KONTEN UTAMA PERADABAN SOSIAL ISLAM PADA MASA DINASTI SALJUQ (Projek 1) Ok
KONTEN UTAMA PERADABAN SOSIAL ISLAM PADA MASA DINASTI SALJUQ (Projek 1) Ok
Dosen pengampu¬:
Disusun oleh :
Segala puji kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah tentang “Konten Utama
Peradaban Sosial Islam Pada Masa Dinasti Saljuq ” ini dengan baik dan sesuai dengan
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dengan
adanya penyusunan makalah ini dapat tercatat dengan baik dan dapat kita
kita.
Dalam penyusunan makalah ini tentu jauh dari sempurna, oleh karena itu segala
keritikan dan saran sangat saya harapkan demi perbaikan dan penyempurnaan makalah ini
dan untuk pelajaran bagi kita semua dalam pembuatan makalah yang lain di masa
mendatang. Semoga dengan adanya makalah ini kita dapat sama-sama belajar demi
kemajuan kita.
Penyusun
i
A. PENDAHULUAN
Dalam studi sejarah, Dinasti Saljuq merupakan salah satu periode penting
yang membawa dampak besar pada peradaban manusia. Dinasti ini muncul pada
masa pergeseran besar dalam tata politik, ekonomi, sosial, dan budaya, dan
wilayahnya mencakup sebagian besar wilayah penting dunia Islam pada abad
pertengahan.
Saljuq, berpusat di Asia Barat Daya, memerintah selama periode abad ke-11
hingga awal abad ke-13 Masehi. Dinasti ini meliputi wilayah yang membentang
dari Anatolia hingga Persia dan wilayah Timur Tengah. Mereka memiliki peran
penting dalam sejarah perkembangan Islam dan memegang peran utama dalam
Pernyataan tujuan dan relevansi penelitian: Tujuan dari makalah ini adalah
untuk menggali lebih dalam tentang konten utama peradaban sosial pada masa
Dinasti Saljuq mulai dari struktur pemerintahan hingga pencapaian seni dan
1
budaya yang mencolok. Ini akan memberikan wawasan yang berharga bagi
mereka yang tertarik dalam studi sejarah, peradaban, dan pengaruh peradaban
masa lalu pada dunia saat ini. Dengan demikian, kita dapat memahami esensi dari
peradaban yang telah berlalu ini dan nilai-nilai yang dapat kita petik darinya.
Dinasti Saljuk merupakan kelompok bangsa Turki yang berasal dari suku
Saljuk ibn Tuqaq (Dukak). Ia merupakan salah seorang anggota suku Ghuzz yang
berada di Klinik, dan akhirnya menjadi kepala suku Ghuzz yang dihormati dan
dipatuhi perintahnya.1
Negeri asal mereka terletak di kawasan utara laut Kaspia dan laut Aral dan
mereka memeluk agama Islam pada akhir abad ke 4 H/10M dan lebih kepada
mazhab sunni. Pada mulanya Saljuk ibn Tuqaq mengabdi kepada Bequ, raja
daerah Turkoman yang melipu- ti wilayah sekitar laut Arab dan laut kaspia.
Saljuk diangkat sebagai pemimpin tentara. Pengaruh Saljuk sangat besar sehingga
bersama dengan para pengikutnya ia berimigrasi ke daerah Jand atau disebut juga
daerah muslim di wilayah Transoxiana antara sungai Ummu Driya dan Syrdarya
atau Jihun.
