Makalah MSDM Kel 1
Makalah MSDM Kel 1
Makalah MSDM Kel 1
Dosen pengampu:
Pri Utami, S.PD.,M.Si.
Disusun oleh:
Kelompok 1
Ananda Sri Rahayu (2101010006)
Syifaurrohmah (2101010038)
Putri Indriani (2101010004)
Choirul Anshor (2101010034)
Penulis,
Kelompok 1
Daftar Isi
Cover
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I Pembahasan
1. Birokrasi dalam Proses Desentralisasi Pemerintahan dan OTDA
2. Referensi Birokrasi
3. Referensi Birokrasi
4. MSDM Sektor Public Vs Swasta
5. Ruang Lingkup Administrasi Kepegawaian
6. Model-Model Organisasi
7. Struktur Organisasi Publik
BAB II Penutup
1. Kesimpulan
Daftar Pustaka
BAB I
PEMBAHASAN
1.1 BIROKRASI DALAM PROSES DESENTRALISASI DAN OTDA
A. BIROKRASI DALAM PROSES DESENTRALISASI
Pemberlakuan Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 yang telah direvisi oleh Undang-
undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang undang Nomor 25
tahun 1999 yang telah direvisi oleh Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah merupakan
komitmen pemerintah untuk merubah pemerintahan yang sentralistik dan otoriter menjadi
desentralistik dan demokratis. Undang-undang tersebut telah memberikan pengaruh yang
besar terhadap penyelenggaraan pemerintahan daerah yakni dimasukinya era baru yaitu era
otonomi daerah. Selain hal tersebut di atas, Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah pada dasarnya mendorong pemberdayaan masyarakat, menumbuhkan
prakarsa dan kreativitas, meningkatkan peran-serta masyarakat, mengembangkan peran dan
fungsi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Oleh karena itu Undang- Undang ini
menempatkan otonomi daerah secara utuh pada daerah kabupaten dan kota dengan prinsip
bahwa pelaksanaan otonomi daerah harus lebih meningkatkan kemandirian daerah sehingga
terciptanya pelayanan publik yang dapat diakses secara luas.
Birokrasi merupakan salah satu diantara tiga pilar kekuasaan orde baru selain Golkar dan
ABRI. Untuk menjelaskan bagaimana pemerintahan orde baru yang membangun
kekuasaannya selama 32 tahun terutama dalam memanfaatkan birokrasi pemerintah, Eep
Saefulloh Fatah (1998) menjelaskan Orde Baru terbangun melalui setidaknya empat proses.
Pertama, sentralisasi. Orde baru memilih model pengelolaan kekuasaan yang sentralistis
dalam birokrasi. Pada awal kelahiran Orde Baru, penguasa berdalih bahwa sentralisasi (salah
satunya dalam bidang birokrasi) adalah satu-satunya pilihan yang tersedia untuk menyokong
proyek stabilisasi ekonomi dan politik secara cepat. Kedua, otonomisasi. Sejak awal
kelahirannya Orde Baru berupaya meminggirkan masyarakat dari proses pengambilan
kebijakan publik dan proses pemerintahan secara umum. Dimana penguasa dan rakyat
disekat di dua ruangan yang terpisah. Inilah otonomisasi, yakni proses yang mengarah pada
pembentukan kekuasaan otonom vis a vis masyarakatnya, yang pernah disebut oleh Karl W
Jackson sebagai “bureaucratic polity” atau kepolitikan birokratik
Ketiga, personalisasi. Kekuasaan yang memusat dan otonom kemudian dipersonalisasi di
tangan Preside Soeherto. Proses ini terutama terlihat tegas semenjak akhir 1970-an segera
setelah Presiden Soeharto berhasil mencapai “sukses” dalam tiga proyek sekaligus. Yakni:
Reseleksi lingkungan elit politik di sekitar presiden dengan loyalitas yang terjaga yang
dijalankan sejak peristiwa Malapetaka 15 Januari (Malari) 1974; pengumpulan tiga sumber
kekuasaan sangat menentukan di tangan Presiden Soeharto, yaitu Presiden-Kepala Negara,
Panglima Tertinggi ABRI, dan Ketua Dewan Pembina Golkar; dan pelembagaan format
politik otoritarian melalui berbagai regulasi ekonomi dan politik. Dengan sendirinya jelas,
bahwa birokrasi pemerintah mulai dari tingkat yang paling tinggi, sampai terendah memiliki
loyalitas yang tinggi pada kebijakan Presiden Soeharto. Keempat, sakralisasi. Orde Baru
tidak hanya menjalankan sentralisasi, otonomisasi, dan personalisasi, melainkan juga
sakralisasi. Kekuasaan diposisikan sebagai sesuatu yang sakral, yang tidak bisa khilaf, yang
tidak bisa bersalah, bebas dari kritik, tak bisa dituntut, digugat, dan apalagi dijungkirkan.
