1 Spesifikasi Teknis Asrama Surabaya
1 Spesifikasi Teknis Asrama Surabaya
SPESIFIKASI TEKNIS
BELANJA JASA KONSULTASI BERORIENTASI LAYANAN JASA KONSULTASI
MANAJEMEN,BELANJA JASA KONSULTASI PERENCANAAN REHABILITASI
GEDUNG ASRAMA TIRTA GANGGA SURABAYA
BAB I
BAHAN BANGUNAN KONSTRUKSI
PASAL 1
LINGKUP KEGIATAN
I.1 LINGKUP KEGIATAN
Umum
I.1.1 Pekerjaan yang dimaksud dalam uraian ini adalah Belanja Jasa Konsultasi
Berorientasi Layanan Jasa Konsultasi Manajemen, Belanja Jasa Konsultasi
Perencanaan Rehabilitasi Gedung Asrama Tirta Gangga Surabaya
I.1.2 Lokasi Pekerjaan : yang beralamat di Jalan Kerthajaya X Gubeng Surabaya
I.1.3 Lingkup Pekerjaan Rehabilitasi Gedung Asrama Tirta Gangga Surabaya yang
meliputi:
1. Pekerjaan Persiapan dan RK3K
2. Pekerjaan Pasangan Dan Plesteran;
3. Pekerjaan Daun Pintu
4. Pekerjaan Instalasi Listrik Dan Lain-Lain
5. Pekerjaan Finishing Dan Pembersihan Lapangan
PASAL 2
PEKERJAAN PERSIAPAN
I.2 PEKERJAAN PERSIAPAN
Umum
Pekerjaan persiapan lapangan meliputi :
I.2.1 Pekerjaan Persiapan Dan Akhir
1. Pekerjaan Penebangan Pembongkaran saluran dan pedestrian exsiting ,
pembongkaran bangunan existing, penebangan pohon sampai menggali akarnya
dilaksanakan sesuai kontrak atau petujujuk Direksi;
2. Kantor Direksi dengan luas minimal 15 m2 (atau disesuaikan dengan kondisi
yang memungkinkan di lapangan) untuk kegiatan atau ruang kerja Direksi Teknis
dan lain - lain,
Kantor Direksi harus terang, aman dan nyaman, serta selalu terjaga
kebersihannya.
3. Ruang P3K dengan luas minimal 15 m2 (atau disesuaikan dengan kondisi yang
memungkinkan di lapangan) untuk kegiatan pemeriksaan kesehatan dan
penempatan alat - alat kesehatan, dengan perlengkapan sebagai berikut :
1 set tempat tidur pasien
Stetoskop
Timbangan berat badan
Tensi meter,
Tandu
Tabung oksigen
Kotak P3K beserta isinya.
Ruang P3K harus terang, aman dan nyaman, serta selalu terjaga kebersihannya.
Penempatan atau lokasi dari ruang P3K harus mendapatkan persetujuan dari
Direksi Teknis yang dibuat sesuai kontrak.
4. Pekerjaan Uitzet / persiapan Bouwplank, papan nama proyek dan pekerjaan
Persiapan lainnya yang dibuat sesuai Kontrak atau petunjuk Direksi Pekerjaan.
5. Melakukan pembersihan akhir dan uji coba / commisioning sarana dan prasarana
yang telah dibuat, termasuk pemeliharaan rutin selama kurun waktu yang
ditentukan dalam Kontrak.
6. Yang tidak termasuk pekerjaan persiapan akan tetapi Penyedia wajib menyiapkan
dan menyediakan adalah :
a. Kantor Penyedia, gudang bahan dan los kerja luasnya disesuaikan dengan
kebutuhan dan keamanan kerja para pekerja serta terlindungnya bahan banguan
dari cuaca dan hujan.
b. WC darurat untuk Direksi, Penyedia dan pekerja secukupnya serta tersedia
cukup air dan terjamin kebersihannya.
c. Kantor Penyedia atau Los Kerja serta wc darurat setelah selesainya pekerjan
adalah milik Penyedia dan segera harus dibersihkan dari tempat pekerjaan.
d. Lampu penerangan, jika diperlukan untuk pekerjaan pada malam hari.
I.2.14Pekerjaan Pembersihan
1. Umum
Uraian
Selama periode pelaksanaan pekerjaan, Penyedia harus memelihara Pekerjaan
bebas dan akumulasi sisa bahan bangunan, kotoran dan sampah, yang diakibatkan
oleh operasi pelaksanaan. Pada saat selesainya Pekerjaan, semua sisa bahan
bangunan dan bahan - bahan tak terpakai, sampah, perlengkapan, peralatan dan
mesin-mesin harus disingkirkan, seluruh permukaan terekspos yang nampak harus
dibersihkan dan proyek ditinggal dalam kondisi siap pakai dan diterima oleh
Direksi Pekerjaan.
