Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN
Dosen Pengampu: Dr. Ratu Vina Rohmatika, M.Pd

Disusun :

Abel Lavanie Revita Putri 2201080001

Ajeng Rimadhani Ratri 2201081001

PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSITUT AGAMA ISLAM NEGERI METRO
2023/2024
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT atas nikmat, taufik, dan karunia-Nya yang tiada
habisnya, sehingga memungkinkan penulis makalah Kepemimpinan Pendidikan
menyelesaikan penyusunannya. Makalah ini merupakan salah satu prasyarat yang
diperlukan untuk berhasil menyelesaikan tugas mata kuliah dengan dosen pengampu
Dr. Ratu Vina Rohmatika, M.Pd. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak, penulis tidak akan dapat menyelesaikan penulisan
makalah ini.
Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penulisan makalah ini. Penulis menyadari bahwa karya
tulis ini mengandung beberapa kekurangan. Ini karena penulis memiliki informasi dan
keterampilan yang terbatas untuk menulis sebuah maka.
Oleh karena itu, penulis dengan senang hati akan mempertimbangkan setiap dan
semua komentar serta saran yang diberikan oleh audiens untuk memperbaiki isi
makalah. Sebagai penutup, saya sangat berharap makalah ini, yang tidak sempurna,
akan bermanfaat.

Metro, 10 September 2023

Kelompok 1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii

DAFTAR ISI...................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................................4

A. Latar Belakang Masalah.....................................................................................4

B. Rumusan Masalah...............................................................................................6

C. Tujuan dan Manfaat............................................................................................6

BAB II KAJIAN TEORI ................................................................................................7

A. Pengertian Kepemimpinan Pendidikan...............................................................7

B. Gaya Kepemimpinan..........................................................................................9

C. Kepemimpinan Transformasional dan Kepemimpinan Transaksional.............11

D. Peranan Kepala Sekolah...................................................................................13

E. Keterampilan Kepala Sekolah..........................................................................14

BAB III PENUTUP ......................................................................................................16

A. Simpulan...........................................................................................................16

B. Saran.................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan memegang peranan penting dalam majunya pertumbuhan
suatu bangsa. Pendidikan memainkan peran penting dalam membekali
generasi muda dengan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk
menjadi individu yang cakap dan kompetitif dalam dunia kerja. Oleh karena
itu, kehadiran kepemimpinan yang kuat dan efisien sangat penting bagi
pengelolaan lembaga pendidikan.

Kepemimpinan pendidikan mencakup kapasitas untuk mengarahkan


pelaksanaan inisiatif pendidikan dengan sukses dan efisien, sehingga
memfasilitasi pencapaian tujuan pendidikan yang telah ditentukan. Pemimpin
pendidikan dituntut untuk memiliki kapasitas untuk memberikan pengaruh,
menginspirasi, dan membimbing individu menuju upaya kolaboratif yang
bertujuan untuk mencapai tujuan pendidikan.Kepemimpinan pendidikan
mempunyai arti penting karena alasan-alasan berikut:Kepemimpinan
pendidikan memegang peranan penting dalam aktualisasi visi dan misi
pendidikan. Visi dan misi pendidikan mencakup prinsip-prinsip dan tujuan
yang ingin dicapai oleh lembaga pendidikan. Kepemimpinan pendidikan yang
kokoh dan efisien mampu mewujudkan visi dan misi pendidikan.

Kepemimpinan dalam pendidikan adalah bagian yang sangat penting


untuk menjadikan sekolah lebih baik. Pemimpin pendidikan yang efektif dapat
mendukung tingkat pendidikan yang lebih tinggi melalui beberapa cara,
misalnya dengan membuat kurikulum baru, meningkatkan keterampilan guru,
dan melakukan perbaikan pada gedung dan infrastruktur sekolah.
Kepemimpinan pendidikan merupakan bagian penting dalam menjadikan
sekolah sebagai tempat yang baik untuk belajar. Lingkungan belajar yang baik
akan memudahkan pengajaran dan pembelajaran serta membantu siswa
mencapai tujuan pendidikannya. Pemimpin pendidikan yang efektif mampu
menciptakan lingkungan belajar terbaik dengan melakukan hal-hal seperti
menciptakan lingkungan kerja yang positif, memotivasi siswa, dan mendorong
5

