(Kel.8) SISTEM FILSAFAT DAN KONTRIBUSINYA DALAM PENDIDIKAN
(Kel.8) SISTEM FILSAFAT DAN KONTRIBUSINYA DALAM PENDIDIKAN
PENDIDIKAN
Disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Pendidikan Islam
Dosen Pengampu :
Dr.Arbaiyah YS, MA
NIP : 196405031991032002
Disusun Oleh :
1. Sena Nanda Nur Rochim ( 06040522097 )
2. Sita Lailatun Ni’ma ( 06040522098 )
3. Sita Rahmasari ( 06040522099 )
Kami jauh dari kata sempurna, oleh karena itu makalah ini merupakan
langkah yang baik dari pembelajaran sesungguhnya. Karena keterbatasan
waktu dan kesempatan kami, maka kritik dan saran yang membangun
senantiasa kami harapkan semoga makalah ini dapat berguna bagi saya pada
khususnya dan pihak lain yang berkepentingan pada umumnya.
Surabaya, 10 September
2023
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................. i
DAFTAR ISI ................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan ............................................................................... 2
BAB II SISTEMATIKA FILSAFAT .........................................................4
A. Ontologi .............................................................................................4
B. Metafisika ..........................................................................................5
C. Epistemologi ......................................................................................10
D. Aksiologi ...........................................................................................11
E. Logika ................................................................................................13
BAB III KONTRIBUSI SISTEM FILSAFAT PADA PENDIDIKAN.... 15
A. Kontribusi Ontologi ...........................................................................15
B. Kontribusi Metafisika ........................................................................16
C. Kontribusi Epistemologi ....................................................................17
D. Kontribusi Aksiologi .........................................................................19
E. Kontribusi Logika ..............................................................................20
BAB IV PENUTUP .....................................................................................21
A. Kesimpulan ........................................................................................21
B. Saran ..................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................22
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada hakikatnya, sistem filsafat merupakan ajaran-ajaran
tentang realitas yang saling berkaitan. Dengan demikian, sistem filsafat
merupakan suatu kesatuan yang bersifat organis dan menyeluruh yang
bertujuan untuk mencapai suatu tujuan. Sistem filsafat memiliki kaitan
dengan pendidikan, yang mana pendidikan merupakan sebuah hal yang
akan selalu menarik untuk dikaji, selama masih ada kehidupan manusia
di planet bumi ini. Semua negara di dunia tertarik dengan pendidikan,
karena melalui pendidikan masyarakat dapat mengembangkan
kebudayaannya dan mewariskannya kepada generasi mendatang. Inilah
sebabnya mengapa pendidikan sering dianggap sebagai aset
kebudayaan. Karena berkat pendidikan, masyarakat dapat menentukan
sikap, perilaku, serta tindakan yang perlu diambilnya di masa depan.
Perubahan-perubahan yang dialami dalam proses pendidikan selalu
teratur, terukur, dan bukan karena emosi atau ketergesaan manusia.1
Ilmu filsafat merupakan dasar untuk memajukan proses kegiatan
memperoleh pengetahuan ilmiah. Ilmu pengetahuan adalah akumulasi
pengetahuan yang telah disistematisasikan dan diorganisasikan
sehingga memenuhi prinsip-prinsip prosedur, metode, teknik, dan
norma akademik yang telah ditentukan.2 Dengan demikian ilmu
pengetahuan telah teruji kebenaran ilmiahnya dan telah berkembang
nilainya karena diperoleh secara sadar, aktif, sistematis, dalam suatu
proses yang sistematik, prosesnya jelas, tidak asal-asalan, mempunyai
proses, metode dan teknik, serta telah teruji kebenarannya. keasliannya.
1
Jamali Sahrodi, Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: arfino raya, 2011), hal. 47.
2
Maria Sanprayogi & Moh. Toriqul Chaer, Aksiologi Filsafat Ilmu dalam Pengembangan
Keilmuan, AL MURABBI, Vol. 4, No. 1, 2017, 106-108.
Jika kita berbicara tentang filsafat ilmu, kita harus memahami
terlebih dahulu kelima aspek atau landasan pemikiran filsafat. Lima
aspek filsafat meliputi ontologi, metafisika, epistemologi, dan
aksiologi, dan logika. Jika kalian melihat lima aspek ini, kalian akan
melihat ada bagian-bagian tertentu dari ilmu pengetahuan. Dalam ilmu
pengetahuan terdapat objek, pernyataan, proposisi, dan ciri-ciri yang
keempat aspeknya diungkapkan secara efektif melalui lima landasan
pemikiran filosofis yaitu ontologi,metafisika, epistemologi, aksiologi,
dan logika.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Ontologi ?
