Anda di halaman 1dari 19

Ini adalah negara Mera, sebuah negara kecil, terdiri atas ratusan kepulauan yang belum terjamah.

Sebuah negara yang cukup makmur, dengan hasil tambang sebagai sumber pendapatan utamanya.
Negeri itu kaya akan emas, perak, tembaga dan masih banyak lahi, menjadikan hasil tambang sebagai
salah satu sumber pendapatan utama negara tersebut, walaupun bukan sumber pendapatan utama.

Dinda, sekretaris dari Menteri Hukum, sedang menyiapkan teh untuk dirinya, dan bapak Menteri sendiri.
Waktu sudah menunjukkan pukul 18.30, jika dihitung sejak ia keluar dari rumah pukul 05.30, maka ia
sudah bekerja selama 13 jam hari ini, dan Dinda tahu, bahwa ia belum akan segera bisa pulang,
mengingat masih adanya pertemuan dengan perwakilan dari perusahaan Diavol. Dirinya menuangkan
susu di dalam teh miliknya, sementara teh untuk bosnya dibiarkan tawar, tanpa gula dan susu sama
sekali. Diabetes telah memaksa sang Menteri untuk merubah gaya hidupnya, dirinya sudah sempat
dilarikan ke rumah sakit karena penyakit gulanya 4 tahun lalu. Dirinya sempat tidak sadarkan diri dan
harus diintubasi, dokter menyatakan bahwa kondisi bapak Menteri disebabkan karena kadar gulanya
dalam darah mencapai angka 637 mg/dl, jauh di atas normal. Dirawat di ruang ICU selama 7 hari, bapak
Menteri pun Kembali bisa berkumpul Bersama keluarga, dan menjalani program diet ketat dari dokter.

Dinda membawa teh nya ke ruangan bapak Menteri, saat masuk, ia mendengar bapak Menteri sedang
berbicara melalui telepon. “iya, nanti pukul 21 di hotel Bovin, tapi saya tidak bisa lama-lama, pastikan
proposal nya bagus”, ujarnya melalui telepon. Dinda mengamati ruangan tersebut, sebuah ruangan yang
luas dengan ukuran 6x8 meter, dengan lemari berisi buku buku tebal, kebanyakan tentang hukum yang
masih dibungkus plastic, “tidak pernah dibaca” pikir Dinda. Dinda telah menjadi sekretaris bapak
Menteri Alex selama 2 tahun, sesosok Menteri yang cukup kontroversial, terdapat Riwayat dugaan
beliau adalah tersangka kasus suap, namun Polisi gagal membuktikan tuduhan tersebut. Walaupun
begitu, rakyat negara Mera banyak yang meyakini bahwa Alex memang bersalah. Mereka yakin karena
tidak mempercayai Alex, yang dahulu adalah seorang hakim, hanya dalam dua tahun memiliki kekayaan
dari total ratusan ribu dollar, menjadi 6 juta dollar. Tidak masuk akal manapun. Tapi entah bagaimana
caranya, Alex secara tiba-tiba mendapat warisan berupa 100.000 lembar saham Diavol yang diwarisi dari
ayahnya, yang merupakan seorang guru sekolah dasar. Para penyidik pun tidak bisa melangkah lebih
jauh karena bukti tersebut sudah cukup kuat. Dalam kurun waktu dua tahun pasca ayahnya meninggal
pun, karirnya naik drastis, dari seorang hakim, ia ditunjuk menjadi Menteri Hukum, tanpa latar belakang
yang meyakinkan. Bahkan terdapat teori konspirasi oleh para rakyat negara Mera yang mengatakan
bahwa Alex membuat persetujuan dengan Iblis dengan ayahnya sebagai tumbal demi melancarkan
karirnya. Saat ini sudah tahun 2050, namun rakyat Mera masih mempercayai bahwa hal hal spiritual,
seperti bahwa penyihir itu ada.

Bagi Dinda, pak Alex tidak lebih dari sesosok keledai, Dinda benar-benar tidak paham bagaimana orang
seperti pak Alex bisa menjabat sebagai Menteri. Sebagian besar pekerjaannya dikerjakan olehnya, dan
Dinda pun memiliki dugaan bahwa pak Alex tidak mengerti apa tugasnya sebagai Menteri. Tapi
pemikiran itu ia coba kubur dalam-dalam. Dirinya tidak mau dipecat dulu, atau untuk mengundurkan
diri. Dirinya yang memiliki cita-cita untuk menjadi Menteri Hukum, atau jika Tuhan mengizinkannya
untuk lebih dari itu, Presiden Negara Mera, dan menjadi sekretaris Menteri Hukum adalah awal yang
bagus. “Dua tahun lagi” pikirnya sembari menghitung hari kapan penderitaan ini berakhir.

Waktu menunjukkan pukul 20.30, Dinda dan pak Alex segera menuju Hotel Bovin. Begitu sampai,
mereka sudah disambut oleh perwakilan dari perusahaan Diavol. Mereka berdua mengajak Dinda dan
pak Alex ke restoran Bovin, salah satu restoran terbaik dalam negeri, yang tentunya harganya sangat
mahal. Dinda makan terpisah dengan mereka bertiga, namun Dinda mencoba memfokuskan telinganya
untuk mencuri dengar percakapan mereka di tengah-tengah restoran yang cukup berisik. Dinda
mendengar samar-samar tentang “pekerja asing”, “dimudahkan”,”sensus penduduk”. Mencuri dengar
memang menyenangkan, namun jika tidak bisa mendengarkan secara utuh, kita hanya bisa berasumsi,
dan satu hal tentang berasumsi, seringkali bersifat salah. Dinda hanya bisa mengira-ngira apa isi
pembicaraan mereka tadi, namun Dinda tidak bisa mengerti apa maksud dari “sensus penduduk”. Di
tengah kesibukkan Dinda mencuri dengar, telepon genggam pak Alex berbunyi, tertulis “istri” di layar
telepon. Dirinya langsung menyerahkan telepon kepada pak Alex yang sedang membuka kantung
berwarna hitam dan kemudian keluar satu butir benda paling berharga di muka bumi saat ini: Illumi’s
diamond. Sumber penghasilan utama negara Mera, sekaligus objek paling berharga di muka bumi saat
ini.
Dinda tidak berkata apapun dalam mobil, ia melihat pak Alex memandangi Illumi’s diamond berkali-kali.
Kagum akan keindahannya, dalam benak Alex, ini akan jadi hadiah untuk istrinya. Namun tidak lama
berselang, terbesitlah pikiran untuk dijualnya, bayangkan berapa uang yang bisa dihasilkan, ia tidak tahu
pasti berapa gram perhiasan yang ia pegang, katakanlah lima gram, maka ia bisa mendapat lima juta
dollar, ia bisa belikan istrinya perhiasan lain seharga seratus atau dua ratus ribu dollar, sementara
sisanya bisa ia gunakan untuk kepentingan lain, seperti mencari darah muda yang mau dijadikan
simpanan. Layaknya para pejabat negeri Mera, kebutuhan perut dan selangkangan harus diutamakan.

