Anda di halaman 1dari 7

LAMPIRAN

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS PAJANG


DINAS KESEHATAN KOTA SURAKARTA
NOMOR : 47 TAHUN 2023
TENTANG
PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO
DI PUSKESMAS PAJANG

A. PENETAPAN KOORDINATOR DAN SEKRETARIS MANAJEMEN RISIKO


DI PUSKESMAS PAJANG
1. Koordinator Manajemen Risiko : dr Dani Widya P
Sekretaris Manajemen Risiko : Sri Purnaningsih , A.Md Farm
Rahayu Astika E, A.Md.AK
2. Uraian Tugas Tim PMR:
a. Koordinator manajemen risiko:
1) Memberikan arahan dan pemahaman tentang standar,
langkah, dan sasaran manajemen risiko
2) Menyusun dan mensosialisasikan rencana program
manajemen risiko
3) Menyusun prosedur pelayanan yang terkait manajemen
risiko.
4) Melaksanakan serta memberikan petunjuk pelaksanaan
program manajemen risiko
5) Melakukan monitoring pelaksanaan program/encana mutu
6) Melakukan analisis, tindak lanjut, dan evaluasi atas tindak
lanjut dari pelaksanaan program manajemen risiko
7) Melaporkan kegiatan program manajemen risiko kepada
penanggung jawab mutu dan kepala puskesmas
b. Sekretaris :
1) Menyusun pelaporan pengukuran sasaran manajemen
risiko
2) Menyusun pelaporan penanganan insiden manajemen risiko
3) Menyusun dan atau mempersiapkan surat dan undangan
pertemuan manajemen risiko
4) Membantu dalam mengelola dokumen keselaman pasien

c. Tanggung jawab Tim PMR :


a. Kelengkapan bahan kerja yang diterima
b. Kelengkapan peralatan kerja
c. Kuantitas dan kualitas hasil kerja
d. Kerahasiaan hasil kerja
e. Kesesuaian pelaksanaan tugas terhadap SOP
d. Wewenang Tim PMR :
a. Menilai kelengkapan data/informasi/bahan
b. Menggunakan perangkat kerja yang tersedia

B. PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DI PUSKESMAS PAJANG


1. Komunikasi dan konsultasi
a. Komunikasi dan konsultasi dalam penerapan manajemen risiko
antara tim PMR, koordinator, dan pelaksana dilakukan melalui:
1) Rapat berkala baik rapat manajemen risiko tahunan maupun
rapat upaya bulanan
2) Rapat insidental bila terjadi risiko
b. Komunikasi dan konsultasi tesebut dapat dilakukan secara
tatap muka maupun dalam jaringan ( daring ) online dengan
dokumentasi kegiatan secara lengkap.
2. Penetapan konteks / ruang lingkup manajemen risiko di
Puskesmas Pajang yaitu :
a. Risiko dalam pelayanan (Upaya Kesehatan Perorangan dan
penunjang)
b. Risiko dalam pelayanan (Upaya Kesehatan Masyarakat)
c. Risiko dalam fasilitas, keuangan, dan kepegawaian
(Administrasi dan Manajemen)
d. Risiko dalam Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (dalam
bentuk ICRA)
e. Risiko dalam Kesehatan dan Keselamatan Kerja
f. Risiko dalam sistem Manajemen Fasilitas Keselamatan (MFK)
3. Identifikasi / Pengenalan Risiko
a. Identifikasi risiko dilakukan melalui register risiko yaitu cara /
alat / instrument untuk mendokumentasikan hasil identifikasi
hal yang kemungkinan menjadi potensial kesalahan ( risiko )
dalam suatu unit / ruang / program / kegiatan.
b. Pembuatan register risiko dilakukan satu tahun sekali oleh tim
PMR dan koordinator serta pelaksana ruang / kegiatan.
4. Analisis / Kajian Risiko
a. Dilakukan oleh tim tim PMR dan coordinator serta pelaksana
ruang / kegiatan
b. Instrumen yang digunakan adalah :
1) Severity Assessment
Merupakan penilaian derajat keparahan melalui dampak
risiko dan kemungkinan (probabilitas)
2) Failure Mode and Effect Analysis (FMEA)
a) Merupakan suatu alat manajemen risiko untuk mengkaji
suatu prosedur secara rinci, dan mengenali adanya
kegagalan / kesalahan pada suatu prosedur ,
melakukan penilaian terhadap tiap model kesalahan /
kegagalan, dengan mencari penyebab terjadinya ,
mengenali akibat dari kegagalan / kesalahan, dan
mencari solusi dengan melakukan perubahan
desain/prosedur.
b) Dilakukan untuk area prioritas yang telah ditetapkan di
Puskesmas Pajang
c. Tabel Analisis / Kajian Risiko
1) Tabel Dampak Risiko

