Bab Ii Pendahuluan
Bab Ii Pendahuluan
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa Inggris merupakan salah satu mata pelajaran yang penting untuk dikuasai oleh
peserta didik di era globalisasi ini. Namun, pembelajaran bahasa Inggris di sekolah masih
banyak menghadapi kendala, seperti kurangnya motivasi, minat, dan partisipasi peserta
didik dalam berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris, serta kurangnya variasi dan
keaktifan guru dalam menyampaikan materi dan memberikan umpan balik kepada peserta
didik (Staffordshire, 2009). Hal ini dapat berdampak negatif terhadap pencapaian
kompetensi bahasa Inggris peserta didik, khususnya di kelas 7 SMP yang merupakan tahap
awal transisi dari SD ke SMP.
Berdasarkan hasil Kuesioner untuk Analisis Diagnosis yang diberikan pada awal kegiatan
pembelajaran yang dilakukan di Kelas VII B SMPN 2 Bobotsari, Kabupaten Purbalingga,
diperoleh informasi bahwa masih rendahnya minat peserta didik dalam mengikuti
pembelajaran Bahasa Inggris.
1. Kemampuan kognitif peserta didik dalam mata pelajaran Bahasa Inggris masih
rendah,dikarenakan pada Sekolah Dasar belum diberikan materi bahasa Inggris
2. Pembelajaran yang berlangsung cenderung masih monoton dan terlihat biasa saja,
3. peserta didik tidak termotivasi untuk belajar Bahasa Inggris hanya sebagai hafalan
saja.
Hal ini merupakan sebuah tantangan yang harus dihadapi dan diselesaikan oleh seorang
guru.Guru dituntut lebih kreatif dalam mempersiapkan pembelajaran yang akan
dilaksanakan.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh guru untuk mengatasi masalah tersebut adalah
dengan menerapkan metode jurnal refleksi dalam pembelajaran bahasa Inggris. Menurut
Bain dkk (1999), jurnal refleksi adalah sebuah catatan yang dibuat oleh peserta didik atau
guru untuk merefleksikan pengalaman, perasaan, pemikiran, dan pembelajaran mereka
selama proses pembelajaran berlangsung. Dengan menulis jurnal refleksi secara rutin,
peserta didik dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis, kreatif, dan metakognitif
mereka, serta meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab mereka terhadap proses dan
hasil belajar mereka (Denton, 2018). Selain itu, jurnal refleksi juga dapat menjadi media
komunikasi antara guru dan peserta didik, sehingga guru dapat memberikan umpan balik
yang lebih personal, relevan, dan bermakna kepada peserta didik (Driscoll & Teh, 2001).
Terdapat beberapa model yang dapat digunakan dalam menulis jurnal refleksi, seperti
model 4F (Facts, Feelings, Findings, Future), model DEAL (Description, Examination and
Articulation of Learning), model Six Thinking Hats (Teknik 6 Topi), model Reflective
Storyboard (Papan Cerita Reflektif), model 4C (Connection, Challenge, Concept, Change),
model 5R (Reporting, Responding, Relating, Reasoning, Reconstructing), model Segitiga
Refleksi, model Driscoll, dan model Round Robin (Sang Pendidik, 2021). Setiap model
memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, sehingga guru dapat memilih model
yang paling sesuai dengan tujuan dan konteks pembelajaran bahasa Inggris.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tindakan
kelas dengan judul “Pengaruh Penerapan Metode Jurnal Refleksi Terhadap Keaktifan
peserta didik Kelas 7 SMP dalam Pembelajaran Bahasa Inggris”. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui apakah metode jurnal refleksi dapat meningkatkan keaktifan peserta
didik dalam berpartisipasi, berinteraksi, dan berekspresi menggunakan bahasa Inggris di
kelas 7 SMP. Penelitian ini juga bermanfaat bagi guru sebagai bahan evaluasi dan
pengembangan diri dalam mengajar bahasa Inggris
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan metode
jurnal refleksi terhadap keaktifan peserta didik dalam pembelajaran bahasa Inggris di kelas
7 SMP.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
● Bagi peserta didik
Penelitian ini dapat memberikan informasi tentang metode Jurnal refleksi untuk
meningkatkan kinerja mereka dalam pembelajaran bahasa Inggris. Dengan rutin
menulis Jurnal refleksi, peserta didik dapat mengembangkan kemampuan berpikir
kritis, kreatif dan metakognitifnya serta meningkatkan kesadaran dan tanggung
jawabnya terhadap proses dan hasil belajarnya. Selain itu, Jurnal refleksi juga dapat
menjadi media komunikasi antara peserta didik dan guru sehingga peserta didik
dapat menerima umpan balik yang lebih personal, relevan dan bermakna dari guru.
