Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH DASAR - DASAR PENULISAN

“BENTUK - BENTUK KARANGAN”

Dosen : Liga Febrina,S.Pd.,M.Pd

Di Susun Oleh :

Hendro Satriono ( 227201020 )

Maulia Nurfan Chaniago ( 2270201012 )

Yoga Mandana Putra ( 2270201035 )

SEKOLAH TINGGI ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PERSADA BUNDA

2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang senantiasa memberikan
Rahmat dan Hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah mata
kuliah dasar-dasar penulisan.

Penulis berharap semoga dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi
pembaca pada umumnya yaitu sebagai bahan bacaan yang memberikan pencerahan dan
wawasan kepada kita.

Penulis menyadari makalah yang disusun ini masih terdapat banyak kekurangan
atau kesalahan baik dari segi susunan maupun isi, oleh karena itu kritik dan saran yang
bersifat membangun baik dari Dosen maupun dari pembaca sangat kami harapkan demi
kesempurnaan Makalah yang selanjutnya.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Pekanbaru,30 Januari 2023


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................................ 2


DAFTAR ISI .............................................................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................................ 5
A. PENGGOLONGAN KARANGAN ................................................................................................... 5
B. KARANGAN NARASI (CERITA) ................................................................................................... 6
C. KARANGAN DESKRIPSI (LUKISAN) .......................................................................................... 7
D. KARANGAN EKSPOSISI (PAPARAN) .......................................................................................... 8
E. KARANGAN ARGUMENTASI ..................................................................................................... 10
F. KARANGAN PERSUASI ............................................................................................................... 11
BAB III PENUTUP .................................................................................................................................. 12
A. Kesimpulan ...................................................................................................................................... 12
B. Saran................................................................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................... 13
BAB I
PENDAHULUAN

Karangan adalah hasil tulisan yang mengungkapkan ide, perasaan, atau pemikiran
pengarang dalam satu kesatuan tema yang utuh.

Ada karangan yang nadanya bercerita, entah cerita faktual atau cuma fisik belaka.
Ada karangan yang melukiskan sesuata hal sedemikian rupa sampai pembaca "hanyut"
oleh pelukan pengarangnya. Ada karangan yangmemberikan keterangan terhadap seuatu
hal, atau mengembangkan sebuah gagasan sehingga menjadi kongkret. Dan ada karangan
yang berusaha meyakinkan pembaca agar sependapat dengan pengarang. Tetapi kelima
bentuk karungan ini sering amat sukar dibedakan secara tegas dan jelas satu sama lain
dalam prakteknya.

Perlu Anda ketahui bahwa apa yang dimaksud gagasan adalah pesan yang hendak
disampaikan kepada orang lain. Gagasan itu dapat berupa pengetahuan, pengamatan,
pendapat, renungan, pendirian, keinginan, perasaan dan emosi. Penuturan atau
penyampaian gagasan itu akan mengambil suatu bentuk khusus dari jenis-jenis karangan,
yaitu deskripsi (pelukisan), narasi (penceritaan), eksposisi (pemaparan). argumentasi
(pembahasan), dan persuasi.
BAB II
PEMBAHASAN

BENTUK- BENTUK KARANGAN

A. PENGGOLONGAN KARANGAN
Karangan dapat dibeda-bedakan atas beberapa macam penggolongan (klasifikasi).
Dapat dibedakan atas karangan prasa dan karangan puisi. Dapat dibedakan atas karangan
ilmiah dan karangan non-ilmiah Dapat pula dibedakan atas karungan fiksi dan non-fiksi. Dan
masih bisa dibedakan atas penggolongan lain lagi, sesuai dengan kebutuhan pengarangnya.

Adanya berbagai macam penggolongan itu oleh karena perbedaan dasar klasifikasi
masing-masing. Kita dapat membedakan karangan menurut dasar klasifikasi tertentu, sesuai
dengan kebutuhan pembahasan kita. Tetapi harus dicatat, untuk setiap penggolongan, kita
harus tetap konsekuen dan konsisten dengan dasar penggolongan yang dipilih (tentang
"Dasar Klasifikasi ini akan dijelaskan lebih jauh dalam bab "Analisa dan Klasifikasi
mendatang).

