Anda di halaman 1dari 7

Prosiding dan Web Seminar (Webinar) “Standarisasi Pendidikan Sekolah Dasar Menuju Era Human Society 5.

5.0”, Cirebon, 28 Juni 2021

Peran Pendidikan Seni Dalam Melestarikan Kekayaan Budaya Di Era 5.0


Pada SDN Margadadi IV

Dwi Inggar Amelia1, Selvy Diana Dewi2, Siti Aenah Nurul Hayati3 Muhamad
Khozinul Huda4
1,2,3,
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Muhammadiyah Cirebon
Email: selvydianadewi97@gamil.com, khozinulhuda@gmail.com, Telp:
+6282142341144

Abstrak: Tujuan dari penulis ini adalah untuk mendeskripsikan peran pendidikan seni dalam
melestarikan kekayaan budaya. Pendidikan seni seringkali menjadi sarana pendidikan yang afektif
dalam mengakomodasi emosi dan ekspresi peserta didik. Disamping itu pendidikan seni dapat
menjadi wahana pendidikan keterampilan yang baik bagi peserta didik. Pendidikan seni juga dapat
membantu dalam melestarikan budaya sekolah. SDN Margadadi IV sendiri memiliki pendidikan
seni dalam melestarikan kekayaan budayanya seperti kegiatan membatik yang setiap minggunya
dilakukan ditempat membatik, dengan keadaan situasi pandemi saat ini kegiatan membatik hanya
dilakukan dirumah saja. Peserta didik di SDN IV Margadadi mampu melestarikan kebudayaan
yang ada pada sekolah dan dapat membuat siswa melestarikan kegiatan membatik. Metode yang
digunakan dalam penelitian adalah metode kualitatif yaitu untuk mendapatkan data yang
mendalam, dengan suatu data yan pasti akan mendapatkan suatu nilai di balik data yang tampak.
Dalam peran pendidikan seni tidak hanya dalam konteks mikro (sekolah dan perguruan tinggi),
tetapi juga dalam konteks makro (masyarakat yang merupakan luaran dari lembaga pendidikan).
Oleh karena itu pendidikan seni harus bisa menjawab berbagai macam persoalan yang
berhubungan dengan sekolah maupun masyarakat. Jadi pendidikan seni merupakan salah satu
elemen yang sangat penting bagi sekolah maupun masyarakat dalam menghadapi era yang terus
berubah. Dengan melalui pendidikan seni peserta didik diberikan layanan secara optimal disekolah
dalam meningkatkan berpikir kritis, konstruktif, dan inovatif. Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini adalah menggunakan observasi, dokumentasi, dan wawancara.

Kata kunci: Pendidikan, Seni, melestarikan budaya.

Abstract: The purpose of this writer is to describe the role of art education in preserving cultural
wealth. Art education is often an effective means of education in accommodating the emotions and
expressions of students. Besides that, art education can be a vehicle for good skills education for
students. Art education can also help in preserving school culture. SDN Margadadi IV it self has
art education in preserving its cultural wealth such as batik activities which are carried out every
week at the batik place, with the current pandemic situation, batik activities are only done at home.
Students at SDN Margadadi IV are able to preserve the existing culture in the school and can make
students preserve batik activities. The method used in the research is a qualitative method, namely
to obtain in-depth data, with data that will definitely get a value behind the visible data. The role of
art education is not only in the micro context (schools and universities), but also in the macro
context (the community which is the output of educational institutions). Therefore, art education
must be able to answer various kinds of problems related to schools and society. So art education
is one of the most important elements for schools and society in facing a changing era. Through art
education, students are given optimal services in schools in improving critical, constructive, and
innovative thinking. Data collection techniques in this study were using observation,
documentation, and interviews.

Keywords: Art Education, preserving culture.

