C. Bab I Bab Iii Dan Bab Iii
C. Bab I Bab Iii Dan Bab Iii
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
2
BAB II
PEMBAHASAN
{ إن: قال رسول اهلل صلى اهلل عليه وسلم: قال، عن أبيه، عن سامل، عن عاصم بن عبد اهلل
) ( أخرجه البيهقي } { الشاب احملرتف: اهلل حيب املؤمن احملرت } ويف رواية ابن عبدان
Dari Ashim bin Ubaidillah, dari Salim, dari bapaknya, dia berkata, Rasulullah
SAW. telah bersabda “sesungguhnya Allah mencintai seorang mukmin yang berkarya/
bekerja keras.” Dan di dalam riwayat Ibnu Abdan, “pemuda yang berkarya/ bekerja
keras.” (H.R. Baihaqy)
3
Nilai tambah tersebut dapat diciptakan melalui cara-cara sebagai berikut :
1) Pengembangan teknologi baru (developing new technology),
2) Penemuan pengetahuan baru (discovering new knowledge),
3) Perbaikan produk (barang dan jasa) yang sudah ada (improving existing products
or services),
4) Penemuan cara-cara yang berbeda untuk menghasilkan barang dan jasa yang lebih
banyak dengan sumber daya yang lebih sedikit (finding different ways of providing
more goods and services with fewer resources).
4
Kewirausahaan tidak muncul secara mendadak, akan tetapi melalui proses
pembelajaran. Perlunya pendidikan kewirausahaan bagi setiap orang antara lain sebagai
berikut :
1. Tenaga-tenaga wirausaha mempunyai kemampuan luar biasa. Oleh karena itu,
sudah sewajarnya memberikan kesempatan kepada setiap manusia memiliki
kepribadian wirausaha. Ilmu kewirausahaan dapat dibentuk, dilatih, dididik,
dikembangkan dan ditingkatkan jumlahnya.
2. Seorang yang berjiwa wirausaha, diri sendirinyalah yang menjadikan seorang
manusia yang berkepribadian dan berwatak unggul, memberikan kemampuan
untuk membersihkan sikap mental negatif, serta meningkatkan daya saing dan daya
juang untuk mencapai kemajuan.
3. Jiwa kewirausahaan merupakan salah satu bekal bagi seseorang dalam menjalani
kehidupan.
4. Kewirausahaan adalah sumber peningkatan mutu kepribadian dan kemampuan
usaha. Usaha penggalian kewirausahaan sangat mutlak diharapkan oleh setiap
orang.
5. Pendidikan kewirausahaan merupakan salah satu bentuk aplikasi kepedulian dunia
pendidikan terhadap kemajuan bangsanya. Di dalam pendidikan kewirausahaan
akan diperlihatkan beberapa hal mengenai kewirausahaan, diantaranya adalah nilai
dan bentuk kerja untuk mencapai kesuksesan. Dalam arti yang lebih luas bahwa
pendidikan kewirausahaan adalah pertolongan untuk membelajarkan manusia
Indonesia sehingga mereka memiliki kekuatan pribadi yang dinamis dan kreatif
sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia yang berdasarkan pancasila.
Karakter seorang anak dibangun melalui apa yang didengarkan, apa yang
dilihat dan apa yang dirasakan. Pendengaran dan penglihatan adalah pintu masuk
pelajaran sebelum masuk menempa hati nuraninya. Melalui seluruh indera yang
manusia miliki inilah, akan muncul pembelajaran yang kuat terkait dengan apa-apa
yang diterima oleh indera. Bila anak terbiasa dengan dunia wirausaha sejak kecil, maka
karakter inilah yang akan muncul kelak ketika anak dewasa.
5
Pembelajaran kewirausahaan (entrepreneurship) lebih mengarah pada
perubahan mental. Mien Uno berpendapat bahwa untuk menjadi wirausahawan handal
dibutuhkan karakter unggul yang meliputi ; pengenalan terhadap diri sendiri, kreatif,
mampu berpikir kritis, mampu memecahkan permasalahan, dapat berkomunikasi,
mampu membawa diri di berbagai lingkungan, menghargai waktu, mampu berbagi
dengan orang lain, mampu mengatasi stres, bisa mengendalikan emosi dan mampu
membuat keputusan.
Berwirausaha bukan hanya dunianya orang dewasa, tetapi juga bisa menjadi
bagian dari dunianya anak-anak. Bedanya, berwirausaha pada anak-anak tidak bisa
dijalankan sendirian, namun membutuhkan bimbingan dan dukungan dari orang
dewasa, orangtua maupun guru. Anak-anak yang mengenal dunia wirausaha sejak dini,
akan mendapatkan manfaat yang besar untuk bekal masa depan kelak.
