Anda di halaman 1dari 58

Unggul Dalam IPTEK

Kokoh Dalam IMTAQ

SKRIPSI

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP PEREMPUAN


MENGHADAPI PRE-MENOPAUSE DI RUMAH SAKIT ISLAM
JAKARTA CEMPAKA PUTIH JAKARTA PUSAT
TAHUN 2023

WINDA FEBRIANTI
20210910170123

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
BAB I

PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan latar belakang, masalah, tujuan penelitian dan manfaat

penelitian.

1.1 Latar Belakang

Menurut Abril (2016). Pre-menopause adalah transisi menopause

yang terjadi beberapa tahun sebelum terjadinya menopause, yang melibatkan

perubahan dari siklus ovulasi ke anovulasi, dan Wanita menunjukan tanda-tanda

siklus menstruasi yang tidak teratur. Tanda-tanda premenopause adalah

gangguan menstruasi, perdarahan menstruasi yang banyak atau sangat sedikit,

gangguan vasomotor berupa vasokonstriksi atau ekspansi, pusing disertai sakit

kepala, keringat terus menurus atau gangguan saraf (Agung, 2019).

Gejala sindrom pra-menopause antara lain muka memerah dari dada

ke wajah, keringat malam, vagina kering, kehilangan ingatan, insomnia, depresi

(kecemasan), kelelahan, hubungan seksual yang menyakitkan. Timbulnya gejala

premenopause ini dapat menimbulkan berbagai gejala pada Wanita dan dapat

menjadi sanagt serius jika tidak ditangani (Fajriatun Zahra, Rita Sopiatun, S.ST.,

2018).

1
2

Perubahan fisik pada Wanita premenopause antara kulit menipis, keriput,

pigmentasi kulit, kiki rapuh dan kuning, mulut kering dan lidah terbakar, mata

kering, rambut menipis, vagina kering, tulang menjadi keropos dan mudah

patah. Perubahan psikologis pada Wanita premenopause antara lain merasa tua,

tidak menarik, tertekan karena takut tua, lebih sensitive dan emosional (marah,

cemas, tertekan) takut tidak bisa melayani suami dengan baik. Wanita pre-

menopause lebih tidak stabil secara emosional, gelisah atau cemas dan sepresi.

Sekitar 70% Wanita premenopause menderita masalah vasomotor, depresi dan

masalahh psiklogis dan somatic lainnya, dan 90% Wanita premenopause

mengeluh mudah tersinggung, cemas, gelisah dan mudah tersinggung (Yazia &

Hamdayani, 2020). Gejala sindrom premenopause: 64% mengalami penurunan

libido, 82,2% mengalami menstruasi tidak teratur, 69% mengalami dan

gangguan mental, dan 17% tidak mengalami gejala karena menstruasi tidak

kembali (R.A. Helda Puspitasari, 2020).

Seorang memiliki citra diri yang buruk jika tugas perannya tidak

dapat dilakukan secara optimal. Dalam menjalankan fungsi peran, ketegangan

peran muncul karena adanya perubahan yang berkaitan dengan status seseorang.

Saat Wanita mengalami premenopause, mereka mengalami perubahan baik

secara fisik maupun psikis. Beberapa Wanita bahkan tidak menyadari atau

bahkan mengetahui bahwa mereka berada pada titik ini. Perubahan yang datang

berupa perubahan fisik, psikis dan seksual. Semua Wanita pasti mengalami ini.

Menurut Wolrd Healt Organization (WHO), 8% populasi lansia di

Asia Tenggara, atau sekitar 142 juta orang, terkena dampaknya. Pada tahun
3

2050, populasi lansia diperkirakan tiga kali lipat dibandingkan tahun ini. Pada

tahun 2000 terdapat sekitar 5.300.000 (7,4%) dari total penduduk lansia,

sedangkan pada tahun 2010 jumlah lansia sebanyak 24.000.000 (9,77%) dari

total penduduk, dam pada tahun 2020 jumlah lansia diperkirakan akan

meningkat menjadi 28.800.000 (11,34% dari total populasi. Berdasarkan data

Profil Kesehatan Indonesia 2017, ditemukan penduduk berusia 40-49 tahun

17.028.035, 50-54 tahun 14.601.469, 55-59 tahun 11.903.287 dan 60-64 tahun

menjadi 8.870.493, terdapat 6.035.413 berusia 65-69 tahun dan 8.757.308

berusia di atas 70 tahun (Departemen Kesehatan RI, 2017). Menurut WHO

(2015), jumlah Wanita pascamenopause di Asia adalah 373 juta pada tahun

2010.

Menurut Kementrian Kesehatan RI, jumlah Wanita usia 40-an yang

memasuki masa premenopause adalah 9,09 juta jiwa secara nasional pada tahun

2015. Terdapat sekitar 8-10% Wanita lanjut usia di Indonesia yang

kesehatannya memerlukan perhatian masyarakat untuk mencapai kebahagian

dan kesejahteraan. Pada usia tertentu, seorang Wanita mengalami iklim dimana

terjadi perubahan-perubahan alami pada tubuhnya (Pracetyawati, 2012).

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), informasi tersebut didasarkan pada hasil

proyeksi penduduk tahun 2010 hingga 2020 Indonesia memperoleh informasi

penduduk menurut jenis kelamin sebanyak 134.923.903 perempuan (49,3%).

Menurut kelompok umur, terdapat 9.824.9000 juta (7,28%) Wanita

berusia 40-44 tahun. Jumlah Wanita yang memasuki masa menopause adalah

16.898.901 juta (7,98%). Sebaliknya, pada tahun 2020, Pemprov DKI Jakarta
4

menghimpun informasi jumlah penduduk menurut kelompok dan jenis kelamin

perempuan berusia 41 hingga 46 tahun, yaitu 4333.698 wanita premenopause di

DKI Jakarta 567.759 wanita.

Berdasarkan catatan pasien RSI Jakarta Cempaka Putih, jumlah

pegawai RSI Jakarta Cempaka Putih kurang lebih 500 orang yang Sebagian

besar adalah perempuan. Karyawan ini berusia antara 21 hingga 50 tahun.

Sebagian besar karyawan berusia 35-45 tahun. Ini adalahh usia dimana Wanita

Bersiap untuk pramenopause. Staf Wanita yang terdiri dari perawat, dokter,

administrasi dan kebersihan.pramenopause pasti akan terjadi namun belum tentu

semua staf RS Islam memhami dan besikap positif terhadap perubahan yang

dialami Wanita selama pramenopause. Dapat diasumsikan bahwa pekerja

Wanita pramenopause. Pengetahuan yang memadai tentang premenopause dapat

membantu Wanita premenopause mempersiapkan diri menghadapi

premenopause hingga menopause selanjutnya.

Salah satu cara untuk mempersiapkan Wanita menjelang menopause

adalah mengubah pengetahuan mereka melalui Pendidikan Kesehatan.

Pengetahuan yang baik tentang premenopause juga dapat mencegah terjadinya

perubahan besar Wanita premenopause, karena jika seorang Wanita

premenopause mengetahui tentang menopause, apa saja perubahannya dan

bagaimana cara mengatasinya, maka dia juga dapat mengurangi perubahan yang

terjadi dengan cara msialnya mematuhi pola makan dan menjaga Kesehatan

sedini mungkin, misalnyamelalui olahraga (Baziad, 2013). Menurut penelitian

sebelumnya yang dilakukan Arifarahmi pada tahun 2019, hasil penelitiannya


5

menunjukan bahwa sikap perempuan terhadap menopause masih kurang baik

(55%). Oleh karena itu perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan pengetahuan

Wanita, sehingga dapat mempersiapkan secara positif perubahan

(Sulistyaningsih, 2017).

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Hubungan Pengetahuan dan Sikap Wanita Tentang

Premenopause di Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih Tahun 2023”.

1.2 Rumusan Masalah

Pengetahuan yang memadai tentang premenopause dapat membantu

Wanita premenopause dan kemudia menopause. Salah satu cara untuk

mempersiapkan Wanita menjelang menopause adalah dengan mengubah

pengetahuan mereka. Pengetahuan yang baik tentang premenopause juga dapat

mencegah terjadinya perubahan besar pada Wanita premenopause, karena jika

seorang Wanita premenopause mengetahui tentang menopause, apa saja

perubahannya dan bagaimana cara mengatasinya, dia juga mampu emngurangi

perubahan yang terjadi. Perempuan yang mempunyai pengetahuan yang cukup

tentang premenopause diharapkan mempunyai sikap yang positif menghadapi

perubahan yang terjadi pada masa premenopause. Oleh karena itu peneliti tertarik

untuk melakukan peneltian tentang “Hubungan Pengetahuan dan Sikap Wanita

Pada Masa premenopause di Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih Jakarta

Pusat Tahun 2023”.

1.3 Tujuan Penelitian


6

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan

sikap Wanita menjelang menopause di Rumah sakit Islam Jakarta

Cempaka Putih Tahun 2023.

1.3.2 Tujuan Khusus

1) Teridentifikasi deskprisi kakteristik responden meliputi umur, agama,

suku, pekerjaan dan Pendidikan di Rumah Sakit Islam Jakarta

Cempaka Putih tahun 2023.

2) Pada tahun 2023 ditemukan survey pengetahuan Wanita

premenopause di Rumah Sakit Islam Cempaka Putih Jakarta.

3) Diidentifikasi gambaran sikap Wanita menjelang menopause di

Rumah Sakit Islam Cempaka Putih Jakarta.

4) Teridentifikasi hubungan antara pengetahuan dan sikap Wanita

menjelang menopause di Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih

tahun 2023.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam s=berbagai bidang,

antara lain sebagai berikut:

1.4.1 Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan referensi,

sumber informasi dan memahami hubungan antara pengatahuan dan sikap

Wanita terhadap perubahan premenopause.


