Makalah MSDM Kel 1

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

MANAJEMEN SDM SEKTOR PUBLIK

Dosen pengampu:
Pri Utami, S.PD.,M.Si.

Disusun oleh:
Kelompok 1
 Ananda Sri Rahayu (2101010006)
 Syifaurrohmah (2101010038)
 Putri Indriani (2101010004)
 Choirul Anshor (2101010034)

Ilmu Administrasi Negara


Universitas Islam Syekh Yusuf
Tangerang
Kata Pengantar
Segala puji bagi Allah tuhan semesta alam, sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada
nabi Agung Nabi Muhammad saw yang telah membimbing kita dari zaman jahiliyah menuju
zaman Islamiyah. Alhamdulillah dengan segala kekurangan kami dapat menyelesaikan makalah
ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen SDM Sektor Publik dengan judul “….”.
Tak lupa kami sampaikan terimakasih kepada seluruh pihak yang secara langsung maupun
tidak langsung membantu menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan maka dari
itu kritik dan saran kami perlukan demi terbentuknya makalah yang sempurna.

Tangerang, 17 September 2022

Penulis,
Kelompok 1

Daftar Isi
Cover
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I Pembahasan
1. Birokrasi dalam Proses Desentralisasi Pemerintahan dan OTDA
2. Referensi Birokrasi
3. Referensi Birokrasi
4. MSDM Sektor Public Vs Swasta
5. Ruang Lingkup Administrasi Kepegawaian
6. Model-Model Organisasi
7. Struktur Organisasi Publik
BAB II Penutup
1. Kesimpulan
Daftar Pustaka

BAB I
PEMBAHASAN
1.1 BIROKRASI DALAM PROSES DESENTRALISASI DAN OTDA
A. BIROKRASI DALAM PROSES DESENTRALISASI
Pemberlakuan Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 yang telah direvisi oleh Undang-
undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang undang Nomor 25
tahun 1999 yang telah direvisi oleh Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah merupakan
komitmen pemerintah untuk merubah pemerintahan yang sentralistik dan otoriter menjadi
desentralistik dan demokratis. Undang-undang tersebut telah memberikan pengaruh yang
besar terhadap penyelenggaraan pemerintahan daerah yakni dimasukinya era baru yaitu era
otonomi daerah. Selain hal tersebut di atas, Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah pada dasarnya mendorong pemberdayaan masyarakat, menumbuhkan
prakarsa dan kreativitas, meningkatkan peran-serta masyarakat, mengembangkan peran dan
fungsi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Oleh karena itu Undang- Undang ini
menempatkan otonomi daerah secara utuh pada daerah kabupaten dan kota dengan prinsip
bahwa pelaksanaan otonomi daerah harus lebih meningkatkan kemandirian daerah sehingga
terciptanya pelayanan publik yang dapat diakses secara luas.
Birokrasi merupakan salah satu diantara tiga pilar kekuasaan orde baru selain Golkar dan
ABRI. Untuk menjelaskan bagaimana pemerintahan orde baru yang membangun
kekuasaannya selama 32 tahun terutama dalam memanfaatkan birokrasi pemerintah, Eep
Saefulloh Fatah (1998) menjelaskan Orde Baru terbangun melalui setidaknya empat proses.
Pertama, sentralisasi. Orde baru memilih model pengelolaan kekuasaan yang sentralistis
dalam birokrasi. Pada awal kelahiran Orde Baru, penguasa berdalih bahwa sentralisasi (salah
satunya dalam bidang birokrasi) adalah satu-satunya pilihan yang tersedia untuk menyokong
proyek stabilisasi ekonomi dan politik secara cepat. Kedua, otonomisasi. Sejak awal
kelahirannya Orde Baru berupaya meminggirkan masyarakat dari proses pengambilan
kebijakan publik dan proses pemerintahan secara umum. Dimana penguasa dan rakyat
disekat di dua ruangan yang terpisah. Inilah otonomisasi, yakni proses yang mengarah pada
pembentukan kekuasaan otonom vis a vis masyarakatnya, yang pernah disebut oleh Karl W
Jackson sebagai “bureaucratic polity” atau kepolitikan birokratik
Ketiga, personalisasi. Kekuasaan yang memusat dan otonom kemudian dipersonalisasi di
tangan Preside Soeherto. Proses ini terutama terlihat tegas semenjak akhir 1970-an segera
setelah Presiden Soeharto berhasil mencapai “sukses” dalam tiga proyek sekaligus. Yakni:
Reseleksi lingkungan elit politik di sekitar presiden dengan loyalitas yang terjaga yang
dijalankan sejak peristiwa Malapetaka 15 Januari (Malari) 1974; pengumpulan tiga sumber
kekuasaan sangat menentukan di tangan Presiden Soeharto, yaitu Presiden-Kepala Negara,
Panglima Tertinggi ABRI, dan Ketua Dewan Pembina Golkar; dan pelembagaan format
politik otoritarian melalui berbagai regulasi ekonomi dan politik. Dengan sendirinya jelas,
bahwa birokrasi pemerintah mulai dari tingkat yang paling tinggi, sampai terendah memiliki
loyalitas yang tinggi pada kebijakan Presiden Soeharto. Keempat, sakralisasi. Orde Baru
tidak hanya menjalankan sentralisasi, otonomisasi, dan personalisasi, melainkan juga
sakralisasi. Kekuasaan diposisikan sebagai sesuatu yang sakral, yang tidak bisa khilaf, yang
tidak bisa bersalah, bebas dari kritik, tak bisa dituntut, digugat, dan apalagi dijungkirkan.
Operasi kekuasaan seakanakan hanya mengenal dua aturan. Pasal pertama: penguasa tak
bisa salah. Pasal kedua: jika penguasa bersalah, lihat pasal pertama. Birokrasi pemerintah
harus dikelola berdasarkan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik dan profesional.
Birokrasi harus sepenuhnya mengabdi pada kepentingan rakyat dan bekerja untuk
memberikan pelayanan prima, transparan, akuntabel, dan bebas dari praktek korupsi,
kolusi dan nepotisme (KKN).
B. BIROKRASI DALAM PENGEMBANGAN OTONOMI DAERAH
Otonomi daerah menuntut pergeseran paradigma dalam penyelenggaraan
pemerintahan . Otonomi daerah sebagaimana diamanatkan dalam UU . No. 32 Tahun
2004 menuntut peran yang maksimal dari birokrasi pemerintahan . Berbicara
birokrasi , ada beberapa persepsi atau pengertian dari birokrasi itu sendiri ,
tergantung dari sudut pandangnya , antara lain :
1. Dari segi asal kata ( Etymology ) , istilah birokrasi berasal dari bahasa Yunani ,
yaitu dari kata " Bureau " dan " Kratia " . Bureuau berarti meja atau kantor , sedang
Kratia berarti pemerintahan . Jadi menurut asal katanya , birokrasi berarti
pemerintahan melalui kantor .
2. Ditinjau dari sudut administrasi dan manajemen , birokrasi berarti suatu badan
administrasi atau badan manajemen. Jadi birokrasi atau badan administrasi adalah
suatu badan yang menyelenggarakan suatu kegiatan atau pekerjaan untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan baik dalam bidang pemerintahan atau swasta .
3. Birokrasi sebagai suatu system , berarti system kerja yang berlandaskan kepada
suatu jaringan atau hubungan kerja sama sesuai dengan tata aturan dan prosedur yang
ditentukan .
4. Birokrasi sebagai tipe organisasi , berarti merupakan tipe organisasi tertentu . Hal
ini berarti di dalamnya terdapat prinsip - prinsip organisasi seperti lazimnya
organisasi pada umumnya .
Dari berbagai sudut pandang yang berbeda tersebut , ternyata menimbulkan persepsi
yang berbeda pula dalam mengartikan birokrasi . Dalam sebuah organisasi formal ,
pada umumnya terdapat pembagian tugas dan jenjang kewenangan yang jelas .
Menurut Hosio ( 2007 : 90 ) , ada beberapa ciri dari birokrasi , yaitu :
1. Mempunyai struktur organisasi yang jelas ,
2. Batas - batas wewenang dari setiap pejabat sudah jelas ,
3. Saluran hubungan kerja berlangsung menurut saluran seperti yang tercermin
dalam bagan ,
4. Adanya uraian tugas yang jelas dari setiap anggota organisasi .

