terjadi pembusukan akar
Sistem rakit apung sebagian besar akar tanaman terendam dalam air
secara terus menerus, sehingga rentan terjadi pembusukan akar. Oleh
karena itu perlu memilih tanaman yang tahan terhadap air.
2. Tidak semua tanaman sayuran bisa di tanam secara secara hidroponik
dengan sistem ini
3. Tidak cocok untuk tanaman sayuran buah seperti tomat, cabe. Terung,
dll
4. Kebutuhan air lebih banyak
Hal yang harus di perhatikan setelah berhasil menanam hidroponik rakit
apung adalah :
1. Harus melakukan pengontrolan secara rutin terhadap pH air (5,5 –
6,5) dan TDS (1050-1400)
2. Ketinggian air
3. Mengganti air nutrisi sekali seminggu

2.1.4 Instalasi Rakit Apung


Instalasi rakit apung, cukup sederhana, dengan tahapan sebagai berikut
1. Buatlah kolam atau bak penampung dengan luas menyesuaikan tempat
yang akan di gunakan
2. Potong Styrofoam sesuai ukuran kolam/bak penampung
3. Buat lubang tanam pada Styrofoam dengan jarak 20 cm x 20 cm
4. Masukkan netpot kedalam lobang tanam pada Styrofoam

2.2 Pemilihan Proses Produksi


Kangkung banyak dibudidayakan secara hidroponik karena akan
menghasilkan kualitas yang lebih baik dan harga jual yang lebih tinggi di
pasaran dibandingkan dengan kangkung yang dibudidayakan secara
konvensional. Produk kangkung yang dibudidayakan secara hidroponik
terlihat lebih segar, bersih, higienis dan menarik sehingga dapat menembus
supermarket. Selain itu, kangkung yang ditanam secara hidroponik tidak
membutuhkan lahan yang luas, sehingga dapat dibudidayakan di lahan yang
sempit
Hidroponik Rakit Apung (Floating Raft Sistem) adalah salah satu
teknik dalam budidaya tanaman dengan cara menanam tanaman pada
lobang Styrofoam yang mengapung di atas larutan nutrisi dalam bak
penampung (Yunindanova, 2018).
Langkah-langkah yang dilakukan pada proyek budidaya tanaman
kangkung secara hidroponik dengan Sistem Rakit Apung yaitu :
1. Persiapan instalansi
2. Penambahan air
3. Pengecambahan benih kangkung
4. Transplanting bibit kangkung
5. Persiapan larutan nutrisi
6. Penambahan nutrisi
7. Pengecekan kepekatan, pH dan EC larutan nutrisi
8. Penanaman bibit kangkung dalam media tanam
BAB III.
IMPLEMENTASI PROJEK
Lokasi pembibitan dilaksanakan di BBPPMVP Pertanian Cianjur yang dilaksanakan
pada :
Tanggal : 25-28 September 2023
Waktu :4
Varietas : Kangkung Bangkok
Pemasaran : Dilakukan di Cianjur

3.1 Strategi kegiatan :


Persiapan :
Penanaman :
- Penyusunan proposal
dan presentasi Pembibitan : - Pemberian
- Persiapan/Perakitan Nutrisi
bak - Persemaian
- Pengecekan
- Pembuatan lubang - Pemindahan
pH, kepekatan
tanam Benih
dan EC larutan
- Pembuatan Stok
Nutrisi - Penanaman
- Pengisian air

3.2 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan


Matriks rencana kegiatan dan waktu pelaksanaan kegiatan program budidaya
kangkung hidroponik sistem rakit apung di Kelompok 1
SEPTEMBER
NO KEGIATAN
25 26 27 28

1 Pembuatan Proposal dan presentasi

2 Persiapan bak

3 Pengisian air

4 Persemaian

5 Pemindahan Benih
6 Pembuatan lubang tanam

7 Penambahan nutrisi

8 Penanaman

9 Presentasi Hasil
3.3 Rencana Anggaran Biaya
RENCANA ANGGARAN BELANJA (RAB)
Budidaya Kangkung Hidroponik Sistem Rakit Apung

volum
No Uraian satuan Harga Total Keterangan
e
1 2 3 4 5 6 7
A BAHAN
1 Benih kangkung 2 bungkus Rp 14,000 Rp 28,000
2 Nutrisi A B Mix 1 karung Rp 120,000 Rp 120,000
3 Rockwool 6 lembar Rp 65,000 Rp 390,000
4 Styrofoam 8 lembar Rp 40,000 Rp 320,000
5 Papan Kayu 6 lembar Rp 20,000 Rp 120,000
6 Terpal 20 Lembar Rp 5,000 Rp 100,000
7 Papan hek 6 lembar Rp 10,000 Rp 60,000
8 Net Pot 400 buah Rp 600 Rp 240,000
9 Kayu Kaso 5 cm x 5 cm 2 batang Rp 20,000 Rp 40,000
10 Paku 4 cm 1 kg Rp 20,000 Rp 20,000
11 Kertas buram 1 rim Rp 55,000 Rp 55,000
12 Papan label 1 pack Rp 20,000 Rp 20,000
13 Kertas label 1 lembar Rp 4,000 Rp 4,000
14 Masker 2 buah Rp 3,000 Rp 6,000
15 Sarung tangan karet 1 pack Rp 30,000 Rp 30,000

B ALAT
1 Gunting 2 buah Rp 10,000 Rp 20,000
2 Baki 2 buah Rp 7,000 Rp 14,000
3 Handsprayer 1 buah Rp 30,000 Rp 30,000
4 Gergaji Potong 2 buah Rp 80,000 Rp 160,000
5 Gergaji besi 2 buah Rp 15,000 Rp 30,000
6 Mistar 2 buah Rp 2,000 Rp 4,000
7 Palu 1 buah Rp 20,000 Rp 20,000
8 Ember 2 buah Rp 10,000 Rp 20,000
9 Gelas ukur 2 buah Rp 10,000 Rp 20,000
10 TDS meter 1 buah Rp 80,000 Rp 80,000
11 pH meter 1 buah Rp 150,000 Rp 150,000
12 Timbangan Digital 1 buah Rp 200,000 Rp 200,000

Jumlah Total Biaya Rp 2,301,000


catatan untuk 1 bak penanaman ukuran 10 m x 1,5
: m

Harga jual Produk (kangkung) = Rp. 40.000 / kg x 14 = Rp. 560.000


Perhitungan RC/Rasio = Total Penerimaan/ Total Biaya
= Rp. 560.000/Rp. 2.301.000
= 0,243

Kesimpulan :
Dilihat dari segi penerimaan yang berjumlah 0,243 maka usaha ini belum bisa dikatakan layak, namun dalam
jangka tertentu (5 bulan) modal sudah kembali dan sudah mendapatkan untung
BAB IV
PENUTUP

Program budidaya kangkung hidroponik sistem rakit apung di Kelompok 1


yang dimulai dari kegiatan pesemaian benih sampai penanaman. Setelah
melakukan projek ini kami mengharapkan :
1. Peserta diklat memiliki pengetahuan dan wawasan tentang budidaya
kangkung hidroponik sistem rakit apung
2. Melalui kegiatan program budidaya kangkung hidroponik sistem rakit
apung diharapkan kompetensi peserta diklat lebih meningkat

Anda mungkin juga menyukai