Makalah 1
Makalah 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pulpa yang paling sering adalah iritan akibat invasi mikroorganisme atau
produknya menuju pulpa melalui celah pada dentin yang diakibatkan oleh karies,
Berdasarkan kondisi pulpa, keparahan dan durasi iritan, serta respon host, pulpa
dapat memberikan respon berupa reaksi inflamasi sehingga terjadi nekrosis atau
oleh Fabris dkk., yang dilakukan pada tahun 2013 di Brazil, bakteri
diambil dari anak-anak dengan gejala klinis dan gambaran radiografis nekrosis
pulpa.
berpigmen hitam, yang hidup di rongga mulut manusia, dan diketahui sebagai
bakteri patogen penting dalam etiologi penyakit periodontal. 5,7 Meski begitu,
mikroorganisme ini sering dijumpai pada infeksi saluran akar gigi, dan
Therapy (RCT) atau perawatan saluran akar. Tujuan keseluruhan dari terapi ini
adalah mengeliminasi infeksi saluran akar gigi, yang meliputi pembersihan seluruh
jaringan nekrosis dari saluran akar gigi, irigasi untuk mengeradikasi bakteri dan
substratnya dari saluran akar gigi, serta pengisian materi filling ke dalam saluran
RCT saja tidak cukup menjamin terbebasnya saluran akar gigi dari bakteri.
Persistensi bakteri pada saluran akar gigi setelah dilakukannya perawatan saluran
akar pada beberapa kasus masih terlihat. Hal ini merupakan faktor utama
sebagai medikasi intrakanal, tetapi belum mencapai hasil yang maksimal, sehingga
didapatkan dari hasil kekayaan alam yang dimiliki. Salah satunya adalah asap cair.
Asap cair merupakan hasil kondensasi asap yang didapat dari hasil pembakaran
tidak sempurna dari kayu atau tempurung kelapa. Beberapa penelitian telah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat
1. Untuk Masyarakat
Makalah dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai manfaat asap
terjadi secara parsial maupun total. Etiologi primer dari nekrosis pulpa
1. Nekrosis koagulasi
nekrosis.
intraselular hilang.
2. Nekrosis Liquefaksi
inflamasi. Iritan dapat berupa iritan mekanis, kimia, namun yang paling
mikroorganisme oral oleh enamel dan sementum. Ada beberapa situasi yang
menyebabkan lapisan pelindung yang terdiri dari enamel dan sementum ini
infeksi dari sulkus gingivalis, periodontal pocket dan abses periodontal, atau
oral. Bakteri dan atau produk-produk nya akhirnya dapat bermigrasi menuju
inflamasi yang terjadi. Bakteri dan produk toksin nya masuk ke pulpa
melalui tubulus dentin. Ketika pulpa terpapar oleh bakteri dan produk toksin
dan bertahan pada area nekrosis. Jaringan pulpa akan tetap mengalami
inflamasi untuk jangka waktu yang lama dan nekrosis cepat atau lambat
dapat terjadi. Hal ini bergantung pada beberapa faktor, antara lain : (1)
resistance, (4) jumlah sirkulasi, dan yang paling penting, (5) drainase
limfatik.
kolateral, maka dari itu peningkatan kecil dari tekanan jaringan dapat
terjadi.
dekstruksi jaringan yang lebih luas. Namun, jika iritan ini tetap ada dan
tidak diatasi, maka kerusakan dapat meluas dan menjadi lebih parah.2,9,15
jaringan pulpa.
serta riwayat trauma. Pada gigi yang mengalami trauma, tidak terdapat
respon terhadap tes pulpa. Hal ini menyerupai tanda pada nekrosis
untuk beberapa saat diikuti oleh berakhirnya nyeri secara total dan tiba-
tiba.
nyeri.
1) Radiografi
atau juga bisa ditemui penampakan normal kecuali jika ada periodontitis
2) Tes vitalitas
Gigi tidak merespon terhadap tes vitalitas, namun gigi dengan akar
rangsang panas.
3) Pemeriksaan fisik
4) Histopatologi
radang.2
b. Porphyromonas gingivalis
berikut :18
Phylum : Bacteroidetes
Class : Bacteroides
Ordo : Bacteroidales
Family : Porphyromonadaceae
Genus : Porphyromonas
yang dapat dilihat dari koloni berpigmen coklat gelap hingga hitam, yang
tampak lembut, berkilauan, dan terlihat cembung, dan menggelap dari tepi
koloni ke pusat. Koloni ini terbentuk selama kultivasi 48 jam pada media
bacillus dengan panjang 0,5-2 µm, tidak berspora (non-spore forming), tidak
manusia, dan berkaitan dengan penyakit periodontal dan infeksi saluran akar
gigi. Bakteri ini dapat tumbuh optimum pada suhu 37oC dengan pH 7,5.
heme.
d) LPS (Lipopolisakarida), berperan penting dalam menginduksi respon
dan IL-6, serta memprovokasi respon innate imun oleh sel makrofag
oleh sel imun inang dan pembunuhan bakteri yang dimediasi oleh
sulfida, atau asam butirat dapat menginduksi apoptosis pada sel B dan
sel T.
c. Asap Cair
sempurna dari kayu atau tempurung kelapa. Asap hasil pembakaran kayu
atau tempurung kelapa terdiri dari arang, destilat, tar, dan gas. Setelah
yaitu asam dan turunannya (format, asetat, butirat, propionat, dan metil
ester), alkohol (metil, etil, propil, alkil, dan isobutil alkohol), aldehid
kumene, dan simene), keton (aseton, metil etil keton, metil propil keton, dan
etil propil keton), fenol, piridin, dan metil piridin. Komponen asap cair yang
a) Grade 1
Warna bening atau kuning pucat, rasa sedikit asam, aroma netral,
b) Grade 2
seperti daging asap, telur asap, bumbu-bumbu bakar atau barbeque, ikan
asap atau bandeng asap, dan makanan-makanan lain seperti bakso, mie,
Warna coklat gelap, rasa asam kuat, aroma asap kuat, digunakan
a) Senyawa Fenol
membentuk suatu asam yang tak terdisosiasi. Membran sel lipid bilayer
dapat dengan mudah dipenetrasi oleh asam organik pada bentuk tak
asam terdisosiasi ke dalam sel. Begitu terdisosiasi di dalam sel, sel akan
A. KESIMPULAN
Nekrosis Pulpa adalah kondisi gigi berlobang dengan keadaan paling parah,
sehingga sebelum kondisi ini muncul dilakukan perawatan gigi dan mulut secara
baik
B. SARAN
Jika sudah terjadi lubang jangan didiamkan. Segera periksakan ke Dokter Gigi