2. Apa yang dimaksud dengan Metafisika ?
3. Apa yang dimaksud dengan Epistemologi ?
4. Apa yang dimaksud dengan Aksiologi ?
5. Apa yang dimaksud dengan Logika ?
6. Apa kontribusi yang diberikan oleh Ontologi untuk pendidikan ?
7. Apa kontribusi yang diberikan oleh Metafisika untuk
pendidikan?
8. Apa kontribusi yang diberikan oleh Epistemologi untuk
pendidikan?
9. Apa kontribusi yang diberikan oleh Aksiologi untuk
pendidikan?
10. Apa kontribusi yang diberikan oleh Logika untuk pendidikan?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian Ontologi dalam sistem filsafat.
2. Untuk mengetahui pengertian Metafisika dalam sistem filsafat.
3. Untuk mengetahui pengertian Epistemologi dalam sistem
filsafat.
4. Untuk mengetahui pengertian Aksiologi dalam sistem filsafat.
5. Untuk mengetahui pengertian Logika dalam sistem filsafat.
6. Untuk mengetahui kontribusi yang diberikan oleh Ontologi
dalam pendidikan.
7. Untuk mengetahui kontribusi yang diberikan oleh Metafisika
dalam pendidikan.
8. Untuk mengetahui kontribusi yang diberikan oleh Epistemologi
dalam pendidikan.
9. Untuk mengetahui kontribusi yang diberikan oleh Aksiologi
dalam pendidikan.
10. Untuk mengetahui kontribusi yang diberikan oleh Logika dalam
pendidikan.
BAB II
SISTEMATIKA FILSAFAT
A. Pengertian Ontologi
B. Pengertian Metafisika
5
Nurhadi Kastamin, Saeful Anwar, Nur Afif. Tinjauan Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi
terhadap Guru Profesional : Jurnal Dirosah Islamiyah Volume 3 Nomor 3(2021) 101-125 P-
ISSN 2656-839xE-ISSN 2716-4683DOI:10.47467/jdi.v3i3.483.
physikos yang berarti “dunia yang tampak” maksunya adalah metafisika
mengacu pada apa yang ada dibelakang atau dibalik benda fisik.6
b. Hegel
6
Edufun-literacy, Filsafat Umum Metafisika, 2020. Diakses dalam
https://intanuzulis.home.blog/2020/12/01/metafisika/
c. Karl Jasper
7
Nur Halimah, Metafisika Menurut Para Filosof Barat dari Descartes hingga Derrida”, 2017,
diakses dalam https://www.academia.edu/35440715/METAFISIKA_NURHALIMAH_pdf,
hal 6.
8
Nurhalimah, “Metafisika Menurut Para Filosof Barat dari Descartes hingga Derrida”, 2017,
diakses dalam https://www.academia.edu/35440715/METAFISIKA_NURHALIMAH_pdf,
hal 6.
hanya manusia satu-satunya makhluk Allah yang sempurna. Mengapa
hal ini terjadi? Karena kesempurnaan setiap makhluk dalam islam
terutama manusia tidak dilihat dari aspek fisik saja tetapi juga dari
aspek metafisik atau kejiwaan dan akal.
9
Rizal Mustansyir, Aliran-Aliran Metafisika (studi kritis filsafat ilmu), hal 13.
a. Pembelajarannya fokus terhadap sesutu yang tidak ada
b. Persoalan bahasa
d. Mempelajari karakteristik
C. Pengertian Epistemologi
Epistemologi adalah kata lain dari filsafat ilmu berasal dari
bahasa latin episteme, berarti knowledge,yaitu pengetahuan dan logos,
berarti theory. Jadi, epistemologi, berarti “teori pengetahuan” atau teori
tentang metode, cara, dan dasar dari ilmu pengetahuan, atau studi
tentang hakikat tertinggi, kebenaran dan hakikat manusia. Dalam
filsafat, epistemologi merupakan filsafat yang meneliti asal, struktur,
metode-metode, dan keshahihan pengetahuan. Istilah epistemologi
pertama kali dipakai oleh J.F Ferrier, Institutes of Metaphyisics (1854)
yang membedakan dua cabang filsafat, yaitu epistemologi dan ontologi.
Epistemologi adalah cabang ilmu filsafat yang mengenarahi
masalah-masalah filosofikal yang mengitari teori ilmu pengetahuan.