Sementara itu menurut Weber dalam Thoha ( 2003 , 17 ) ada beberapa ciri ideal
dari birokrasi , yaitu :
1. Individu pejabat secara personal bebas , akan tetapi dibatasi oleh jabatannya
manakala ia menjalankan tugas atau kepentingan individual dalam jabatannya ,
2. Jabatan itu disusun dalam tingkatan hierarkhi dari atas ke bawah dan ke samping ,
3. Tugas dan fungsi masing - masing jabatan dalam hierarkhi itu secara spesifik
berbeda satu sama lain ,
4. Setiap pejabat mempunyai kontrak jabatan yang harus dijalankan ,
5. Setiap pejabat diseleksi atas dasar kualifikasi profesionalitasnya ,
6. Setiap pejabat mempunyai gaji termasuk hak untuk menerima pensiun sesuai
dengan tingkatan hierarkhi jabatan yang disandangnya ,

Penilaian yang negatif tersebut disebabkan beberapa factor , antara lain :


1. Ada sementara pejabat atau pegawai yang terlalu berpegang teguh pada peraturan
yang berlaku , tidak dapat menyesuaikan diri dengan situasi yang sedang
berlangsung ,
2. Tidak adanya human relations yang harmonis dalam instansi , sehingga antara
pejabat yang satu dengan yang lain tidak saling kenal meskipun dalam satu
lingkungan ,
3. Ada sementara pegawai yang dengan sengaja memperlambat urusan dengan
maksud tertentu ,
4. Ada sementara pejabat yang ingin menunjukkan kekuasaannya ,
5. Ada pejabat atau pegawai yang menentang kebijaksanaan pimpinan ,

1.2 REFERENSI BIROKRASI


A. Pengertian birokrasi
Birokrasi adalah suatu struktur tatanan organisasi, bagan, pembagian kerja dan
hierarki yang terdapat pada sebuah lembaga yang penting untuk menjalankan tugas-
tugas agar lebih teratur. Fungsi birokrasi penting dalam melaksanakan pelayanan
publik, pengawas kebijakan serta sebagai alat pemerintah untuk kepentingan
masyarakat.
Secara umum, birokrasi dapat diartikan sebagai suatu organisasi yang memiliki rantai
komando dengan bentuk piramida, dimana lebih banyak orang berada ditingkat
bawah daripada tingkat atas, biasanya ditemui pada instansi yang sifatnya sipil
maupun militer.

