S2 2015 306876 Chapter5
S2 2015 306876 Chapter5
V.1. Kesimpulan
1. Respon terapi baik klinis maupun parasitologis kelompok terapi DHP lebih baik
bermakna.
DHP lebih besar dibandingkan dengan angka kesembuhan yang diterapi dengan
klorokuin.
dengan dengan klorokuin lebih besar dibandingkan dengan yang diterapi dengan
DHP.
4. Besarnya angka kegagalan terapi baik pada kelompok DHP maupun pada
kelompok CQ, tidak sesuai dengan standar WHO 2010 mengenai penggunaan
V.2. Saran
1. Perlu dilakukan penelitian lain seperti PCR, tes in vitro dan pengukuran kadar obat
untuk mendukung dan mengoreksi hasil penelitian ini dan membuktikan bahwa
kegagalan pengobatan yang terjadi baik pada kelompok DHP maupun pada
91
92
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih banyak
dan kriteria umur yang sesuai dengan protokol uji efikasi antimalaria WHO 2009.
sampingan yang muncul selama pengamatan adalah akibat efek samping obat atau
4. Bagi pemerintah perlu dilakukan monitoring dan evaluasi pemakaian DHP di NTT
angka kegagalan terapi yang cukup tinggi dan laporan adanya resistensi terhadap
obat ini.
V.3. Ringkasan
I. Latar Belakang
Malaria merupakan salah satu penyakit infeksi parasit yang masih menjadi
Indonesia. Indonesia termasuk salah satu dari 10 negara di Asia Tenggara yang
tergolong daerah endemis tinggi (WHOa, 2010). Penyakit malaria masih ditemukan di
Indonesia bagian Timur masuk dalam stratifikasi malaria tinggi. Bila dilihat per