Tingkat Level Area Dampak


Risiko Dampak
1 Sangat Tidak berdampak pada pencapaian
Rendah / tujuan instansi / kegiatan secara
Minimal umum
Agak menggangu pelayanan
Dampaknya dapat ditangani pada
tahap kegiatan rutin
Kerugian kurang material dan tidak
mempengaruhi stakeholdes
Tidak ada cedera
2 Rendah / Mengganggu pencapaian tujuan
Minor instansi / kegiatan meskipun tidak
signifikan
Cukup mengganggu jalannya
pelayanan
Mengancam efisiensi dan efektifitas
beberapa aspek program
Cedera ringan , misal : luka lecet
Dapat diatasi dengan P3K
Kerugian kurang material dan
sedikit mempengaruhi stakeholde
3 Sedang / Mengganggu pencapaian tujuan
Moderat instansi / kegiatan secara
signifikan
Mengganggu kegiatan pelayanan
secara signifikan
Mengganggu administrasi program
Berkurangnya fungsi motorik /
sensorik / psikologis atau
intelektual (revesibel). Tidak
behubungan dengan penyakit
Setiap kasus yang memperpanjang
perawatan
Cedera Sedang, misal : luka robek
Keugian keuangan cukup besar
4 Tinggi/ Sebagian tujuan instansi / kegiatan
Mayor gagal dilaksanakan
Terganggunya pelayanan lebih dari
2 hari tetapi kurang dari 1 minggu
Mengancam fungsi program yang
efektif dan organisasi
Cedera luas / berat , misal : cacat,
lumpuh
Kehilangan fungsi
motoric/sensori/psikologis atau
intelektual (irreversible, tidak
berhubungan dengan penyakit)
5 Sangat Sebagian besar tujuan instansi/
Tinggi/ kegiatan gagal dilaksanakan
Ekstrem/
Katastropik
Terganggunya pelayanan lebih dari
1 minggu
Mengancam program dan organisasi
serta stakeholders
Kerugian sangat besar bagi
organisasi dari segi keuangan
maupun non keuangan
Kematian yang tidak berhubungan
dengan perjalanan penyakit

2) Tabel Probabilitas

Tingkat Level
Kemungkina Kemungkinan Kriteria Kemungkinan
n (Probabilitas) (Probabilitas)
(Probabilitas)
1 Hampir tidak Peristiwa hanya akan timbul pada
terjadi/ rare kondisi yang luar biasa
Sangat jarang terjadi/rare (>5
thn/ kali)
Persentase 0 – 10%
2 Jarang Terjadi/ Peristiwa diharpkan tidak terjadi
unlikely Jarang terjadi (>2 - < 5 th / kali)
Persentase > 10 – 30%
3 Kadang Peristiwa kadang – kadang bisa
Terjadi/ terjadi
Possible Mungkin terjadi /posibble (1 - <2
tahun / kali)
Persentase > 30 – 50 %
4 Sering Terjadi/ Peristiwa sangat mungkin terjadi
Probable pada sebagian kondisi
Sering terjadi / probable (beberapa
kali / tahun)
Persentase > 50 – 90 % kegiatan
dalam 1 periode
5 Hampir pasti Peristiwa selalu terjadi hampir
terjadi/ pada setiap kondisi
Frequent Sangat sering terjadi / frequent
(Tiap minggu / bulan)
Persentase > 90 % dalam 1 periode
3) Tabel/ Matriks Analisis Risiko
DAMPAK 1 2 3 4 5
Minimal Minor Moderat Mayor Ekstrem
PROBABILITAS
5 Frequent MODERAT MODERAT TINGGI EKSTREM EKSTREM
4 Probable MODERAT MODERAT TINGGI EKSTREM EKSTREM
3 Possible RENDAH MODERAT TINGGI EKSTREM EKSTREM
2 Unlikely RENDAH RENDAH MODERAT TINGGI EKSTREM
1 Rare RENDAH RENDAH MODERAT TINGGI EKSTREM

