Anda di halaman 1dari 13

Nursing News Pengaruh pemberian tepung porang

Volume 2, Nomor 2, 2017 (Amorphophallus muelleri Blume) terhadap kadar


ureum pada tikus (Rattus novergicus) Strain Wistar
DM Tipe 2

PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG PORANG


(Amorphophallus muelleri Blume) TERHADAP KADAR UREUM
PADA TIKUS (Rattus novergicus) STRAIN WISTAR DM TIPE 2

Yohanes Meo1), Tanto Hariyanto2), Novita Dewi3)

11)
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang
2)
Dosen Program Studi Keperawatan Poltekkes Kemenkes Malang
3)
Dosen Program Studi Ilmu keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang
Email : Yohanes99meo87@gmail.com

ABSTRAK

DM tipe 2 adalah penyakit metabolik dengan karekteristik hiperglikemia yang terjadi


karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. DM tipe 2 dapat
menyebabkan gamgguan fungsi ginjal yang ditandai dengan peningkatan kadar ureum
dalam darah. Umbi porang (A. muelleri Blume) mengandung serat larut glukomanan cukup
tinggi (15–64% basis kering). Glukomanan memiliki kelebihan antara lain untuk
meningkatkan fungsi pencernaan dan sistem imun, menurunkan kadar kolesterol dan gula
darah, serta membantu menurunkan berat badan. Dosis porang yang digunakan dalam
penelitian ini adalah 100 mg, 200 mg dan 400 mg. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh pemberian tepung porang (Amorphophallus muelleri Blume)
terhadap kadar ureum pada tikus (Rattus novergicus) strain Wistar DM tipe 2. Penelitian
ini adalah penelitian eksperimental laboratorik yang menggunakan metode rancangan acak
lengkap dengan menggunakan pola post test only control group design. Sampel benar-
benar dipilih secara random dengan jumlah 25 ekor tikus putih dan diberi perlakuan serta
ada kelompok pengontrolnya. Data kemudian dianalisis dengan uji Independent T-test.
Hasil uji statistik menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh pemberian diet tepung porang
terhadap kadar ureum yang signifikan dengan p-value (0.830) > α (0.05). Saran untuk
penelitian selanjutnya sebaiknya dosis 300 mg digunakan dan tikus ditempatkan dalam
satu ekor perkandang.

Kata Kunci : Diabetes militus Tipe 2, Porang, Ureum.

665
Nursing News Pengaruh pemberian tepung porang
Volume 2, Nomor 2, 2017 (Amorphophallus muelleri Blume) terhadap kadar
ureum pada tikus (Rattus novergicus) Strain Wistar
DM Tipe 2

THE EFFECT OF PORANG FLOUR (Amorphophallus muelleri Blume) TOWARD


UREA LEVELS IN THE RAT (Rattus novergicus)
STRAIN WISTAR DM TIPE 2

ABSTRACT

Type 2 diabetes is a metabolic disease characterized by hyperglycemia that occurs due to


insulin secretion abnomalities, insulin work, or both. Type 2 diabetes may cause impaired
renal function charaterized by elevated levels of ureain the blood. The porang bulbs (A.
mulleri Blume) contain high glucomannine soluble fiber (15-64% dry base). Glucomanan
has advantages such as improving digestive function and immune system, lowering
cholesterol and blood sugar levels, and helping to lose weight. The dose of porang used in
this study was 100 mg, 200 mg ang 400 mg. The purpose of this research is to know the
effect of porang flour (Amorphophalus muelleri Blume) to urea level in rat (Rattus
Novergicus) strain Wistar DM type 2. This research is the laboratory experimental study
using a completely randomized design method using post test only group pattern. The
sample was randomly selected wit 25 white rats treated and there was a control group.
And then analyzed by independent t-test. The result of statistical test showed that there was
no effect of porang fluor feeding on the ureum content significantly with p-value (0.830) >
a (0.05). Suggestions for further research should be a dose of 300 mg used and rats placed
in a single cage.

Keywords: Porang, Type 2 Diabetes Mellitus, Ureum.

PENDAHULUAN dan negara-negara Asia berkontribusi


lebih dari 60% dari populasi DM dunia
DM tipe 2 adalah dimana hormon (Kharismawati, dkk., 2013).
insulin dalam tubuh tidak dapat berfungsi International Diabetes Federation
dengan semestinya, dikenal dengan istilah (IDF) menunjukkan bahwa di dunia
Non-Insulin Dependen DM (NIDDM). terdapat 366 juta jiwa menderita DM pada
Seluruh penderita DM mellitus, jumlah tahun 2011 dan akan menjadi sekitar 552
penderita DMtipe 2 adalah yang paling juta pada tahun 2030. Proporsi penduduk
banyak yaitu 90 – 99% (Hartini, 2009). Indonesia tahun 2013 yang berusia ≥15
Prevalensi DM meningkat secara global tahun dengan DM adalah 6,9 persen.