Untuk keperluan buku ini, karangan akan digolongkan dalam empat bentuk narasi
(cerita), bentuk deskripsi (lukisan), bentuk eksposisi (paparin), bentuk argumentasi. Ke lima
bentuk tersebut terkadang amat sulit dibedakan satu sama lam, karena batasan masing-
masing bentuk acapkali cukup labur. Sebuah kurangan yang berbentuk narasi, misalnya,
kadang-kadang juga mengandung ciri-ciri karangan deskripsi atau eksposisi, atau bahkan
mengandung dialog yang isinya justru saling adu argumentasi terhadap suatu hal suatu ciri
bentuk karangan argumentasi. Begitu juga sebaliknya, sangat boleh jadi karangan
argumentasi ternyata mengandung ciri- ciri bentuk karangan tertentu belaka, tanpa
kemasukan unsur-unsur bentuk karangan lainnya.

Meskipun demikian, paling tidak secara teoretis ada ciri-ciri atau batasan-batasan yang
dapat membedakan ke lima bentuk karangan tersebut. Tetapi bagaimana ciri-ciri atau
batasan-batasan masing-masing Uraian berikut berusaha menjawab pertanyaan ini, dengan
menjelaskan setiap bentuk karangan satu persatu.
B. KARANGAN NARASI (CERITA)
Karangan narasi adalah Karangan yang menceritakan satu atau beberapa kejadian dan
bagaimana berlangsungnya peristiwa-peristiwa tersebut. Rangkaian kejadian atau peristiwa
ini biasanya disusun menurut urutan waktu (secara kronologis).

Isi karangan narasi boleh tentang fakta yang benar-benar terjadi boleh pula tentang
sesuatu yang khayali, Otobiografi atau biografi seorang tokoh terkenal sering dapat
digolongkan dalam jenis karangan namasi. Dan isi karangan itu memang benar-benar nyata
atau berdasar fakta sejarah yang tidak dibuat-buat. Tetapi cerpen, novel, hikayat, drama,
dongeng, dan lain-lain seringkali hanyalah hasil kreasi daya khayal seorang pengarang, yang
sebenarnya cerita itu sendiri tak pernah terjadi. Namun karangan ini juga termasuk dalam
jenis karangan narasi.

Dalam karangan narasi acapkali terlihat ada dialog tokoh-tokoh ceritanya, disamping
uraian biasa. Dengan dialog, cerita memang terasa lebih hidup dan menarik sehingga lebih
dapat mengasyikkan bagi pembaca: Lukisan watak pribadi, kecerdasan, sikap atati tingkat
pendidikan tokoh dalam cerita yang disuguhkan acapkali dapat lebih tepat dan mengena
apabila ditampilkan lewat dialog-dialog. Tokoh yang kejam, bukan lebih hidup bila
diceritakan dalam bentuk percakapan, di bandingkan dengan kalau diceritakan dengan uraian
biasa. Karna lukisan yang hidup inilah karangan narasi yang dibumbui dengan dialog dialog
pelakunya dapat lebih menarik.

Contoh karangan narasi:

Tiba-tiba ia tertegun. Di sana, sayup-sayup dari jauh, di arah seberang kali sebelah timur,
terdengar suara jeritan orang. Tapi selintas saja, jeritan diputuskan oleh sebuah letusan yang
sangat hebat... kemudian hening seketika, desingan yang banyak mulai reda, tinggal satu-
satu letusan disini.
Warsiah menegakan kepala, amtanya mulai liar, badannya dihadapkan ke timur, ke arah
tempat jeritan datang, kemudian membalik menghadap ke barat, tegak bertoalak pinggang,
lalu lari, lari menurutkan jalan rel, lari kencang sambil mulutnya berkomat-kamit.
Dari kamit mulutnya keluar lagi perkataan seperti biasa, tiada berujung tiada berpangkal:... si
bengis lagi, si ganas lagi... dan ia lari terus, lari lepas sebagai melancar saja, tiada kaku-
kakunya. Dan ketika ia sampai di jalan pertemuan antara jalan kereta dan jalan raya, ia
berhenti sebentar, seolah-olah berpikir, kemudian ia membelok menurutkan jalan raya. Dari
jauh dalam pandangan kabursambil berlari, ia melihat benda bergerak. berderet sepanjang
jalan, tetapi sebelum ia tahu benar apa yang dilihatnya. sebuah peluru datang menyongsong.
tepat menembus tulang dadanya. Warsiah terpelating, jatuh tersungkur di tengah jalan.
Sebentar berontak merentak-rentak, mengerang menyumpah-nyumpah, terhambur pula
dalam sumpah serapahnya perkataan: si bengis lagi. si ganas lagi, hitam, kejam...rupanya
dalam ia bergulat mempertahankan hidupnya dengan Sakaratulmaut, kebencian kepada si
hitamkejamnya, si bengis-ganasnya, masih sanggup mengatasi renggutan tangan Malaikat
pengambil nyawanya yang akan menceraikan rohnya dengan badan kasarnaya. Warsiah lama
merontak-rontak, merantang kesana kemari, kemudian lemah tak berdaya ... Warsiah yang
sebentar ini menjadi kerangka hidup, kini sudah benar- benar menjadi kerangka mati. Mati
terhantar ditengah jalan, tiada dihiraukan orang, tiada ada yang menangis meratapi. Ia
meninggal tidak sebagai pahlawan yang dapat dibanggakan oleh bangsa, tidak sebagai
korban pembela kemerdekaan. Ia mati hanya sebagai korban kebuasan, salah satu korban
dari yang sekian banyaknya. Ia mati karena nasibnya, demikian sudah menurut suratan
tangan, ya. ia mati karena kehendak ialahi.. (Gema Tanah Air, Jilid 1. hal. 158-159).

