Anda di halaman 1dari 29

Tugas Kelompok Dosen Pengampu

Matkul : Manajemen Strategik KHAIRUL AMIN, M.Pd.I

MAKALAH
FUNGSI FUNGSI KRITIS
UNTUK MANAJEMEN STRATEJIK

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3

1. NURMA YATI
2.ALDES RISKY
3. YAYAN

PROGRAM STUDI MANAGEMENT PENDIDIKAN


ISLAM(MPI) SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM(STAI)
AL-AZHAR PEKANBARU
TAHUN 2023 M / 1445 H
2
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga Kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Fungsi Fungsi Kritis Manajemen Startejik” ini tepat pada waktunya. Adapun
tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Manajemen Strategik. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Manajemen Strategis bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Khairul Amin, M.Pd.I,


selaku dosen mata kuliah Manajemen Strategis yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang
studi yang Kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga Kami dapat
menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang Kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan Kami
nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Pekanbaru, September 2023

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................

ii

DAFTAR ISI......................................................................................................................

iii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................

1.1. Latar Belakang.....................................................................................................

1.2. Rumusan Masalah...............................................................................................

1.3. Tujuan Masalah...................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................

2.1. Pengertian dan Teori Manajemen Strategis......................................................

2.2. Peran Manajemen Strategis.............................................................................. 10

2.3. Proses Dalam Manajemen Strategis................................................................. 13

2.4 Pentingnya manajemen strategis bagi perusahaan…………………………. 14

2.5 Proses Pengambilan Keputusan Strategis..................................................... 16

2.6 Manfaat dan Resiko Manajemen Strategis................................................... 19

2
2.7 Isu Isu Mengenai Manajemen Strategis....................................................... 21

2.8 fungsi kritis dalam manajemen stratejik......................................................... 23

BAB III PENUTUP........................................................................................................... 25

3.1.Kesimpulan........................................................................................................ 25

3.2 saran…………………………………………………………………….......... 26

DAFTAR PUSTAKA

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manajemen strategis adalah seni dan ilmu penyusunan, penerapan, dan


pengevaluasian keputusan-keputusan lintas fungsional yang dapat
memungkinkan suatu perusahaan mencapat sasarannya. Manajemen strategis
adalah proses penetapan tujuan organisasi, pengembangan kebijakan dan
perencanaan untuk mencapai sasaran tersebut, serta mengalokasikan sumber
daya untuk menerapkan kebijakan dan merencanakan pencapaian tujuan
organisasi. Manajemen strategis mengkombinasikan aktivitas-aktivitas dari
berbagai bagian fungsional suatu bisnis untuk mencapai tujuan organisasi.

Manajemen strategis merupakan aktivitas manajemen tertinggi yang


biasanya disusun oleh dewan direksi dan dilaksanakan oleh CEO serta tim
eksekutif organisasi tersebut. Manajemen strategis memberikan arahan
menyeluruh untuk perusahaan dan terkait erat dengan bidang perilaku

3
organisasi.

Manajemen strategis berbicara tentang gambaran besar.Inti dari


manajemen strategis adalah mengidentifikasi tujuan organisasi, sumber
dayanya, dan bagaimana sumber daya yang ada tersebut dapat digunakan secara
paling efektif untuk memenuhi tujuan strategis.Manajemen strategis di saat ini
harus memberikan fondasi dasar atau pedoman untuk pengambilan keputusan
dalam organisasi. Ini adalah proses yang berkesinambungan dan terus-menerus.
Rencana strategis organisasi merupakan dokumen hidup yang selalu dikunjungi
dan kembali dikunjungi.Bahkan mungkin sampai perlu dianggap sebagaimana
suatu cairan karena sifatnya yang terus harus dimodifikasi.Seiring dengan
adanya informasi baru telah tersedia, dia harus digunakan untuk membuat
penyesuaian dan revisi.

Menurut Thomas L.Wheelen – J. David Hunger manajemen strategi


adalah serangkaian dari pada keputusan majerial dan kegiatan-kegiatan yang
menentukan keberhasilan perusahaan dalam jangka panjang. Kegiatan tersebut
terdiri dari perumusan / perencanaan strategi, pelaksanaan / implementasi, dan
evaluasi

Lingkungan dunia yang mengalami perubahan seperti adanya


globalisasi, control masyarakat, perkembangan teknologi, memberikan dampak
bagi perkembangan suatu negara maupun bisnis. Control masyarakat terhadap
pelaksanaan kegiatan pemerintahan maupun perusahaan, sehingga pemerintah
maupun pemimpin perusahaan tidak dapat membuat kebijakan yang
mengabaikan kepentingan masyarakat. Oleh sebab itu dalam menjalankan
kegiatannya perlu adanya keselarasan antara kompetensi yang dimiliki
perusahaan maupun pemerintah dengan lingkungan yang ada di luar organisasi
(perusahaan dan pemerintah).

Pertimbangan global praktis berdampak pada keputusan strategis, batas-

4
batas negara diabaikan.Untuk mengetahui dan menghargai dunia dari perspektif
orang lain telah menjadi masalah hidup atau mati untuk bisnis. Dengan
demikian perlu adanya kegiatan dalam pengambilan keputusan yang
disesuaikan antara kemampuan yang dimiliki dengan lingkungan yang ada di
sekitar sehingga perlunya adanya manajemen strategi.Menopang manajemen
strategis tergantung pada manajer mendapat pengertian mengenai pesaing,
pasar,

harga, pemasok, distributor, pemerintah, kreditor, pemegang saham dan


pelanggan diseluruh dunia. Harga dan mutu dari produk dan jasa perusahaan
harus dapat bersaing di seluruh dunia, bukan hanya di pasar lokal.