2. Pembersihan Selama Pelaksanaan :
a. Penyedia harus melakukan pembersihan secara teratur untuk menjamin bahwa
tempat kerja, struktur, kantor sementara, tempat hunian dipelihara, bebas dari
akumulasi sisa bahan bangunan, sampah dan kotoran lainnya yang diakibatkan
oleh operasi-operasi di tempat kerja dan memelihara tempat kerja dalam
kondisi rapi dan bersih setiap saat.
b. Penyedia harus menjamin bahwa sistem drainase terpelihara dan bebas dari
kotoran dan yang lepas dan berada dalam kondisi operasional pada setiap saat.
c. Penyedia harus menjamin bahwa rumput yang tumbuh atau yang baru
dikerjakan dan pada lapangan sepak bola dipangkas dan dipelihara sedemikian
rupa sehingga tingginya maksimum 3 cm.
d. Bilamana dianggap perlu, Penyedia harus menyemprot bahan dan sampah yang
kering dengan air untuk mencegah debu atau pasir yang beterbangan.
e. Penyedia harus menjamin bahwa pekerjaan yang sudah selesai dibersihkan
secara teratur agar bebas dan kotoran dan bahan lainnya.
f. Penyedia harus menyediakan drum di lapangan untuk menampung sisa bahan
bangunan, kotoran dan sampah sebelum dibuang.
g. Penyedia harus membuang sisa bahan bangunan, kotoran dan sampah di
tempat yang ditentukan sesuai dengan Peraturan Pusat maupun Daerah dan
Undang-undang Pencemaran Lingkungan yang berlaku.
h. Penyedia tidak diperkenankan mengumbar sampah atau sisa bahan bangunan di
lokasi tanpa persetujuan dan Direksi Pekerjaan.
i. Penyedia tidak diperkenankan membuang limbah berbahaya, seperti cairan
kimia, minyak atau thinner cat ke dalam saluran atau sanitasi yang ada.
j. Penyedia tidak diperkenankan membuang sisa bahan bangunan ke dalam
sungai atau saluran air, dan sekaligus harus merawat saluran irigasi yang ada
agar tidak terganggu atau aliran air lancar.
k. Bilamana Penyedia menemukan bahwa saluran drainase samping atau bagian
lain dari sistem drainase yang dipakai untuk pembuangan setiap jenis bahan
selain dari pengaliran permukaan, baik oleh pekerja Penyedia maupun pihak
lain, maka Penyedia harus melaporkan kejadian tersebut kepada Direksi
Pekerjaan, dan segera mengambil tindakan sebagaimana diperintahkan oleh
Direksi Pekerjaan untuk mencegah terjadinya pencemaran lebih lanjut.
I.2.15Pembersihan Akhir
1. Pada saat penyelesaian pekerjaan, tempat kerja harus ditinggal dalam keadaan
bersih dan siap untuk dipakai Pemilik. Penyedia juga harus mengembalikan
bagian-bagian dari tempat kerja yang tidak diperuntukkan dalam Dokumen
Kontrak ke kondisi semula termasuk kawasan proyek yang dimanfaatkan oleh
Penyedia.
2. Pada saat pembersihan akhir, semua bagian pekerjaan fisik, instalasi, dan
perlengkapan lainnya harus diperiksa ulang untuk mengetahui kerusakan fisik
yang mungkin ditemukan sebelum pembersihan akhir. Lokasi yang diperkeras di
tempat kerja dan semua lokasi yang diperkeras untuk persiapan dan tempat kerja
harus digali dan dibersihkan. Semua permukaan lahan site maupun sekitar site
lainnya kondisi permukaannya harus dikembalikan seperti semula, bersih dan
semua kotoran yang terkumpul harus dibuang ke luar kawasan proyek.
PASAL 3
PEKERJAAN PLESTERAN
I.3.4 Pelaksanaan :
1. Lakukan penyiraman terhadap permukaan yang akan diplester;
2. Membuat acuan plesteran (point) dengan ketebalan yang ditentukan pada sisi
tembok yang akan diplester dengan jarak 1,50 meter vertikal.
3. Memplester atau menghubungkan antara acuan plesteran dengan mortar lalu
diratakan dengan jidar membentuk satu garis lurus vertikal;
4. Setelah pekerjaan plesteran selesai lakukan penyiraman secukupnya agar tidak
terjadi keretakan pada permukaan;
5. Sebelum mengaci usapkan air permukaan plesteran agar permukaan plesteran
dapat menyerap air semen dengan baik;
6. Lalu laburkan mortar acian di permukaan plesteran dan usapkan dengan rata
dengan peralatan;
7. Hasil akhir yang dikehendaki adalah : Bidang plesteran halus, rata, tidak
bergelombang dan retak-retak, alur-alur lurus dengan ukuran yang sama dan
sudut-sudut yang tajam dan rapi.
PASAL 4
PEKERJAAN KAYU
I.2 PEKERJAAN KAYU
I.4.1 U m u m :
Semua Kayu yang dipakai harus memenuhi standard SNI yang berlaku Pekerjaan
Kusen, Daun Pintu.
I.4.2 Lingkup pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat bantu lainnya yang digunakan dalam pelaksanaan, hingga dapat
dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
2. Pekerjaan Kusen, Daun Pintu akan dilaksanakan didalam bangunan sesuai
dengan yang ditunjukkan didalam gambar.