7

1.4.2 Aplikasi

1.4.2.1 Bagi perempuan premenopause

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas bahan bacaan

dan meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu tentang penanganan

perubahan premenopause pada Wanita.

1.4.2.2 Bagi peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan

refrensi bagi peneliti dengan topik yang sama.

1.4.2.3 Instansi kesehatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman

tentang hubungan antara pengetahuan dan sikap Wanita terhadap

perubahan premenopause.

1.4.3 Manfaat bagi Metodologi

Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan

pengetahuan tentang sikap perempuan menghadapi premenopause. Serta

dapat digunakan untuk pengembangan penelitian selanjutnya agar dapat

digunakan sebagai sumber informasi terkait masalah premenopause pada

perempuan.
BAB II

LANDASAN TEORI

Bab ini mebahas konsep-konsep yang berkaitan dengan masalah penelitian yang

teridi dari konsep Wanita premenopause, konsep perubahan Wanita premenopause,

pengetahuan dan konsep sikap.

2.1 Perempuan Premenopause

2.1.1 Pengertian

Premenopause merupakan fase peralihan antara fase produktif dan fase

pikun pada usia 40-55 tahun, ditandai dengan silus menstruasi yang tidak

teratur dan aliran menstruasi yang relative deras (Ita dan Reni, 2016).

Menurut Pranoto 2016, premenopause atau menopause merupakan masa

transisi antara masa repproduksi dan usia tua. Secara umum, fase di usia

40-an ini disebut juga dengan premenopause, yang ditandai dengan

siklus menstruasi yang tidak teratur dan pendarahan menstruasi yang

berkepanjangan dan relative banyak. Premenopause merupakan bagian

dari siklus klimakterik yang terjadisebelum menopause. Premenopause

adalah tahap Ketika tubuh bergerak menuju menopause. Fase ini dapat

berlangsung 2-8 tahun dan 1 tahun akhir menopause. Fase premenopause

biasanya dimulai setelah usia 40 tahun (Atika,2016

8
9

Premenopause mengacu pada masa reproduksi hingga periode

menstruasi terakhir (FMP), premenopause mengacu pada waktu sebelum

menopause Ketika gejala hormonal, biologis dan klinis muncul pada

awal menopause (Maria, 2017). Perubahan premenopause dan proses

penuaan meliputi perubahan pola darah hot flashes, gangguan tidur,

perubahan atrofi, perubahan psikologis, perubahan berat badan,

perubahan kulit, seksualitas dan perubahan fungsi tiroid (Varney, 2015).

2.1.2 Tanda dan Gejala Premenopause

Tanda dan gejala dari premenopause antara lain:

a) Menstruasi menjadi tidak konsisten

b) Hot flashes adalah rasa panas di daerah dada, leher, menjalar ke wajah

dan kulit kepala.

c) Gangguan tidur, berkurangnya keuburan, perubahan suasana hati,

perubahan fungsi seksual, pengroposan tulang dan peningkatan kadar

LDL (Low Density Lipoprotein).

d) Pembesaran kedua payudara di luar haid dan hilangnya libido tanpa

sebab yang jelas.

e) Tubuh sering merasa Lelah tanpa alasan yang jelas.

f) Kekeringan saat berhubungan seksual ((vagina dryness)menyebabkan

rasa tidak nyaman dalam berhubungan intim dengan suami).

g) Buang air kecil lebih sering dari lima atau sepuluh tahun yang lalu.
10

2.1.3 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Premenopause

Faktor-faktor yang mempengaruhi premenopause (Azam Qonitatun, 2015)

yaitu:

a. Usia haid pertama kali (menarche)

Semakin muda anda mengalami menstruasi pertama, semakin tua atau

lama anda memasuki pramenopause.

b. Jumlah anak

Beberapa peneliti menemukan bahwa semakin banyak Wanita

melahirkan, semakin tua lama mereka mengalami premenopause.

c. Usia melahirkan

Semakin tua seseorang melahirkan seorang anak, semakin tua mereka

memasuki premenopause. Ini terjadi karena kehamilan dan persalinan

memperlambat system reproduksi dan memperlambat penuaan.

d. Faktor psikis

Diyakini bahwa Wanita lajang dan pekerja memengaruhi perkembangan

psikologis. Beberapa penelitian menunjukan bahwa mereka mengalami

premenopause lebih muda daripada Wanita menikah dan tidak

bekerja/bekerja atau Wanita yang belum menikah dan tidak bekerja.

e. Perempuan dengan histerektomi

Anda mengalami gejala menopause pada usia yang lebih muda.

f. Pemakaian kontrasepsi

Control kelahiran hormonal mencegah ovarium memproduksi sel telur.

Wanita yang menggunakan kontrasepsi membutuhkan waktu lebih lama

untuk mencapai menopause.


11

g. Merokok

Wanita perokok memasuki premenopause lebih awal.

h. Sosial ekonomi

Selain Pendidikan dan pekerjaan pria, status sosial ekonomi Wanita dan

rasio tinggi-berat badan juga diyakini mempengaruhi usia premenopause.

i. Budaya dan lingkungan

Mempengaruhi Wanita untuk beradaptasi atau tidak beradaptasi dengan

fase iklim awal.

2.1.4 Dampak Premenopause

Menurut (Walyani, 2015) dampak premenopause ada 2 yaitu :

1) Nyeri punggung (back pain), nyeri dada, keringat dingin pada malam

hari, jantung berdebar, flushing (rasa panas pada wajah) dan gatal-gatal

pada kulit.

2) Masalah mental, diketahui gejala fisik dapat memicu terjadinya masalah

mental. Emosi yang biasanya muncul pada tahap ini adalah rapuh, sedih

dan tertekan. Akibatnya, pada masa premenopause ini Wanita mengalami

depresi/stress, tidak dapat berkonsentrasi bekerja dan mudah

tersinggung.

2.1.5 Perubahan yang dialami oleh perempuan premenopause

Perubahan premenopause dan proses penuaan meliputi perubahan pola darah, hot

flashes, gangguan tidur, perubahan atrofi, perubahan psikologis, perubahan berat

badan, perubahan kulit, seskualitas dan perubahan fungsi tiroid (Varney, 2015).

Beberapa keluhan fisik yang akan dialami oleh perempuan premenopause menurut
12

Aqila (2015), antara lain:

1) Ketidakteraturan siklus haid

Ada pendarahan tidak teratur dari vagina. Jenis perdarahan ini terjadi terutama pada

awal menopause. Pendarahan dimulai selama beberapa bulan dan kemudian berhenti

sama sekalli. Gejala ini disebut gejala peralihan.

2) Kekeringan vagina

Gejala ini disebabkan oleh prubahan pada lapisan vagina. Vagina menjadi lebih

kering dan kurang fleskibel akibat penurunan estrogen, yang juga menyebabkan

vagina gatal. Kekeringan vagina desebabkan oleh serviks yang mengeluarkan sedikit

lender. Penyebabnya adalah kurangnya estrogen yang menyebabkan leher rahim dan

vagina menjadi lebih tipis, lebih kering dan kurang fleksibel. Keputihan dan buang

air kecil yang menyakitkan. Ketidaknymanan ini terjadi dan dirasakan pada Wanita

premenopause 2-3 tahun sebelum datangnya menopause.

Menurut Mira, pada tahun 2018, Wanita premenopause akan mengalami [erubahan

fisik akibat perubahan hormonal (estrogen dan progesterone), yaitu:

a. Gangguan Vasomotor Hot flushes (rasa panas dari muka ke dada), berkeringat

beberapa bulan atau tahun sebelum atau sesudah akhir haid. Kulit merah panas

dengan keringat malam yang berlebihan, jantung berdebar dan jantung berdebar.

75% dari periode pramenopause 10 menopause terjadi. Hot flash berlangsung

antara 30 detik dan 5 menit.

b. Night sweat (keringat malam hari)

Terjadi dari 30 detik hingga 5 menit.

c. Drynes vaginal (kekeringan vagina)


13

Perubahan kadar estrogen menyebabkan kekeringan pada alat kelamin, yang dapat

menyebabkan infeksi vagina.

d. Insomnia ( sulit tidur)

Masalah tidur premenopause disebabkan oleh kadar serotonin yang rendah dimana

kadar serotonin dipengaruhi oleh kadar endorphin, masalah tidur disebabkan oleh

hot flashes yang membangunkan Wanita dari tidur, mimpi buruk, mimpi

menakutkan dan banyak mimpi datang saat tidur.

e. Fatigue (mudah lelah)

Kelelahan umum terjadi pada Wanita premenopause yang dipengaruhi oleh

penurunan kadar estrogen.

f. Dispareunia (rasa sakit ketika berhubungan seksual)

Hal ini disebabkan karena vagina memendek, menyempit, kehilangan kelenturan

sedikit pun, menipiskam epitel dan mudah terluka karena kurangnya pelumasan.

g. Ketidakteraturan siklus menstruasi penuranan kadar estrogen premenopause

menyebabkan gangguan pada siklus menstruasi seperti polymenorrhoea,

oligomenorrhoea, amenorrhoea dan metrorrhagia.