“Kamu punya Illumi’s diamond Dinda?” tanya pak Alex

“Saya tidak punya pak, tapi kalua lihat sebelumnya,pernah”

“Saya juga, ini pertama kalinya,hehe kalo kata orang, ini “batu dari surga”, memang indah sekali ya”

Pak Alex tidak salah, perhiasan itu berbentuk bundar, seperti kelereng, berukuran kecil mungkin
berdiameter satu sentimeter, sangat berkilau, bahkan kitab isa melihat cerminan diri kita di perhiasan
tersebut. Ada sesuatu dari perhiasan itu yang begitu memukau, menarik perhatian. Bentuknya hanya
bundar, namun jika disandingkan dengan perhiasan lainnya, yang sudah dibentuk sedemikian rupa pun,
akan kalah menarik dibandingkan dengan Illumi’s diamond.

Dinda ingin sekali bertanya tentang pertemuan tadi,mengapa pak Alex diberikan Illumi’s diamond?
Apakah itu legal? Apa yang mereka butuhkan? Tidak mungkin begitu saja mereka memberikan barang
termahal di muka bumi begitu saja tanpa imbal balik. Namun, sekali lagi, demi karirnya, ia memutuskan
untuk pura pura bodoh,rasanya ini adalah pilihan terbaik.

Sementara pak Alex pun sama sekali tidak menganggap Dinda naif, atau bodoh. Alex tahu betapa
pintarnya Dinda, bahkan dengan segala aktifitas yang mencurigakan sekalipun, Alex tahu Dinda mengerti
apa yang mereka lakukan, yang Dinda tidak ketahui hanyalah apa isi dari pertemuan pertemuan
tersebut. Dan, satu yang Dinda tidak ketahui, jika ia menanyakan kepada Alex, ia akan dengan senang
hati menjawabnya. Alex seperti anak kecil yang baru diberikan mainan, dan kemudian, dengan noraknya
ia pamerkan barang-barang tersebut ke semua orang tanpa tahu apa konsekuensinya. Bagi
Alex,seandainya Dinda bertanya, dan ia beri tahu jawabannya, Dinda tak bisa berbuat apa-apa.
Setidaknya, itu yang ada di pikiran Alex

“Jadi Dinda, kamu jadi menikah minggu depan?”

“Iya,jadi pak”
“Selamat ya, tapi sepertinya saya tidak bisa hadir, ada urusan pekerjaan, kamu tidak perlu ikut, kamu
saya bebaskan satu bulan. Kamu layak mendapatkannya.”

“Terima kasih pak”. Satu bulan, entah apa yang merasuki pak Alex, tapi cuti satu bulan sangatlah banyak.
Entah karena hadiah tadi, ataukah memang sudah direncanakan, entahlah, tapi Dinda tentu saja merasa
senang. Satu bulan tanpa perlu menghadapi kebodohan kebodohan pak Alex? Dinda sudah bisa
merasakan betapa bahagianya ia saat cuti nanti. Ia begitu Bahagia bahkan sampai berpikir untuk
menikah berkali-kali selama ia menjadi sekretaris pak Alex demi bisa mendapatkan cuti Panjang berkali-
kali.

“Oh iya,sampaikan salam saya kepada ayah mertuamu, terutama kakek mertuamu, tidak enak saya
kalau sampai saya tidak datang tanpa pemberitahuan, nanti hadiahnya saya kirimkan ya”

“Iya pak, tenang saja”

“Oke,saya sudah sampai, terima kasih untuk hari ini Dinda, supir saya akan mengantarkan kamu pulang”

Di dalam mobil, menuju rumah, Dinda memandangi telepon genggamnya, ia membaca berita tentang
apa yang terjadi satu hari ini, berita tentang olahraga, criminal, semua yang bisa ia baca, banyak media
memberitakan tentang meninggalnya satu keluarga mantan presiden Solaro. Mantan presiden Solaro
sendiri sudah meninggal sepuluh tahun lalu, Solaro adalah presiden yang mengesahkan penjualan
tambang kepada Diavos, kematian keluarganya masih menjadi misteri. Satu yang pasti, mereka mati
karena luka tembak di kepala. Mengerikan.

Telepon genggam Dinda berbunyi, tertulis di layar “Kael”, yang tidak lain adalah tunangannya.

“Halo”

“Hei,sudah pulang? Katanya ada pertemuan dengan Diavos ya?”

“Pak Alex yang bertemu, aku Cuma menemani, lagi di jalan, diantar supir pak Alex”

“Syukurlah, oh iya, aku tadi ditelepon kakek, kita diajak bertemu di acara makan malam besok”

“Kakekmu? Kamu serius?”

“Iya”
Dinda melihat dirinya di cermin, apakah baju ini membuatnya cantik? Ini adalah baju ketiganya yang ia
coba untuk acara makan malam Bersama kakek Kael, mereka menikah minggu depan, namun acara ini
terasa lebih penting dibandingkan pernikahan itu sendiri.

“Kamu terlihat cantik saying” ujar ibu Dinda

“Ibu selalu bicara begitu”

“Tenanglah, jangan gugup, toh apapun yang terjadi, kamu pasti akan menikah dengan Kael kan?”

Ibunya benar, namun dirinya tentu saja khawatir, kakek Kael bisa dikatakan seperti pimpinan dari
keluarga besar Kael. Jika diibaratkan, maka kakek Kael seperti Don Corleone di film Godfather. Kakek
Kael awalnya tidak menyetujui pernikahan Dinda dan Kael, bahkan mengatakan tidak menyukai Dinda.
Walaupun, jika bisa lebih tepat, kakeknya tidak menyetujui Kael menikah, dia baru berusia 24 tahun, dia
dianggap tidak cukup dewasa untuk memimpin sebuah keluarga oleh kakeknya. Namun, berkat
keteguhan ayah Kael serta Kael sendiri, pernikahan tetap berlanjut, walau tanpa restu sang kakek.