1
Syafiq A Mughni, Sejarah Kebudayaan Islam diKawasan Turki, (Jakarta: Logos
Wacana Ilmu, 1997), hal. 13
2
Bangsa Turki Saljuk adalah pemeluk Is- lam yang militan. Masyarakat
Turki Saljuk memeluk Islam diperkirakan jauh sebelum mereka memasuki daerah
Jand, tetapi kemu- ngkinan besar mereka memeluk agama Islam setelah terjadinya
Bangsa Turki Saljuk adalah pemeluk Is- lam yang militan. Masyarakat
Turki Saljuk memeluk Islam diperkirakan jauh sebelum mereka memasuki daerah
Jand, tetapi kemu- ngkinan besar mereka memeluk agama Islam setelah terjadinya
interaksi sosial dengan masyarakat Islam di Jand itu sendiri. Bebera- pa sarjana
lam setelah mereka memeluk agama Kristen, dengan melihat nama anak-anak
Saljuk yang memiliki kemiripan dengan nama-nama yang ada di dalam kitab Injil,
yaitu Mikail, Musa, Is- rail, dan Yunus. Akan tetapi kemungkinan ini sulit
diterima, terutama setelah melihat dan mempelajari tradisi yang ada pada mereka. 2
Transoksania. Pada saat itu terjadi persaingan politik antara dinasti Samaniyah
wilayah yang tadi diku- sai oleh Samaniyyah. 4 Setelah Saljuk bin Tuqaq
meninggal, kepemimpinan bani Saljuk dipimp- in oleh Israil ibn Saljuk yang juga
2
Mughni, Syafiq A., Sejarah Kebudayaan, hal.14
3
Ibid., hal. 14
4
Badri Yatim, Sejarah Peradaban, hal. 73.
3
dikenal dengan nama Arslan. Setelah itu diteruskan oleh Mikail,
kelicikan penguasa Ghaznawiyah, kedua pemi- mpin dinasti Saljuk ini ditangkap
Pada tahun 432 H/1040 M dinasti ini mendapat pengakuan dari khalifah
Abbasiyah di Baghdad. Disaat kepemimpinan Thugrul Bek inilah, pada ta- hun
kekuasaan Ghaznawi, Balkh, Jurjan, Tabaristan, Khawarizm, Ray dan Isfah- an. 6
Pada tahun ini juga Thugrul Bek mendapat gelar dari khalifah Abbasiyah dengan
Rukh al- Daulah Yamin Amir al-Muminin. Meskipun Bagdad dapat dikuasai,
namun tidak dijadikan pusat pemerintahan. Thugrul Bek memilih kota Naisabur
dan kemudian kota Ray sebagai pusat pemerintahan. Dinasti-dinasti ini sebel-
diperintah oleh:
5
Mahmud Yunus,Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta: PT Hidakarya Agung, 1990),
hal. 85.
4
3. Mahmud al-Ghazy (485-487 H/1092-1094 M)
5. Maliksyah II (498 H)
konsolidasi dan ekspansi wilayah kekuatan politik Saljuk. Ia menjadikan kota Ray
sebagai ibu kota kesultanan Saljuk, se- bagaimana pada masa pemerintahan
gerakan ekspansi ini adalah apa yang dikenal dengan peristiwa Manzikart (1071
M). Tentara Alp-Arselan berhasil mengalah- kan tentara Romawi yang besar yang
terdiri dari tentara Romawi, Ghuz, al-Akhraj, al-Hajar, Perancis dan Armenia.
Dengan dikuasainya ini maka kekuasaannya telah meluas sampai ke Asia Kecil. 8
Damsyik. Maka dipandanglah Dinasti Sal- juk sebagai dinasti pertama yang
7
Mughni, Syafiq A., Sejarah Kebudayaan …, hal.19
8
Badri Yatim, Sejarah Peradaban…, hal. 74
5
Setelah Alp Arselan meninggal kemudian tampuk kekuasaan dipegang
oleh Maliksyah, ia dibantu oleh wazir Nizam al-Mulk yang su- dah berhubungan
dengan ayahnya ketika dia masih menjabat sebagai Gubernur Khurasan dan juga
ibukota yang lama. Setelah ia naik tahta, ia melaku- kan tiga hal: pertama,
diwariskan oleh ayah dan kakeknya, dan ketiga, memperluas wilayah politik
Pada masa Maliksyah wilayah kekuasaan Dinasti Saljuk ini sangat luas,
Yerussalem. Wilayah yang luas itu dibagi menjadi lima bagian.9 Yaitu :
1. Saljuk Besar, yang menguasai Khu- rasan, Ray, Jabal, Irak, Persia dan
Din Mahmud.
