Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Seni Rupa, Vol. 9 No.

2, Tahun 2021, 308-317


http:/e/journal.unesa.ac.id/index.php/va

PENERAPAN ECOPRINT MENGGUNAKAN


TEKNIK POUNDING PADA ANAK SANGGAR
ALANG-ALANG, SURABAYA

Sheyla Octariza1, Siti Mutmainah2


1
Seni Rupa, Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Surabaya
email: sheyla.17020124074@mhs.unesa.ac.id
2
Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Surabaya
email: sitimutmainah@unesa.ac.id

Abstract
Sanggar Alang-Alang adalah sanggar yang didirikan untuk anak jalanan. Di sanggar ini anak
jalanan mendapatkan pendidikan non formal. Berkesenian adalah hal yang sering dilakukan. Untuk
menambah pengetahuan baru peneliti ingin menerapkan ecoprint menggunakan teknik pounding pada
anak Sanggar Alang-Alang yang belum pernah dipelajari sebelumnya. Penelitian dengan judul
“Penerapan ecoprint menggunakan teknik pounding pada anak Sanggar Alang-Alang, Surabaya.”
merupakan studi kualitatif terhadap data yang diperoleh dari hasil penerapan ecoprint menggunakan
teknik pounding dan penilaian karya yang dihasilkan oleh anak Sanggar Alang-Alang, Surabaya.
Berdasarkan pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian diperoleh 4 aspek penilaian yaitu
penilaian bentuk dan warna yang akan dikomposisikan, konsistensi ketika melakukan teknik pounding,
kerapian, dan kreativitas. Dari 4 aspek penilaian tersebut diperoleh hasil nilai rata-rata 95,6% sesuai
dengan rentang persentase menurut Sugiyono yang telah dijelaskan sebelumnya, jika nilai persentase
masuk dalam kategori antara 81% sampai 100% maka penerapan tersebut dikategorikan berhasil, yang
artinya karena mendapat nilai 95,6% penerapan ecoprint menggunakan teknik pounding ini telah
berhasil diterapkan dengan kategori sangat layak dan dapat diterapkan lagi di kemudian hari pada
anak Sanggar Alang-Alang, Surabaya.

Kata kunci: penerapan, ecoprint teknik pounding, anak Sanggar Alang-Alang, Surabaya.

Abstract
Sanggar Alang-Alang is a studio established for street children. In this studio, street children
receive non-formal education. Art is something that is often done. To add to the new knowledge, the
researchers wanted to apply ecoprint using the pounding technique on Sanggar Alang-Alang children
who had never been studied before. The research with the title "The application of ecoprint using the
pounding technique in the children of Sanggar Alang-Alang, Surabaya." is a qualitative study of data
obtained from the application of ecoprint using the pounding technique and the assessment of the work
produced by the children of Sanggar Alang-Alang, Surabaya. Based on the data collection carried out
in the study, 4 aspects of the assessment were obtained, namely the assessment of the shape and color
to be composed, consistency when performing pounding techniques, neatness, and creativity. From the
4 aspects of the assessment, the results obtained an average value of 95.6% in accordance with the
percentage range according to Sugiyono which has been previously explained, if the percentage value
falls into the category between 81% to 100% then the application is categorized as successful, which
means that because it gets a score of 95 6% of the ecoprint application using the pounding technique
has been successfully applied in the very feasible category and can be applied again in the future to the
children of Sanggar Alang-Alang, Surabaya.

Key words: application, ecoprint pounding technique, children of Alang-Alang studio, Surabaya.
Sheyla Octariza, Jurnal Seni Rupa, Tahun 2021, Vol. 9 No. 2, 308-317