I.4.3 B a h a n :
1. Kusen pintu : Kayu Kamper
2. Daun pintu : Kayu Kamper
I.4.4 Pelaksanaan Kusen :
1. Pastikan semua dinding rumah telah diplester dengan rapi dan tegak lurus (lot)
2. Ukur kembali lebar dan tinggi kosen kayu yang akan dipasangan.
3. Plester bagian dalam lobang yang disediakan untuk kosen, sesuaikan dengan
ukuran kusen masing-masing yang telah diberi tanda atau kode. Plseteran
harus rapi dan lurus jika perlu dipoles aci sehingga tampak simetris. Beri
tingkat kelonggaran plesteran untuk memudahkan kosen masuk sekitar 0,5 cm
saja
4. Biarkan semua plesteran pada sisi bagian dalamn lobang kusen kering
5. Jika semua lobang telah siap, maka kusen dapat dipasang
6. Siapkan peralatan seperti palu besi, bor, obeng dan sekrap yang tipis
7. Siapkan kusen, letakkan sesuai dengan kode atau tanda yang telah dibuat
8. Buat lobang untuk sekrup fischer pada sisi dinding dalam, tandai juga titiknya
pada kusen pintu atau jendela, dimana kedalaman lubang harus sama dengan
panjang fischer.
9. Masukkan dari arah sebelah sebelah kanan atau kiri. Buat lobang pada kusen
yang bertepatan dengan fisher tadi dan masukkan sekrup, kencangkan
menggunakan obeng. Kemudian tutup dengan karet penutup, sehingga sekrup
tidak terlihat. Potong dan rapikan karet penutup menggunakan pisau pemotong
(cutter)
10. Jika kusen telah selesai, selanjutnya memasang daun pintu dan jendela
11. Agar tidak terjadi lobang dan air masuk antara kosen dengan dinding
dipasangan silent.
I.4.5 Hasil akhir pekerjaan Kayu Kusen dan Pintu yang dikehendaki :
1. Bentuk dan letak pintu disesuaikan dengan rencana gambar.
2. Tidak ada bagian permukaan kayu atau sudut-sudut yang cacat.
3. Kusen-kusen terpasang dengan kuat pada tembok atau beton.
4. Daun pintu tidak muntir atau meleot, dan dapat dibuka / ditutup dengan lancar.
5. Kunci -kunci penggantung dengan kait dapat digerakkan dengan lancar.
PASAL 5
PEKERJAAN KONSTRUKSI KUDA-KUDA BAJA RINGAN DAN ATAP
I.3 PEKERJAAN KONSTRUKSI KUDA-KUDA BAJA RINGAN DAN ATAP
I.5.1 Umum
A. Uraian :
1. Pekerjaan kuda-kuda dan atap meliputi pengadaan, pengerjaan dan
pemasangan atap, Kuda-kuda Baja Ringan, lisplang kayu dan penutup atap
sesuai ditunjuk dalam gambar atau sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan,
termasuk bahan, ongkos kerja dan peralatan yang diperlukan.
B. Pengajuan Kesiapan Kerja dan Perbaikan Pekerjaan yang Cacat :
1. Sebelum memulai pekerjaan kuda-kuda dan atap, Penyedia harus membuat
Gambar Kerja atas dasar gambar detail yang telah ada, termasuk membuat
schedule lengkap tentang semua komponen yang diperlukan serta kaitannya
dengan pekerjaan lainnya.
2. Bilamana terdapat pekerjaan yang cacat atau tidak sesuai dengan rencana
Gambar dan ketentuan yang disyaratkan, harus segera diperbaiki atas biaya dan
tanggungjawab Penyedia hingga dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan.
3. Sebelum pembuatan, semua material yang dibutuhkan harus mendapat
persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
C. Jadwal Kerja
1. Penyedia harus membuat / menyiapkan semua komponen Konstruksi Kuda-
kuda Baja ringan di Work Shop dengan peralatan mekanis sesuai dengan
kebutuhan pemasangan di lapangan.
2. Pastikan bahwa semua angkur-angkur yang diperlukan untuk pekerjaan rangka
atap dan tiang telah siap terpasang pada tempat-tempat yang ditentukan.
3. Setiap memulai pekerjaan atap dan tiang harus sepengetahuan dan seijin
Direksi Pekerjaan.
I.5.2 Bahan Dan Standard
A. Struktur Rangka :
1. Untuk konstruksi Atap menggunakan digunakan pada Kuda-kuda profil UK
75) sesuai dengan Gambar Rencana
2. Lisplang menggunakan Kalsiplank
3. Penutup Atap genteng karang pilang dan bubungan karang pilang
4. Murdha paras ukir dan ikuh celedu paras ukir
B. Pelaksanaan
1. Dimensi dan Setting :
a. Penyedia harus mengukur / mengecek kembali setting Kuda-kuda dan atap
dilapangan sesuai dengan kondisi tempat yang ada. Apabila terjadi ketidak-
sesuaian dengan gambar harus dilaporkan kepada Direksi Pekerjaan untuk
mendapatkan keputusan.
b. Semua material yang digunakan harus baru dengan kualitas terbaik dan
disetujui oleh Konsultan Pengawas.
c. Baut yang digunakan adalah sesuai dengan gambar.
d. Semua bahan baja ringan yang digunakan harus sesuai bentuk, ukuran dan
ketebalannya serta bebas dari karat, cacat karena tumbukan, tekuk, atau
puntir, dengan berat sesuai rencana.
e. Semua material baja harus dari supplier yang dapat dipertanggungjawabkan
dengan disertai sertifikat dari pabrik. Jika dianggap perlu, pelaksana harus
menyerahkan hasil pengujian yang dibutuhkan dan berhubungan dengan
konstruksi baja ini disertai faktur pengiriman.
f. Bahan untuk coating adalah cat zink-chromate, dengan warna ditentukan
kemudian.