2.3 Pengetahuan

2.3.1 Pengertian

Pengetahuan adalah hasil perpaduan/kerja sama antra subjek yang sadar

dengan pengetahuan manusia dan objek yang diketahui. Semua yang diketahui

tentang objek tertentu (suria sumantri dalam Nurroh 2017). Menurut

Notoatmodjo, Yuliana (2017). Pengetahuan adalah hasil indra seseorang atau

mengetahui suatu objek melalui panca indera seperti mata, telinga, nyawa dan

indrea lainnya.
14

2.3.2 Tingkat Pengetahuan

Menurut Juliana (2017) Daryanto, ada enam tingkatan pengetahuan, yaitu:

a) Pengetahuan (knowledge)

Pengetahuan diartikan hanya sebagai ingatan (memori). Fakta-fakta harus

diketahui tanpa bisa mengekspoitasikannya.

b) Pemahaman (comprehension)

Memahami suatu objek berarti tidak hanya mengetahui, tidak hanya

mampu menyebutkan, tetapi mampu menginterpretasikan objek yang

diketahui dengan benar.

c) Penerapan (application)

Orang yang telah memahami subjek dapata menerapkan prinsip-prinsip

yang diketahui menerapkannya pada situasi lain.

d) Analisis (analysis)

Analisis adalah kemampuan manusia untuk menggamabrkan dan

membedakan hubungan antar komponen suatu objek dan kemudia mencari

hubungan tesebut.

e) Sintesis (synthesis)

Merupakan kemampuan untuk mengembangkan formulasi baru dari

formulasi yang ada. Sintesis menunjukan kemampuan seseorang untuk

meringkas komponen pengetahuan mereka atau membangun hubungan

logis antara mereka.

f) Penilaian (evaluation)

Merupakan kemam;uan seseorang untuk menilai suatu objek tertentu

menurut kriteria atau standar yang berlaku dalam masyarakat.


15

2.3.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Fitriana dalam Yuliana (2017), pengetahuan dipengaruhi oleh

beberapa factor antara lain:

1) Pendidikan

Pendidikan sangat besar pengaruhnya dalam belajar, semakin tinggi

Pendidikan berarti mudah baginya untuk menimba ilmu. Selain itu,

pelatihan dalam Pendidikan formal dan informal juga dapat diperoleh.

Pengetahuan tentang suatu objek mengandung dua aspek, yaitu aspek

negative dan aspek positif. Kedua aspek ini menentukan sikap seseorang

terhadap objek. Aspek-aspek familiar yang lebih positif dari objek

mendorong sikap positif terhadap objek. Perguruan tinggi menenrima

informasi yang baik dari orang lain dan media. Semakin banyak informasi

yang masuk, semakin banyak pula informasi Kesehatan yang diterima.

2) Media massa atau sumber informasi

Pengetahuan yang diperoleh baik dari Pendidikan formal maupun informal

dapat memberikan pengetahuan jangka pendek yang mengarah pada

perubahan dan pertumbuhan pengetahuan. Perkembangan teknologi

menyediakan berbagai media yang dapat mempengaruhi pengetahuan

masyarakat akan informasi baru. Media massa seperti televisi, radio, surat

kabar, majalah, penyuluhan dan lain-lain yang mempunyai pengaruh besar

terhadap opini dan keyakinan masyarakat.

3) Sosial budaya dan Ekonomi

Adat istiadat dan tradisi yang dilakukan seseorang tsnpa memikirkan

apakah yang dilakukannya itu baik atau tidak. Status ekonomi seseorang
16

juga menentukan tersedianya fasilitas yang dibutuhkan untuk kegiatan

tertentu, sehingga status sosial ekonomi mempengaruhi pengetahuan.

4) Lingkungan

Ini tentang lingkungan fisik, biologis dan sosial individu. Lingkungan juga

mempengaruhi proses penyampaian informasi kepada orang-orang di

lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi dua arah yang

ditanggapi sebagai informasi.

5) Pengalaman

Informasi dapat diperoleh dari pengalaman pribadi atau lainnya.

Pengalaman ini adalah jalan untuk mencapai kebenaran pengetahuan.

6) Usia

Dalam hal ini, usia dapat mempengaruhi pemahaman dan pemikiran.

Dengan bertambahnya usia, cara berfikir dan pemahaman seseorang

berkembang sedemikian rupa sehingga pengetahuan yang diperoleh

semakin meningkat.

2.3.4 Pengukuran Pengetahuan

Menurut Notoatmojo (2014), pengukuran informasi dapat

dilakukan melalui wawancara atau keusioner, dimana subjek atau responden

ditanya tentang isi dari materi yang diukur. Indicator informasi Kesehatan

adalah tingginya jumlah variable Kesehatan yang bertanggung jawab

terhadap Kesehatan.

Berdasarkan survey pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 7

Oktober 2012 oleh peneliti di Desa Kunde, diketahui terdapat 2.020


17

perempuan di Desa Klien Kecamatan Bulu Kabupaten Sukoharjo. Dari

jumlah tersebut, 63 lembar informasi diperoleh dari penduduk perempuan

usia 40-45 tahun. Berdasarkan hasil studi pendahuluan, 10 wanita berusia 40-

45 tahun diwawancarai klien desa, dan ditemukan 7 wanita tidak tahu apa-

apa tentang premenopause dan 3 orang tahu tentang premenopause. Suatu

keadaan dimana kita kurang menyadari pentingnya premenopause dalam

segala hal. Sebagian besar perempuan di desa klien tamat SD atau SMP (data

primer Oktober 2012).

Studi Putri dkk, (2014) tentang hubungan pengetahuan dan sikap

wanita tentang premenopause di Desa Adrejo Kecamatan Gadingrejo

Kabupaten Pringsewu dari tahun 2014 menemukan bahwa pengetahuan

wanita tentang premenopause masuk dalam kategori buruk dan sikap wanita

terhadap Menopause masuk dalam kategori negatif kategori “buruk”. , dan

ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan sikap wanita tentang

premenopause. Penelitian Ridwan dan Denok (2016) tentang hubungan

antara pengetahuan dan sikap wanita tentang perubahan fisik pramenopause

ditemukan bahwa pengetahuan wanita tentang perubahan fisik pramenopause

di Dusun Ngesong Desa Banjarejo berada di bawah kriteria pengetahuan

(54%) dan sikap wanita terhadap menopause. perubahan fisik negatif. (61%),

dan ada hubungan antara pengetahuan dan sikap wanita tentang perubahan

fisik pramenopause di Dusun Ngesong Desa Banjarejo.

2.4. Sikap

2.4.1 Pengertian
18

Sikap adalah pendapat/penilaian orang (responden) dalam kaitannya

dengan kesehatan, penyakit dan faktor risiko kesehatan. Sikap adalah suatu

sindrom atau kumpulan dari beberapa gejala sebagai respon terhadap suatu

stimulus, dalam hal ini objek, yang meliputi perasaan, perhatian, dan gejala

psikologis lainnya (Notoatmojo, 2012). Sikap merupakan evaluasi atau respon

emosional yaitu sikap seseorang terhadap suatu objek merupakan perasaan

mendukung atau memihak, atau perasaan tidak mendukung atau memihak

objek tersebut (Berkowitz dalam Azwar, 2013). Menurut Sumarwani (2014, p.

166), sikap merupakan ungkapan perasaan konsumen terhadap suatu barang,

suka atau tidak suka, dan sikap juga menggambarkan kepercayaan konsumen

terhadap berbagai kualitas feminin dan manfaat dari barang tersebut. Menurut

Rinaldi 2016, sikap didefinisikan sebagai aspek atau penilaian positif atau

negatif terhadap suatu objek. Menurut Damiati et al (2017, p. 36), sikap adalah

ungkapan perasaan seseorang, yang mencerminkan suka atau tidak suka

terhadap suatu objek. Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa

sikap adalah reaksi atau ekspresi seseorang terhadap suatu objek, baik positif

maupun negatif, yang dinyatakan dengan rasa suka atau tidak suka, menyetujui

atau menolak objek tersebut. Penelitian yang dilakukan Nurdono pada tahun

2013 di Desa Gonggang, Kecamatan Poncol, Kabupaten Magetan, dengan

judul Gambaran sikap perempuan terhadap masa premenopause pada

perempuan-perempuan didapatkan hasil untuk kelompok sikap terhadap masa

premenopause bersikap positif, sedangkan untuk kelompok sikap terhadap

premenopause, perempuan-perempuan Desa Gonggang Kecamatan Poncol,

Kabupaten Magetan dominan bersikap negatif terhadap premenopause.


19

2.4.2 Komponen Sikap

Menurut Damiati, dkk (2017), sikap terdiri atas tiga komponen utama

yaitu :

1) Komponen kognitif

Adalah pengetahuan dan persepsi yang diperoleh melalui kombinasi

pengalaman langsung dari objek skenario dan informasi tentang objek

dari berbagai sumber. Informasi dan persepsi yang dihasilkan

cenderung membentuk keyakinan, yaitu keyakinan konsumen bahwa

objek sikap tertentu memiliki banyak karakteristik feminin dan bahwa

perilaku tertentu mengarah pada hasil tertentu.

2) Komponen afektif

Mengacu pada perasaan atau emosi konsumen terhadap objek. Perasaan

ini mencerminkan evaluasi keseluruhan konsumen terhadap barang

tersebut, yaitu. H. keadaan seberapa banyak konsumen menyukai atau

tidak menyukai barang tersebut. Evaluasi konsumen terhadap merek

dapat diukur dengan menilai merek dari "sangat buruk" hingga "sangat

baik" atau "sangat baik". sangat buruk". suka" sangat suka.

3) Komponen koaktif/perilaku

Ketika suatu komponen mengacu pada kemampuan atau

kecenderungan seseorang untuk melakukan tindakan tertentu yang

berkaitan dengan objek sikap, komponen tersebut seringkali diperlukan

untuk menyatakan niat beli konsumen.

2.4.3 Fungsi Sikap

Empat fungsi sikap menurut Daniel Kazt dalam Damiati (2017):


20

1) Fungsi Utilitarian

Ini adalah fungsi yang terkait dengan prinsip dasar penghargaan dan

hukuman. Mengembangkan sikap yang berbeda terhadap produk

tergantung pada apakah produk tersebut menimbulkan kepuasan atau

kekecewaan.