PENDAHULUAN Berbeda dengan sudut pandang orang lain yang


Di berbagai sudut kota, sering terlihat anak melihat anak jalanan sebagai kotoran rakyat, Didit
jalanan harus bertahan hidup dengan cara-cara HAPE justru ingin membuktikan bahwa
yang secara sosial kurang atau bahkan tidak dapat pandangan masyarakat terhadap anak jalanan itu
diterima masyarakat umum sekedar untuk salah. Oleh karena itu pada Sanggar Alang-Alang,
menghilangkan rasa lapar dan keterpaksaan untuk anak jalanan diberikan pendidikan non formal ,
membantu keluarganya. Tidak jarang pula mereka dalam bidang minat bakat yakni berkesenian dan
dicap sebagai pengganggu ketertiban dan pembentukan karakter anak-anak jalanan seperti,
membuat kota menjadi kotor, sehingga yang nilai etika, estetika, norma, dan agama sangat
namanya razia atau penggarukan bukan lagi hal ditekankan pada anak Sanggar Alang-Alang,
yang mengagetkan mereka. Berdasarkan hasil Surabaya.
kajian di lapangan, secara garis besar anak jalanan Pada bidang minat dan bakat berkarya seni
dibedakan dalam tiga kelompok (Surbakti adalah salah satu kegiatan yang sering dilakukan
dkk.(eds.)1997) pertama, children on the street, contohnya menggambar dan melukis. Untuk
kedua children of the street, ketiga children from menambah pengetahuan baru sesuai dengan
families of the street. Children on the street keinginan pemilik Sanggar Alang-Alang peneliti
merupakan anak jalanan yang bekerja untuk ingin memberikan pengetahuan yang belum
membantu perekonomian keluarganya pernah dikenal sebelumnya dengan menerapkan
dikarenakan beban atau tekanan kemiskinan yang ecoprint menggunakan teknik pounding pada anak
mesti ditanggung tidak dapat diselesaikan sendiri Sanggar Alang-Alang, Surabaya.
oleh kedua orang tuanya. Children of the street Ecoprint dapat diartikan sebagai proses
merupakan jenis anak yang mendapat perlakuan mentransfer warna dan bentuk ke kain melalui
salah, baik secara sosial step emosional, maupun kontak langsung, Husna(2016:280). Teknik
fisik (Irwanto dkk. 1995). Children from families Pounding adalah memukulkan daun atau bunga ke
of the street yakni anak-anak yang berasal dari atas kain menggunakan palu. Teknik pounding ini
keluarga yang hidup di jalanan, hidup mereka ibarat mencetak motif daun pada kain. Palu
terombang-ambing dari satu tempat ke tempat dipukulkan pada daun yang telah diletakkan di
yang lain dengan segala resikonya (Blanc & atas kain yang ditutup dengan plastik untuk
associates. 1990; Irwanto dkk. 1995; trailer ,& mengekstrak pigmen warna. Teknik memukul
Veale. 1996). dimulai dari pinggir daun kemudian mengikuti
Menurut hasil survei anak jalanan di alur, batang, daun. Teknik ecoprint memberikan
Kotamadya Surabaya (1998), melaporkan 1,8% alternatif produksi tekstil untuk mengurangi
diantaranya berusia 3- 6 tahun dan 35,3% berusia dampak pencemaran lingkungan. Teknik ini tidak
7-13 tahun. Bagi anak-anak dan keterlibatan menggunakan mesin atau bahan kimia tetapi lebih
mereka dalam perekonomian rasa bangga dan bersifat ramah lingkungan. Oleh karena itu
layak karena kemampuannya menyumbang peneliti menganggap teknik pounding sangat
kepada kelangsungan hidup keluarganya. Namun menarik, sederhana, aman, dan cocok digunakan
hal ini juga terbukti pada akhirnya menghilangkan untuk penerapan pembelajaran anak Sanggar
minat anak pada sekolah karena keinginan untuk Alang-Alang, Surabaya.
mendapatkan uang lebih banyak. Rumusan masalah dalam penelitian yaitu
Keberadaan dan berkembangnya anak bagaimanakah proses pembuatan ecoprint
jalanan perlu mendapatkan perhatian dari menggunakan teknik pounding pada anak
masyarakat. Salah satunya yang terlihat seperti Sanggar Alang-Alang, Surabaya dan bagaimana
Sanggar Alang-Alang yang terletak di daerah hasil pembuatan karya ecoprint menggunakan
Joyoboyo, Surabaya. Kepedulian terhadap anak teknik pounding pada anak Sanggar Alang-Alang
jalanan yang ada disekitarnya yang membuat Didit Surabaya. Tujuan dalam penelitian ini
HAPE mendirikan Sanggar Alang-Alang yang berdasarkan permasalahan diatas maka untuk
didalamnya berisi khusus untuk mengasuh anak melihat hasil penerapan ecoprint dengan
jalanan yang biasa disebut dengan anak negeri. menggunakan teknik pounding yang diterapkan

