Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

KEARIFAN SOSIAL
“TEDHAK SITEN”

Guru pembimbing: Mar’atus Solihah, S.Sos.


Nama kelompok :
1. Arina Sabila F.
2. Dina Oktaviyani
3. Intan Laily A.
4. Jusuf Agustian P.
5. Khys Dihya Ghulam H. A.
6. M. Fajar T.
7. M. Fuat Bayu A. S.
8. Nur Yuliana F.
9. Panca Aprilia R.
KELAS XII IPS A

SMA AL-AZHAR MENGANTI GRESIK


TAHUN AJARAN 2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas laporan ini dengan baik. Shalawat serta
salam kami sampaikan hanya kepada tokoh dan teladan kita Nabi Muhammad SAW.

Tujuan penulis membuat laporan kegiatan ini untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan
oleh guru pembimbing dalam mata pelajaran sosiologi. Terselesaikannya laporan kegiatan yang dibuat
penulis, melalui banyak sekali proses, hambatan, rintangan dan segala hal dapat penulis melalui berkat
dukungan dari berbagai pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini dengan cukup baik. Oleh
karena itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
para pihak yang telah membantu jalannya pembuatan laporan kegiatan ini.

Penulis sadar bahwa dalam pembuatan laporan kegiatan ini masih terdapat banyak kesalahan
sehingga penulis juga tidak lupa untuk mengucapkan permohonan maaf yang sebesar-besarnya atas
ketidak sempurnaan dari laporan kegiatan yang penulis buat. Dan selaku penulis sangat mengharapkan
sekali adanya kritik dan saran yang membangun, demi perbaikan pada tugas-tugas selanjutnya.

Semoga dengan dibuatnya laporan kegiatan ini, penulis berharap dapat bermanfaat bagi semua
pembaca.

Gresik, Maret 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................2
DAFTAR ISI ............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................4
A. Latar Belakang................................................................................................4
B. Rumusan masalah ..........................................................................................4
C. Tujuan ............................................................................................................4
D. Manfaat ..........................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................6
A. Pelaksanaan tedhak siten...............................................................................6
B. Waktu pelaksanaan tedhak siten ....................................................................6
C. Tata cara tedhak siten.....................................................................................6
D. Tasyakuran tedhak siten.................................................................................6
E. Makanan khusus tedhak siten.........................................................................7

BAB III PENUTUP..................................................................................................8


A. Kesimpulan.....................................................................................................8
B. Saran...............................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................10

BAB 1
3
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Tedak sinten memiliki makna yaitu, tedak yang berarti melangkah dan sinten yang
berarti tanah atau bumi. Jadi tedak sinten bermakna melangkah di bumi. Tedak sinten
merupakan upacara adat jawa yang dilakukan dalam rangka memperingati bayi yang
sudah berusia 7 bulan dan sudah mulai bisa di ajarkan berjalan atau merangkak. Upacara
adat tedak sinten ini telah berlangsung secara turun menurun dan masih dilakukan sampai
sekarang dalam kehidupan masyarakat. Tedak sinten di pandang sebagai hal yang
keramat sehingga waktu dan prosesi pelaksaannya tidak dapat dilakukan di sembarang
tempat, umumnya tedak sinten dilakukan di halaman rumah dengan waktu yang sudah
disesuaikan dengan weton (hari lahir anak).
Tradisi tedak sinten selain sebagai kegiatan pelestarian budaya tetapi juga sebagai
serangkaian kegiatan yang menyimbolkan bimbingan orang tua kepada anaknya dalam
meniti kehidupan dan juga sebagai bentuk pengharapan orang tua supaya kelak anak siap
dan sukses menepaki kehidupan melalui serangkaian prosesi yang sudah dilakukan.
Dalam prosesinya terdapat perbedaan pelaksaan tradisi tedak sinten baik berupa prosesi,
tata cara, maupun peralatan yang di gunakan antara satu daerah dengan daerah yang
lainnya akan tetapi memiliki maksud dan tujuan dyang sama dalam tradisi tersebut.

B. Rumusan masalah
1. Bagaimana tradisi tedak sinten di desa randu padangan?
2. Kapan tradisi tedak sinten dilakukan?
3. Bagaimana tata cara tedak sinten?
4. Pada saat tedak sinten apakah wajib di lakukan tasyakuran?
5. Apakah ada makanan khusus yang harus di sediakan?

C. Tujuan
Untuk mengetahui latar belakang timbulnya tradisi tedhak sinten, untuk mengetahui
proses pelaksanaan tedhak sinten dan juga untuk mengetahui bagaimana masyarakat
melestarikan tradisi tedhak sinten di Desa Randu Padangan Kecamatan Menganti
Kabupaten Gresik Jawa Timur.