Pengertian birokrasi secara umum dapat diartikan sebagai suatu struktur organisasi
yang memiliki tata prosedur, pembagian kerja, adanya hirarki, dan adanya hubungan
yang bersifat impersonal. Birokrasi adalah sebuah tatanan kerja organisasi, umumnya
besar dan kompleks, dengan banyak lapisan hierarki, aturan formal, dan peran khusus
dengan tujuan menjalankan fungsi administrasi di perusahaan, organisasi atau
pemerintahan.

B. Fungsi Birokrasi
 Sebagai pelaksanaan administrasi, yakni menjalankan kebijakan umum suatu
negara yang telah dirancang.
 Memberikan pelayanan kepada masyarakat serta melaksanakan pembangunan
yang profesional dan merata.
 Sebagai pemberi nasehat kebijakan pada pemerintah.
 Sebagai pelaksanaan fungsi regulasi, yakni mengamankan kesejahteraan
masyarakat umum.
 Sebagai alat pemerintah untuk melayani kepentingan masyarakat dan bukan
merupakan bagian dari kekuatan politik (netral).
 Sebagai stabilitator politik dan kontinuitas sistem politik suatu negara.
 Mengumpulkan informasi dan data mengenai efisiensi atau efektivitas
pelaksanaan berbagai kebijakan pemerintah di masyarakat.
 Melaksanakan manajemen pemerintah, mulai dari perencanaan, pelaksanaan,
pengawasan, koordinasi, dan evaluasi.
C. Ciri-Ciri Birokrasi
Menurut Max Weber, ada beberapa ciri-ciri dan karakteristik birokrasi secara umum.
Berikut merupakan beberapa ciri-ciri birokrasi menurut Max Weber.

 Jabatan administratif yang terorganisasi dan tersusun secara hierarkis.


 Setiap jabatan mempunyai wilayah kompetensinya sendiri.
 Pegawai negeri ditentukan, tidak dipilih, berdasarkan pada kualifikasi teknik yang
ditunjukan dengan ijazah atau ujian.
 Pegawai negeri menerima gaji tetap sesuai dengan pangkat atau kedudukannya.
 Pekerjaan merupakan karier yang terbatas, atau pada pokoknya, pekerjaannya
sebagai pegawai negeri.
 Para pejabat tidak memiliki kantor sendiri.
 Para pejabat sebagai subjek untuk mengontrol dan mendisiplinkan.
 Promosi didasarkan pada pertimbangan kemampuan yang melebihi rata-rata.
1.3 URGENSI SISTEM ADMINISTRASI DAN MSDM SEKTOR PUBLIK
A. URGENSI SISTEM ADM DAN MSDM SEKTOR PUBLIK (Manajemen
Sumber Daya Manusia)
Pentingnya sistem adminstrasi ini dibuat untuk mengurus keperluan pada suatu tujuan
dengan memperjelas dan mempermudah proses pengurusan yang telah ditentukan dalam
suatu organisasi pemerintahan.Sistem administrasi ini ada 2 (dua) jenis yaitu, pertama
adalah sistem administrasi manual maksudnya adalah susunan atau tahapan yang
dilakukan secara manual yang langsung berurusan dari satu individu dengan individu
lainnya yang menggunakan sarana dan prasarana. seperti, mengisi formulir, buku. Kedua
adalah sistem administrasi online yang dilakukan secara online yang tidak melibatkan
tenaga fisik. pada saat ini sudah ada ketersediaan sistem online intansi pemerintah daerah
yang bisa digunakan untuk memproses data – data dengan mudah dan sederhana. jenis ini
langsung menggunakan internet dan data - data tersebut langsung bekerja sendiri
(otomatis) masuk ke dalam suatu sistem online organisasi pemerintahan tersebut yang
sesuai dengan perintah yang tersedia disistem online itu. Sistem online ini sangat berguna
dalam dasar penyediaan informasi atau untuk penyimpanan data – data , dengan memakai
sistem online ini juga bisa melacak informasi suatu individu dengan terjadinya suatu
masalah. Pada pemerintah daerah sistem online ini sudah ada tersedia, Biasanya setiap
staf pada pegawainegeri sipil instasi pemerintah daerah tersebut mempunyai id dan
password untuk log in pada sistem online tersebut.Sistem administrasi digunakan pada
proses penyelenggaraan kegiatan –kegiatan secara rasional dalam mencapai tujuan yang
telah ditentukan dengan tahapan – tahapan yang jelas dibuat secara efisien dan efektif.
Manfaat dari sistem administrasi ini adalah dalam melakukan tahapan dalam pengurusan
sesuatu masyarakat merasa tidak rumit mengurusnya, karena susunan prosedurnya jelas
dan akurat. Menurut UU No.28 tahun 2007, pajak adalah kontribusi wajib kepada negara
yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-
Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk
keperluan negara dan kemakmuran rakyat.Pajak mempunyai dua (2) jenis, yaitu pajak
pusat dan pajak daerah. Pajak daerah adalah pajak-pajak yang di kelola oleh Pemerintah
Daerah baik di tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota. Untuk pengadministrasian yang
berhubungan dengan pajak daerah, akan dilaksanakan di Kantor Badan Pendapatan
Daerah atau Kantor Pajak Daerah atau Kantor sejenisnya yang dibawahi oleh Pemerintah
Daerah setempat. dan juga langsung masuk ke Kas Daerah.
Dalam sektor publik, MSDM diartikan sebagai instrumen pendukung bagi proses
transformasi organisasi yang merubah input menjadi output yang nantinya akan
mempunyai nilai tambah bagi organisasi/ instansi serta masyarakat luas. MSDM sektor
publik memusatkan kajiannya pada pencapaian kepuasan masyarakat
sebagai customer yang harus dilayani.
Manajemen Pegawai Negeri Sipil perlu diatur secara menyeluruh, dengan menerapkan
norma, standar, dan prosedur yang seragam dalam penetapan formasi, pengadaan,
pengembangan, penetapan gaji, dan program kesejahteraan serta pemberhentian yang
merupakan unsur dalam manajemen Pegawal Negeri Sipil, baik Pegawai Negeri Sipil
Pusat maupun Pegawai Negeri Sipil Daerah. Dengan adanya keseragaman tersebut,
diharapkan akan dapat diciptakan kualitas Pegawai Negeri Sipil yang seragam di seluruh
Indonesia. Di samping rnemudahkan penyelenggaraan manajemen kepegawaian,
manajemen yang seragam dapat pula mewujudkan keseragaman perlakuan dan jaminan
kepastian hukum bagi seluruh Pegawai Negeri Sipil.
Undang-undang ini menegaskan bahwa untuk menjamin manajemen dan pembinaan
karier Pegawai Negeri Sipil, maka jabatan yang ada dalam organisasi pemerintahan baik
jabatan struktural maupun jabatan fungsional merupakan jabatan karier yang hanya dapat
diisi atau diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil, dan/atau Pegawai Negeri yang telah
beralih status sebagai Pegawai Negeri Sipil.