309
“Penerapan Ecoprint Menggunakan Teknik Pounding pada Anak SanggarAlang-Alang, Surabaya”

pada anak Sanggar Alang-Alang, Surabaya. Fauzi SMP thn surabaya


Manfaat dalam penelitian ini diharapkan 7. Rachman 7 11 SMPN 32
dapat memberikan informasi mengenai ecoprint Wicaksan SMP thn Surabaya
dengan teknik pounding pada anak Sanggar Alang a
Alang, Surabaya. 8. Wiwik 10 15 SMK Wijaya
Rachma SM thn Surabaya
wati K
METODE PENELITIAN 9. Nisaul 11 16 SMKN 10
Metode penelitian yang digunakan adalah Azizah SM thn Surabaya
deskriptif kualitatif. Pendapat dari Moleong K
(2014:6) penelitian kualitatif sendiri diartikan 10. Fauzen 10 15 SMK Wijaya
sebagai suatu penelitian untuk memahami Raihan SM thn Surabaya
fenomena apa yang dialami oleh subjek penelitian, K
seperti halnya perilaku, persepsi, motivasi dan
tindakan. Penelitian kualitatif memberi gambaran Sumber data dalam penelitian ini adalah hasil
mengenai fenomena yang dialami subjek dengan penerapan ecoprint menggunakan teknik
cara menganalisis dan mendeskripsikannya pounding pada anak Sanggar Alang-Alang,
menggunakan suatu metode. Penelitian kualitatif Surabaya. Yaitu karya ecoprint menggunakan
sebagai suatu cara untuk menggambarkan suatu teknik pounding yang dibuat oleh anak Sanggar
fenomena dari subjek dan objek penelitian secara Alang-Alang dan data yang didapatkan saat
mendalam yang berupa pengungkapan dan wawancara pada pemilik juga anak Sanggar
penjelasan secara deskriptif mengenai Alang-Alang, Surabaya.
bagaimanakah penerapan eco print menggunakan Penelitian dilakukan terhadap anak Sanggar
teknik pounding dapat berhasil dilakukan pada Alang-Alang, Surabaya yang berada di
anak Sanggar Alang-Alang, Surabaya. Jl.Gunungsari no.24 dekat dengan terminal
Objek dalam penelitian ini adalah penerapan Joyoboyo, Surabaya. Waktu penelitian pada
ecoprint menggunakan teknik pounding. Subjek tanggal 6-8 November 2020.
dalam penelitian ini anak Sanggar Alang-Alang, Instrumen penelitian digunakan sebagai alat
Surabaya. bantu mengumpulkan data. Instrumen penelitian
dalam penelitian berupa karya yang dihasilkan
Tabel 1. Data subjek penelitian penerapan oleh anak Sanggar Alang-Alang, Surabaya.
ecoprint menggunakan teknik pounding Dalam mengukur keberhasilan karya dapat dilihat
No Nama Kela umu Sekolah berdasarkan bentuk dan warna daun yang akan
s r dikomposisikan, konsistensi ketika melakukan
1. Zahrotul 6 11 SDN teknik pounding, kerapian, dan kreativitas.
Sita SD thn Sawunggalin Teknik pengumpulan data berdasarkan hasil
g 1 Surabaya dari proses penerapan ecoprint, dan penilaian.
2. Sivana 6 SD 11 SDN Teknik analisis data pada penelitian ini
Chalita thn Sawunggalin menggunakan skala likert untuk pengujian
g 1 Surabaya keberhasilan karya hasil penerapan, dengan
3. Sultan 6 SD 11 SDN uraian:
Permesta thn Sawunggalin (sangat baik ) skor 4 (maksimal)
g 1 Surabaya (baik) skor 3
4 Rahmat 6 SD 11 SDN (cukup) skor 2
thn Sawunggalin (kurang) skor 1 (skor minimal)
g 1 Surabaya
Data hasil dari penerapan ecoprint menggunakan
5. Eva 8 14 SMP Santo
Yunisa SMP thn Yosef teknik pounding yang berupa produk jadi akan
Surabaya dianalisis secara deskriptif menggunakan
6. Ahmad 8 14 SMPN 22 persentase dari skala likert nilai yang diubah
Sheyla Octariza, Jurnal Seni Rupa, Tahun 2021, Vol. 9 No. 2, 308-317