2) Fungsi Ekspresi

Adalah nilai konsumen mengembangkan sikap terhadap suatu merek

berdasarkan kegunaan produk, daripada kemampuan merek untuk

mengekspresikan nilai-nilai yang ada di dalamnya.

3) Fungsi Mempertahankan Ego

Ini adalah sikap yang dikembangkan konsumen yang berusaha

melindungi mereka dari tantangan eksternal dan emosi internal, sehingga

membentuk fungsi pelestarian ego.

4) Fungsi Pengetahuan

Ini adalah konfigurasi yang dirancang untuk membantu konsumen

mengatur sejumlah besar informasi yang disajikan kepada mereka setiap

hari. Fitur ini dapat membantu konsumen mengurangi ketidakpastian dan

kebingungan saat memilah-milah informasi yang relevan dan tidak

relevan untuk memenuhi kebutuhannya.

2.4.4 Ciri-Ciri Sikap

Menurut Danang Sunyoto (2012) ciri-ciri sikap adalah :

1) Sikap tidak dibawa sejak lahir dalam diri seseorang, tetapi dibentuk atau

dipelajari saat orang tersebut berkembang menjadi objek

2) Pengaturan dapat diubah dan dipelajari


21

3) Sikap ini tidak unik, tetapi selalu melibatkan hubungan yang jelas

dengan objek tertentu

4) Objek sikap adalah hal atau kumpulan hal tertentu. Pengaturan dapat

merujuk ke objek serupa.

2.4.5 Karakteristik Sikap

Menurut Ujang Sumarwan (2014), beberapa atribut sikap yaitu:

1) Sikap selalu memiliki objek

Yaitu sikap selalu mempunyai sesuatu hal yang dianggap penting, objek

sikap dapat berupa konsep abstrak seperti konsumerisme atau berupa

sesuatu yang nyata.

2) Konsistensi sikap

Ini memberi gambaran tentang perasaan konsumen dan perasaan itu

tercermin dalam perilaku mereka. Oleh karena itu, sikap sesuai dengan

perilaku.

3) Sikap positif, negatif dan netral

Ini berarti bahwa masing-masing memiliki nilai khusus untuk sikpa

timbal balik individu.

4) Intensitas sikap

Ini adalah sikap konsumen terhadap merek produk pada berbagai

tingkatan. Ketika konsumen mengungkapkan tingkat prefensi tertentu

terhadap produk, mereka mengungkapkan intensitas sikap mereka.

5) Resistensi sikap
22

Berapa banyak konsumen yang bisa berubah

6) Persistensi sikap

Ini adalah karakteristik sikap yang menggambarkan perubahan sikap dari

waktu ke waktu.

7) Keyakinan sikap

Ini adalah keyakinan konsumen akan kebenaran sikapnya. Sikap

seseorang terhadap suatu objek seringkali muncul sehubungan dengan

keadaan.

2.4.6 Pengembangan Sikap

Tiga aspek pengembangan sikap adalah:

1) Pembentukan sikap-sikap

2) Sumber-sumber yang mempengaruhi pembentukan sikap

3) Hubungan kepribadian dan sikap

2.4.7 Sifat Sikap

Menurut Purwanto (Maemanah, 2014), sifat sikap ada dua yaitu:

a) Sifat positif dari kecenderungan Tindakan mendekat, seperti menunggu

objek tertentu.

b) Sifat-sifat negative meliputi kecenderungan menghindari, membenci atau

menyukai objek tertentu.


23

Bagan 2.1 Kerangka teori

2. Sikap :
1. Pengetahuan :
a. Pengertian
a. Pengertian
b. Komponen Sikap
b. Tingkat Pengetahuan
c. Fungsi Sikap
c. Faktor - faktor yang
d. Ciri-Ciri Sikap
mempengaruhi pengetahuan
e. Karakteristik Sikap
d. Pengukuran Pengetahuan
f. Pengembangan Sikap
g. Sifat Sikap

3. Premenopause:
a. Pengertian
b. Tanda dan gejala
c. Faktor- faktor yang
mempengaruhi
premenopause
d. Dampak
Premenopause

4. Perubahan yang Dialami oleh


perempuan Premenopause

Sumber: Modifikasi Teori Notoatmodjo (2012), Azwar (2013) Mansur (2011) dan Fitri (2017), Sibagariang,
Dkk (2010)
BAB III

KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN DEFINISI OPERASIONAL

Bab ini menjelaskan kerangka konseptual, desain penelitian, hipotesis penelitian,

variabel penelitian dan definisi operasional variabel penelitian.

3.1 Kerangka Konsep

Kerangka penelitian merupakan konsep yang digunakan sebagai landasan

berpikir dalam kegiatan ilmiah. Kerangka konseptual adalah model konseptual

yang mengacu pada bagaimana peneliti secara logis menggabungkan beberapa

faktor yang mereka anggap relevan dengan masalah (Nursalam, 2017). Ada 2

variabel dalam kerangka konseptual, yaitu:

1. Variabel independen atau variabel bebas

Variabel bebas atau variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau

menentukan nilai variabel lain (Nursalam, 2017). Pada penelitian ini variabel

bebasnya adalah pengetahuan tentang premenopause.

2. Variabel dependen atau variabel terikat

Variabel dependen atau variabel dependen merupakan faktor yang diamati

dan diukur untuk mengetahui apakah variabel independen tersebut memiliki

hubungan atau pengaruh (Nursalam, 2017). Variabel terikat yang diteliti dan

dihubungkan dengan penelitian ini adalah sikap wanita premenopause.

24
25

Skema 3.1

Kerangka Konsep Penelitian

Variabel Independen Variabel Dependen

Sikap perempuan menghadapi


Pengetahuan Perempuan premenopause
premenopause

Karakteristik Responden:
- Usia
- Agama
- Suku
- Pekerjaan
- Pendidikan

Keterangan:

: Variabel yang akan diteliti dan dicari hubungannya

: Variabel yang diteliti tapi tidak dicari hubungan

3.2 Hipotesis

Hipotesis adalah asumsi yang harus diuji dengan data dan fakta dari penelitian (Dantes,

2012). Oleh karena itu, hipotesis harus tepat, konkret dan terukur (Notoadmojo, 2012).

Berdasarkan kerangka konseptual di atas, diperoleh hipotesis sebagai berikut:

Ha : Ada keterkaitan antara pengetahuan dan sikap perempuan

Premenopause di RS Cempaka Putih Jakarta tahun 2023.

3.3 Definisi Operasional


26

Definisi operasional adalah unsur penelitian yang menjelaskan definisi suatu variabel

dan pengukuran suatu variabel sehingga definisi operasional ini merupakan informasi

ilmiah yang membantu peneliti lain yang ingin menggunakan variabel yang sama

(Nursalam, 2017).

Tabel 3.1
Definisi Operasional Variabel Penelitian dan Karakteristik Responden
No Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur
Variabel Independen
1. Pengetahuan Segala sesuatu yang Lembar pertanyaan Kuesioner B 0= Kurang , jika Ordinal
tentang diketahui dan dipahami oleh terdiri dari 10
nilai skor < 60%
perempuan responden tentang pertanyaaan, dengan
premenopause premenopause alternatif jawaban 1= Baik , jika nilai
(a,b,c,d)
skor ≥60%
Variabel Dependen
2 Sikap Hasil respon seseorang Kuesioner dengan 10 Kuesioner C 0=Negatif, jika nilai Ordinal
perempuan terhadap premenopause. pernyataan valid.pernya skor 10-25
premenopause taan positif: 1= Positif, jika nilai
dalam 1.SS = Sangat Setuju skor 26-40
menghadapi Nilai=4
premenopause 2.S = Setuju Nilai=3
3.TS = Tidak setuju
Nilai=2
4.STS=Sangat tidak
setuju Nilai=1
Pernyataan Negatif :
1.SS = Sangat setuju
nilai=1
2.S =Setuju nilai=2
3.TS =Tidak setuju
Nilai=3
4.STS =Sangat tidak
setuju Nilai=4

Karakteristik Responden
3. Usia perempuan Lama responden hidup Mengisi Kuesioner 0= jika usia 40-45 Interval
premenopause terhitung sejak lahir kuesioner tahun
sampai ulang tahun 1 = jika usia 46 – 50
Terakhir (40-50 tahun) dan tahun
belum menopause
4. Agama Sebuah kepercayaan, Mengisi Kuesioner 0= Non Muslim Nominal
sistem budaya dan kuesioner 1= Islam
pandangan dunia yang
menghubungkan
Manusia dengan perintah
dari kehidupan
5. Suku Kesatuan sosial yang dapat Mengisi Kuesioner 0= Non Jawa Nominal
dibedakan dari kesatuan kuesioner 1= Jawa
sosial lain berdasarkan
kesadaran akan identitas
perbedaan kebudayaan
27

6. Pekerjaan Suatu hubungan yang Mengisi Kuesioner 0 = Tidak Bekerja Nominal


melibatkan dua pihak kuesioner 1 = Bekerja
antara perusahaan dengan
para pekerja/karyawan
7. Pendidikan Pembelajaran pengetahuan, Mengisi Kuesioner 0 = Rendah (SD- Ordinal
keterampilan, dan kuesioner SMP)
kebiasaan sekelompok 1 = Tinggi (SMA,
orang yang diturunkan PT)
dari satu generasi
berikutnya melalui
pengajaran, pelatihan
atau penelitian
BAB IV

METODE PENELITIAN

Bab ini menjelaskan tentang desain penelitian, populasi dan sampel, lokasi

penelitian, waktu penelitian, etika penelitian, alat pengumpulan data, prosedur

pengumpulan data, pengolahan data dan rencana analisis data.