● Bagi guru
Penelitian ini dapat menawarkan cara-cara alternatif dan kreatif untuk belajar
bahasa Inggris. Dengan menggunakan metode Jurnal refleksi dalam pembelajaran
bahasa Inggris, guru dapat meningkatkan motivasi, minat, dan keterlibatan peserta
didik dalam komunikasi bahasa Inggris. Guru juga dapat mengetahui kekuatan dan
kelemahan peserta didik dalam belajar bahasa Inggris dengan menggunakan Jurnal
refleksi yang ditulis peserta didik. Selain itu, guru dapat merefleksikan
pengalaman, perasaan, pemikiran dan pembelajarannya sebagai pendidik melalui
buku harian reflektif yang ditulis sendiri.
● Bagi sekolah
Penelitian ini dapat berkontribusi dalam peningkatan kualitas pembelajaran bahasa
Inggris di kelas 7 SMP. Dengan meningkatkan prestasi belajar bahasa Inggris
peserta didik dengan menggunakan metode Jurnal refleksi, diharapkan dapat
meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris peserta didik kelas 7 SMP. Hal ini
juga dapat meningkatkan citra sekolah sebagai lembaga pendidikan yang dapat
memberikan pembelajaran bahasa Inggris yang efektif dan menyenangkan bagi
para peserta didiknya.
● Bagi masyarakat
Penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi di bidang pengajaran bahasa Inggris. Melalui penelitian ini
diharapkan dapat memberikan wawasan dan referensi bagi peneliti lain yang
tertarik untuk meneliti metode Jurnal refleksi dalam pembelajaran bahasa Inggris.
Selain itu, penelitian ini juga dapat menginspirasi para pendidik lainnya untuk
menggunakan metode Jurnal refleksi untuk mempelajari mata pelajaran lain.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Keaktifan Siswa
Dalam pembelajaran bahasa Inggris, keaktifan peserta didik merupakan salah satu
faktor yang berpengaruh terhadap hasil belajar. Keaktifan peserta didik dapat diartikan
sebagai keterlibatan peserta didik secara fisik, mental, dan emosional dalam proses
pembelajaran (Sugiyono, 2016). Keaktifan peserta didik dapat ditunjukkan dengan
berbagai cara, seperti mengajukan pertanyaan, memberikan tanggapan, berdiskusi,
berpartisipasi dalam kegiatan kelompok, menyelesaikan tugas, dan sebagainya.
Salah satu metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan keaktifan peserta didik
dalam pembelajaran bahasa Inggris adalah metode membuat jurnal refleksi. Jurnal
refleksi adalah catatan harian yang dibuat oleh peserta didik untuk merefleksikan
pengalaman belajar mereka, termasuk apa yang telah mereka pelajari, apa yang mereka
rasakan, apa yang mereka sukai atau tidak sukai, apa yang menjadi tantangan atau
kesulitan, dan apa yang menjadi rencana atau saran untuk perbaikan (Moon, 2006).