menjadi deskripsi, dengan langkah-langkah : unsur seni rupa harus diatur, diorganisasikan,
a. Menghitung nilai hasil produk jadi dengan sehingga menjadi bentuk yang harmonis dan
mempertimbangkan aspek penilaian . memiliki keseluruhan yang padu. Dengan kata
b. Merekap nilai. lain, tujuan mengorganisasikan unsur-unsur seni
c. Menghitung persentase yang didapat dari rupa adalah untuk mewujudkan nilai estetik karya
(Sunaryo, 2002: 6). Secara garis besar unsur-unsur
skor yang diperoleh dibagi dengan skor
visual tersebut adalah garis, warna, bidang, gelap
maksimal yang didapatkan kemudian terang.
dikalikan dengan 100%.
d. Menghitung nilai rata-rata. Dalam penerapan ecoprint menggunakan teknik
pounding pada anak Sanggar Alang-Alang,
Setelah data menjadi persentase, maka bisa Surabaya, diperlukan unsur-unsur seni rupa
ditentukan kelayakan hasil penerapan tersebut seperti warna dan bidang dalam memilih daun
dengan rentang persentase menurut Sugiyono ketika praktek membuat ecoprint. Untuk struktur
(2003:21) bahwa deskriptif kualitatif dengan penyusunan dalam seni rupa yang perlu
statistik adalah statistik yang berfungsi untuk dipertimbangkan adalah unity, dominance,
mendeskripsikan atau memberi gambaran balance. Hal ini perlu dilakukan dalam pembuatan
terhadap objek yang diteliti melalui data sampel ecoprint agar komposisi yang terlihat enak
atau uji coba tanpa melakukan analisis dan dipandang dan terlihat lebih menarik.
membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum,
yaitu : 3. Ecoprint teknik pounding
- 0% hingga 20% = tidak layak Ecoprint merupakan metode pewarnaan kain
- 21% hingga 40% = kurang layak dengan pewarna alam, Husna (2016: 285).
- 41% hingga 60% = cukup layak disebutkan oleh Flint (2008), teknik ecoprint
- 61% hingga 80% = layak diartikan sebagai suatu proses untuk mentransfer
- 81% hingga 100% = sangat layak warna dan bentuk ke kain melalui kontak
langsung. Teknik pounding adalah memukulkan
daun atau bunga ke atas kain menggunakan palu.
KERANGKA TEORITIK Teknik pounding ini ibarat mencetak motif daun
1. Pengertian penerapan pada kain. Palu dipukulkan pada daun yang telah
diletakkan di atas kain yang ditutup dengan plastik
Penerapan merupakan sebuah tindakan yang
dilakukan, baik secara individu maupun kelompok untuk mengekstrak pigmen warna. Teknik
dengan maksud untuk mencapai tujuan yang telah memukul dimulai dari pinggir daun kemudian
dirumuskan, Badudu dan Mohammad Zain mengikuti alur batang daun (Liese alfa :2019) .
(2010:1487). Secara bahasa penerapan adalah hal, Tanaman yang digunakan merupakan tanaman
cara, atau hasil. Dalam penelitian ini penerapan yang memiliki sensitivitas tinggi terhadap panas,
yang dimaksud adalah tindakan yang dilakukan karena hal tersebut merupakan faktor penting
peneliti untuk menunjukan cara pembuatan
ecoprint menggunakan teknik pounding mulai dalam mengekstrak pigmen warna, Pressinawangi
dari awal hingga akhir. Hal ini bertujuan agar Nisa dan Dian Widiawati (tanpa tahun: 1).
subjek dapat memahami tindakan yang dilakukan 4. Anak Sanggar Alang-Alang
oleh peneliti.
Anak adalah manusia yang baru tumbuh dan
2. Unsur-unsur seni rupa berkembang yang memerlukan kasih sayang, baik
Dalam mencipta bentuk, perupa memilih disekolah, dirumah, maupun dimana saja, Zainal
unsur-unsur seni rupa, memadukan dan Aqib (2008:28). Berdasarkan hasil wawancara pra
menyusunnya agar diperoleh bentuk yang observasi pada pemilik Sanggar Alang-alang yang
menarik, memuaskan, atau membangkitkan dilakukan pada bulan Oktober 2019, Sanggar
pengalaman visual tertentu. Karena itu unsur- Alang-Alang terletak di Jl.Gunungsari no.24

311
“Penerapan Ecoprint Menggunakan Teknik Pounding pada Anak SanggarAlang-Alang, Surabaya”