Operasi kekuasaan seakanakan hanya mengenal dua aturan. Pasal pertama: penguasa tak
bisa salah. Pasal kedua: jika penguasa bersalah, lihat pasal pertama. Birokrasi pemerintah
harus dikelola berdasarkan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik dan profesional.
Birokrasi harus sepenuhnya mengabdi pada kepentingan rakyat dan bekerja untuk
memberikan pelayanan prima, transparan, akuntabel, dan bebas dari praktek korupsi,
kolusi dan nepotisme (KKN).
B. BIROKRASI DALAM PENGEMBANGAN OTONOMI DAERAH
Otonomi daerah menuntut pergeseran paradigma dalam penyelenggaraan
pemerintahan . Otonomi daerah sebagaimana diamanatkan dalam UU . No. 32 Tahun
2004 menuntut peran yang maksimal dari birokrasi pemerintahan . Berbicara
birokrasi , ada beberapa persepsi atau pengertian dari birokrasi itu sendiri ,
tergantung dari sudut pandangnya , antara lain :
1. Dari segi asal kata ( Etymology ) , istilah birokrasi berasal dari bahasa Yunani ,
yaitu dari kata " Bureau " dan " Kratia " . Bureuau berarti meja atau kantor , sedang
Kratia berarti pemerintahan . Jadi menurut asal katanya , birokrasi berarti
pemerintahan melalui kantor .
2. Ditinjau dari sudut administrasi dan manajemen , birokrasi berarti suatu badan
administrasi atau badan manajemen. Jadi birokrasi atau badan administrasi adalah
suatu badan yang menyelenggarakan suatu kegiatan atau pekerjaan untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan baik dalam bidang pemerintahan atau swasta .
3. Birokrasi sebagai suatu system , berarti system kerja yang berlandaskan kepada
suatu jaringan atau hubungan kerja sama sesuai dengan tata aturan dan prosedur yang
ditentukan .
4. Birokrasi sebagai tipe organisasi , berarti merupakan tipe organisasi tertentu . Hal
ini berarti di dalamnya terdapat prinsip - prinsip organisasi seperti lazimnya
organisasi pada umumnya .
Dari berbagai sudut pandang yang berbeda tersebut , ternyata menimbulkan persepsi
yang berbeda pula dalam mengartikan birokrasi . Dalam sebuah organisasi formal ,
pada umumnya terdapat pembagian tugas dan jenjang kewenangan yang jelas .
Menurut Hosio ( 2007 : 90 ) , ada beberapa ciri dari birokrasi , yaitu :
1. Mempunyai struktur organisasi yang jelas ,
2. Batas - batas wewenang dari setiap pejabat sudah jelas ,
3. Saluran hubungan kerja berlangsung menurut saluran seperti yang tercermin
dalam bagan ,
4. Adanya uraian tugas yang jelas dari setiap anggota organisasi .
Sementara itu menurut Weber dalam Thoha ( 2003 , 17 ) ada beberapa ciri ideal
dari birokrasi , yaitu :
1. Individu pejabat secara personal bebas , akan tetapi dibatasi oleh jabatannya
manakala ia menjalankan tugas atau kepentingan individual dalam jabatannya ,
2. Jabatan itu disusun dalam tingkatan hierarkhi dari atas ke bawah dan ke samping ,
3. Tugas dan fungsi masing - masing jabatan dalam hierarkhi itu secara spesifik
berbeda satu sama lain ,
4. Setiap pejabat mempunyai kontrak jabatan yang harus dijalankan ,
5. Setiap pejabat diseleksi atas dasar kualifikasi profesionalitasnya ,
6. Setiap pejabat mempunyai gaji termasuk hak untuk menerima pensiun sesuai
dengan tingkatan hierarkhi jabatan yang disandangnya ,
Pengertian birokrasi secara umum dapat diartikan sebagai suatu struktur organisasi
yang memiliki tata prosedur, pembagian kerja, adanya hirarki, dan adanya hubungan
yang bersifat impersonal. Birokrasi adalah sebuah tatanan kerja organisasi, umumnya
besar dan kompleks, dengan banyak lapisan hierarki, aturan formal, dan peran khusus
dengan tujuan menjalankan fungsi administrasi di perusahaan, organisasi atau
pemerintahan.
B. Fungsi Birokrasi
Sebagai pelaksanaan administrasi, yakni menjalankan kebijakan umum suatu
negara yang telah dirancang.
Memberikan pelayanan kepada masyarakat serta melaksanakan pembangunan
yang profesional dan merata.
Sebagai pemberi nasehat kebijakan pada pemerintah.