Persaingan yang memunculkan daya saing erat kaitannya dengan


pemahaman mekanisme pasar (standar dan benchmarking), kecepatan dan
ketepatan penyampaian produk (barang dan jasa) yang mampu menciptakan
nilai tambah.Oleh karena itu, peningkatan daya saing organisasi bersifat unik,
tetapi pada intinya dipengaruhi oleh aspek kreativitas, kapasitas, teknologi yang
diguna-kan dan jangkauan pemasaran yang dicapai.Hal tersebut diwujudkan
dari tampilan produk, produktivitas yang ting-gi dan pelayanan yang baik.

1.2 Rumusan Masalah

1) Apa pengertian manajemen strategis?

2) Apa Sajakah Proses Manajemen Strategis?

3) Apa Pentingnya Manajemen Strategis?

4) Apa sajakah Proses pengambilan keputusan strategis?

5) Apa Manfaat dan resiko dari Manajemen Strategis?

5
6) Apa saja fungsi kritis dalam manajemen stratejik?

1.3 Tujuan Pembahasan

Tujuan penulisan ini adalah sebagai berikut :

1) Memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Perusahaan.

2) Memahami tentang manajemen strategis.

3) Mengetahui gambaran manajemen strategis.

4) Untuk menambahkan wawasan atau pemahaman terhadap pentingnya.


Manajemen Strategis bagi Perusahaan

6
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Teori Manajemen Strategis

Sebelum melangkah lebih jauh tentang seberapa jauh peran manajemen


strategis dalam pengembangan organisasi, kita akan menyimak dulu pengertian
dari manajemen strategis itu sendiri, berikut beberapa ahli yang memberikan
gambaran atau teori tentang manajemen strategis itu sendiri.

Barney, 2007:27 Manajemen strategis (strategic management) dapat


dipahami sebagai proses pemilihan dan penerapan strategi-strategi. Sedangkan
strategi adalah pola alokasi sumber daya yang memungkinkan organisasi-
organisasi dapat mempertahankan kinerjanya.

Grant, 2008:10 Strategi juga dapat diartikan sebagai keseluruhan


rencana mengenai penggunaan sumber daya-sumber daya untuk menciptakan
suatu posisi menguntungkan. Dengan kata lain, manajamen strategis terlibat
dengan pengembangan dan implementasi strategi-strategi dalam kerangka
pengembangan keunggulan bersaing.

Michael A. Hitt & R. Duane Ireland & Robert E. Hoslisson (2006,XV)


Manajemen strategis adalah proses untuk membantu organisasi dalam
mengidentifikasi apa yang ingin mereka capai, dan bagaimana seharusnya
mereka mencapai hasil yang bernilai. Besarnya peranan manajemen strategis
semakin banyak diakui pada masa-masa ini dibanding masa- masa
sebelumnya.Dalam perekonomian global yang memungkinkan pergerakan
barang dan jasa secara bebas diantara berbagai negara, perusahaan-perusahaan
terus ditantang untuk semakin kompetitif. Banyak dari perusahaan yang telah

7
meningkatkan tingkat kompetisinya ini menawarkan produk kepada konsumen
dengan nilai yang lebih tinggi, dan hal ini sering menghasilkan laba diatas rata-
rata

David 2005:5 Seni dan pengetahuan untuk merumuskan,


mengimplementasikan and mengevaluasi keputusan lintas fungsional yang
membuat organisasi mampu mencapai obyektifnya. Hunger dan Wheelen
2006:4 Serangkaian keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan
kinerja perusahaan dalam jangka panjang.

Dengan demikian dari definisi di atas dapat diketahui fokus manajemen


strategis terletak dalam memadukan manajemen, pemasaran,
keuangan/akunting, produksi/operasi, penelitian dan pengembangan, serta
system informasi komputer untuk mencapai keberhasilan organisasi.Manajemen
strategis di katakan efektif apabila memberi tahu seluruh karyawan mengenai
sasaran bisnis, arah bisnis, kemajuan kearah pencapaian sasaran dan pelanggan,

pesaing dan rencana produk kami.Komunikasi merupakan kunci keberhasilan


manajemen strategis.

Manajemen Strategis terdiri atas tiga proses:

1) Pembuatan Strategi, yang meliputi pengembnagan misi dan tujuan


jangka panjang, mengidentifiksikan peluang dan ancaman dari luar serta
kekuatan dan kelemahan organisasi, pengembangan alternatif-alternatif
strategi dan penentuan strategi yang sesuai untuk diadopsi.

2) Penerapan strategi meliputi penentuan sasaran-sasaran operasional


tahunan, kebijakan organisasi, memotovasi anggota dan mengalokasikan
sumber-sumber daya agar strategi yang telah ditetapkan dapat
diimplementasikan.

8
3) Evaluasi/Kontrol strategi, mencakup usaha-usaha untuk memonitor
seluruh hasil- hasil dari pembuatan dan penerapan strategi, termasuk
mengukur kinerja individu dan organisasi serta mengambil langkah-
langkah perbaikan jika diperlukan.