Surabaya, dekat dengan terminal Joyoboyo. Alang- 2 1 anak  1x3x2,5 7,5


Alang didirikan oleh salah satu wartawan yang
bernama Bapak Didit Hape sebagai sekolah Total 97,5
alternatif atau pendidikan luar sekolah yang
dikhususkan untuk anak keluarga kurang mampu, Jumlah 97,5 = 97,5 %
anak yatim dan terlantar. Ada tiga kelompok persentase 100
pendidikan di Sanggar Alang-Alang yaitu PAUD
(Pendidikan Anak Usia Dini), PAUS(Pendidikan
Anak Usia SD) dan PAUR (Pendidikan Anak Usia Dibawah perhitungan nilai dari bentuk dan
Remaja) pendidikan yang diberikan di Sanggar warna daun yang akan dikomposisikan, 9 anak
Alang-Alang lebih mengarah pada minat bakat dan mendapatkan nilai 4 karena dianggap mampu
pembentukan karakter anak jalanan, seperti nilai untuk mempertimbangkan komposisi bentuk dan
etika, estetika, norma, dan agama sangat warna yang akan muncul sebelum melakukan
ditekankan pada anak Sanggar Alang-Alang. teknik pounding. 1 anak mendapatkan nilai 3
Dalam penelitian ini tingkat pendidikan yang karena dianggap kurang dalam
terlibat dalam penerapan ecoprint menggunakan mengkomposisikan bentuk dan warna sebelum
teknik pounding pada anak Sanggar Alang-Alang melakukan teknik pounding.
adalah kelompok pendidikan SD,SMP, dan SMK.
Dikarenakan kelompok PAUS (Pendidikan Anak b. Konsistensi ketika melakukan teknik
Usia Dini) masih terlalu dini untuk melakukan pounding.
teknik pounding maka dari itu tidak disertakan N Jumla Nilai X (2,5) Hasil
untuk mengikuti pembuatan ecoprint karena o h 1 2 3 4
terlalu berbahaya. Subjek

1 8 anak  8x4x2,5 80
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil yang didapat dari penelitian adalah
produk jadi dari penerapan ecoprint menggunakan 2 2 anak  2x3x2,5 15
teknik pounding pada anak Sanggar Alang-Alang.
Berdasarkan produk jadi tersebut layak atau
tidaknya penerapan ecoprint menggunakan teknik Total 95
pounding didapat dari memperhatikan dan
mempertimbangakan hasil dari proses pembuatan Jumlah 95 = 95 %
ecoprint menggunakan teknik pounding mulai persentase 100
proses pembuatan hingga produk jadi hasil
penerapan
Dibawah perhitungan nilai dari konsistensi
ketika melakukan teknik pounding 8 anak
Kesesuaian hasil penerapan dengan teknik mendapatkan nilai 4 karena pada saat melakukan
analisis data teknik pounding mereka melakukannya sesuai
pembekalan yang diberikan yaitu dengan posisi
a. Hasil perhitungan nilai dari bentuk dan palu selalu datar/ rata ketika melakukan teknik
warna daun yang akan dikomposisikan . pounding. 2 anak mendapatkan nilai 3 karena pada
N Jumla Nilai X (2,5) Hasil saat proses pounding posisi palu tidak konsisten
o h 1 2 3 4 terkadang datar/rata dan terkadang juga miring
Subjek akibatnya hasil yang ditunjukkan kurang
maksimal.
1 9 anak  9x4x2,5 90
Sheyla Octariza, Jurnal Seni Rupa, Tahun 2021, Vol. 9 No. 2, 308-317

c. Kerapian nilai 3 karena dianggap kurang percaya diri dalam


N Jumla Nilai X (2,5) Hasil mengeluarkan ide kreatifitasnya dan pada
o h 1 2 3 4 akhirnya ada beberapa yang melihat desain punya
Subjek temannya.
7
1 7 anak  7x4x2,5 0 Tabel.2 Hasil dari penilaian produk

No Jenis Skor
2 3 anak  3x3x2,5 22,5
1. Hasil perhitungan nilai
Total 92,5 dari bentuk dan warna 97,5%
daun yang akan
Jumlah dikomposisikan
persentase 92,5 = 92,5 % 2. Konsistensi ketika
100 melakukan teknik 95%
pounding.