2. Sistem pemasangan :
Konstruksi Baja Ringan:
a. Kuda-kuda Baja ringan dipasang sesuai dengan gambar rencana.
b. Type Screw/Mur dan baut menggunakan selft drilling screw (SDS).
c. Pemasangan reng antar reng (jarak) dari profil baja ringan menyesuaikan
bahan penutup atap yang dipakai, Pemasangan reng berdasarkan kepada
tarikan benang diagonal, vertical dan horizontal untuk mendapatkan bidang
atap yang rata.
d. Pemasangan lisplang/kolong agar kemiringan kolong mengikuti gambar.
e. Pemasangan atap mulai dari kanan bawah dan harus diperhatikan detail
interlacking
3. Hasil Akhir :
a. Semua komponen terpasang rapi, rata, lurus dan tidak cacat.
b. Sesuai dengan ketentuan gambar dan spesifikasi serta diterima oleh Direksi
Pekerjaan
PASAL 6
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT
I.4 PEKERJAAN LANGIT - LANGIT
I.6.1 Umum
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat bantu lainnya yang digunakan dalam pelaksanaan, hingga dapat dicapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
2. Pekerjaan langit-langit yang dipasang pada dalam ruangan dan overstak keliling
bangunan sesuai dengan yang ditunjukkan didalam gambar.
PASAL 7
PEKERJAAN PENGECATAN
PASAL 8
PEKERJAAN ELEKTRIKAL
I.8.3 Pelaksanaan
1) Untuk instalasi penerangan, penyambungan kabel yang berisolasi PVC harus
diisolasi dengan pipa PVC yang khusus untuk listrik dan harus didalam kotak
penyambungan atau yang disebut Tee Dus;
2) Setiap saluran kabel dalam bangunan atau plafon dilindungi dengan pipa conduit
diameter minimum 5/8 ”;
3) Semua pemasangan instalasi kabel ” inbow ” tertanam dalam dinding;
4) Kabel try dipasang sebagai tempat jalur kabel diatas rangka plafon yang diperkuat
penggantung, dengan skrup pada plat lantai beton dan kuda-kuda;
5) Panel harus terbuat dari plat baja, dengan rangka yang terbuat dari besi siku atau
besi plat yang dibentuk dan diberi cat dasar dengan meni tahan karat serta difinish
dengan cat bakar warna abu-abu permukaan kulit jeruk.
6) Ketebalan plat baja untuk MDP dinding tebal 2,0 mm dan pintu 3,0 mm,
sedangkan untuk DP Gedung dan SDP dengan dinding tebal 1,6 mm dan pintu 2,
0 mm;
7) Busbar dan terminal penyambungan dengan bahan dari tembaga yang
digalvanisasi dengan bahan perak dan harus disusun dan dipegang oleh isolator
dengan baik, sehingga mampu menahan electro mechanical force akibat arus
hubung singkat terbesar yang mungkin terjadi;
8) Circuit Breaker yang digunakan dari jenis MCB sesuai kebutuhan dan sesuai
dengan shop drawing
9) Pemasangan armatur lampu untuk TL dan Downlight dipasang masuk kedalam
celling/plafon, setelah pekerjaan instalasi selesai dan telah dilakukan pekerjaan
pengecatan plafon;
10) Pemasangan fixtures seperti saklar, stop kontak dipasang kedalam tembok
setelah instalasi selesai dan telah dilakukan pengecatan dinding;
11) Untuk mendapatkan hasil yang optimal pada pekerjaan elektrikal perlu
dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Koordinasi Pekerjaan
Untuk kelancaran pekerjaan harus diadakan dari seluruh bagian yang terlibat
dalam proyek.
b. Material
Material yang digunakan harus baru, bukan rekondisi, serta bermutu baik
dan sesuai spesifikasi yang telah ditentukan;
Penyedia harus menyerahkan contoh material yang akan dipasang untuk
mendapatkan persetujuan dari : Pemberi tugas / Pengawas.
c. Shop Drawing
Sebelum pelaksanaan pekerjaan Penyedia harus menyerahkan shop drawing
untuk disetujuai Pengawas, termasuk katalog / data dan literatur serta uraian
tentang sistim teknisnya.
d. Substitusi.
Bila material ditentukan mereknya pada penawaran maka Penyedia harus
memenuhi, hanya dapat diganti merk lain atas persetujuan Pemberi tugas.
e. Proteksi
Seluruh material dan peralatan harus diproteksi secara sempurna sebelum,
selama dan sesudah pemasangan, Penyedia bertanggung jawab atas kerusakan
akibat cara proteksi yang tidak sempurna.
f. As Installed Drawing
Penyedia harus membuat secara lengkap secara gambar yang sebenarnya dari
seluruh pekerjaan yang telah dilaksanakan untuk diserahkan kepada Pemberi
Tugas setelah disetujui oleh Pengawas, sebanyak 3 (tiga) set (Build
Drawing).
g. Pengujian
Penyedia harus melaksanakan pengujian / pengetesan dan percobaan
seperti operasi sesungguhnya dari sistem instalasi listrik. Peralatan yang
mengalami kerusakan/cacat harus diganti/diperbaiki dan percobaan
ulang.