Pada tahapan usia dini, anak-anak yang belajar menumbuhkan pembelajaran
wirausaha akan tumbuh menjadi pribadi yang kreatif. Kreativitas yang terlatih sejak
dini, termasuk melalui berbagai kegiatan kewirausahaan menjadi modal utama
produktivitas dan kemandirian anak ketika dewasa nanti. Jiwa wirausaha
(entrepreneurship) harus ditanamkan oleh para orang tua dan sekolah ketika anak-anak
mereka dalam usia dini. Mengingat bahwa kewirausahaan ternyata lebih kepada
menggerakkan perubahan mental. Jadi tak perlu dipertentangkan apakah kemampuan
wirausaha itu berkat adanya bakat atau hasil dari proses pendidikan.
Pembelajaran kewirausahaan pada diri anak tidak serta merta ada, akan tetapi
memerlukan latihan secara bertahap. Bisa dimulai dari hal-hal kecil dalam aktivitas
keseharian anak. Misalnya, membereskan mainan selesai bermain, rajin sikat gigi
sebelum tidur dan membereskan tempat tidur. Ini merupakan latihan berdisiplin,
bertanggung jawab dan awal pengajaran tentang kepemilikan. Latihan selanjutnya,
mengajarkan anak untuk mampu mengelola uang dengan baik. Latihan yang perlu
diajarkan bukan hanya cara membelanjakan, tapi juga menabung, sedekah dan mencari
uang.
Hal lain yang juga penting adalah dukungan dari orang tua kepada anak.
Dukungan tidak hanya dapat berupa finansial tapi juga motivasi agar anak mau berpikir
kritis untuk mengeluarkan ide. Bentuk motivasi itu antara lain bisa berwujud ucapan
selamat ketika tanaman yang dipelihara anak dapat tumbuh dan anak dapat memetik
hasilnya atau dorongan semangat untuk pantang menyerah. Pengakuan dan dukungan
dari orang tua akan menentukan perkembangan minat dan percaya diri anak.
6
Sekolah sebagai wadah bagi anak mendapatkan ilmu dan menerapkan ilmunya
untuk mengembangkan pembelajaran kewirausahaan anak, sedangkan orang tua
sebagai motivator bagi anak dalam mewujudkan segala hal tersebut. Sekolah dan orang
tua merupakan kunci sukses dari program kewirausahaan pada anak usia dini.
Penumbuhan pembelajaran kewirausahaan perlu ditumbuhkan sejak dini,
bukan hanya dalam dataran pembentukan kognitif dengan memberitahu anak tentang
definisi kewirausahaan, manfaatnya dan caranya. Tetapi kewirausahaan dapat
diintegrasikan dalam tema pembelajaran melalui kurikulum yang telah ada. Hal ini
dapat dilakukan oleh guru secara kreatif pada saat pemberian materi pembelajaran yang
dilakukan seraya bermain.
7
menantang, berani dan mampu mengambil resiko kerja
Mengambil inisiatif untuk bertindak, dan bukan
4. Berorientasi pada tindakan menunggu, sebelum sebuah kejadian yang tidak
dikehendaki terjadi
Sikap dan perilaku seseorang yang selalu terbuka
5. Kepemimpinan terhadap saran dan kritik, mudah bergaul, bekerjasama
dan mengarahkan oranglain
Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh
6. Kerja keras dalam menyelesaikan tugas dan mengatasi berbagai
hambatan
Perilaku yang didasarkan atas upaya menjadikan dirinya
7. Jujur sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam
perkataan dan tindakan
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh
8 Disiplin
pada berbagai ketentuan dan peraturan
Kemampuan untuk menerapkan kreativitas dalam
9. Inovatif rangka memecahkan persoalan-persoalan dan peluang
untuk meningkatkan dan memperkaya kehidupan
Sikap dan perilaku seseorang yang mau dan mampu
10. Tanggung jawab
melaksanakan tugas dan kewajibannya
Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan
11. Kerjasama dirinya mampiu menjalin hubungan dengan orang lain
dalam melaksanakan tindakan dan pekerjaan
Sikap dan perilaku seseorang yang tidak mudah
12. Pantang menyerah (ulet) menyerah untuk mencapai suatu tujuan dengan berbagai
alternatif
Kesepakatan mengenai sesuatu hal yang dibuat
13. Komitmen
seseorang, baik terhadap dirinya maupun orang lain
Kemampuan menggunakan fakta atau realita sebagai
14. Realistis landasan berpikir yang rasional dalam setiap
pengambilan keputusan maupun tindakan atau perbuatan
15. Rasa ingin tahu Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk
mengetahui secara mendalam dan luas dari apa yang
8
dipelajari, dilihat, dan didengar
Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara,
16. Komunikatif
bergaul, dan bekerjasama dengan orang lain
17. Motivasi kuat untuk sukses Sikap dan tindakan selalu mencari solusi terbaik
Berdasarkan dari berbagai kegiatan yang dilakukan oleh anak-anak usia pra-
sekolah dasar (PAUD), bahwa sudah ada beberapa aktivitas yang dilakukan untuk
menanamkan sikap entrepreneurship sedari dini, baik yang diajarkan oleh orangtua di
rumah maupun oleh guru di sekolah. Diantaranya adalah sebagai berikut :
9
Warung kelas dapat dijadikan sebagai dasar penanaman jiwa
kewirausahaan. Sebab pada kegiatan ini, semua hal dari anak didik, untuk anak
didik dan oleh anak didik. Warung kelas ini adalah milik siswa sehingga setiap
anak mempunyai tanggung jawab dan kewajiban yang sama dalam upaya
peningkatan dan kelancaran penjualan jajanan yang ada. Setelah jajanan habis,
maka beberapa orang secara bergantian bertugas untuk belanja makanan dan
jajanan untuk periode jualan ke depan. Pada saat inilah, anak dapat mengetahui
apakah warung kelasnya mendapatkan untung ataukah tidak. Dan, nilai keuntungan
tersebut dapat ditambahkan untuk belanja sekaligus memperbanyak barang
dagangan.
Dengan cara ini, maka tumbuh kesadaran dalam jiwa anak didik bahwa
mereka dapat melakukan kegiatan usaha. Kesadaran ini diyakini dapat memicu
semangat kewirausahaan pada anak-anak. Dalam konteks ini yang paling
dibutuhkan adalah bimbingan guru agar kegiatan ini tidak mengganggu proses
pendidikan anak. Artinya, warung kelas hanya dibuka pada saat sebelum masuk
waktu pembelajaran dan pada saat jam istirahat saja. Di luar kedua jam tersebut,
maka secara tegas guru melarang adanya transaksi jual beli.
10
produk yang memiliki nilai jual dan bermanfaat bagi selurus civitas academica
sekolah. Kemudian siswa diminta untuk menjual produknya (distribusi), sedangkan
siswa yang lainnya termasuk para guru bertanggung jawab sebagai konsumen
(pembeli). Kegiatan “Market Day” bisa dilakukan secara mandiri (memproduksi
barang secara individu) atau secara klasikal (memproduksi barang dengan
berkelompok) sesuai minat siswa dan produk yang akan diproduksikan.
Untuk satuan pendidikan TK dan SD kegiatan di atas tidak sepenuhnya
dibebankan kepada siswa. Peran orang tua dan guru juga diperlukan dan harus
disertakan. Para siswa dalam “Market Day” hanya sebatas distributor. Sedangkan
kegiatan produksinya bisa melibatkan orang tua maupun guru. Satu lagi yang perlu
ditambahkan adalah fungsi kontrol ketika kegiatan distribusi berlangsung, disini
dibutuhkan peran guru, karena “Market Day” biasanya dilaksanakan di area
sekolah. Fungsi kontrol bertujuan untuk mengajarkan kepada siswa berjual beli
yang benar, mengajarkan siswa yang belum bisa bertransaksi dalam bentuk uang
dan barang. Sedangkan yang menjadi konsumennya adalah semua siswa dan guru.
Kegiatan “Market Day” bukan hanya mengajarkan tata cara bertransaksi
bagi siswa. Tetapi banyak nilai moril yang bisa ditanamkan kepada para siswa,
seperti kemandirian, kedisiplinan, kejujuran, tanggung jawab, komunikasi
interpersonal, membantu siswa dalam memahami pelajaran yang berkaitan dengan
kegiatan “Market Day”, serta menanamkan nilai-nilai syari’at Islam yang benar
dalam kegiatan jual-beli kepada siswa yang berhubungan erat dengan Pendidikan
Agama Islam.
11
membeli hasil karya anak, dan seluruh hasil penjualannya ditabung sebagai kas
kelas.
Pada saat “Family Day” yang mengundang adalah anak, bukan pihak
sekolah, anak-anak membuat surat undangan dan ditandatangani kesanggupan
orang tua untuk hadir. Pada saat acara ini juga orang tua turut serta membantu
melancarkan program sekolah dalam kemampuan berkomunikasi dengan anak dan
memaparkan kepada orang dewasa mengenai proses pembuatan suatu karya. Pada
saat orang tua membeli beberapa makanan yang di jual oleh anak-anak, terjadilah
transaksi secara ekonomi. Setelah semua dagangan habis terjual, setiap kelompok
menghitung hasil usahanya, uang hasil tersebut disimpan dalam kas kelas dan
dapat digunakan dalam kegiatan bersama nantinya.