C. KARANGAN DESKRIPSI (LUKISAN)


Karangan deskripsi selalu berusaha melukiskan dan mengemukakan sifat, tingkah laku
seseorang, suasana dan keadaan suatu tempat atau sesuatu yang lain. Misalnya, suasana
kampung yang begitu damai, tenteram dan saling menolong, dapat dilukiskan dalam
karangan deskripsi. Juga suasana hiruk-pikuk ketika terjadi kebakaran, dapat pula dibuat
karangan deskripsi. Dan masih banyak contoh lain lagi.

Lukisan dalam karangan deskripsi harus diusahakan sedemikian rupa, agar pembaca
seolah-olah melihat sendiri apa yang kita lukiskan tersebut. Sudah tentu, membuat karangan
deskripsi ini membutuhkan keterlibatan emesi (perasaan) pengarang. Dalam karangan
deskripsi, agar menjadi hidup, perlu dilukiskan bagian-bagian yang dianggab penting
sedetail mungkin. Kalau melukiskan betapa ngeri tersesat dihutan, maka situasi hutan yang
dapat menimbulkan kengerian itu harus dilukiskan selengkap lengkapnya, sehingga pembaca
dapat membayangkan bagaimana jika dia sendiri yang tersesat disitu.
Selain detai-detail, urutan waktu dan urutan ruang dalam karangan deskripsi harus pula
diperhatikan secara baik. Karena urutan waktu dan urutan ruang tidak dilukiskan secara
nyata, dapat membawa akibat kesatuan lukisan tidak terjamin. Dan ini akan membingungkan
pembaca.

Contoh karangan deskripsi:

Lasi selesai mengisi kain bahasa, ketika hendak masuk ke matanya bersitatap dengan
suaminya. Entah mengapa Lasi terkejut meski ia tidak merasa asing dengan 103 cara Darsa
menatap dirinya. Ia pun kadang-kadang mencuri pandang, memperhatikan tubuh suaminya
dari belakang; sebentuk tubuh muda dengan perototan yang kuat dan seimbang, khas tubuh
seorang penyedap yang setiap hari dua kali naik-turun belasan atau bahkan puluhan pohon
kelapa. Dalam gerakan naik-turun pada tatar-tatar batang kelapa, seluruh perosotan seorang
penyedap digiatkan, terutama otot-otot tangkai tangan, dan punggung.

Hasilnya adalah sebentuk tubuh ramping dengan otot liat dan seimbang. Bila harus
dicatat kekurangan pada bentuk tubuh seorang penyadap, itu adalah pundaknya yang agak
melengkung ke depan karena ia harus selalu memeluk batang kelapa ketika memanjat
maupun turun. (Ahmad Tohari, Bekisar Merah, 1993).

D. KARANGAN EKSPOSISI (PAPARAN)


Karangan eksposisi adalah karangan yang berusaha menerangkan suatu hal atau suatu
gagasan. Dalam memaparkan sesuatu, kita dapat menjelaskan dan memberi keterangan
belaka, atau dapat pula mengembangkan sebuah gagasan sehingga menjadi luas dan
gampang dimengerti.

Banyak pekerjaan mengarang masuk dalam jenis karangan eksposisi.