Jurnal refleksi dapat membantu peserta didik untuk mengembangkan keterampilan
berpikir kritis, metakognitif, dan afektif dalam pembelajaran bahasa Inggris (Nunan &
Bailey, 2009)
Metode jurnal refleksi adalah salah satu metode yang digunakan dalam refleksi, yaitu
proses mengambil jeda dan merenungi apakah praktik yang dijalankan sudah sesuai,
sehingga dapat memikirkan langkah berikutnya untuk meningkatkan praktik yang
sudah berlangsung (Sang Pendidik, 2021). Menurut Smith (2011), refleksi kritis
mencakup empat domain, yaitu personal (pikiran dan perbuatan), interpersonal
(hubungan dengan yang lain), kontekstual (konsep, teori, metode) dan kritikal (politis,
etika, konteks sosial). Dengan menulis jurnal refleksi secara rutin, seorang praktisi
dapat mendokumentasikan perasaan, gagasan dan pengalaman serta praktik baik yang
telah dilakukan. Selain itu, jurnal refleksi juga dapat menjadi sarana untuk menyadari
emosi dan reaksi diri yang terjadi sepanjang pembelajaran, sehingga dapat semakin
mengenali diri sendiri.
Ada beberapa model refleksi yang dapat digunakan untuk membuat jurnal refleksi,
seperti model 4F (Facts, Feelings, Findings, Future), model DEAL (Description,
Examination and Articulation of Learning), model Six Thinking Hats (Teknik 6 Topi),
model Reflective Storyboard (Papan cerita reflektif), model 4C (Connection, challenge,
concept, change), model 5R (Reporting, responding, relating, reasoning,
reconstructing), model Segitiga Refleksi, model Driscoll, dan model Round Robin
(Sang Pendidik, 2021). Masing-masing model memiliki pertanyaan-pertanyaan yang
berfungsi untuk memandu praktisi dalam mencurahkan isi pikiran dan perasaan.
Bahasa Inggris adalah salah satu bahasa internasional yang diperlukan untuk
berinteraksi secara aktif dalam era globalisasi saat ini. Seiring dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi, semua lapisan kehidupan masyarakat di dunia telah
menggunakan bahasa Inggris sebagai alat komunikasi lisan dan tulisan. Oleh karena
itu, pendidikan bahasa Inggris di Indonesia harus mampu menghasilkan lulusan yang
memiliki kemampuan berbahasa Inggris yang baik dan sesuai dengan kebutuhan
zaman.
Salah satu tujuan pembelajaran bahasa Inggris di jenjang sekolah dasar adalah
meningkatkan keaktifan siswa dalam berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris.
Keaktifan siswa dapat diartikan sebagai partisipasi siswa dalam proses pembelajaran
yang meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Keaktifan siswa dapat
dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah metode pembelajaran yang
digunakan oleh guru.
Metode jurnal refleksi dapat menjadi salah satu alternatif metode pembelajaran yang
dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran bahasa Inggris. Dengan
menggunakan metode ini, siswa dapat merefleksikan pengalaman mereka dalam
belajar bahasa Inggris secara tertulis. Siswa dapat mengekspresikan perasaan,
pendapat, kesulitan dan solusi yang mereka temukan selama proses pembelajaran.
Siswa juga dapat memberikan umpan balik kepada guru dan teman-temannya tentang
pembelajaran bahasa Inggris yang telah dilakukan
Keaktifan peserta didik kelas 7 SMP dalam pembelajaran bahasa Inggris masih rendah. Hal
ini dapat dilihat dari kurangnya partisipasi peserta didik dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran, seperti bertanya, menjawab pertanyaan, menyelesaikan tugas, dan berdiskusi
dengan teman atau guru. Faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya keaktifan peserta
didik antara lain adalah kurangnya motivasi belajar, kurangnya kesempatan untuk berlatih
keterampilan berbahasa Inggris, dan kurangnya umpan balik dari guru atau teman sejawat.
Untuk meningkatkan keaktifan peserta didik kelas 7 SMP N 2 BOBOTSARi dalam
pembelajaran bahasa Inggris, peneliti akan menerapkan metode jurnal refleksi. Metode
jurnal refleksi adalah metode pembelajaran yang mengharuskan peserta didik untuk menulis
refleksi tentang proses dan hasil pembelajaran mereka dalam bentuk jurnal. Dengan metode
ini, diharapkan peserta didik dapat meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab terhadap
pembelajaran mereka, serta dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan kreatif
dalam berbahasa Inggris. Dengan penerapan metode jurnal refleksi dalam pembelajaran
bahasa Inggris, diharapkan keaktifan peserta didik kelas 7 SMP dapat meningkat secara
signifikan. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan partisipasi peserta didik dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran, seperti bertanya, menjawab pertanyaan, menyelesaikan tugas, dan
berdiskusi dengan teman atau guru. Selain itu, diharapkan juga terjadi peningkatan hasil
belajar peserta didik dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain PTK
Langkah – langkah penelitian ini mengacu pada model Kemmis dan Mc. Taggart yang
meliputi: perencanaan (planning), Tindakan (acting), observasi (observing) dan refleksi
(reflecting).