12
sadar anak, sehingga kelak anak akan merasa tidak asing lagi dengan proses
produksi, dan bahkan dapat menumbuhkan minat dan motivasi anak dalam
membuka suatu lapangan kerja atau bentuk usaha baru pada saat anak dewasa
nanti. Kunjungan seperti ini diharapkan akan menumbuhkembangkan jiwa
kewirausahaan kepada anak-anak.
10. Berwirausaha dengan bermodalkan jasa pada orang lain yang membutuhkan
Menawarkan suatu jasa pun bisa menghasilkan uang. Misalnya ; jasa
menyapu halaman rumah, mencuci sepeda, menjaga adik, merawat binatang
kesayangan milik tetangga, membungkus kado dan lain sebagainya. Dalam hal ini,
anak tidak hanya belajar tentang bagaimana berwirausaha yang dapat
menghasilkan uang hanya dengan bermodalkan jasa saja, akan tetapi anak juga
dapat belajar mengenai kejujuran, tanggung jawab, saling menghargai, dan tolong-
menolong. Sehingga anak akan mendapatkan nilai lebih dari apa yang telah
dilakukannya.
13
atau penataan setting usaha. Sehingga melalui kegiatan ini, anak dapat belajar
tentang bagaimana cara berwirausaha yang baik, agar usaha yang diciptakannya
dapat berkembang dengan pesat tentunya dengan penataan administrasi dan setting
usaha yang menarik bagi konsumen. Kegiatan ini juga dapat melatih dan
mengembangkan kejujuran, ketekunan, dan kedisplinan pada diri anak dalam
menjalankan suatu usaha maupun dalam kehidupan bermasyarakatanantinya.
12. Membuat buku cerita bergambar atau buku catatan kecil dan menjualnya
kepada teman-teman bermain atau teman-teman sekolah
Menanamkan jiwa berwirausaha pada anak dapat pula dilakukan dari hal
yang paling kecil dan sedrhana yang dekat dengan kehidupan anak. Dengan
mengandalkan hobi, kreativitas, imajinasi dan ketekunan anak, anak dapat
membuat suatu buku bergambar atau buku catatan kecil dengan bahan-bahan yang
sederhana, yang kemudian dijual kepada teman-teman bermainnya. Kegiatan ini
tentunya memerlukan dukungan dan bimbingan dari orangtua, agar anak dapat
lebih terarah dalam menciptakan suatu hal yang dapat bermanfaat bagi oranglain
dan menguntungkan bagi dirinya sendiri. Uang hasil berjualan buku cergam atau
buku catatan kecil ini kemudian ditabung untuk membeli kebutuhan pribadi anak
sendiri nantinya.
BAB III
PENUTUP
14
A. KESIMPULAN
Wirausaha adalah seseorang yang bebas dan memiliki kemampuan untuk hidup
mandiri dalam menjalankan kegiatan usahanya atau bisnisnya atau hidupnya. Ia
bebas merancang, menentukan, mengelola, dan mengendalikan semua usahanya.
Sedangkan kewirausahaan adalah suatu sikap, jiwa dan kemampuan untuk
menciptakan sesuatu yang baru yang sangat bernilai dan berguna bagi dirinya dan
orang lain. Kewirausahaan merupakan sikap mental dan jiwa yang selalu aktif
atau kreatif berdaya, bercipta, berkarsa dan bersahaja dalam bekerja keras dalam
rangka meningkatkan pendapatan dalam kegiatan usahanya atau kiprahnya.
15
3) Human skill (keterampilan memahami, mengerti, berkomunikasi dan
berelasi),
4) Decision making skill (keterampilan merumuskan masalah dan mengambil
keputusan),
5) Time managerial skill (keterampilan mengatur dan menggunakan waktu).
B. SARAN
Masih banyak terdapat kekurangan dalam penulisan makalah ini. Olehnya itu
sebagai saran dari penulis sebaiknya pembaca menambah referensi setelah membaca
makala ini untuk melengkapi kekurangan dari makalah ini.
16
DAFTAR PUSTAKA
17
Masitoh dkk. (2005) Strategi Pembelajaran TK. Jakarta: 2005.
Siti Aisyah dkk. (2007) Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia
Dini. Jakarta: Universitas Terbuka.
Muhammad bin Allan, Dalilul Falihin Juz 2 (Beirut: Dar al-Kotob al-Ilmiyah, 1995
http://zulfahsmile.blogspot.co.id/2016/01/tujuan-program-kewirausahaan-untuk-anak.html
https://armainirahman1977.wordpress.com/2015/03/12/pembelajaran-penumbuhan-jiwa-
kewirausahaan-pada-anak-usia-dini-apakah-dibutuhkan/
18