Anda di halaman 1dari 4

PANDUAN PRAKTEK KLINIS ( PPK )

TATALAKSANA KASUS REHABILITASI MEDIK

STROKE

1. Pengertian (Definisi) Stroke adalah kumpulan gejala kelainan neurologis lokal dan global
yang timbul mendadak akibat gangguan peredaran darah di otak yang
berlangsung lebih dari 24 jam.

Rehabilitasi Stroke adalah pengelolaan medik dan rehabilitasi yang


komprehensif terhadap disabilitas yang diakibatkan oleh stroke melalui
pendekatan neurorehabilitasi dengan tujuan mengoptimalkan pemulihan
dan atau memodifikasi gejala sisa yang ada agar penyandang stroke
mampu melakukan aktivitas fungsional secara mandiri, dapat
beradaptasi dengan lingkungan dan mencapai hidup yang berkualitas.

2. Anamnesis Keluhan utama :


- kelemahan anggota gerak
- gangguan bicara/bahasa, menelan, gangguan kognisi, hilangnya
fungsi gerak sensorik dan gangguan penglihatan
- gangguan fungsi aktifitas sehari-hari
- riwayat penyakit sekarang dan sebelumnya
- riwayat pekerjaan dan sosial ekonomi
- Faktor resiko seperti : Hipertensi, DM, Penyakit jantung,
Dislipidemia
3. Pemeriksaan Fisik  Pemeriksaan Fisik Umum
 Pemeriksaan Khusus : sistem neurologis
 Pemeriksaan Fungsional :
- Kemampuan fungsional aktivitas sehari-hari (Barthel Index)
- Fungsi komunikasi dan kognisi (minimental state
evaluation)
- Uji fungsi menelan
- Uji fungsi berkemih dan defekasi
- Uji pola jalan dan keseimbangan
- Asesmen psikologi
4. Kriteria Diagnosis Anamnesa : kelemahan anggota gerak secara mendadak

Pemeriksaan fisik : sesuai gangguan


5. Diagnosis Stroke / Cerebral Infraction disertai :
Rehabilitasi Gangguan Fleksibilitas
Gangguan Kelemahan Otot
Gangguan Ambulasi/Mobility
Gangguan ADL
Gangguan Komunikasi
Gangguan Menelan
Gangguan Kognisi
Gangguan Sensibilitas
Gangguan Nyeri
Gangguan Spastisitas
Risiko Jatuh Tinggi
dan lainnya
6. Diagnosis Banding Tumor otak
Infeksi otak
Insefalopati
7. Pemeriksaan Pemeriksaan penunjang yang mungkin dibutuhkan selama rehabilitasi :
Penunjang - Laboratorium
- Radiologi : CT-Scan atau MRI
- EKG
- Uji Latih kardiorespirasi
8. Tatalaksana Fase Akut
 Peresepan Obat / Farmakologis
Program Lanjutan
1. Terapi Latihan :
Fase Akut ( onset - 2 minggu) :
 Positioning : perubahan posisi secara berkala
 Terapi fisik dada
 Latihan lingkup gerak sendi
 Latihan peregangan
 Stimulasi sensoris multimodal
 Mobilisasi duduk dan latihan gerak aktif
 Terapi latihan perawatan diri
 Uji fungsi menelan : terapi latihan oromotor dan menelan
 Uji fungsi kontrol miksi : b;adder training
 Uji fungsi kontrol bowel : bowel training
 Uji fungsi komunikasi : stimulasi dan latihan, pemberian alat
bantu komunikasi
Fase Sub Akut (2 minggu – 6 bulan) :
 Melanjutkan terapi fase akut
 Terapi latihan : PNF, CIMT, Treadmill, latihan penguatan
 Terapi latihan dengan bantuan modalitas : electrical stimulation
 Meningkatkan kebugaran kardiorespirasi
 Ortotik
 Alat bantu mobilitas dan aktivitas sehari-hari
 Konseling manajemen diri dan emosi
 Kenseling terapi seksual sebagai dampak disabilitas
 Konseling dan edukasi pencegahan komplikasi
 Terapi kelompok untuk meningkatkan konsep diri dan kualitas
hidup
Fase kronik ( > 6 bulan) :
 Melanjutkan berbagai pendekatan fase sub akut
 Terapi latihan untuk mengatasi asesibilitas
 Terapi latihan untuk mengatasi hambatan kembali ke tempat
kerja
 Konseling dan edukasi terapi untuk re-sosialisasi
2. Modalitas :
 Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS)
 Infra Red
 Diathermy ; US, MWD dan SWD
 Electrotherapy
Keterangan :
Diberikan 2-3 x / minggu sesuai dengan kondisi pasien.
3. Orthosis & Alat Bantu Jalan :
 Ortotik dapat membantu kegiatan mobilisasi penderita stroke.
Ortosis dapat membantu kompensasi pada gangguan
dorsofleksi pergelangan kaki, mengontrol pergerakan kaki,
spastisitas dan stabilisasi sendi lutut dan contohnya seperti
AFO.
 Bantuan Ambulasi dan Kursi Roda
Adanya hemiparesis pada penderita stroke menyebabkan
banyak penderita stroke membutuhkan alat bantu untuk
ambulasi, seperti tongkat, tongkat kaki empat, hemi- walker,
atau pada beberapa kasus dapat menggunakan walker
konvensional. Pada kondisi stroke one-side arm wheelchair
berguna karena dapat mengontrol kedua roda hanya dari satu
sisi.
4. Intervensi KFR :
 Tapping
 Manual Medicine Therapy
 Bandaging
 Splinting
Evaluasi
 Setiap 2 minggu / setiap kali diperlukan untuk di evaluasi oleh
SpKFR
 Apabila selama durasi treatment / dalam kurun waktu 6
bulan - 1 Tahun belum ada perbaikan / goal treatment
belum tercapai maka dipertimbangkan untuk evaluasi
ulang oleh dokter SpKFR untuk penentuan intervensi
selanjutnya / terapi stop / rujuk balik ke dokter / PPK
pengirim atau DPJP.
1. Edukasi - Pecegahan komplikasi immobilisasi lama dan motivasi mengikutin
program rehabilitasi yang telah di tetapkan.
2. Prognosis Prognosis penyakit : dapat berulang
Prognosis harapan hidup tergantung pada :
- Faktor risiko
- Penyakit penyerta
- Komplikasi
Prognosis fungsional tergantung pada :
- Luas dan lokasi lesi neuroanatomis
- Penyakit atau kondisi penyulit
- Komplikasi
- Motivasi penderita
- Dukungan keluarga
- Sarana dan tenaga profesional rehabilitasi
3. Indikator Outcome Ketergantungan penuh
Ketergantungan sebagian pada aktivitas sehari-hari
Mandiri dalam aktivitas sehari-hari, tidak bekerja
Mandiri dalam aktivitas sehari-hari, kembsli bekerja
4. Kepustakaan Standar Pelayanan Medik PERDOSRI 2007
Panduan Rehabilitasi Stroke 2014
Pedoman Pelayanan Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi pada Disabilitas,
PERDOSRI 2015
Standar Pelayanan Medik PERDOSRI, 2019
Panduan praktik klinis 2022

Anda mungkin juga menyukai