PENDAHULUAN
Pada dasarnya setiap orang harus memiliki pendidikan baik jasmani maupun
rohani. Adapun Pendidikan menurut undang-undang No. 23 Tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional pasal 1 ayat 1 adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara efektif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

484
Prosiding dan Web Seminar (Webinar) “Standarisasi Pendidikan Sekolah Dasar Menuju Era Human Society 5.0”, Cirebon, 28 Juni 2021

pengendaliaan diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang


diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Peserta didik pada dasarnya harus mengembangkan potensi pada dirinya, salah
satu potensi yang harus dikembangkan adalah pendidikan seni dalam melestarikan
kekayaan budaya bagi peserta didik diera yang terus berubah. Di Indonesia pemakaian
istilah seni baru dikenal pada seperempat abad pertama abad 20.
Seni merupakan bagian dari kehidupan manusia yang bersifat universal. Seni juga
bagian dari kebudayaan yang merupakan salah satu unsur dibutuhkan dalam kehidupan
manusia sejak dahulu. Kehadirannya penting dan selalu berkembang seiring perubahan
zaman. Kebutuhan manusia akan seni tidak hanya pada nilai keindahan (estetika), tetapi
juga berkenaan dengan fungsinya yang lebih luas. Begitu juga dengan keragaman seni
yang tumbuh di tiap-tiap daerah di nusantara.
Pada umumnya budaya merupakan salah satu jiwa dari nilai-nilai yang ada di
dalam masyarakat. Jadi pengertian kebudayaan adalah jalan atau arah dalam bertindak
dan berpikir untuk memenuhi kebutuhan hidup baik jasmani maupun rohani. Diharapkan
dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang
dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan.
SDN Margadadi IV terletak di jalan Letjen S. Parman No.5 Kelurahan Margadadi,
Indramayu merupakan salah satu lembaga pendidikan negeri yang unggul di Indramayu.
Di SDN Margadadi IV, siswa dapat mengembangkan potensi seninya seperti seni tari,
seni lukis, dan seni membatik untuk melestarikan kekayaan budaya di era 5.0. Penulis
tertarik pada SDN Margadadi IV untuk menjadi objek observasi karena SDN Margadadi
IV memiliki banyak prestasi baik di bidang akademik maupun non akademik.

LANDASAN TEORI
A. Pendidikan Seni
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia menjelaskan bahwa arti seni yaitu karya,
keahlian membuat karya dan didalamnya mencakup seni rupa, seni tari, seni drama, seni
musik. Seni merupakan hasil karya manusia atau hasil ungkapan jiwa manusia, tidak
semua hasil ciptaan manusia bisa disebut sebagai karya seni atau dikategorikan sebagai
seni karena memang tidak semua hasil karya manusia sebagai karya seni. (Alfa Kristanto,
2017).
Sebagian orang juga berpendapat bahwa karya seni adalah ciptaan manusia yang
kualitasnya dapat menimbulkan pengalaman estetik bagi pengamatnya. Pengalaman
estetik dapat di peroleh oleh penonton/pengunjung ketika mereka berhadapan dengan
bentuk karya seni yang estetik. Bentuk estetik adalah bentuk karya seni atau bentuk alam
yang membuat siapa saja dapat melihatnya.
Penulis juga memberikan pengertian bahwa seni adalah ekspresi perasaan dan
kognitif pada manusia yang dituangkan melalui sebuah karya. Dalam hal ini seni
sangatlah luas lingkupnya dan tidak terbatas pada seni rupa, seni tari, seni drama, seni
musik, puisi masuk dalam seni, pembuatan keterampilan tangan misalnya pembuatan
sepatu, sandal, tenunan kain sutra dan sebagainya juga masuk dalam seni. Batasan
pembahasan dimaksudkan pada seni musik, seni rupa, seni tari, seni drama.
Pendidikan seni mempunyai beberapa arti yaitu pendidikan mengenai seni, atau
pendidikan dalam seni, atau pendidikan melalui seni. Di masyarakat muncul istilah
pembanding yaitu Seni Pendidikan yang diartikan seni untuk pendidikan. Penulis
memberikan pemahaman mengenai arti pendidikan seni adalah pendidikan melalui seni
atau seni sebagai media didalam pendidikan. (Alfa Kristanto, 2017).
Pendidikan seni mempunyai beberapa penafsiran maksud yaitu pendidikan
mengenai seni, atau pendidikan dalam seni, atau pendidikan melalui seni. Di masyarakat
muncul istilah pembanding yaitu Seni Pendidikan yang diartikan seni untuk pendidikan.
Penulis memberikan pemahaman mengenai arti pendidikan seni adalah pendidikan
melalui seni atau seni sebagai media didalam pendidikan.