Epistemologi adalah pengetahuan sistematis yang membahas tentang
terjadinya pengetahuan, sumber pengetahuan, asal mula pengetahuan,
metode atau cara memperoleh pengetahuan, validitas, dan kebenaran
pengetahuan (ilmiah). Epistemologi adalah cabang atau bagian filsafat
yang membicarakan tentang pengetahuan, yaitu tentang terjadinya
pengetahuan dan kesahihan atau kebenaran pengetahuan. Epistemologi
adalah cara bagaimana mendapatkan pengetahuan, sumber-sumber
pengetahuan, ruang lingkup pengetahuan. Manusia dengan latar
belakang, kebutuhankebutuhan, dan kepentingan-kepentingan yang
berbeda mesti akan berhadapan dengan pertanyaan-pertanyaan seperti
dari manakah saya berasal? Bagaimana terjadinya proses penciptaan
alam? Apa hakikat manusia? Tolak ukur kebaikan dan keburukan bagi
manusia? Apa faktor kesempurnaan jiwa manusia? Mana pemerintahan
yang benar dan adil? Mengapa keadilan itu ialah baik? Pada derajat
berapa air mendidih? Apakah bumi mengelilingi matahari atau
sebaliknya? Dan pertanyaan-pertanyaan yang lain. Tuntutan fitrah
manusia dan rasa ingin tahunya yang mendalam niscaya mencari
jawaban dan solusi atas permasalahan-permasalahan tersebut dan hal-
hal yang akan dihadapinya. Pada dasarnya, manusia ingin menggapai
suatu hakikat dan berupaya mengetahui sesuatu yang tidak
diketahuinya.10
Adapun pengertian epistemology menurut para ahli adalah
sebagai berikut :
A.M Saefuddin menyebutkan, bahwa epistemologi
mencakup pernyataan yang harus di jawab, apakah ilmu
itu, dari mana asalnya, apa sumbernya, apa hakikat nya,
bagaimana membangun ilmu yang tepat dan benar, apa
kebenaran itu, mungkinkah kita mencapai ilmu yang benar, apa
yang dapat kita ketahui, dan sampai dimanakah batasannya.11
D. Pengertian Aksiologi
10
Suaedi, Pengantar Filsafat Ilmu (Bogor: IPB Press, 2016), hal. 91
11
Mhd Ikhwanul Kamil, Nailil Ulya, dkk. Kajian Bidang Ilmu Filsafat Tentang Epistemologi
Strukturalisme, Primer : Jurnal Ilmiah Multidisiplin, Vol. 01,No. 03(Juni,2023): 268-281.
Cabang filsafat ilmu yang mempertanyakan bagaimana manusia
menggunakan ilmunya disebut aksiologi. Aksiologi berupaya
memahami hakikat dan kegunaan pengetahuan. Diketahui bahwa salah
satu manfaat ilmu pengetahuan adalah kemaslahatan dan kenyamanan
bagi kehidupan manusia. Hal ini menjadikan aksiologi memilih peranan
yang sangat penting dalam proses pengembangan ilmu pengetahuan
karena jika suatu cabang ilmu tidak mempunyai nilai aksiologis, maka
cenderung merugikan bagi kehidupan manusia bahkan tidak menutup
kemungkinan bahwa ilmu tersebut dapat mengancam kehidupan sosial
dan keseimbangan alam.12
Aksiologi berasal dari bahasa Yunani yaitu axion yang berarti
nilai dan logos yang berarti ilmu. Sederhananya, aksiologi adalah ilmu
tentang nilai. Aksiologi pada dasarnya berbicara tentang hubungan
antara ilmu dan nilai, apakah ilmu bebas nilai dan apakah ilmu terikat
nilai. Karena berhubungan denga nilai maka aksiologi berhubungan
dengan baik dan buruk, berhubungan dengan layak atau pantas, tidak
layak atau tidak pantas.13
Adapun pengertian Aksiologi menurut pakar adalah sebagai
berikut :
a. Jujun S. Suriasumantri
b. Wibisono
E. Pengertian Logika
b. William Alston
14
T. Heru Nurgiansah, FILSAFAT PENDIDIKAN (Purwokerto: Pena Persada, 2020), hlm. 2.
Menurut William Alston, logika adalah studi tentang
penyimpulan, secara lebih cermat usaha untuk menetapkan
ukuran-ukuran guna memisahkan penyimpulan yang sah dan
tidak sah.15
15
Ibid, hlm. 3
BAB III
KONTRIBUSI FILSAFAT PADA SISTEM PENDIDIKAN
16
I Gusti Bagus Rai Utama, Filsafat Ilmu dan Logika Manajemen dan Pariwisata (Yogyakarta:
Deepublish, 2021), 7-10.
penelitian empiris tentang apa yang ingin diketahui masyarakat dan
mata pelajaran yang dipelajari ilmu pengetahuan. Dasar dari Ontologi
pendidikan adalah objek materi pendidikan, yang mana suatu aspek
yang mengatur seluruh kegiatan pendidikan. 17 Oleh karena itu,
hubungan ontologi dan pendidikan menempati tempat mendasar dalam
landasan ilmu pengetahuan, yang didalamnya terkandung hukum-
hukum dasar dunia ilmu pengetahuan.