Sebelum instalasi diberikan beban arus/beban, maka harus diadakan
pengujian tahanan isolasi dengan merger, sesuai ketentuan yang berlaku.
Seluruh instalasi harus balancing antara phase R,S dan T menjadi
seimbang.
Seluruh hasil pengujian harus tercatat secara tertulis dan disaksikan oleh
Pengawas serta diketahui oleh pemberi tugas.
h. Peraturan Hak Patent.
Pemilik proyek terbebas dari klaim/tuntutan biaya sehubungan dengan merk
dagang atau hak cipta material yang digunakan pada proyek ini. Hal ini
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penyedia.
i. Gambar
Gambar perencanaan menunjukan kapasitas, jumlah dan perletakan serta
spesifikasi, Penyedia wajib memeriksa kemungkinan adanya
kesalahan/ketidakcocokan pada gambar dan bila terdapat hal tersebut,
Penyedia harus segera memberitahukan kepada Pemberi tugas
I.8.4 Hasil Akhir :
A. Pekerjaan elektrikal dilaksanakan baik segi kwantitas dan kwalitas sesuai dengan
gambar shop drawing yang telah disetujui dan petunjuk direksi dilapangan;
B. Pekerjaan elektrikal setelah dilakukan pengujian dapat berfungsi sesuai dengan
yang diharapkan oleh pengguna jasa.
PASAL 9
PEKERJAAN PEMERIKSAAN BAHAN - BAHAN
III.3 Prosedur Operasi Standar (Sop) Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3)
1. Membuat SOP Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).
2. SOP diajukan kepada Konsultan untuk dievaluasi.
3. Menyampaikan laporan pelaksanaan SOP kepada PPK, dan Konsultan.
V. PEKERJAAN PENGECATAN
Pengendalian Terhadap Resiko K3
UMUM
Strategi Pelaksanaan dengan memanfaatkan waktu pelaksanaan
Strategi pelaksanaan untuk memanfaat waktu pelaksanaan agar dioptimalkan dengan
berbagai cara dari mulai proses lembur sampai dengan mendatangkan barang atau alat
yang spesifik sehingga pelaksnaan proyek tetap berjalan. Strategi percepatan proyek
identik dengan risiko respons dalam risiko management. Hanya saja pada risiko yang telah
terjadi. Strategi diterapkan berdasarkan prioritas jika faktor yang menyebabkan
keterlambatan proyek jumlahnya cukup banyak. Dengan melihat karakteristik khusus
proyek konstruksi dan faktor yang menyebabkan keterlambatan proyek, berdasarkan
pengalaman diusulkan rekomendasi strategi dalam melakukan percepatan proyek
konstruksi, yaitu:
Dalam situasi krisis terhadap waktu, Jalur kritis harus dikomunikasikan dan
disepakati oleh Tim proyek.
Menjaga kedisiplinan Tim proyek. Kedisiplinan akan mempengaruhi suasana kerja
di proyek.
Melakukan rapat harian yang membahas segala hal terkait usaha untuk menjaga
agar proyek dapat diselesaikan sesuai jadwal yang telah ditentukan. Rapat harian
harus dihadiri oleh Pejabat proyek yang mampu mengambil keputusan atas suatu
masalah. Jangan pernah mengulur pengambilan keputusan pada rapat harian saat
proyek mengalami krisis. Rapat harian harus dihadiri oleh Tim proyek terkait,
Mandor, dan wakil subkontraktor.
Aktif menggali informasi mengenai potensi masalah kepada subkontraktor dan
Mandor. Hal ini agar masalah yang berpotensi terjadi dapat diantisipasi lebih dini
Melakukan update yang rutin atas jalur kritis (CPM). Semakin sering akan semakin
baik. Dapat pula membuat simulasi-simulasi atas rencana-rencana proyek agar
didapatkan strategi yang paling efisien dan efektif.
Selalu memberikan motivasi yang terbaik kepada karyawan dan pekerja agar
attitude dan mental kerja lebih baik.
Menambah jam kerja dengan lembur.
Menambah Personil proyek agar dapat meningkatkan pengawasan.
Menjaga kualitas pekerjaan. Kualitas yang tidak baik menyebabkan pengulangan
pekerjaan.
Memastikan ketersediaan dana dan mengusahakan dana pendamping untuk hal-hal
yang bersifat emergency.
Membantu mempercepat proses penagihan termin bagi subkontraktor
Aktif berkomunikasi dengan Owner dan Pengawas pekerjaan mengenai strategi
percepatan proyek. Usahakan untuk mendapatkan dukungan mereka.
Memberikan reward atas tercapainya setiap tahapan milestone kepada tim proyek,
subkontraktor dan kepada pekerja.
Tim proyek harus fokus terhadap Safety. Kecelakaan akan membuat loss time.
Menempatkan personil khusus yang memonitor proses dan dokumen administrasi
vendor. Sering kali pekerjaan di lapangan terhambat oleh masalah prosedur
administrasi.
