Anda di halaman 1dari 6

Khutbah Jum’at[1]

13 Rabi’ul Awwal 1445 H/29 September 2023


Kenapa Kita Merayakan Maulid Nabi?

َ َ
Khutbah I
‫حححح حح‬ ‫ح‬ َ ‫ح َ حح ح ح ح‬
َ‫لل‬
َ‫ب َا ه‬ َ ‫اََع ََُ ه‬
َ ‫ج َع َن‬ َ َ‫اّلي‬ َ‫لل َ ه‬ َ‫المَدَ َ ه‬ َ َ ،َ‫س هَي هَد َناَمَ َمد‬ َ ‫ع َليَ َناََب ه‬ َ َ‫ن‬َ ‫يَم‬َ ‫اّل‬ َ‫لل َ ه‬ َ‫ال حمَدَ َ ه‬ َ
‫َ ح ح حَ ح َ ح‬ ‫ح‬ ‫ح حح‬ َ ‫ح ح‬
ََ‫لة‬ َ ‫الص‬ َ ‫ َ َو‬،َ‫اَم َمد‬ َ ‫س هَي هَد َن‬ َ َ ‫ج َع َل َناَ هَمنَ َأَ َم هَة‬ َ َ ‫اّلي‬ َ‫لل َ ه‬ َ‫ال حمَدَ َ ه‬ َ َ ،َ‫س هَي هَد َناَمَ ََمد‬ َ َ‫ل‬ َ‫ب َ حَرسَوَ ه ه‬ َ ‫حَوَُ ه‬
‫حح‬ ‫ح‬ ‫ح ح ح‬ ‫ح‬ ‫ح َ ح‬
‫ح‬
َ‫ي َ َبهالَسَ َو هَة‬ ‫ح‬
َ ‫س‬ َ‫ك َالَمَ َت َأ ه‬َ‫صحَ هَب هَه َ حَو ه‬ َ ‫ل َ حَو ح‬
َ‫َع َآ ه ه‬ َ ‫ َ حَو ح‬،َ‫س هَي هَد َناَمَ ََمد‬ َ َ ‫ح هَة َالَمَهَ َدا هَة‬َ‫َالَّ ح‬ََ ‫َع‬ َ ‫لمَ َ ح‬ َ ‫الس‬ َ ‫َو‬
‫ح‬ َ ‫ح ح حَ حح ح ح َ ح‬ ‫ح ح ح ح ح ح‬
ََ‫ّلَاللََوُده‬ ‫ح‬ َ ‫لَ هإ‬ َ ‫ّلَ هإ‬
َ ََ‫َوأشهدََأن‬،َ‫اَم َمد‬ َ ‫س هَي هَد َن‬ َ َ‫ي‬ َ‫نَ َبه حَهدَ ه‬َ‫َ حَوالَمَقَ َتح هَديَ ح‬،َ‫م ََمد‬ َ َ‫س هَي هَد َنا‬ َ َ‫س َن هَة‬َ ‫ال‬َ
‫ح‬ ‫ح ح‬ َ ‫ح‬ ‫ح‬ ‫ح ح ح‬ ‫ح‬ ‫ح ح‬ َ ‫ح ح ح ح‬
ََ‫ن َ حس هي حدنا َم َم ًدا َعبده‬ َ ‫ َ حوأش حهدَ َأ‬،َ‫اَم ََمد‬ َ ‫س هَي هَد َن‬ َ َ ‫اب‬ َ ‫يَج حَع َل َنحاَ هَمنَ َ َأَُ َبح ه‬ َ ‫اّل‬ َ‫ل َ ه‬ َ َ‫ك‬ َ ‫َشي‬ ‫ّل َ ه‬ َ
َ
.َ‫اتَ حَوالَمَ حَؤ ََيد‬
َ ‫الا هَه حََّ ه‬ َ‫اتَ ح‬ َ ‫ج حَز ه‬َ‫عمََ َبهالَمَعَ ه‬ َ ‫حو حرسولََالَمَ حَد‬
‫ح‬ َ‫ح‬ ‫ح‬ ‫ح‬ ‫حح‬ ‫ح ح َ م ح‬ ‫ح‬ َ ‫ح‬
َ‫ف‬َ ‫لَ ه‬ َ‫ َالقائه ه‬،‫ان‬ ‫لل َالمن ه‬ َ‫س َبهتقوى َا ه‬ َ ‫إن َأو هصيكمَ َونف ه‬ َ ‫ َف ه‬،‫ح هن‬ َ َّ‫اد َال‬َ ‫ َ هعب‬،‫أما َبعد‬
‫ َ﴿ ل َ َق ْد َجا ٓ َء م ُْك َر مسو ٌۭل ِّم ْن َأن مف ِّس م ُْك َع ِّز ٌيز عَلَ ْي ِّه َما َع ِّنُّتم ْ َح ِّر ٌيص عَلَ ْي مُك‬:‫آن‬ َ‫هكتحابه هَه َالقَّ ه‬
ٌۭ ‫ِّبٱلْ مم ْؤ ِّم ِّن َي َر مء ٌۭوف َّر ِّح‬
)128َ:‫يَ﴾َ(سورةَاتلوب هَة‬