Dinda dijemput oleh mobil keluarga Kael, keluarga Kael adalah keluarga kaya raya yang berasal dari
Kakeknya. Sementara Dinda berasal dari keluarga sederhana, keluarga kelas menengah yang jujur.
Dalam perjalanan, Dinda gugup, berkali-kali ia menggigit kukunya, kebiasaan Dinda saat dia gugup.

“Sudah,jangan digigiti terus,nanti habis” ujar Kael sambil menjauhkan tangan Dinda dari mulutnya

“Maaf, tapi aku benar-benar khawatir, aku tahu kakekmu tidak merestui kita, dan ini adalah kesempatan
kedua kita. Bagaimana jika aku tidak bisa meyakinkan kakekmu? Bagaimana jika ini adalah tes dari
kakekmu? Bagaimana jika…..” Mulut Dinda ditutup dengan jari Kael

“Tenang Dinda, apapun yang terjadi, kita akan tetap menikah. Tidak usah pedulikan kakek, kau juga tidak
perlu berusaha terlalu keras. Jadilah dirimu sendiri, semua akan baik-baik saja” tambah Kael.

Ucapan itu menenangkan Dinda saat itu, entah apa yang akan Dinda rasakan jika bertemu sang kakek.
Sang kakek baru bertemu Dinda satu kali, tanpa percakapan, dan sang kakek langsung mengungkapkan
ketidaksukaannya pada Dinda. Entah apa yang membuat sang kakek begitu tidak menyukai Dinda hanya
dari selintas pandang. Sang cucu sendiri, mencurigai bahwa kemarahan kakek bukan pada Dinda, tetapi
pada dirinya. Bukan tentang bagaimana sang kakek tidak yakin dengan kedewasaan dirinya, atau masih
mudanya dia, tapi tentang Kael yang tidak mau melanjutkan bisnis kakeknya.

“Aku tidak mau hidup dalam bayang-bayang kakek” ujarnya pada ayahnya dan kakeknya.
Mereka telah tiba, mereka berada di Restoran de Mera. Restoran terbaik di negeri Mera. Restoran yang
merupakan anak bisnis dari Diavol. Begitu masuk, mereka disambut oleh para pelayan, dan diantarkan
ke meja mereka. Disana, mereka sudah ditunggu oleh ayah dan ibu Kael, dan pendiri serta pemilik
Diavol, Tohar, yang tidak lain adalah kakek dari Kael.

Dinda dipuji oleh ibu Kael, Dinda menggunakan gaun berwarna biru, dengan sepatu berhak tinggi guna
meningkatkan kepercayaan dirinya. Rambutnya yang pendek sebahu dengan kacamata yang ia gunakan
seperti melengkapi keanggunan Dinda malam itu.

Waktu terasa lambat bagi Dinda, setiap detiknya adalah ujian. Perasaan mencekam itu ada, sang kakek
kerap kali berbicara pada pelayan, atau penasihatnya membicarakan bisnis, atau sesekali kepada ayah
Kael sebagai anak buah nya. Dinda seperti dianggurkan, sejak keluarga Kael menentang sang kakek,
memang terasa ada jarak antara mereka, sang kakek tahu itu, dan ia berusaha mencairkan dengan acara
makan malam ini, Bersama Dinda.

“Jadi Dinda…” tiba-tiba Tohar berbicara, “….apakah kamu mencintai cucu saya atau kamu hanya
mengincar uang keluarga kami?” Tohar menyelesaikan kalimatnya

“Kakek!” seru Kael marah

Dinda terlihat takut, ia tahu kata yang akan keluar dari mulutnya akan menjadi penilaian tidak hanya
oleh kakeknya, tapi juga seluruh keluarga Kael. Tidak mustahil pemikiran mereka akan berubah. Ini
bukan sebuah pertanyaan, tapi juga merupakan sebuah tuduhan, dan tentu saja jawabannya bukan,
walaupun Dinda tidak akan menampik, sebuah hal yang bagus memiliki suami yang kaya raya.

“Saya…..tidak…” Dinda berbicara terbata-bata. Tiba-tiba terdengar kakek Tohar tertawa geli.

“Maafkan aku, kebiasaan lama sulit hilang, sejak jaman ayahmu, aku selalu mengajukan pertanyaan
yang sama, silahkan hakimi aku, tapi aku tidak akan membiarkan anakku, serta cucuku menikah dengan
seseorang yang tidak mencintai mereka, dan hanya mengincar harta keluarga kita. Dinda, maaf jika aku
tidak sopan, aku telah mencari tahu tentang dirimu. Dan harus kuakui, aku salah menilaimu, dan aku
harap kita bisa memulai perkenalan kita dari awal, jika kau tak keberatan” ujar Tohar

“Kakek,itu sungguh tidak sopan”

“Aku tidak peduli, maafkan aku sekali lagi Dinda, apa yang kulakukan berhasil pada ayahmu, dan akan
kulakukan hal yang sama pada dirimu, selama berhasil, aku tak peduli bagaimana kau menilaiku”
“Saya tidak keberatan tuan Tohar, saya bisa mengerti posisi anda, jika saya boleh jujur, jika saya di posisi
anda, saya akan melakukan hal serupa” ujar Dinda mencoba mencairkan suasana

“Lihat, anak ini punya nyali, aku mulai menyukaimu Dinda, dan tolong jangan gunakan kata tuan, aku
memang berusia 94 tahun, tapi aku masih ingin terasa muda, panggil aku Tohar saja”

Dinda mengangguk, ia tidak mengatakan “baik Tohar” karena terasa janggal, seseorang yang dulunya
tidak menyukaimu dan tiba-tiba ia menyukaimu, jangan memaksa keberuntungan, jalani Langkah per
Langkah.

“Aku ingin tahu Dinda, Alex bicara padaku bahwa kau adalah lulusan terbaik Universitas Mera, jurusan
hukum, benar?”.