17
Fatkhul Mubin, Filsafat Modern: Aspek Ontologis, Epistemologis, Dan Aksiologis. Hlm.4
18
Moh. Afiful Hair, “Pendidikan Berwawasan Metafisika Dalam Perspektif Islam”, Jurnal
Pemikiran dan Peneitian Ke-Islaman, 2021, hal 27.
sempit yang dengan mudahnya menilai kondisi fisik lingkungannya.
Meskipun berbagai perspektif filsafat seharusnya menghargai
keberanian dan inovasi individu, hasil dari sifat yang sulit dipahami ini
sekarang menjadi subjek penelitian.19 Manusia tidak bisa terlepas dari
keputusan metafisik kecuali jika mereka ingin hidup secara tidak
teratur. Keputusan metafisik selalu menentukan dunia pendidikan dan
metafisika sangat membantu pendidikan karena pendidikan sendiri
telah mengajarkan cara berpikir serius dan sesuai fakta untuk
menyelesaikan masalah.20
27
Nurdin, A., A. Samad, S. A., & Samad, M. (2019). Dasar Epistemologi Dalam
Filsafat Pendidikan Islam. Jurnal MUDARRISUNA: Media Kajian Pendidikan Agama
Islam, 9(2), 454–470. https://doi.org/10.22373/jm.v9i2.5183
b. Menjaga dan mengarahkan agar proses keilmuan menemukan
kebenaran hakiki, perilaku keilmuan harus dilakukan dengan
penuh kejujuran dan tidak ditujukan untuk kepentingan
langsung.
c. Pengembangan ilmu pengetahuan bertujuan untuk
meningkatkan taraf hidup manusia dengan memperhatikan
hakikat dan martabat manusia serta menjaga keseimbangan
alam melalui ilmu pengetahuan dan penemuan-penemuan
universal.28
E. Kontribusi Logika terhadap Pendidikan
28
Muhammad Adib, Filsafat Ilmu (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014), 82.
29
T. Heru Nurgiansah, FILSAFAT PENDIDIKAN (Purwokerto: Pena Persada, 2020), hlm. 4.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini bahwasannya
sistematika filsafat memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan
pendidikan. Setelah kita menulis makalah ini, kita jadi paham bahwa
filsafat memiliki lima aspek pemikiran filsafat yang meliputi ontology,
metafisika, epistemology, aksiologi, dan logika. Kelima aspek ini
memiliki bagian-bagian tertentu dalam ilmu pengetahuan. Ontologi
fokus pada suatu realita, yaitu “keberadaan” suatu hal. Kemudian
metafisika merupakan cabang filsafat yang mengkaji tentang hakikat
realitas untuk memahami hakikat fundamental tentang dunia, alam
semesta.
Lalu ada epistemologi merupakan cabang filsafat yang mengkaji
tentang hakikat pengetahuan dan cakupan pengetahuan yang mengkaji
keseluruhan komponen pengetahuan, antara lain sumber, metode
memperoleh, dan kriteria kebenarannya. Aksiologi merupakan cabang
filsafat yang megkaji tentang hakikat nilai yang meliputi etika dan
estetika. Jika keempat cabang filsafat tersebut berusaha untuk
mengetahui sesuatu maka logika merupakan suatu usaha untuk berpikir
agar memperoleh sebuah jawaban. Kelima cabang filsafat tersebut
memiliki kontribusi masing-masing terhadap dunia pendidikan.
B. Saran
Jamali Sahrodi, Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: arfino raya, 2011), hal
47.
Maria Sanprayogi & Moh. Toriqul Chaer, Aksiologi Filsafat Ilmu dalam
Pengembangan Keilmuan, AL MURABBI, Vol. 4, No. 1, 2017, 106-
108.
Lorens Bagus, Kamus Filsafat, (Jakarta : Gramedia, 2002), hlm.746.
Hanum Rosida, Ontologi, Epistemologi Dan Aksiologi Ilmu Sains, Taffaham :
Jurnal Pendidikan dan Riset. Hlm.89.