kolaborasi yang kuat dengan berbagai pemangku kepentingan. Meskipun


kepemimpinan sekolah merupakan sebuah konsep penting, ada sejumlah
masalah yang terus muncul. Permasalahan yang sudah ada terkait dengan
buruknya kepemimpinan sekolah. Namun, jelas bahwa sebagian besar
pemimpin sekolah tidak memiliki keterampilan, karakter, dan pengetahuan
yang setara.1

Terdapat kekurangan dukungan dari berbagai pemangku kepentingan.


Kepemimpinan pendidikan mencakup peran kolektif yang dimiliki bersama
oleh berbagai pemangku kepentingan, seperti lembaga pemerintah, anggota
masyarakat, dan sektor korporasi. Namun demikian, terdapat lembaga-
lembaga tertentu yang belum memberikan bantuan yang paling efektif kepada
kepemimpinan pendidikan, untuk menjaga relevansi Islam di tengah
perubahan zaman.

Beberapa negara telah melakukan inisiatif untuk meremajakan sistem


pendidikan mereka sebagai respons terhadap kesulitan yang ditimbulkan oleh
globalisasi, yang ditandai dengan persaingan global yang intens dan sengit.
Proses revitalisasi ini mencakup pergeseran paradigma kepemimpinan
pendidikan, khususnya struktur komando-hirarki hubungan atasan-bawahan.
Pergeseran ini memerlukan transisi menuju model kemitraan kolaboratif.
Dalam struktur komando yang hierarkis, terdapat kecenderungan bawahan
diposisikan sebagai individu yang memiliki kekuasaan dan keagenan terbatas.

Pemanfaatan paksaan dan pragmatik mewakili sikap dan perilaku


umum yang umumnya dikaitkan dengan kepemimpinan komando-birokrasi-
hierarki. Sayangnya, pendekatan-pendekatan ini pada akhirnya memberikan
hasil yang merugikan dengan menghambat pengembangan pola pikir inventif
dan kreatif di kalangan bawahan. Ketika memenuhi tanggung jawabnya,
individu sering kali menunjukkan perilaku apriori, hanya mengandalkan
arahan dari atasannya. Mengingat keadaan ini, pada akhirnya, mencapai
kinerja luar biasa akan menjadi sebuah tantangan. Menyadari pertimbangan-
pertimbangan tersebut di atas, maka penting untuk melakukan perubahan

1
Husaini Usman, Administrasi, Manajemen, dan Kepemimpinan Pendidikan: Teori Dan Praktik
(Bumi Aksara, 2021).
6

terhadap kebijakan kepemimpinan pendidikan yang memiliki kapasitas untuk


memberdayakan mereka yang berada pada posisi inferior.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat ditarik rumusan masalahnya,
yakni:

1. Bagaimana yang dimaksud dengan Kepemimpinan Pendidikan?


2. Bagaimana yang dimaksud dengan Gaya Kepemimpinan?
3. Bagaimana yang dimaksud dengan Kepemimpinan Tranformasional?
4. Bagaimana yang dimaksud dengan Kepemimpinan Transaksional?
5. Bagaimana Peran Kepala Sekolah ?
6. Bagimana Ketrampilan Kepala Sekolah ?