4.1 Desain Penelitian

Rancangan penelitian adalah rancangan dan struktur penelitian yang disusun

untuk memberikan peneliti jawaban atas pertanyaan penelitian mereka (Khairinal

2016:

282). Jenis penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif

korelasional dengan pendekatan cross sectional. Studi cross-sectional adalah

studi yang mengukur beberapa variabel secara bersamaan, mudah dilakukan,

tidak mahal, dan tidak memerlukan waktu tindak lanjut. Studi cross-sectional

standar digunakan untuk merumuskan hipotesis kausal yang dapat diuji.

4.2 Populasi dan Sampel

4.2.1 Populasi

Populasi adalah domain umum yang terdiri dari objek atau subjek dengan

jumlah dan sifat tertentu yang ditentukan peneliti untuk dipelajari dan dari

mana kesimpulan ditarik (Sugiyono, 2019).

28
29

Berdasarkan rekam medis staf rumah sakit. Islam Jakarta Cempaka Putih

Tahun 2023, populasi penelitian ini terdiri dari wanita yang mencapai usia

menopause di area Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih yang

berjumlah 100 orang.

4.2.2 Sampel

Sampling adalah proses memilih sebagian dari populasi untuk mewakili

populasi. Sumber yang ditentukan tidak valid. Suatu teknik penentuan sampel

dengan cara memilih sampel dari suatu populasi sesuai dengan kesukaan peneliti

sehingga sampel tersebut dapat mewakili ciri-ciri populasi yang telah diketahui

sebelumnya (Nursalam, 2014). Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel

adalah purposive sampling. Purposive sampling menurut Sugiyono adalah

teknik pengambilan sampel dengan aspek-aspek tertentu (Sugiyono, 2012: 68).

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah rumus

Slovin sebagai berikut:

n= N
1+N (d)2

Keterangan :

N : Besarnya populasi (orang)

n : Besarnya sampel

d2 : Tingkat signifikan 0,05

n= 100
1+100 (0,05)2
30

n= 100
1+100 (0,0025)

n= 100
1+0,25

n= 100
1,25

n = 80

Diperoleh hasil n = 80. Maka disimpulkan besar sampel dari 100 populasi menjadi

80 sampel.

Kriteria Inklusi :

1. Bersedia sebagai responden

2. Karyawan perempuan RSIJ Cempaka Putih yang sudah memasuki usia

premenopause dan belum menopause

3. Karyawan perempuan RSIJ Cempaka Putih yang masih mempunyai pasangan

4. Perempuan yang berada di lingkungan RS Islam Jakarta Cempaka Putih,

Jakarta Pusat

4.3 Tempat penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih, Jakarta Pusat.

4.4 Waktu Penelitian

Periode penelitian berakhir dari September 2022 hingga Januari 2023.

4.5 Etika Penelitian


31

Etika penelitian bertujuan untuk melindungi hak-hak responden, termasuk menjamin

kerahasiaan identitas, masalah privasi dan masalah lainnya. Etika penelitian yang perlu

diperhatikan:

a. Informed Consent

Informed consent merupakan kesepakatan antara peneliti dan responden yang

memenuhi kriteria kelayakan, bertujuan agar responden premenopause memahami

maksud dan tujuan peneliti. Namun, jika tersangka menolak, penyidik harus

menghormati hak tersangka.

b. Anomity (Tanpa nama)

Untuk menjaga kerahasiaan identitas responden premenopause, peneliti tidak

mencantumkan nama responden dalam kuesioner, hanya inisial saja.

c. Confidentiality (Kerahasiaan)

Kerahasiaan adalah jaminan kerahasiaan hasil penelitian, kerahasiaan identitas,

data dan hal-hal lain. Kerahasiaan data responden premenopause dijamin oleh

peneliti.

4.6 Alat Pengumpulan Data

4.6.1 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan kuesioner.

Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang melibatkan mengajukan

beberapa pertanyaan tertulis untuk mengumpulkan informasi. Sebelum mengisi

kuesioner, responden diwajibkan untuk menandatangani formulir informed

consent atau lembar persetujuan sebagai bukti bahwa responden bersedia.

Langkah-langkah berikut menjelaskan bagaimana responden mengisi kuesioner:


32

a. Penyebaran kuesioner, responden diminta untuk mengisi identitas diri dan

beberapa kuesioner. Ada 3 kuesioner dalam survei ini, yaitu:

1) Kuesioner A Kuesioner ini menggunakan informasi demografi dari

responden, antara lain: usia, agama, suku, pekerjaan dan pendidikan.

2) Kuesioner B Kuesioner variabel pengetahuan wanita tentang

premenopause sebanyak 10 pertanyaan.

Tabel 4.1 Kisi – kisi Pengetahuan Tentang Premenopause

Variabel Indikator Pertanyaan


Jumlah Nomor
Pengertian tentang 1 1
Premenopause
Tanda dan gejala 3 2,3,4
premenopause
yang akan muncul
Faktor-faktor yang 2 5,6
mempengaruhi
premenopause
Dampak premenopause 2 7,8
Perubahan yang dialami 2 9,10
premenopause

3) Kuesioner C Kuesioner sikap wanita menjelang menopause berisi 10

pernyataan dengan pilihan jawaban sangat setuju, setuju, tidak setuju,

sangat tidak setuju.

4.6.2 Uji Coba Kuesioner

a. Uji Validitas

Uji validitas mengukur apakah kuesioner itu valid atau tidak. Sebuah survei

dianggap valid jika pertanyaan yang dimasukkan dalam kuesioner dapat

mengungkapkan atau menjelaskan sesuatu yang dapat diukur oleh kuesioner

tersebut (Ghozali, 2013). Item dapat divalidasi jika r hitung > r tabel dengan

taraf signifikansi 5% atau 0,05. Kriteria evaluasi untuk pemeriksaan validitas

adalah:
33

1) Jika r hitung > r larik, item kuesioner dianggap valid.

2) jika r hitung <; Di tabel-r, ekspresi dalam kueri ditandai sebagai tidak

valid.

Catatan : Nilai r-tabel tergantung pada jumlah responden yang digunakan

dalam uji validitas, r-tabel ditunjukkan pada product moment Pearson pada

taraf signifikan 5%. (Riyanto, 2011).

Peneliti sebelumnya melakukan uji validitas 10 soal pada data premenopause

untuk 10 responden. Uji validitas dilakukan dengan membandingkan r-tabel

dan r-number. Nilai r-tabel ditunjukkan pada tabel r, yang menggunakan

N=10 dengan α 5%, sehingga r-tabelnya adalah 0,632. Hasil uji validitas

yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan bahwa semua pertanyaan

valid.

Peneliti sebelumnya melakukan uji validitas terhadap 10 responden dengan

10 pernyataan tentang sikap wanita terhadap premenopause. Uji validitas

dilakukan dengan membandingkan r-tabel dan r-number. Nilai r-tabel

ditunjukkan pada tabel r, yang menggunakan N=10 dengan α 5%, sehingga r-

tabelnya adalah 0,632. Hasil uji validitas yang diperoleh dalam penelitian ini

menunjukkan bahwa semua pertanyaan valid.

Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan data dengan menyebarkan

kuesioner kepada 10 responden. Setelah kuesioner terkumpul, peneliti

melakukan uji validitas dengan hasil seperti pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2
Hasil Uji Validitas Pengetahuan dengan Sikap Perempuan Menghadapi Premenopause
34

(N = 10 )
Kuesioner No. Item r hitung r tabel (sig. 5%) Keterangan
1 0,633 0,632 Valid
2 0,726 0,632 Valid
3 0,887 0,632 Valid
4 0,897 0,632 Valid
Pengetahua 5 0,654 0,632 Valid
n 6 0,789 0,632 Valid
7 0,846 0,632 Valid
8 0,883 0,632 Valid
9 0,783 0,632 Valid
10 0,693 0,632 Valid
1 0,684 0,632 Valid
2 0,704 0,632 Valid
3 0,656 0,632 Valid
4 0,822 0,632 Valid
5 0,672 0,632 Valid
Sikap
6 0,778 0,632 Valid
7 0,861 0,632 Valid
8 0,760 0,632 Valid
9 0,639 0,632 Valid
10 0,712 0,632 Valid

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas merupakan pengujian untuk memastikan bahwa kuesioner

penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data variabel penelitian dapat

dipercaya atau tidak (WordPress, 2017). Uji reliabilitas yang digunakan dalam

penelitian ini adalah teknik Alpha-Crombacha yaitu membandingkan nilai r-hasil

dengan r-tabel. Kondisinya adalah kueri dapat diandalkan jika r alpha > r array.

Uji reliabilitas penelitian ini dilakukan setelah uji validitas. Reliabilitas dari 20

pertanyaan tersebut menghasilkan nilai Crombach's alpha sebesar 0,922 untuk 10

pertanyaan tentang pengetahuan dan 0,894 untuk 10 pernyataan tentang sikap

wanita terhadap premenopause. lebih besar dari nilai r-tabel, sehingga hasil ini

menunjukkan bahwa kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini reliabel.


35

4.7 Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan proses pengumpulan subyek yang dibutuhkan dalam

proses penelitian (Nursalam, 2016). Saat melakukan penelitian, lakukan sebagai

berikut:

1. Setelah mendapat persetujuan dari pembimbing akademik untuk judul skripsi,

mengirimkan surat lamaran kepada Dekan Program Studi Keperawatan Fakultas

Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Keperawatan yang ditujukan

kepada Direktur Rumah Sakit Islam Jakarta, Cempaka. Putih Jakarta Islamic

Hospital Cempaka Putih melalui bidang pendidikan di gedung Komcordic.