666
Nursing News Pengaruh pemberian tepung porang
Volume 2, Nomor 2, 2017 (Amorphophallus muelleri Blume) terhadap kadar
ureum pada tikus (Rattus novergicus) Strain Wistar
DM Tipe 2

Menurut laporan WHO, Indonesia (komplikasi pembuluh darah kecil)


menempati urutan ke empat terbesar dari maupun makrovaskular (komplikasi
jumlah penderita DM dengan prevalensi pembulu darah besar). Tes fungsi ginjal
8,6% dari total penduduk sedangkan pada DM dengan komplikasi
posisi urutan diatasnya yaitu India, China mikrovaskular seperti nefropati diabetik
dan Amerika Serikat dan WHO sangat penting untuk mengetahui
memprediksi kenaikan jumlah diagnosis dini serta prognosis penyakit
penyandang DM di Indonesia dari 8,4 juta tersebut (Moreira, 2010).
pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta Penelitian Shrestha et. al., (2008)
pada tahun 2030. Senada dengan WHO, di Nepal menyatakan bahwa terdapat
IDF pada tahun 2009 memprediksi hubungan antara kontrol glikemik yang
kenaikan jumlah penyandang DM dari 7 buruk dengan peningkatan kadar ureum
juta pada tahun 2009 menjadi 12 juta pada serum pada penderita DM akibat
tahun 2030. Laporan tersebut kerusakan ginjal yang progresif. Hal ini
menunjukkan peningkatan jumlah diperkuat dengan penelitian Idonije et. al.,
penyandang DM sebanyak 2-3 kali lipat (2011) di Nigeria menyatakan bahwa
pada tahun 2030 (PERKENI, 2011) terjadinya peningkatan kadar ureum serum
Pervalensi DM yang terdiagnosis pada penderita DM tipe 2 berbanding
dokter tertinggi terdapat di Yogyakarta terbalik dengan Glomerular Filtration
(2,6%), DKI Jakarta (2,5%), Sulawesi Rate (GFR). Penurunan GFR
Utara (2,4%), dan Kalimantan Timur menyebabkan terjadinya penumpukan
(2,3%). Prevalensi DM yang terdiagnosis produk sisa metabolisme di dalam darah.
dokter atau berdasarkan gejala, tertinggi Penelitian Samatha et. al. (2011) di India
terdapat di Sulawesi Tengah (3,7%), membuktikan komplikasi mikrovaskular
Sulawesi Utara (3,6%), Sulawesi Selatan akan meningkat seiring dengan lama
(3,4%) dan Nusa Tenggara Timur (3,3%) menderita DM tipe 2.
(Kemenkes, 2013). Indonesia merupakan negara
DM merupakan penyakit kronis subtropis yang kaya akan
progresif yang dapat menyebabkan kenanekaragaman hayati, termasuk
beberapa komplikasi, kerusakan jangka didalamnya adalah tanaman yang dapat
panjang, disfungsi atau kegagalan digunakan untuk pengobatan.
beberapa organ tubuh terutama mata, Kecenderungan masyarakat modern
ginjal, saraf, jantung dan pembuluh darah. menggunakan obat alamiah untuk
DM yang tidak terkontrol dapat keperluan medikasi saat ini, mendorong
menyebabkan terjadinya berbagai semakin intensifnya penelitian-penelitian
komplikasi kronik baik mikrovaskular yang ditujukan untuk eksplorasi dan

667
Nursing News Pengaruh pemberian tepung porang
Volume 2, Nomor 2, 2017 (Amorphophallus muelleri Blume) terhadap kadar
ureum pada tikus (Rattus novergicus) Strain Wistar
DM Tipe 2