D. Manfaat
Sebagai petunjuk dalam melaksanakan tradisi tedhak sinten, sebagai dokumen
untuk mengantisipasi hilangnya tradisi kebudayaan terdahulu sehingga tetap terpelihara
dan di ketahui oleh generasi sekarang.
BAB II

4
PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan tedhak siten


Tedhak Siten merupakan suatu kearifan lokal atau adat tradisional dari tanah Jawa
yang diselenggarakan pada saat pertama kali seorang anak belajar menginjakkan kaki
ke tanah. Proses pelaksanaannya waktu bayi umur 7 bulan karena apabila belum 7
bulan sudah diajak berjalan ke tanah bakal terkena sawan (kejang epilepsi) kalo kata
orang tua jaman dahulu. Prosesnya si anak bakal dituntun berjalan dari dapur menuju
ruang tamu untuk memilih berbagai macam barang seperti emas, al-qur’an, buku,
pensil, mainan dan sebagainya. Proses Tedhak Siten jaman dahulu dan sekarang
berbeda, kalau dulu bayi dimasukkan ke kurungan ayam dan sekarang bayi hanya
didudukan diatas tetel. Bayi yang memilih salah satu diantaranya memiliki arti
sendiri, seperti contohnya apabila bayi memilih al-qur’an besok gede bakal suka
mengaji.

B. Tahapan tedak siten


Tahapan tedhak siten yang ada di desa randu padangan meliputi beberapa
rangkaian yakni sebagai berikut, dimulai dari menuntun bayi untuk berjalan dari
dapur rumah menuju ke ruang tamu lalu di dudukkan di atas penampi atau biasa di
sebut tempeh. Di depan bayi di sediakan uang, alat rias, perhiasan, al qur’an, alat tulis
dan sejumlah barang sesuai keinginan orang tua bayi, bayi tersebut akan memilih
akan memilih salah satu dari barang yang di sediakan. Hal itu memiliki arti masing-
masing misalnya jika bayi mengambil perhiasan maka kalau sudah besar akan suka
mengkoleksi perhiasan dan juga jika bayi mengambil alqur’an maka kalau sudah
besar akan pinter mengaji.

C. Waktu pelaksanaan tedhak snten


Tedhak siten dilakukan pada saat bayi sudah berumur 7 bulan atau 7 lapan sama
dengan 245 hari dan dilakukan pada waktu yang sudah di tetapkan sesuai dengan
weton (hari lahir bayi). Dalam usia 7 bulan anak mulai memasuki masa belajar
berjalan sehingga ini adalah momen awal anak menampakkan kakinya ke tanah.

D. Pelaksanaan tasyakuran
Pada saat prosesi tedhak sinten biasanya dilakukan tasyakuran tetapi tasyakuran
ini tidak wajib. Tergantung orang tua yang mengikuti adat di daerahnya.

5
E. Makanan khusus tedhak sinten
Tidak ada makanan khusus pada saat tedhak sinten di lakukan tetapi ada makanan
yang sangat identik saat tedhak sinten ini, makanan ini di sebut dengan tetel. Tetel
sendiri terbuat dari beras ketan yang sudah di masak dan akan di tumbuk-tumbuk dan
di hancurkan. Sehingga nanti anaknya di dudukkan di atas tetel tersebut, kemudian
tetelnya di potong- potong dan di buat bancaan (tasyakuran).

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil di atas maka kesimpulannnya yakni upacara adat yang
dilakukan dimana seorang anak yang sudah berumur 7 lapan (245 hari) akan di tuntun
oleh ibunya untuk berjalan menapakkan kakinya di atas tanah. Tujuan diadakan acara
tedhak sinten adalah selain sebagai tradisi yang sudah ada dari zaman dulu tetapi juga
sebagai bentuk rasa syukur karena anak akan memulai belajar berjalan.

B. Saran

1. Daapat memberi contoh melalakukan acara tedhak sinten yang sesuai dengan ajaran
agama islam.
2. Semestinya bisa melestarikan kebudayaan dan tradisi yang telah ada sesuai dengan
pemaknaan pada masyarakat jawa pada umumnya.

7
DOKUMENTASI

8
DAFTAR PUSTAKA
https://kuatbaca.com/terbaru/tedak-siten-upacara-adat-jawa-tengah-tujuan-latar-belakang-dan-
prosesi-1663071735902-375667

https://kebudayaan.jogjakota.go.id/page/index/tedhak-siten--upacara-adat-menapak-tanah-
pertama-bagi-anak

Anda mungkin juga menyukai