4. Saljuk Siria, diperintah oleh keluarga Tutush ibn Alp Arselan ibn Daud
9
Badri Yatim, SejarahPeradaban…,hal.75
6
5. Saljuk Rum, diperintah oleh keluarga Quthlumish ibn Israil ibn Saljuk.
jabatan perdana menteri yang sebelumnya dihapus oleh penguasa Bani Buwaih.
kekuasaannya, tak lepas dari para wazir (menteri) yang senantiasa loy- al dan
antara mereka yang telah berjasa dalam membangun dan mempertahankan dinasti
1. Abu Nasr Muhammad bin Manshur al-Kundari, wazir pada masa Sultan
4. Sa’ad bin Ali bin Isa, wazir pada masa Sultan Mahmud.
di Irak.
mengalami ke- munduran. Dinasti Saljuk dilanda konflik in- ternal, perebutan
7
kekuasaan di antara anggota keluarga timbul. Dan akhirnya wilayah kekua- saan
B. PEMBAHASAN
dinasti Turki yang berasal dari daerah Khorasan di wilayah Persia. Dinasti
ini didirikan oleh Tughril Beg pada tahun 1037 Masehi. Tughril Beg
masyarakat Islam pada saat itu. Salah satu faktor penting adalah
10
Jaih Mubarak, Sejarah Peradaban Islam Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2004), hal.
98
11
Bosworth, C. E. (1968). "The Ghaznavids: Their empire in Afghanistan and eastern
Iran 994-1040." Edinburgh University Press.
8
Dalam konteks modernisasi beragama, Dinasti Saljuq mempromosikan
yang sangat luas. Salah satu puncak kejayaannya adalah ketika Alp Arslan,
Anatolia dan mengawali periode Saljuq Anatolia. Selain itu, Dinasti Saljuq
juga memegang kendali atas Persia, wilayah Arab, dan sebagian besar
12
Gutas, D. (1998). "Greek Thought, Arabic Culture: The Graeco-Arabic Translation
Movement in Baghdad and Early 'Abbasid Society (2nd-4th/8th-10th centuries)." Routledge
13
Peacock, A. C. S., & Yılmaz, Y. (2015). "The Seljuks of Anatolia: Court and society in
the medieval Middle East." I.B. Tauris.
9
mengesankan. Selain itu, masa ini juga menyaksikan kemajuan dalam ilmu
Dinasti Saljuq yang telah membentuk peradaban sosial dan beragama di masa itu.
ulama pada masa Dinasti Saljuq. Mereka memainkan peran kunci dalam
teks agama, dan mendukung pendidikan yang lebih luas tentang Islam.
Salah satu tokoh terkenal pada masa ini adalah al-Ghazali, yang karyanya
14
Peacock, A. C. S., & Yılmaz, Y. (2015). "The Seljuks of Anatolia: Court and society in
the medieval Middle East." I.B. Tauris.)
15
al-Ghazali, Abu Hamid Muhammad. "Ihya' 'Ulum al-Din" (The Revival of Religious
Sciences).
10
seperti "Ihya' 'Ulum al-Din" mempromosikan pemahaman yang lebih
landasan bagi perkembangan budaya dan peradaban Islam yang kaya pada
masa berikutnya.18
praktik ibadah, moralitas, dan etika sosial. Masyarakat mulai lebih aktif
16
al-Ghazali, Abu Hamid Muhammad. "Ihya' 'Ulum al-Din" (The Revival of Religious
Sciences).)
17
Hourani, Albert. "A History of the Arab Peoples." Harvard University Press, 1991.)
18
Hourani, Albert. "A History of the Arab Peoples." Harvard University Press, 1991.)
11
dalam memahami ajaran agama dan menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari.19
Masyarakat
Dinasti Saljuq
Nilai-nilai Masyarakat?
19
al-Ghazali, Abu Hamid Muhammad. "Ihya' 'Ulum al-Din" (The Revival of Religious
Sciences
20
Bosworth, C. E. "The Islamic Dynasties: A Chronological and Genealogical
Handbook." Edinburgh University Press, 1967
21
Kennedy, Hugh. "The Prophet and the Age of the Caliphates: The Islamic Near East
from the 6th to the 11th Century." Pearson, 2004
12
Modernisasi beragama pada masa Dinasti Saljuq berdampak pada
gaya hidup dan nilai-nilai masyarakat. Masyarakat mulai lebih aktif dalam
adalah intelektual yang berperan dalam menyelidiki dan menafsirkan ajaran Islam
Dinasti Saljuq
dan Keagamaan
22
Hourani, Albert. "A History of the Arab Peoples." Belknap Press, 1991,
23
al-Ghazali, Abu Hamid Muhammad. "Ihya' 'Ulum al-Din" (The Revival of Religious
Sciences
13
Pemikiran ilmuwan agama pada masa Dinasti Saljuq memengaruhi
dalam masyarakat.24
Sosial
masyarakat.25
Nilai-nilai Masyarakat
24
Ibn Sina. "Kitab al-Shifa'.