C. Tujuan dan Manfaat


Berikut adalah beberapa poin tujuan dan manfaat yang terkait dengan
rumusan masalah yang telah disebutkan sebelumnya:

a. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana yang dimaksud dengan Kepemimpinan
Pendidikan?
2. Untuk mengetahui bagaimana yang dimaksud dengan Gaya
Kepemimpinan?
3. Untuk mengetahui bagaimana yang dimaksud dengan Kepemimpinan
Tranformasional?
4. Untuk mengetahui bagaimana yang dimaksud dengan Kepemimpinan
Transaksional?
5. Untuk mengetahui bagaimana Peran Kepala Sekolah ?
6. Untuk mengetahui bagaimana Ketrampilan Kepala Sekolah ?

b. Manfaat

Meningkatkan kesadaran akan tantangan yang dihadapi dalam


kepemimpinan pendidikan. Menawarkan solusi untuk mengatasi tantangan
dalam kepemimpinan pendidikan. Dapat menjadi lebih kritis dalam
memahami ajaran Islam. Dengan memahami berbagai gerakan Islam, kita
7

dapat melihat bahwa terdapat berbagai interpretasi dan pandangan tentang


ajaran Islam. Hal ini dapat membantu kita untuk menjadi lebih kritis dalam
memahami ajaran Islam.
8

BAB II
KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN

A. Pengertian Kepemimpinan Pendidikan

1. Definisi Kepemimpinan Pendidikan


Kepemimpinan adalah kapasitas yang dimiliki oleh individu untuk
memberikan pengaruh pada orang lain, memotivasi mereka untuk
berkolaborasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditentukan.
Konseptualisasi alternatif kepemimpinan berkaitan dengan kapasitas dan
kesiapan individu untuk memberikan pengaruh, memberikan bimbingan,
dan melakukan kontrol atau administrasi terhadap orang lain, sehingga
memupuk motivasi intrinsik mereka untuk mencapai tujuan bersama.2
Menurut Wiles (Burhanuddin), kepemimpinan mencakup berbagai
bentuk dukungan dan bimbingan yang diberikan oleh seorang individu
untuk memastikan dan mencapai tujuan kolektif. Kendala-kendala ini
menyoroti gagasan bahwa kepemimpinan atau kegiatan memimpin
melibatkan individu yang memanfaatkan seluruh kemampuan mereka
untuk mengerahkan pengaruh, menginspirasi, membimbing, dan
memobilisasi mereka yang dipimpin, sehingga menumbuhkan kemauan
untuk bekerja dengan penuh semangat dan percaya diri menuju pencapaian
tujuan bersama.
Kepemimpinan Pendidikan adalah suatu rasa kemampuan dan
kesiaoan dalam diri seseorang untuk melaksanakan fungsi dan tujuan dari
kepemimpinan itu sendiri, yaitu dapat mempengaruhi, mendorong,
mengajak, menuntun, menggerakan, mengarahkan dan jika perlu memaksa
orang lain dalam kelompok yang dipimpinnya agar mampu menerima
dengan baik pengaruh yang ia berikan atau tilarkan tersebut.
Kepemimpinan adala power yang mana intinya kepemimpinan itu tidak
bisa semena mena harus didasarkan pada nilai nilai dan norma yamg
berlaku. 3

2
Besse Marhawati, Kepemimpinan Pendidikan (Deepublish, 2021).
3
H. Masduki Duryat, Kepemimpinan Pendidikan: Meneguhkan Legitimasi Dalam Berkontestasi
Di Bidang Pendidikan (Penerbit Alfabeta, 2021).
9

Menurut definisi di atas, kepemimpinan pendidikan mengacu pada


kesiapan dan kapasitas seseorang untuk memberikan pengaruh, motivasi,
bimbingan, pengarahan, dan mobilisasi pada individu yang terkait dengan
pelaksanaan dan kemajuan pendidikan dan petunjuk. Tujuannya adalah
untuk menjamin berjalannya seluruh kegiatan secara efektif dan efisien
dalam mencapai tujuan pendidikan.
Selain itu, kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai praktik
terampil dalam memberikan pengaruh terhadap perilaku manusia,
memungkinkan seseorang untuk secara efektif mengelola dan mengatur
tindakan beberapa individu menuju tujuan dan sasaran tertentu.