Sebagai pelaksanaan fungsi regulasi, yakni mengamankan kesejahteraan
masyarakat umum.
Sebagai alat pemerintah untuk melayani kepentingan masyarakat dan bukan
merupakan bagian dari kekuatan politik (netral).
Sebagai stabilitator politik dan kontinuitas sistem politik suatu negara.
Mengumpulkan informasi dan data mengenai efisiensi atau efektivitas
pelaksanaan berbagai kebijakan pemerintah di masyarakat.
Melaksanakan manajemen pemerintah, mulai dari perencanaan, pelaksanaan,
pengawasan, koordinasi, dan evaluasi.
C. Ciri-Ciri Birokrasi
Menurut Max Weber, ada beberapa ciri-ciri dan karakteristik birokrasi secara umum.
Berikut merupakan beberapa ciri-ciri birokrasi menurut Max Weber.
Dukungan Perusahaan di Sektor Publik mendapatkan Sangat sedikit atau tidak ada
Keuangan dari semua dukungan keuangan yang mungkin untuk dukungan keuangan dari
Pemerintah Pemerintah bahkan dalam keadaan buruk Pemerintah kecuali badan swasta
dimana kesehatan keuangan perusahaan tidak terlalu besar dan penting secara
baik. sistemik bagi Negara.
Terdaftar di Entitas di Sektor Publik diperdagangkan secara Entitas di Sektor Swasta
Pasar Saham publik di bursa. diperdagangkan secara publik di
bursa.
Profitabilitas Perusahaan di Sektor Publik relatif kurang Perusahaan di Sektor Swasta relatif
menguntungkan karena tujuan utamanya tidak lebih menguntungkan daripada
didorong oleh profitabilitas. rekan-rekan sektor publik mereka di
industri yang sama.
Interferensi Karena perusahaan Sektor Publik dimiliki oleh Entitas Sektor Swasta relatif lebih
Pemerintah Pemerintah, maka mereka tunduk pada jarang terkena campur tangan
ketidakpastian terkait dengan keputusan Pemerintah.
Pemerintah yang tidak menguntungkan dan
campur tangan Pemerintah yang lebih besar.
Kemudahan Perusahaan sektor publik merasa relatif mudah Perusahaan Sektor Swasta merasa
melakukan untuk beroperasi di suatu negara karena relatif sulit untuk mengoperasikan
bisnis kedekatannya dengan Pemerintah dan mengelola masalah regulasi dan
kepatuhan di suatu negara
dibandingkan dengan perusahaan
Sektor Publik
Mobilisasi Lebih baik ditempatkan untuk mengumpulkan Bergantung pada kekuatan
Sumber Daya dana dari pasar karena didukung oleh keuangan entitas sektor swasta.
(Pendanaan) Pemerintah terlepas dari kesehatan keuangan Keuangan yang lebih kuat, kapasitas
perusahaan. yang lebih baik untuk memobilisasi
dana dari pasar.
Budaya Kerja Budaya kerja yang relatif rileks dengan Budaya kerja yang kompetitif
Karyawan keamanan kerja yang lebih tinggi. Namun, gaji dengan pertumbuhan karir berbasis
dan tunjangan mungkin tidak begitu menarik kinerja dan gaji yang lebih baik
dibandingkan dengan perusahaan sektor swasta. dibandingkan dengan perusahaan
sektor publik.
Sektor publik vs sektor swasta pada dasarnya dibedakan berdasarkan sifat kepemilikan dan
tujuan keberadaannya. Bisnis yang beroperasi di sektor publik dan swasta sangat penting bagi
perekonomian negara mana pun dan hidup berdampingan dalam perekonomian. Ada industri
tertentu yang masuk akal bagi Pemerintah untuk mengambil kepemilikan dan mengelola bisnis di
industri tersebut. Industri seperti pertahanan yang banyak hal yang sensitif dari sudut pandang
keamanan nasional dimiliki dan dikelola oleh Pemerintah. Setelah mengatakan bahwa sektor
swasta merupakan bagian besar dari ekonomi keseluruhan negara mana pun dan akhir-akhir ini
mereka telah berpartisipasi di hampir semua bisnis / industri di berbagai tingkat rantai nilai.
Perencanaan pegawai
Perencanaan pegawai bisa dikenalkan sebagai proses penetapan kebutuhan pegawai pada
masa yang akan dating menurut peralihan yang terjadi dan persediaan tenaga kerja yang
ada. Perencanaan pegawai yaitu bagian penting dari dan sebagai kontributor dalam proses
penjadwalan strategis karena menolong menetapkan apa yang benar-benar diraih dengan
sumber yang tersedia.