1.4 MSDM Sektor Public Vs Swasta


A. Pengertian MSDM Sektor Public Vs Swasta
 Sektor Publik meliputi perusahaan, badan usaha, atau bisnis di mana Pemerintah
adalah pemilik bisnis dengan kepemilikan saham mayoritas dalam bisnis tersebut.
Bisnis-bisnis ini dikendalikan, dikelola, dan dioperasikan oleh Pemerintah.
 Sektor Swasta mencakup perusahaan, badan usaha, atau bisnis yang dimiliki
oleh Perorangan atau Perusahaan Swasta. Perusahaan di Sektor Swasta
dikendalikan, dikelola dan dioperasikan oleh Perorangan / Badan Swasta .
Perusahaan yang dimiliki, dikendalikan, dikelola, dan dioperasikan oleh Perusahaan
Swasta / Perorangan Swasta berada di bawah sektor swasta.

B. Perbedaan utama antara Sektor Publik vs Sektor Swasta adalah sebagai


berikut:
 Perusahaan sektor publik melayani tujuan menyediakan layanan publik dasar
kepada orang-orang yang lebih besar sedangkan perusahaan sektor swasta
sepenuhnya didorong oleh keuntungan.
 Pemerintah lebih memilih mempertahankan kepemilikan perusahaan yang terlibat
dalam layanan utilitas seperti air, listrik, jalan, pertanian, dan juga untuk industri
yang peka terhadap keamanan nasional. Perusahaan sektor swasta memiliki
keseluruhan industri yang besar untuk beroperasi dengan tren privatisasi yang
berkembang.
 Baik perusahaan sektor publik vs swasta dapat terdaftar di bursa saham dan saham
mereka dapat diperdagangkan secara public
 Perusahaan Sektor Publik lebih rentan terhadap campur tangan Pemerintah
karena berbagai alasan termasuk alasan politik daripada rekan sektor publik
mereka
 Pemerintah memiliki kendali atas penetapan harga produk di entitas sektor
publik, tidak demikian halnya dengan perusahaan swasta
 Perusahaan sektor publik relatif lebih baik daripada rekan sektor swasta dalam
memobilisasi dana dari pasar karena dukungan Pemerintah.

Perbedaan head to head antara Sektor Publik vs Sektor Swasta

Dasar Sektor publik Sektor swasta


Definisi Sektor Publik mengacu pada bagian dari Sektor swasta mengacu pada
keseluruhan perekonomian Negara yang bagian dari perekonomian negara
dikendalikan oleh Pemerintah atau berbagai secara keseluruhan yang
badan Pemerintah. dikendalikan oleh Perorangan atau
Perusahaan Swasta.
Kepemilikan Perusahaan sektor publik dimiliki dan dikelola Perusahaan sektor swasta dimiliki
oleh Pemerintah / Kementerian / Pemerintah dan dikelola oleh Perorangan dan
Negara / Pemerintah. Tubuh Perusahaan Swasta.
Tujuan utama Secara umum, entitas Sektor Publik didorong Tujuan Perusahaan di Sektor Swasta
oleh tujuan menyediakan layanan publik dasar adalah menghasilkan laba dengan
kepada masyarakat umum dengan biaya yang beroperasi dalam aturan dan
wajar di industrinya masing-masing dengan kepatuhan negara masing-masing.
menjadi mandiri dan menguntungkan. Namun,
profitabilitas bukanlah motif utama.
Fokus Industri Perusahaan sektor publik sebagian besar Perusahaan Sektor Swasta
beroperasi di industri seperti Air, Listrik, umumnya beroperasi di berbagai
Pendidikan, Minyak & Gas, Pertambangan, industri seperti Teknologi,
Pertahanan, Perbankan, Asuransi, dan Pertanian, Perbankan, Layanan Keuangan,
dll. Manufaktur, Farmasi, Real Estate,
Konstruksi, dll.