B. Subjek Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini, dilaksanakan di SMP N 2 BOBOTSARI . Subjek penelitian
adalah peserta didik kelas VII B Tahun Pelajaran 2022/2023 berjumlah 25 orang
Skor keaktifan belajar siswa yang telah dinyatakan dalam data tersebut di
kualifikasi menurut kategori keaktifan yang dikemukakan oleh (Arikunto,
2001:245) seperti berikut:
Indikator Keaktifan Peserta
No Didik dalam Bertanya / Score
Menjawab Pertanyaan
1
Peserta didik dengan stiker 2
2
1
Peserta didik dengan stiker 2
2
Setelah data persentase skor keaktifan belajar diperoleh, maka dapat dibandingkan
hasil dari rata-rata persentase skor keaktifan belajar antar siklus. Sehingga dapat
diperoleh data perubahan keaktifan belajar peserta didik setiap siklusnya, dan dapat
diketahui apakah tingkatan keaktifan belajar peserta didik terdapat perubahan atau
tidak
F. Prosedur Penelitian
Waktu Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan selama dua minggu yaitu pada 2 mei
2023 hingga 12 mei 2023 . Penelitian direncanakan sebanyak dua siklus dengan materi
yang berbeda tetapi masih terkait satu sama lain dan masih dalam satu naungan standar
kompetensi. Penelitian ini menggunakan desain Penelitian Tindakan Kelas dengan Siklus:
1. Siklus I
Pada siklus ini membahas sub konsep Materi Transaksional teks mengenai
makanan Favorit
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini dilakukan persiapan–persiapan untuk melakukan
perencanaan tindakan dengan membuat silabus, rencana pembelajaran,
lembar observasi guru dan siswa, lembar kerja siswa, dan membuat alat
evaluasi
b. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini dilakukan :
1. Guru menjelaskan materi Transaksional teks mengenai makanan
Favorit
2. Pengorganisasian siswa yaitu dengan membentuk beberapa
kelompok, masing– masing kelompok terdiri dari 3-4 orang siswa,
kemudian siswa diminta untuk mempelajari materi yang disediakan
dan berdiskusi .
Dalam kegiatan pembelajaran secara umum siswa melakukan kegiatan
sesuai dengan langkah–langkah kegiatan yang tertera dalam Modul Ajar,
diskusi kelompok dan menjawab pertanyaan yang diberikan berkaitan
materi . Dalam bekerja kelompok siswa saling membantu dan berbagi tugas.
Setiap anggota bertanggung jawab terhadap kelompoknya
2. Siklus II
Pada siklus ini membahas sub konsep Teks Descriptif mengenai Orang
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini dilakukan persiapan–persiapan untuk melakukan
perencanaan tindakan dengan membuat silabus, rencana pembelajaran,
lembar observasi guru dan siswa, lembar kerja siswa, dan membuat alat
evaluasi
b. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini dilakukan :
1. Guru menjelaskan materi Deskriptif teks mengenai tokoh orang
terkenal
2. Pengorganisasian siswa yaitu dengan membentuk beberapa
kelompok, masing– masing kelompok terdiri dari 3-4 orang siswa,
kemudian siswa diminta untuk mempelajari materi yang disediakan
dan berdiskusi .
Dalam kegiatan pembelajaran secara umum siswa melakukan kegiatan
sesuai dengan langkah–langkah kegiatan yang tertera dalam Modul Ajar,
diskusi kelompok dan menjawab pertanyaan yang diberikan berkaitan
materi . Dalam bekerja kelompok siswa saling membantu dan berbagi tugas.