Manajemen Strategis memfokuskan pada penyatuan/ penggabungan


aspek-aspek pemasaran, riset dan pengembangan, keuangan/ akuntansi,
operasional/ produksi dari sebuah organisasi.

Strategik selalu “memberikan sebuah keuntungan”, sehingga apabila


proses manajemen yang dilakukan oleh organisasi gagal menciptakan
keuntungan bagi organisasi tersebut maka dapat dikatakan proses manajemen
tersebut bukan manajemen strategis.

Tujuan Sebuah Perusahaan Menerapkan Sistem Manajemen Strategijuga sebagai


berikut :

1. Memberikan Arah Pencapaian Tujuan Organisasi / Perusahaan


Dalam hal ini, manajer strategi harus mampu menunjukan
kepada semua pihak kemana arah tujuan organisasi / perusahaan.
Karena, arah yang jelas akan dapat dijadikan landasan untuk
pengendalian dan mengevaluasi keberhasilan.

2. Membantu Memikirkan Kepentingan Berbagai Pihak Organisasi/


perusahaan harus mempertemukan kebutuhan berbagai pihak,
pemasok, karyawan, pemegang saham, pihak perbankan, dan
masyarakat luas lainnya yang terkait dengan perusahaan atau
disebut dengan istilah Stakeholder Benefits, memegang peranan
terhadap sukses atau gagalnya perusahaan.

3. Dapat Mengantisipasi Setiap Perubahan Kembali Secara Merata

9
Manajemen strategi memungkinkan eksekutif puncak untuk
mengantisipasi perubahan dan menyiapkan pedoman dan
pengendalian, sehingga dapat memperluas kerangka waktu/
berpikir mereka secara prespektif dan memahami konstribusi
yang baik untuk hari ini dan hari esok.

4. Berhubungan dengan Efisiensi dan Efektifitas Tanggung jawab


seorang manajer bukan hanya mengkonsentrasikan terhadap
kemampuan atas kepentingan efisiensi, akan tetapi hendaknya
juga mempunyai perhatian yang serius agar bekerja keras
melakukan sesuatu secara lebih baik dan efektif.

2.2 Peran Manajemen Strategis


Untuk meraih segala cita-cita atau tujuan yang diinginkan oleh suatu
organisasi atau perusahaan maka penerapan manajemen strategis justru sangat
dibutuhkan guna apa yang diinginkan bersama dapat kita capai dengan sebaik
mungkin. Peran manajemen strategis ketika diimplementasikan dalam suatu
organisasi maka setiap unit atau bagian yang ada dalam organisasi tersebut
dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebaik mungkin.Apalagi
melihat perkembangan zaman sekarang ini, dimana setiap organisasi
perusahaan telah melakukan ekspansi pasar guna mendapatkan keuntunga yang
banyak. Semuanya itu perlu langkah strategis dan taktik yang tepat sehingga
proses atau langkah yang diambil oleh pimpinan dapat dijalankan seefektif dan
seefisen mungkin.

Persaingan yang memunculkan daya saing erat kaitannya dengan


pemahaman mekanisme pasar (standar dan benchmarking), kecepatan dan
ketepatan penyampaian produk (barang dan jasa) yang mampu menciptakan
nilai tambah.Oleh karena itu, peningkatan daya saing organisasi bersifat unik,
tetapi pada intinya dipengaruhi oleh aspek kreativitas, kapasitas, teknologi yang
diguna-kan dan jangkauan pemasaran yang dicapai.Hal tersebut diwujudkan

10
dari tampilan produk, produktivitas yang ting-gi dan pelayanan yang baik.

Esensi Manajemen Strategik dalam pengembangan daya saing


organisasi, baik bersifat nirlaba maupun ber-orientasi laba dapat dijabarkan atas
hal pokok berikut :

A. Pertumbuhan dan Keberlanjutan

Hal ini dicirikan oleh adanya kegiatan lebih besar dari organisasi yang
nantinya berdampak pada peningkatan kesejahteraan SDM. Pencapaian kondisi
tersebut di-dapatkan dari kerjasama antar individu yang mampu mewujudkan
sinergi perkembangan organisasi sesuai siklus organisasi (pengenalan,
pertumbuhan, kedewa-saa dan pembaharuan dengan kondisi penurunan, tetap
dan naik kembali) ditinjau dari faktor internal maupun eksternal yang
dipengaruhi oleh perubahan-perubahan, baik fundamental, incremental dan
radikal dari nilai-nilai keinginan konsumen, serta persaingan yang ketat dalam
kondisi yang mengandung ketidak-pastian dan penuh risiko.

B. Berpikir Strategis

Hal ini dicirikan oleh pemahaman tentang pentingnya faktor waktu (lalu, kini
dan esok), proses kontinu (siklus) dan iteratif (sekuens pembelajaran) dalam
mengidentifikasi kegiatan yang menjanjikan ke depan yang berbasis pada
pemetaan kemampuan (superior-tas) yang dimiliki (sumber daya seperti SDA,
SDM dan SDB) dengan secara komprehensif memperhati-kan faktor-faktor
makro seperti politik, ekonomi, teknologi dan sosial budaya, disamping upaya
pem-belajaran organisasi dalam menuju daya saing secara parsial ataupun utuh.
Realisasi berpikir strategik dapat ditunjukkan oleh konsep masukan, proses dan
luaran dalam mengelola perubahan menurut peluang maupun ancaman yang
ditemui sesuai dengan fase-fase berikut : pembentukan kelompok kerja,
inventarisasi kegiatan, keterlibatan unit kerja dan status kegiatan. Hal tersebut

11
dalam praktiknya didukung oleh konsep-konsep stra- tegi, baik yang klasik
(siklus hidup produk dan SWOT), modern (BCG/Shell, A.D. Little, McKinsey,
PIMS, SRI dan Porter) dan alternatif (PRECOM) yang dalam implementasinya
sangat ditentukan oleh besar-an dimensinya atau tema tertentunya.