Penyediaan Stock Yard
Pekerjaan ini bertujuan untuk memperlancar pelaksanaan pekerjaan dimana
diperlukan tempat stok material/bahan ataupun tempat sementara alat–alat berat.
Penyediaan lahan ini utamanya diperuntukkan sebagai tempat penempatan sementara beton
pracetak yang diangkut dari pabrik, sehingga tidak menggangu areal kerja. Lahan Stock
Yard diupayakan tertutup pagar keliling menghindari hal-hal yang tidak diinginkan dan
dalam kondisi aman
Test Material dan Tes Fit
Semua test material harus dilaksanakan di laboratorium dan disaksikan / disetujui oleh
konsultan supervisi.
Pekerjaan Tes Pit adalah pembongkaran tanah pada lokasi atau titik sebelum
dilakukan penggalian tanah untuk konstruksi. Tujuan dari pekerjaan ini adalah untuk
mengetahui utilitas yang ada di bawah permukaan tanah atau jalan dan mengetahui
struktur tanah sehingga nantinya tidak mengganggu dalam pekerjaan galian maupun
pekerjaan lainnya. Prosedur Pelaksanaan :
Pekerjaan Tes Pit dilakukan pada lokasi pekerjaan atau sesuai yang ditunjuk oleh
Direksi / Pemberi Kerja untuk mengetahui utilitas yang ada di bawah tanah dan
struktur tanah.
Ukuran pekerjaan Tes Pit adalah 1 m x 2 m x 2 m atau sesuai petunjuk Direksi
Pekerjaan atau sampai batas ukuran pelaksana pekerjaan dapat bergerak dengan
leluasa.
Jika tanahnya mudah runtuh, maka harus dibuat dinding penahan pada areal
pekerjaan tersebut.
Jika terdapat air tanah dangkal, maka harus dibuang atau dipompa.
Pembongkaran tanah dilakukan sedalam kurang lebih 2 m atau sampai tidak adanya
gangguan dalam tanah/gangguan yang menghambat pekerjaan galian.
Lubang Tes Pit harus diamankan dengan cara ditimbun kembali atau dikembalikan
ke bentuk semula
Sosialisai terhadap masyarakat
Sosialisasi terhadap masyarakat di sekitar lokasi tentang adanya proyek dan Tujuan
Dibuatnya Proyek Tersebut Kepada Warga Masyarakat Yang Ada Disekitar Proyek
Tersebut .
Sample Material/Contoh Material
Sebelum bekerja penyedia agar memberikan contoh material yang digunakan untuk
mendapatkan persetujuan dari direksi dan pengawas lapangan.
Pemilihan dan Pengujian Material
Untuk pemilihan material agar penyedia bersama dengan konsultan dan pihak owner,
material yang dipakai harus sesuai dengan spesifikasi teknis didalam dokumen. Setelah
pemilihan material selesai dilanjutkan dengan pengujian material, material yang dipakai
terlebih dahulu diuji mutu dan kekuatanya baru digunakan atau diaplikasikan dilapangan.
Access Road
Penentuan access road yang dipakai penting karena mobilisasi dan di lokasi peralatan
berat dan pendatangan bahan / material proyek harus tidak boleh terlambat.Access road
harus dirawat dan diperbaiki selama masa pelaksanaan konstruksi.
Mutual Check
Pekerjaan surveying harus segera dilaksanakan dan biasanya terdiri dari longitudinal
crossection survey. Hasil dari mutual check 0% harus diselesaikan dulu bersama pengawas
pekerjaan, sebelum datanya dijadikan pedoman pembuatan shop drawing.
Addendum
Pelaksanaan addendum diperlukan apabila dilapangan kiranya perlu penambahan item
pekerjaan dan harga baru untuk menyempurnakan pekerjaan tersebut, penambahan waktu
pelaksaan akibat dari bencana alam,
Perijinan
Proses perijinan dilaksanakan sebelum memulai pekerjaan dan setelah mendapat
persetujuan dari konsultan dan direksi teknis baru dilaksanakan proses pelaksanaan
pekerjaan.
Sample Material/Contoh Material
Sebelum bekerja penyedia agar memberikan contoh material yang akan digunakan
untuk mendapatkan persetujuan dari direksi dan pengawas lapangan.
Test Material
Semua test material harus dilaksanakan di laboratorium dan disaksikan / disetujui oleh
konsultan supervisi.
Alat dan Peralatan Kerja Pemborong
Semua alat dan peralatan kerja semua disediakan diawal proyek sehingga tidak
menghambat pada waktu pelaksanaanya.
Tujuan Proyek
Adapun tujuan dilaksanakanya pekerjaan ini untuk menata Lapangan Astina dan
pedestrian di sekililinya sehingga bisa menjadi pusat aktifitas masyarakat dalam bentuk
kegiatan olahraga, arena bermain anak, tempat berkumpul para lansia, anak muda serta
anak - anak.
Pengukuran
Pengukuran dilaksanakan diawal proyek untuk rekayasa lapangan dan diakhir proyek
untuk membuat back up data final dan as build drawing.
Gambar Kerja, shop drawing dan back up data
Pembuatan gambar kerja / shop drawing sesuai dengan hasil pengukuran dilapangan
yang dilengkapi dengan back up data sehingga memudahkan memulai pekerjaan
dilapangan.