pemanfaatan tanaman-tanaman yang dilakukan proses pemurnian,


diyakini mempunyai khasiat pengobatan. kemungkinan masih terdapat potensi
Salah satu tanaman yang memiliki efek toksik pada tepung porang murni /tepung
farmakologi adalah umbi porang. glukomanan (Natalia, dkk., 2014).
(Krysanti, dkk., 2014). Kalsium oksalat (CaC2O4) dan kalsium
Porang (Amorphophalus karbonat (CaCO3) adalah bahan
muelleri Blume) merupakan tumbuhan pembentuk batu saluran kemih atau batu
semak (herba) dari golongan araceae ginjal. Kalsium oksalat dan kalsium
yang banyak tumbuh secara liar hampir di karbonat adalah senyawa yang sukar larut
seluruh hutan di Indonesia (Krysanti, dkk., dalam air dapat dihasilkan akibat
2014). Perhutani pada tahun 2013 terhambatnya pengeluaran air seni. Ketika
melaporkan produksi umbi porang genangan air seni berada di kandung
khususnya di madiun rata-rata mencapai kemih atau ginjal dalam waktu lama dapat
8.100 ton per tahun. Umbi porang menimbulkan pengkristalan dari zat yang
mengandung serat larut glukomanan terlarut di dalamnya. Jika kondisi ini ini
cukup tinggi (15–64% basis kering). dibiarkan maka batu-batu itu akan
Glukomanan memiliki kelebihan antara semakin besar dan dalam kondisi seperti
lain untuk meningkatkan fungsi itu masalah akan semakin sulit ditangani
pencernaan dan sistem imun, menurunkan (Permadi, 2008). Oksalat pada umumnya
kadar kolesterol dan gula darah, serta membentuk kristal dengan kalsium.
membantu menurunkan berat badan. Oksalat dalam air kemih berasal dari
Masalah utama yang dihadapi dalam dalam tubuh (endogen), dan juga berasal
pengembangan tepung porang / tepung dari makanan yang kita makan serta hasil
glukomanan sebagai bahan pangan di metabolisme vitamin C. Membatasi
Indonesia adalah adanya Kalsium Oksalat. konsumsi masukan kalsium berarti
CaOx ini dapat menyebabkan gatal dan mengurangi makanan yang mengandung
rasa panas di mulut. Makanan yang kalsium tinggi (Cahanar dan Suhanda,
mengandung Kristal kalsium oksalat dapat 2006). Tujuan dari penelitian ini adalah
menyebabkan abrasi mekanik pada untuk mengetahui pengaruh pemberian
saluran pencernaan dan tubulus halus di tepung porang (Amorphophalus muelleri
dalam ginjal (Korth, et al., 2006). Dalam Blume) terhadap kadar ureum pada tikus
jumlah besar dapat membentuk batu ginjal (Rattus novergicus) strain Wistar DM
(Nooman & Savage, 1999). tipe 2.
Penelitian dilakukan terkait
dengan proses pemurnian pada tepung
porang sudah banyak. Meskipun telah

668
Nursing News Pengaruh pemberian tepung porang
Volume 2, Nomor 2, 2017 (Amorphophallus muelleri Blume) terhadap kadar
ureum pada tikus (Rattus novergicus) Strain Wistar
DM Tipe 2

METODE PENELITIAN kelompok perlakuan sehingga


penghitungan sampel menjadi :
Penelitian ini adalah penelitian (t-1) (n-1) ≥ 15
eksperimental laboratorik yang 4 (n-1) ≥ 15
menggunakan metode rancangan acak 4n ≥ 19
lengkap dengan menggunakan pola post n ≥ 19/4
test only control group design sampel n ≥ 4,75
benar-benar dipilih secara random dan Pada penelitian ini ditetapkan
diberi perlakuan serta ada kelompok jumlah sampel yang akan digunakan tiap
pengontrolnya (Dahlan, 2011). Penelitian kelompok percobaan sebanyak 5 ekor
ini akan dilaksanakan di Laboratorium tikus putih masing-masing kelompok.
Farmakologi, Fisiologi dan Biomedik Adapun bahan yang digunakan dalam
Fakultas Kedokteran Universitas penelitian ini adalah :
Brawijaya dan Laboratorim Patimura. 1. Tepung porang yang diperoleh dari
Sampel penelitian dipilih secara simpel Pusat Penelitian dan
random sampling berjumlah 25 ekor tikus Pengembangan Porang Indonesia
putih (Rattus norvegicus) strain Wistar, (P4I)
yang dibagi menjadi lima kelompok 2. Fruktosa cair
perlakuan sebagai berikut : 3. Pakan tikus normal
1. Kelompok kontrol negatif : ABS 4. Streptozotosin
2. Kelompok kontrol positif : HFD + 5. Strip Gula Darah
STZ 6. Sampel darah tikus
3. Kelompok perlakuan 1 : HFD + 7. Tabung Reaksi tempat sampel
STZ + tepung porang dosis 100 darah
mg 8. Insulin Mouse ELISA kit
4. Kelompok perlakuan 2 : HFD + Alat-alat yang digunakan dalam
STZ + tepung porang dosis 200 penelitian ini adalah :
mg 1. Alat pembuatan dan pemberian
5. Kelompok perlakuan 3 : HFD + diet: timbangan, neraca analitik,
STZ + tepung porang dosis 400 baskom, pengaduk sarung tangan,
mg. gelas ukur, penggiling pakan,
Besar sampel ditentukan rumus nampan dan sonde.
Ferderer (t-1)(n-1) ≥ 15. Dimana t 2. Kandang tikus: bak plastik
adalah jumlah kelompok percobaan dan n berukuran 45 cm x 35,5 cm x 14,5
merupakan jumlah sampel tiap kelompok. cm, dengan tutup kandang terbuat
Penelitian ini akan menggunakan lima dari kawat, botol air, sekam.