Setiap anggota bertanggung jawab terhadap kelompoknya
G. Tahap Observasi
Pada tahapan ini dilakukan observasi pelaksanaan tindakan, aspek yang diamati adalah
keaktifan siswa dan guru dalam proses pembelajaran menggunakan lembar Jurnal Refleksi
. Setiap siswa yang bisa menjawab pertanyaan , menyelesaikan tugas yang diberikan , dan
berperan aktif dalam grup diskusi akan mendapatkan stiker yang nantinya akan
ditempelkan pada jurnal refleksi masing masing .
H. Tahap Refleksi
Pada tahap ini dilakukan evaluasi proses pembelajaran pada siklus I dan menjadi
pertimbangan untuk merencanakan siklus berikutnya.
Pertimbangan yang dilakukan bila dijumpai satu komponen dibawah ini belum terpenuhi,
yaitu sebagai berikut :
1. Siswa mencapai Persentase Keaktifan Belajar Siswa ≤ 75%
.
BAB IV
TEMUAN DAN PEMBAHASAN
Pada tanggal 2-8 Mei 2023, siklus I penelitian tindakan kelas dilakukan
di kelas VII B SMP N 2 BOBOTSARI. Penelitian ini bertujuan untuk
meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran teks transaksional
mengenai makanan favorit. Data yang diperoleh dari hasil siklus I adalah
keaktifan siswa dalam pembelajaran yang terdiri dari empat indikator,
yaitu menjawab, bertanya, menyelesaikan tugas, dan berdiskusi.
Berdasarkan data tersebut, dapat diketahui bahwa persentase keaktifan
siswa dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:
● Menjawab: 40.00%
● Bertanya: 20.80%
● Menyelesaikan tugas: 42.00%
● Berdiskusi: 42.00%
b. Pembahasan
1. Rancangan Kegiatan
Kegiatan siklus I direncanakan sebagai kegiatan pengenalan
teks transaksional mengenai makanan favorit kepada peserta
didik kelas VII B SMP N 2 Bobotsari karena merupakan materi
yang baru dimulai. Oleh karena itu dalam pembuatan teks
transaksional dilakukan secara berkelompok oleh beberapa
peserta didik. Tiap kelompok terdiri atas 3-4 peserta didik dari
jumlah peserta didik 25 anak
Materi yang disajikan adalah makanan yang disukai oleh peserta
didik untuk dijadikan sebuah percakapan. Peserta didik
disajikan kosakata baru yang berkaitan mengenai makanan baik
dari rasa , bentuk serta bahan yang digunakan.
Peserta didik diberikan buku Jurnal Refleksi di akhir
pembelajaran sebagai wadah untuk melakukan refleksi serta
sebagai media dalam menentukan keaktifan peserta didik
2. Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan terdiri dari tiga tahap
yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan
penutup.Pada kegiatan pendahuluan, guru melakukan tiga
kegiatan, yaitu (1) menyapa dan mengecek kehadiran siswa, (2)
menggali pengetahuan siswa dan mengaitkan dengan materi
pelajaran yang akan diajarkan selanjutnya.
Melalui kegiatan inti mendesain kegiatan agar siswa dapat
mengalami proses menemukan, menamai dan
mempresentasikan.Guru menjelaskan terlebih dahulu tentang
tugas siswa, sebelum
penugasan dilakukan sehingga siswa tidak menjadi bingung.
Selain itu,selama diskusi berlangsung guru berkeliling
kelompok untuk mengawasi siswa bekerja sambil sesekali
mengomentari hasil kerja siswa. Perwakilan setiap kelompok
kemudian membacakan hasil diskusi kelompok. Siswa dari
kelompok lain akan ditanyakan pendapatnya terkait jawaban
kelompok yang sedang presentasi. Jika terdapat kekeliruan,
guru terlebih dahulu meminta sesama siswa yang melakukan
perbaikan.Siswa yang hasil temuan kelompok yang benar dan
mempresentasikan dengan bagus mendapatkan pujian dari guru
sedangkan siswa yang belum melakukan dengan maksimal
dimotivasi dan diberi penguatan.