“Benar”

“Kenapa kau memilih untuk jadi sekretarisnya, gajinya tidak seberapa, dan ada banyak opsi untuk
seseorang sepintar dirimu, lagipula jujur saja, Alex bukanlah mentor yang baik untukmu, aku yakin kau
lebih pintar darinya”

Illumi’s diamond adalah sebuah perhiasan yang sangat indah, dan hanya dimiliki oleh perusaahan Diavol.
Dua puluh tahun yang lalu, perusahaan Diavol menemukan suatu tambang dari satu pulau yang belum
terjamah oleh pemerintah Mera. Mereka menemukan sebuah hasil tambang yang belum pernah
ditemukan sebelumnya. Diavol didirikan sekitar lima puluh tahun yang lalu, dan sekitar tiga puluh lima
tahun yang lalu, mereka menemukan tambang tersebut, lima belas tahun setelahnya, mereka berhasil
membuat perhiasan tersebut melalui berbagai proses. Dua puluh tahun berikutnya, adalah masa
kejayaan dari perhiasan ini. Perhiasan ini dinamakan Illumi’s diamond diambil dari nama anak sang
pendiri, Tohar yang meninggal 25 hari pasca persalinan. Illumi, lahir dalam kondisi premature, 26
minggu usia kehamilannya, lahir dengan berat badan 1370 gram. Berjuang selama 25 hari di NICU, Illumi
menghembuskan napas terakhirnya. Perhiasan ini sangat mahal, dijual seharga satu triliun dollar per
kilogram membuatnya menjadi objek paling berharga di muka bumi. Yang membuatnya mahal, selain
jumlahnya yang memang sedikit, dan bahan mentah yang dimonopoli Diavol, adalah keindahannya,serta
fungsinya. Perhiasan tersebut bisa dikatakan tanpa cela dan tidak dapat dihancurkan. Dalam sebuah
demonstrasi, perhiasan tersebut telah dibakar, dipukul dengan palu, dipotong dengan gergaji, lakukan
apapun yang bisa menghancurkan sebuah barang, jangankan hancur, perhiasan tersebut bahkan tidak
tergores sedikitpun. Ajaib. Tidak sedikit orang yang menyebutnya “batu dari surga”.

Keberadaan perhiasan ini membuka mata para Menteri Pertahanan dan mencoba potensi perhiasan ini
untuk dijadikan senjata. Hasilnya mengerikan, dengan beberapa gram bahkan milligram perhiasan
tersebut dalam sebuah granat, daya ledaknya meningkat dua kali lipat. Belum cukup sampai situ,
manusia mencoba menggunakannya pada rompi anti peluru dan meningkatkan kekuatannya sampai
satu setengah kali lipat. Puncaknya ada pada pemerintahan Jepang yang menguji coba pada PLTN
mereka. Menggunakan Illumi’s diamond sebagai salah satu bahannya membuat PLTN mereka
menghasilkan energi lima kali lipat lebih banyak. Lebih lagi, para ilmuwan meyakini bahwa Illumi’s
diamond membuat reactor nuklir jauh lebih aman, singkatnya, jika terjadi sesuatu yang membuat
reactor nuklir meledak, Illumi’s diamond bisa meredam ledakan tersebut bahkan mencegah radiasi yang
terjadi setelahnya. Ini baru sebuah teori, belum pernah diujikan, namun setidaknya para ilmuwan
meyakini hal ini.

Namun ada satu pertanyaan besar para ilmuwan, walaupun telah tahu bagaimana memanfaatkan
Illumi’s diamond, tapi mereka masih belum tahu bagaimana Diavol membuatnya, bahkan menurut para
ilmuwan, perhiasan ini mustahil untuk dibuat. Para ilmuwan pun meminta sampel bahan mentah dari
perhiasan tersebut, namun sampai saat ini, tidak ada tanggapan dari Diavol. Beberapa ilmuwan pun
menyatakan bahwa perhiasan ini mengandung zat yang tidak ada di Bumi, mereka menduga bahwa
sumber perhiasan ini adalah dari luar angkasa. Namun pernyataan tersebut dibantah Diavol dengan
tegas, bahwa perhiasan ini dibuat dengan bahan yang berasal dari Bumi. Jawaban itu membuat para
ilmuwan semakin skeptis dan bingung.

Diavol sendiri bukan perusahaan tanpa kontroversi. Awalnya, lima puluh tahun lalu, Diavol bukanlah
perusahaan tambang, pasalnya perusahaan tambang dimonopoli oleh pemerintah. Lima puluh tahun
lalu Diavol adalah perusahaan yang berfokus pada perjalanan laut. Banyaknya pulau yang belum
terjamah, dan tidak meratanya pembangunan di dalam negeri membuat akses antar pulau terhambat.
Diavol melihat peluang itu dan mereka terbilang cukup sukses. Saat mereka menemukan tambang
keramat (bagaimana para karyawan Diavol menamai tambang tersebut) tersebut, Tohar banting setir, ia
cairkan semua asset yang ia miliki, bahkan meminjam uang ke banyak bank dan melobi pemerintah
untuk menjual tambang tersebut. Peraturan negara saat itu, semua tambang adalah milik negara tanpa
terkecuali. Tentu saja tawaran Tohar dan Diavol saat itu ditolak, namun Tohar berhasilkan meyakinkan
pemerintah dengan berbagai cara, termasuk tawaran bagi hasil, 10% dari keuntungan per tahun Diavol
dari hasil tambang tersebut,akan masuk ke kas pemerintah, ditambah dengan biaya pembelian sebanyak
seratus juta dollar. Singkat cerita, transaksi tersebut berhasil, terlepas dari besarnya tekanan public dan
keyakinan public bahwa pemerintah telah disuap, namun transaksi tersebut tetap terjadi. Mereka
berhasil mengubah narasi bahwa Diavol, telah memberikan uang Cuma-Cuma demi tambang yang tidak
berisi apapun. Hingga saat ini, walaupun pemerintah terlihat seperti badut, setelah menjual tambang
yang menghasilkan zat baru yang belum pernah ditemukan sebelumnya, pemerintah berhasil
mengkambinghitamkan para peneliti yang menilai tambang tersebut.