Dukungan Perusahaan di Sektor Publik mendapatkan Sangat sedikit atau tidak ada
Keuangan dari semua dukungan keuangan yang mungkin untuk dukungan keuangan dari
Pemerintah Pemerintah bahkan dalam keadaan buruk Pemerintah kecuali badan swasta
dimana kesehatan keuangan perusahaan tidak terlalu besar dan penting secara
baik. sistemik bagi Negara.
Terdaftar di Entitas di Sektor Publik diperdagangkan secara Entitas di Sektor Swasta
Pasar Saham publik di bursa. diperdagangkan secara publik di
bursa.
Profitabilitas Perusahaan di Sektor Publik relatif kurang Perusahaan di Sektor Swasta relatif
menguntungkan karena tujuan utamanya tidak lebih menguntungkan daripada
didorong oleh profitabilitas. rekan-rekan sektor publik mereka di
industri yang sama.
Interferensi Karena perusahaan Sektor Publik dimiliki oleh Entitas Sektor Swasta relatif lebih
Pemerintah Pemerintah, maka mereka tunduk pada jarang terkena campur tangan
ketidakpastian terkait dengan keputusan Pemerintah.
Pemerintah yang tidak menguntungkan dan
campur tangan Pemerintah yang lebih besar.
Kemudahan Perusahaan sektor publik merasa relatif mudah Perusahaan Sektor Swasta merasa
melakukan untuk beroperasi di suatu negara karena relatif sulit untuk mengoperasikan
bisnis kedekatannya dengan Pemerintah dan mengelola masalah regulasi dan
kepatuhan di suatu negara
dibandingkan dengan perusahaan
Sektor Publik
Mobilisasi Lebih baik ditempatkan untuk mengumpulkan Bergantung pada kekuatan
Sumber Daya dana dari pasar karena didukung oleh keuangan entitas sektor swasta.
(Pendanaan) Pemerintah terlepas dari kesehatan keuangan Keuangan yang lebih kuat, kapasitas
perusahaan. yang lebih baik untuk memobilisasi
dana dari pasar.
Budaya Kerja Budaya kerja yang relatif rileks dengan Budaya kerja yang kompetitif
Karyawan keamanan kerja yang lebih tinggi. Namun, gaji dengan pertumbuhan karir berbasis
dan tunjangan mungkin tidak begitu menarik kinerja dan gaji yang lebih baik
dibandingkan dengan perusahaan sektor swasta. dibandingkan dengan perusahaan
sektor publik.

Sektor publik vs sektor swasta pada dasarnya dibedakan berdasarkan sifat kepemilikan dan
tujuan keberadaannya. Bisnis yang beroperasi di sektor publik dan swasta sangat penting bagi
perekonomian negara mana pun dan hidup berdampingan dalam perekonomian. Ada industri
tertentu yang masuk akal bagi Pemerintah untuk mengambil kepemilikan dan mengelola bisnis di
industri tersebut. Industri seperti pertahanan yang banyak hal yang sensitif dari sudut pandang
keamanan nasional dimiliki dan dikelola oleh Pemerintah. Setelah mengatakan bahwa sektor
swasta merupakan bagian besar dari ekonomi keseluruhan negara mana pun dan akhir-akhir ini
mereka telah berpartisipasi di hampir semua bisnis / industri di berbagai tingkat rantai nilai.

2 Ruang Lingkup Administrasi Kepegawaian


A. Pengertian Ruang Lingkup Administrasi Kepegawaian
Administrasi kepegawaian bersangkutan dengan pemakaian sumber daya manusia pada suatu
system. Bersangkutan dengan hal tersebut, pada kegiatan belajar ini sudah dikeluarkan
beberapa konsep menurut para ahli tentang pengertian, ruang lingkup, serta kegunaan/kegiatan
kepegawaian.

System Administrasi Kepegawaian


Organisasi administrasi kepegawaian merupakan bagian dari administrasi negara yang
pengetahuan nya ditetapkan dari maksud yang hendak di kabulkan. Pola pengetahuan nya
tergantung pada contoh negara yang dianut suatu negara, federal atau persatuan.
Pengetahuan dasar organisasi kepegawaian di suatu negara merujuk pada UU no 43
tahun 1999 mengenai pengalihan atas UU no 8 tahun 1947 mengenai dasar-dasar
kepegawaian. Pada undang -ndang ini di sebutkan bahwa pada rangka usaha meraih
tujuan nasional untuk melahirkan masyarakat madani yang patuh pada hukum,
demokrasi, adil, dan bermoral tinggi, berperadaban modern, pdibutuhkan pegawai negeri
yang berupa unsur aparatur negara yang bekerja sebagai abdi masyarakat yang
melakukan pelayanan secara adil dan merata, menjaga persatuan dan kesatuan bangsa
dengan penuh rasa keikhlasan dan kesetiaan kepada Pancasila dan UUD 1945.

Fungsi teknis administrasi kepegawaian


Administrasi kepegawaian pada dasarnya mengerjakan 2 kegunaan yaitu manajerial dan
teknis. Kegunaan manajerial bersangkutan pada kegiatan pikiran atau pemakaian mental
terdiri dari perencanaan, system, pengarahan, dan mengendalikan pegawai. Sementara
kegunaan operatif bersangkutan dengan pekerjaan yang di kerjakan dengan fisik terdiri
atas pengadaan, pengembangan, kompensasi, integrase, dan pemeliharaan.