Dibawah perhitungan nilai dari kerapian, 7


anak mendapatkan nilai 4 karena mampu menjaga 3. Kerapian 92,5%
kebersihan kain pada saat proses ecoprint
berlangsung selain itu tidak ada warna yang
meluber yang membuat kesan rapi pada kain. 3 4. Kreativitas 97,5%
anak mendapatkan nilai 3 karena kurang menjaga
kebersihan kain pada saat proses ecoprint
berlangsung selain itu ada beberapa warna yang Total 382,5%
meluber yang membuat kesan rapi pada kain
berkurang. Nilai rata-rata 382,5% : 4
= 95,6%
d. Kreativitas
N Jumla Nilai X (2,5) Hasil
o h 1 2 3 4 Sesuai dengan rentang persentase menurut
Subjek Sugiyono yang telah dijelaskan sebelumnya, jika
nilai persentase masuk dalam kategori antara 81%
1 9 anak  9x4x2,5 90 sampai 100%, maka penerapan ecoprint
menggunakan teknik pounding dikategorikan
berhasil, yang artinya karena mendapat nilai
2 1 anak  1x3x2,5 7,5 95,6% sangat layak, dan dapat diterapkan di
kemudian hari.
Total 97,5

Jumlah 97,5 = 97,5 %


persentase 100

Dibawah perhitungan nilai dari kreativitas, 9


anak mendapatkan nilai 4 karena dianggap mampu
mengeksplor kreativitas dari setiap individu,
seperti pada saat mengkomposisikan daun dapat Gambar 1
menggabungkan bentuk daun menjadi suatu objek Hasil ecoprint pada totebag kain blacu
seperti hewan dan bunga. 1 anak mendapatkan (Sumber: Dokumen Octavian,2020)

313
“Penerapan Ecoprint Menggunakan Teknik Pounding pada Anak SanggarAlang-Alang, Surabaya”

Gambar 2
Daun jati,katuk,kelor,dan pepaya
(Sumber: Dokumen Sheyla, 2020)

Daun yang digunakan untuk membuat ecoprint


adalah daun yang segar dan mengandung air. Zat
air yang dikandung oleh daun, untuk dijadikan
sebagai bahan ecoprint tidak boleh terlalu banyak
Gambar 2
ataupun tidak boleh terlalu sedikit karena hal ini
Hasil ecoprint bahan kain primisima (sarung sangat mempengaruhi kualitas produk ecoprint
bantal) dan totebag blacu. yang dihasilkan. Pada penelitian ini daun yang
(sumber : Dokumen Octavian, 2020) dipakai untuk pembuatan ecoprint adalah daun jati
muda yang dapat menghasilkan warna merah dan
untuk daun jati tua dapat menghasilkan warna
coklat. Selain daun jati ada pula daun katuk yang
PEMBAHASAN : digunakan dalam penelitian ini. Daun katuk
Kegiatan pembekalan ecoprint diawali dengan menghasilkan warna hijau pekat, selain itu ada
menjelaskan bahan dan alat yang akan dipakai juga daun srikaya yang menghasilkan warna hijau
praktek untuk pembuatan ecoprint menggunakan kecoklatan. Dan yang terakhir ada daun pepaya
teknik pounding. Antara lain: yang menghasilkan warna hijau muda.

Gambar 1
Kain primisima dan totebag blacu
(Sumber: Dokumen Octavian,2020) Gambar 3
Plastik transparan
Kain yang digunakan untuk ecoprint biasanya (Sumber: Dokumen Sheyla, 2020)
juga dapat dipakai untuk membatik. Seperti kain
prima, kain katun. Pada penelitian uji coba Plastik pada penelitian ini digunakan Sebagai
penerapan ecoprint menggunakan Teknik penutup daun ketika melakukan teknik pounding.
pounding ini ada 2 macam bahan yang digunakan Plastik melindungi daun agar tidak hancur ketika
yaitu kain primisima dengan ukuran 40 x 40 cm melakukan teknik pounding.
untuk (sarung bantal kursi) dan totebag dari kain
blacu berukuran 30 x 40 cm. Dalam uji coba
ecoprint menggunakan teknik pounding, anak
Sanggar Alang-Alang, Surabaya berhak memilih
antara 2 bahan yang sudah disediakan sesuai
dengan keinginannya.

Gambar 4
Buku paket bekas
(Sumber: Dokumen Sheyla, 2020)
Sheyla Octariza, Jurnal Seni Rupa, Tahun 2021, Vol. 9 No. 2, 308-317

Buku paket pada penelitian digunakan sebagai


alas pada saat proses pemukulan daun agar ubin
tidak pecah pada saat melakukan proses pounding.