C. Manajemen Strategis

Manajemen Strategik dalam implementasinya ditentukan oleh tahapan


identifikasi lingkungan (internal dan eksternal), perumusan strategi,
implementasi strategi, pemantauan dan evaluasi strategi. Hal tersebut disusun
dari sistem lingkungan yang terdiri dari analisis lingkungan internal (kekuatan
dan kelemahan : sumber daya, kapabilitas dan kompetensi inti) dan eksternal
(peluang dan ancaman) yang dikenal sebagai SWOT ataupun pendekatan peran
(policy, strategik dan fungsi) untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi, baik secara luas maupun spesifik, seperti:

1) Masuknya pendatang baru (skala ekonomi, diferensiasi produk,


persyaratan modal, biaya peralih-an pemasok, akses ke saluran
distribusi, kebijakan pemerintah dan lainnya;

2) Ancaman produk peng-ganti (biaya/harga)

3) Kekuatan tawar menawar pembeli (kuantitas, mutu dan ketersediaan)

4) kekuatan tawar menawar pemasok (dominasi, integrasi dan keunikan).

Dalam proses manajemen strategis diperlukan pernyataan-pernyataan yang


terkait dengan penetapan visi (jati diri), misi (justifikasi/pembeda) dan tujuan
(target/standar) sebagai jawaban terhadap pencanangan strategi yang telah
disusun menurut tingkatannya (korporat, bisnis dan fungsional) yang didasarkan
pada muatan, konsis-tensi dan keterpaduannya dari suatu kerangka kerja proses
pengambilan keputusan organisasi untuk jang-ka panjang. Dalam hal ini,

12
struktur organisasi dengan berbagai bentuknya (sederhana, fungsional,
divisional, matriks, unit bisnis strategik berperan pen-ting dalam pencapaian
tujuan dari kebijakan yang dibuat.

2.3 Proses Dalam Manajemen Strategis

Manajemen strategis merupakan sebuah proses yang terdiri dari tiga


kegiatan antara lain perumusan strategi, implementasi strategi dan evaluasi
strategi. Perumusan strategis terdiri dari kegiatan-kegiatan mengembangkan
misi bisnis, mengenali peluang dan ancaman eksternal perusahaan, menetapkan
kekuatan dan kelemahan internal, menetapkan obyektif jangka panjang,
menghasilkan strategi alternatif dan memilih strategi tertentu untuk
dilaksanakan Isu perumusan strategi termasuk memutuskan bisnis apa yang
akan dimasuki bisnis apa yang harus dihentikan, bagaimana mengalokasikan
sumber daya, apakah memperluas operasi atau diversivikasi, apakah akan
memasuki pasar internasional, apakah akan melakukan merjer atau membentuk
usaha patungan, dan bagaimana menghindari pengambilalihan perusahaan
pesaing. Keputusan perumusan strategis mengikat suatu organisasi pada
produk,pasar, sumber daya, dan teknologi spesifik selama periode waktu
tertentu.

Strategi menetapkan keunggulan bersaing jangka panjang. Apapun yang


akan terjadi, keputusan strategis mempunyai konsekuensi berbagai fungsi utama
dan pengaruh jangka panjang pada suatu organisasi. Implementasi strategi
menuntut perusahaan untuk menetapkan obyektif tahunan, memperlengkapi
dengan kebijakan, memotivasi karyawan dan mengalokasikan sumber daya
sehingga strategi yang dirumuskan dapat dilaksanakan.Implementasi strategi
termasuk mengembangkan budaya mendukung strategi, menciptakan struktur
oragnisasi yang efektif, mengubah arah usaha pemasaran, menyiapkan
anggaran, mengembangkan dan memanfaatkan sistem informasi dan
menghubungkan.

13
kompensasi karyawan dengan prestasi organisasi.Implementasi strategi
sering disebut tahap tindakan manajemen strategis.Strategi implementasi berarti
memobilisasi karyawan dan manajer untuk mengubah strategi yang dirumuskan
menjadi tindakan.Evaluasi strategi adalah tahap akhir dalam manajemen
strategis.Para manajer sangat perlumengetahui kapan strategi tertentu tidak
berfungsi dengan baik, evaluasi strategi berarti usaha untuk memperoleh
informasi ini. Semua strategi dapat dimodifikasi di masa depan karena faktor-
faktor eksteral dan internal selalu berubah. Tiga macam aktivitas mendasar
untuk mengevaluasi strategi adalah:

1) Meninjau factor-faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar


strategi yang sekarang,

2) Mengukur prestasi,

3) Mengambil tindakan korektif.Aktivitas perumusan startegi,


implementasi dan evaluasi terjadi di tiga tingkat hirarki dalam organisasi
yang besar, korporasi, divisi atau unit bisnis strategis, dan fungsional.

