Anda di halaman 1dari 3

Nama : Ken Sae

NIM : 13030123120013
Mata Kuliah : Pengantar Sejarah Indonesia
Dosen Pengampu : Dr. Dra. Endah Sri Hartatik, M.Hum.

Visualisasi Arca Siwa Mahadewa di Kompleks Candi Prambanan

Pendahuluan
Salah satu bentuk peninggalan Hindu-Buddha di Indonesia adalah candi. Tidak hanya
digunakan sebagai tempat ibadah, candi juga sebagai istana, pemandian/pentirtaan, gapura,
dan sebagainya. Candi banyak mengandung nilai-nilai spiritual dan sejarah. Candi juga sering
dikaitkan sebagai tempat-tempat penghormatan dan ibadah raja-raja dahulu yang telah
meninggal. Selain itu, candi biasanya juga digunakan sebagai tempat untuk menyimpan abu,
relik, dan patung orang yang dihormati atau dewa yang disembah. Salah satunya adalah
Candi Prambanan.
Kompleks Candi Prambanan merupakan kompleks candi Hindu terbesar di Jawa,
yang mempunyai tiga bangunan candi utama dengan dikelilingi 244 buah candi perwara.
Kompleks Candi Prambanan terletak di Dusun Karangasem, Desa Bokoharjo, Kecamatan
Prambanan, Kabupaten Sleman. Menurut prasasti Siwagrha yang ditemukan di Kompleks
Candi Prambanan dan dianggap memiliki hubungan dengan Candi Prambanan, disebutkan
bahwa kompleks candi tersebut didirikan pada tahun 778 Saka (856 Masehi ) di bawah
pemerintahan Sri Maharaja Rakai Pikatan.
Pembuatan Candi Prambanan diperuntukkan kepada tiga dewa abadi, atau yang sering
disebut Trimurti. Dewa tersebut adalah Dewa Wisnu, Dewa Brahma, dan Dewa Siwa.
Walaupun pembangunan ditujukan untuk tiga dewa, tetapi hanya satu dewa yang diutamakan
dalam persembahan agung. Dewa tersebut adalah Dewa Siwa. Bahkan, sebelumnya candi ini
dinamakan Siwargha, yang berarti Rumah Dewa Siwa.

Rumusan Masalah
Bagaimana visualisasi arca Dewa Siwa di Kompleks Candi Prambanan?

Pembahasan
Candi Siwa merupakan candi terbesar di Kompleks Candi Prambanan. Candi Siwa
memiliki ukuran 34 m X 34 m X 47 m dengan arah hadap candi menghadap ke arah timur.
Candi Siwa terletak ditengah-tengah diapit oleh Candi Brahma dan Candi Wisnu. Candi ini
menjadi candi yang paling disucikan di Kompleks Candi Prambanan. Untuk menunjukkan
bahwa Dewa Siwa adalah yang utama diantara Dewa Wisnu dan Dewa Brahma, pengukuran
Arca Siwa dibuat lebih tinggi (sosok 276 cm, dengan alas 409cm) dibandingkan kedua dewa
lainnya, Brahma (sosok 228 cm, dengan alas 335 cm), dan Wisnu (sosok 226 cm, dengan alas
335 cm). Candi Siwa memiliki empat ruangan (untuk Dewa Siwa dan tiga dewa pendamping)
sedangkan Candi Wisnu dan Brahma hanya mempunyai satu ruangan. Ruangan Dewa Siwa
dibuat di bagian paling tengah bangunan, dengan ruang depan di depannya, atau di sebelah
timurnya, dihubungkan dengan tangga timur candi. Ruang depan Siwa memiliki alokasi
ruang yang sama dengan tiga ruang yang menyertainya, yaitu menghadap ke arah mata angin
lainnya, dengan masing-masing tangga langsung di depannya.
Siwa di Prambanan dikenal dengan nama Mahadewa, hal ini ditandai dengan pahatan
arca wajahnya yang tenteram dan tenang, dengan empat senjata yaitu :
 Akshamala (tasbih/rosario manik-manik)
 Mudra di depan dada
 Camara (rambut ekor kuda pengusir lalat)
 Benda bulat di telapak tangan, di pegang di depan dada bagian bawah
Arca Dewa Siwa juga dilengkapi dengan hiasan kepala Jatamakuta (mahkota rambut kusut),
lengkap dengan tanda candra-kapala (bulan sabit yang disematkan di bawah tengkorak), dan
memiliki tiga mata atau yang disebut Trineta yang digambarkan secara vertikal.
Menggantung di bahu kirinya ia memakai upavita (tali terbuat dari ular). Dewa Siwa juga
memakai cawat yang terbuat dari kulit harimau. Posisi arca duduk Paryakasana ( bersila ) di
atas yoni dan wahananya adalah lembu nandi.

Simpulan
Dalam seni arca Siwa diwujudkan dalam berbagai-bagai bentuk sesuai dengan fungsi
yang dijalankan. Penggambaran arca Dewa Siwa di Kompleks Candi Prambanan
menunjukkan bahwa Dewa Siwa diwujudkan sebagai Mahadewa. Dewa Siwa sebagai
Mahadewa merupakan Siwa dalam kedudukannya yang paling tinggi, yaitu sebagai raja dari
segala dewa. Dalam Trimurti, Dewa Siwa dijuluki “dewa pelebur” karena kedudukannya
membuat Dewa Siwa ditakuti dan banyak dipuja oleh masyarakat Jawa Kuno.
Referensi

Purwanti, Teguh. (2023). Candi. Jakarta: Kanak. Diakses dari


https://books.google.com/books/about/Candi.html?
hl=id&id=g_7OEAAAQBAJ#v=onepage&q&f=false
Sedyawati, Edi. (2006). Budaya Indonesia: Kajian Arkeologi, Seni, dan Sejarah. Jakarta:
Raja Grafindo Persada
Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi D.I. Yogyakarta. Komplek Candi Prambanan.
Diakses dari https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbyogyakarta/kompleks-candi-
prambanan/ pada 26 Agustus 2023
Jogja Cagar. Candi Prambanan. Diakses dari
https://jogjacagar.jogjaprov.go.id/detail/838/candi-prambanan pada 26 Agustus 2023

Hanny Nur Fadhilah. Mengenal Dewa Siwa, Tugasnya Hingga Memenggal Kepala Ganesha.
Diakses dari https://nationalgeographic.grid.id/read/133654872/mengenal-dewa-siwa-
tugasnya-hingga-memenggal-kepala-ganesha pada 27 Agustus 2023

Anda mungkin juga menyukai