485
Prosiding dan Web Seminar (Webinar) “Standarisasi Pendidikan Sekolah Dasar Menuju Era Human Society 5.0”, Cirebon, 28 Juni 2021

B. Melestarikan Budaya
Budaya daerah memiliki sejarah panjang dan memiliki kearifan dan
keunggulannya masing-masing. Budaya-budaya daerah yang secara sadar dikemangkan
dalam suasana keterbukaan, akan dinamis dan mampu mencari pengungkapan sesuai
dengan lingkungan yang berubah dan sekaligus menjadi penyumbang bagi pembentukan
pola (sistem) kemasyarakatan di dalam masyarakat kita yang amat majemuk dapat hidup
bersama. Kebudayaan di suatu daerah, tergantung bagaimana peran masyarakat dalam
menjaga dan mempertahankan keaslian budaya mereka dan tetap menerima modernisasi.
Pelestarian sebagai kegiatan atau yang dilakukan secara terus menerus, terarah dan
terpadu guna mewujudkan tujuan tertentu yang mencerminkan adanya sesuatu yang tetap
dan abadi, bersifat dinamis, luwes, dan selektif. Pelestarian budaya adalah upaya untuk
mempertahankan nilai-nilai seni budaya, nilai tradisional dengan mengembangkan
perwujudan yang bersifat dinamis, luwes dan selektif, serta menyesuaikan dengan situasi
dan kondisi yang selalu berubah dan berkembang. (Hildigardis, 2019)

METODE
Pada penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif karena
memerlukan deskripsi dalam penelitian kali ini. peneliti menggunakan teknik wawancara
mendalam untuk mengetahui hal-hal yang relevan dan dokumentasi sebagai penguat
dalam deskripsi hasil penelitian. Dimana teknik analisis data menggunakan reduksi data,
penyajian data, verifikasi data, dan penarikan kesimpulan (Sugiyono, 2018). Reduksi data
artinya peneliti melakukan pencatatan secara teliti data yang di dapat kemudian
merangkum berdasarkan hal-hal pokok, kemudian data tersebut disajikan dalam bentuk
tabel atau grafik agar dapat lebih mudah dalam memahami hasil penelitian yang terakhir
peneliti melakukan verifikasi data yang berarti data yang telah disajikan tersebut ditarik
kesimpulan. Penelitian ini dilakukan di SDN Margadadi IV Jl. Letjend S. Parman No. 5
Kelurahan Margadadi, Kab. Indramayu. Penelitian ini dilakukan pada bulan juni 2021.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Menurut hasil penelitian yang penulis lakukan di SDN MARGADADI IV
pendidikan seni dalam melestarikan kekayaan budaya dilakukan sangatlah baik dengan
adanya pendidikan seni dalam melestarikan kekayaan budaya pesera didik dapat
menanamkan jiwa seni didalam diri peserta didik dan dapat menambah hal baik bagi
mereka dapat menanamkan jiwa seni pada diri peserta didik dengan adanya pendidikan
seni dalam melestarikan kekayaan budaya peserta didik dapat berekspresi dan berkreasi
sesuai imajinasi pada diri peserta didik dan dapat membuat peserta didik menjaga dan
melestarikan kekayaan budaya ada di sekolah maupun diluar sekolah.
Adanya perubahan yang terus menerus berubah-ubah membuat peserta didik
dapat dapat mengerti pendidikan seni dalam melestarikan kekayaan budaya dan
membuaat peserta didik dapat mencintai seni dan budaya mereka. Pendidikan seni juga
memberikan akses terhadap pemikiran dan pengetahuan bagi peserta didik yang dapat
membuat peserta didik saling berhubungan melalui aktivitas seni.
Peserta didik dapat mengembangkan perspektif pribadi dan kepekaan yang
dimiliki dalam dimensi fisik yang estetis, lingkungan rohani dan budaya. Peserta didik
akan menjadi paham terhadap gaya belajar mereka sendiri, dalam mengembangkan
disiplin diri untuk bekerja dengan bebas, dan gigih terhadap pekerjaan Pendidikan seni
memberikan peluang kepada peserta didik dalam belajar cara mengatur emos didalam
suatu lingkungan yang mendukung dan aman. Para siswa juga diberikan pengenalan dan
penggunaan kelemahan dan kekuatan yang dimiliki serta mengakumulasikan
keterampilannya untuk menghadapi berbagai tantangan hidup.