2.4 Pentingnya Manajemen Strategis bagi perusahaan

Beberapa alasan utama tentang pentingnya peranan strategi manajemen bagi


perusahaan atau organisasi, yaitu:

1) Memberi arah jangka panjang yang akan dituju.

2) Membantu perusahaan atau organisasi beradaptasi pada perubahan-


perubahan yang terjadi.

14
3) Membuat suatu perusahaan atau organisasi menjadi lebih aktif.

4) Mengidentifikasi keunggulan komparatif suatu perusahaan atau


organisasi dalam lingkungan yang semakin beresiko.

5) Aktivitas yang tumpang tindih akan dikurangi.

6) Keengganan untuk berubah dari karyawan lama dapat dikurangi.

7) Keterlibatan karyawan dalam perubahan strategi akan lebih memotivasi


mereka pada tahap pelaksanaannya.

8) Kegiatan pembuatan strategi akan mempertinggi kemampuan


perusahaan atau organisasi tersebut untuk mencegah munculnya
masalah di masa mendatang.

Dengan manajemen strategi diharapkan strategi benar-benar dapat dikelola


sehingga strategi dapat diimplementasikan untuk mewarnai dan
mengintegrasikan semua keputusan dan tindakan dalam organisasi rincian.
Tahapan kegiatan untuk menjalankan strategi adalah sebagai berikut:

Perumusan strategi
Perumusan strategi adalah proses memilih tindakan utama (strategi)
untuk mewujudkan misi organisasi. Proses mengambil keputusan untuk
menetapkan strategi seolah- olah merupakan konsekuensi mulai dari penetapan
visi-misi, sampai terealisasinya program.

A. Perencanaan tindakan.

Langkah pertama untuk mengimplementasikan strategi yang telah


ditetapkan adalah pembuat perencanaan strategi. Inti dari apa yang ingin

15
dilakukan pada tahapan ini adalah bagaimana membuat rencana pencapaian
(sasaran) dan rencana kegiatan (program dan anggaran) yang benar-benar sesuai
dengan arahan (visi, misi, gool) dan strategi yang telah ditetapkan organisasi.

B. Implementasi.

Untuk menjamin keberhasilan strategi yang telah berhasil dirumuskan


harus diwujudkan dalam tindakan implementasi yang cermat. Strategi dan
unsur-unsur organisasi yang lain harus sesuai, strategi harus tercermati pada
rancangan struktur budaya organisasi, kepemimpinan dan sistem pengelolaan
sumber daya manusia. Karena strategi diimplementasikan dalam suatu
lingkungan yang terus berubah, maka implementasi yang sukses menuntut
pengendalian dan evaluasi pelaksanaan.Sehingga jika diperlukan dapat
dilakukan tindakan-tindakan perbaikan yang tepat.

2.5 Proses Pengambilan Keputusan Stratejik

Keputusan stratejik adalah keputusan yang mengandung risiko yang


besar. Sekali keputusan itu dibuat akan mempunyai dampak luas bagi
organisasi. Lahirnya suatu keputusan tidak serta merta berlangsung secara
sederhana begitu, sebab sebuah keputusan itu selalu saja lahir berdasarkan dari
proses yang memakan waktu, tenaga, dan pikiran hingga akhirnya terjadinya
suatu pengkristalan dan lahirlah keputusan tersebut. Proses tersebut meliputi
Proses identifikasi, pengembangan, penyelesaian, dan Proses implementasi dan
evaluasi.

1. Proses identifikasi

Proses identifikasi terdiri dari satu langkah yaitu evaluasi terhadap


kinerja organisasi sekarang, evaluasi tujuan dan sasaran organisasi, serta
perumusan masalah.

16
Pada prinsipnya dapat dikatakan bahwa fase identifikasi adalah fase
mengevaluasi tujuan dan sasaran, sejauh mana program-program yang
digambarkan dalam tujuan dan sasaran itu dapat direalisasikan. Evaluasi
semacam ini biasanya dilakukan dalam sebuah rapat kerja, yang melibatkan
para karyawan dan terutama semua pimpinan unit kerja yang turut bertanggung
jawab atas suksesnya organisasi. Persoalannya ialah seberapa jauh suatu rapat
kerja mampu mengenali dan mendefinisikan masalah-masalah itu serta
mengidentifikasi faktor-faktorpenyebabnya.

Mengidentifikasi suatu masalah biasanya tidak begitu mudah dilakukan


oleh para pembuat keputusan. Bahkan tidak jarang mereka gagal karena mereka
sebenarnya tidak melihat masalah itu atau tidak menyadari bahwa itulah
masalah. Bukan itu saja, mereka melihat masalah yang salah. Kadang-kadang
diperlukan survei untuk mengetahui penyebab timbulnya suatu
masalah.Sesudah penyebab masalah itu dideteksi, barulah proses pengambilan
keputusan diteruskan.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Proses pengidentifikasian
masalah merupakan kegiatan yang sangat penting dalam proses pengambilann
keputusan. Karena dalam fase ini, selain harus mengalokasikan masalah juga
harus mengisolasi isu-isu yang benar, dengan memperhatikan kemampuan
untuk menyelesaikannya dalam jangka waktu dan sumber daya yang tersedia.