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,


Dari atas mimbar khatib berwasiat kepada kita semua, terutama kepada
diri khatib pribadi, untuk senantiasa berusaha meningkatkan keimanan dan
ketakwaan kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan cara melaksanakan
semua kewajiban dan menjauhkan diri dari seluruh yang diharamkan.
Kaum Muslimin yang berbahagia,
Hari ini kita telah berada di bulan Rabi’ul Awal. Bulan maulid Nabi. Bulan
kelahiran Nabi. Pada bulan Rabi’ul Awal, dari tahun ke tahun, sejak pertama
kali perayaan maulid ini dilakukan pada awal abad ketujuh hijriah, umat Islam di
berbagai belahan dunia selalu merayakannya dengan penuh kegembiraan dan
suka cita.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Kenapa kita merayakan maulid? Karena kelahiran Nabi Muhammad ke
muka bumi ini adalah nikmat dan rahmat teragung yang Allah anugerahkan

[1]
Oleh: al faqir Nur Rohmad, Katib Syuriyah MWCNU Dawarblandong, Kab. Mojokerto dan
Pengasuh Majelis Ilmu & Dzikir NURUL FALAH, Mojokerto. No. wa: 0815-15-78-53-73.

1
kepada kita. Perayaan maulid adalah bentuk syukur kita kepada Allah atas
nikmat yang sangat agung ini. Dengan sebab beliau, kita mengenal Allah, satu-
satunya Tuhan yang berhak dan wajib disembah. Tuhan Pencipta segala
sesuatu. Tuhan yang tidak menyerupai segala sesuatu. Tuhan yang tidak
membutuhkan kepada segala sesuatu. Dengan sebab beliau, kita mengenal
Islam, satu-satunya agama yang benar. Satu-satunya agama yang diridlai Allah.
Agama yang dibawa dan diajarkan oleh seluruh nabi dan rasul.
Perayaan maulid adalah bentuk kecintaan kita kepada insan yang paling
mulia dan makhluk yang paling utama, Baginda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam. Melalui perayaan maulid kita diingatkan untuk terus mencintai Baginda
Nabi. Melalui perayaan maulid, kita tanamkan pada diri umat Islam kecintaan
kepada Nabi mereka, Nabi agung Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Nabi
yang cintanya kepada umat melebihi cinta mereka kepadanya.
Salah satu bukti cinta baginda kepada umatnya adalah sabda beliau:
ً‫ح ح ح ح ح‬ ‫ح ح ح ححح َ ح ل ح ح ح‬ ‫ح ح‬
َ ‫اع َةَ هل َم ه‬
َ‫ت‬ َ ‫نَاختحبحأتَ َدعو ه‬
‫ت َشف‬ َ ‫بَدع حوتهََ حو هإ ه‬
َ ‫ك َن ه‬ َ ‫بَدع حوةََمستجابةََفتعج‬
َ َ‫ل‬ َ ‫هلكََن ه‬
‫يحو حَمَالقيح ح‬
)َ‫ام هَةَ( حَر حَواهََمَسَ هَلم‬ ‫ه‬
Maknanya: “Setiap nabi memiliki kesempatan berdoa yang dikabulkan, maka
semua nabi meminta segera dengan doanya, dan aku simpan doaku sebagai
syafa’at untuk ummatku di hari kiamat” (HR. Muslim)
Pada hari kiamat kelak, dikatakan kepada Baginda:
َ ‫ح ح‬ ‫ح‬
َ ‫يحاَم ََمدََ حسلََتع ح‬
َ‫طَ حواشفعََتشفع‬
Maknanya: “Wahai Muhammad, mintalah maka engkau akan diberi, berilah
syafa’at maka syafa’atmu akan diterima.”
Baginda menjawab:
‫ح‬ َ ‫حح‬ َ َ ‫ح‬ ‫ح‬
‫ائ)ل‬
َ‫س ه‬
َ ‫الن‬
َ ََ‫تَ( َر َواه‬
َ ‫تَأم ه‬
َ ‫بَأم ه‬
َ ‫أيََر ه‬
Maknanya: “Wahai Tuhanku, umatku umatku” (HR. an-Nasa’i)
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Perayaan maulid di bulan Rabi’ul Awal mengingatkan kita akan
keagungan baginda, keutamaannya, akhlaknya, perjuangannya, gambaran
ketampanan dan keindahan jasad mulianya. Ketika dilantunkan puji-pujian
kepadanya dan jamaah maulid mulai menyebut-nyebut namanya, biasanya kita
akan terbawa suasana haru. Dalam hati kita berucap, “Andai saja aku
mendapat kemuliaan bertemu dengan baginda, meskipun dalam mimpi.”
Seorang mukmin sejati pasti merindukan baginda Nabi. Seorang
mukmin sejati pasti-lah sangat ingin bertemu dengan baginda walaupun
sekejap pandangan mata dalam mimpi.

