LK - Resume Pendalaman Materi PPG 2021 KB 1
LK - Resume Pendalaman Materi PPG 2021 KB 1
C. Refleksi
3. Zakat Produktif
Kemunculan istilah di atas dapat dikatakan sebagai sebuah
bentuk “kritik” terhadap penyaluran zakat kepada mustahiq
yang pada umumnya bersifat konsumtif. Zakat yang diterima
oleh mustahiq yang tersebut terakhir ini biasanya bersifat
konvensional yaitu sekedar untuk memenuhi kebutuhan
hidup sehari-hari yang sifatnya “menghabiskan”. Namun di
sisi lain terdapat mustahiq yang keberadaannya masih
produktif baik dari tenaga, ilmu dan ketrampilan. Maka untuk
kriteria mustahiq yang tersebut terakhir ini zakat dapat
diarahkan menjadi modal usaha untuk pengembangan
kemampuan yang dimilikinya. Permasalahannya yang
kemuidan muncul bagaimana hukum penyaluran zakat
untuk modal usaha, berikut bahasannya.
A. Gagasan Zakat Produktif
Zakat merupakan ibadah maal (materi) yang memiliki
fungsi strategis untuk membangun perekonomian
ummat Islam. Kedukukannya sebagai salah satu rukun
Islam menharuskan ummat Islam untuk mengimani dan
melaksanakannya, sesekali orang yang menganggap
zakat bukan rukun Islam, maka ia dapat dianggap kafir
dan orang yang tidak berzakat padahal telah diwajibkan
maka ia telah melakukan perbuatan dosa karena telah
menolak perintah Allah dan telah mengabaikan hak para
mustahiq.
Bentuk dan macam zakat dalam Islam dengan melihat
mustahiqnya dapat dibagi menjadi empat. Pertama:
Konsumtif tradisional, seperti zakat fitrah. Kedua,
konsumtif kreatif, contohnya beasiswa. Ketiga Produktif
tradisional, seperti pemberian ternak dan alat
pertukangan. Dan keempat produktif kreatif , yaitu zakat
untuk modal usaha. Bentuk 11 mustahiq zakat pada
point 2 sampai point empat keberadaan zakat bagi
penerimanya berpotensi untuk membangun dan
meningkatkan perekonomian. Keberadaannya dapat
mengentaskan kemiskinan dan kemelaratan.