2. Proses pengembangan

Setelah masalah dirumuskan dengan baik dan diketahui faktor-faktor


penyebabnya, kita masuk pada Proses pengembangan. Proses ini merupakan
fase yang paling banyak menguras sumber daya, baik berupa tenaga, waktu,
pikiran, dan dana. Dalam fase ini manajemen eksekutif puncak melakukan
peranan yang sangat penting, yaitu menjelajah lingkungan (to scan the
environment), baik lingkungan internal maupun lingkungan eksternal.

17
Ada tiga kegiatan utama yang dilakukan para pembuat keputusan selama
fase pengembangan ini, yaitu mempelajari secara seksama dan teliti akan
kemampuan organisasi, kemudian merumuskan kekuatan dan kelemahannya.
Sesudah itu, mempelajari secara seksama kecenderungan-kecenderungan dalam
lingkungan eksternal, lalu merumuskan peluang-peluang yang tersedia, dan
kemungkinan tantangan atau ancaman yang bisa berdampak luas terhadap
kegiatan organisasi. Langkah terakhir adalah mengintegrasikan semua faktor
stratejik yang sempat dideteksi dalam lingkungan internal dan lingkugan
eksternal. Hal ini disebut analisis SWOT.

3. Proses penyelesaian

Proses penyelesaian meliputi peninjauan ulang tujuan dan sasaran jika


dianggap perlu, perumusan alternatif-alternatif stratejik, penetapan alternatif
terpilih berdasar prioritas, dan pengesahan atas alternatif terpilih. Alternatif
terpilih ini sesudah disahkan, menjadi keputusan stratejik, dan itulah strateji
organisasi untuk suatu aspek kehidupan atau aktivitas organisasi tertentu.

4. Proses implementasi dan evaluasi

Proses implementasi dan evaluasi terdiri dari dua langkah, yaitu


implementasi keputusan stratejik dan evaluasi dan kontrol. Fase implementasi
dan evaluasi adalah fase terakhir dalam proses pengambilan keputusan stratejik.
Fase ini merupakan bagian terpenting dalam proses manajemen stratejik. Fase
implementasi dan evaluasi dilihat sebagai bagian integral dari proses
pengambilan keputusan stratejik dengan pertimbangan bahwa keputusan
stratejik baru mempunyai arti bagi organisasi apabila dilaksanakan dengan baik.

Dalam tahap ini manajemen sudah harus mempunyai gagasan yang jelas
mengenai tingkat perubahan yang diinginkan baik menyangkut struktur
organisasi, budaya perusahaan, maupun gaya kepemimpinan.

18
2.6 Manfaat dan Resiko Manajemen Strategi

a. Manfaat

Dengan menggunakan manajemen strategik sebagai suatu kerangka


kerja (frame work) untuk menyelesaikan setiap masalah strategis di dalam
organisasi terutama berkaitan dengan persaingan, maka peran manajer diajak
untuk berpikir lebih kreatif atau berpikir secara strategik.

Pemecahan masalah dengan menghasilkan dan Mempertimbangkan lebih


banyak alternatif yang dibangun dari suatu analisa yang lebih teliti akan lebih
menjanjikan suatu hasil yang menguntungkan.Ada bebarapa manfaat yang
diperoleh organisasi jika mereka menerapkan manajemen strategik, yaitu:

1) Memberikan arah jangka panjang yang akan dituju.

2) Membantu organisasi beradaptasi pada perubahan-perubahan yang terjadi

3) Membuat suatu organisasi menjadi lebih efektif

4) Mengidentifikasikan keunggulan komparatif suatu organisasi dalam


lingkungan yang semakin beresiko.

5) Aktifitas pembuatan strategi akan mempertinggi kemampuan


perusahaan untuk mencegah munculnya masalah di masa datang.

6) Keterlibatan anggota organisasi dalam pembuatan strategi akan lebih


memotivasi mereka pada tahap pelaksanaannya.

7) Aktifitas yang tumpang tindih akan dikurangi

19
8) Keengganan untuk berubah dari karyawan lama dapat dikurangi.

b. Resiko

Keterlibatan para manajer dalam proses perencanaan strategik akan


menimbulkan beberapa resiko yang perlu diperhitungkan sebelum melakukan
proses manajemen strategik, yaitu:

1. Waktu yang digunakan para manajer dalam proses manajemen strategik


mungkin mempunyai pengaruh negatif pada tanggung jawab
operasional.

2. Apabila para pembuat strategi tidak dilibatkan secara langsung dalam


penerapannya maka mereka dapat mengelak tanggung jawab pribadi
untuk keputusan-keputusan yang diambil dalam proses perencanaan.

3. Akan timbul kekecewan dari para bawahan yang berpartisipasi dalam


penerapan strategi karena tidak tercap[ainya tujuan dan harapan mereka.

Untuk mengatasi resiko-resiko tersebut para manajer perlu dilatih mengamankan


atau memperkecil timbulnya resiko dengan cara:

1. Melakukan penjadwalan kewajiban-kewajiban para manajer agar


mereka dapat mengalokasikan waktu yang lebih efisien.

2. Membatasi para manajer pada proses perencanaan untuk membuat janji-


janji mereka terhadap kinerja yang benar-benar dapat dilaksananakan
oleh mereka dan bawahannya.

3. Mengatisipasi dan menanggapi keinginan-keinginan bawahan, misalnya


usulan atau peningkatan dalam ganjaran.

20
Sebagai suatu kesatuan dalam sebuah organisasi perlu menerapkan dan
mengembangkan kemapuan manajemen internalnya guna mencapai tujuan yang
diinginkan dengan mengarahkan segenap potensi dan strategi serta taktik yang
tepat untuk diaplikasikan.