5. Monitoring Risiko
a. Monitoring dan Review
1) Monitoring dan review penerapan manajemen risiko dilakukan
secara rutin dengan penanggungjawab adalah tim PMR melalui
audit internal.
2) Hasil dari monitoring dan review tersebut menjadi salah satu dasar
dalam penentuan tindak lanjut.
3) Hasil monitoring – evaluasi dan rencana tindak lanjut yang akan
diambil dan disosialisasikan kepada semua petugas baik
koordinator maupun pelaksaan dalam rapat pertemuan rutin
bulanan atau incidental sesuai kebutuhan.
b. Risiko yang telah dianalisis kemudian dievaluasi oleh Tim PMR untuk
diputuskan apakah diperlukan rencana tindak lanjut

6. Evaluasi Risiko
a. Jika dari hasil monitoring diperlukan tindak lanjut terhadap risiko,
maka perlu disusun rencana tindak lanjut yang berisi kegiatan –
kegiatan yang perlu dilakukan untuk mengatasi akibat risiko dan
melakukan tindakan pencegahan agar tidak terjadi insiden terkait
dengan risiko tersebut.
b. Tindak lanjut dari hasil monitoring dapat berupa :
1) Audit yang dapat menghasilkan prosedur baru
2) Perbaikan sarana dan prasarana
3) Tindakan lain yang diperlukan
c. Evaluasi dari tindak lanjut berupa penilaian kesesuaian pelaksanaan
dengan perencanaan serta tercapainya tujuan tindak lanjut dalam
mengatasi akibat risiko dan mencegah risiko berulang kembali pada
periode berikutnya.
C. Penanganan Insiden Risiko
1. Jika terjadi insiden dari sebuah risiko yang terjadi , koordinator dan
pelaksana melakukan sesuai prosedur yang ditetapkan dan kemudian
melaporkan insiden kepada Tim PMR berkoordinasi dengan Tim
Keselamatan Pasien, Tim Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), dan
atau Tim Pencegahan Pengendalian Infeksi (PPI)
2. Tim PMR melakukan Severity Assessment meliputi :
a. Jika hasil kajian masuk kategori merah (risiko ekstrem) dan
kuning (risiko tinggi), maka harus dilakukan Root Cause
Analysis yang merupakan alat/ metode untuk menyelesaikan/
mecari solusi suatu masalah dengan mencari akar penyebab
masalah yang terjadi dengan matriks grading.
b. Jika masuk kategori hijau (risiko sedang), atau biru (risiko
rendah), maka cukup dilakukan investigasi sederhana.
c. Tabel Kategori Insiden

LEVEL / TINDAKAN
BANDS
EXTREME Dilakukan RCA paling lama 45 hari,
(SANGAT membutuhkan tindakan segera, perhatian
TINGGI) sampai ke Kepala Puskesmas
HIGH Dilakukan RCA paling lama 45 hari, kaji dengan
(TINGGI) detail & perlu tindkan segara, serta
membutuhkan tindakan top management
MODERATE Dilakukan investigasi sederhana paling lama 2
(SEDANG) minggu. Manajer/ pimpinan klinis sebaiknya
menilai dampak terhadap bahaya & kelola risiko
LOW Dilakukan investigasi sederhana paling lama 1
(RENDAH) minggu, diselesaikan dengan prosedur rutin

KEPALA PUSKESMAS PAJANG


DINAS KESEHATAN
KOTA SURAKARTA

HAT SUKARMADANI

Anda mungkin juga menyukai