Pendidikan Seni

486
Prosiding dan Web Seminar (Webinar) “Standarisasi Pendidikan Sekolah Dasar Menuju Era Human Society 5.0”, Cirebon, 28 Juni 2021

Pendidikan seni dapat diartikan sebagai usaha yang dilakukan secara sadar untuk
mengubah sikap dan mengembangkan potensi ketrampilan, karya, seni indah, dan seni
rupa. Pendidikan seni pada hakekatnya merupakan proses pembentukan manusia
memelalui seni. Tujuan dari pendidikan seni sejalan dengan tanggung jawab yang luas
dari pendidikan secara umum. Program seni di sekolah memfasilitasi siswanya
berkesempatan bagi pemenuhan dirinya melalui pengalaman berkesenian berdasarkan
sesuatu yang dekat dengan kehidupan disekolah dan dimasyarakat. Pendidikan seni
berperan penting dalam pembentukan sikap pembelajaran peserta didik seumur hidup,
pemahaman dan penghargaan terhadap berbagai perbedaan, serta mendukung
kemampuan dasar dalam berperilaku hidup, literasi, numerasi, dan perspektif masa depan.
(Arya Pageh Wibawa, 2017).
Pendidikan seni juga memberikan jalan kepada para siswa untuk memperoleh
pengetahuan, keterampilan dan praktek yang spesifik untuk masing-masing disiplin seni.
Sesuai dengan kemampuannya, para siswa belajar menggunakan sistem simbol melalui
visual, kinestetik dan auditori, bahasa, bentuk dan proses untuk menyatakan gagasan dan
perasaan. Pendidikan seni memberikan arti penting tertentu pada para siswa untuk
mengembangkan proses dan keterampilan.
Pendidikan seni memberikan kepada para siswa cara untuk mengembangkan
suatu kemampuan untuk berpikir secara induktif, deduktif, abduktif, dan intuitif dengan
menggunakan dan mencerminkan melalui pengalaman (berkarya dan atau mengapresiasi)
seni. Para siswa belajar untuk menyaring pemahaman konseptual mereka, memecahkan
permasalahan, membuat pertimbangan, mendiskusikan dan menilai pendapat dengan
sikap saling menghargai. Para siswa belajar untuk memahami dan menghargai produk
dan proses dari cara berpikir lateral, dan menerapkan strategi (memunculkan dan
mengembangkan kreativitas) tersebut untuk memecahkan masalah mereka sendiri. (Arya
Pageh Wibawa, 2017).