Ketentuan gambar kerja;
Sebelum memulai pekerjaan di lapangan, penyedia terlebih dahulu harus membuat
gambar kerja (shop drawing) yang kemudian diperiksa dan disetujui oleh konsultan
pengawas dan direksi pekerjaan. Gambar kerja tersebut akan dipakai acuan untuk
pelaksanaan di lapangan
Penyimpanan material/ penempatan material.
Tempat menyimpan material sangat penting disediakan untuk memperlancar kegiatan
tersebut mengingat lokasi pekerjaan yang ada, dimana kantor Dinas PUPR di lantai I
masih berfungsi, maka penempatan material harus diatur dengan baik, sehingga tidak
mengganggu aktifitas kantor yang masih berfungsi.
Job Mix Formula ( JMF )
Setelah test material, segera dilaksanakan pembuatan job mix formula terutama untuk
pekerjaan beton.
Membuat Dokumentasi
Membuat dokumentasi tiap progress dilapangan selalu diambil yaitu dari 0 %, 25%,
50%, 75% sampai dengan 100%
Penyediaan Air Bersih
Air bersih diperoleh dari air PDAM atau sumber air lainnya dimana harus memenuhi
persyaratan spesifikasi sebagai air untuk campuran beton.Jaminan ketersediaan air
diantisipasi dengan membuat tampungan air di dekat lokasi pekerjaan, yang mana
pengisian dilakukan melalui sarana Water Tank Truck.
Pembongkaran
Pekerjaan pembongkaran bangunan existing harus dilakukan dengan hati2 dan
sebelum dilaksanakan pembongkaran agar disiapkan tenaga kerja dan alat yang akan
digunakan dan juga disiapkan pengamanan, sehingga tidak menggaggu aktifitas orang lain
disekitar lingkungan tersebut.
Proteksi terhadap lingkungan
Pengamanan terhadap lokasi pekerjaan yang masih dipakai, penting dilakukan untuk
mencegah terjadinya kecelakaan fatal, maka perlu dilakukan pengamanan antara lain :
Memasang papan peringatan dan papan larangan pada tempat – tempat tertentu
yang mudah terlihat yang riskan akan terjadinya kecelakaan.
Menyediakan tempat MCK untuk para pekerja.
Hasil dari setiap galian dan sisa material yang sudah tidak terpakai agar langsung
dibuang, guna untuk mengedepankan kebersihan ditempat bekerja.
Memasang Pagar pelindung disekitar area proyek.
Disiplin administrasi terhadap aturan desa yang berlaku terhadap semua elemen
yang terlibat dalam pekerjaan seperti kipem tenaga, dll.
Jika terdapat pekerjaan galian segera diberikan rambu dan tanda bahaya.
Setelah selesai pekerjaan material yang sudah tidak terpakai lagi dibersihkan dari
areal proyek sehingga tidak menganggu akses material.
IV.1 PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN
IV.3.1 Pekerjaan Plesteran ,Acian tembok dan beton
Metode Pelaksanaannya adalah :
Penyiapan gambar shop drawing dan backup volume pekerjaan Plesteran,
Acian tembok dan beton yang akan dilaksanakan dan mendapat ijin kerja
dari konsultan pengawas, direksi/tim teknis dilapangan.
Aproval material semen instan untuk plesteran dan acian.
Pastikan bahwa kondisi plesteran rata, lurus pada bagian sudut dan siap
untuk diaci.
Tebal acian tidak boleh lebih dari 3 mm.
Pekerjaan acian dilaksanakan pada plesteran : tembok, kolom dan pada
tempat-tempat yang ditunjukkan pada gambar.
Gunakan jidar alumunium untuk meratakan acian.
Setelah acian setengah kering gunakan kasut kecil untuk merapikan dan
menghaluskan acian secara merata dan tidak bergelombang.
Pergunakan jidar alumunium secara utuh pada bidang sudut maupun pada
tali air sehingga lebih menjamin kelurusannnya.
Bidang acian harus tetap dibasahi dengan air minimal dalam waktu 7 hari,
dan setelah itu acian baru dikeringkan.
Setelah acian betul-betul kering dan atas persetujuan Direksi, pekerjaan
pengecatan/plamiran baru bisa dilaksanakan.
Pelaksanaan pekerjaan ini kami perkirakan akan kami kerjakan sesuai
rencana kerja.
Pengukuran pekerjaan plesteran dan acian dinyatakan 100 % apabila telah
dilakukan sesuai dengan yang ditentukan dalam shop drawing, permukaan
bidang yang diplester dan diaci rata dan tidak bergelombang.
Untuk pengukuran pekerjaan plesteran, acian tembok dan beton digunakan
satuan m2.
Clean Construction
Material pekerjaan ditampung di stock yard area dan dibawa secukupnya ke
lokasi pekerjaan. Material yang dibawa dari stock yard area ke lokasi
pekerjaan merupakan material yang akan digunakan untuk bekerja selama 1
hari.
Tidak diperkenankan menaruh material pekerjaan di lokasi-lokasi yang
sering dilalui orang (tempat umum).
Disekitar lokasi pekerjaan yang berada ditempat umum, harus dilengkapi
dengan pagar pengaman yang memadai.
Untuk pekerjaan malam hari dilengkapi dengan lampu penerangan.