*Tiga puluh lima tahun yang lalu* Bagian awal

Tohar menunggu dengan cemas, ia akan segera berhadapan dengan orang paling penting di Mare:
Presiden. Pertemuan ini adalah hasil dari berbagai macam upaya yang dilakukan Tohar. Semua pejabat
yang ia telah coba suap tidak bisa memenuhi keinginannya, namun bukan berarti Tohar Kembali dengan
tangan kosong, para pejabat yang telah ia suap membantunya sampai pada titik ini. Sekarang,semua
beban perusahaan serta hidupnya bergantung pada satu pertemuan ini. Jika gagal, semua yang ia
rencanakan, semua yang telah ia korbankan, semua darah yang mengotori tangannya, semua akan sia-
sia. Ia tidak bisa duduk tenang, entah sudah berapa kali ia berjalan mondar mandir di ruangan tersebut,
sebuah ruangan luas yang cenderung kosong, terdapat satu buah sofa, dengan dua kursi di sampingnya,
meja yang berisikan minimal beralkohol beserta beberapa gelas untuk beberapa tamu. Entah sudah
beberapa kali Tohar menuangkan minuman ke gelasnya, tidak sopan, ia tahu, namun rasa ketakutan dan
khawatir yang ia rasakan memaksanya, seakan alcohol akan membantunya. Tidak lama, presiden pun
datang. Presiden menginstruksikan pengawalnya untuk menunggu di depan, “ini pertemuan rahasia,
jangan katakan tentang ini pada siapapun,pastikan saat ia keluar, tidak ada yang melihatnya”, instruksi
tambahan dari Presiden.

“Jadi, kau Tohar”, sembari duduk di sofa

“Benar pak Presiden”

“Aku tidak akan berbasa basi Tohar, aku sudah baca proposalmu, sekarang, jelaskan kenapa aku harus
menerima proposalmu”

“Aku ingin membuat perusahaan tambang pribadi, aku berjanji tidak akan mengganggu MMC (Mera’s
mining company), karena yang akan aku jual adalah hal yang berbeda. Sesuatu yang baru, aku yakin
bahwa produk ku akan laris, namun aku tidak yakin untuk keuntungan yang akan kudapatkan akan
memenuhi ekspektasiku, tapi jika aku mendapat keuntungan, sesuai dengan proposalku, akan kuberikan
10% kepada pemerintah, kau bahkan akan mendapatkan seratus juta dollar sebagai uang pembelian,
untuk sebuah tambang yang kau abaikan bertahun tahun. Aku yakin proposal ini sangat menguntungkan
untukmu”

Presiden bangkit dari sofa, tertawa kecil dan mengambil alcohol di meja.

“Dengar Tohar, aku memang Presiden, tapi aku juga pebisnis, tidak besar, hanya bisnis restoran, tapi aku
paham tentang dunia bisnis. Saat aku menjabat menjadi presiden, akupun dipaksa untuk mempelajari
dunia tambang, dan aku tahu garis besarnya, tidak mendalam, tapi cukup. Ada alasan aku dan presiden
terdahulu mengabaikan tambang itu, karena tidak ada apapun yang berharga di sana” ujar Presiden

Terdapat momen hening disana sembari Presiden meneguk minumannya, kemudian Presiden
melanjutkan

“Jangan kau beromong kosong padaku Tohar, aku bisa menyuruh pengawalku untuk menghajarmu
hingga mati. Aku tahu kau menyembunyikan sesuatu, aku mau kau jujur Tohar, apa yang kau temukan
disana?”

“Aku menemukan sesuatu, hasil tambang yang belum pernah ditemukan manusia, aku tidak yakin
bagaimana mengolahnya, tapi ku yakin itu berpotensi menjadi….”
“Demi Tuhan Tohar,sekali lagi kau berbohong padaku, ku sayat lehermu dengan tanganku sendiri. Kau
menyuap puluhan pejabat agar kau bisa membeli tambang itu, tambang yang tidak hanya satu, tapi
puluhan ahli menyatakan tidak ada apa-apa di dalamnya. Sementara kau, pebisnis perjalanan laut, tanpa
latar belakang dunia pertambangan tahu tentang hal yang tidak diketahui puluhan ahli. Perhatikan kata
katamu selanjutnya Tohar, atau kau akan menyesalinya”

Mendengar ancaman itu, Tohar terdiam, perasaan campur aduk dirasakan Tohar, dia sudah berusia 44
tahun, namun ancaman barusan pertama kali ia rasakan, sebuah ancaman nyata, ia tahu Presiden tidak
main-main dengan kata-kata tadi. Ia sudah pernah mengalami gertakan sambal, ancaman demi
ancaman, tapi tidak seperti ini. Ia marah, sekaligus takut. Ia marah karena merasa terhina, ia tidak peduli
yang mengancamnya adalah Presiden, ingin rasanya ia hantarkan tinju tepat ke muka Presiden, namun
ia pendam semua ego itu, demi masa depannya, demi anak cucu nya, dan terutama demi uang dan
kekuasaan kelak.

Tohar menelan ludahnya, ia ragu, ia ragu apakah ia harus bicara sejujurnya ataukah harus mengarang
kebohongan lainnya. Tapi ia tahu, Presiden sangat ahli, dia bisa mengendus kebohongan dengan mudah,
seperti anjing pelacak. Ia berpikir keras, kemudian ia pun terpaksa memberikan kebenaran tentang
rencananya

“Aku memiliki seorang penyihir”

*Tiga puluh lima tahun yang lalu* Bagian dua

“Aku tahu ini terdengar mustahil,tidak masuk akal, apapun istilahnya, namun kali ini aku bicara jujur”

Presiden terdiam sambil memelototi Tohar, Penyihir? Hanya anak kecil yang mempercayai adanya
penyihir, penyihir hanyalah karangan industry film dan buku cerita fiksi. Ini sudah tahun 2050 dan masih
ada hal hal mistis konyol yang dipercaya oleh seorang laki-laki dewasa. Tidak, tidak mungkin pikir
Presiden, sangat tidak masuk akal. Seseorang yang baru saja kuancam ku sayat leher nya akan
mengatakan hal paling tidak masuk akal untuk menyelamatkan dirinya, serta bisnisnya. “Ceritakan
padaku lebih banyak” ujarnya
“Beberapa tahun yang lalu, aku bertemu dengan seseorang, kami berteman baik, dia juga merupakan
mitra bisnisku, kami membangun Diavol Bersama. Awalnya aku tidak tahu bahwa dia seorang penyihir,
namun belakangan, dia memberitahuku secara personal, dan reaksiku sama sepertimu, tentu saja aku
tidak percaya, maksudku, demi Tuhan, seseorang mengakui dirinya penyihir? Namun ia
membuktikannya padaku. Mengerikan, jika kau mau tahu. Setidaknya itulah yang kurasakan saat
pertama kali melihatnya. Namun karena ia temanku, aku mencoba menerimanya, dengan syarat tentu
saja ia tidak menggunakan sihirnya padaku,atau keluargaku. Suatu hari, di saat kami menemukan
tambang tersebut, ia menemukan batu yang ia katakana bisa menjadi sumber energi baru. Masih dalam
tahap percobaan,tapi ia yakin batu itu adalah material yang ia butuhkan……”