2.7 Isu Isu Mengenai Manajemen Strategis

Kalah Saing dengan Produk China, Industri Semen RI Terancam Bangkrut

Liputan6.com, Jakarta - Kondisi pasar semen domestik mengalami


kelebihan pasokan. Hal ini disinyalir akibat gencarnya semen asal China yang
menjual harga di bawah pasaran di pasar semen Indonesia.

Pengusaha sekaligus Politikus Gerindra, Andre Rosiade menyampaikan,


kondisi tersebut tidak boleh dibiarkan karena akan merugikan produk semen
Indonesia.

"Pasar semen lokal dalam kondisi sangat memprihatinkan atau terancam


bangkrut. Kenapa itu bisa terjadi karena ada kebijakan predatory pricing. Jadi
industri semen lokal itu terancam karena semen asal China karena mereka
terindikasi menjual dengan menggunakan predatory pricing sehingga semen
kita yang dimotori Semen Indonesia Grup BUMN kita hancur berantakan,"
tutur dia di Jakarta, Kamis (18/7/2019).

Anggota DPR RI terpilih periode 2019-2024 ini menilai, akibat kebijakan


sepihak yang dilakukan produsen semen asal China, berdampak langsung
terhadap penjualan hingga produksi semen dalam negeri yang menurun. Andre
pun mencontohkan harga semen asal China jauh berbeda dengan semen lokal
yang bisa dilihat di situs jual beli online.

21
"Pabrik Semen di Aceh, Semen Padang, Semen Baturaja, Semen Gresik,
dan Semen Tonasa terpaksa menurunkan kapasitas produksinya, karena semen
mereka tidak laku karena kalah bersaing. Di situs jual beli online harga semen
lokal itu berkisar di Rp 51 ribu sedangkan semen asal Tiongkok berkisar di
hargap Rp 34 ribu," ujarnya.

Selain itu, lebih jauh Andre menduga jika ada agenda semen asal China
ingin mengambil alih pasar semen di Indonesia dengan langkah awal menjual
harga semennya di pasaran atau predatory pricing tersebut. Jika mereka
berhasil menghancurkan pasar perusahaan semen dalam negeri, menurutnya
tidak menutup kemungkinan jika nantinya perusahaan-perusahaan semen dalam
negeri akan diambil alih oleh perusahaan semen asal Negeri Tirai Bambu
tersebut.

"Mereka terindikasi ingin menghancurkan semen lokal, setelah hancur


mereka akan take over industri semen dalam negeri ini dan ini membahayakan
industri strategis kita yaitu industri semen," kata Andre.

Pandangan dari penulis :

Dilihat dari kutipan berita di atas, maka dapat disimpulkan bahwa masalah
yang terjadi akibat masuk nya semen yang berasal dari china memiliki harga
yang lebih murah dibandingkan semen yang di produksi dalam negeri sehingga
Industri Semen Indonesia berkemungkinan kalah saing.

Disini dapat di lihat bahwa Industri Semen Indonesia dalam menentukan


harga tidak melihat ancaman saingan dari produk luar negeri, dalam hal ini
manajemen tidak Meninjau factor-faktor eksternal yang menjadi dasar strategi
yang sekarang.

22
2.8 fungsi kritis dalam manajemen stratejik

Berikut beberapa fungsi Kritis bagi Kelangsungan Manjemen stratejik :

1. Perencanaan Strategis: Perencanaan strategis adalah fondasi dari


manajemen stratejik. Ini melibatkan pengembangan visi jangka panjang
organisasi, misi yang menjelaskan alasan eksistensinya, serta penentuan
tujuan dan strategi yang akan membawa organisasi menuju visi tersebut.
Perencanaan strategis memberikan arah yang jelas dan fokus pada
tindakan organisasi.
2. Analisis Lingkungan: Sebelum organisasi dapat merumuskan strategi
yang efektif, mereka harus memahami sepenuhnya lingkungan eksternal
dan internal mereka. Ini mencakup pemahaman tentang tren pasar,
persaingan, perubahan regulasi, dan faktor-faktor lain yang dapat
memengaruhi kinerja organisasi. Analisis lingkungan membantu
organisasi mengidentifikasi peluang dan ancaman.
3. Penentuan Prioritas: Setiap organisasi memiliki keterbatasan dalam hal
sumber daya, baik itu finansial, tenaga kerja, atau waktu. Fungsi
penentuan prioritas membantu organisasi untuk mengidentifikasi proyek
atau inisiatif mana yang harus diberi prioritas, sehingga sumber daya
dapat dialokasikan dengan bijak.
4. Pengambilan Keputusan Strategis: Pengambilan keputusan strategis
adalah tentang memilih jalur tindakan yang paling sesuai dengan tujuan
jangka panjang organisasi. Keputusan ini seringkali melibatkan
pertimbangan besar dan risiko, dan mereka membentuk landasan bagi
strategi jangka panjang organisasi.
5. Pelaksanaan Strategi: Merencanakan saja tidak cukup. Penting untuk
mengimplementasikan strategi dengan baik. Fungsi pelaksanaan strategi
melibatkan pengembangan rencana tindakan yang jelas, penugasan
tanggung jawab, dan pengawasan yang ketat untuk memastikan bahwa
strategi dieksekusi sesuai rencana.