669
Nursing News Pengaruh pemberian tepung porang
Volume 2, Nomor 2, 2017 (Amorphophallus muelleri Blume) terhadap kadar
ureum pada tikus (Rattus novergicus) Strain Wistar
DM Tipe 2

3. Alat pembedahan, pengambilan 3. Kelompok perlakuan 1 : Diet Tinggi


dan penyimpanan organ ialah Fruktosa + STZ + tepung porang
seperangkat alat bedah minor, dosis 100 mg
termos es, beaker glass, 4. Kelompok perlakuan 2 : HFD + STZ
seperangkat tabung reaksi, dan + tepung porang dosis 200 mg
kapas, spuit, sentrifuge, 5. Kelompok perlakuan 3 : HFD + STZ
refrigerator. + tepung porang dosis 400 mg.
4. Alat untuk pemeriksaan kadar
glukosa darah : glukotest merek Proses Penelitian
Accu-Check 1. Tikus dilakukan adaptasi di kandang
5. Alat untuk uji kadar insulin : Laboratorium Farmakologi selama 14
mikropipet, tabung Eppendorf, hari untuk menyesuaikan dengan
kuvet, sentrifus, ELISA reader, suhu, kelembaban, dan lingkungan
computer. barunya.
6. Alat untuk mengukur kadar ureum 2. Setiap kandang berukuran 40 cm x 50
: spektrofotometer, automatic cm x 15 cm berisi 5 ekor tikus yang
analyzer merek hitachi. telah ditandai sesuai kelompok
perlakuannya.
3. Setiap tikus mendapatkan makanan
HASIL DAN PEMBAHASAN dan minuman sesuai standar dan
diberikan per oral secara ad libitum.
Karakteristik tikus putih (Rattus Tikus kelompok kontrol negatif hanya
Novergicus) strain Wistar mendapat ABS, sedangkan tikus
Penelitian ini menggunakan tikus kelompok kontrol positif, kelompok
putih (Rattus Novergicus) strain Wistar. perlakuan 1, 2, dan 3 mendapat ABS
Tikus ini didapat dari Laboratorium dicampur dengan HFD. Hari ke 1-2,
Farmakologi, Fisiologi dan Biomedik dosis HFD yang diberikan adalah
Fakultas Kedokteran Universitas 20%. Hari ke 3-5, dosis HFD yang
Brawijaya Malang. Tikus-tikus tersebut diberikan adalah 40%. Hari ke-6
dibagi dalam 5 kelompok yaitu: hingga akhir perlakuan, dosis HFD
1. Kelompok kontrol negatif : Diet yang diberikan adalah 60%.
normal 4. Akhir minggu ke-4 dan 5, tikus
2. Kelompok kontrol positif : Diet kelompok kontrol positif, kelompok
Tinggi Fruktosa + STZ perlakuan 1, 2, dan 3 dilakukan
induksi Streptozotosin dengan dosis
25 mg/kgBB dan 30 mg/kg BB. Hasil

670
Nursing News Pengaruh pemberian tepung porang
Volume 2, Nomor 2, 2017 (Amorphophallus muelleri Blume) terhadap kadar
ureum pada tikus (Rattus novergicus) Strain Wistar
DM Tipe 2

penyutikan STZ dapat dilihat pada Akhir minggu ke-6, tikus dipuasakan
tabel berikut ini: selama 12 jam, kemudian dilakukan
pengambilan sampel darah dari vena di
Tabel 1. Hasil Pemberian STZ, Malang 2015
ekor untuk pemeriksaan kadar glukosa
Dosis STZ sesuai BB darah dan insulin. Hasil pemeriksaan GDP
Tikus
BB 25% 30% dapat dilihat pada tTabel 2 berikut:
K+1 192 48 57,6
K+2 219 54,75 65,7
Tabel 2. Hasil Pemeriksaan Glukosa Darah
K+3 208 52 92,4
Puasa Awal, Malang 2015
K+4 216 54 64,8
K+5 217 54,25 65,1 Glukosa darah puasa (mg/dl)
Tikus
P1-1 198 49,5 59,4 K- K+ P1 P2 P3
P1-2 182 45,5 54,6 1 72 340 323 334 326
P1-3 182 45,5 54,6 2 102 335 327 203 349
P1-4 188 47 56,4 3 61 354 270 350 158
P1-5 199 49,75 59,7 4 80 353 220 378 243
P2-1 200 50 60 5 100 354 306 260 409
P2-2 233 58,25 69,9 Rata-
P2-3 187 46,75 56,1 83 347,2 289,2 305 297
rata
P2-4 216 54 64,8
P2-5 172 43 51,6 Berdasarkan Tabel 2 menampilkan
P3-1 181 45,25 54,3 rata-rata GDP awal pada tikus kelompok
P3-2 202 50,5 60,6 K- (tikus normal), kelompok K+ (tikus
P3-3 180 45 54 DM), kelompok perlakuan 1 (P1),
P3-4 2311 57,75 69,3 kelompok perlakuan 2 (P2) dan kelompok
P3-5 185 46,25 55,5 perlakuan 3 (P3). Tikus kelompok K+
(tikus DM) memiliki rata-rata kadar GDP
Berdasarkan Tabel 1 menampilkan lebih tinggi 347,2 mg/dl dibandingkan
hasil pemberian STZ sesuai dosis BB dengan kelompok K-, P1, P2 dan P3.
yaitu 25% dan 30%. Berdasarkan Tabel Rata-rata kadar GDP dari kelompok K+
4.2 dapat dilihat bahwa pemberian STZ dan kelompok perlakuan berada di atas
dilakukan 2 kali dengan dosis yang normal rata-rata kadar glukosa darah
disesuaikan dengan BB setiap tikus pada puasa yaitu 72-126 mg/dl, artinya tikus
masing-masing kelompok baik itu kelompok K+ dan kelompok perlakuan
kelompok kontrol positif (K+) maupun sudah merupakan tikus DM.
kelompok perlakuan P1, P2, dan P3.