B. Fungsi umum administrasi kepegawaian

Perencanaan pegawai
Perencanaan pegawai bisa dikenalkan sebagai proses penetapan kebutuhan pegawai pada
masa yang akan dating menurut peralihan yang terjadi dan persediaan tenaga kerja yang
ada. Perencanaan pegawai yaitu bagian penting dari dan sebagai kontributor dalam proses
penjadwalan strategis karena menolong menetapkan apa yang benar-benar diraih dengan
sumber yang tersedia.
Perancangan pegawai yang baik akan memperbaiki pemanfaatan pegawai, mengubah
aktivitas pegawai dan kebutuhan di masa yang akan dating secara efisien, menambahkan
efisiensi dalam merekrut pegawai baru serta mencukupi informasi mengenai
kepegawaian yang bisa menolong pekerjaan dan suatu system lainnya. Melewati
perancangan bisa dilihat perekrutan pegawai baru, promosi, dan pengiriman secara
proaktif sehingga tidak mengganggu perencanaan organisasi.
Dalam pembuatan perancangan pegawai butuh diketahui penyebab internal dan eksternal
organisasi. Selain itu, perlu pula diketahui langkah-langkah yang akan dilewati
sebagaimana di perlihatkan Miller Burack dan Maryann.

Pengorganisasian Kepegawaian
Pengorganisasian Greader merupakan suatu langkah untuk menerapkan,
mengelompokkan, mengatur segala macam kegiatan yang dianggap penting, termasuk
juga penerapan tugas dan wewenang seseorang, pendelegasian wewenang supaya
mencapai tujuan. Pengorganisasian ini Greader mengantarkan berbagai sumber dasar ke
dalam suatu pola tertentu sedemikian rupa sehingga orang yang bekerja di dalamnya bisa
bekerja sama secara bermanfaat dalam mencapai tujuan yang sudah ditentukan. Salah
satu factor dari pengorganisasian yaitu terbentuknya susunan organisasi dan dalam
struktur organisasi akan terlihat bagaimana hubungan antara unit satu dengan unit yang
lainnya. Struktur organisasi akan mempengaruhi aliran kerja, oleh sebab itu dalam
menggambarkan susunan organisasi bagian kepegawaian butuh dipikirkan segala
penyebab sebagaimana yang sudah di cantumkan.

Pengadaan pegawai
Perencanaan dan Rekruitmen
Salah satu fungsi kepegawaian yaitu perencanaan pegawai. Pada acara perencanaan
pegawai ini harus dilihat apakah ada informasi yang kosong, selain itu perlu juga di
perhatikan keperluan SDM , banyak nya keperluan dan bentuk pekerjaan.
Perekrutan adalah proses resesi sejumlah calon yang mempunyai potensi untuk diambil
menjadi pegawai yang dikerjakan melewati segala macam kegiatan. Perekrutan yang
efektif secara konseptual mempunyai beberapa gangguan yang berasal dari kebijakan
suatu system maupun dari perancangan SDM.

3 Model-Model Organisasi
A. Model Birokrasi
Dalam pandangan Webber, bentuk birokrasi merupakan tipe organisasi paling
efektif dalam masyarakat modern. Pada dasarnya, dia ingin membangun sebuah
gagasan organisasi dimana akan tersedia sebuah pemahaman maksimal terhadap
tingkah laku manusia. Hal ini tentu saja berbeda dengan sebutan “birokrasi” yang
sering diarahkan dalam skala besar, yaitu pemerintahan rumit atau unit bisnis.
Berbicara mengenai keuntungan teknis dari birokrasi, Weber mengatakan:
Alasan tegas untuk selalu mendahulukan organisasi birokrasi dibandingkan
dengan bentuk organisasi lainnya adalah murni mengenai keunggulan t30eknis.
Pengembangan mekanisme birokrasi dibandingkan dengan organisasi lainnya benar-
benar seperti kinerja mesin dengan kinerja non-mesin dalam hal produktifitas.
Ketelitian, kecepatan, kejelasan, pengetahuan tentang data-data, kesinambungan,
keleluasaan, kesatuan, ketelitian subordinat, berkurangnya gesekan serta
berkurangnya biaya materi dan personal—semua itu didapatkan dalam titik optimal
pada administrasi

B. Model Behavioral
Konsep organisasi behavioral mencakup sebuah reaksi perlawanan terhadap
prasangka mekanistik dan impersonal pada mazhab klasik. Pandangan ini, berpangkal
dari pemikiran Hawtorn Western Electrik selama kurun waktu tahun 1920 dan 1930,
pergeseran fokus dari model rasional dalam teori tradisional menuju model
behavioristik yang disetujui orang sebagaimana yang dilakukannya. Pada dasarnya,
Mazhab ini menyetujui aspek struktural dalam organisasi sebagaimana didiskusikan
sebelumnya, akan tetapi konsepnya dimodifikasi dengan mempertimbangkan
Pandangan hubungan kemanusiaan menjadi garis depan dalam membawa konsep
organisasi sebagai sebuah sistem total yang mencakup individu, kelompok informal,
hubungan antar kelompok,dan hubungan formal. Akibatnya, mazhab ini
menempatkan elemen manusia kembali dalam organisasi (elemen yang mana di
mazhab tradisional telah benar-benar di kesampingkan).