23
6. Pengukuran dan Evaluasi Kinerja: Untuk menentukan apakah strategi
berhasil, organisasi perlu memiliki metrik yang jelas dan KPI untuk
mengukur kinerja mereka. Evaluasi kinerja berkala membantu organisasi
untuk mengidentifikasi apa yang berhasil dan apa yang perlu
ditingkatkan.
7. Manajemen Risiko Strategis: Setiap strategi membawa risiko, dan
fungsi manajemen risiko strategis membantu organisasi mengidentifikasi,
menilai, dan mengelola risiko ini. Ini mencakup pengembangan rencana
mitigasi risiko untuk mengurangi dampak negatif yang mungkin terjadi.
8. Komunikasi dan Penggerak Organisasi: Komunikasi yang efektif
tentang strategi sangat penting untuk memotivasi dan memandu
karyawan. Fungsi ini melibatkan pengembangan pesan strategis yang
jelas, komunikasi secara konsisten, dan memastikan bahwa semua
anggota organisasi memahami peran mereka dalam mencapai tujuan
strategis.
9. Pembelajaran Organisasi: Organisasi yang sukses adalah yang dapat
belajar dari pengalaman mereka sendiri dan dari lingkungan mereka.
Fungsi pembelajaran organisasi memastikan bahwa organisasi dapat
menyesuaikan strategi mereka seiring berjalannya waktu dan berdasarkan
pelajaran dari masa lalu.
10. Pemantauan Lingkungan Bisnis: Bisnis yang berubah-ubah
memerlukan pemantauan konstan terhadap lingkungan bisnisnya. Fungsi
ini melibatkan pengumpulan data, analisis tren, dan pemahaman
mendalam tentang perubahan dalam industri, teknologi, dan regulasi
yang dapat memengaruhi strategi organisasi.

24
BAB 3
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Sejarah manajemen strategi. Anggaran & Kontrol Keuangan (1900 -an),


Perencanaan Jangka Pajang (Pasca World War II/1950an) Perencanaan strategik
Perusahaan (Mid-1960 an. Manajemen Strategik (1980-an).Untuk
merealisasikan suatu perencanaan yang baik perlu adanya dukungan dari
aspek-aspek pelaksanaan, pengawasan, struktur organisasi, sistem

informasi dan komunikasi, motivasi, iklim kerja, sistem penggajian dan budaya
organisasi. Kelemahan perencanaan strategik biasanya bersifat ritual dan
mekanis, sifatnya rutin dan sering berpegang pada asumsi-asumsi yang tidak
realitis sehingga menyebabkan tidak termonitornya pelaksanaan dan
pengendalian dari rencana-rencana yang telah dibuat.

Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan perencana strategik diatas maka


pada tahun 1980-an muncullah suatu model yang namanya Manajemen Strategi.
Model ini mengkombinasikan pola berpikir strategis dalam proses mamajemen.
Segala sesuatu yang strategik tidak hanya berhenti pada proses perencanaan saja
tetapi juga dilanjutkan pada tingkat operasional dan pengawasan.

.Peralihan dari Elitism menjadi Egalitarianism. Berpikir strategik dalam


Manajemen Strategik tidak hanya dilakukan oleh para kelompok elit perencana
saja, tetapi juga ditanamkan kepada setiap anggota organisasi. Dalam
Manajemen Strategik orang yang melakukan perencanaan adalah setiap pihak
yang juga akan mengimplementasikan rencana tersebut.

Peralihan dari perhitungan (kalkulasi) menjadi kreativitas Dalam


Manajemen Strategik, strategi-strateginya tidak hanya terfokus pada faktor-

25
faktor yang bersifat kuantitatif dan dapat diukur saja, tetapi juga
mempertimbangkan perspektif yang lebih kualitatif. Strategi lebih banyak
tergantung pada aspek perasaan (senses) daripada analisis sehingga dalam
penyusunan strategi sangat diperlukan kreatifitas.

Peralihan dari sifat kaku menjadi fleksibel. Manajemen strategik lebih


bersifat lentur/ fleksibel karena manggabungkan pandangan dan tindakan,
menyeimbangkan pengendalian dan learning, serta mengelola stabilitas dan
perubahan. Strategi yang dibangun merupakan strategi yag adaptif dan fleksibel
dalam menghadapi perubahan dan kondisi pasar yang penuh ketidakpastian.

3.2 Saran

1) Di harapkan makalah ini dapat berguna bagi kita semua dalam


pembelajaran Manajemen Strategis.

2) Di harapkan makalah ini dapat menjadi pembelajaran bagi teman-teman


semua karena masih banyak hal yang perlu kita pelajari dalam
manajemen strategis dalam suatu perusahaan.

26
Daftar Pustaka

David, Fred R. (1997). Strategic Management. New Jersey: Prentice Hall, Inc.

Higgins, James, M. dan Vincze, Julian, W. (1993). Strategic Management


text and cases. USA: The Dryden Press

Wheelen, Thomas, J. dan Hunger, J. David. (2000). Strategic Management. New


Jersey: Prentice Hall, Inc.

https://www.hestanto.web.id/manajemen-strategis/

https://www.liputan6.com/bisnis/read/4015449/kalah-saing-dengan-produk-
china-industri- semen-ri-terancam-bangkrut

https://makalah-xyz.blogspot.com/2017/11/proses-pengambilan-keputusan-
stratejik.html

Anda mungkin juga menyukai