671
Nursing News Pengaruh pemberian tepung porang
Volume 2, Nomor 2, 2017 (Amorphophallus muelleri Blume) terhadap kadar
ureum pada tikus (Rattus novergicus) Strain Wistar
DM Tipe 2

Minggu ke-7 sampai minggu ke-11, mengalami penurunan menjadi K+ = 275


pemberian HFD tetap dilanjutkan. Tikus mg/dl, P1 = 133,4 mg/dl, P2 = 129 mg/dl
kelompok perlakuan 1, 2, dan 3 diberikan dan P3 = 147,2 mg/dl meskipun belum
tambahan diet tepung porang sesuai dosis berada pada rentan normal kadar GDP,
yang telah ditentukan. Pemberian tepung sedangkan rata-rata kadar GDP akhir tikus
porang dilakukan dengan cara dilarutkan kelompok K- (tikus normal) mengalami
dalam air kemudian dimasukkan ke mulut peningkatan dibandingkan rata-rata kadar
tikus dengan bantuan sonde. Satu hari GDP awal menjadi 90,8 mg/dl. Hari ke-
sebelum akhir perlakuan, tikus dipuasakan 48, tikus dieutanasia dengan cara
terlebih dahulu selama 12 jam, kemudian dimasukan dalam tabung eter, kemudian
diambil sampel darah dari vena di ekor dilakukan pengambilan sampel darah dari
untuk pemeriksaan kadar glukosa darah jantung.
dan insulin. Hasil pemeriksaan GDP dapat
dilihat pada tabel berikut ini : Dosis Porang
Penelitian ini menggunakan
Tabel 3. Hasil pemeriksaan glukosa porang (Amorphophallus muelleri Blume)
darah puasa akhir, Malang 2015
yang didapat dari P4 Universitar
Glukosa darah puasa (mg/dl) Brawijaya dengan yang sudah dioleh
Tikus
K- K+ P1 P2 P3 menjadi tepung. Dosis yang digunakan
1 84 262 136 129 168 dalam penelitian ini adalah 100 mg, 200
2 105 230 107 137 189 mg dan 400 mg.
3 102 263 127 121 136
4 82 253 137 125 127 Kadar Ureum
5 81 367 160 133 116 Hasil kadar ureum tikus putih
Rata- (Rattus Novergicus) strain Wistar yang
90,8 275 133,4 129 147,2
rata diberi diet tinggi fruktosa ditamba STZ
ditambah tepung porang (Amorphophallus
Berdasarkan Tabel 3 di atas muelleri Blume) selama 30 hari perlakuan
menunjukkan perubahan hasil dapat dilihat pada tabel 4:
pemeriksaan rata-rata kadar GDP akhir Berdasarkan Tabel 4. kadar ureum
tikus percobaan setelah diberikan ini didapat setelah dilakukan uji
perlakuan diet tepung porang pada laboratorium terhadap serum pada semua
kelompok tikus P1, P2 dan P3. Rata-rata sampel dan didapatkan hasil rata-rata
kadar glukosa darah puasa tikus kelompok kadar ureum dan presentase tertinggi dari
K+ (tikus DM), kelompok perlakuan P1 kelompok perlakuan yang diberi porang
(diet porang 100 mg), P2 (diet porang 200
mg) dan P3 (diet porang 400 mg)

672
Nursing News Pengaruh pemberian tepung porang
Volume 2, Nomor 2, 2017 (Amorphophallus muelleri Blume) terhadap kadar
ureum pada tikus (Rattus novergicus) Strain Wistar
DM Tipe 2

adalah perlakuan dengan P3 (dosis 400 disebabkan dari masing-masing kelompok


mg) sebesar 24,76. ada sampel yan mempunyai nilai ekstrim.