Dalam pelaksanaanya setiap peserta didik menjawab , bertanya
akan mendapatkan reward berupa stiker yang bisa dikumpulkan
oleh peserta didik , selain itu apabila peserta didik melaksanakan
diskusi secara aktif dan menyelesaikan tugas juga akan
mendapatkan reward sticker.
Kegiatan akhir antara lain:
a. melakukan evaluasi untuk mengetahui pencapaian siswa
setelah dilaksanakan pembelajaran dengan menulis jurnal
refleksi,
siswa melakukan kilas balik tentang pembelajaran yang baru
dilakukan didalam jurnal refleksi
3. Hasil Pengukuran
Berdasarkan Jurnal refleksi pada siklus I yang telah dilakukan
diperoleh data keaktifan peserta didik sebagai berikut sebagai
berikut:
Berdasarkan data diatas maka untuk setiap indikator yang
muncul bisa dilihat pada tabel berikut ini :
4. Refleksi
Secara umum proses pembelajaran sangat menarik karena rasa
ingin tahu siswa terhadap penggunaan jurnal refleksi serta para
peserta didik mulai terpacu dalam mengumpulkan stiker yang
sangat bebas selama mengikuti kegiatan pembelajaran. Namun
demikian konsep-konsep tersebut masih kurang tepat bila
digeneralisasikan satu sama lainnya. Kekurangtepatan jurnal
refleksi yang ditulis siswa menyebabkan kurang
berkembangnya Jurnal Refleksi yang dihasilkan siswa terutama
oleh beberapa peserta didik . Namun Jurnal Refleksi yang
dihasilkan secara keseluruhan sudah lumayan bagus
5. Kesimpulan
1. Hasil Berdasarkan hasil pengukuran dan analisis data di atas
maka diperoleh hasil yaitu rata-rata keaktifan kelas masih
dibawah target untuk bisa dikatakan sebagai kelas yang aktif
yaitu 51.10%
2. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pelaksanaan penelitian maka dapat
disimpulkan bahwa:
1) Penelitian Tindakan Kelas siklus I tidak berhasil karena
rata-rata keaktifan kelas yang diperoleh siswa 51.10%
kurang dari target yang telah ditentukan yaitu 75%
2) Penelitian Tindakan Kelas perlu dilanjutkan ke siklus II.
3) Perlu adanya perbaikan mutu pembelajaran yang harus
dilakukan guru atau peneliti dalam siklus II.
2. Siklus II
a. Temuan
Pada tanggal 11-12 Mei 2023, siklus II penelitian tindakan kelas dilakukan
di kelas VII B SMP N 2 BOBOTSARI. Penelitian ini bertujuan untuk
meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran mengenai Descriptive
text mengenai Orang. Data yang diperoleh dari hasil siklus II adalah
keaktifan siswa dalam pembelajaran yang terdiri dari empat indikator, yaitu
menjawab, bertanya, menyelesaikan tugas, dan berdiskusi. Berdasarkan
data tersebut, dapat diketahui bahwa persentase keaktifan siswa dalam
pembelajaran adalah sebagai berikut:
● Menjawab: 89.60%
● Bertanya: 87.20%
● Menyelesaikan tugas: 56%
● Berdiskusi: 70%
Dari persentase di atas, dapat disimpulkan bahwa keaktifan siswa dalam
pembelajaran sudah mulai terdapat peningkatan dibandingkan dengan
pada siklus I . Hal ini dapat dilihat dari persentase siswa yang menjawab
dan bertanya masih di bawah persentase keaktifan kelas pada siklus I
sebesar 51.10% sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 75.70%
b. Pembahasan
1. Rancangan Kegiatan
Untuk lebih mengefektifkan kegiatan pembelajaran pada siklus ini,
dua hari sebelumnya peneliti memberikan motivasi serta memberikan
pengertian beberapa fungsi dari jurnal refleksi.Peneliti telah
memberitahukan kepada siswa bahwa pertemuan yang akan datang
akan lebih banyak kegiatan pengumpulan stiker seperti mencari kosa
kata baru dan materi yang akan dibahas adalah perihal Descriptive text
mengenai Orang. Orang yang akan di deskripsikan merupakan tokoh
penting seperti Presiden,tokoh terkenal. Selain itu.