Misalnya:

 Menguraikan taktik gerilya bangsa Indonesia dalam merebut kemerdekaan: sebab-


sebab timbulnya kemarahan bangsa Indonesia kepada penjajah, dan jalannya perang,
 Menjelaskan tujuan atau ide didirikannya sebuah perguruan tinggi.
 Menguraikan kesulitan yang bakal dihadapi jika KB gagal,
 Memberikan petunjuk bagaimana proses jalannya sebuah mesin,
 Memberikan penjelasan tentang apa yang disebut republik, demokrasi, pancasila,
keadilan, kemakmuran, hak asasi, dan seterusnya.
 Membuat laporan tentang rapat dammawisata atau kegiatan lainnya.
 Menguraikan perkembangan kebudayaan dan peradaban manusia,
 Dan lain-lain.

Salah satu bentuk karangan eksposisi adalah uraian tentang proses. Jika kita
memaparkan sebuah proses, misalnya proses terjadinya surat kabar, atau bagaimana cara
kerja otak kita, maka baik sekali kita bagi proses itu ke dalam beberapa langkah. Tiap
langkah diuraikan menurut urutan waktu. Yang dahulu, didahulukan, yang kemudian.
dikemudiankan. Tiap langkah itu dijelaskan sejelas-jelasnya sehingga pembaca dapat
mengerti.

Supaya paparan bertambah jelas, acapkali dipergunakan contoh-contoh, ilustrasi,


gambar-gambar, tabel, diagram, peta, denah, dan sebagainya, dalam uraian.

Contoh karangan eksposisi:

Keseimbangan Oksigen - Karbon Dioksida

Hampir semua bentuk kehidupan di dunia ini memerlukan keseimbangan yang tepat
antara gas oksigen dengan gas karbon dioksida. Dan bila keseimbangan itu terganggu akan
kacaulah kehidupan semua bentuk. Dunia tumbuhan tiap tahunnya menghasilkan 94 miliar
ton oksigen; sementara itu jasad.renik, hewan, dan manusia menghisap oksigen itu dan
menghembuskan karbon dioksida ketika bernafas. Gas yang disebutkan terakhir itu,
dimanfaatkan tumbuhan sebagai bahan baku pembuatan gula, zat pati, selulosa, asam amino,
dan lemak: semuanya merupakan hasil-hasil bumi yang ikut menunjang kehidupan manusia
dan segala keperluannya. Kita tahu bahwa di dalam udara yang kita hirup itu kadar
oksigennya 21 persen, kadar yang selama ini tetap terpelihara. Tetapi dunia industri
menghabiskan 41 persen oksigen, yang dihasilkan tumbuhan tiap tahun untuk menggerakkan
roda perindustrian itu. Kalau dituliskan di dalam bilangan nyata industri tersebut
menghabiskan 400 ton oksigen tiap menit yang diambilnya dari udara tanpa pengembalian
Meskipun bilangan itu besar, tetapi memang belum sampai membuat kita sesak nafas. Hal
itu disebabkan kekayaan oksigen bumi sekitar 1,2 juta miliar ton sehingga kehilangan 400
setiap menit yang diambil industri belumlah ada artinya.
Namun, harus diingat bahwa bersamaan dengan penyusutan oksigen itu, udara bumi
mendapat tambahan gas karbon dioksida. Karbon dioksida yang kadarnya di dalam udara
selalu ditingkatkan oleh cerobong pabrik industri, lambat – lambat tetapi pasti akan
menghangatkan udara di atas bumi sehingga ada perkiraan bahwa dalam jangka waktu satu
abad dari sekarang daerah-daerah kutub akan dipanasi dan naik sepuluh derajat celcius.
Selain hawa akan terasa makin panas, permukaan laut akan naik puluhan meter karena
mencairya es kutub. Industri harus diperingatkan karena pengambilan oksigen dan
penambahan karbon dioksida kenyataannya telah mengganggu keseimbangan yang sudah
ada. meskipun pengaruh itu terasa masih sangat kecil. Industri menyemburkan juga debu -
debu industri bersama asapnya. Di daerah industri, sejumlah besar debu partikel ibarat
disemprotkan ke atmosfer bumi. Partikel debu yang besar atau yang agak besar dalam waktu
yang tak lama akan turun ke bumi atau terbawa hujan. Namun, partikel yang ringan akan
akan tetap melayang - melayang di udara,membentuk semacam selimut yang menghambat
pancaran panas (radiasi) dari permukaan bumi. Akhirnya, sama saja bumi terasa makin
panas, keadaan ini mudah dirasakan di daerah-daerah industri.