Tabel 4. Presentase kadar ureum pada Tepung Porang (Amorphophallus


setiap kelompok muelleri Blume)
No Kadar ureum (mg/dl) Berdasarkan hasil penelitian yang
Tikus K- K+ P1 P2 P3 menggunakan terapi tepung porang
1 22.5 28.17 16.6 28.4 22.2 dengan dosis 100 mg, 200 mg dan 400
2 21.26 21.02 20.2 32.1 27.2 mg. Jika dibandingkan maka tidak
3 25.14 41.49 11.2 14.2 15.2 memiliki perbedaan yang bermakna pada
4 21.82 32 39 15.6 12.9
setiap kelompok perlakuan dengan p-
5 23.22 41.12 21.7 mati 45.5
value=0.903 (P1dan P2), p-value=0.711
Rata-
rata 22.788 32.76 21.74 22.575 24.6 (P1 dan P3) dan p-value= 0.800 (P2 dan
P3), tetapi jika dilihat dari nilai rata-rata
terjadi peningkatan dari P1 sampai P3.
Analisa Data Hal ini kemungkinan kandungan protein
Tabel 5. Distribusi rata-rata kadar ureum dalam tepung porang, karena kita tahu
pada tikus masing-masing bersama bahwa selain kandungan
kelompok glukomanan yang ada dalam umbi porang
Perbandingan ada juga protein.
P p-value
antara kelompok Protein sangat dibutuhkan tubuh
K- dan K+ 0.013 0.085 untuk mengganti sel-sel yang rusak dan
K- dan P1 0.106 0.830
K- dan P2 0.000 0.966 bisa digunakan untuk sumber energi.
K- dan P3 0.042 0.772 Dalam tubuh protein akan mengalami
K+ dan P1 0.914 0.133 proses yang dinamakan deaminasi yang
K+ dan P2 0.879 0.162 terjadi dalam hati. Proses deaminasi akan
K+ dan P3 0.608 0.320
P1 dan P2 0.839 0.903 menghasilkan nitrogen dan nonnitrogen,
P1 dan P3 0.606 0.711 nitrogen akan dibuang lewat urin setelah
P2 dan P3 0.674 0.800 diubah menjadi ureum. Ureum berasal
dari penguraian protein, terutama yang
Berdasarkan Tabel 5. berasal dari makanan. Pada orang sehat
menunjukkan nilai p-value > dari nilai yang makanannya banyak mengandung
a=0,05, maka dari pebandingan antara protein, ureum biasanya berada di atas
masing-masing kelompok tidak terdapat rentang normal. Kadar rendah biasanya
perbedaan yang bermakna. Hal ini tidak dianggap abnormal karena
mencerminkan rendahnya protein dalam

673
Nursing News Pengaruh pemberian tepung porang
Volume 2, Nomor 2, 2017 (Amorphophallus muelleri Blume) terhadap kadar
ureum pada tikus (Rattus novergicus) Strain Wistar
DM Tipe 2

makanan atau ekspansi volume plasma. dilihat pada tabel 5 menunjukkan bahwa
Namun, bila kadarnya sangat rendah bisa tidak terdapat perbedaan yang bermakna
mengindikasikan penyakit hati berat. dari setiap kelompok percobaan, dengan
Kadar urea bertambah dengan demikian H1 di tolak artinya tidak ada
bertambahnya usia, juga walaupun tanpa pengaruh pemberian tepung porang
penyakit ginjal (Riswanto, 2010). terhadap kadar ureum. Berdasakan hasil
ini, menandakan tikus yang terdiagnosa
Kadar Ureum DM tipe 2 belum sampai menyebabkan
Berdasarkan hasil penelitian pada komplikasi pada ginjal dengan rentang
kelompok tikus yang dimodif menjadi waktu 3 bulan. Tikus tersebut
tikus DM tipe 2 yaitu kelompok kontrol kemungkinan akan menyebabkan
positif dengan kadar ureum 32.76 mg/dl komplikasi dalam waktu yang lama.
dan kontrol negatif dengan kadar ureum Ganguan pada ginjal salah satunya adalah
22.788 mg/dl. Dari uji statistic uji t-test nefropati diabetic. Nefropati (incipient
didapatkan p-value = 0,085 dengan α=5% diabetic nephropathy) biasanya terjadi
maka diyatakan tidak signifikan artinya setelah 10-15 tahun diagnosis DM
tidak terdapat perbedaan yang bermakna, (Indrasti, et al., 2007). Dilihat dari nilai
tetapi jika dilihat dari nilai rata-rata rata–rata dari setiap kelompok tikus
terdapat perbedaan. Hal ini kemungkinan perlakuan lebih rendah jika dibandingkan
disebabkan karena adanya sindrom dengan kelompok tikus DM, oleh karena
metabolic. Sindrom metabolic merupakan itu tepung porang sangat baik utuk diet
suatu kumpulan gangguan metabolic. pada penderita DM. Kandungan terbesar
Kumpulan gangguan metabo lic dari umbi porang adalah glukomanan.
mencakup intoleransi glukosa (DM tipe 2, Glukomanan merupakan
impaired glukosa tolerance atau impaired polisakarida dari jenis hemiselulosa
fasting glucose), resistensi insulin, (Polisakarida larut air) yang terdiri dari
obesitas, dislipidemia dan hipertensi ikatan rantai galaktosa, glukosa dan
(Grundy et al., 2004). manosa. Glukomanan adalah sebuah
polisakarida Larut Air (PLA). PLA adalah
Pengaruh Pemberian Tepung Porang hasil kondensasi dari monosakarida
(Amorphophallus Muelleri Blume) (pentosa dan heksosa) dan asam organik
terhadap Kadar Ureum pada Tikus yang terbentuk dari gula-gula reduksi
(Rattus Novergicus) Strain Wistar DM (Saputro dkk., 2015). Jika PLA
Tipe 2. dihidrolisis akan menghasikan bermacam
Berdasarkan uji statistic dengan macam monosakarida antara lain
menggunakan uji independent t-test dapat rhamonosa, fruktosa (metil pentosa),

