Damar Prasetyo - 41323110012 - Quiz 4 Perawatan Mesin
Damar Prasetyo - 41323110012 - Quiz 4 Perawatan Mesin
41323110012
PREVENTIVE MAINTENANCE
(PERAWATAN PENCEGAHAN)
Pendahuluan
Preventive maintenance (PM) adalah komponen penting dari aktivitas perawatan.
Dalam suatu organisasi perawatan, hal tersebut biasanya membutuhkan porsi yang besar dari
keseluruhan Upaya perawatan. PM biasa diartikan sebagai merawat dan melakukan service
oleh individu yang terlibat dengan aktivitas perawatan agar peralatan/fasilitas tetap dalam
kedaan yang andal dengan melakukan inspeksi, deteksi, dan korektif terhadap kegagalan
berdasarkan historis atau potensi yang akan terjadi.
Hal penting yang menjadi target tercapaikan tindakan perawatan pencegahan adalah
meningkatkan produktivitas peralatan, mengurangi kerusakan kritis peralatan, merancang dan
menjadwalkan kegiatan perawatan, meminimalisir kerugian produktivitas akibat kerusakan
mesin, dan meningkatkan safety pekerja.
Dari waktu ke waktu, tindakan PM selalu mendapat penentangan dari pihak majaemen
dengan alasan biaya yang tinggi serta hasil yang tidak langsung terlihat. Organisasi perawatan
selalu mendapatkan penekanan bahwa seluruh PM harus hemat biaya, prinisp utama untuk
mendapatkan dukungan Perusahaan adalah “Jika itu tidak menghemat uang, maka jangan
dilakukan!”
Damar Prasetyo
41323110012
6. Pengaturan: Secara periodik mengatur variable spesifik peralatan untuk mencapai
performa yang optimal.
7. Instalasi: Secara periodik mengganti item yang mempunyai masa pakai terbatas, atau
yang mengalami penurunan performa dengan tujuan menjaga nilai keandalan peralatan.
Berikut ini merupakan karakteristik organisasi yang membutuhkan penerapan program
perawatan pencegahan yang baik:
Banyak faktor yang menjadi latarbelakang jenis organisasi perawatan yaitu ukuran,
kompleksitas, dan produk yang dihasilkan. Berikut ini adalah empat pedoman yang berguna
dalam merancang organisasi perawatan, yaitu:
a. Menetapkan pembagian wewenang yang jelas
b. Optimalkan skema reporting pekerjaan
c. Cocokan organisasi dengan ahlinya
d. Efisiensikan struktur organisai
Berikut ini adalah tabel evaluasi untuk menentukan efektivitas dari tindakan perawatan
pencegahan
Jawaban
No Pertanyaan Ya Mungkin Tidak
(5 Poin) (1 - 4 Poin) (0 Poin)
1 Apakah tren waktu henti operasi terekam dan terlaporkan dengan baik?
2 Apakah PM diterapkan?
3 Apakah pelaksana inspeksi melaksanakan tanggung jawabnya?
4 Apakah checksheet dikontrol dengan baik?
5 Apakah rute inspeksi dijadwalkan berdasarkan pengukuran metode kerja?
6 Apakah laporan inspeksi ditindaklanjuti (secara acak) oleh supervisor untuk menentukan keakuratannya?
7 Berapa persen waktu mesin mati untuk pekerjaan pemeliharaan?
8 Apakah tindakan pelumasan dilakukan sesuai skejul?
9 Apakah manajemen menerima laporan yang bermakna terkait waktu mati mesin?
10 Apakah yang bertanggung jawab melaksanakan PM hanya 1 orang?
11 Apakah rute pelumasan diatur berdasarkan metode dan studi?
12 Apakah penjadwalan inspeksi, lubrikasi, dan pelaporan tindakan PM didasari oleh data yang valid?
13 Apakah masalah yang bisa diperkirakan segera dilaporkan saat temuan?
14 Apakah pekerjaan PM disorot dalam sistem pelaporan biaya untuk memungkinkan analisa rutin?
15 Apakah spesifikasi lubrikasi diperiksa dengan baik untuk meminimalisir variasi jenis lubrikasi?
Apakah analisa kegagalan diterapkan guna mendeteksi pola kegagalan agar bisa disesuaikan dengan program
16
perawatan?
17 Apakah aset pabrik/ bangunan diperiksa teratur sebagai bentuk program dari inspeksi?
Apabila total poin jawaban <55, maka menandakan perlu diterapkan PM untuk
meningkatkan produktivitas organisasi perawatan.
Damar Prasetyo
41323110012
Berikut merupakan rumus pertimbangan mengenai tindak-lanjut penerapan program
perawatan:
Damar Prasetyo
41323110012
Model Preventive Maintenance
Contoh:
Suatu fasilitas engineering diamati, berikut hasil pengamatannya:
Tb: 0,1 Bulan, Ti = 0.05 bulan, C = 3
Dengan menggunakan rumus 4.9, tentukan nilai optimal inspeksi per bulan:
Damar Prasetyo
41323110012
Keandalan dan Waktu Rata-Rata Penentuan Kegagalan dari Sistem
Perawatan Periodik.
Rumus matematika ini bisa digunakan untuk menentukan keandalan dan waktu rata-
rata menuju kegagalan system ke perawatan periodik. Model ini berlaku dengan ketentuan
berikut:
A. Bagian yang rusak diganti dengan yang baru dan identic
B. Dilakukan perawatan periodik terhadap system setelah y jam, dimulai dari waktu 0
Untuk perawatan periodic, interval waktu dari y jam ialah:
Dalam kasus ini, fasilitas harus operasi selama Y jam pertama tanpa mengalami kegagalan.
Selain itu, untuk Y waktu bebas merupakan kegagalan sehabis penggantian part yang rusak.
Untuk 0<T<Y, T jam lainnya atas kegagalan system kegagalan bebas operasional dibutuhkan.
Rata-rata waktu kegagalan system dengan penerapan perawatan periodic dijabarkan dengan
rumus berikut:
Damar Prasetyo
41323110012
Lalu integral 4.16 dibagi menjadi selang waktu yang panjangnya Y. dengan y = Iy+T, dengan
mensubtitusikan 4.15 ke 4.17, maka
Dikarenakan
Contoh:
Ada 2 mesin independent dan identic membentuk system parallel. Setiap waktu mesin
menuju kegagalan,, maka didistribusikan secara eksposional dengan waktu rata-rata hingga
kegagalan menuju kegagalan (MTTF) 200 jam. PM dilakukan tiap 100 jam sekali. Hitung
waktu rata-rata system menuju kegagalan dengan dan tanpa kemampuan perawatan periodic.
Dengan menggunakan rumus chapter 12, dan data yang diberikan, keandalan dari 2
sistem parallel adalah:
Damar Prasetyo
41323110012
Dengan mengintegralkan 4.22 terhadap interval waktu (0, tak hingga). MTTF tanpa performa
perawatan periodic:
\
Dengan diferensialkan 4.23 dengan pertimbangan untuk n, maka:
Nilai n akan menjadi optimal Ketika kanan dan kiri dari 4.25 bernilai sama. Dengan kondisi
tersebut, total waktu mati fasilitas/peralatan menjadi minimal.
Damar Prasetyo
41323110012
Contoh 4.3
Tentukan rate kegagalan system berikut:
Dengan f adalah nilai kegagalan system pada n=0, maka perlu substitusi ke persamaan 4.25,
maka
Contoh 4.4
Berdasarkan contoh sebelumnya, kita mendapatkan:
Damar Prasetyo
41323110012
A. Tingkat kegagalan peralatan merupakan fungsi dari inspeksi
B. Waktu inspeksi didistribusikan secara eksponsional.
C. Tingkat perbaikan dan kegagalan peralatan bersifat konstan.
Berikut adalah istilah yang akan dibahas dalam metode optimasi inspeksi II ini:
n = Banyaknya inspeksi yang dilakukan per unit (satuan waktu)
Dimana:
PLi = Nilai Kerugian hasil produktivitas per unit akibat inspeksi
PLr = Nilai Kerugian hasil produktivitas per unit akibat perbaikan
IC = Biaya inspeksi per unit waktu
RC = Biaya perbaikan per unit waktu
Nilai n akan optimal (maksimal) jika nilai persamaan ruas kanan dan kiri senilai.
Damar Prasetyo
41323110012
Contoh 4.5
Asumsikan tingkat kegagalan sistem manufaktur yang ditentukan persamaan 4.26 di contoh
4.3. Kembangkan menjadi persamaan yang mendapatkan n yang optimal
Contoh 4.6
Dengan mempertimbangkan contoh soal 4.5, berikut data yang dimiliki:
P = $10.000 per bulan
f = 2 kegagalan per bulan
1/u = 0.04 per bulan
= 0.01 per bulan
Ci = $75 per bulan
Cr = $400 per bulan
Tentukan nilai n yang optimal dengan menggunakan persamaan 4.33
Damar Prasetyo
41323110012
PM Markov Model
Model matematika ini mewakili suatu sistem yang bisa gagal total atau mengalami
kegagalan PM berkala. Sistem yang gagal diperbaiki.Model ini berfungsi untuk memprediksi
ketersediaan sistem, kemungkinan kegagalan sistem untuk PM, dan kemungkinan kegagalan
sistem.
Beberapa pertimbangan dalam penerapan model ini adalah:
A. Tingkat Sistem PM, kegagalan, dan perbaikan konstan
B. Setelah perbaikan atau PM, kondisi sistem optimal seperti baru
Dimana
Probabilitas kegagalan sistem dijelaskan pada persamaan 4.38, probabilitas sistem mati untuk
PM dijelaskan pada persamaan 4.39, dan ketersediaan sistem pada persamaan 4.37. Apabila
ketentuan waktu menjadi besar di persamaan 4.37, kita mendapatkan persamaan ketersediaan
untuk keadaan stabil yaitu:
Contoh:
Asumsikan bahwa dalam persamaan 4.44, kita mempunyai kegagalan per jam,
per jam, per jam, dan per jam. Hitung ketersediaan dalam
keadaan stabil:
Damar Prasetyo
41323110012
Didapatkan sekitar 41% kemungkinan bahwa sistem akan tersedia untuk diservis. Secara
spesifik, ketersediaan sistem dalam keadaan stabil adalah 41%
Gambar diatas merupakan keadaan ketika para pihak terkait organisasi perawatan sedang
melakukan pekerjaan unplanned breakdown maintenance akibat pelaksanaan PM tidak
dikontrol dengan baik, dimana mesin tersebut mengalami kegagalan pada saat sedang
beroperasi. Sebagai informasi, proses yang terjadi di line ini dapat dikatakan sebagai aliran
Damar Prasetyo
41323110012
yang konstan, dimana terjadi keberlangsungan proses produksi. Pada saat mesin tersebut
diperbaiki, line produksi menjadi mati mengakibatkan kerugian yaitu:
1. Produktivitas Menurun
2. Operator tidak bekerja namun tetap dibayarkan upahnya
3. Membayarkan upah lembur untuk mengejar target produksi kebutuhan customer
4. Membutuhkan banyak tenaga pada saat proses pengerjaanya dan memakan waktu
yang lama
5. Ketersediaan material yang tidak baik, mengakibatkan kesulitan dalam mencari
pengganti material
Damar Prasetyo
41323110012