“Batu apa yang kau maksud?” sela Presiden

“Kuharap aku tahu, tapi dia tidak menjelaskannya padaku, ia hanya melihat sekeliling tambang,
kemudian ini memilih satu batu, saat kubilang kita keruk saja semua batu yang ada disini, dia bilang
bahwa tidak semua batu bisa digunakan, bahkan saat aku memberikan batu yang serupa jenisnya, ia
bilang bahwa itu bukan batunya. Aku tidak mengerti, ia menyederhakan untukku bawha batu yang ia
pilih harus mengandung nuansa spiritual, dan ia yakin di tambang itu masih banyak. Kemudian, aku dan
dirinya menggali lagi lebih dalam, dan menemukan beberapa batu lagi. Itulah kenapa aku mau
membelinya”

“Lantas apa yang bisa ia buat dari batu tersebut”

“Semacam sumber energi, dan bentuknya indah sekali, aku belum pernah melihatnya seumur hidupku,
kuharap aku membawa beberapa sampel, tapi sayangnya sudah habis. Aku menggunakannya untuk
menjadi bahan bakar untuk kapal-kapalku, aku bisa menghemat biaya modal hampir 100% karenanya.
Kemudian aku berpikir, bodoh sekali aku jika hanya menggunakannya untuk hal seperti ini saja. Oleh
karenanya, aku berniat untuk memperbesar perusahaan ku”

Tidak masuk akal, sangat tidak masuk akal, pikir Presiden. Namun sekali lagi, kau tidak mungkin bisa
mengarang hal seperti itu di tengah-tengah ancaman dan tekanan seperti ini. Presiden pun tidak
menangkap adanya kebohongan dari cerita yang tidak masuk akal tadi. Dengan kata lain, Tohar
berbicara jujur!

Jika benar penyihir itu ada, dan ia bekerja untuk Tohar, maka apa yang mereka berdua bisa lakukan?
Bahkan Presiden pun tak tahu apa yang bisa penyihir itu lakukan, kombinasikan dengan Tohar, yang
menurut Presiden, setelah memerintahkan Intel untuk meneliti tentang dirinya, adalah seorang
sociopath, kekacauan macam apa yang bisa dilakukan mereka?

“Apa yang bisa ia lakukan,si penyihir?”

“Berdasarkan apa yang ia jelaskan padaku, kebanyakan adalah tentang menjadi hidup semi abadi, dia
berusia 63 tahun saat ini, Ia juga bisa mengubah barang menjadi barang lainnya, dan yang paling utama,
dia sangat ahli berperang. Kau bisa kirim dua puluh prajurit terbaikmu bertanding melawannya, ku yakin
ia menang”

“Itu saja? Tidak ada yang lain? Menyemburkan api dari mulut, menghipnotis, membunuh orang dari
jarak jauh, mengguna guna seseorang seperti boneka voodoo? Apakah ia bisa melakukannya?”

“Tidak, ia tidak bisa melakukan hal seperti itu, hal yang kau sebutkan tadi adalah apa yang ku sebut
imajinasi hasil dari film ataupun buku, memang mereka sakti, tapi tidak sesakti itu. Kebanyakan adalah
tentang mereka hidup semi abadi”

“Apa maksudmu semi abadi?”

“Mereka bisa mati, tapi mereka bisa memperpanjang usia mereka.”

“Bagaimana caranya? Dan apakah bisa diberikan kepada orang lain?” Tanya Presiden dengan semangat

“Aku tidak tahu,ia menolak memberi tahuku, dan tidak bisa. Seperti kau, aku juga ingin hidup lama, tapi
ia bilang bahwa kemampuan tersebut tidak bisa dipindahkan. Hanya untuk para penyihir”

“Sayang sekali” ujar Presiden kecewa

Presiden meneguk minumannya sebelum ia melanjutkan

“Tohar, mengapa aku harus menerima proposalmu jika aku bisa membunuhmu atau menghilangkanmu
dan membuat sang penyihir bekerja bersamaku?” lanjut Presiden

Tohar tahu, detik itu ia tahu bahwa proposalnya telah diterima, sekarang situasi telah berbalik. Untuk
pertama kalinya sejak pertemuan ini dimulai, ia memiliki kendali, ia memiliki suatu yang Presiden
inginkan. Presiden telah tergiur, tentu saja sangatlah bodoh bagi Presiden untuk tidak mencoba
menggunakannya untuk diri sendiri dibandingkan harus bekerja sama Bersama bajingan kecil baru
menetas ini.
Sambil tersenyum kecil, Tohar menjawab “karena bapak Presiden, sang penyihir tidak mempercayai
siapapun, kecuali aku. Jika kau bunuh aku, silahkan saja, tapi kau tidak akan pernah bisa
menemukannya. Kalaupun kau bisa menemukannya, dan kau membujuknya atau memaksanya bekerja
untukmu, ketahuilah, nyawamu akan segera berkahir di tangannya. Satu hal tentang sang penyihir, ia
tidak mempercayai manusia”

Presiden terdiam. Pernyataan barusan seperti gertakan, tapi bagaimana ia menyampaikannya dengan
penuh keyakinan, ini bukanlah gertakan sambal. Ini ancaman serius. Sungguh sore yang tidak biasa,
seseorang datang ke dalam ruanganmu, mengatakan bahwa penyihir itu ada.

Ketidaktahuan adalah sumber ketakutan. Presiden pun takut, takut akan apa yang bisa sang penyihir
lakukan, walaupun sudah dijelaskan oleh Tohar, tapi ancaman itu tetap ada. Tohar mungkin tidak
berbohong terkait kemampuan sang penyihir, tapi bagaimana jika sang penyihir berbohong kepada
Tohar? Hanya karena mereka berteman baik, tak berarti mereka tidak bisa saling berbohong.

“Selain tambang itu, apa lagi yang kau butuhkan?”

“Lebih baik kau tak perlu tahu, biarlah itu jadi urusanku” ujar Tohar

“Aku hendak membantumu Tohar, jangan kau sia siakan kedermawananku ini’

“Aku butuh tumbal”

Presiden tersedak oleh minumannya mendengar kata-kata Tohar

“Apa maksudmu?”