674
Nursing News Pengaruh pemberian tepung porang
Volume 2, Nomor 2, 2017 (Amorphophallus muelleri Blume) terhadap kadar
ureum pada tikus (Rattus novergicus) Strain Wistar
DM Tipe 2

arabinosa, D-glukosa, D-mannosa, D- sekresi insulin dari vesikel dapat


galaktosa, asam D-galakturonat atau asam digunakan dalam melakukan regenerasi
D-glikoronat. Polisakarida larut air sel β pankreas.
misalnya pektin, β-glukan, dan gum dan
beberapa hemiselulosa mempunyai
kemampuan menahan air dan dapat KESIMPULAN
membentuk cairan kental dalam saluran
pencernaan (Saputro dkk., 2015). 1) Pemberian tepung porang dengan
Kemampuan ini serat larut dapat dosis 100 mg, 200 mg dan 400 mg
menunda pengosongan makanan dari dan mengalami peningkatan pada
lambung, menghambat pencampuran isi dosis 400 mg (24,6 mg/dl), efektif
saluran cerna dengan enzim pencernaan pada dosis 200 mg (22,575 mg/dl)
yang menyebabkan terjadinya 2) Kadar ureum rata-rata pada kelompok
pengurangan penyerapan zat makanan di tikus perlakuan menunjukkan
bagian proksimal. Mekanisme inilah yang kecenderung naik dari 100 mg
menyebabkan terjadinya penurunan (21,74mg/dl), 200 mg (22 ,575 mg/dl)
penyerapan (absorbsi) asam amino dan sampai dosis 400 mg(24,6 mg/dl)
asam lemak oleh serat larut air. Cairan 3) Tidak ada pengaruh pemberian
kental ini mengurangi keberadaan asam tepung porang dengan kadar ureum
amino dalam tubuh melalui penghambatan pada kelompok tikus DM tipe 2
peptida usus (Saputro dkk, 2015). dengan (p= 0,830).
Penelitian ini juga didukung oleh
penelitian Fatchiyah (2011)
“Glucomannan as Herbal Therapy for SARAN
Control Blood Glucose of DM”. Diet
tinggi serat sangat efektif untuk 1) Dalam pemberian tepung porang
memperlambat penyerapan glukosa ke sebaik dosis 300 mg digunakan
dalam sirkulasi darah sehingga 2) Pada penelitian ini sebaiknya tikus
mengurangi sekresi insulin. Kombinasi dibuat satu ekor tikus dlm satu
dari diet karbohidrat dan serat yang tinggi kandang sehingga mudah untuk
dapat mengurangi kebutuhan akan insulin. melihat intake makanan yang
Menurunnya kebutuhan insulin berarti diberikan setiap tikus.
juga menurunkan aktivitas sel β pankreas 3) Tepung porang aman dikonsumsi
dalam produksi insulin. Penurunan karena dapat menurunkan kadar
aktivitas sel dalam produksi insulin, maka glukosa darah dan tidak berdampak
ATP yang seharusnya digunakan untuk

675
Nursing News Pengaruh pemberian tepung porang
Volume 2, Nomor 2, 2017 (Amorphophallus muelleri Blume) terhadap kadar
ureum pada tikus (Rattus novergicus) Strain Wistar
DM Tipe 2

pada kerusakan ginjal (penurunan Idonije, E.O. Nwoke, O. Festus and O.M.
kadar ureum darah). Oluba. 2011. Plasma
Concentrations of Kidney Function
Indicators in Malaria Patients in
DAFTAR PUSTAKA Ekpoma, South-South Nigeria.