E. KARANGAN ARGUMENTASI
Karangan argumentasi ini adalah karangan yang paling sukar bilu dibandingkan dengan
karangan-karangan yang telah diuraikan di muka. Tetapi hal itu tidak berarti bahwa
kurangan argumentasi ini lebih penting dan lebih herharga dari pada karangan narasi,
deskripsi, atau eksposisi. Karangan argumentasi lebih sukar oleh karena disini pengarang
mengemukakan argumentasi (alasan), bukti atau contoh yang dapat meyakinkan, sehingga
pembaca terpengaruh dan membenarkan gagasan, pendapat, sikap dan keyakinannya.

Dan agar dapat mengajukan argumentasi, pengarang sudah pasti harus memiliki
pengetahuan dan pandangan yang cukup luas tentang hal yang diperbincangkan. Kelogisun
berpikir, keterbukaan sikap dan keluasun pandangan terhadap masalah yang
diperbincangkan, akan banyak sekali peranannya untuk mempengaruhi orang lain.

Contoh karangan argumentasi :


Bahasa Indonesia dan Pembakuannya (Suatu Tinjauan Sosiolinguistik)
Oleh: Anton M. Moeliono, Universitas Indonesia
Perubahan sosial budaya dalam masyarakat membawa serta perubahan bahasa.
Sebagai alat perhubungan antara warga dan sebagai sarana penerus ilmu pengetahuan
dan teknologi, bahasa Indonesia kian hari kian bertambah lincah. sesuai dengan
tuntutan kehidupan masyarakat yang modern.
Mengingat pula peranan yang dimainkan oleh bahasa Indonesia di Asia Tenggara sebagai
alat komunikasi antarbangsa di belahan bumi kita ini, sudah sepantasnyalah dilakukan
penelitian bahasa dan penginventarisan yang cermat.
Hasil penyelidikan itu akan merupakan bahan yang berharga dalam usaha kodifikasi bahasa
Indonesia yang modern. Dengan kodifikasi bahasa diartikan penyusunan suatu sistem asas
dan kaidah pemakaian bahasa. Hasil kodifikasi bahasa ini ialah bahasa baku atau bahasa
standar. yakni suatu ragam bahasa yang berkekuatan sangsi sosial, dan yang diterima oleh
masyarakat bahasasebagai acuan atau model.
Masalah pembakuan bahasa itu mengenal telaah dalam, yang menyangkut sistem
bahasa itu sendiri, misalnya di bidang ejaan, tata bahasa, tata nama, tata istilah, sert
perkamusan. Telaah ini termasuk bidang lingustik deskriptif. Di samping itu,
pembakuan bahasa itu juga mengenal telaah luar yang menyangkut fungsi bahasa baku
dalam suatu masyarakat dan sikap masyarakat itu terhadap bahasa yang baku. Telaah
terakhir ini termasuk bidang sosiolinguistik atau linguistik sosial. Dari sudut tersebut
di atas, karangan ini terutama meninjau masalah pembakuan bahasa Indonesia. Dikutip
dari buku Seminar Bahasa Indonesia 1968.

F. KARANGAN PERSUASI
Persuasi ialah bentuk wacana yang tujuannya adalah meyakinkan, mengajak atau
membangkitkan suatu tindakan dengan mengemukakan alasan-alasan yang kadang-kadang
agak emosional. Jika argumentasi berusaha membuktikan kebenaran atau pernyataan melalui
proses penalaran yang sehat, persuasi berusaha merebut perhatian dan membangkitkan
tindakan terhadap pembacanya.

Karena identitas yang berbeda seperti terurai di atas, maka ada implikasi tertentu pada
pembaca dalam menyikapi keduanya. Penyikapan terhadap ide yang terdapat dalam
karangan argumentasi adalah penyikapan logika, sedangkan penyikapan terhadap ide yang
terdapat dalam persuasi di samping penyikapan logika, juga penyikapan emosional.
Karangan persuasi ini biasanya dipakai dalam dunia politik, pendidikan, advertensi, dan
dunia propaganda.