2. Fungsi Kepemimpinan Pendidikan


Menurut Soetopo (1988:4-7) seperti yang dijelaskan oleh Prasetyo
(2014:2-3), ada dua aspek utama dari kepemimpinan pendidikan yang
berkaitan dengan tujuan yang ingin dicapai.
a. Memikir
Dalam konteks ini, seorang pemimpin perlu memiliki kemampuan
untuk secara cermat merumuskan tujuan kelompok dan
menjelaskannya dengan jelas kepada anggota kelompok. Hal ini
bertujuan agar anggota kelompok selalu dapat berfokus dan bekerja
sama untuk mencapai tujuan tersebut. K
b. Memberi Dorongan
Seorang pemimpin juga harus memberikan dorongan kepada
anggota kelompok serta menjelaskan situasi yang dimaksudkan untuk
membantu merumuskan rencana kegiatan kepemimpinan yang dapat
memberikan harapan positif untuk masa depan.
c. Membantu Anggota Kelompok
Selain itu, pemimpin juga perlu membantu anggota kelompok
dalam mengumpulkan informasi yang diperlukan dan mengambil
pertimbangan-pertimbangan yang sehat untuk mengorganisir maksud
dan tujuan kelompok dengan baik.
10

Bantuan dalam mengorganisir ini harus berlangsung sepanjang


kepemimpinan untuk memahami administrasi kelompok serta perasaan
dan pengalaman anggota, agar masalah yang timbul dapat diatasi
secara optimal.
Selain fungsi-fungsi tersebut, kepemimpinan pendidikan juga
berperan dalam menciptakan suasana kerja yang sehat. Hal ini meliputi:
Memupuk dan memelihara semangat kerjasama kelompok untuk mencapai
tujuan bersama. Mendorong dan menghargai usaha individu anggota
kelompok. Menyediakan lingkungan kerja yang nyaman, baik dari segi
fisik maupun fasilitas, serta kondisi keseluruhan. Memanfaatkan kelebihan
kepemimpinan untuk memberikan kontribusi positif dalam mencapai
tujuan bersama kelompok.
Dengan demikian, kepemimpinan pendidikan memiliki peran yang
sangat penting dalam merumuskan tujuan, memberikan dorongan,
membantu dalam pengorganisasian, serta menciptakan suasana kerja yang
sehat untuk mencapai tujuan bersama dalam konteks pendidika

B. Gaya Kepemimpinan

1. Definisi Gaya Kepemimpinan

Gaya kepemimpinan pada dasarnya mengacu pada cara seorang


pemimpin bertindak dan mengarahkan. Biasanya, cara ini membentuk
suatu pola atau bentuk khusus. Konsep gaya kepemimpinan ini sejalan
dengan pandangan yang diungkapkan oleh Davis dan Newstrom dalam
Aspizain Chaniago (2015). Menurut keduanya, pola tindakan pemimpin
secara keseluruhan, yang dilihat atau dipahami oleh bawahannya, dikenal
sebagai gaya kepemimpinan.4

Gaya kepemimpinan, atau sering disebut sebagai "Leadership


style," mengacu pada bagaimana seorang pemimpin menjalankan peran
kepemimpinannya dengan seluruh filsafat, keterampilan, dan sikapnya.

4
Wahyudin Nur Nasution, “Kepemimpinan pendidikan di sekolah,” Jurnal Tarbiyah 22, no. 1
(2016).
11

Gaya ini dapat beragam tergantung pada motivasi, kekuasaan, atau


fokus terhadap tugas atau individu tertentu. Di antara berbagai gaya
kepemimpinan, ada pemimpin yang memiliki pengaruh positif dan ada
yang memiliki pengaruh negatif. Perbedaan ini didasarkan pada cara dan
usaha mereka dalam memotivasi karyawan.

Dengan gaya kepemimpinan, orang-orang dapat bekerja sama, dan


tujuan bersama organisasi dapat dicapai dengan visi dan tujuan bersama.
Gaya kepemimpinan adalah suatu cara bertindak yang memadukan tujuan
organisasi dengan tujuan seseorang untuk mencapai tujuan tertentu.Bahwa
lembaga pendidikan khususnya dinas pendidikan cenderung dipimpin
secara demokratis. Hal ini semakin jelas terlihat dari adanya tingkat
kelancaran yang tinggi dalam penyampaian informasi dan tingginya
tingkat kepemimpinan dalam memenuhi kebutuhan spesifik. Sebaliknya di
sekolah, gaya kepemimpinan otoriter cenderung menjadi hal yang lumrah.
Berikut adalah beberapa contoh berbagai jenis kepemimpinan:

2. Jenis Gaya Kepemimpinan


Berikut adalah beberapa jenis gaya kepemimpinan :
a. Gaya kepemimpinan Demokratis: Gaya kepemimpinan demokratis
adalah kemampuan untuk membujuk orang lain agar bekerja sama
dengan Anda untuk mencapai tujuan Anda. Hal ini dapat dilakukan
dengan beberapa cara atau melalui sejumlah aktivitas yang Anda dan
rekan kerja putuskan bersama.5

b. Gaya Kepemimpinan Delegatif : Pada gaya kepemimpinan delegatif,


atasan tidak terlalu sering memberikan arahan. Sebaliknya, keputusan
diserahkan kepada bawahan, dan setiap orang dalam organisasi
diharapkan mampu menyelesaikan masalahnya sendiri.

5
Karine Rizkita dan Achmad Supriyanto, “Komparasi kepemimpinan pendidikan di Indonesia dan
Malaysia dalam upaya peningkatan mutu pendidikan,” Jurnal Akuntabilitas Manajemen
Pendidikan 8, no. 2 (2020): 155–64.
12

c. Gaya kepemimpinan birokratis: Memimpin berdasarkan aturan” adalah


ungkapan yang menggambarkan cara memimpin yang formal. Cara
seorang pemimpin bertindak ditentukan oleh seberapa ketat dia
mengikuti aturan yang telah ditetapkan untuk dirinya dan para
pengikutnya. Secara umum, pemimpin birokrasi akan mengambil
pilihan berdasarkan aturan yang selalu ada. Tidak ada lagi ruang untuk
perubahan.
d. Gaya Kepemimpinan Otoriter: Merupakan gaya pemimpin yang telah
menentukan segala pilihan dan menetapkan segala kebijakan yang
ingin diambilnya terhadap dirinya sendiri. Pemimpin yang memiliki
gaya otoriter akan memutuskan bagaimana tugas dan tugasnya
dipecah. Orang-orang yang berada di bawahnya hanya akan
mengerjakan tugas-tugas yang diberikan kepadanya.

C. Kepemimpinan Transformasional dan Kepemimpinan Transaksional

1. Definisi Kepemimpinan Transformasional

Keinginan akan harga diri tidak hanya menjadi landasan


kepemimpinan transformasional, namun juga meningkatkan kesadaran
individu akan perlunya melakukan yang terbaik sesuai dengan gagasan
manajemen dan pertumbuhan kepemimpinan. Menurut teori ini, faktor
manusia, kinerja, dan perluasan suatu organisasi semuanya mempunyai
pengaruh timbal balik satu sama lain. Kepemimpinan yang mengacu pada
gaya atau metode yang digunakan oleh seorang pemimpin untuk
mempengaruhi pengikut atau bawahannya agar bekerja sama mencapai
tujuan organisasi yang telah ditentukan, dan transformasional yang
menggambarkan kemampuan untuk mengubah sesuatu dari satu bentuk ke
bentuk lain, adalah dua kata yang menyusun konsep kepemimpinan
transformasional. Kepemimpinan mengacu pada gaya atau cara yang
digunakan seorang pemimpin untuk mempengaruhi pengikut atau
bawahannya agar bekerja sama mencapai tujuan organisasi yang telah
13

ditentukan.Asal kata "transformasional" berasal dari kata "to transform,"


yang berarti mengubah sesuatu menjadi berbeda dari yang sebelumnya.6

Ciri-ciri lain dari seorang pemimpin transformasional meliputi


kemampuan untuk selalu menghadapi dan mengatasi hambatan atau
rintangan yang mungkin muncul di dalam organisasi, kecenderungan
untuk berbagi kekuasaan dengan para pengikutnya, memberikan pelatihan,
nasihat, dan panduan untuk kemajuan organisasi serta perkembangan
karier para pengikutnya,

2. Definisi Kepemimpinan Transaksional

Gaya kepemimpinan transaksional adalah gaya kepemimpinan


yang berorientasi pada hasil yang berfokus pada menginspirasi orang-
orang dalam suatu organisasi untuk bekerja secara maksimal guna
memenuhi tanggung jawabnya sesuai dengan harapan pemimpin. Oleh
karena itu, gaya kepemimpinan transaksional mengandung nilai-nilai,
namun nilai-nilai yang dibahas di sini adalah nilai-nilai yang sesuai
dengan situasi. Penting untuk menghindari kontak langsung dengan konten
perubahan yang dimaksud di antara prosedur pertukaran dan
penyelesaiannya.

Seorang pemimpin yang menganut model atau gaya kepemimpinan


yang bercirikan kepemimpinan transaksional juga memiliki ciri-ciri yang
menandakan kepemimpinan transaksional. Berikut ini adalah daftar ciri-
ciri yang berhubungan dengan kepemimpinan transaksional:

(1) Terdapat kontrak pertukaran atas hasil yang dicapai anggota


dengan pemenuhan kebutuhan yang dilakukan oleh pimpinan sebagai
bentuk penghargaan terhadap kinerja anggota. Apresiasi ini diwujudkan
dalam bentuk pemimpin memenuhi kebutuhan anggotanya.

(2) Pimpinan bertanggung jawab memantau kinerja seluruh


anggota kelompok, dan apabila ditentukan bahwa pekerjaan anggota tidak
sesuai dengan ketentuan perjanjian kerja sebelumnya, maka Pimpinan

6
Marselius Sampe Tondok dan Rita Andarika, “Hubungan antara persepsi gaya kepemimpinan
transformasional dan transaksional dengan kepuasan kerja karyawan,” Psyche 1, no. 1 (2004): 35–
48.
14

berwenang mengambil tindakan. tindakan disipliner yang tegas terhadap


anggota yang kinerjanya dianggap di bawah standar; Dan yang terakhir,

(3) Pemimpin hanya turun tangan ketika benar-benar diperlukan.7

D. Peranan Kepala Sekolah

Kepala sekolah merupakan salah satu aspek pendidikan yang memainkan


peran paling penting dalam menentukan kualitas pengalaman pendidikan siswa
secara keseluruhan. Untuk itu, prinsipal perlu menyadari tanggung jawab yang
diharapkan darinya. Adapun fungsi kepala sekolah yang menjalankan
jabatannya sebagai manajer di samping tanggung jawab lainnya. Kepala
sekolah selalu melakukan observasi terhadap lingkungan sekitar karena ada
kemungkinan memperoleh ilmu yang dapat memberikan pengaruh bagi
sekolah. Adapun peran kepala sekolah sebagai berikut:

a. Peran yang dimainkan oleh hubungan antar orang.


b. Peran yang dimainkan oleh informasi.
c. Peran pengambil keputusan dalam kelompok. Kepala sekolah dalam
kapasitasnya sebagai pemimpin pendidikan memikul tanggung jawab
utama atas mutu pendidikan yang diselenggarakan di lembaganya.

Kepala sekolah terkait dengan kualitas kepemimpinan dalam pelaksanaan


tugas serta hubungan antarmanusia. Oleh karena itu, syarat-syarat yang harus
dipenuhi oleh seseorang yang dipilih atau diangkat menjadi pengurus sekolah
adalah mempunyai kemampuan melaksanakan tugasnya dan kemampuan
membina hubungan baik dengan seluruh warga sekolah. Ini adalah salah satu
persyaratan yang harus dipenuhi.

Kepala sekolah merupakan pemimpin di bidang pendidikan yang


mempunyai peranan penting dalam meningkatkan kinerja staf pengajar secara
keseluruhan. Upaya yang dapat dilakukan kepala sekolah untuk meningkatkan
kinerja guru berkaitan dengan perannya sebagai pemimpin pendidikan di
sekolah. Secara spesifik upaya tersebut antara lain: 8

7
Bagus Rachmad Saputra, “Kepemimpinan Transaksional dalam Bidang Pendidikan,” Revitalisasi
Manajemen Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Era Revolusi Industri 4.0, 2019.
8
I. Gusti Ngurah Santika, “Kepala sekolah dalam konsep kepemimpinan pendidikan: Suatu kajian
teoritis,” Widya Accarya 7, no. 1 (2017).
15

a. memaksimalkan fokus peningkatan kompetensi guru;


b. mengalokasikan anggaran yang cukup untuk meningkatkan
profesionalisme guru;
c. memberikan nasihat dan bimbingan profesional kepada guru;
d. menciptakan budaya organisasi sekolah yang kondusif;
e. menciptakan pembaharuan dan keunggulan; dan
f. pemberian penghargaan bagi guru yang berhasil.

Oleh karena itu, menjadi tanggung jawab kepala sekolah untuk memastikan
bahwa lingkungan sekolah menjadi lingkungan yang kondusif bagi pembelajaran
bagi seluruh siswa, staf, dan dosen. Untuk memastikan guru mempunyai kesan
bahwa pekerjaan yang dilakukannya dihargai dan diapresiasi, maka pengelola
harus mampu berperan sebagai sosok yang dapat membelanya.

Berkaitan dengan hal tersebut di atas, maka peran prinsip sangat penting
pada semua jenjang dan jenis pendidikan, guna menjamin peserta didik mampu
melaksanakan tanggung jawab yang diharapkan darinya. Fungsi yang mereka
emban diyakini akan menunjang atau menunjang tugas dan kewajiban mereka
sebagai pendidik, manajer, administrator, pengawas, pemimpin, dan inovator
pendidikan. Dalam kemajuan selanjutnya, sesuai dengan kebutuhan masyarakat
dan perkembangan zaman, kepala sekolah juga harus mampu bekerja dalam
kapasitas sebagai pendidik, manajer, administrator, supervisor, leader, inovator,
dan motivator.

E. Keterampilan Kepala Sekolah

Tanggung jawab kepala sekolah sebagai manajer pendidikan adalah menjamin


kelancaran penyelenggaraan pendidikan dengan memastikan terlaksananya
seluruh aspek administrasi sekolah. Sebagai pemimpin suatu lembaga pendidikan,
kepala sekolah diharapkan memiliki paling sedikit kemampuan manajerial dasar
sebagai berikut:

a. Kemampuan Teknis (Capabilities Techniques)

Kemampuan untuk melaksanakan suatu tugas dengan


menggunakan informasi, metode, dan prosedur tertentu memerlukan
16

keterampilan tertentu. Dalam situasi aktual, jumlah keterlibatan seorang


pemimpin dalam berbagai bentuk keterampilan teknis diperhitungkan
ketika menentukan seberapa besar keterlibatan pemimpin tersebut.

b. Keterampilan Manusia (Human Skill)

Keterampilan ini merupakan keterampilan yang menampilkan


kemampuan seorang pemimpin untuk bekerja secara efektif dengan orang
lain dan berkolaborasi dengan orang lain. Selain kapasitas seorang
pemimpin untuk berkolaborasi, kemampuan ini merupakan satu-satunya
faktor terpenting dalam menentukan siapa yang akan sukses.Kompetensi
ini akan menunjukkan bagaimana seorang pemimpin memperlakukan
bawahannya dalam hal kemampuan mereka untuk terlibat dan
berkomunikasi.

c. Keterampilan Konseptual (Conceptual)

Bakat terakhir ini menunjukkan kemampuan berpikir seorang


pemimpin, seperti melalui penilaian suatu situasi, pengambilan keputusan,
dan pemecahan masalah secara efektif. Yang telah dibilang

Untuk dapat memanfaatkan talenta-talenta tersebut, seorang pemimpin


perlu memiliki pemahaman tentang organisasi secara keseluruhan, disebut juga
secara holistik, dan utuh. Menjadi seorang pemimpin yang dapat beroperasi secara
konsisten dengan tujuan organisasi adalah tujuannya.9

9
Anisa Aulia Fitri dan Tirta Permatasari, “Kepemimpinan Kepala Sekolah,” Innovative: Journal
Of Social Science Research 2, no. 1 (2022): 669–77.
17

BAB III
PENUTUP

A. Simpulan

Kepemimpinan pendidikan memiliki peran penting dalam


membentuk kualitas pendidikan. Seorang kepala sekolah yang efektif
dapat memengaruhi budaya sekolah, kebijakan, dan praktik pengajaran
yang berdampak positif pada prestasi siswa.Seorang kepala sekolah yang
sukses harus memiliki berbagai keterampilan kepemimpinan, termasuk
kemampuan komunikasi yang baik, kemampuan manajerial, kebijakan
yang baik, dan kemampuan untuk memotivasi staf dan siswa.Kepala
sekolah yang efektif juga harus mampu mengembangkan visi dan misi
sekolah yang jelas, serta merumuskannya menjadi tujuan dan strategi yang
dapat diimplementasikan oleh semua anggota sekolah.Pentingnya
kepemimpinan distribusi juga disoroti dalam makalah ini, di mana kepala
sekolah harus mampu memberdayakan stafnya untuk berpartisipasi aktif
dalam pengambilan keputusan dan mengambil peran kepemimpinan dalam
berbagai aspek kehidupan sekolah.

Dengan demikian, kepemimpinan pendidikan dan peran kepala


sekolah sangatlah penting dalam mencapai tujuan pendidikan yang
berkualitas dan memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat dan
negara. Keterampilan kepemimpinan yang dimiliki oleh kepala sekolah
berperan kunci dalam mencapai hal ini.

B. Saran
Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam
penyusunan makalah di atas masih banyak ada kesalahan serta jauh dari
kata sempurna. Adapun nantinya penulis akan segera melakukan perbaikan
susunan makalah ini dengan menggunakan pedoman dari beberapa sumber
dan kritik yang bisa membangun dari para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Duryat, H. Masduki. Kepemimpinan Pendidikan: Meneguhkan Legitimasi Dalam
Berkontestasi Di Bidang Pendidikan. Penerbit Alfabeta, 2021.
Fitri, Anisa Aulia, dan Tirta Permatasari. “Kepemimpinan Kepala Sekolah.”
Innovative: Journal Of Social Science Research 2, no. 1 (2022): 669–77.
Marhawati, Besse. Kepemimpinan Pendidikan. Deepublish, 2021.
Nasution, Wahyudin Nur. “Kepemimpinan pendidikan di sekolah.” Jurnal
Tarbiyah 22, no. 1 (2016).
Rizkita, Karine, dan Achmad Supriyanto. “Komparasi kepemimpinan pendidikan
di Indonesia dan Malaysia dalam upaya peningkatan mutu pendidikan.”
Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan 8, no. 2 (2020): 155–64.
Santika, I. Gusti Ngurah. “Kepala sekolah dalam konsep kepemimpinan
pendidikan: Suatu kajian teoritis.” Widya Accarya 7, no. 1 (2017).
Saputra, Bagus Rachmad. “Kepemimpinan Transaksional dalam Bidang
Pendidikan.” Revitalisasi Manajemen Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
di Era Revolusi Industri 4.0, 2019.
Tondok, Marselius Sampe, dan Rita Andarika. “Hubungan antara persepsi gaya
kepemimpinan transformasional dan transaksional dengan kepuasan kerja
karyawan.” Psyche 1, no. 1 (2004): 35–48.
Usman, Husaini. Administrasi, Manajemen, dan Kepemimpinan Pendidikan:
Teori Dan Praktik. Bumi Aksara, 2021.

Anda mungkin juga menyukai