“Penyihir itu membutuhkan tumbal, jumlah pastinya aku tidak tahu, tapi sepuluh tumbal adalah jumlah
minimal. Selain batu itu, tumbal adalah material terpenting”

“Tumbal manusia?”

“Iya”

“Demi Tuhan Tohar, kau benar-benar gila. Bagaimana kau mendapatkan tumbal itu sebelumnya? Berapa
banyak darah yang mengotori tanganmu?”
“Aku tidak tahu fakta ini sampai ia mengaku, awalnya ia hanya membantuku yang sedang memiliki
masalah finansial di Diavol. Aku pun bertanya karena ia jarang sekali membuatnya, aku pun terkejut saat
ia bilang bahwa dalam prosesnya kau butuh tumbal, dan harus segar, maksimal 24 jam”

“Dan setelah kau tahu, kau tetap akan melakukannya”

“Tentu”

“Tohar, kau bajingan tengik. Aku sudah memendamnya sejak tadi karena kau begitu kooperatif, namun
kali ini kau sungguh kelewatan, akan kupanggil penjaga untuk……….”

“Tidak semua manusia layak hidup bapak Presiden. Aku tahu itu, kau juga tahu itu. Ada 63.000 tahanan
di Mera, dan Sebagian besar dari mereka melakukan Tindakan criminal yang sangat keji. Ada yang
membunuh, mencabuli seseorang, memperkosa anak sendiri. Pada intinya, ada orang yang kematiannya
sangat dinantikan, dan kematiannya lebih berharga dibandingkan hidupnya. Kau bisa memberikan
mereka padaku, kau tidak akan terlibat. Semuanya tanggung jawabku.”

Ucapan Tohar meredam amarah Presiden. Ia benci mendengarnya, namun ia benar. Ucapan Tohar
mengingatkan memori ayahnya yang dibunuh oleh seorang anak pejabat Mera, dia sudah diproses dan
diadili, namun hanya mendapat hukuman penjara lima tahun. Bayangkan seorang dewasa muda
membunuh seorang pria paruh baya hanya karena ia menumpahkan makanannya secara tidak sengaja.
Presiden masih mengingat nama dan muka anak iblis tersebut. Niatnya untuk balas dendam kepada
anak tadi sirna karena ia keburu meninggal. Overdosis narkoba. Klise.

“Aku hanya akan melegalkan transaksi jual beli tambang ini, hal hal selain ini, adalah urusanmu sendiri.
Jika ada suatu hal buruk terjadi, dan ternyata kau penyebabnya, aku tidak akan membelamu, bahkan
aku akan mengejarmu. Dan tentu saja kau tidak bisa menyeretku” ujar Presiden

“Cukup adil”

“Dan aku meminta extra 2% dari total keuntunganmu sampai masa jabatanku habis”

“Aku bisa menerimanya”

Keduanya akhirnya bersepakat, mereka bersalaman, menandakan bahwa negosiasi telah berakhir. Tohar
menang. Ia mendapatkan apa yang ia inginkan.

Begitu keluar, ia tersenyum. Pengalaman memang guru terbaik, satu hal yang ia pelajari tentang
berbohong, kau tidak bisa meyakinkan orang lain jika semua yang kau katakan adalah kebohongan, tapi
jika kau masukkan fakta di dalamnya, semua akan berbeda. Ia tidak sepenuhnya bohong saat di awal ia
mengatakan menemukan hasil tambang baru (walaupun bukan hasil tambang murni, tapi hasil dari
proses produksi di tambang tersebut), ia juga tidak bohong saat mengatakan akan membuat suatu hal
yang baru, namun Presiden memang lihai dalam menangkap kebohongan, memaksa Tohar untuk
menaikkan level permainannya.

Hasil tambang apa? Tambang itu memang tidak berharga, Presiden memang benar, tidak ada apa-apa di
dalamnya. Batu bernuansa spiritual, Tohar bahkan geli jika mengingatnya, satu satunya alasan kenapa
tambang itu dibeli adalah bentuk kamuflase. Bagaimana mungkin kau bisa menghasilkan sesuatu yang
indah tanpa memiliki tambang? Tohar tidak paham satu hal pun tentang tambang, karena memang apa
yang nantinya dibuat Tohar, tidak ada sangkut pautnya dengan tambang itu. Walaupun tambang itu juga
menjadi tempat proses ritual mengerikan Illumi’s diamond dibuat.

Kepada Tetua Luna

“Aku tahu aku telah melewati batas, aku seharusnya mendengarkan nasihatmu. Tidak seharusnya
kulakukan apa yang telah kulakukan. Jangan salah sangka, aku masih meyakini bahwa kita, para
penyihir tidak seharusnya hidup dalam ketakutan, tidak hidup di dalam bayang-bayang manusia biasa.
Kalaupun kita tidak bisa menguasai mereka, setidaknya kita tidak hidup dalam ketakutan diri kita
terekspos oleh para manusia.

Namun, kini aku mengerti sudut pandangmu. Aku telah mengerti, namun aku tetap tidak setuju. Kau tak
akan pernah percaya jika aku katakana padamu bahwa aku telah menikahi seorang manusia biasa, dan
memiliki anak yang ternyata adalah seorang penyihir! Aku tidak berencana memberi tahu istriku dan
anakku sendiri, aku berharap kau akan melakukannya untukku, suatu saat nanti. Aku adalah bukti nyata
bahwa kita bisa hidup berdampingan dengan manusia, bukan hidup dalam ketakutan akan manusia.

Kembali lagi kepada dosaku, aku akhirnya mengerti kenapa para penyihir melarang keras membunuh
anak-anak. Saat anakku lahir, aku bersumpah pada diriku untuk menjaga anak itu tetap aman, bahkan
jika aku harus mengorbankan diriku sendiri. Sejak ia lahir, aku sudah tidak membuat lagi Illumi’s
diamond, sudah dua tahun lamanya, Tohar kerap mendesakku, namun ia tak lebih kuat dari aku.
Akupun melarikan diri darinya, seperti apa yang ia lakukan padaku beberapa tahun terakhir.

Kekuasaan, uang, ketenaran, semuanya sungguh memabukkan, namun tidak membahagiakan,


setidaknya tidak seperti apa yang ku harapkan. Aku memiliki uang, aku mendapatkan kekuasaan,
namun tidak sebanding dengan saat aku menikahi Ana dan saat Ana melahirkan Chrisa. Aku tidak akan
bohong dengan menagatakan jika uang dan kekuasaan tidak membantu hidupku, namun pada satu
titik, aku menyadari bahwa aku telah dibuat mabuk dan menjadikan diriku sebagai monster.