Cahanar & Suhanda. 2006. Makanan Indrasti, R., Y. Sastro, B. Bakrie, I.P.
Sehat Hidup Sehat. Jakarta: PT. Lestari, G.B. Soedarsono, E.
Kompas Media Nusantara. Sugiartini A. Saenab, & Winarto.
Dahlan Sopiyudin, M. 2011. Statistik 2007. Kajian Pemanfaatan Limbah
untuk Kedokteran dan Kesehatan: Sayuran dan Buah-buahan Sebagai
Deskriptif, Bivariat, dan Pupuk Organik Cair dan Pakan
Multivariat. Edisi 5. Jakarta : Ternak. Balai Pengkajian Teknologi
Salemba Medika. Pertanian Jakarta. Jakarta: Badan
Litbang Pertanian.
Fatchiyah, & Aulanni’am. 2014. The
Relationship between HbA1c, International DM Federation. 2009. IDF
Insulin Resistance and Changes of South East Asia Region Leads The
Insulin Secretion in Indonesian Type Way in The fight Against Type 2
2 Diabetic Subjects. Advances in DM. www.idf.org. diakses pada
Natural and Applied Sciences. 8(8) tangal 10 Januari 2014.
July 2014, Pages: 25-30.
Kemenkes. Riset Kesehatan Dasar:
Grundy, SM, et al. 2004. Obesity, Riskesdas 2013. Badan Penelitian
Methabolic Syndrome, and dan Pengembangan Kesehatan
Cardiovascular Disease. The Kementrian Kesehatan RI. Jakarta.
Journal of Clinical
Endocrininology& Metabolism. Kharismawati, dkk., 2013. Perbedaan
89(6):2595-600. Kadar Ureum Serum.

Hartini, S. 2009. Diabetes Siapa Takut, Krysanti, dkk. 2014. Jurnal pangan dan
Panduan Lengkap untuk Diabetes. agroindustri Vol.2 No.1 p.1-7
Keluarganya dan Profesional
Medis. Jakarta : Penerbit Qanita, hal Korth KL, Doege SJ, Park S, Fiona L G,
90-93. Wang Q,Gomez S K, Liu G, Jia L,
dan Nakata PA. 2006. Medicago

676
Nursing News Pengaruh pemberian tepung porang
Volume 2, Nomor 2, 2017 (Amorphophallus muelleri Blume) terhadap kadar
ureum pada tikus (Rattus novergicus) Strain Wistar
DM Tipe 2

truncatula Mutants Demonstratethe


Role of Plant Calcium Oxalate Riswanto, 2010.
Crystals as an Effective Defense http://www.scribd.com/doc/5780673
Against Chewing Insects.Plant 7/Pemantapan Mutu Pra Analitik.
Physiology. 141:188-195. diakses pada tangal 10 Januari 2014.

Natalia, Bambang, S., & Widya D. 2014. Samantha, Gloria. 2011. Era Digital,
Uji toksisitas Akut tepung Kepustakawanan Harus Berubah.
glukomanan (A. Muelleri Blume) http://nationalgeographic.co.id/berit
Terhadap Nilai Kalium Tikus a/2012/09/era-digital-
Wistar. Jurnal Pangan Dan kepustakawanan-harussiap-berubah.
Agroindustri. Vol. 2. Univesitas diakses pada tangal 16 April 2014.
Brawiya Malang.
Saputro, dkk. 2015. Jurnal pangan dan
Noonan SC and Savage GP. 1999. Oxalate agroindustri Vol. 3 No 2 p.756-762.
content of food and its effects on
humans. Asia PacificJ Clint Shrestha M, Abraham WR, Shrestha PM,
Nutr.8(1):64-74. Noll M, Conrad R.2008. Activity
and composition of methanotrophic
Moreira, Mario E.; Michael Lester; bacterial communities in planted
danSteve Holzner. 2010. Agile For rice soil studied by flux
Dummies. Wiley Publishing, measurements, analyses of pmoA
Inc.,Indianapolis, Indiana. gene and stable isotope probing of
phospholipid fatty acids. Environ
PERKENI (Perkumpulan Endokrinologi Microbiol. 2008;10:400–412.
Indonesia). 2011. Konsensus [PubMed]
pengelolaan dan pencegahan DM
tipe 2 di Indonesia.: Divisi WHO. 2009. Diabetes. www.who.int.
Metabolik Endokrin, Departemen diakses pada tangal 10 Januari 2014.
Ilmu Penyakit Dalam Kedokteran
Universitas Indonesia. Hal 4, 6-11,
21-28, 45-47. Jakarta.

Permadi, 2008. Ramuan Herbal


Penumpas Hipertensi. Jakarta:
Pustaka Bunda.

677

Anda mungkin juga menyukai