Hal ini dilakukan peneliti untuk memotivasi siswa agar sedapat
mungkin mencari berbagai informasi atau konsep tentang Part Of
Body dari berbagai sumber. Jurnal Refleksi yang akan dibuat
diharapkan lebih berkembang karena diharapkan siswa sudah
memiliki informasi dari hasil membaca. Kegiatan siklus II
direncanakan membuat deskripsi tentang orang terkenal secara
kelompok. Siswa terbagi menjadi beberapa kelompok yang sudah
terbentuk di siklus I.Materi yang akan disajikan adalah mengenai
tokoh Presiden Indonesia , penyanyi Indonesia serta tokoh lain di
Indonesia .Adapun metode yang digunakan sama dengan siklus I
2. Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan siklus II diikuti oleh 25 siswa dari kelas VII B . Kegiatan
pertama yang dilakukan peneliti adalah mengadakan tanya jawab
tentang menebak beberapa tokoh penting. Guru atau peneliti mencoba
mengeksplorasi pengetahuan yang dimiliki siswa tentang gambar
sosok orang terkenal yang ditampilkan di kelas. Hal ini dilakukan
untuk mengetahui siswa yang sudah mencari informasi dan yang
belum sekaligus untuk membantunya.
Observasi dilakukan peneliti terhadap keaktifan peserta didik dengan
memberikan kesempatan peserta didik untuk mencari kosa kata baru
yang ditampilkan , menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru
serta berdiskusi dalam kelompok. Sama seperti pada siklus I, setiap
peserta didik diberikan kesempatan untuk aktif dan kemudian akan
mendapatkan reward stiker untuk setiap indikator keaktifan peserta
didik .
Kegiatan siswa berikutnya adalah bermain mini games . Setiap
kelompok diberikan nomor undian untuk memilih satu tokoh penting
untuk ditebak.. Keberhasilan peserta didik untuk menebak tokoh
tersebut menandakan persiapan serta pengetahuan yang dimiliki siswa
lebih banyak daripada siklus I.
3. Hasil Pengukuran
Berdasarkan Jurnal refleksi pada siklus I yang telah dilakukan
diperoleh data keaktifan peserta didik sebagai berikut sebagai berikut:
Berdasarkan data diatas maka untuk setiap indikator yang muncul bisa
dilihat pada tabel berikut ini :
4. Refleksi
a. Proses Pembelajaran
Pembelajaran pada siklus II masih tetap menarik dan
menyenangkan bagi siswa terutama didukung adanya kompetisi
antar kelompok. Keaktifan pesrta didik hasilnya lebih
berkembang. Hal ini disebabkan adanya motivasi dari peneliti
kepada siswa sebelum pembelajaran dimulai. Kegiatan
pembelajaran yang diberikan juga lebih kaya dan bervariasi
b. Hasil Pembelajaran
Melakukan games yang dilakukan secara berkelompok menuntut
kontribusi ide langsung secara individu menuliskan konsep-
konsep yang diperlukan. Dalam mencari informasi tentang Orang
terkenal peserta didik telah mencari dan membaca sumber-
sumber bacaan lain selain buku yang dibagikan oleh peneliti
5. Hasil analisis data
Pembuatan Jurnal Refleksi yang dilakukan siswa berjalan secara aktif
dan efektif. Siswa mulai berani mengembangkan konsep atau idenya.
Pengaruh positif dari perkembangan ini adalah meningkatnya
keaktifan peserta didik. Berdasarkan data prestasi hasil belajar siswa
maka diperoleh hasil sebagai berikut:
• Nilai siswa Berdasarkan data prestasi hasil belajar di atas rata-
rata nilai tes hasil belajar siswa adalah 81,4.
• Ketuntasan Belajar 1) Nilai siswa yang sama atau melebihi 65
sebanyak 27 anak atau 96%. 2) Nilai siswa yang kurang dari
65 sebanyak 1 anak atau 4%.