Contoh karangan persuasi:


Pesona Pulau Paling Eksotis

Christmas Island tampak mungil di peta, namun pada kenyataannya adalah pulau karang yang kokoh
di Samudra India. Alam tropis Christmas Island menghadirkan pesona eksotis yang menakjubkan
dan tak dimiliki oleh pulau lainnya.
Christmas Island Resort, sebuah resort berbintang 5 dengan kemewahan eksklusifnya,
menambah suasana liburan Anda di Christmas Island lebih menyenangkan dan bergairah. Hanya 45
menit dari Jakarta, berarti kurang dari satu jam Anda sudah berada di Christmas Island melalui
jadwal penerbangan 5 kali seminggu bersama Sempati Air.
Aneka pertualangan rekreatif dapat Anda lakukan sendiri seperti, melakukan kegiatan yang
menantang keberanian Anda: memancing di laut lepas (game fishig), berolahraga bukit karang
sekaligus menikmati keindahan pemandangan di laut, menyelam ke dasar Samudra India untuk
mengagumi pesona karang dan kekayaan lain miliknya (scuba diving), atau bersantai dalam
kemewahan resor eksklusif bertaraf internasional.
Hanya dengan mengeluarkan biaya mulai dari Rp. 950.000,00. Anda sudah dapat menikmati
kemudahan berupa returnairfares dari Jakarta berikut biaya akomodasi 2 malam untuk 2 orang,
penawaran ini hanya berlaku untuk waktu yang terbatas. Keterangan lengkap mengenai aneka paket
liburaan Christmas Island dapat Anda peroleh dari travel agent berikut ini: Buana Travel Service,
Wita Tour, Setia Tour & Travel, PT. Dwi Daya Worldwide Travel, Smailing Tour, Akpindo (Rabbit
Tour), Fajar Tour, Mulindo Tour, Vaya Tour, Ramantha Travel, atau hubungi biro perjalanan lokal
Anda.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Karangan adalah Hasil tulisan yang mengungkapkan ide, perasaan, atau pemikiran
pengurung dalam satu kesatuan tema yang utuh.
Perlu Anda ketahui bahwa apa yang dimaksud gagasan adalah pesan yang hendak
disampaikan kepada orang lain. Gagasan itu dapat berupa pengetahuan, pengamatan,
pendapat, renungan, pendirian, keinginan, perasaan narasi dan emosi. Penumiran
ataupenyampaian gagasan itu akan mengambil suatu bentuk khusus dari jenis - jenis
karangan, yaitu deskripsi (pelukisan). Narasi (penceritaan). eksposisi (pemaparan),
argumentasi (pembahasan), dan persuasi.

Karangan narasi adalah karangan yang menceritakan satu atau beberapa kejadian dan
bagaimana berlangsungnya peristiwa-peristiwa terschut. Rangkaian kejadian atau peristiwa
ini biasanya disusun menurut urutan waktu (secara kronologis). Karangan deskripsi selalu
berusaha melukiskan dan mengemukakan sifat, tingkah laku. seseorang, suasana dan
keadaan suatu tempat atau sesuatu yang lain. Karangan eksposisi adalah karangan yang
berusaha menerangkan suatu hal atau suatu gagasan. Dalam memaparkan sesuatu, kita dapat
menjelaskan dan memberi keterangan belaka, atau dapat pula mengembangkan sebuah
gagasan sehingga menjadi luas dan gampang dimengerti. Karangan argumentasi adalah
karangan yang paling sukar bila dibandingkan dengan karangan karangan yang telah
diuraikan di muka Sedangkan Persuasi ialah bentuk wacana yang tujuannya adalah
meyakinkan. mengajak atau membangkitkan suatu tindakan dengan mengemukakan alasan-
alasan yang kadang-kadang agak emosional.

B. Saran
Adapun saran kami dengan pembuatan makalah ini yaitu agar supaya orang yang
membacanya dapat mengerti dengan materi yang ada tentang bentuk-bentuk karangan,
sehingga dapat memberikan manfaat bagi yang membacanya. Disamping itu pula bagi yang
suka membuat karangan dapat mengetahui jenis-jenis karangan yang akan dibuat melalui
materi yang ada pada makalah ini.

DAFTAR
PUSTAKA

Djoko Widagho, Drs. 1994. Bahasa Indonesia Pengantar Kemahiran Berbahasa di


Perguruan Tinggi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
http://www.google.co.id/search?q-bentuk-bentukkarangan&ie=utf-
8&oe=utf-8&aq=1&rls=org.mozillaren-

US:official&client=firefox-a http://www.google.co.id/search?q=pdf-bentuk-
bentukkarangan&ie=utf-8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla.on
US:official&client=firefox-a

Anda mungkin juga menyukai