Penyihir memperpanjang usianya dengan membunuh manusia lain, ini adalah dosa yang akan kita
tanggung seumur hidup. Tidak manusiawi. Namun satu hal dalam perjalanan hidupku tentang manusia,
mereka jauh lebih tidak manusiawi. Jika kita membunuh manusia demi keberlagsungan hidup kita
sendiri, maka mereka membunuh orang lain demi uang, demi kekuasaan. Sungguh gila, kadang aku
berimajinasi jika iblis turun ke bumi, ia akan tunduk pada manusia….

Baros berhenti menulis surat itu sesaat,ia menghapus kata manusia, dan menggantinya dengan
beberapa manusia. Kata manusia membuat seakan-akan semua manusia bengis, tidak semuanya, dalam
benak Baros, Ana,Chrisa adalah contoh manusia manusia baik.

Penyihir memperpanjang usianya dengan membunuh manusia lain, ini adalah dosa yang akan kita
tanggung seumur hidup. Tidak manusiawi. Namun satu hal dalam perjalanan hidupku tentang manusia,
mereka jauh lebih tidak manusiawi. Jika kita membunuh manusia demi keberlagsungan hidup kita
sendiri, maka mereka membunuh orang lain demi uang, demi kekuasaan. Sungguh gila, kadang aku
berimajinasi jika iblis turun ke bumi, ia akan tunduk pada beberapa manusia karena kebengisannya,
seperti Tohar.

Aku tahu kau tahu tentang sang Algojo, aku juga tahu hanya tinggal menunggu waktu ia menemuiku.
Aku yang bertanggung jawab terhadap lahirnya Illumi’s diamond, tentu saja aku akan mendapatkan
hukuman. Aku tidak tahu siapa dia, tapi dia sungguh sungguh sakti. Aku telah membaca sejarah tentang
semua penyihir yang ada, terutama yang terkuat, namun sang Algojo ini, dia jauh lebih kuat. Dan aku
tahu tidak ada yang bisa aku lakukan jika aku bertemu dengannya.

Terkait Illumi’s diamond, ada hal yang tak kusampaikan pada Tohar, pertama kali aku
menggunakannya, aku membuat kehidupan, aku membuat pohon. Aku tentu saja menggunakan sihir,
namun hanya sedikit sisa umur yang kugunakan. Aku tidak sadar pada awalnya, namun setelah aku
menggunakannya, aku tidak lagi merasakan kebutuhan untuk membunuh, aku justru menyadari bahwa
diriku semakin muda. Persis seperti saat kita melakukan ritual memperpanjang usia. Disitulah aku sadar,
bahwa yang kubuat adalah batu bertuah. Legenda itu benar!!

Aku tahu, aku adalah penyihir buangan, dan aku tidak layak mendapat pertolonganmu. Namun aku
memohon, lindungilah anak dan istriku. Teruntuk anakku, bimbinglah ia sebagai penyihir. Kemudian,
aku mohon dengan sangat, bakarlah buku terlarang. Jangan sampai ada generasi selanjutnya yang
bernasib sepertiku. Biarkan rahasia itu hanya diketahui olehmu. Tidak ada yang bisa diambil dari buku
itu kecuali petaka.

Salam

Baros

Baros menggulung surat itu, mengikatkannya pada burung merpati peliharaannya dan mengirimnya
kepada Tetua Luna. Surat tadi adalah wasiatnya. Ia tidak membuatnya untuk keluarganya, karena ia tahu
Tetua Luna akan mengabulkannya, ia tidak tahu tentang membakar buku terlarang, namun ia yakin
Tetua Luna akan melindungi anak dan istrinya. Yang tersisa adalah dirinya mengemis pada sang Algojo.
Karena jika sang Algojo memutuskan untuk membunuh Chrisa dan Ana, maka tidak ada lagi yang bisa
dilakukan untuk mencegahnya. Hawa dingin datang dari belakang Baros. Ia menoleh dengan cepat, ia
tak menduga ia ditemukan secepat ini.

“Kau….apakah kau menungguku menyelesaikan surat itu?”

Sang Algojo diam, dan memberikan anggukan kecil.

“Aku tahu aku telah berdosa besar, dan aku tahu aku akan mati di tanganmu, tapi aku mohon jangan
kau sentuh anak dan istriku. Mereka tidak tahu apa-apa, hanya aku yang berdosa disini”
Tidak ada respon dari sang Algojo

“Huh, kurasa memang sudah ditentukan olehmu kan? Aku sudah berusaha, aku bisa mati dengan
tenang. Sebelum kau mengeksekusiku, bolehkah aku bertanya dua hal?”

“Aku akan anggap itu iya, pertama, apakah mungkin kau ubah kembali batu bertuah seperti wujud
sebelumnya?”

“Kau sudah tahu jawabannya” ujar sang Algojo

“Heh, jawaban yang kuharapkan tidak muncul,aku tadinya berharap, seseorang sesakti dirimu mungkin
bisa melakukan hal mustahil lainnya. Pertanyaanku yang kedua, aku telah membaca sejarah para
penyihir, dan tidak ada satupun yang tingkat kesaktiannya mendekatimu. Kau seperti seratus bahkan
seribu kali lebih sakti dari penyihir tersakti yang pernah ada. Pertanyaanku, apakah kau manusia,
ataukah makhluk lain? Aku yakin kau manusia karena dalam pesanmu, kau mengatakan bahwa kau tahu
kau salah, kau tahu anarkisme adalah sesuatu yang salah, namun kau tetap lakukan karena bagimu, itu
adalah pilihan terbaik, terlepas betapa bengisnya apa yang kau lakukan. Hanya manusia, yang memiliki
kehendak bebas dan akal yang bisa berkata demikian. Namun, kesaktianmu terlalu tidak wajar. Rasanya
tidak mungkin seorang manusia bisa sesakti itu. Maka, izinkan aku bertanya padamu,apakah kau
manusia, atau bukan?”

Sang Algojo membuka tudung kepalanya, melihat itu, Baros pun tercengang

“kau…..”

Seketika suara Baros hilang, peluru senapan itu telah menembus kepalanya. Nyawanya hilang dalam
sekejap.

Anda mungkin juga menyukai