C. Model Pengambilan Keputusan


Simon memfokuskan perhatian teori organisasinya pada proses pengambilan
keputusan dalam sebuah organisasi. Dia menolak banyak konsep tradisional dan
menentukan proses pemecahan masalah kemanusiaan dan mekanisme keputusan
sebagai kekuatan utama dalam organisasi behavioral. Sesuai dengan tesisnya, pelaku
organisasi harus dipandang sebagai individu dengan keinginan, motif, tingkat aspirasi
dan siapa saja yang memiliki batas rasional serta kapasitasnya dalam menyelesaikan
masalah.
Simon menggunakan istilah “pengambilan keputusan” meskipun hal itu
menyerupai “pengelolaan”. Pada tataran ini, model pengambilan keputusan memiiki
tiga tingkat prinsip: intelegensi – mencari kondisi lingkungan yang dihubungkan
dengan keputusan, perencanaan – menciptakan, mengembangkan dan menganalisa
kemungkinan tertentu dalam sebuah tindakan, Pilihan – memilih tindakan tertentu
dari alternatif pilihan yang tersedia. Pada buku yang ditulis bersama March, Simon
selanjutnya menggunakan proses pengambilan keputusan sebagai sebuah kerangka
referensi untuk seterusnya mengatur teori organisasi yang lebih umum.

D. Teori Organisasi Modern (Sebuah Konsep Sistem)


Teori organisasi tradisional umumnya mencakup bagian-bagian dan golongan-
golongan organisasi serta dikaitkan dengan pemisahan aktifitas-aktifitas ke dalam
tugas dan unit operasional. Hal itu tidak cukup memberikan tekanan pada
permasalahan hubungan antar anggota dan pengintegrasian aktifitas-aktifitas.
Pandangan hubungan kemanusiaan juga tidak mencakup permasalahan ini.
Pendekatannya ditujukan pada adanya motivasi, aspirasi, keinginan dan pembatasan-
pembatasan dalam model mekanistik tradisional. Pendekatan-pendekatan tersebut
juga tidak menyediakan dasar integrasi, yaitu model organisasi yang sistematis.
Tampaknya sesuai apabila mengartikan organisasi sebagai sebuah sistem sosial
yang diorganisir untuk pencapaian jenis tujuan tertentu; Pencapaian tujuan tersebut
pada saat yang sama merupakan sebuah kinerja fungsional atas nama sistem yang
lebih inklusif, yaitu masyarakat. Teori organisasi modern dan teori sistem general
berhubungan dekat, yaitu teori organisasi modern merupakan sebuah elemen khusus
dari teori sistem general. Kedua-duanya menekankan perhatiannya pada investigasi
dan hasil organisasi sebagai sebuah kesatuan yang menyeluruh.
4 Struktur Organisasi Publik
A. Pengertian Struktur Organisasi
Contoh struktur organisasi

Source : https://safarieleven.files.wordpress.com/

Struktur organisasi sebagai suatu garis hirarki yang mendeskripsikan berbagai


komponen yang menyusun perusahaan, dimana setiap individu atau Sumber Daya
Manusia pada lingkup perusahaan tersebut kemudian memiliki posisi dan fungsinya
masing-masing.Struktur organisasi sendiri dibuat untuk kepentingan perusahaan dengan
sebelumnya menempatkan orang-orang yang kompeten sesuai dengan bidang dan
keahliannya. Bagi HRD sendiri, dengan adanya struktur organisasi, kita dapat
mengetahui peran dan tanggung jawab karyawan-karyawannya.
Dengan menempatkan seseorang ke dalam sebuah posisi dalam struktur sesuai
dengan kemampuannya juga bisa menjadi patokan HRD dalam menentukan jumlah gaji
karyawan bersangkutan.
Misalnya saja Jika A pandai dalam pemasaran tetapi tidak dengan penjualan,
sedangkan B sebaliknya, pandai dalam penjualan tetapi tidak dengan pemasaran, kerja
sama adalah cara paling efisien untuk mencapai tujuan tunggal. Setiap kekuatan berguna
dalam sistem organisasi. Oleh sebab itu, sangat penting bagi seseorang yang ada di dalam
sebuah organisasi memiliki pengetahuan seputar struktur, perilaku, proses, dan hasil
organisasi.

