Anda di halaman 1dari 3

DEFINISI KOLOID

Koloid merupakan jenis campuran heterogen yang terbentuk karena adanya dispersi suatu zat ke dalam
zat lain yang dicampurkan.
KLASIFIKASI KOLOID
Koloid dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Berdasarkan sifat interaksi antara fase terdispersi dan media dispersi, koloid dapat diklasifikasikan
sebagai:
Koloid hidrofilik: Partikel-partikel koloid tertarik ke air, mereka juga sering disebut dengan sol reversibel.
Koloid hidrofobik: Sifatnya berlawanan dengan koloid hidrofilik. Partikel-partikel koloid ditolak oleh air,
mereka juga sering disebut dengan sol reversibel.
Dalam beberapa kasus, suspensi koloid dapat dianggap campuran homogen. Ini karena perbedaan
antara materi "terlarut" dan "partikel" kadang-kadang bisa menjadi masalah pendekatan, yang
memengaruhi apakah itu homogen atau heterogen.
CONTOH KOLOID
Adapun berbagai contoh koloid yang mudah ditemukan dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai
berikut.
Sol padat: Gelas berwarna atau perpaduan logam dan perunggu
Sol: Tinta, sol emas, sol belerang, lem cair, dan pati dalam air
Aerosol padat: Asap rokok, debu di udara, dan asap knalpot
Emulsi padat: Jeli, mentega, selai, agar-agar, lateks, dan semir padat
Emulsi: Susu, santan, minyak, mayones
1. Ciri-ciri larutan:
Tidak bisa disaring
Satu fase
Sifat antar zat stabil
Homogen
Diameter partikel berukuran kurang dari 10-7 cm
2. Ciri-ciri koloid:
Dapat disaring, tapi dengan membrane semipermeabel saja
Dua fase
Sifat antar zat stabil
Heterogen
Diameter partikel berukuran antara 10-7 s.d 10-5 cm
3. Ciri-ciri suspensi:
Dapat disaring
Dua fase
Sifat antar zat tidak stabil, sehingga pasti akan memisah
Heterogen
Diameter partikel berukuran lebih dari 10-5 meter

SIFAT SIFAT KOLOID


Sifat Koloid
Koloid memiliki 8 (delapan) sifat, yaitu:
1. Efek Tyndall
Efek Tyndall adalah cahaya yang berhamburan oleh partikel koloid, di mana partikel larutan berukuran
lebih kecil daripada partikel koloid. Oleh karena itu, berkas cahaya dapat dihamburkan.

2. Gerak Brown
Gerak Brown adalah gerak acak dari partikel koloid yang bisa dilihat hanya lewat mikroskop ultra.
Pergerakan acak tersebut disebabkan adanya tumbukan.

3. Absorpsi
Absorpsi adalah proses penyerapan, atau tepatnya penyerapan ion oleh partikel koloid karena ukuran
luas partikel koloid yang cukup besar. Dengan begitu ion dapat menempel di permukaannya, baik ion
positif maupun negatif. Lebih jauh lagi, koloid pun dapat bermuatan sesuai muatan ion yang telah
diserap.
4. Koagulasi koloid
Koagulasi koloid merupakan penggumpalan partikel koloid karena koloid mengandung muatan yang
dinetralkan. Pada koloid bermuatan sejenis, koloid tidak akan menggumpal karena ion saling tolak-
menolak. Sedangkan koloid yang muatannya telah dinetralkan tidak lagi tolak-menolak sehingga koloid
bisa berkelompok atau menyatu.

5. Dialisis
Dialisis adalah pemurnian koloid agar bebas dari ion-ion pengganggu. Contoh pengaplikasiannya adalah
proses cuci darah alias hemodialisis.

6. Elektroforesis
Elektroforesis adalah pergerakan partikel koloid di dalam medan listrik karena adanya muatan yang
terkandung di dalam partikel koloid tersebut. Kutub negatifnya disebut katoda, sementara kutub
positifnya disebut anoda.

7. Koloid liofil dan liofob


Sifat ini dapat ditemukan dalam sol, yang terbagi jadi dua jenis: liofil dan liofob. Sol liofil merupakan
partikel dengan zat terdispersi yang bisa menarik mediumnya, sehingga ada gaya tarik-menarik antara
keduanya. Sedangkan sol liofob merupakan partikel dengan zat terdispersi yang tidak bisa menarik
mediumnya dan cenderung encer.

8. Koloid pelindung
Sol liofil pun dapat digunakan sebagai koloid pelindung dari sol liofob. Dengan begitu, partikel sol liofil
akan menjadi pelindung sol liofob dari koagulasi.

CARA PEMBUATAN KOLOID


Proses pembuatan koloid sendiri biasanya dibagi menjadi dua, yaitu kondensasi dan dispersi.

1. Kondensasi
Kondensasi merupakan proses pembuatan koloid larutan yang dalam prosesnya dibagi lagi menjadi dua,
yaitu secara fisika dan secara kimia. Secara fisika, prosesnya dilakukan dengan mengubah pelarut.
Sementara secara kimia melibatkan beberapa reaksi kimia seperti:
Reaksi redoks, reduksi, dan oksidasi
Reaksi hidrolisis
Reaksi substitusi atau reaksi dekomposisi rangkap
2. Dispersi
Dispersi adalah kebalikan dari kondensasi, artinya ini merupakan proses pembuatan koloid dari
suspensi. Proses ini mengubah partikel koloid yang besar menjadi partikel yang lebih kecil.
Dalam proses pembuatan koloid yang dengan teknik dispersi, dibedakan menjadi tiga proses. Pertama
secara mekanik, kedua secara peptisasi, dan ketiga secara busur berdia.

a. Secara mekanik
Pembuatan koloid secara mekanik biasa dilakukan dengan cara menggerus atau menumbuk agar
partikel koloid jadi mengecil. Setelah itu, ditambahkan medium zat cair panas. Misalnya seperti sol
belerang yang dibuat dengan cara menggerus serbuk belerang dengan zat inert (mirip gula pasir) lalu
dicampurkan dengan air.

b. Secara peptisasi
Cara ini biasanya dilakukan dengan menambahkan ion yang satu jenis dengan suatu endapan. Misalnya
agar agar yang dipeptisasi oleh air, karet dipeptisasi oleh bensin, lalu nitroselulosa dipeptisasi oleh
aseton, dan yang lainnya.

c. Secara busur berdia (berdig)


Prinsip dari cara ini adalah dengan mengalirkan arus dengan tegangan tinggi pada dua buah elektroda.
Elektroda ini merupakan logam dan harus dicelupkan pada air. Awalnya atom-atom logam akan
terlempar ke dalam air. Setelah itu, atom-atom tersebut akan mengalami kondensasi dan menjadi
partikel koloid. Dengan kata lain, cara ini adalah gabungan dari cara kondensasi dan cara dispersi.
KIMIA

D
I
S
U
S
U
N

OLEH :

NAMA : MARINTAN SITANGGANG


KLS : XI IPA 1

SMA NEGERI 21 MEDAN


2022 / 2023

Anda mungkin juga menyukai