2
Hadirin jamaah shalat Jum’at rahimakumullah,
Suatu ketika, sahabat Bilal al-Habasyi melihat dalam mimpi wajah
baginda Nabi yang memancarkan cahaya. Begitu terbangun, rasa rindu yang
membuncah dan gelora cinta yang menyala-nyala memandunya untuk
memacu hewan tunggangannya melewati gurun-gurun pasir yang tandus. Ia
percepat perjalanannya di malam dan pagi hari, agar dapat segera sampai ke
Madinah. Sesampainya di Madinah, ia lantas berdiri di dekat peraduan baginda,
di dekat makamnya. Air mata pun mengalir deras dari kedua matanya. Ia
tumpahkan air mata agar dapat meringankan kerinduan yang bergejolak di
hati. Akan tetapi mana mungkin itu terjadi. Bilal-lah yang sebelum meninggal,
melontarkan perkataan:
‫ح ً ح ح ح‬
‫الُ َبةََ مح َم ًداَ حو حصحبهَح‬
‫قَ ه‬َ ‫غداَنل‬
“Besok di akhirat aku akan menemui orang-orang yang aku kasihi, yaitu
Muhammad dan para sahabatnya.”
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Kenapa kita merayakan maulid? Karena perayaan maulid adalah salah
satu bentuk syukur kita kepada Allah atas kelahiran Nabi yang kita cintai.
Bahkan Rasulullah sendiri yang mengajarkan kepada kita untuk
mensyukuri hari kelahirannya. Ketika ditanya tentang puasa sunnah hari senin,
beliau menjawab:
‫َح‬ ‫حح ح‬ ‫ح ح‬ ‫ح‬
)‫ل‬
َ‫ّل َئه ه‬
َ ‫اِل‬
َ َ‫ف‬
َ ‫قَ ه‬ ‫ح‬ ‫ح‬
َ‫اليَ َه ه ل‬ ‫ح‬ ‫ح‬
َ ‫حدََ َو‬ ََ ‫اكَيحومََو هِلتََ هَفي هَهَ حوأن هز َلَ ح‬
َ ‫َعَ هفي هَهَ( َر َواهََ َأ‬ َ‫ذ ح‬
Maknanya: “Itu adalah hari di mana aku dilahirkan dan diturunkan wahyu
pertama kepadaku” (HR. Ahmad dan al-Baihaqi dalam Dala’il an-Nubuwwah)
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Kenapa kita merayakan maulid? Karena perayaan maulid adalah bentuk
‫ح‬
pengamalan terhadap hadits:
‫ح‬ ‫ح‬ ‫ح‬ ‫ححح‬ ‫ح َ ح ح ح ح َ ح‬ ‫ح‬ ‫ح‬ ‫ح‬
‫ح‬
ََ‫ي َ( َر َواه‬
َ ‫اس َأج هع‬ َ ‫ح‬
َ ‫ِلههَ َوانل ه‬
‫اِلههَ َو َو ه‬ ‫ح‬
‫ب َ هإَل هَه َ همنَ َو ه ه‬
َ ُ‫ن َأ‬
َ ‫ّت َأكو‬
َ َُ َ‫ُدكم‬
َ ‫ّل َيؤ همنَ َأ‬
َ
‫ح‬
َ‫ار ل‬
)‫ي‬ َ‫خ ه‬
َ َ‫ال‬
Maknanya: “Tidak sempurna iman salah seorang di antara kalian, hingga aku
lebih ia cintai dari orang tuanya, anaknya dan seluruh manusia” (HR. al-Bukhari)
Peringatan maulid adalah salah satu sarana untuk menanamkan dan
menebarkan cinta terhadap Rasulullah shallallau ‘alaihi wa sallam kepada lintas
generasi, agar mereka terpaut hati dengannya. Bahkan peringatan maulid
termasuk salah satu amal yang paling utama karena menuntun kita menuju
cinta yang mulia ini. Yaitu cinta kepada insan pilihan yang telah datang