Melestarikan Kebudayaan
Menjaga dan melestarikan budaya Indonesia dapat dilakukan dengan berbagai cara.
Ada dua cara yang dapat dilakukan masyarakat khususnya sebagai generasi muda dalam
mendukung kelestarian budaya dan ikut menjaga budaya lokal (Sendjaja, dalam
Hildigardis, 2019) yaitu:
1. Culture Experience
Culture Experience Merupakan pelestarian budaya yang dilakukan dengan cara terjun
langsung kedalam sebuah pengalaman kultural. contohnya, jika kebudayaan tersebut
berbentuk tarian, maka masyarakat dianjurkan untuk belajar dan berlatih dalam
menguasai tarian tersebut, dan dapat dipentaskan setiap tahun dalam acara-acara
tertentu atau diadakannya festival-festival. Dengan demikian kebudayaan lokal selalu
dapat dijaga kelestariannya.
2. Culture Knowledge
Culture Knowledge Merupakan pelestarian budaya yang dilakukan dengan cara
membuat suatu pusat informasi mengenai kebudayaan yang dapat difungsionalisasi ke
dalam banyak bentuk. Tujuannya adalah untuk edukasi ataupun untuk kepentingan
pengembangan kebudayaan itu sendiri dan potensi kepariwisataan daerah. Dengan
demikian para Generasi Muda dapat memperkaya pengetahuannya tentang
kebudayaanya sendiri
Pelestarian budaya adalah upaya untuk mempertahankan nilai-nilai seni budaya, nilai
tradisional dengan mengembangkan perwujudan yang bersifat dinamis, luwes dan
selektif, serta menyesuaikan dengan situasi dan kondisi yang selalu berubah dan
berkembang

Peran Pendidikan Seni Dalam Melestarikan Kekayaan Budaya Di Era 5.0

487
Prosiding dan Web Seminar (Webinar) “Standarisasi Pendidikan Sekolah Dasar Menuju Era Human Society 5.0”, Cirebon, 28 Juni 2021

Society 5.0 adalah sebuah konsep yang digagas oleh pemerintah Jepang dengan
mempertimbangkan aspek teknologi untuk mempermudah kehidupan manusia. Akan
tetapi, gagasan ini juga didukung oleh pertimbangan akan aspek humaniora sehingga
diperoleh konsep keseimbangan dalam implementasi teknologi tersebut. Guna mencapai
sebuah komunitas masyarakat yang didefinisikan sebagai super smart society¸ dibutuhkan
berbagai future services dalam berbagai sektor. Hal ini dapat dipenuhi dengan adanya
kemampuan tekonologi yang kuat, serta adanya sumber daya manusia yang kompeten
dalam bidang masing-masing untuk menjalankan profesinya secara digital sekaligus
berkontribusi untuk memberikan layanan yang lebih baik untuk masyarakat. (Kasiyan,
2019).
Society 5.0 sebagai sebuah gagasan kepeloporan harapannya mampu
menyelesaikan isu ini. Namun, masih perlu banyak perkembangan terutama dari sisi
teknologi untuk “menjemput” era kemasyarakatan kelima ini. Untuk melakukan sebuah
revolusi besar-besaran, perlu adanya modal yang cukup kuat. Dalam hal ini, kualitas
sumber daya manusia menjadi hal yang cukup krusial dalam membentuk sistem
terintegrasi yang sesuai dengan kebutuhan. Jika semua sumber daya mencukupi,
sewajarnya mimpi untuk mengubah dunia menjadi Society 5.0 bukan lagi merupakan
kemustahilan. Justru hal ini sangat mungking, meninjau berbagai perkembangan
teknologi di seluruh belahan dunia yang sangat cepat, ditandai dengan penemuan-
penemuan baru di bidang teknologi yang dapat mempermudah pekerjaan dan kehidupan
manusia.
Perubahan yang begitu cepat kita hadapi bersama penuh dengan kontradiksi dan
konflik issu ini pula yang diangkat Delors Report yang mengangkat issu global yaitu
ketegangan antara tradisi dan modernitas, global versus lokal, antara yang universal dan
individual, antara kelanggengan dengan pembaharuan. Kondisi budaya karena
bertemunya dua nilai akibat penduniaan dalam segala bidang yang pada puncaknya
menimbulkan ketegangan antara yang spiritual dengan yang material Pengaruh
globalisasi berakibat tergesernya kesenian yang bersifat spiritual, simbolik menjadi karya
seni yang bersifat material belaka. Karya seni diciptakan lebih berorientasi kebutuhan
praktis yang dilandasi kebutuhan ekonomi.
Keterkaitan antara Society 5.0 pada pendidikan seni dapat dilihat pada kasus
kesenian yang beredar pada masyarakat atau kesenian tradisional dimana para para
pendidik seni, baik akademisi maupun praktisi, diharapkan mampu melakukan riset
berkelanjutan untuk meneliti dan mengkaji bentuk-bentuk dan konsep-konsep setiap
kesenian tradisional dalam pengembangan dan penerapannya, berbasis kearifan lokal dan
kemajuan telekomunikasi dan informatika.
Proses globalisasi yang begitu pesat merupakan suatu masalah besar bagi para
empu dan kerajinanwan yang di satu pihak tidak rela melepaskan kesenian tradisional
yang begitu indah dan memiliki nilai-nilai falsafah sesuai budayanya, dan di lain pihak
menyadari bahwa tidak dapat berbuat apa-apa kalau tidak mengikuti arus global yang
dampaknya tidak terelakan seperti sekarang ini.

SIMPULAN
Berdasarkan hasil observasi yang kami teliti di sekolah SDN MARGADADI 4.
Pengaruh pendidikan seni dalam melestarikan kekayaan budaya di era 5.0 peserta didik
diminta untuk menanamkan jiwa seni pada diri peserta didik dan masing-masing peserta
didik dapat melestarikan kekayaan budaya yang dimiliki di sekolah dan menjaga
kekayaan budaya sekolah yang ada. Dengan adanya pendidikan seni maka peserta didik
dapat menyalurkan bakat mereka melalui seni, dan mampu menjaga dalan melestarikan
kekayaan budaya yang semakin berubah-ubah.
Keterkaitan antara Society 5.0 pada pendidikan seni dapat dilihat pada kasus
kesenian yang beredar pada masyarakat atau kesenian tradisional dimana para para
pendidik seni, baik akademisi maupun praktisi, diharapkan mampu melakukan riset

488
Prosiding dan Web Seminar (Webinar) “Standarisasi Pendidikan Sekolah Dasar Menuju Era Human Society 5.0”, Cirebon, 28 Juni 2021

berkelanjutan untuk meneliti dan mengkaji bentuk-bentuk dan konsep-konsep setiap


kesenian tradisional dalam pengembangan dan penerapannya, berbasis kearifan lokal dan
kemajuan telekomunikasi dan informatika.

DAFTAR PUSTAKA
Alfa Kristanto. (2017). Memahami Paradigma Pendidikan Seni. Jurnal Abdiel.Vol 01;
No. April 2017. 122-124.
Arya Pageh Wibawa. (2017). Paradigma Pendidikan Seni Di Era Globalisasi Berbasis
Wacana. Jurnal dharmaasmrti. Vol. XVI No. 01 April 2017: 1 - 122. doi:
/d/sIFuHjO8enPe3hgY
Hildigardis M. I. Nahak. (2019). Upaya Melestarikan Budaya Indonesia Di Era
Globalisasi. Jurnal Sosiologi Nusantara. Vol. 5; No. 1. April 2019. 71-72. doi:
//doi.org/10.33369/jsn.5.1.65-76
Kasiyan. (2019). PPT Bahan ajar Konsep Pendidikan Seni. Yogyakarta: UNY
Mukhirah, dkk. (2018). Dasar seni dan Desain. Banda Aceh: Syiah kuala University
Press.
Sarinah. (2019). Ilmu Sosial Budaya Dasar (di Perguruan Tinggi). Yogyakarta:
Deepublish.
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D. Bandung: Alfabeta.
Taat Kurnita Yenningsih. (2018). Pendidikan Seni Tari. Banda Aceh: Syiah kuala
University Press.

489

Anda mungkin juga menyukai