Gambar 7
Gambar 5 Ember untuk merendam tawas
Palu (Sumber: Dokumentasi Sheyla, 2020)
(Sumber: Dokumen Sheyla, 2020)
Setelah menjelaskan alat dan bahan yang
Palu dalam penelitian ini sebagai alat untuk digunakan untuk membuat ecoprint dengan teknik
memukul daun. Harus dipastikan palu yang pounding. Hal yang perlu dijelaskan selanjutnya
digunakan pada permukaannya harus rata agar adalah proses/ cara membuat ecoprint
tidak merusak kain, selain itu hasil pounding lebih menggunakan teknik pounding, antara lain:
konsisten dan terlihat rapi .
a) Menyiapkan kain primisima berukuran
40x40 atau totebag blacu yang akan
dibuat.

Gambar 6
Tawas
(Sumber: Dokumen Sheyla, 2020)

Untuk memfiksasi atau mengunci warna daun pada Gambar 8


pembuatan ecoprint dapat menggunakan bahan Menyiapkan kain dan totebag
kimia (tunjung), kapur putih, dan tawas. Dalam (Sumber: Dokumen octavian, 2020)
penelitian ini , peneliti menggunakan pengunci
tawas karena tawas dapat menghasilkan warna asli b) memilih daun yang akan dipakai untuk
daun sehingga tidak mengurangi penyerapan warna membuat ecoprint dengan teknik
pada kain terlalu banyak, juga tidak menjadikan pounding. setelah itu menata dan
warna lebih tua/strong. Sedangkan kalau memakai mengkomposisikan daun di atas kain lalu
bahan kimia (tunjung) warna yang muncul akan menutup plastik ke daun agar pada saat
sangat pekat dibanding dengan warna aslinya. melakukan teknik pounding daun dan
Untuk takaran tawas sendiri digunakan 50 gr/liter. plastik tidak hancur/rusak.
Sebelum digunakan air tawas harus didiamkan
selama 1 hari dan diambil atasnya saja untuk
merendam/ memfiksasi ecoprint.

315
“Penerapan Ecoprint Menggunakan Teknik Pounding pada Anak SanggarAlang-Alang, Surabaya”

Gambar 9 e) Dari proses penguncian warna , setelah


Proses penataan daun di atas kain menunggu 5-10 menit. lalu dijemurlah
(Sumber: Dokumen Octavian, 2020 kain-kain tersebut. setelah kering dibilas
dengan menggunakan shampo, agar
c) Setelah daun sudah ditutup dengan aroma daun yang melekat pada kain
plastik, kemudian dilakukanlah teknik menjadi hilang.
pounding, yaitu dengan cara memukulkan
palu pada daun. Saat melakukan teknik
pounding, posisi palu harus sejajar. hal ini
agar pentransferan warna dari daun ke SIMPULAN DAN SARAN
kain rata dan hasilnya lebih bagus dan Simpulan
rapi. Berdasarkan pengamatan di Sanggar Alang-
Alang, Surabaya pada masa pandemi covid-19
penerapan ecoprint menggunakan teknik
pounding dilakukan praktek secara langsung
dengan mentaati protol kesehatan sesuai anjuran
pemerintah. Diikuti oleh 10 anak Sanggar Alang –
Alang, Surabaya dengan tingkat pendidikan
SD,SMP,SMK. Dalam proses pembuatan ecoprint
menggunakan teknik pounding, subjek diberi
kebebasan memilih bahan yang digunakan (kain
Gambar 10 primisima/totebag blacu). Untuk proses
Proses teknik pounding pembuatan ecoprint anak Sanggar Alang-Alang
(Sumber: Dokumentasi octavian, 2020) mengikuti prosedur yang sudah dijelaskan oleh
peneliti sebelumnya. Pada proses pemilihan daun
d) Setelah melakukan teknik pounding, dan mengkomposisikan daun, anak Sanggar
kemudian melakukan proses penguncian Alang-Alang dibebaskan berkreasi sekreatif dan
warna. penguncian warna pada daun yang seunik mungkin. Sesuai pengamatan peneliti,
telah mengalami teknik pounding di kain dalam melihat subjek saat melakukan teknik
tersebut. untuk mengunci warna dengan pounding yang membedakan karya yang
tawas, air tawas harus dibiarkan selama dihasilkan subjek adalah ketika subjek mengontrol
kurang lebih satu hari baru bisa dipakai. emosinya saat melakukan teknik pounding.
setelah itu air tawas yang digunakan untuk Langkah selanjutnya adalah mengunci warna
mengunci warna daun adalah atasnya, dengan tawas, sebagai bahan yang dipilih. Waktu
dalam arti endapan air tawas tidak boleh yang dibutuhkan hanya 5 menit dalam
sampai ikut. Kemudian kain direndam perendaman air tawas kemudian dibilas
dalam air tawas kurang lebih 5-10 menit. menggunakan shampo lalu dikeringkan.
Dalam penelitian ini diperoleh hasil karya
penerapan ecoprint menggunakan teknik
pounding yang dinilai dari 4 aspek penilaian, yaitu
penilaian bentuk dan warna yang akan
dikomposisikan, konsistensi ketika melakukan
teknik pounding, kerapian dan kreativitas. Dari 4
aspek penilaian tersebut diperoleh hasil dalam
penerapan ecoprint menggunakan teknik
pounding mendapatkan nilai rata-rata 95,6%.
Gambar 11 Sesuai dengan rentang persentase menurut
Proses penguncian warna sugiyono yang telah dijelaskan sebelumnya, jika
(Sumber: Dokumentasi sheyla, 2020) nilai persentase masuk dalam kategori antara 81%
sampai 100% , maka penerapan tersebut
Sheyla Octariza, Jurnal Seni Rupa, Tahun 2021, Vol. 9 No. 2, 308-317