3
menyelamatkan ummat manusia dari kesesatan, kezaliman, kejahiliahan,
kemusyrikan dan kekufuran. Baginda Nabi bersabda yang maknanya:
“Aku adalah Muhammad dan aku adalah Ahmad. Aku adalah al-Mahi (sang
penghapus) yang denganku Allah menghapus kekufuran. Aku adalah al-Hasyir
yang orang-orang akan dikumpulkan di padang mahsyar di belakangku. Dan aku
adalah al-‘Aqib yang tidak ada seorang pun yang diangkat menjadi nabi
setelahku” (HR. al-Bukhari dan Muslim)
Melalui peringatan maulid, kita belajar, mengajarkan dan saling
mengingatkan bahwa Rasulullah adalah manusia yang paling mulia. Beliau-lah
yang mengajarkan dan mengingatkan kita akan kemuliaan dirinya dalam
sabdanya yang maknanya:
“Sesungguhnya Allah memilih Kinanah dari keturunan Isma’il, dan memilih
Quraisy dari keturunan Kinanah dan memilih dari Quraisy Bani Hasyim dan
memilihku dari Bani Hasyim” (HR. Muslim)
Dengan mengetahui ketinggian derajat dan kemuliaannya, in sya Allah
cinta dan pengagungan kita kepadanya semakin menguat dan mendalam.
Cinta inilah yang akan mendorong kita untuk menjalankan perintahnya dan
mengikuti ajaran-ajarannya.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Kenapa kita merayakan maulid? Karena dalam peringatan maulid, kita
belajar dan mengajarkan tentang ciri-ciri fisik mulia Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam. Barang siapa yang melihatnya dalam mimpi, sungguh ia akan
melihatnya dalam keadaan jaga sebagaimana sabda Baginda:
‫َح حح‬ ‫حح‬ ‫فَال حمنحامهََفح حس ح ح‬
َ ََ‫فَاَلحقظ هَةَ(مَ َت َفق‬
)‫ع َليَ هَه‬ َ ‫انَ ه‬
َ ‫َي ه‬ َ ‫حمنََ حر ح َء ه‬
َ ‫حانَ ه‬
Maknanya: “Barang siapa melihatku dalam mimpi, maka ia akan melihatku
dalam keadaan jaga” (HR. al-Bukhari dan Muslim)
Dalam peringatan maulid dibacakan sirah nabawiyyah (sejarah hidup
Nabi). Disebutkan bahwa Nabi tumbuh dalam keadaan yatim. Maka keyatiman
seseorang jangan sampai menghalanginya untuk berakhlak dengan akhlak-
akhlak Nabi dan beradab dengan adab-adabnya. Dengan mengkaji sejarah
hidup Nabi, kita belajar kejujuran dari aktivitas dagangnya. Betapa beliau
adalah orang yang sangat jujur dalam berniaga sehingga keberkahan begitu
tampak pada hartanya. Dengan membaca dan mendengarkan sejarah hidup
beliau disampaikan dalam peringatan maulid, para da’i belajar berbagai
metode dakwah dari baginda. Beliau memulai dakwah sendirian, menyeru dan
mengajak kepada Islam hingga agama yang mulia ini menyebar ke seluruh
penjuru jazirah arab. Estafet dakwah sepeninggal beliau dilanjutkan oleh para
sahabatnya. Hingga Islam menyebar ke berbagai belahan dunia. Dalam