6. Kesimpulan
a. Hasil
Berdasarkan hasil pengukuran dan analisis data di atas maka
diperoleh hasil yaitu Keaktifan peserta didik adalah 75,70%
b. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pelaksanaan penelitian maka dapat
disimpulkan bahwa:
• Penelitian Tindakan Kelas siklus II berhasil karena
keaktifan yang diperoleh siswa yaitu 75,70% melebihi
target yang telah ditentukan yaitu 75%
• Penelitian Tindakan Kelas tidak perlu dilanjutkan ke
siklus III karena hasil penelitian pada siklus II telah
mencapai bahkan melebihi target yang ditentukan baik
nilai rata-rata prestasi hasil belajar maupun tingkat
ketuntasan belajarnya
B. Keterbatasan Penelitian
Ungkapkan hal-hal yang dianggap menjadi kelemahan dan kekurangan proses
penelitian.
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab
sebelumnya, maka peneliti dapat menyimpulkan sebagai berikut:
1. Penerapan metode jurnal refleksi dalam pembelajaran bahasa Inggris dapat
meningkatkan keaktifan peserta didik kelas 7 SMP dalam berpartisipasi,
berdiskusi, dan berinteraksi dalam bahasa Inggris. Hal ini terlihat dari
peningkatan persentase keaktifan kelas dari siklus pertama sebesar 51,10%
menjadi siklus kedua sebesar 75,70%.
2. Peningkatan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran bahasa Inggris
dengan metode jurnal refleksi dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara
lain: adanya kesempatan bagi peserta didik untuk mengekspresikan
pendapat dan pengalaman mereka dalam bahasa Inggris melalui jurnal
refleksi; adanya umpan balik dari guru dan teman sekelas yang dapat
memotivasi dan memperbaiki kesalahan peserta didik dalam berbahasa
Inggris; adanya variasi kegiatan pembelajaran yang menarik dan relevan
dengan materi dan jurnal refleksi; serta adanya dukungan dari guru dan
teman sekelas yang dapat menciptakan suasana pembelajaran yang
kondusif dan menyenangkan.
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab
sebelumnya, maka peneliti memberikan beberapa rekomendasi sebagai berikut:
Susilo, M. J., Dewantoro, M. H., Yuningsih, Burhanuddin, M. A., & Wahab, A. (2020). Jurnal
belajar sebagai refleksi siswa sekaligus evaluasi guru selama proses pembelajaran. Jurnal
Pendidikan Karakter, 10(2), 137-146. https://doi.org/10.21831/jpk.v10i2.32107
Ni’ma, H. N. A., Sumardi, S., & Tarjana, S. S. (2020). Reflective journals as self-assessment to
promote students’ writing skill. International Online Journal of Education and Teaching (IOJET),
7(1), 48-58. https://iojet.org/index.php/IOJET/article/view/760
Cirocki, A., & Widodo, H. P. (2019). Reflective practice in English language teaching in
Indonesia: Shared practices from two teacher educators. Iranian Journal of Language Teaching
Research, 7(3), 1-18. https://files.eric.ed.gov/fulltext/EJ1230332.pdf
Köksal, D., & Genç, G. (2019). Learning while teaching: Student teachers’ reflections on their
teaching practicum. Journal of Language and Linguistic Studies, 15(3), 895-913.
https://files.eric.ed.gov/fulltext/EJ1230238.pdf
Min, H.-T. (2020). Empowering learners’ reflective thinking through collaborative reflective
writing. International Journal of Computer-Assisted Language Learning and Teaching, 10(2), 1-
17. https://eric.ed.gov/?id=EJ1282379
Yoki Ariyana,dkk. (2019). Buku Pegangan Pembelajaran Berorientasi Pada Keterampilan Berpikir
Tingkat Tinggi. Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan. Zainal, A. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Media
Hartini, S. (2019). Kompetensi profesional guru dalam meningkatkan motif berprestasi peserta
didik: Studi di SDN Karangpucung 04 dan SDN Karangpucung 05 Kabupaten Cilacap. Indonesian
Journal of Education Management & Administration Review, 3(1), 71-76.
Kemmis, Mc. Taggart, & Nixon. (2014). The Action Research Planner: Doing Critical
Participatory Action Research. London: Springer.
Oemar Hamalik. (2007). Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo