Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH BIOLOGI

“ALAT-ALAT LABORATORIUM”

KELAS XII IPA 2


OLEH:
Istiqomah Intan Karima
Suci Harum Yozita

MADRASAH ALIYAH NEGRI 2 KEPAHIANG

TAHUN AJARAN 2021/2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat
dan karunia-Nya, penyusunan Makalah biologi yang berjudul alat-alat laboratorium ini dapat
terselesaikan dengan cukup baik.
Dalam penyelesaian makalah biologi ini, penulis banyak mengalami kesulitan, terutama
disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan yang menunjang. Namun, berkat bimbingan dan
bantuan dari pihak lain, akhirnya makalah ini dapat terselesaikan. Karena itu, sudah sepantasnya
penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan arahan dan
bimbingan kepada penulis setiap saat.

Penulis sadar, sebagai seorang pelajar yang masih dalam proses pembelajaran, penulisan
makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan
adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna penulisan makalah yang lebih baik lagi.
Harapan penulis, semoga makalah yang sederhana ini dapat berguna bagi kita semua.

Kepahiang, Maret 2023


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam suatu analisa / penelitian di dalam laboratorium baik itu laboratorium


kimia / biologi, tentunya tidak dapat dilepaskan dengan alat-alat laboratorium baik itu
yang sederhana sampai dengan instrumen yang canggih. Pemahaman mengenai nama
peralatan laboratorium tersebut beserta fungsinya akan sangat membantu pekerjaan kita
sehingga lebih efektif dan efiien dalam bekerja serta tentunya dari pertimbangan
keselamatan kerja juga dirasa lebih maksimal karena kita mengetahui hal-hal apa saja
yang harus dilakukan dan dihindari ketika menggunakan peralatan-peralatan tersebut.

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja peraturan-peraturan laboratorium?


2. Apa saja alat-alat laboratorium?
3. Apa fungsi alat-alat laboratorium?

BAB II
PEMBAHASAN

A. Peraturan-peraturan Laboratorium

Laboratorium adalah salah satu tempat yang sangat menarik. Ada berbagai kegiatan menarik
yang bisa kamu lakukan di laboratorium. Selain itu, ada banyak peralatan yang hanya bisa kamu
temukan di laboratorium, mulai dari gelas ukur, tabung reaksi, gelas beaker, pembakar spiritus,
dan masih banyak lagi. Namun untuk menggunakan peralatan tersebut, ada aturan yang harus
kamu ketahui. Aturan tersebut dibuat agar keselamatan kita saat bekerja di laboratorium tetap
terjaga. Dengan mengikuti berbagai peraturan ini kita bisa terhindar dari berbagai macam bahaya
ketika menggunakan berbagai macam alat laboratorium.

a. Aturan keselamatan kerja di laboratorium

Ketika ingin menggunakan laboratorium (selanjutnya disingkat “lab”) atau bekerja di lab
melakukan berbagai macam praktikum, ada beberapa aturan yang harus kita ikuti untuk menjaga
keamanan serta keselamatan kerja di laboratorium. Beberapa aturan yang harus kita ikuti adalah:

1) Minum susu sebelum dan sesudah memasuki/menggunakan ruangan lab dengan tujuan
untuk menetralisir racun yang mungkin terserap oleh tubuh.
2) Menggunakan perlengkapan lab seperti baju lab, masker dan sarung tangan untuk
melindungi tubuh dari berbagai hal yang tidak diinginkan.
3) Selalu berhati-hati saat menggunakan alat kaca.
4) Ketika ingin mengambil bahan kimia, gunakan berbagai alat bantu seperti pipet, sendok
atau pinset.
5) Hindari menghirup atau mencium berbagai bahan kimia secara langsung, akan lebih baik
jika kita mengibas-ngibaskan tangan dari mulut tabung bahan tersebut ke arah hidung.
6) Mempersiapkan P3K sebagai respon pertama jika terjadi kecelakaan di lab.
7) Segera membasuh bagian tubuh dengan air mengalir ketika terkena zat kimia.
8) Menjauhkan wajah ketika memanaskan zat kimia.
9) Mencuci tangan setelah selesai bekerja

b. Mengenal Simbol-Simbol di Laborator


1) Explosive

Kita bisa melihat dari simbolnya bahwa bahan yang satu ini adalah bahan yang mudah
meledak (explosive). Ledakan pada bahan tersebut bisa disebabkan karena beberapa hal, seperti
benturan, pemanasan, pukulan, gesekan, reaksi dengan bahan kimia lain, atau karena adanya
sumber percikan api.

2) Oxidizing

Oksigen diperlukan agar pembakaran terjadi. Beberapa bahan kimia dapat menyebabkan
bahan lain terbakar dengan memberikan oksigen. Oksidator biasanya tidak terbakar sendiri tetapi
akan membantu pembakaran bahan lain dengan menyediakan lebih banyak oksigen atau dapat
menyebabkan bahan yang biasanya tidak terbakar tiba-tiba terbakar (pembakaran spontan.
Dalam beberapa kasus, percikan atau nyala api (sumber api) tidak diperlukan agar bahan terbakar
tetapi cukup dengan adanya oksidator. Pengoksidasi dapat berbentuk gas (oksigen, ozon), cairan
(asam nitrat, larutan asam perklorat) dan padatan (kalium permanganat, natrium klorit). Beberapa
oksidator seperti kelompok peroksida organik sangat berbahaya karena mudah terbakar serta
memiliki kemampuan untuk menyediakan oksigen untuk api. Simbol untuk bahan pengoksidasi
(oxidizing) adalah “o” dengan api di atasnya di dalam lingkaran.

3) Flammable

Simbol ini menunjukan bahwa bahan tersebut mempunyai sifat gampang terbakar
(flammable). Bahan gampang terbakar juga dibagi menjadi 2 jenis yaitu Extremely
Flammable (amat sangat mudah terbakar) dan Highly Flammable (sangat mudah terbakar).

4) Toxic

Simbol ini menunjukan sebuah bahan kimia mempunyai sifat beracun. Keracunan yang
diakibatkan bahan kimia tersebut bisa akut dan kronis, hingga bisa menyebabkan kematian pada
konsentrasi tinggi. Hati-hati dengan tanda yang satu ini untuk menjaga keselamatan kerja di
laboratorium.

5) Corrosive
Simbol ini berarti bahan kimia yang bersifat korosif dan dapat merusak jaringan hidup.
Dengan melihat tingkat keasaman dari sebuah bahan kimia maka kita bisa tahu jika bahan
tersebut memiliki sifat korosif. pH dari bahan bersifat korosif lazimnya berada pada kisaran < 2
(asam kuat) atau >11,5 (basa kuat).

6) Harmful dan Irritant

Simbol yang satu ini dibagi menjadi 2 kode, yaitu kode Xn (harmful) dan kode Xi
(irritant). Kode Xn akan menunjukan resiko kesehatan jika masuk melalui pernapasan (inhalasi),
melalui mulut (ingestion), dan melalui kontak kulit. Untuk kode Xi menunjukan resiko inflamasi
jika bahan kontak langsung dengan kulit dan selaput lendir.

7) Dangerous for Environmental

Simbol yang satu ini menunjukan bahayanya suatu bahan jika dilepaskan ke lingkungan.
Bahan ini dapat memengaruhi ekosistem suatu tempat, bahkan hingga merusaknya.

B. Alat-alat Laboratorium
1) Tabung reaksi

Tabung reaksi terbuat dari gelas yang dapat dipanaskan, alat ini digunakan sebagai
tempat untuk mereaksikan zat kimia dalam jumlah sedikit. Cara penggunaannya adalah tabung
reaksi dipegang pada bagian lehernya, dimiringkan kurang lebih 60° kemudian diisi dengan
larutan yang akan dianalisa.

Apabila tabung reaksi beserta isinya akan dipanaskan, pegang sepertiga bagian bawah
dengan menggunakan penjepit karena tabung reaksi tersebut akan panas. Mulut tabung harus
diarahkan ke tempat yang aman (jangan ke arah muka sendiri atau muka orang lain). Tabung
reaksi yang panas tidak boleh didinginkan secara mendadak karena bisa pecah.

2) Penjepit Kayu
Sesuai namanya, alat ini terbuat dari kayu yang dipakai untuk memegang tabung reaksi.
Saat ini selain terbuat dari bahan kayu, penjepit tabung reaksi ini juga bisa kita temukan dari
bahan logam,

3) Rak Tabung Reaksi

Terbuat dari kayu atau logam dipakai untuk menaruh tabung reaksi. Rak tabung reaksi
tersedia bermacam-macam ukuran dimana setiap ukuran tersebut juga berbeda jumlah
lubangnya.

4) Pengaduk Gelas / Batang Pengaduk

Batang pengaduk berbentuk tabung yang tidak berlubang di bagian dalamnya dan dipakai
untuk mengaduk suatu campuran atau larutan zat kimia pada waktu melakukan reaksi kimia.
Juga dipakai untuk membantu pada waktu menuangkan atau mendekantasi cairan dalam proses
penyaringan dan pemisahan.

5) Corong

Corong biasanya terbuat dari gelas ataupun plastik yang dapat kita sesuaikan dengan
aplikasi di laboratorium. Corong yang baik berbentuk kerucut bersudut 60° dipakai untuk
memasukkan suatu cairan kedalam suatu tempat yang mulutnya sempit seperti botol, labu ukur,
buret, erlenmeyer, dan sebagainya.

Selain itu corong juga digunakan untuk analisa filtrasi / penyaringan yang tentunya
digunakan secara bersamaan dengan bantuan klem dan statif. Corong yang tangkainya
berdiameter relatif agak besar dipakai untuk memasukkan zat berbentuk serbuk kedalam bejana
bermulut kecil.

6) Gelas Arloji
Gelas arloji mempunyai ukuran penampang lintang yang berbeda-beda sesuai dengan
kebutuhan di laboratorium, digunakan untuk menimbang zat berbentuk kristal, selain itu juga
digunakan untuk menutup gelas beker yang berisi larutan waktu pemanasan atau untuk
menguapkan cairan.

7) Gelas Ukur

Gelas ukur digunakan untuk mengukur volume zat kimia dalam bentuk cair. Alat ini
mempunyai skala dengan ukurannya bermacam-macam dari kecil sampai yang besar, Gelas ukur
merupakan alat ukur yang kasar dan tidak untuk pengukuran yang teliti.

Contoh : larutan yang akan dititrasi tidak boleh diambil atau diukur dengan gelas ukur tetapi
diambil dengan pipet volume yang mempunyai keakuratan lebih tinggi.

8) Gelas Kimia

Gelas kimia bukanlah digunakan sebagai alat pengukur, tanda volume yang ada
merupakan taksiran kasar. Alat ini terdapat dalam berbagai ukuran dan digunakan untuk wadah
sementara larutan atau reagent, memanaskan larutan, menguapkan pelarut atau memekatkan.
9) Erlenmeyer

Alat ini juga bukanlah alat pengukur, digunakan dalam analisis volumetri untuk wadah
suatu volume tertentu dari suatu larutan, seringkali juga digunakan dalam kegiatan titrasi, dan
untuk memanaskan larutan.

Ada dua jenis Erlenmeyer :

1. Erlenmeyer tanpa tutup gelas, dipakai untuk titrasi larutan yang tidak mudah menguap.
2. Erlenmeyer dengan tutup gelas, dipakai titrasi larutan yang mudah menguap.

10) Labu Takar

Labu takar merupakan suatu bejana dengan leher panjang sempit dan dasar yang datar,
dilengkapi dengan tanda batas volume dan mempunyai kapasitas tampung sesuai dengan ukuran
yang tercantum. Bila pada alat tertulis 20 °C dan 100 ml maka alat tersebut dapat menampung
cairan pada 20 °Celcius sebanyak 100 ml sampai garis tanda yang terdapat pada leher alat.
Labu takar ini banyak digunakan untuk membuat larutan standar atau baku pada analisis
volumetri. Seringkali juga digunakan untuk pengenceran sampai volume tertentu. Perlu
diperhatikan alat ini jangan digunakan untuk mengukur larutan atau pelarut yang panas.

11) Pipet Gondok

Bagian tengah dari pipet ini membesar seperti gondok. Ujungnya runcing dan pada
bagian atas ada tanda goresan melingkar. Tepat sampai tanda tersebut, volume larutan didalam
pipet sama dengan angka yang tertera pada alat tersebut.

Alat ini dipakai untuk mengambil dan memindahkan larutan secara tepat pada volume
tertentu sesuai kapasitas. pipet gondok tersebut. Pipet gondok ini merupakan alat pengukur yang
lebih tepat dari gelas ukur karena lebih akurat.

12) Pipet Ukur

Pipet ukur mempunyai bentuk berupa tabung gelas yang agak panjang dengan ujung
runcing dan mempunyai skala. Teknik penggunaannya sama dengan pipet gondok, hanya saja
volume dapat dipindahkan sebagian disesuaikan dengan keperluan. Jumlah cairan yang
dituangkan dapat disesuaikan dengan skala yang ada pada pipet tersebut.

13) Pipet Tetes atau Pasteur


Pipet ini tidak mempunyai ukuran volume atau skala lainnya, digunakan untuk
memindahkan sedikit zat cair atau larutan yang tidak mempunyai ketelitian tinggi

14) Buret

Berupa tabung gelas panjang dengan pembagian skala dan ujung bawah dilengkapi
dengan kran digunakan untuk titrasi atau mengukur volume titran yang digunakan. Berdasarkan
tingkat ketelitian atau pembagian skalanya, buret dibagi menjadi 2 jenis :

 Makro buret dengan pembagian skala 0,1 sampai 0,05 ml.


 Mikro buret dengan pembagian skala 0,01 ml.

Yang perlu diperhatikan pada buret adalah ketika membaca membaca skala pada buret
supaya tidak timbul kesalahan paralax.

15) Bola Isap / Suction Bulb


Pengambilan suatu larutan atau cairan menggunakan pipet volume dapat dilakukan
dengan bantuan bola hisap karet. Alat ini terdiri dari satu bola dengan ujung pendek diatas dan
ujung bawah agak panjang. Ujung bawah mempunyai cabang kesamping. Sebelum dipakai untuk
mengambil cairan, bola hisap dikosongkan dengan menekan bola dan bagian ujung atas.

Pipet volume dimasukkan kedalam lubang ujung bawah bola hisap tetapi jangan
melewati pipa cabang. Untuk menggunakannya, pijit bagian ujung bawah sehingga cairan akan
terhisap masuk ke dalam pipet. Cairan dapat keluar dengan memijit bagian pipa cabang. Sehabis
menggunakan bola hisap, pipet dilepas dan biarkan udara masuk sehingga bola menggelembung
kembali seperti semula.

16) Botol Semprot

Botol semprot plastik digunakan untuk menyimpan air suling yang akan digunakan
sebagai pelarut zat, pencucian untuk membersihkan dinding bejana dari sisa-sisa endapan, atau
membilas alat-alat yang telah dicuci. Botol semprot plastik ini dapat dipegang dengan satu
tangan dan. dengan pijatan yang lemah cairan akan keluar. Botol semprot mempunyai ukuran
yang berbeda-beda mulai dari yang kecil sampai yang besar sesuai keperluan.

17) Cawan porselin


Cawan porselin biasanya digunakan sebagai tempat mengabukan kertas saring dan
memijarkan endapan sehingga terbentuk senyawa yang stabil. Cawan porselen yang baik dapat
dipanaskan hingga suhu 1200 ° celcius. Cawan porselen yang masih panas tidak boleh
didinginkan mendadak dengan air dingin karena bisa pecah karena perbedaan suhu yang ekstrim.

18) Pinggan porselin

Alat ini hampir sama seperti cawan porselin namun lebih tebal. Digunakan untuk
menguapkan larutan sehingga menjadi lebih pekat atau menjadi kering atau menjadi kristal.

19) Piring / Pelat tetes


Digunakan untuk mereaksikan zat yang dalam jumlah sedikit. alat ini tidak boleh
dipanaskan, Seringkali digunakan pada pengenalan sifat-sifat larutan bersifat asam atau basa
dengan menggunakan kertas lakmus.

20) Mortar Martil

Merupakan alat laboratorium yang bentuknya sangat mirip dengan lumpang dan alu
terbuat dari bahan porselen atau keramik yang membuatnya terlihat mirip dengan cawan porselin
atau krusibel. Mortar dan martil adalah sepasang alat laboratorium yang penggunaannya tidak
dapat dipisahkan berdasarkan fungsinya.

Penggunaannya tidak ditumbukkan tetapi dipegang dan diputar-putar, digerus. Fungsi


mortal dan martil adalah untuk menghaluskan sampel pengujian yang ada di laboratorium, hal ini
juga dapat digunakan untuk mencampurkan beberapa bahan menjadi satu dengan cara digerus
secara bersamaan.

21) Cawan Petri


Cawan petri adalah kaca bundar berbentuk silinder tipis dan transparan. fungsi cawan
petri berhubungan langsung dengan mikroorganisme yang dipelajari. Biasanya dilengkapi
dengan tutup.

22) Neraca Ohaus

Neraca merupakan salah satu alat ukur massa yang dapat dibedakan berdasarkan jenis
skala dan jumlah lengannya. Berdasarkan skalanya, neraca ini dibedakan menjadi dua yaitu
neraca ohaus manual dan digital. Untuk yang manual ada neraca ohaus dua lengan, tiga lengan,
dan empat lengan.

Neraca ohaus adalah salah satu alat yang digunakan untuk mengukur massa benda yang
memiliki ketelitian 0,01 gram. Prinsip kerja dari neraca ini sebenarnya hanya sekedar
membandingkan massa benda yang akan diukur dengan anak timbangan. Kemampuan
pengukuran dari neraca ini dapat diubah dengan cara menggeser posisi anak timbangan
sepanjang lengan neraca anak timbangannya.

23) Neraca analitik


Neraca analitik merupakan sebuah sebuah alat laboratorium yang digunakan untuk
mengukur massa suatu zat, baik zat berbentuk padat maupun cair. Neraca analitik sangat mudah
ditemukan di setiap laboratorium karena fungsi dan kegunaannya yang sangat penting.

Kelebihan Neraca Analitik :

 Memiliki tingkat akurasi atau ketelitian yang sangat baik bahkan hingga 0,00001 gram
 Neraca analitik digital mudah dalam penggunaannya karena lebih praktis dan efektif tidak
membutuhkan waktu yang lama.

Beberapa neraca analitik digital bahkan sudah memiliki fitur internal calibration yang
memungkinkan kita melakukan kalibrasi sendiri.

24) Klem dan Statif

Klem merupakan sebuah alat penjepit yang terbuat dari besi dimana alat ini digunakan
untuk menjepit alat gelas kimia / corong, sedangkan statif merupakan stand yang menjadi tempat
meletakkan klem.

Kedua alat ini berfungsi membantu kita memegang alat kimia tertentu dalam suatu proses
kimia dimana terkadang proses kimia membutuhkan waktu yang lama atau pemanasan dengan
suhu tinggi sehingga tidak memungkinkan kita untuk memegang alat tersebut dengan tangan.
Untuk menggunakan klem dan statif itu sendiri sebenarnya tidak ada aturannya, kita
hanya perlu memasang klem dengan statif menggunakan penjepit klem. Penggunaan penjepit
klem sebaiknya dalam posisi menghadap keatas dengan tujuan untuk mencegah klem terjatuh.

25) Pembakar Spirtus

Pembakar spirtus ini merupakan alat laboratorium yang digunakan untuk menghasilkan
nyala api. Sesuai namanya bahan bakar dari alat ini menggunakan spirtus yang disalurkan
menggunakan sumbu-sumbunya yang akan menyerap spirtus dan dikeluarkan di bagian atas.
Cara menyalakan pembakar spirtus adalah tinggal dikasih api dan untuk mematikannya
mematikannya adalah dengan langsung ditutup, jadi tidak ditiup.

26) Pembakar Bunsen

Terdiri dari tabung logam vertikal yang terhubung kedalam sumber bahan bakar (burner
tube) dengan lubang pemasukan udara. Gas yang biasanya digunakan adalah gas alam atau
metana atau bahan bakar gas cair semacam propana dan butana atau kalau di sekitar kita di
laboratorium kita biasanya menggunakan gas elpiji.

Alat ini digunakan untuk beberapa proses kimia yang memerlukan pemanasan di
dalamnya.

Khusus pada kimia analitik pembakar bunsen digunakan dalam uji kualitatif untuk
memanaskan tabung reaksi.
27) Kaki Tiga dan Kasa

Kaki Tiga adalah logam besi bundar dengan kaki terbuat dari logam sebanyak tiga,
merupakan alat penunjang di laboratorium yang digunakan untuk menopang atau menahan alat
gelas kimia atau labu selama pemanasan. Umumnya kaki tiga terbuat dari logam ringan seperti
baja yang tahan karat atau besi sehingga mudah dipindahkan kapan saja.

Nama kaki tiga sendiri diambil dari jumlah tiga batang yang dapat berdiri tegak dan kuat
dalam menahan bahan di atasnya. Kaki tiga ini memiliki bentuk yang bervariasi seperti segitiga
atau lingkaran. Terkadang ada juga yang ketiga kakinya dapat dilepas dan disesuaikan
tergantung pada kebutuhan penggunaannya.

Biasanya kasa kawat dengan bagian tengah keramik harus diletakkan diatas kaki tiga agar
gelas seperti beaker gelas bisa diletakkan di atasnya. Karena kaki tiga ini tinggi maka pembakar
bunsen dapat diletakkan di bawah untuk memanaskannya.

28) Segitiga Porselen

Alat ini berfungsi sebagai penopang wadah, misalnya : cawan porselin yang akan
dipanaskan diatas kaki tiga.

29) Labu Destilasi


Labu destilasi merupakan salah satu peralatan gelas yang sering kita gunakan di
laboratorium karena fungsi dan kegunaannya yang sangat menunjang penelitian. Labu destilasi
ini memiliki bentuk yang hampir sama seperti labu alas bulat tetapi memiliki pipa penghubung
disisinya.

Labu destilasi sering digunakan untuk alat penyulingan di laboratorium. Prinsip kerja
labu destilasi ini didasarkan pada perbedaan titik didih atau volatilitas larutan sehingga larutan
yang tercampur akan terpisah berdasarkan titik didihnya.

30) Pendingin / Kondensor

Dalam beberapa metode kimia, kondensor digunakan untuk mendinginkan uap panas.
Kondensor berasal dari kata kondensasi yang berarti bahwa alat tersebut akan mendinginkan uap
yang melewatinya dan mengubah menjadi fase cair.

Prinsip kerja dari kondensor adalah dengan menurunkan suhu uap secara drastis. Setiap
kondensor akan memiliki sistem pendingin menggunakan aliran air, oleh karena itu dalam
menggunakan kondensor kita membutuhkan pompa air untuk membuat aliran air dalam kondisi
terus berjalan.

Ada beberapa kondensor yang ada di laboratorium

 Kondensor Liebig
 Kondensor Alihn
 Kondensor Graham
 Kondensor Dimroth
 Kondensor Friedrichs

Perbedaan dari kondensor tersebut dapat dilihat pada gambar diatas.


31) Corong Pisah

Merupakan alat laboratorium yang digunakan dalam ekstraksi bahan cairan untuk proses
memisahkan dengan beberapa komponen dalam campuran antara dua fase dengan kepadatan
yang berbeda.

Penggunaan corong pisah ini dapat dilakukan dengan bantuan dari campuran dua fase
pelarut sehingga dapat dimasukkan kedalam corong yang ditutup kemudian dikocok dengan kuat
untuk melakukan teknik dalam pencampuran dari dua fase larutan tersebut.

32) Lemari Asam

Lemari asam merupakan sebuah furniture laboratorium berukuran besar yang memiliki
bentuk seperti meja terisolasi untuk mengurangi efek atau paparan material berbahaya dalam hal
ini asam. Lemari asam juga memiliki nama lain yaitu fume hood.

Fungsi lemari asam adalah untuk menghindarkan atau menjauhkan atau membuang segala jenis
uap berbahaya baik dalam bentuk cairan seperti asam sulfat maupun padatan NaOH.

33) Tang Krus


Digunakan untuk memegang / mengambil wadah dalam keadaan panas, misalnya pada
saat analisa kadar air dengan menggunakan oven dimana tang krus ini digunakan untuk
mengambil botol timbang yang akan dikeluarkan dari oven.

34) Parafilm

Parafilm adalah film semi-transparan yang bersifat fleksibel, mudah dibentuk, dan biasanya
digunakan untuk menyegel atau menutup sementara gelas beaker agar cairan dalam gelas beaker
tersebut tidak tumpah.

35) Kertas Saring

Kertas saring digunakan untuk untuk memisahkan antara zat terlarut dari zat padat,
memisahkan partikel suspensi dari cairan, atau untuk mengeringkan padatan di desikator, dll.
Kertas saring ini bisa kita temukan dalam beberapa ukuran yang bisa kita lihat di dalam
kemasannya. Misalnya : pada gambar diatas merupakan kertas saring whatman no. 42.
36) Desikator

Desikator / Exicator adalah wadah yang terbuat dari bahan kaca yang berfungsi untuk
menghilangkan kandungan air. Contoh penggunaan desikator ini adalah untuk analisa kadar air
suatu sampel.

37) Botol Timbang

Botol timbang banyak digunakan untuk menentukan kadar air suatu sampel. Selain itu juga
sering dipakai untuk menyimpan bahan yang bersifat higroskopis. Jika digunakan untuk
menimbang zat cair yang bersifat mudah menguap maka botol timbang harus dalam kondisi
tertutup agar tidak terjadi penguapan.

38) Botol Laboratorium

Botol laboratorium mempunyai fungsi yang sangat luas di dalam laboratorium, misalnya
untuk menyimpan larutan buffer ph meter, menyimpan sampel retained dari sampel raw material,
dll. Botol laboratorium juga bisa kita temukan dari yang berbahan gelas ataupun plastik yang
autoclaveable. Ukurannyapun sangat bervariasi dan dapat kita temukan dari volume 25 ml.
39) Ballast

Ballast ini digunakan pada lampu UV pada sistem aliran air di laboratorium untuk
menghasilkan aquadem yang bebas dari cemaran mikrobiologi. Alat ini mempunyai umur 1
tahun, sehingga secara periodik harus diganti.

40) Botol Reagen

Botol reagen merupakan wadah khusus yang digunakan untuk berbagai cairan dan reagen
padat di laboratorium. Botol reagen Digunakan untuk menyimpan larutan kimia atau untuk
menyimpan indikator asam basa seperti fenolftalin.

41) Kimwipes

Berbeda dengan tissue pada umumnya, kimwipes merupakan tissue non residual,
sehingga sangat cocok digunakan untuk beberapa aplikasi di laboratorium, misalnya
membersihkan elektroda ph meter, membersihkan kuvet yang pada spektrofotometer UV Visible,
dll.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dalam suatu analisa / penelitian di dalam laboratorium baik itu laboratorium kimia /
biologi, tentunya tidak dapat dilepaskan dengan alat-alat laboratorium baik itu yang sederhana
sampai dengan instrumen yang canggih. Pemahaman mengenai nama peralatan laboratorium
tersebut beserta fungsinya akan sangat membantu pekerjaan kita sehingga lebih efektif dan efiien
dalam bekerja serta tentunya dari pertimbangan keselamatan kerja juga dirasa lebih maksimal
karena kita mengetahui hal-hal apa saja yang harus dilakukan dan dihindari ketika menggunakan
peralatan-peralatan tersebut.

semua alat di laboratorium memiliki nama, fungsi, dan cara kerja masing – masing.
Sehingga dalam penggunaannya pun akan berbeda – beda sesuai dengan cara kerjanya.
Kesalahan penggunaan alat bisa mempengaruhi konsentrasi larutan, karena alat memiliki tingkat
ketelitian yang berbeda – beda.

Kesalahan dalam penggunaan alat dan bahan dapat menimbulkan hasil yang didapat
tidak akurat dalam hal ilmu statistika kesalahan seperti ini digolongkan dalam galat pasti. Oleh
karena itu, pemahaman fungsi dan cara kerja peralatan serta bahan harus mutlak dikuasai oleh
praktikan sebelum melakukan praktikum di laboratorium kimia. Bukan hal yang mustahil bila
terjadi kecelakaan di dalam laboratorium karena kesalahan dalam pemakaian dan penggunaan
alat – alat dan bahan yang dilakukan dalam suatu pratikum yang berhubungan dengan bahan
kimia berbahaya, disamping itu, pemilihan jenis alat yang akan digunakan dalam penelitian
disesuaikan dengan tujuan penelitian. Agar penelitian berjalan lancar.

Anda mungkin juga menyukai