4
pembacaan terhadap sejarah hidupnya, terdapat pelajaran bagi ummat untuk
berakhlak dengan akhlak yang mulia. Nabi bersabda:
‫ح‬ ‫ح‬ ‫ح‬ ‫ح ح ح ح ح ح‬ َ
)‫ق‬ ‫ح‬
َ‫اليَ َه ه ل‬ ‫ح‬ َ
َ ‫بارََ َو‬ ‫ح‬ ‫ح‬ َ‫هإن حماَب هعثتََ هلت هم َمَمَك هر َمَالخل ه‬
َ َ‫قَ( َر َواهََال‬
Maknanya: “Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak-akhlak yang mulia” (HR.
al-Bazzar dan al-Baihaqi)
Dalam rangkaian acara peringatan maulid Nabi, banyak sekali perbuatan
baik yang dianjurkan oleh syariat, seperti pembacaan ayat al-Qur’an, sedekah
makanan, doa bersama dan menjadi ajang silaturrahmi serta mengokohkan
simpul-simpul tali persaudaraan antarsesama umat Islam. Dan tentu saja
menjadi sebuah kegiatan untuk memperbanyak bacaan shalawat sebagaimana
َ ‫ح حل ح‬
diperintahkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala dalam firman-Nya:
ً ‫ح‬ ‫ح‬ ‫ح‬ ‫ح ل حح‬ ‫ح‬ ‫ح‬
)56َ:‫ينَآمنواَصلواَعلي هَهَوس هَلمواَتس هليماَ(الُزاب‬
َ ‫اّل‬
‫ياَأيهاَ ه‬
Maknanya: “Bershalawatlah kalian untuk Nabi dan ucapkanlah salam
kepadanya” (QS. Al-Ahzab: 56)
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Demikian khutbah singkat pada siang hari yang penuh keberkahan ini.
Semoga semakin menambah kecintaan kita kepada baginda Nabi Muhammad

‫م ح حح‬ ‫ح‬
shallallahu ‘alaihi wasallam. Amin.
َ ‫َ ح ح‬ ‫ح‬ ‫ح‬ ‫ح حح‬ ‫ح‬ ‫ح‬
َ .َ‫َ هإنهََه َوَالغفورََالَّ هُيم‬،‫َفاستغ هفَّوه‬،‫لَولكم‬
َ ‫اللَ ه‬
َ َََّ‫لَ َهذاَوأستغ هف‬
َ ‫أقولََقو ه‬

Khutbah II
‫ح‬ ‫ح‬ ‫ح ح‬ ‫ح‬ ‫حح‬ ‫ح‬
َ‫آل‬
َ‫َع َ ه ه‬ َ ‫ َ حو ح‬،‫َع َ حس هي هدنا َم َمدَ َالمص حطَف‬ َ ‫ل َ حوأ حس هلمَ َ ح‬ َ ‫ َ حوأ حص ه‬،‫لل َ حوكَف‬ َ‫الحمدَ َ ه‬
‫ح ح ح ح ح ح حح ح ح َ ح ح ح‬ َ ‫حح ح ح ح َ ح‬ ‫حح ح ح‬
َ‫ن َس هيدنا‬ َ ‫ َوأشهدَ َأ‬،‫ك َل‬ َ ‫َشي‬ ‫ّل َ ه‬ َ َ َ‫ّل َاللَ َوُده‬ َ ‫ل َ هإ‬ َ ‫ّل َ هإ‬
َ َ َ‫َأشهدَ َأن‬.‫ل َالوفا‬ َ‫وأصحابه هَه َأه ه‬
‫ح‬ ‫ح‬
َ .َ‫م َم ًداَعبدَهََ حو حرسول‬
‫ح‬ ‫ح‬ ‫ح‬ ‫ح‬ ‫حح‬ ‫ح‬ ‫ح‬ ‫ح ح حل‬ ‫ح‬ َ ‫ح‬
َ‫ل َالع هظي هَم‬ َ‫لل َالع ه ه‬
َ‫س َبهتقوى َا ه‬ َ ‫ َأو هصيكمَ َونف ه‬،‫ َفيا َأيها َالمس هلمون‬،‫َأما َبعد‬ َ
‫ح‬ ‫حح ح‬ ‫َ ح ح َ ح‬ ‫ح‬ ‫ح‬ ‫ح‬ َ ‫ح‬ ‫ح‬
َ‫َع َن هب هي هَه َالك هَّي هَم‬ َ َ َ‫السلمه‬ ‫ َأ حم حَّكمَ َبهالصل هَة َو‬،‫الل َأ حم حَّكمَ َبهأمََّ َ حع هظيم‬ َ‫ن َ ح‬ َ ‫حواعلموا َأ‬
ِّ ‫ح ل ح ح ح ح‬ ‫ح‬ ‫ح‬ َ ‫ح ح ح ل ح حح َ ح حل ح‬ ‫حح ح َ َح ح ح ح‬
َ‫ينَآمنواَصلواَعلي هَهَوسلموا‬ َ ‫اّل‬ ‫َياَأيهاَ ه‬،‫ب‬ ِّ ‫َعَانل‬ َ َ َ
‫ون‬ ‫ل‬ ‫ص‬ ‫ي‬ َ ‫ه‬
َ ‫ت‬ ‫ك‬ ‫ه‬ ‫ئ‬ ‫ل‬ ‫اّللَوم‬
َ َ‫ن‬ َ ‫َ هإ‬:‫ال‬
َ ‫فق‬
‫ه‬
‫ح ح حَ ح ح ح َ ح حح ح ح‬ ‫ح ً ح َ ح حح ح ح حَ ح حح‬
َ‫َع َس هي هدنا‬ َ َ‫ت‬ َ ‫آل َس هي هدنا َممدَ َكما َصلي‬ َ‫َع َ ه‬ َ ‫َع َس هي هدنا َممدَ َو‬ َ َ‫ل‬ َ‫ َاللَه َم َص ه‬،‫تس هليما‬
‫ح‬ ‫ح ح‬ ‫ح‬ ‫ح ح‬ ‫ح‬ ‫آل َ حسيدنحا َإب حَّاهي حَم َ حو ح‬ ‫ح ح ح حح‬
َ‫آل َ حس هي هدنا َم َمدَ َك حما‬ َ‫َع َ ه‬َ ‫َع َ حس هي هدنا َم َمدَ َ حو ح‬
َ ‫اركَ َ ح‬ ‫ه‬ ‫ب‬ ‫ه هه ه ه‬ َ َ َ
‫َع‬ ‫هإبَّا ههيَ َم َو‬

