Anda di halaman 1dari 2

PANDUAN PRAKTEK KLINIS (PPK)

TATALAKSANAN KASUS REHABILITASI MEDIK

BELL’S PALSY

1. Pengertian (Definisi) Bell’s palsy adalah facial paralisis karena disfungsi dari nervus fasialis
perifer yang menyebabkan kelumpuhan otot-otot wajah, dapat
disebabkan oleh inflamasi yang meyebabkan edema nervus fascialis
2. Anamnesis  Kelemahan pada otot wajah satu sisi
 Nyeri dibelakang telinga
 Mati rasa atau beban berat dibagian wajah
 Kesulitan menutup mata pada sisi yang terkena, mempengaruhi
sekresi air ludah, air mata dan rasa pengecapan di lidah
 Riwayat pekerjaan dan aktivitas yang dilakukan malam hari
diruangan terbuka
 Riwayat penyakit seperti infeksi saluran pernafasan, otitis, herpes,
dll.
3. Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan neurologis saraf kranial VII tipe perifer
Pemeriksaan status psikososial dampak dari gangguan fungsi
Penilain kualitas hidup
Analisis fungsional holistic dan komprehensif bedasarkan ICF

4. Kriteria Diagnosis Anamnesa : wajah tidak simetris


Pemeriksaan fisik : Paresis N. VII
5. Diagnosis Rehabilitasi Bells palsy dengan gangguan fungsi otot-otot wajah

6. Diagnosis Herpes Zooster


Banding Ramsay hunt Disease
Stroke
7. Pemeriksaan - elektrodiagnosis
Penunjang
8. Tatalaksana Fase Akut
 Terapi medikamentosa oral ( golongan kortikosteroid dan
neurotropik )
Program Lanjutan
1. Terapi Latihan
 Facial Massage
 Mirror Exercise
2. Modalitas :
 IRR
 Diathermy : MWD dan SWD
 Electrical Stimulation
 Laser
Keterangan :
Diberikan 2-3 x / minggu sesuai dengan kondisi pasien.
3. Intervensi KFR :
 Tapping
Evaluasi
 Setiap 2-3 minggu / setiap kali diperlukan untuk di evaluasi
oleh SpKFR
 Apabila selama durasi treatment / dalam kurun waktu 6 bulan -
1 Tahun belum ada perbaikan / goal treatment belum tercapai
maka dipertimbangkan untuk evaluasi ulang oleh dokter
SpKFR untuk penentuan intervensi selanjutnya / terapi stop /
rujuk balik ke dokter / PPK pengirim atau DPJP.
4. Edukasi - Kompres hangat sisi wajah yang sakit selama 20 menit jika telah
melewati fase akut
- Massage wajah ke arah atas
- Latihan tiup lilin, berkumur, minum dengan sedotan, makan dengan
mengunyah disisi yang sakit, makan permen karet.
5. Prognosis - Sembuh total pada fungsi motor wajah tanpa gejala sisa
- Sembuh tidak sempurna tetapi tidak ada kelainan wajah secara
kosmetik
- Kelainan neurologis permanen baik secara klinis maupun kosmetik
6. Indikator Outcome Wajah simetris

7. Kepustakaan Panduan Pelayanan Klinis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi, 2012


Pedoman Pelayanan Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi pada Disabilitas,
PERDOSRI 2015
Standar Pelayanan Medik PERDOSRI, 2019
Panduan praktek klinis 2022

Anda mungkin juga menyukai