2. Peneliti mengajukan permohonan izin ke pamong praja dan diteruskan ke bagian

SDM Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih untuk mengumpulkan data

penelitian awal dan izin penelitian.

3. Pemeriksaan pendahuluan dilakukan dalam penelitian, yang menjelaskan masalah

yang terjadi dan layak diselidiki sesuai dengan inklusi dalam penelitian.

4. Kemudian peneliti memberikan penjelasan tentang penelitian tersebut. Jika calon

tersangka bersedia menjadi tersangka, penyidik akan meminta tersangka untuk

menandatangani surat persetujuan.

5. Studi ini memberikan petunjuk untuk mengisi kuesioner dan memberikan

responden kesempatan untuk mengajukan pertanyaan peneliti.

6. Setelah semua pertanyaan kuesioner diisi dan dikembalikan kepada peneliti,

peneliti memeriksa kelengkapan informasi yang diberikan oleh responden.

7. Setelah mengumpulkan kuesioner, peneliti mengucapkan terima kasih kepada

responden atas waktu dan kesediaan mereka untuk berpartisipasi dalam penelitian

ini.

8. Kuesioner yang telah diisi selanjutnya dilakukan pengolahan dan analisis data.
36

4.8 Pengolahan Data

Agar analisis penelitian memberikan informasi yang tepat, ada lima langkah dalam

pengolahan data:

1. Editing

Editing adalah kegiatan menelaah isi kuesioner untuk menentukan apakah jawaban

lengkap (semua jawaban diisi), jelas (jawaban tertulis cukup jelas atau tidak),

relevan (jawaban tertulis relevan dengan pertanyaan) dan konsisten (setiap respon

terus menerus).

2. Coding

Setelah semua data disunting atau disunting, dilakukan pengkodean yaitu data

berupa kalimat atau huruf diubah menjadi data numerik atau skor. Coding sangat

berguna dalam proses pemasukan data (data entry).

Setelah kuesioner responden yang telah diisi terkumpul, dilakukan pengkodean

dengan memasukkan data ke dalam tabel utama sesuai dengan kode yang

diberikan. Kode yang ditambahkan ke tabel utama adalah:

 Pengetahuan perempuan premenopause

0. Kurang , jika skor < 60%

1. Baik , jika skor ≥ 60%

 Sikap perempuan

0. Positif 26-40

1. Negatif 10-25

 Usia

0. Usia tidak produktif (46-50 tahun)


37

1. Usia produktif (40-45 tahun)

 Agama

0. Non muslim

1. Islam

 Suku

0. Non Jawa

1. Jawa

 Pekerjaan

0 jika tidak bekerja

1 jika bekerja

 Pendidikan

0 jika SD dan SMP

1 jika SMA dan perguruan tinggi

3. Entry Data

Ini adalah operasi pemrosesan data yang dilakukan dengan memasukkan data dari

kuesioner ke dalam program komputer.

4. Cleaning

Cleaning adalah tindakan memeriksa ulang kode untuk kesalahan dan

ketidaklengkapan, lalu membangun atau memperbaikinya.

5. Skoring
38

Scoring adalah langkah dimana setiap pertanyaan atau pernyataan diberi skor atau

nilai untuk setiap variabel dalam kuesioner.

4.8 Analisa Data

4.8.1 Analisa Univariat

Analisis univariat dilakukan secara deskriptif, yang bertujuan untuk

menjelaskan/menggambarkan sifat-sifat dari masing-masing variabel yang

diteliti. Dalam penelitian ini dilakukan analisis univariat terhadap

karakteristik responden seperti usia, suku, agama, pekerjaan dan

pendidikan. Variabel bebasnya adalah (pengetahuan tentang premenopause)

dan variabel terikatnya adalah (sikap wanita terhadap premenopause).

4.8.2 Analisa Bivariat

Analisis bivariat adalah analisis yang digunakan untuk mengetahui

hubungan antara dua variabel kepentingan (variabel bebas dan variabel

terikat) atau untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan

antara dua kelompok atau lebih. Untuk menunjukkan adanya hubungan

antara dua variabel bebas dan terikat, peneliti menggunakan uji chi-square.

Uji chi-square dapat digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel

kategori dan variabel kategori dengan tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05).

Dari hasil perhitungan dapat ditunjukkan jika terdapat hubungan yang

signifikan antara kedua variabel yaitu dengan melihat p-value, jika hasil

statis yang diperoleh p<0>0,05 maka hasil perhitungan statistik tidak

signifikan, artinya, tidak ada signifikansinya. hubungan antara variabel

independen dan variabel dependen dari variabel. Analisis menentukan


39

hubungan antara variabel independen, yaitu. informasi tentang

premenopause, dan variabel dependen, yaitu sikap wanita premenopause

yang dianalisis dengan uji chi-square.

Rumus uji chi-square:


∑ ( 0−E )
x 2=
E
Keterangan:

O : nilai observed (yang diamati)

E : nilai ekperimen (yang diharapkan)

X2 : statistik uji chi-square


BAB V

HASIL PENELITIAN

Bab ini menyajikan hasil Studi Premenopause tentang Hubungan Pengetahuan dan

Sikap pada Wanita, yang dilakukan pada tahun 2023 di Rumah Sakit Islam Cempaka

Putih Jakarta. Penelitian dilakukan pada bulan Januari 2023 di RS. Islam Jakarta

Cempaka Putih tahun 2023. Jumlah sampel yang diperiksa adalah 80 peserta

kuesioner. Selama penelitian, peneliti memilih responden berdasarkan kriteria

partisipasi. Setelah dilakukan penelitian, peneliti mencari hubungan antara variabel

bebas dan variabel terikat. Hasil penelitian berikut disajikan dalam bentuk tabel uji

analisis univariat dan bivariat.

4.9 Analisa Univariat

Analisis univariat penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan distribusi

responden wanita menurut variabel bebas dan variabel terikat. Variabel

bebasnya adalah pengetahuan tentang premenopause dan variabel terikatnya

adalah sikap wanita terhadap premenopause. Uraian rinci hasil analisis univariat

adalah sebagai berikut:

40
4.9.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Data Demografi

Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Usia, Agama, Suku, Pekerjaan, Pendidikan,
Pengetahuan dan Sikap Perempuan Menghadapi Premenopause Responden
di Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih (n=80)
Variabel Kategori f Presentase (%)
Usia perempuan 0. Tidak produktif 44 55%
premenopause (46 – 50 tahun)
1. Produktif (40-45 36 45%
tahun)

Agama 0. Non Muslim 0 0


1. Muslim 80 100%
Suku 0. Non Jawa 32 40%
1. Jawa 48 60%
Pekerjaan 0. Tidak Bekerja 0 0
1. Bekerja 80 100%

Pendidikan 0. Rendah 21 26,2%


1. Tinggi 59 73,8%
Pengetahuan 0. Kurang 38 47,5%
1. Baik 42 52,5%
Sikap 0. Negatif 39 51,2%
1. Positif 41 48,8%

Tabel 5.1 menunjukkan distribusi umum umur, agama, suku, pekerjaan dan

pendidikan. Berdasarkan hasil survei terhadap 80 responden di Rumah Sakit Islam

Cempaka Putih Jakarta, didapatkan bahwa sebagian besar wanita premenopause

berada pada kelompok usia tidak produktif, dimana kelompok usia 46-50 tahun adalah

44 tahun. rakyat. dan persentasenya adalah 55%. Sedangkan distribusi frekuensi

keagamaan responden terbanyak beragama Islam yaitu 80 orang dengan prosentase

100%, frekuensi responden terbanyak adalah suku Jawa yaitu 48 orang dengan

prosentase 60%, distribusi frekuensi pekerjaan tertinggi adalah wanita bekerja sampai

dengan 80 orang dengan prosentase . sebesar 100%, distribusi frekuensi pendidikan

responden tertinggi SMA, Perguruan Tinggi sebanyak 59 orang, persentase 73,8%,

sebaran frekuensi informasi baik genap 42 orang, persentase 52,5%, dan sebaran

41
42

frekuensi responden respon sikap responden terbanyak adalah positif sebanyak 41

orang dengan persentase 51,2%.

4.10 Analisa Bivariat

Rancangan penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional

Merupakan penelitian cross-sectional, yaitu untuk mengetahui hubungan antara

pengetahuan dan sikap wanita premenopause. Tujuan analisis bivariat adalah untuk

menjelaskan secara statistik hubungan antara kedua variabel (independen dan

dependen). Variabel bebasnya adalah pengetahuan tentang premenopause dan variabel

terikatnya adalah sikap wanita terhadap premenopause. Hubungan antara kedua

variabel tersebut dianalisis dengan menggunakan uji chi-square.

Tabel 5.2
Hasil Analisa Bivariat Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Perempuan
Menghadapi Premenopause di Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih (n=80)
Sikap Perempuan Menghadapi
Premenopause
Pengetahuan
perempuan Positif Negatif Total OR
P Value
tentang N % N % N % (95% CI)
premenopause
Kurang baik 25 65,8 13 34,2 38 100 3.125 0,013
(1.252 –
Baik 16 38,1 26 61,9 42 100 7.801)
Total 41 51,2 39 48,8 80 100

Tabel 5.2 menunjukkan berdasarkan hasil analisis hubungan antara pengetahuan dan

sikap wanita tentang premenopause, bahkan 25 orang (65,8%) memiliki pengetahuan

kurang tentang premenopause dan memiliki sikap positif terhadap wanita menopause.

Sebaliknya hanya 13 orang (34,2%) yang memiliki pengetahuan kurang tentang

premenopause dan wanita yang memiliki sikap negatif terhadap premenopause. Selain

itu, 16 orang (38,1%) yang mengetahui premenopause dengan baik memiliki sikap

positif, dan 26 orang (61,9%) adalah wanita yang mengetahui premenopause dengan
43

baik tetapi memiliki sikap negatif terhadap premenopause. Hasil uji statistik

memberikan P-value = 0,013 (P-value < α = 0,05), sehingga dapat disimpulkan Ha

diterima yang artinya ada hubungan antara pengetahuan dan sikap wanita menopause

di Rumah Sakit Islam Jakarta. Cempaka terdiri dari Putih. . Dari hasil analisis, OR =

3,125 yang berarti wanita dengan informasi baik memiliki peluang 3 kali lipat untuk

bersikap positif terhadap perubahan premenopause.


BAB VI

PEMBAHASAN

Bab ini berisi pembahasan dan interpretasi hasil penelitian, hubungan pengetahuan dan

sikap wanita tentang premenopause di Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih tahun

2023, implikasi hasil penelitian, dan keterbatasan penelitian. Pembahasan menjelaskan

tinjauan interpretasi hasil penelitian dengan teori yang menyertainya dan tesis sebelumnya,

yang bertujuan untuk memperkuat hasil penelitian, memperjelas efek penelitian,

keterlibatan hasil penelitian di bidang pendidikan, layanan dan penelitian, sedangkan

batasan penelitian menjelaskan proses penelitian yang dilakukan.

6.1 Interpretasi Hasil Penelitian

6.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Data Demografi

6.1.1.1 Usia

Hasil penelitian pada wanita premenopause di RSI Jakarta Cempaka

Putih menunjukkan bahwa sebagian besar responden berada pada usia

tidak produktif, hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar wanita

premenopause di RSI Jakarta Cempaka Putih mendekati usia pensiun.

Menurut Anatian (2017), wanita berusia antara 45 dan 50 tahun

memasuki masa pra-menopause, saat terjadi perubahan - perubahan

tersebut bervariasi mulai dari perubahan fisik, perubahan jenis

kelamin dan perubahan psikologis. Kehadiran perubahan menopause

ini sering dianggap sebagai stres khusus bagi wanita pramenopause.

Menurut Varney (2015), perubahan premenopause dan proses

44
45

penuaan meliputi menopause, hot flashes, gangguan tidur, perubahan

atrofi, perubahan psikologis, perubahan berat badan, perubahan kulit,

seksualitas dan perubahan fungsi tiroid.

6.1.1.2 Agama

Hasil survei pada wanita premenopause di RSI Jakarta Cempaka Putih

menunjukkan bahwa mayoritas responden beragama Islam, hal ini

menunjukkan bahwa wanita premenopause di RSI Jakarta Cempaka

Putih adalah Muslim. Agama adalah keyakinan dan kepercayaan

karena ada kekuatan supranatural yang mengatur dan menciptakan

alam dan segala isinya.

Bagi Zakiyah Darajat, premenopause merupakan fase kehidupan

perempuan yang harus dilalui. Oleh karena itu, wanita harus memiliki

pengetahuan tentang agama agar dapat menjalaninya dengan baik,

karena dengan memiliki pengetahuan agama ini memotivasi seorang

wanita untuk bersabar dan ikhlas selama masa pre-menopause ini.

Apalagi ketika seorang wanita mengalami perubahan fisik pada masa

menopause, misalnya perubahan siklus haid, sehingga terkadang

wanita tersebut mengeluarkan darah dalam waktu yang cukup lama,

yang kemudian mempengaruhi ibadah wanita tersebut. Wanita perlu

memahami dan memahami bagaimana menghadapi situasi ini.

Kesabaran dan keikhlasan juga mempengaruhi psikologi yang sehat

dan mempengaruhi kehidupan pribadi dan sosial. Selain itu, agama

yang kuat sangat membantu wanita menemukan kedamaian sebelum


46

terjadi perubahan yang terjadi kemudian saat premenopause atau

menopause.

6.1.1.3 Suku

Hasil kajian tahun 2023 pada responden wanita premenopause di

Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih menemukan bahwa etnis

terbesar yaitu suku Jawa merupakan realitas atau realitas kelompok

masyarakat tertentu di daerah tertentu yang bercirikan adat istiadat

yang hanya ada di masyarakat. kelompok itu sendiri.Selain itu, etnis

adalah budaya seseorang yang mempengaruhi pengetahuan seseorang

tentang premenopause. Tanpa disadari, budaya telah mempengaruhi

pengetahuan dan sikap tentang premenopause karena merupakan suku

yang memberikan pengalaman individu kepada masyarakat lain.

Menurut peneliti, setiap suku memiliki keunikan atau cara untuk

mengatasi permasalahannya. Suku Jawa menghadapi masalah dengan

lebih damai. Wanita premenopause suku Jawa ini lebih tenang dan

menyambut baik perubahan yang terjadi pada masa premenopause.

6.1.1.4 Pekerjaan

Hasil penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Islam Jakarta

Cempaka Putih pada wanita premenopause menunjukkan bahwa

mayoritas wanita bekerja. Bekerja merupakan rutinitas bagi seorang

perempuan untuk memenuhi kebutuhan finansial keluarga dan untuk

mendukung tambahan penghasilan suaminya. Seorang wanita harus


47

terus bekerja dan berkreasi bahkan setelah dia memasuki usia pra-

menopause. Beberapa wanita pre-menopause bekerja di Rumah Sakit

Islam Cempaka Putih Jakarta, dimana para wanita tersebut memiliki

rutinitas setiap harinya saat bekerja. Wanita pramenopause di rumah

sakit Muslim bekerja sebagai petugas kebersihan, dokter, perawat atau

orang lain yang bertanggung jawab atas pekerjaannya sendiri.

Aktivitas wanita premenopause yang bekerja dapat mempengaruhi

sikap wanita untuk mengatasi perubahan premenopause.

Menurut Arian (2014), pekerjaan merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi pengetahuan. Hal ini menunjukkan bahwa model

pekerjaan ibu rumah tangga membuat perempuan mencari informasi

tentang pramenopause misalnya dengan membaca buku, mengunjungi

petugas kesehatan, dll.

Perempuan yang melakukan kegiatan sehari-hari dapat mempengaruhi

kualitas hidupnya, perempuan yang bekerja hanya sebagai ibu rumah

tangga biasanya tidak banyak mengubah pengetahuannya, sedangkan

perempuan yang melakukan kegiatan sosial di luar rumah lebih

banyak mengetahui informasi yang baik, mis. rekan kerja atau teman

dalam kegiatan sosial. Selain itu, kondisi sosial ekonomi

mempengaruhi sikap wanita terhadap perawatan premenopause

(Darmojo & Hadi, 2012). Kondisi ekonomi yang baik memudahkan

wanita premenopause untuk mengakses pelayanan kesehatan sehingga

memperoleh pengetahuan dan informasi tentang premenopause.


48

6.1.1.5 Pendidikan

Berdasarkan hasil penelitian pada wanita premenopause di Rumah

Sakit Islam Cempaka Putih Jakarta mendapatkan pendidikan yang

menunjukkan bahwa sebagian besar wanita premenopause di Rumah

Sakit Islam Cempaka Putih Jakarta berpendidikan tinggi (SMA,

Universitas). Hal ini membuktikan bahwa wanita premenopause yang

berpendidikan seharusnya memiliki sikap yang positif atau lebih baik

terhadap premenopause karena telah banyak mendapatkan informasi

tentang tanda dan gejala premenopause baik fisik, psikis maupun

seksual melalui berbagai media informasi yang tersedia.

6.1.2 Pengetahuan

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar responden

wanita premenopause memiliki pengetahuan yang baik, hal ini menunjukkan

sebagian responden di Rumah Sakit Islam Cempaka Putih Jakarta memiliki

pengetahuan yang baik. Hal ini menunjukkan bahwa ibu Rumah Sakit Islam

Cempaka Putih Jakarta memiliki pengetahuan yang baik tentang

premenopause dan mengetahui tanda dan gejala premenopause secara fisik,

psikis dan seksual.

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Agustiawat (2017) di Kabupaten

Pati yang menemukan bahwa wanita premenopause memiliki pemahaman

yang baik tentang premenopause. Menurut Atik (2015), perempuan yang

berpendidikan tinggi terbukti lebih mudah menyerap, mengembangkan, dan

menerapkan ilmu pengetahuan dalam kehidupannya. Selain menambah


49

pengetahuan tentang premenopause, meningkatkan kehidupan dengan

premenopause.

Informasi biasanya diperoleh dari berbagai pengalaman yang diperoleh dari

berbagai sumber seperti media massa, poster, kerabat dekat, media massa,

media elektronik, manual, tenaga kesehatan dan lain-lain. Peneliti menduga

bahwa pengetahuan wanita tentang premenopause kurang lengkap karena

tingkat pendidikan yang rendah dan mereka tidak pernah mendapatkan

informasi apapun tentang premenopause. Hal ini sangat mempengaruhi

seseorang dalam perkembangan penalaran dan pengetahuannya. Dengan

pikiran yang baik akan lebih mudah bagi seseorang untuk menambahkan

informasi.

Pengetahuan adalah kekuatan pendorong untuk mengubah perilaku atau

mengadopsi perilaku baru. Pengetahuan tentang premenopause merupakan

salah satu faktor yang menentukan apakah seseorang dapat menerima

timbulnya premenopause sebagai perubahan alami yang dialami setiap wanita

dan tidak boleh menimbulkan kecemasan yang berlebihan. Pengetahuan juga

dipengaruhi oleh pengalaman, jika wanita tidak memiliki pengalaman dengan

perawatan premenopause, maka wanita memiliki persepsi yang berbeda

tentang premenopause. Menurut Notoadmojo (2012), pengalaman atau

pengetahuan seseorang merupakan faktor yang sangat berperan dalam

menginterpretasikan stimulus yang diterima. Pengalaman masa lalu atau apa

yang diperoleh menyebabkan interpretasi wanita premenopause.

6.1.3 Sikap
50

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa mayoritas wanita

premenopause memiliki sikap positif, hal ini menunjukkan bahwa mayoritas

responden di Rumah Sakit Islam Cempaka Putih Jakarta memiliki sikap

positif terhadap premenopause.

Menurut Azwar. S, 2013, Agustiyati 2017, sikap adalah suatu bentuk evaluasi

atau reaksi terhadap suatu objek, baik sebagian maupun tidak, yang

mencerminkan keteraturan tertentu dari perasaan (afek), pemikiran (kognitif)

dan watak (conation) seseorang itu. . perspektif lingkungan sekitar.

Sikap, menurut peneliti, adalah reaksi atau reaksi yang masih tertutup dari

seseorang terhadap suatu objek. Kepositifan wanita premenopause mampu

menyalurkan perasaan tidak nyaman menjadi hal positif melalui berbagai

aktivitas, dan mereka menganggap bahwa hal-hal yang dialami saat

menopause adalah hal yang wajar dialami setiap wanita. Budaya dan

lingkungan juga mempengaruhi sikap wanita premenopause: semakin banyak

wanita berpartisipasi dalam masyarakat, semakin baik wanita beradaptasi

dengan perubahan yang mereka alami. Berbeda dengan kebanyakan wanita

perkotaan yang banyak mengkhawatirkan menopause, mereka takut akan

perubahan yang terjadi seperti kulit keriput, kehilangan libido, kehilangan

ingatan, sulit tidur, gelisah, perubahan emosi, kesepian dan lain-lain. Mereka

beranggapan bahwa menopause tidak akan lagi membuat pria mereka

mencintai mereka, sehingga para wanita kota menghadapi perubahan yang

terjadi selama menopause dengan cara yang berbeda.

6.2 Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Perempuan Menghadapi Premenopause

Di Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih Tahun 2023


51

Hubungan pengetahuan dengan sikap wanita dalam perawatan premenopause di

Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih tahun 2023, data wanita premenopause

yang memiliki pengetahuan kurang tentang sikap positif wanita terhadap

premenopause sebanyak 25 orang dengan prosentase 65,8%, sebanyak 13 orang. ada

persentase 34,2% yang memiliki pengetahuan buruk dan sikap negatif. Dari 16 wanita

yang mengetahui premenopause dengan baik dan bersikap positif terhadapnya

persentasenya adalah 38,1%, dan diantara 26 orang yang mengetahui premenopause

dengan baik dan bersikap negatif terhadapnya persentasenya 61,9%.

Hasil uji statistik yang dilakukan dengan program komputer memberikan P-value =

0,013. Secara statistik dapat disimpulkan bahwa Ha diterima, artinya ada hubungan

antara pengetahuan dan sikap wanita menopause di Rumah Sakit Islam Cempaka

Putih Jakarta. 2023

Dari hasil penelitian Meilina Estian (Juli 2015) terlihat bahwa wanita premenopause

dengan informasi yang baik memiliki sikap yang lebih positif terhadap masa

premenopause, sikap positif wanita premenopause dengan informasi yang baik dapat

membuat wanita premenopause lebih siap dan siap. Terima perubahan fisik dan

psikologis dan jangan melihat penuaan sebagai sesuatu yang harus dihindari.

Didukung pula dengan penelitian Rumatuli (2018), hasil uji statistik Spearman

diperoleh angka signifikan atau angka probabilitas (0,000) jauh lebih kecil dari standar

0,05 atau (p < a) maka H0 ditolak dan H1, yang berarti adanya hubungan antara

perubahan fisik. dan ketakutan menopause pada wanita, Dusun Candimulyo,

Kabupaten Jombang.
52

Berdasarkan uraian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa pengetahuan wanita

berhubungan dengan sikap wanita terhadap premenopause. Karena pengetahuan

memegang peranan yang sangat penting dimana pengetahuan seseorang baik, maka

sikap terhadap premenopause positif secara fisik, psikologis dan seksual. Wanita

dengan pemahaman premenopause yang baik diharapkan bersikap positif terhadap

premenopause karena pengetahuan premenopause yang baik berarti wanita

mengetahui pentingnya premenopause, tanda dan gejala, efek dan perubahan

premenopause yang terjadi pada wanita seiring bertambahnya usia. Usia 40-50 tahun

wajar memiliki sikap positif terhadap perubahan yang terjadi pada masa

premenopause.

6.3 Implikasi Hasil Penelitian

6.3.1 Implikasi Terhadap Pendidikan

Hasil penelitian ini dapat memberikan wawasan ilmu keperawatan khususnya

pada wanita premenopause, serta dapat dijadikan referensi tambahan untuk

kerja komunitas. Selain itu, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan

referensi bagi guru pada saat membagikan catatan kuliah khususnya pada topik

asuhan maternitas.

6.3.2 Implikasi Terhadap Pelayanan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat mempengaruhi peningkatan pelayanan

kesehatan khususnya pelayanan keperawatan dalam pelaksanaan asuhan

kebidanan. Sosialisasi kesehatan tentang pentingnya pengetahuan yang mantap

tentang premenopause juga harus ditanamkan kepada seluruh wanita baik

melalui konseling maupun penyuluhan.


53

6.3.3 Implikasi Terhadap Penelitian

Hasil penelitian ini dimaksudkan untuk menjadi dasar bagi penelitian selanjutnya

oleh peneliti dan peneliti lainnya.

6.4 Keterbatasan Penelitian

Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih memiliki beberapa keterbatasan, antara

lain:

1. Ketrampilan peneliti masih kurang karena peneliti baru pada entry level sehingga

masih banyak gap hasil penelitian.

2. Alat pengumpul data bukanlah alat yang baku, melainkan alat yang

dikembangkan oleh peneliti sendiri berdasarkan teori dan konsep yang ada dan

disusun menjadi pertanyaan dan pernyataan untuk pengumpulan penelitian.

3. Dalam penelitian ini, kuesioner G-form dan manual digunakan untuk

mengumpulkan data, yang diberikan kepada responden melalui WhatsApp.

Kelemahan metode ini adalah mengirimkan link berulang kali ke banyak

responden karena G-Form tidak bisa dibuka, dan memasukkan informasi secara

manual ke dalam G-Form.

4. Pada saat penyebaran kuesioner, peneliti tidak memberikan tenggat waktu kepada

responden untuk menyelesaikan kuesioner, sehingga responden tidak segera

mengisi kuesioner yang dikirimkan oleh peneliti. Solusi untuk keterbatasan ini

adalah peneliti mengembalikan survei kepada responden yang tidak

menyelesaikan survei.
54
BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan serta saran untuk pelayanan

kesehatan, pendidikan dan penelitian selanjutnya.

7.1 Kesimpulan

7.1.1 Analisa Univariat

Hasil penelitian tentang hubungan pengetahuan dan sikap wanita dengan

menopause yang dilakukan di Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih tahun

2023 terhadap 80 responden menunjukkan bahwa hasil karakteristik responden

sebagian besar berusia 46-50 tahun yaitu sebanyak 44 orang. orang (55%),

beragama Islam 80 orang (100%), Jawa 48 orang (60%), bekerja 80 orang

(100%), berpendidikan tinggi 59 orang (73,8%), bahkan baik 42 orang (52,5%)

diberitahukan. dan 41 orang (51) memiliki sikap positif 0,2%).

7.1.2 Analisa Bivariat

Hasil penelitian menunjukkan bahwa di Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka

Putih tahun 2023 terdapat korelasi antara pengetahuan dan sikap wanita terhadap

premenopause, p-value = 0,013.

55
7.2 Saran

7.2.1 Bagi Responden

Bagi wanita premenopause perlu mencari dan memperdalam informasi tentang

tanda dan gejala premenopause dari penjelasan informasi. Wanita harus positif

tentang gejala fisik dan psikologis yang dapat terjadi selama premenopause.

Diharapkan wanita premenopause yang dihadapkan pada perubahan fisik dan

psikis lebih memahami perubahan yang terjadi pada dirinya dan tidak lupa untuk

menjaga kebersihan dan kesehatan dalam kehidupan sehari-hari.

7.2.2 Bagi Rumah Sakit

Diharapkan Rumah Sakit Islam Cempaka Putih Jakarta dapat meningkatkan

sosialisasi terkait kesehatan secara umum dan kesehatan reproduksi atau

masalah premenopause khususnya bagi wanita premenopause serta pola hidup

sehat yang dapat diterapkan untuk menambah pengetahuan dan memperluas

sikap positif terhadap premenopause melalui penyuluhan. dan konseling.

7.2.3 Bagi Instansi Pendidikan

Memperkuat peran instansi terkait dan penyedia perawatan, terutama perawatan

pascapersalinan dan perawatan komunitas, dalam implementasi promosi dan

pencegahan, terutama untuk wanita premenopause, sehubungan dengan

ketidaknyamanan/perubahan premenopause.

7.2.4 Bagi Peneliti


1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi dasar serta referensi

bagi peneliti selanjutnya.

2. Calon peneliti yang berminat menyelidiki masalah premenopause

dianjurkan untuk mempelajari premenopause dengan melihat beberapa

faktor atau variabel lain yang tidak terungkap dalam penelitian ini.

3. Selain itu, disarankan untuk melakukan penelitian tidak hanya kuantitatif

tetapi juga kualitatif untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih

mendalam.

Anda mungkin juga menyukai