5
‫ح‬ ‫ح ح ح َ ح ح‬ ‫آل َ حسي هدنحا َإب حَّا ههي ح‬ ‫ح ح ح حح ح ح ح ح ح حح‬
‫َميدَ‪َ.‬‬ ‫ه‬ ‫َ‬ ‫د‬
‫َ‬ ‫ي‬ ‫ح‬
‫ه‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫ك‬ ‫ن‬ ‫إ‬
‫ه‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫ي‬ ‫م‬‫ه‬ ‫ال‬‫ع‬ ‫ال‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫ف‬ ‫ه‬ ‫َ‬ ‫‪،‬‬ ‫م‬ ‫ه‬ ‫ه‬ ‫َ‬‫ه‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫َع‬ ‫َع َس هي هدنا َإهبَّا ههي َم َو‬ ‫تَ َ‬ ‫بارك َ‬
‫ح‬
‫اتَالُيحا هَءَ همنهمََ حوالم ح‬ ‫ح‬ ‫يَ حوالمؤمنح‬ ‫اتَوالمؤمن ح‬ ‫يَ حوالمسل ح‬ ‫احللَه ََمَاغَفَََّللمسلم ح‬
‫ات‪َ،‬‬ ‫ه‬ ‫و‬ ‫َ‬ ‫ه‬ ‫ه‬ ‫َ‬ ‫ه‬ ‫ه‬ ‫َ‬ ‫ه ه‬ ‫م‬ ‫َ‬ ‫هه‬ ‫ه ه‬
‫حح ح ح ح ح ل ح‬ ‫ح‬ ‫ح‬ ‫ح حَ حح ح ح حح ح ح حح ح ح ح ح‬
‫فَ‬‫غ َوالسيو َ‬ ‫اء َوالمنك ََّ َوال َ‬ ‫اء َوالفحش َ‬ ‫امهلل َادفعَ َعنا َالل َء َوالغل َء َوالوب َ‬
‫حح ح ح ح ح َ ً‬ ‫ح‬ ‫ح‬ ‫الش حدائ حَد َ حوالم حح حن‪ َ ،‬حما َ حظ حه حََّ َمن حها َ حو حما َ ح‬ ‫ح حح ح َ‬
‫اص َة َ حو همنََ‬ ‫َلنا َهذا َخ‬ ‫ه‬ ‫ب‬‫َ‬ ‫ن‬
‫َ‬ ‫م‬
‫ه‬ ‫َ‬ ‫‪،‬‬ ‫ن‬ ‫ط‬ ‫ب‬ ‫ه‬ ‫ه‬ ‫ه‬ ‫المخت هلف َة َو‬
‫ح‬ ‫ح‬ ‫ح ح ًَ َ ح ح‬
‫كََشءََق هديََّ َ‬ ‫َعَ هَ‬ ‫كَ ح َ‬
‫يََعمة‪ َ،‬هإن َ‬ ‫انَالمس هل هم َ‬ ‫ب حَل هَ‬
‫ح ح ح‬ ‫َ‬ ‫ح‬
‫نَ‬‫ه َ حع هَ‬ ‫وين َ‬ ‫بَ‬‫ان َ حو هإيتحا هَء َ هذي َالقَّ َ‬ ‫الل َيحأمََّ َبهال حعد هَل َ حواْلُ حس هَ‬ ‫إن َ حَ‬ ‫لل‪َ َ ،‬‬ ‫اد َا ه‬ ‫هعبح َ‬
‫حح َ ح ح‬ ‫ح َ‬ ‫ح‬ ‫ح‬
‫الفح حشا هَء َ ح‬
‫الل َال حع هظي حَمَ‬ ‫ن‪َ .‬فاذكَّوا َ حَ‬ ‫غ‪َ ،‬يح هعظكمَ َل حعلكمَ َتذكَّو َ‬ ‫ه ح ه‬
‫ك ََّ َ حو ح‬
‫ال‬ ‫ن‬‫م‬ ‫ال‬ ‫و‬
‫ح‬ ‫حح‬ ‫ح‬
‫ب‪.‬‬‫للَأك َ‬ ‫ّلكَََّا هَ‬ ‫يذكَّكمََو ه‬
‫‪Ustadz Nur Rohmad, Penulis Tema Keislaman NU Online (Situs Resmi PBNU), Tinggal di‬‬
‫‪Dawarblandong, Kab. Mojokerto‬‬
‫‪Website‬‬ ‫‪: www.nurrohmad.com‬‬
‫‪YouTube‬‬ ‫‪: @NurRohmadAbuNabiel‬‬
‫‪Facebook‬‬ ‫)‪: Nur Rohmad (Abu Nabiel‬‬
‫‪Instagram‬‬ ‫‪: nur_rohmad_abu_nabiel‬‬
‫‪TikTok‬‬ ‫‪: @nurrohmadabunabiel‬‬
‫‪Email‬‬ ‫‪: nurrohmad46@gmail.com‬‬
‫‪No. Wa‬‬ ‫‪: 0815-15-78-53-73‬‬

‫‪6‬‬

Anda mungkin juga menyukai