Perancangan pegawai yang baik akan memperbaiki pemanfaatan pegawai, mengubah
aktivitas pegawai dan kebutuhan di masa yang akan dating secara efisien, menambahkan
efisiensi dalam merekrut pegawai baru serta mencukupi informasi mengenai
kepegawaian yang bisa menolong pekerjaan dan suatu system lainnya. Melewati
perancangan bisa dilihat perekrutan pegawai baru, promosi, dan pengiriman secara
proaktif sehingga tidak mengganggu perencanaan organisasi.
Dalam pembuatan perancangan pegawai butuh diketahui penyebab internal dan eksternal
organisasi. Selain itu, perlu pula diketahui langkah-langkah yang akan dilewati
sebagaimana di perlihatkan Miller Burack dan Maryann.
Pengorganisasian Kepegawaian
Pengorganisasian Greader merupakan suatu langkah untuk menerapkan,
mengelompokkan, mengatur segala macam kegiatan yang dianggap penting, termasuk
juga penerapan tugas dan wewenang seseorang, pendelegasian wewenang supaya
mencapai tujuan. Pengorganisasian ini Greader mengantarkan berbagai sumber dasar ke
dalam suatu pola tertentu sedemikian rupa sehingga orang yang bekerja di dalamnya bisa
bekerja sama secara bermanfaat dalam mencapai tujuan yang sudah ditentukan. Salah
satu factor dari pengorganisasian yaitu terbentuknya susunan organisasi dan dalam
struktur organisasi akan terlihat bagaimana hubungan antara unit satu dengan unit yang
lainnya. Struktur organisasi akan mempengaruhi aliran kerja, oleh sebab itu dalam
menggambarkan susunan organisasi bagian kepegawaian butuh dipikirkan segala
penyebab sebagaimana yang sudah di cantumkan.
Pengadaan pegawai
Perencanaan dan Rekruitmen
Salah satu fungsi kepegawaian yaitu perencanaan pegawai. Pada acara perencanaan
pegawai ini harus dilihat apakah ada informasi yang kosong, selain itu perlu juga di
perhatikan keperluan SDM , banyak nya keperluan dan bentuk pekerjaan.
Perekrutan adalah proses resesi sejumlah calon yang mempunyai potensi untuk diambil
menjadi pegawai yang dikerjakan melewati segala macam kegiatan. Perekrutan yang
efektif secara konseptual mempunyai beberapa gangguan yang berasal dari kebijakan
suatu system maupun dari perancangan SDM.
3 Model-Model Organisasi
A. Model Birokrasi
Dalam pandangan Webber, bentuk birokrasi merupakan tipe organisasi paling
efektif dalam masyarakat modern. Pada dasarnya, dia ingin membangun sebuah
gagasan organisasi dimana akan tersedia sebuah pemahaman maksimal terhadap
tingkah laku manusia. Hal ini tentu saja berbeda dengan sebutan “birokrasi” yang
sering diarahkan dalam skala besar, yaitu pemerintahan rumit atau unit bisnis.
Berbicara mengenai keuntungan teknis dari birokrasi, Weber mengatakan:
Alasan tegas untuk selalu mendahulukan organisasi birokrasi dibandingkan
dengan bentuk organisasi lainnya adalah murni mengenai keunggulan t30eknis.
Pengembangan mekanisme birokrasi dibandingkan dengan organisasi lainnya benar-
benar seperti kinerja mesin dengan kinerja non-mesin dalam hal produktifitas.
Ketelitian, kecepatan, kejelasan, pengetahuan tentang data-data, kesinambungan,
keleluasaan, kesatuan, ketelitian subordinat, berkurangnya gesekan serta
berkurangnya biaya materi dan personal—semua itu didapatkan dalam titik optimal
pada administrasi
B. Model Behavioral
Konsep organisasi behavioral mencakup sebuah reaksi perlawanan terhadap
prasangka mekanistik dan impersonal pada mazhab klasik. Pandangan ini, berpangkal
dari pemikiran Hawtorn Western Electrik selama kurun waktu tahun 1920 dan 1930,
pergeseran fokus dari model rasional dalam teori tradisional menuju model
behavioristik yang disetujui orang sebagaimana yang dilakukannya. Pada dasarnya,
Mazhab ini menyetujui aspek struktural dalam organisasi sebagaimana didiskusikan
sebelumnya, akan tetapi konsepnya dimodifikasi dengan mempertimbangkan
Pandangan hubungan kemanusiaan menjadi garis depan dalam membawa konsep
organisasi sebagai sebuah sistem total yang mencakup individu, kelompok informal,
hubungan antar kelompok,dan hubungan formal. Akibatnya, mazhab ini
menempatkan elemen manusia kembali dalam organisasi (elemen yang mana di
mazhab tradisional telah benar-benar di kesampingkan).
Source : https://safarieleven.files.wordpress.com/