dikategorikan sangat layak atau berhasil, yang Textiles . United Stated: Interwave
artinya karena mendapat nilai 95,6%, penerapan Husna, Farisah. 2016. “Eksplorasi Teknik Eco Dyeing
ecoprint teknik pounding ini telah berhasil dengan Tanaman sebagai Pewarna
diterapkan di kemudian hari pada anak Sanggar Alam”.Proceeding of Art & Design, 2, III,
Alang-Alang, Surabaya.
Irwanto dkk. 1995. Pekerja Anak Di Tiga Kota Besar:
Jakarta,Surabaya,Medan. Jakarta:Unicef dan Pusat
Penelitian Unika Atma Jaya.
Saran
Irwanto. 1996.“Kajian Literatur dan Penelitian
Setelah ditinjau dari hasil penelitian mengenai Mengenai Pekerja Anak Sejak Pengembangan
“Penerapan ecoprint menggunakan teknik Rencana Kerja IPEC“ 1993“,dalam: Konferensi
pounding pada anak Sanggar Alang-Alang, Nasional II Masalah Pekerja Anak di Indonesia.
Surabaya”. Peneliti menyarankan, yaitu : Kerja Sama Yayasan Kesejahteraan Anak
1. Pembuatan ecoprint menggunakan teknik Indonesia, Departemen Tenaga Kerja RI, dan
pounding disarankan untuk digunakan sebagai ILO/IPEC.
alternatif pembelajaran berkesenian, sehingga JURNAL ANALISIS SOSIAL Edisi 5/Mei 1997.
anak Sanggar Alang-Alang lebih aktif dan kreatif Pekerja Anak dan Anak Jalanan Versus Konvensi
untuk mengenal hal baru. Hak Anak. Kerja sama Akatiga dan UNICEF.
2. Pembuatan ecoprint menggunakan teknik White, Ben & Indrasari Tjandraningsih. 1998. Child
pounding dapat digunakan sebagai alternatif workers in Indonesia. Bandung: Yayasan Akatiga.
penerapan pembelajaran bagi peneliti selanjutnya. Moleong, Lexy J. 2014. Metodologi Penelitian
Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Munandar, Utami. 2009). Pengembangan kreativitas
anak berbakat. Jakarta: Rineka Cipta
REFERENSI Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabet
Aqib, Zainal. 2008. Penelitian Tindakan Kelas Untuk
Guru. Bandung: Yrama Widya Nurfitria, Miftahul Annisah. 2019. Pengaruh
Badudu dan Sutan Mohammad Zain. 2010. Teknik Ecoprint, Bahan Tekstil, Dan Zat
Efektivitas Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Fiksasi terhadap Kualitas Hasil Pewarnaan
Pustaka Menggunakan Daun Kersen (Muntingia
Flint, India (Ingrid Diana). 2001. Arcadian Calabura L.). S1 thesis, Universitas Negeri
Alchemy: Ecologically Sustainable Dyes For Yogyakarta.
Flint, I. 2008. Eco Color : Botanical Dyes for Beautiful

317

Anda mungkin juga menyukai