25
El-Katiri, Mohammed, et al. "Gender and Education in the Arab Region: The
Advancement of Women in the Arab World." UNESCO, 2003
14
Modernisasi beragama juga memengaruhi gaya hidup dan nilai-
ekonomi. Hal ini menciptakan masyarakat yang lebih sadar akan hak asasi
Pada masa Dinasti Saljuq, masjid dan institusi keagamaan memiliki peran yang
Peran ini tidak hanya terbatas pada aspek keagamaan tetapi juga membentuk
26
Nasr, Seyyed Hossein. "Islamic Life and Thought." State University of New York
Press, 1981
15
gagasan modernisasi yang mencakup pembaruan dalam pemahaman
Modernisasi Beragama
umat Islam. Para siswa yang belajar di madrasah dan pondok pesantren
27
Makdisi, George. "The Rise of Colleges: Institutions of Learning in Islam and the
West." Edinburgh University Press, 1981,
28
Schimmel, Annemarie. "Islamic Names." Edinburgh University Press, 1989
16
tradisional dan membuka pintu untuk pemikiran yang lebih inklusif dan
signifikan dalam pemerintahan dan administrasi negara. Hal ini mengingatkan kita
pada kompleksitas hubungan antara agama dan politik dalam sejarah Islam.
pengelolaan negara.
Salah satu langkah konkret yang diambil oleh pemerintahan Saljuq adalah
mengadopsi hukum Islam yang lebih inklusif dan lebih fleksibel. Hukum
pernikahan, dan peradilan dengan lebih adil dan sesuai dengan kebutuhan
17
sosial saat itu. Hal ini mencerminkan upaya untuk memodernisasi hukum
pajak yang lebih efektif, organisasi militer yang lebih baik, dan
pembangunan negara.
hubungan yang kompleks antara pemerintah dan ulama pada masa Dinasti
Hubungan ini mencerminkan dinamika politik dan sosial yang unik pada
masa itu.
inklusif dan relevan dengan keadaan saat itu. Mereka percaya bahwa
29
Hallaq, Wael B. "The Origins and Evolution of Islamic Law." Cambridge University
Press, 2005
18
kepada nilai-nilai agama. Namun, tidak semua ulama mendukung
modernisasi ini, dan ada yang merasa terancam oleh perubahan ini.30
Pada bagian ini, kita akan merinci lebih dalam tentang dampak
tokoh terkemuka yang muncul pada periode ini adalah Abu Hamid al-
30
Hourani, Albert. "Arabic Thought in the Liberal Age 1798-1939." Oxford University
Press, 1962
19
konsep yang mendalam tentang akhlak, ibadah, dan hubungan individu
dengan Allah.
Karya al-Ghazali ini menjadi landasan bagi banyak generasi pemikir Islam
hukum, filsafat, dan lainnya. Ilmuwan Muslim, seperti Al-Farabi dan Ibn
buku yang ditulis dan diterjemahkan pada masa Dinasti Saljuq menjadi inti
dari warisan intelektual Islam yang terus berkembang hingga saat ini.32
31
Al-Ghazali, Abu Hamid Muhammad. "Ihya' 'Ulum al-Din" (The Revival of Religious
Sciences),
32
Makdisi, George. "Scholasticism and Humanism in Classical Islam and the Christian
West." Journal of the American Oriental Society, Vol. 109, No. 2, 1989
20
c. Dampak pada Kehidupan Sosial dan Budaya
Contohnya adalah Masjid Kubah Batu di Isfahan, yang tetap menjadi salah
manusia.33
21
mereka mengenai akhlak, etika, dan hubungan individu dengan Allah tetap
adalah seorang yang ahli dalam berbagai disiplin ilmu, seperti ilmu agama,
Pada masa Maliksyah inilah lahir ilmuan- ilmuan muslim seperti Abu Hamid al-
Ghazali dalam bidang theology, Farid al-Din al-Aththar dan Umar Kayam dalam
didirikan tahun 457- 459 H/1065-1067 M (abad VI) oleh Nizam al- Mulk
yang pertama kali didirikan oleh Nizam al-Mulk pada bulan Dzulhijjah
34
Badri Yatim, SejarahPeradaban ,hal.76.