Penyiapan gambar shop drawing dan backup volume pekerjaan kusen, daun
pintu dan jendela yang akan dilaksanakan dan mendapat ijin kerja dari
konsultan pengawas, direksi/tim teknis dilapangan.
Pemilihan ukuran dan jenis kayu sesuai dengan gambar rencana.
Pabrikasi kusen, pintu dan jendela sesuai gambar rencana.
Pengiriman kelapangan disesuaikan dengan jadwal perencanaan pengadaan
bahan di proyek.
Melindungi kusen yang telah dipasang dengan pembungkus.
Pemasangan kusen dipasang kuat dan kokoh terhadap tembok
Daun pintu dan jendela dipasang setelah finishing lantai selesai dikerjakan.
Pekerjaan ini dapat kami selesaikan sesuai rencana kerja.
Pengukuran pekerjaan pasangan kusen, daun pintu dan jendela dinyatakan
100 % apabila telah dilakukan sesuai dengan yang ditentukan dalam shop
drawing yaitu pemasangan kusen kokoh dengan tembok, pemasangan daun
pintu dan jendela telah terpasangan.
Untuk pengukuran pekerjaan pasangan kusen digunakan satuan m3,
pasangan daun pintu dan daun jendela digunakan satuan m2.
Clean Construction
Material pekerjaan ditampung di stock yard area dan dibawa secukupnya ke
lokasi pekerjaan. Material yang dibawa dari stock yard area ke lokasi
pekerjaan merupakan material yang akan digunakan untuk bekerja selama 1
hari.
Tidak diperkenankan menaruh material pekerjaan di lokasi-lokasi yang
sering dilalui orang (tempat umum).
Disekitar lokasi pekerjaan yang berada ditempat umum, harus dilengkapi
dengan pagar pengaman yang memadai.
Untuk pekerjaan malam hari dilengkapi dengan lampu penerangan.
Supaya pengerjakan Pembangunan bisa berjalan dengan baik dan hasil sesuai yang
direncanakan maka diperlukan tenaga ahli dan juga tenaga terampil dibidangnya. Tenaga Ahli
dan Tenaga Teramplil yang ditugas harus seudah berpengalaman di bidangnya masing –
masing dan harus memiliki SKA ( Surat Keahlian ) untuk Tenaga Ahli dan SKT ( Surat
Keterangan Terampil ) yang dikeluarkan oleh LPJK serta Asosiasi tenaga ahli dan terampil
serta dapat menunjukkan surat keahlian dan terampil yang dimiliki saat ditugas.
Tenaga Ahli dan Tenaga Terampil yang diperlukan / dipersyaratkan dalam pengerjaan
Pembangunan tersebut adalah sebagai berikut :
V.1 Pelaksana
Pelaksana atau kontraktor dalam UU No.18 Tahun 1991 tentang jasa kontruksi
adalah penyedia jasa orang perseorangan atau badan usaha yang dinyatakan ahli yang
profesional dibidang pelaksanaan jasa kontruksi yang mampu menyelenggarakan
kegiatannya untuk mewujudkan suatu hasil perencanaan menjadi bentuk bangunan atau
bentuk fisik lainnya.
Pelaksana adalah suatu badan hukum atau penawar yang memiliki klasifikasi dan
keahlian dalam pelaksanaan yang telah ditunjuk oleh pemilik atau pemimpin proyek /
pemimpin bagian proyek dan menandatangani kontrak untuk melaksanakan pekerjaan.
Adapun tugas Project Manager sebagai berikut :
1. Mempersiapkan fasilitas dan sarana demi kelancaran pekerjaan;
2. Mempersiapkan bahan-bahan bangunan yang bermutu baik dan memenuhi
persyaratan seperti yang tercantum dalam bestek;
3. Melaksanakan semua pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya sesuia dengan
Rencana Kerja dan Syarat - syarat;
4. Menyelesaikan dan menyerahkan pekerjaan tepat pada waktunya sesuai dengan
surat perjanjian kontrak;
5. Mengadakan pemeliharaan selama proyek tersebut masih dalam tanggung jawab
pelaksana;
6. Menyediakan tenaga kerja yang berpengalaman serta peralatan yang diperlukan
pada saat pelaksana pekerjaan.
7. Bertanggung jawab terhadap fisik bangunan selama masa pemeliharaan
V.2 Petugas Keselamatan Konstruksi / K3
Sesuai dengan Pasal 1 ayat (6) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 yang
membahas tentang Keselamatan Kerja, tertulis bahwa Ahli Keselamatan dan Kesehatan
Kerja atau Ahli K3 merupakan tenaga teknik yang memiliki keahlian khusus yang
ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja di luar Departemen Tenaga Kerja untuk melakukan
pengawasan penerapan UU Keselamatan Tenaga Kerja. Secara garis besar, tugas ahli
K3 konstruksi adalah mampu menyusun suatu program yang berkaitan dengan
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) serta implementasinya dalam bidang konstruksi.
Konstruksi
Denpasar, 2022
Mengetahui: Dibuat Oleh:
Pejabat Pembuat Komitmen Pada CV. RUSMA INDAH
UPTD Pengelola Barang Milik Daerah Konsultan Perencana
Mengetahui / Menyetujui:
Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan
Pengelola Barang Milik Daerah