Nurhadi Kastamin, Saeful Anwar, Nur Afif. Tinjauan Ontologi, Epistemologi,
dan Aksiologi terhadap Guru Profesional : Jurnal Dirosah Islamiyah
Volume 3 Nomor 3(2021) 101-125 P-ISSN 2656-839xE-ISSN 2716-
4683DOI:10.47467/jdi.v3i3.483.
Edufun-literacy, Filsafat Umum Metafisika, 2020. Diakses dalam
https://intanuzulis.home.blog/2020/12/01/metafisika/
Nur Halimah, “Metafisika Menurut Para Filosof Barat dari Descartes hingga
Derrida”,2017,diaksesdalamhttps://www.academia.edu/35440715/MET
AFISIKA_NURHALIMAH_pdf, hal 6.
Rizal Mustansyir, Aliran-Aliran Metafisika (studi kritis filsafat ilmu), hal 13.
Suaedi, Pengantar Filsafat Ilmu (Bogor: IPB Press, 2016), hal. 91
Mhd Ikhwanul Kamil, Nailil Ulya, dkk. Kajian Bidang Ilmu Filsafat Tentang
Epistemologi Strukturalisme, Primer : Jurnal Ilmiah Multidisiplin, Vol.
01,No. 03(Juni,2023): 268-281.
Juhari, Aksiologi Ilmu Pengetahuan (Telaah Tentang Manfaat Ilmu
Pengetahuan dalam Konteks Ilmu Dakwah), Al-Idarah: Jurnal
Manajemen dan Administrasi Islam, Vol. 3 No. 1, (2019), 101.
Dewi Rokhmah, Ilmu dalam Tinjauan Filsafat: Ontologi, Epistemologi, dan
Aksiologi. CENDEKIA: Jurnal Studi Keislaman, Vol. 7 No. 2, (2021),
182.
T. Heru Nurgiansah, FILSAFAT PENDIDIKAN (Purwokerto: Pena Persada,
2020), hlm. 2.
I Gusti Bagus Rai Utama, Filsafat Ilmu dan Logika Manajemen dan
Pariwisata (Yogyakarta: Deepublish, 2021), 7-10.
Fatkhul Mubin, Filsafat Modern: Aspek Ontologis, Epistemologis, Dan
Aksiologis. Hlm.4
Moh. Afiful Hair, “Pendidikan Berwawasan Metafisika Dalam Perspektif
Islam”, Jurnal Pemikiran dan Peneitian Ke-Islaman, 2021, hal 27.
Dudung Rahmat Hidayat, “Metafisika Dan Pendidikan yang Realistis”, Jurnal
Pendidikan Bahasa Arab diakses dalam
http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BAHASA_ARAB/195
204141980021-DUDUNG_RAHMAT_HIDAYAT/
METAFISIKA_DAN_PENDIDIKAN_YANG_REALISTIS.pdf
R Gita Ardhy Nugraha, “Metafisika Pendidikan”, Jurnal Academia, diakses
dalam https://www.academia.edu/upgrade?feature=searchm
Roziq Syaifudin, Epistemologi Pendidikan Islam dalam Kacamata Al-Ghazali,
Dan Fazlur Rahman, Epistemé: Jurnal Pengembangan Ilmu Keislaman,
Vol. 8, No. 2, Desember 2013, H. 324.
Abidin Nurdin, Sri Astuti A. dkk. Dasar Epistemologi Dalam Filsafat
Pendidikan Islam, Jurnal Mudarrisuna Vol. 9 No. 2 July-Desember
2019.
Abdul Ghofur, Konstruksi Epistemologi, h. 239
Moh. Wardi, Problematika Pendidikan Islam dan Solusi Alternatifnya
(Perspektif Ontologis, Epistemologis dan Aksiologis), Jurnal Tadris,
Volume 8 Nomor 1 Juni 2013, h. 58-59.
Azra, A. (1999). Pendidikan Islam Tradisi dan Modernisasi Menuju
Milenium Baru. Logos Wacana Ilmu.
Qomar, M. (2005). Epistemologi Pendidikan Islam dari Metode Rasional
HinggaMetode Kritik. Erlangga.
Nurdin, A., A. Samad, S. A., & Samad, M. (2019). Dasar Epistemologi
Dalam Filsafat Pendidikan Islam. Jurnal MUDARRISUNA: Media
Kajian Pendidikan Agama Islam, 9(2), 454–470.
https://doi.org/10.22373/jm.v9i2.5183
Muhammad Adib, Filsafat Ilmu (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014), 82.
T. Heru Nurgiansah, Filsafat Pendidikan (Purwokerto: Pena Persada, 2020),
hlm. 4.
Ibid, hlm. 3