22
terpenting dan terkenal di antara madrasah-madrasah lainnya (selain
kurikulum, memilih guru, dan mem- berikan dana yang teratur kepada
madrasah. Motif didirikannya madrasah ini karena dua hal, pertama motif
adalah sentralistik dari pusat ke daerah atau dari atas ke bawah. Motif
Syi’ah ser- ta sisa-sisa aliran Mu’tazilah telah ada sebe- lum Bani saljuq
35
Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam Jakarta: Kencana Pranada Media),
hal. 159
23
Madrasah Nizamiyah yang didirikan oleh Nizam al-Mulk di
juk sudah mempunyai sistem manajemen yang cukup baik. Dengan sistem
pengangkatan guru dan semua keperluan madrasah diatur oleh Pusat. Para
Ghazali, Imam Fakhr al-razi (ahli tafsir), Zamakhsyari, dan juga Imam al-
mereka adalah Umar ibn Khayam (ahli as- tronomi dan ilmu pasti), Ali
36
Jaih Mubarak, Sejarah, hal. 96
24
kedudu- kan dan kepentingannya dalam pemerintah merupakan
keyakinannya dilihat dari segi sosial keagamaan, hal ini disebabkan oleh
sesuai dengan ajaran yang dianut oleh seba- gian besar masyarakat pada
saat itu.
3) Madrasah ini memfokuskan pada aja- ran fiqh yang dianggap sesuai
9. Kesimpulan
beragama pada masa Dinasti Saljuq serta bagaimana peradaban sosial dan
beragama berkembang sebagai akibat dari periode ini yang sangat penting dalam
sejarah Islam.
25
Modernisasi beragama pada masa Dinasti Saljuq memainkan peran sentral
dalam perubahan sosial dan beragama. Ini adalah periode ketika pemikiran agama
Islam yang lebih dalam dan inklusif. Pemikiran ilmuwan agama seperti Al-
Perubahan sosial dan budaya yang dipicu oleh modernisasi beragama juga
pemikiran modernisasi.
karya seperti "Ihya' 'Ulum al-Din" oleh Al-Ghazali tetap relevan, dan fondasi
perkembangan ilmu pengetahuan, seni, dan agama di dunia Islam dan lebih luas
lagi.
landasan peradaban sosial dan beragama yang lebih modern dan inklusif dalam
26
sejarah Islam. Ini adalah periode yang penting dalam perjalanan pemikiran dan
peradaban Islam yang teyrus berlanjut hingga saat ini. Melalui pemahaman yang
lebih mendalam tentang periode ini, kita dapat menghargai kontribusi signifikan
yang telah dibuat oleh Dinasti Saljuq terhadap dunia Islam dan peradaban manusia
secara keseluruhan.
DAFTAR PUSTAKA
27
Al-Futuh, Abd al-Majid, Tarikh al-Siyasi wa al-Fikri, (Al- Mansur: Mathabi’ al-
Wafa, 1988).
2003).
2004).
Mughni, Syafiq A., Sejarah Kebudayaan Islam di Kawasan Turki, (Jakarta: Logos
Nizar, Samsul, Sejarah Pendidikan Islam, (Ja- karta: Kencana Pranada Media).
1997).
Agung, 1990).
Akbar, 2003).
28
Ahmad Amin, Dhuha al-Islam, Jil. I, (Kairo: La- jnah al-Ta’lifwa al-
Nasyr)
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakar- ta: PT. Raja Grafindo:
2006).
Sir William Muir, The Caliphat, (New York: AMS Inc, 1975).
Yogya, 1990).
Yusuf al-Isy, Tarikh ‘Ashy al-Khilafah al-Abbasi- yyah, Terj. Arif Munandar,
2004)
29