B. Fungsi Struktur Organisasi


Struktur organisasi sebagai sebuah hierarki (jenjang atau garis yang bertingkat)
berisi komponen-komponen dimana pendiri dan penyusun perusahaan kemudian
menggambarkan pembagian kerja, dan bagaimana aktivitas dalam perusahaan yang
berbeda mampu saling terkoordinasi. Struktur organisasi yang baik sendiri kemudian
akan menunjukkan adanya spesialisasi pada masing-masing fungsi pekerjaan, maupun
penyampaiannya melalui sebuah laporan. Struktur organisasi adalah sistem yang
digunakan untuk mendefinisikan hierarki dalam sebuah organisasi dengan tujuan
menetapkan cara sebuah organisasi dapat beroperasi, dan membantu organisasi tersebut
dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan di masa depan.
Untuk lebih memahami fungsi dari sebuah struktur di sebuah organisasi, Grameds
dapat melihat contohnya pada buku Struktur Organisasi dan Misi Gereja yang bisa kamu
dapatkan di Gramedia. Adapun beberapa hal yang membuat struktur organisasi dalam
perusahaan kemudian menjadi sangat penting, adalah karena berbagai fungsinya, sebagai
berikut:
1. Memberi Kejelasan Tanggung Jawab
Masing-masing anggota dalam hierarki sebuah struktur organisasi dalam
perusahaan memiliki tanggung jawab tentang tugas-tugas dan segala kewajiban
yang harus mereka pertanggungjawabkan pada atasannya langsung yang telah
memberikan wewenang terhadapnya. Inilah pentingnya memiliki struktur
organisasi perusahaan, yaitu memberikan kejelasan mengenai pelaksanaan atau
pengimplementasian terhadap kewenangan yang perlu dipertanggungjawabkan
oleh masing-masing anggota yang berada dalam struktur organisasi tersebut.
2. Menjelaskan Kedudukan dan Koordinasi Masing-masing Penyusun Perusahaan
Seorang karyawan, yang namanya tercantum dalam hierarki struktur organisasi
sebuah perusahaan, sebenarnya dapat lebih mempermudah dalam
mengkoordinasikan kedudukan dan hubungannya dengan fungsi pekerjaan yang
telah dipercayakan kepadanya.
2. Memberikan Uraian Tugas yang Dibebankan Secara Jelas
Setiap tugas atau deskripsi pekerjaan yang terdapat dalam sebuah struktur
organisasi dalam perusahaan tentunya akan sangat membantu semua pihak yang
terkait di dalamnya. Baik itu atasan, maupun bawahannya dalam struktur organisasi
tersebut.
Bagi seorang atasan, setiap deskripsi pekerjaan bawahannya akan membantu mereka
dalam melakukan pengawasan dan pengendalian bila ada uraian pekerjaan yang tidak
sesuai.
Sedangkan bagi seorang bawahan, setiap deskripsi pekerjaan yang jelas dapat
membantu mereka untuk lebih berkonsentrasi dalam melaksanakan tugas-tugas yang
dibebankan kepadanya.

C. Jenis-jenis Struktur Organisasi pada Perusahaan


Terdapat 5 jenis struktur organisasi yang dikenal dalam sebuah perusahaan, berikut
ini beberapa diantaranya:
1. Struktur Organisasi Fungsional (Functional Structure Organization)
Struktur organisasi fungsional merupakan jenis struktur organisasi ini yang paling
umum digunakan oleh sebuah organisasi atau perusahaan. ` struktur organisasi
fungsional, pembagian kerjanya kemudian dilakukan berdasarkan pada fungsi
masing-masing manajemen.Diantaranya Manajemen Keuangan, Manajemen
Pemasaran dan Sumber Daya Manusia, Manajemen Produksi, dan lain-lain. Setiap
karyawan yang memiliki skill dan 2 Aeterampilan yang sama, akan dikelompokkan
ke dalam satu unit kerja.
2. Struktur Organisasi Divisional (Divisional Structure Organization)
Struktur organisasi divisional adalah jenis struktur organisasi yang melakukan
pengelompokan berdasarkan pada kesamaan produk, jasa/servis/layanan, pasar, dan
letak geografisnya. Jenis struktur organisasi ini, lazimnya diterapkan pada sebuah
perusahaan berskala menengah hingga perusahaan besar, karena biasa operasional
yang dikeluarkan akan lebih tinggi jika dibandingkan dengan struktur organisasi
fungsional. Dengan menerapkan struktur organisasi divisional, berarti perusahaan
Anda lebih memiliki kemudahan pengelolaan karena memecah divisi-divisi dalam
perusahaan menjadi bagian yang lebih kecil. Sedangkan kelemahannya terletak pada
masalah alokasi sumber daya, serta distribusi biaya-biaya yang harus dikeluarkan
oleh perusahaan.
3. Struktur Organisasi Lini
Jenis struktur organisasi ketiga yang akan kita bahas adalah struktur organisasi
lini. Dalam struktur organisasi lini, hubungan antara atasan dengan bawahan terjadi
secara langsung dan vertikal. Dimana sejak dari pimpinan tertinggi sampai dengan
karyawan dengan jabatan terendah dalam struktur organisasi ini dihubungkan dengan
garis komando atau garis wewenang.
4. Struktur Organisasi Matriks (Matrix Structure Organization)
Struktur organisasi matriks adalah sebuah struktur organisasi yang merupakan
penggabungan antara struktur organisasi fungsional dengan struktur organisasi
divisional dengan tujuan untuk saling melengkapi dan menutupi kekurangan-
kekurangan yang terdapat pada kedua struktur organisasi tersebut.
Struktur organisasi jenis ini sering juga dikenal dengan nama struktur organisasi
proyek karena setiap karyawan pada unit kerja struktur organisasi fungsional harus
mengerjakan proyek-proyek organisasi yang dibebankan kepadanya.
5. Struktur Organisasi Komite atau Proyek
Jenis struktur organisasi terakhir yang lazim digunakan oleh perusahaan adalah
struktur organisasi komite. Dalam struktur organisasi ini, setiap tugas kepemimpinan
dan tugas-tugas khusus lainnya harus dilaksanakan dan dipertanggungjawabkan
secara kolektif oleh sekelompok pejabat yang berupa dewan atau komite.
Organisasi dalam Komite biasanya terdiri dari pimpinan komite (Executive
Committee) yang merupakan pimpinan dengan kewenangan lini, dan staff committee
yang merupakan karyawan dengan kewenangan staff.
BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai