Anda di halaman 1dari 57

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3)

a. Definisi SMK3

Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah

sistem manajemen atau bagian dari sistem manajemen yang

digunakan untuk mencapai kebijakan K3 (ISO 45001:2018 klausul

3.1).

Menurut Peraturan Pemerintah RI Nomor 50 Tahun 2012 Sistem

Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang selanjutnya

disingkat SMK3 adalah bagian dari sistem manajemen perusahaan

secara keseluruhan dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan

dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien

dan produktif.

b. Pentingnya penerapan SMK3

Dalam Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 Pasal 87 ayat 1

disebutkan bahwa setiap perusahaan wajib menerapkan sistem

manajemen kesehatan dan keselamatan kerja yang terintegrasi dengan

sistem manajemen perusahaan. Sistem manajemen keselamatan dan

commit to5 user


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id6

kesehatan kerja merupakan bagian dari sistem manajemen keseluruhan

yang memudahkan pengelolaan dari risiko-risiko K3 yang terkait

dengan kegiatan perusahaan. Hal ini mencakup struktur organisasi,

rencana kegiatan, tanggung jawab, turunan, prosedur, proses dan

sumber daya untuk pengembangan, penerapan, pencapaian, dan

peninjauan (Ramli, 2010).

Selanjutnya ketentuan mengenai penerapan SMK3 diatur dalam

Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang Sistem

Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pasal 5 ayat 2 yang

menyatakan bahwa kewajiban penerapan SMK3 berlaku bagi

perusahaan yang mempekerjakan pekerja/ buruh paling sedikit 100

(seratus) orang; atau mempunyai tingkat potensi bahaya tinggi.

Berdasarkan hal tersebut, maka penerapan SMK3 bukanlah bersifat

sukarela (voluntary) melainkan suatu keharusan yang dimandatkan oleh

peraturan perundangan (mandatory). Penerapan SMK3 merupakan

salah satu cara menjamin konsistensi dan efektivitas perusahaan dalam

pengendalian sumber bahaya dan meminimalkan risiko, mengurangi

dan mencegah kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta

memaksimalkan efisiensi perusahaan yang pada akhirnya dapat

meningkatkan produktivitas perusahaan untuk memacu peningkatan

daya saing barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan, terlebih

commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id7

untuk mengantisipasi pemberlakuan sertifikasi K3 ataupun standar K3

secara internasional (Putri, 2013).

Sertifikasi standar manajemen kesehatan dan keselamatan kerja

bertujuan untuk memastikan bahwa organisasi telah peduli dan

memperhatikan sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja

dalam melakukan aktifitas secara keseluruhan pada organisasi yang

disertifikasi tersebut. Sehingga para pekerja dapat merasa aman dalam

melakukan pekerjaan dan terhindar dari risiko sakit atapun kecelakaan

yang dapat mengakibatkan kematian akibat risiko pekerjaan yang

dilakukan (Syahrullah dan Febriani, 2019).

Saat ini terdapat berbagai bentuk sistem manajemen K3 yang

dikembangkan oleh berbagai lembaga dan institut, antara lain :

a. Sistem Manajemen Five Star dari British Safety Council, UK.

b. International Safety Rating System (ISRS).

c. Process Safety Management, OHSA Standard CFR 29 1910.119

d. Sistem Manajemen K3 dari Depnaker RI.

e. American Petroleum Institute : API 9100A : Model Environmental

Health & Safety (EHS) Management System.

f. ILO-OSH 2001: Guideline on OHS Management System.

Semua sistem manajemen K3 tersebut memiliki kesamaan, yaitu

berdasarkan proses dan fungsi manajemen modern. Yang membedakan

commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id8

adalah elemen implementasinya yang disesuaian dengan kebutuhan

masing-masing organisasi (Ramli dalam Lokajaya, 2018).

c. Tujuan penerapan SMK3

Menurut Lokajaya (2018) beberapa tujuan dari SMK3 antara lain:

1) Sebagai alat ukur kinerja K3 dalam organisasi.

SMK3 digunakan untuk menilai dan mengukur kinerja

penerapan K3 dalam organisasi. Dengan membandingkan

pencapaian K3 organisasi dengan persyaratan tersebut, organisasi

dapat mengetahui tingkat pencapaian K3. Pengukuran ini dilakukan

dengan melalui audit SMK3.

2) Sebagai pedoman implementasi K3 dalam organisasi.

SMK3 digunakan sebagai pedoman atau acuan dalam

mengembangkan SMK3. Beberapa bentuk SMK3 yang digunakan

sebagai acuan, antara lain ILO-OSH 2001 Guideline, API 9100A

(EHS), ISRS dan sebagainya.

3) Sebagai dasar penghargaan (awards).

SMK3 juga digunakan sebagai dasar untuk pemberian

penghargaan K3 atas pencapaian kinerja K3. Penghargaan diberikan

oleh instansi pemerintah maupun lembaga independen lainnya

seperti Sword of Honour dari Five Star British Safety Council, Sistem

Manajemen K3 dari Depnaker RI. Penghargaan K3 diberikan atas

pencapaian kinerja K3 sesuai dengan tolok ukur masing-masing

commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id9

organisasi. Karena bersifat penghargaan, maka penilaian hanya

berlaku untuk periode tertentu.

4) Sebagai sertifikasi.

SMK3 juga dapat digunakan untuk sertifikasi penerapan

manajemen K3 dalam organisasi. Sertifikasi diberikan oleh lembaga

sertifikasi yang telah diakreditasi oleh suatu badan akreditasi. Sistem

sertifikasi saat ini telah berkembang secara global, karena dapat

diacu di seluruh dunia.

Menurut Sabrina, (2018) Tujuan penerapan SMK3 adalah sebagai

berikut :

1) Menempatkan tenaga kerja sesuai dengan harkat dan martabatnya

sebagai manusia.

2) Meningkatkan komitmen pimpinan dalam melindungi tenaga kerja.

3) Meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja untuk menghadapi

globalisasi.

4) Proteksi terhadap industri dalam negeri.

5) Meningkatkan daya saing dalam perdagangan internasional.

6) Mengeliminir boikot LSM internasional terhadap produk ekspor

nasional.

7) Meningkatkan pencegahan kecelakaan melalui pendekatan sistem.

8) Pencegahan terhadap problem sosial dan ekonomi terkait dengan

penerapan K3L.

commit to user
library.uns.ac.id 10
digilib.uns.ac.id

Agar penerapan K3 di suatu perusahaan dapat berjalan dengan baik

dan dapat menciptakan kondisi yang sehat dan selamat, maka perlu

dibentuk organisasi K3 didalam struktur organisasi perusahaan.

(Suma’mur dalam Sabrina, 2018).

d. Manfaat penerapan SMK3

Manfaat penerapan sistem manajemen keselamatan dan

kesehatan kerja (SMK3) menurut Tarwaka dalam Pangkey dan

Malingkas (2012) antara lain adalah :

1) Pihak manajemen dapat mengetahui kelemahan-kelemahan unsur

sistem operasional sebelum timbul gangguan operasional,

kecelakaan, insiden dan kerugian-kerugian lainnya.

2) Dapat diketahui gambaran secara jelas dan lengkap tentang kinerja

K3 di perusahaan.

3) Dapat meningkatkan pemenuhan terhadap peraturan perundangan

bidang K3.

4) Dapat meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan kesadaran

tentang K3, khususnya bagi karyawan yang terlibat dalam

pelaksanaan audit.

5) Dapat meningkatkan produktivitas kerja.

2. Standar Internasional OHSAS 18001:2007

OHSAS 18000 terdiri dari dua bagian, yaitu OHSAS 18001 sebagai

standar atau persyaratan SMK3 dan OHSAS 18002 sebagai pedoman

commit to user
library.uns.ac.id 11
digilib.uns.ac.id

pengembangan dan penerapannya. OHSAS 18001 merupakan persyaratan

yang dibutuhkan oleh perusahaan, pabrik, atau organisasi lainnya dalam

mengaplikasikan manajemen yang baik dalam masalah K3 para tenaga

kerja. Spesifikasi OHSAS 18001 memberikan persyaratan bagi sistem

manajemen K3 yang memungkinkan suatu organisasi untuk mengendalikan

risiko K3 dan meningkatkan pelaksanaannya (Ramli, 2010).

OHSAS merupakan seri persyaratan penilaian keselamatan dan

kesehatan kerja yang menyatakan persyaratan sistem manajemen

keselamatan dan kesehatan kerja, agar organisasi mampu mengendalikan

risiko-risiko K3 dan meningkatkan kinerjanya (OHSAS 18001:2007).

Semua persyaratan dalam Standar OHSAS ini dimaksudkan agar

dapat digabungkan dengan sistem manajemen K3 apapun. Luasnya

aplikasi akan tergantung pada faktor-faktor seperti kebijakan K3

organisasi, sifat dari aktivitas tersebut dan risiko-risiko serta kompleksitas

dari operasi-operasinya. OHSAS 18001:2007 yang dikembangkan

dikembangkan OHSAS Project Group, sebuah konsorsium 43 organisasi

dari 28 negara yang terdiri dari organisasi buruh, industri, pendidikan,

kesehatan, dan organisasi lainnya yang ada di seluruh dunia ini dibuat

lebih kompatibel dengan standarisasi internasional lainnya seperti ISO

14001:2004 (Sistem Manajemen Lingkungan) dan ISO 9001:2000

(Sistem Manajemen Mutu) dengan tujuan untuk mempermudah integrasi

sistem manajemen (Sabrina, 2018).

commit to user
library.uns.ac.id 12
digilib.uns.ac.id

Konsorsium ini termasuk badan standar nasional, badan setifikasi,

Occupational Health and Safety Institute dan konsultan. Standar baru

OHSAS 18001:2007 resmi di update pada bulan Juli 2007 yang telah

menggantikan OHSAS 18001:1999. Sejak pertama kali diterbitkan pada

tahun 1999, OHSAS 18001 dengan sangat cepat menjadi standar sistem

manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang sering digunakan untuk

semua jenis organisasi tanpa memperhatikan besar kecilnya perusahaan

itu. Tujuan dari OHSAS 18001 adalah untuk membantu organisasi

dalam mengelola dan mengendalikan keselamatan dan kesehatan kerja

dan tingkat resiko serta meningkatkan performa dalam bidang Sistem

Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Serta mendukung dan

mempromosikan praktek Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), agar

seimbang dengan kebutuhan sosial dan ekonomi. Secara spesifik

persyaratan dalam OHSAS 18001 tidak menyatakan kriteria kinerja

ataupun memberikan persyaratan secara lengkap dalam merancang sistem

manajemen.

OHSAS 18001 diterbitkan atas kerja sama dengan berbagai

organisasi-organisasi dunia antara lain sebagai berikut:

a. British Standards Instutition (BSI)

b. Bureaus Veritas Quality International (BVQI)

c. Det Norske Veritas (DNV)

d. Lyoyds Register Quality Assurance (LRQA)

commit to user
library.uns.ac.id 13
digilib.uns.ac.id

e. International Safety Managememnt Organization Ltd

f. International Certification Services

g. SFS Certification

h. National standards Authority of Ireland

i. Japanese Standards Assiciation

j. National Quality Assurance

k. The High Pressure Gas Safety Intitute of Japan

l. The Engineering Employers Federation

m. Singapore Productivity and Standards Board

n. Instituto Mexicano de Normalization y Certification.

Dalam proses penerapan sistem manajemen OHSAS 18001:2007

terdiri dari beberapa hal, diantaranya:

a. Perencanaan (Planning)

b. Penerapan dan Operasi (Implementation and Operation)

c. Pemeriksaan dan tindakan koreksi (Checking and Corrective Action)

d. Review manajemen (Management review)

commit to user
library.uns.ac.id 14
digilib.uns.ac.id

Gambar 1. Bagan elemen OHSAS 18001:2007


Sumber : OHSAS I8001:2007

3. Standar Internasional ISO 45001:2018

a. Ruang lingkup ISO 45001:2018.

Menurut ISO 45001:2018, ISO adalah federal global badan

standar nasional (badan anggota ISO) di seluruh dunia. Pekerjaan

mempersiapkan Standar Internasional biasanya dilakukan melalui

komite teknis ISO. Organisasi internasional, pemerintah, non-

pemerintah, dalam hubungannya dengan ISO, juga mengambil bagian

dalam pekerjaan.

Ruang lingkup ISO 45001 meliputi:

1) penyusunan kebijakan K3 yang memperkuat tujuan

organisasi/industri dalam memperhatikan konteks internal dan

eksternal;

2) pembentukan, pelaksanaan, dan pemeliharaan SMK3;

commit to user
library.uns.ac.id 15
digilib.uns.ac.id

3) perbaikan berkelanjutan kinerja K3;

4) menjamin kepatuhan terhadap kebijakan K3; dan

5) memperlihatkan kepatuhan terhadap standar ISO 45001.

Menurut Goulart dalam Masjuli, dkk (2017), ISO 45001

menyediakan satu set persyaratan sistem K3 yang akan membantu

organisasi/industri menumbuhkan lingkungan yang aman dan sehat.

Standar tersebut berlaku untuk setiap organisasi/industri terlepas dari

ukuran, operasi, tujuan, dan hasil. Ini mencakup pengembangan

kebijakan K3 yang memenuhi praktik terbaik dan persyaratan hukum.

b. Konsep Plan Do Check Act (PDCA)

ISO bekerja sama erat dengan Komisi Elektronik Internasional

(IEC) pada semua masalah standardisasi elektroteknis. Pendekatan

sistem manajemen K3 yang diterapkan dalam dokumen ini didasarkan

pada konsep Plan-Do-Check-Act (PDCA). PDCA merupakan suatu

format yang digunakan dalam pengelolaan mutu manajemen, PDCA

di integrasikan dengan kapasitas kemampuan dasar perusahaan dalam

pengelolaan K3 yaitu: kapasitas organisasi (sumberdaya perusahaan)

dan dokumentasi (Setiaman, 2018). Konsep PDCA adalah proses

iteratif yang digunakan oleh organisasi untuk mencapai perbaikan

berkelanjutan. Ini dapat diterapkan ke sistem manajemen dan untuk

masing-masing elemen individu, sebagai berikut:

commit to user
library.uns.ac.id 16
digilib.uns.ac.id

1) Plan : menentukan dan menilai risiko K3, peluang K3 dan risiko

lainnya serta peluang lainnya, menetapkan sasaran dan proses K3

yang diperlukan untuk memberikan hasil sesuai dengan kebijakan

K3 organisasi;

2) Do : mengimplementasikan proses seperti yang direncanakan;

3) Check : pantau dan ukur kegiatan dari proses yang berkaitan dengan

kebijakan K3 serta tujuan K3, dan laporkan hasilnya;

4) Act : mengambil tindakan untuk terus meningkatkan kinerja K3

untuk mencapai hasil yang diinginkan.

Gambar 2. Hubungan PDCA dan kerangka kerja dalam ISO 45001


Sumber : ISO 45001: 2018

commit to user
library.uns.ac.id 17
digilib.uns.ac.id

Menurut Swiss Association for Quality and Management

System (SQS) (2016), penerapan ISO 45001 merupakan keputusan

strategik dari suatu organisasi/industri yang dapat digunakan untuk

mendukung inisiatif keberlanjutan usahanya, menjamin pekerja lebih

aman dan lebih sehat serta meningkatkan keuntungan (Masjuli dkk,

2017). ISO 45001 menawarkan satu kerangka kerja yang jelas untuk

semua organisasi yang ingin meningkatkan kinerja manajemen

kesehatan dan keselamatan kerja mereka. Standar ini bertujuan untuk

menyediakan tempat kerja yang aman dan sehat bagi karyawan dan

pengunjung. ISO 45001 memberikan tuntunan dalam mengendalikan

semua faktor yang mungkin mengakibatkan penyakit, cedera dan dalam

kasus kematian ekstrim, dengan mengurangi dampak buruk pada

kondisi fisik, mental dan kognitif seseorang (Setiaman, 2018).

c. Tujuan dan Manfaat penerapan ISO 45001: 2018

Menurut Jones dalam Masjuli (2018) tujuan dari rancangan ISO

45001 adalah untuk memungkinkan suatu organisasi/ industri

memberikan kondisi kerja yang aman dan sehat dalam pencegahan

cidera dan sakit serta secara proaktif meningkatkan kinerja SMK3. ISO

45001 dirancang dengan tujuan mengurangi risiko dan bahaya yang tak

terduga, memastikan keselamatan, serta menjamin kesejahteraan

pekerja. ISO 45001 menjadikan manajemen perusahaan lebih mudah

commit to user
library.uns.ac.id 18
digilib.uns.ac.id

dalam melakukan monitoring. Selain itu, standar ISO 45001 diharapkan

mampu memperbaiki sistem manajemen K3 di perusahaan. Sebagian

besar perusahaan menerapkan ISO 45001 dengan tujuan membangun

sistem K3 terstruktur. Hanya sedikit yang menginginkan sertifikasi

sebagai bentuk pengakuan plus dan formal. Kelebihan dari ISO 45001

adalah tidak mewajibkan organisasi untuk memiliki sertifikat.

Perusahaan cukup menerapkan standar dari ISO 45001 secara maksimal

agar mencapai tujuannya. Meski begitu, untuk meningkatkan kepatuhan

terhadap peraturan tersebut, sertifikasi memang diperlukan.

Menurut Moning (2019) organisasi yang menerapkan ISO

45001: 2018 memiliki manfaat tersendiri antara lain:

1) Meningkatnya sistem manajemen K3 organisasi tersebut.

2) Berkurangnya kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja.

3) Terbangunnya proses sistematis terkait dengan K3 yang

mempertimbangkan konteksnya dan yang memperhitungkan risiko

dan peluangnya, serta persyaratan hukum lainnya.

4) Meningkatnya kesadaran akan K3.

5) Mengurangi biaya premi asuransi, dll.

Menurut CEM dalam Masjuli, dkk (2017), manfaat menerapkan

ISO 45001: ISO 45001 tentang SMK3 memungkinkan organisasi/

industri meningkatkan kinerja K3-nya dengan cara mengembangkan

dan menerapkan kebijakan dan tujuan K3 : (a) menetapkan proses yang

commit to user
library.uns.ac.id 19
digilib.uns.ac.id

sistematis yang mempertimbangkan konteksnya dan memperhitungkan

risiko dan peluang, serta persyaratan hukum dan lainnya; (b)

menentukan bahaya dan risiko K3 berhubungan dengan kegiatannya;

berusaha untuk menghilangkannya, atau menerapkan pengendalian

untuk meminimalkan efek potensialnya; (c) menetapkan pengendalian

operasional untuk mengelola risiko K3-nya, persyaratan hukum dan

lainnya; (d) meningkatkan kesadaran risiko K3-nya; (e) mengevaluasi

kinerja K3-nya dan berusaha untuk memperbaikinya, melalui tindakan

yang tepat; dan (f) pekerja memastikan peran aktif dalam hal K3.

Tabel 1. Daftar klausul atau elemen standar ISO 45001:2018

ISO 45001:2018

No. Klausul Klausul

1 Ruang lingkup

2 Acuan normatif

3 Istilah dan definisi

3.1 Organisasi

Bersambung

commit to user
library.uns.ac.id 20
digilib.uns.ac.id

Sambungan

3.2 Pihak yang berkepentingan (istilah yang diinginkan)

pemangku kepentingan (istilah yang diakui)

3.3 Pekerja

3.4 Partisipasi

3.5 Konsultasi

3.6 Tempat kerja

3.7 Kontraktor

3.8 Persyaratan

3.9 Persyaratan hukum dan persyaratan lainnya

3.10 Sistem manajemen

3.11 Sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja

Sistem manajemen K3

3.12 Top management

3.13 Efektivitas

Bersambung

commit to user
library.uns.ac.id 21
digilib.uns.ac.id

Sambungan

3.14 Kebijakan

3.15 Kebijakan kesehatan dan keselamatan kerja

Kebijakan K3

3.16 Objektif/sasaran

3.17 Sasaran kesehatan dan keselamatan kerja Sasaran K3

3.18 Cedera dan kesehatan

3.19 Bahaya

3.20 Risiko

3.21 Risiko kesehatan dan keselamatan kerja Risiko K3

3.22 Kesempatan kesehatan dan keselamatan kerja

Kesempatan K3

3.23 Kompetensi

3.24 Informasi yang terdokumentasi

3.25 Proses

3.26 Prosedur

Bersambung

commit to user
library.uns.ac.id 22
digilib.uns.ac.id

Sambungan

3.27 Kinerja

3.28 Kinerja kesehatan dan keselamatan kerja Kinerja K3

3.29 Outsourcing

3.30 Pemantauan

3.31 Pengukuran

3.32 Audit

3.33 Kesesuaian

3.34 Ketidaksesuaian

3.35 Insiden

3.36 Tindakan korektif

3.37 Perbaikan berkelanjutan

4 Konteks organisasi

4.1 Memahami organisasi dan konteksnya

Bersambung

commit to user
library.uns.ac.id 23
digilib.uns.ac.id

Sambungan

4.2 Memahami kebutuhan dan harapan pekerja dan pihak

lain yang berkepentingan

4.3 Menentukan ruang lingkup sistem manajemen K3

4.4 Sistem manajemen K3

5 Kepemimpinan dan partisipasi pekerja

5.1 Kepemimpinan dan komitmen

5.2 Kebijakan K3

5.3 Peran, tanggung jawab, dan wewenang organisasi

5.4 Konsultasi dan partisipasi pekerja

6 Perencanaan

6.1 Tindakan untuk mengatasi risiko dan peluang

6.1.1 Umum

6.1.2 Identifikasi bahaya dan penilaian risiko dan peluang

6.1.2.1 Identifikasi bahaya

Bersambung

commit to user
library.uns.ac.id 24
digilib.uns.ac.id

Sambungan

6.1.2.2 Penilaian risiko K3 dan risiko lainnya terhadap sistem

manajemen K3

6.1.2.3 Penilaian peluang K3 dan peluang lain untuk sistem

manajemen K3

6.1.3 Penetuan persyaratan hukum dan persyaratan lainnya

6.1.4 Merencanakan tindakan

6.2 Objektif/sasaran K3 dan perencanaan untuk

mencapainya

6.2.1 Objektif/sasaran K3

6.2.2 Perencanaan untuk mencapai sasaran K3

7 Dukungan

7.1 Sumber daya

7.2 Kompetensi

7.3 Kesadaran

7.4 Komunikasi

Bersambung

commit to user
library.uns.ac.id 25
digilib.uns.ac.id

Sambungan

7.4.1 Umum

7.4.2 Komunikasi internal

7.4.3 Komunikasi eksternal

7.5 Informasi yang didokumentasikan

7.5.1 Umum

7.5.2 Membuat dan memperbarui

7.5.3 Pengendalian informasi yang terdokumentasi

8 Operasi

8.1 Perencanaan dan kendali operasional

8.1.1 Umum

8.1.2 Menghilangkan bahaya dan mengurangi risiko K3

8.1.3 Manajemen perubahan

8.1.4 Pengadaan

8.1.4.1 Umum

Bersambung

commit to user
library.uns.ac.id 26
digilib.uns.ac.id

Sambungan

8.1.4.2 Kontraktor

8.1.4.3 Outsourcing

8.2 Kesiapsiagaan dan tanggap darurat

9 Evaluasi kinerja

9.1 Pemantauan, pengukuran, analisis, dan evaluasi

kinerja

9.1.1 Umum

9.1.2 Evaluasi kepatuhan

9.2 Audit internal

9.2.1 Umum

9.2.2 Program audit internal

9.3 Tinjauan manajemen

10 Perbaikan

10.1 Umum

Bersambung

commit to user
library.uns.ac.id 27
digilib.uns.ac.id

Sambungan

10.2 Insiden, ketidaksesuaian, dan tindakan korektif

10.3 Perbaikan berkelanjutan


Sumber : ISO 45001:2018

4. Perbandingan ISO 45001: 2018 dan OHSAS 18001: 2007.

Menurut Setiaman (2018) terdapat banyak perbedaan antara ISO 45001:

2018 dengan OHSAS 18001: 2007. Namun perbedaan utamanya adalah

bahwa ISO 45001: 2018 berkonsentrasi pada interaksi antara organisasi dan

lingkungan bisnisnya sementara OHSAS 18001: 2007 berfokus pada

pengelolaan bahaya kesehatan dan keselamatan kerja serta masalah internal

lainnya. Perbedaan lain antara ISO 45001: 2018 dan OHSAS 18001

diantaranya adalah:

a. ISO 45001 berbasis proses, sedangkan OHSAS 18001 berbasis

prosedur.

b. ISO 45001 dinamis dalam semua klausa sedangkan OHSAS 18001

tidak.

c. ISO 45001 mempertimbangkan risiko dan peluang, sedangkan OHSAS

18001 berurusan secara eksklusif dengan risiko.

d. ISO 45001 memasukkan pandangan pihak yang berkepentingan,

sedangkan OHSAS 18001 tidak.

commit to user
library.uns.ac.id 28
digilib.uns.ac.id

Sedangkan menurut Masjuli, dkk (2017), ada perbedaan mendasar

antara ISO 45001 dengan OHSAS 18001 yaitu:

(b) Organisasi/ industri perlu menentukan konteks internal dan eksternal

yang mempengaruhi organisasi/ industri dalam SMK3.

(c) Dalam ISO 45001 tidak diperlukan menunjuk seorang wakil

manajemen.

(d) Dalam merencanakan kegiatan ISO 45001 organisasi/ industri harus

menentukan risiko dan peluang K3 yang mempengaruhi organisasi/

industri.

(e) Risiko yang berkaitan dengan K3 adalah terkait dengan bahaya dan

persyaratan hukum dan persyaratan lain serta konteks organisasi/

industri secara menyeluruh; dan

(f) Organisasi/ industri harus merencanakan tindakan untuk mengatasi

risiko terkait dengan ancaman, peluang K3 dan mengevaluasi

efektivitasnya.

Meskipun terdapat beberapa perubahan, tujuan keseluruhan ISO 45001

tetap sama seperti OHSAS 18001, yaitu untuk mengurangi risiko yang tidak

dapat diterima dan memastikan keselamatan dan kesejahteraan semua orang

yang terlibat dalam kegiatan organisasi (Mahendra, 2016).

Salah satu tujuan dari perubahan standar manajemen OHSAS 18001

menjadi ISO 45001:2018 untuk mengoptimalkan proses integrasi dengan

commit to user
library.uns.ac.id 29
digilib.uns.ac.id

standar manajemen internasional lainnya, yaitu ISO 9001:2015 tentang

sistem manajemen mutu dan ISO 14001:2015 tentang sistem manajemen

lingkungan (Masjuli, 2018). Salah satu tujuan integrasi sistem

manajemen ini untuk membuat proses implementasinya menjadi lebih

efisien dan efektif, misalnya proses audit baik internal maupun

eksternal. Organisasi yang telah melakukan implementasi OHSAS 18001

diberikan kesempatan untuk persiapan perubahan sertifikasi ISO

45001:2018 selama 3 tahun setelah standar tersebut dikeluarkan (Masjuli

dkk, 2017).

Adapun Hoover, (2019) mengemukakan terdapat 15 perbedaan ISO

45001 dan OHSAS 18001 :

a. Perbedaan struktur.

Perbedaan pertama adalah terkait dengan struktur. ISO 45001

berdasarkan kepada ISO Guide 83 (annex SL) yang mengatur

struktur umum level tinggi, teks dan istilah umum serta definisi

untuk generasi sistem manajemen yang baru (ISO 9001, ISO 14001

dan lain-lain). Struktur ini bertujuan untuk memfasilitasi proses dan

integrasi dengan beberapa sistem manajemen yang terharmonisasi,

terstruktur dan efisien. Struktur ISO 45001 adalah sebagai berikut:

1) Scope

2) Normative References

commit to user
library.uns.ac.id 30
digilib.uns.ac.id

3) Terms and Definitions

4) Context of the Organization

5) Leadership

6) Planning

7) Support

8) Operation

9) Performance Evaluation

10) Improvement

Sedangkan struktur OHSAS 18001 adalah:

1) Scope

2) Referensi Publikasi

3) Terms and Definitions

4) OH&S management system requirements

Terlihat jelas dalam perbandingan struktur di atas bahwa terdapat

penambahan klausul dalam ISO 45001. Hal ini berarti ada beberapa

pembahasan klausul yang baru atau lebih detail dalam ISO 45001.

b. Perbedaan Definisi

ISO 45001 menyertakan beberapa konsep fundamental yang

berubah seperti risiko, pihak terkait (interested party) dan tempat

kerja (workplace).

commit to user
library.uns.ac.id 31
digilib.uns.ac.id

c. Istilah baru

Pada ISO 45001, beberapa istilah baru juga dimasukkan seperti

monitoring, measurement, effectiveness, dan OH&S Opportunity.

Istilah baru ini tentunya akan berdampak kepada pelaksanaan model

sistem manajemen yang diterapkan.Sebagai contoh, ISO 45001 ini

memperkenalkan kepada kita konsep OH&S Opportunity yang

berarti “circumstance or set of circumstances that can lead to

improvement of OH&S performance”.

OH&S Opportunity ini harus kita identifikasi bersamaan dengan

identifikasi risiko (risk identification). Konsep ini jelas berbeda

dengan konsep OHSAS 18001 yang hanya mengidentifikasi risiko

tanpamengidentifikasiopportunity.Denganmengidentifikasi opport

unity, organisasi dapat menentukan hal-hal apa saja yang bisa

diambil dengan pertimbangan opportunity yang tinggi.

d. Perbedaan ISO 45001 dan OHSAS 18001 dalam tujuan

OHSAS 18001 dan ISO 45001 memiliki tujuan tertulis yang

berbeda. Jika OHSAS 18001 lebih berkonsetrasi pada pengendalian

risiko, maka ISO 45001 lebih berkonsentrasi pada meningkatkan

kinerja K3 secara proaktif.

e. Document & Record vs Documented information

Seringkali kita terpaku untuk banyak terfokus pada

pemeliharaan dokumen serta catatan (record) dalam pelaksanaan

commit to user
library.uns.ac.id 32
digilib.uns.ac.id

OHSAS 18001. Dalam ISO 45001, dokumen dan catatan

dihilangkan dan dijadikan istilah baru sebagai documented

information yang diartikan sebagai “information required to be

controlled and maintained by an organization and the medium on

which it is contained”.

ISO 45001 tidak mensyaratkan dokumen harus berupa prosedur,

cetakan kertas atau bentuk paper based lain. ISO 45001

memperbolehkan untuk documented information ini dalam format

dan media apapun dari sumber manapun.

f. Penjelasan shall, should, may dan can

Kata penghubung shall, should, may, can merupakan kata yang

banyak dipakai dalam OHSAS 18001. Kata-kata tersebut dalam

Bahasa Indonesia sekilas memiliki arti yang sama yaitu boleh atau

bisa. Namun, keempat kata-kata tersebut sebenarnya memiliki arti

yang berbeda dan sayangnya tidak dijelaskan secara jelas pada

OHSAS 18001.

Pada ISO 45001, perbedaan keempat kata tersebut langsung

dijelaskan pada bagian 0.5 contents of this document. Keempat kata

tersebut berarti:

1) Shall menunjukkan keharusan

2) Should menunjukkan rekomendasi

3) May menunjukkan izin (permission)

commit to user
library.uns.ac.id 33
digilib.uns.ac.id

4) Can menunjukkan kemungkinan atau kapabilitas.

g. Fokus kepada organization context.

Pada ISO 45001, fokus yang lebih kuat diberikan kepada

organization context. Organisasi diminta untuk melihat lebih luas

dari isu keselamatan dan kesehatan kerjanya sendiri dan harus

menyadari apa yang masyarakat harapkan dari mereka, tentu dalam

isu keselamatan dan kesehatan kerja. Dalam klausul 4.1 disebutkan:

“The organization shall determine external and internal issues that

are relevant to its purpose and that affect its ability to achieve the

intended outcome(s) of its OH&S Management System”.

h. Keberadaan Management Representative.

Beberapa organisasi yang menggunakan OHSAS 18001

mendelegasikan tanggung jawab dari keselamatan dan kesehatan

kerja kepada seorang safety manager daripada harus

mengintegrasikan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan

kerja ke operasi organisasi. ISO 45001 mengharuskan kerjasama

dalam pelaksanaan aspek keselamatan dan kesehatan kerja pada

semua sistem manajemen organisasi sehingga mengharuskan top

management untuk dapat mengambil peran kepemimpinan yang

lebih kuat.

commit to user
library.uns.ac.id 34
digilib.uns.ac.id

Pada standar OHSAS 18001, manajemen puncak akan

menunjuk seorang wakil manajemen yang akan mengurus banyak

tugas sehari-hari dari Sistem Manajemen K3, namun ini mengalami

perubahan dalam ISO 45001. ISO 45001 meletakkan akuntabilitas

kinerja sistem Manajemen K3 tepat pada manajemen puncak

organisasi, tetapi manajemen puncak boleh menyerahkan

wewenang untuk melaporkan kinerja Sistem Manajemen K3 kepada

individu (kadang-kadang disebut sebagai manajemen perwakilan),

anggota manajemen puncak atau beberapa individu.

i. Partisipasi dan Konsultasi dari non-managerial workers

ISO 45001 menyusun 3 tingkat jenjang karir pekerja yaitu: top

management, managerial worker, dan non-managerial worker.

Dalam hal jumlah, biasanya jumlah pekerja dalam posisi non-

managerial worker lebih banyak daripada posisi yang lain. Selain

jumlahnya banyak, mereka pekerja dalam posisi non-managerial

worker juga terpapar langsung dengan risiko-risiko di tempat kerja.

Namun, alasan-alasan tersebut kadang tidak membuat posisi non-

managerial worker kuat dalam Sistem Manajemen Keselamatan

Kerja.

Klausul 5.4 ISO 45001 merupakan klausul khusus yang

membahas partisipasi dan konsultasi pekerja khususnya pekerja

dalam posisi non-managerial worker. Partisipasi dan

commit to user
library.uns.ac.id 35
digilib.uns.ac.id

konsultasi non-managerial worker inilah yang tidak dibahas secara

spesifik dalam OHSAS 18001.

Hal yang diperluas untuk melibatkan partisipasi pekerja non-

managerial antara lain:

1) Identifikasi bahaya, risiko dan peluang (opportunities).

2) Penentuan tindakan eliminasi bahaya dan pengendalian risiko

K3.

3) Penentuan persyaratan kompetensi, kebutuhan pelatihan,

pelatihan dan evaluasi pelatihan.

4) Investigasi kecelakaan dan tindakan pengendaliannya.

Hal yang diperluas untuk melibatkan konsultasi pekerja non-

manajerial antara lain:

1) Kebijakan K3

2) Target K3

3) Pemenuhan legal

4) Pelaksanaan program audit

j. Perencanaan (planning)

OHSAS 18001 tidak menyebutkan hal yang harus dijadikan

pertimbangan dalam proses perencanaan. ISO 45001 menyebutkan

4 hal yang harus dijadikan pertimbangan, yaitu:

commit to user
library.uns.ac.id 36
digilib.uns.ac.id

1) Isu-isu yang telah dijelaskan pada organizational context.

2) Persyaratan yang dijelaskan pada interested parties.

3) Ruang lingkup dari Sistem Manajemen K3.

4) Penyusunan dari risiko dan peluang.

Adapun yang harus dibuat dalam perencanaan untuk mencapai

Objektif K3 adalah:

1) What will be done.

2) What resources will be required.

3) Who will be responsible.

4) When it will be completed.

5) How results will be evaluated.

6) How the actions to achieve OH&S objectives will be integrated

into the organizations business process.

k. Identifikasi bahaya

ISO 45001 dan OHSAS 18001 memiliki kesamaan dalam

identifikasi bahaya yaitu mengharuskan untuk ongoing dan

proactive. ISO 45001 memasukkan beberapa pertimbangan baru

dalam identifikasi bahaya yang tidak disebutkan dalam OHSAS

18001.

Pertimbangan baru dalam identifikasi bahaya ISO 45001:

commit to user
library.uns.ac.id 37
digilib.uns.ac.id

1) Faktor sosial meliputi beban kerja, jam kerja, victimization,

harrasement dan bullying.

2) Kecelakaan kerja baik internal atau eksternal organisasi,

termasuk juga kejadian gawat darurat dan penyebabnya.

3) Potensi situasi darurat.

4) Perubahan dari pengetahuan terhadap bahaya.

l. Penilaian peluang (opportunities)

Opportunities adalah konsep baru pada ISO 45001 yang tidak

dimiliki oleh OHSAS 18001. Organisasi harus memelihara proses

untuk :

1) Peluang K3 untuk meningkatkan performa K3 termasuk peluang

dalam adaptasi terhadap pekerjaan, organisasi kerja serta

lingkungan pekerja.

2) Peluang lain untuk meningkatkan sistem manajemen K3.

m. K3 dalam procurement (outsourcing dan kontraktor)

ISO 45001 mengharuskan organisasi mengendalikan risiko

Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam pengadaan barang dan jasa

yang dilakukan dengan proses outsourcing ataupun kontraktor.

Klausul spesifik kontraktor terdapat di klausul 8.1.4.2 sedangkan

klausul untuk outsourcing disebutkan di klausul 8.1.4.3. Adanya

klausul spesifik untuk outsourcing dan kontraktor inilah yang

commit to user
library.uns.ac.id 38
digilib.uns.ac.id

berbeda dengan OHSAS 18001 di mana OHSAS 18001

memasukkan keduanya dalam klausul 4.4.6 operational control.

Organisasi direkomendasikan untuk dapat memverifikasi

peralatan, instalasi, dan material telah aman untuk digunakan oleh

pekerja dengan:

1) Peralatan diantar dengan spesifikasi yang sesuai dan telah diuji

agar bekerja sesuai dengan yang direncanakan.

2) Instalasi telah dilakukan untuk menjamin fungsinya sesuai

dengan yang didesain.

3) Material dikirim sesuai dengan spesifikasi.

4) Persyaratan penggunaan, peringatan, dan perlindungan lain

telah dikomunikasikan dan tersedia.

n. Klausul management of change

Manajemen perubahan bertujuan untuk meningkatkan

keselamatan dan kesehatan kerja dengan cara mengurangi bahaya

dan risiko baru dalam lingkungan kerja sebagai akibat dari

terjadinya perubahan/pergantian. Contoh penggantian yang bisa

terjadi dalam organisasi adalah tekhnologi, peralatan, fasilitas,

praktek kerja, prosedur, spesifikasi desain, bahan baku, staf, serta

standard dan regulasi.

Klausul management of change dibahas oleh ISO 45001 dalam

1 klausul tersendiri yaitu di klausul 8.1.3. Hal ini berbeda dengan

commit to user
library.uns.ac.id 39
digilib.uns.ac.id

OHSAS 18001 yang tidak memiliki klausul tersendiri

untuk management of change karena terintegrasi seperti dalam

klausul 4.3.1 dan 4.4.6.

o. Klausul Improvement

ISO 45001 mengharuskan organisasi untuk menentukan

peluang improvement (peningkatan) dan melakukan tindakan yang

dibutuhkan untuk mencapai hasil yang diharapkan dalam sistem

manajemen K3. Klausul improvement merupakan klausul 10 yang

menjadi klausul terakhir dalam ISO 45001. Dalam OHSAS 18001,

tidak ada khusus klausul untuk membahas spesifik terkait

dengan improvement namun tetap terintegrasi dengan beberapa

klausul lain. Dalam melakukan improvement, organisasi bisa

melakukan investigasi kecelakaan, perbaikan ketidaksesuaian dan

tindakan perbaikan serta program improvement lain.

Organisasi dapat meningkatkan (improve) kesesuaian,

kecukupan dan efektifitas dari manajemen K3 dengan :

1) Meningkatkan performa Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

2) Promosi budaya yang mendukung sistem manajemen

Keselamatan dan kesehatan kerja.

3) Promosi partisipasi pekerja dalam menerapkan tindakan untuk

peningkatan berkelanjutan dari sistem manajemen K3.

commit to user
library.uns.ac.id 40
digilib.uns.ac.id

4) Mengkomunikasikan hasil yang relevan dari peningkatan

berkelanjutan kepada pekerja atau wakil dari pekerja.

5) Memelihara documented information sebagai bukti peningkatan

berkelanjutan.

5. Langkah-langkah transisi OHSAS 18001: 2007 ke ISO 45001: 2018

Menurut Aristian (2018) terdapat beberapa langkah-langkah yang

disarankan dalam masa transisi dari OHSAS 18001 menuju ke standar ISO

4500: 2018 antara lain adalah sebagai berikut :

a. Membuat perencanaan proses transisi dan implementasi ISO 45001.

Organisasi diminta menujuk pihak yang akan bertanggungjawab

terhadap proses migrasi ke ISO 45001.

b. Mempelajari persyaratan baru ISO 45001.

Sebagai langkah awal organisasi diminta untuk memiliki persyaratan

baru dari ISO 45001. Pihak yang bertanggungjawab harus memahami

persyaratan di ISO 45001. Proses pemahaman bisa dilakukan secara

mandiri atau dengan mendatangkan trainer yang berkompeten. Dari

pemahaman ini akan dapat diidentifikasi kesenjangan dan menganalisa

gap antara OHSAS 18001 dan ISO 45001 dalam aktifitas organisasi

c. Melakukan training dan kesadaran ISO 45001.

Memastikan kebutuhan kompetensi baru terpenuhi dan menciptakan

kesadaran bagi semua pihak yang berdampak pada efektivitas SMK3.

Partisipasi pekerja, keterlibatan, komunikasi dan kesadaran peran

commit to user
library.uns.ac.id 41
digilib.uns.ac.id

pekerja ditingkatkan, ini termasuk peran non-manajerial dalam

penyelidikan insiden, penilaian risiko, kontrol dan pemantauan dan

kegiatan audit internal.

d. Definisikan konteks organisasi.

Konteks adalah eksternal dan internal isu yang dapat mempengaruhi

organisasi untuk mencapai tujuannya. Semua standar yang

menggunakan HLS (High Level Structure) juga akan mempersyaratkan

konteks, tetapi setiap standar memiliki ruang lingkup dan informasi

tersendiri mengenai konteksnya.

e. Tentukan kebutuhan dan harapan pekerja dan pihak berkepentingan

lainnya.

Menentukan kebutuhan dan harapan pekerja dan pihak berkepentingan

lainnya akan membantu organisasi untuk menyesuaikan arah

strategisnya. Pekerja mendapat perhatian utama dalam hal ini

disamping pihak berkepentingan lainnya. Pihak berkepentingan

didefenisikan sebagai orang atau organisasi yang terpengaruh atau dapat

mempengaruhi kegiatan dan atau keputusan organisasi.

f. Tinjau kembali ruang lingkup dari SMK3.

Masa transisi ini adalah saat yang tepat untuk mempertimbangkan

kembali ruang lingkup SMK3 organisasi, apakah sudah mencakup

semua aktifitas organisasi.

g. Demontrasikan kepemimpinan dan komitmen pimpinan puncak.

commit to user
library.uns.ac.id 42
digilib.uns.ac.id

Persyaratannya mirip dengan komitmen manajemen dalam versi

sebelumnya, dan versi baru menempatkan penekanan yang lebih besar

pada kepemimpinan. Demonstrasi kepemimpinan melalui pengambilan

akuntabilitas untuk SMK3, menyediakan sumber daya, dan menetapkan

Kebijakan K3 dan tujuan.

h. Sesuaikan objektif atau target K3 dengan strategi perusahaan.

SMK3 organisasi harus kompatibel dengan arah strategis perusahaan.

Dalam ISO 45001 ada persyaratan untuk membuat rencana dalam

mencapai tujuan.

i. Melakukan penilaian resiko dan peluang.

Menurut standar baru, risiko dan peluang harus diatasi. Bukan hanya

resiko dan peluang dalam hal bahaya. Tetapi juga pada kemampuan

organisasi untuk mencapai hasil yang diinginkan serta keefektifan

SMK3.

j. Identifikasi dan evaluasi bahaya K3.

Standar baru ISO 45001 tidak membawa terlalu banyak perubahan

dalam hal ini, tetapi ini adalah kesempatan yang baik dan peluang besar

untuk mengevaluasi kembali bahaya dalam kesehatan dan keselamatan

kerja suatu organisasi.

k. Tentukan kewajiban kepatuhan.

Tidak banyak perbedaan dengan OHSAS 18001. Persyaratan untuk

mematuhi persyaratan undang-undang dan peraturan sudah ada dalam

commit to user
library.uns.ac.id 43
digilib.uns.ac.id

OHSAS 18001. Selain persyaratan kepatuhan ini, standar baru juga

mencakup pihak yang berkepentingan dan kebutuhan serta harapan

mereka untuk diamati sebagai kewajiban kepatuhan.

l. Mengontrol informasi yang terdokumentasi.

Dalam OHSAS 18001 kontrol informasi terdokumentasi harus mengacu

pada manual, prosedur, instruksi kerja dan catatan. Organisasi diminta

untuk mengganti semua kata OHSAS 18001 dengan ISO 45001 serta

mensesuaikan nomor klausul OHSAS dengan nomor klausul ISO

45001. Organisasi kini memiliki kebebasan lebih dalam memutuskan

bagaimana mendokumentasikan dan mengelola informasi yang

didokumentasikannya.

m. Kontrol Operasional.

Versi baru membutuhkan kontrol proses yang lebih baik, termasuk

kriteria operasi dan menerapkan kontrol proses sesuai dengan kriteria.

n. Evaluasi kinerja.

Tujuan evaluasi kinerja adalah untuk mengevaluasi kinerja dan

efektivitas SMK3 organisasi. Standar baru sangat menekankan

pentingnya pengukuran dan pelaporan, terutama mengenai evaluasi

kinerja. Selain itu, proses audit internal dan tinjauan manajemen

merupakan alat yang sangat berguna untuk menentukan kondisi dan

kinerja SMK3. Meskipun teknik untuk melakukan audit internal dan

commit to user
library.uns.ac.id 44
digilib.uns.ac.id

tinjauan manajemen tetap sama, ada perubahan dalam elemen input dari

tinjauan dan persyaratan manajemen yang diaudit selama audit internal.

o. Perbaikan yang berkesinambungan.

Organisasi harus mempertimbangkan hasil dari analisis dan evaluasi

kinerja SMK3, evaluasi kepatuhan, audit internal dan tinjauan

manajemen saat mengambil tindakan untuk perbaikan yang

berkesinambungan.

commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 45

Tabel 2. Perbandingan antara ISO 45001:2018 dan OHSAS 18001:2007


ISO 45001 : 2018 OHSAS 18001 : 2007 Penjelasan
1 Ruang lingkup 1 Ruang lingkup Klausul ini hampir sama untuk kedua

standar.

2 Acuan normative 2 publikasi referensi ISO/ DIS 45001 tidak memiliki

referensi normatif.

3 Ketentuan dan definisi 3 ketentuan dan definisi Kedua standar memberikan definisi

untuk istilah yang digunakan dalam

teks.

4 Konteks organisasi -

4.1Memahami organisasi dan - organisasi perlu menentukan

konteksnya konteks eksternal dan internal yang

memengaruhi organisasi dan sistem

manajemen K3.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 46

4.2 Memahami kebutuhan dan harapan - Pihak yang berkepentingan disebutkan

pekerja dan pihak berkepentingan beberapa kali dalam OHSAS 18001,

lainnya tetapi tidak ada persyaratan eksplisit

untuk identifikasi dan identifikasi

mereka kebutuhan dan harapan

mereka. Lebih lanjut, ISO / DIS 45001

membedakan pekerja dari pihak-pihak

lain yang berkepentingan untuk

menekankan pentingnya mereka

4.3 Menentukan ruang lingkup sistem 4.1 Persyaratan umum Kedua standar tersebut memerlukan

manajemen K3 definisi ruang lingkup sistem

manajemen K3; hanya ISO / DIS

45001 yang menjelaskan persyaratan

untuk ruang lingkup lebih rinci.


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 47

Mendokumentasikan ruang lingkup

sistem manajemen K3 diperlukan

oleh kedua standar.

4.4 Sistem manajemen K3 4.1 persyaratan umum persyaratannya sama untuk kedua

standar.

5 kepemimpinan dan partisipasi pekerja 4.4.3 Komunikasi, partisipasi dan konsultasi

5.1 kepemimpinan dan komitmen 4.4.1 Sumber daya, peran, tanggung jawab, Kedua standar memiliki persyaratan

akuntabilitas dan wewenang serupa mengenai manajemen puncak.

ISO / DIS 45001 tidak mengharuskan

organisasi untuk menunjuk anggota

manajemen puncak untuk

bertanggung jawab atas sistem

manajemen OH&S.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 48

5.2 Kebijakan K3 4.2 Kebijakan K3 Persyaratan untuk Kebijakan K3

adalah sama di kedua standar, hanya

lebih baik diuraikan dalam ISO / DIS

45001.

5.3 Peran, tanggung jawab, akuntabilitas, 4.4.1 Sumber daya, peran, tanggung jawab, Perbedaan utama adalah bahwa standar

dan wewenang organisasi akuntabilitas dan wewenang. baru tidak memerlukan penunjukan

perwakilan manajemen

5.4 Partisipasi dan konsultasi 4.4.3.2 Partisipasi dan konsultasi Persyaratan kedua standar hampir

sama; hanya ISO / DIS 45001 yang

mendefinisikannya secara lebih rinci.

6 Perencanaan 4.3 Perencanaan

6.1 Tindakan untuk mengatasi risiko - -

dan peluang
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 49

6.1.1 Umum - Ini adalah persyaratan yang benar-

benar baru dibandingkan dengan

OHSAS 18001. Ketika

merencanakan OH & SMS,

organisasi perlu menentukan risiko

dan peluang yang mempengaruhi

organisasi.

6.1.2 Identifikasi bahaya dan 4.3.1 Identifikasi bahaya, penilaian

penilaian risiko dan peluang risiko dan penetapan pengendalian

Persyaratan terkait identifikasi dan

6.1.2.1 Identifikasi bahaya penilaian bahaya K3 adalah sama di

kedua standar; hanya ISO / DIS 45001

yang memberikan rincian lebih lanjut.


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 50

Risiko yang terkait dengan sistem

6.1.2.2 Penilaian risiko K3 dan risiko manajemen OH&S adalah persyaratan

lain terhadap sistem manajemen K3 baru dibandingkan dengan OHSAS

18001; klausa ini tidak hanya

mencakup risiko terkait bahaya tetapi

juga risiko terkait persyaratan hukum

dan lainnya serta konteks keseluruhan

organisasi.

6.1.2.3 penilaian peluang K3 dan - Peluang hanya disebutkan dalam ISO/

peluang lainnya DIS 45001, dan sub ayat ini

mendefinisikan peluang seperti apa

yang harus diatasi.

6.1.3 Penentuan persyaratan hukum 4.3.2 Peraturan perundangan dan Kedua standar mengharuskan

yang berlaku dan persyaratan lainnya persyaratan lainnya organisasi untuk menetapkan proses
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 51

identifikasi persyaratan hukum dan

lainnya, dan juga untuk

mendokumentasikan hukum dan

persyaratan lainnya.

6.1.4 Merencanakan tindakan Organisasi harus merencanakan

tindakan untuk mengatasi risiko yang

ditentukan terkait dengan ancaman

dan peluang dan mengevaluasi

efektivitasnya

6.2 Objektif/ sasaran K3 dan perencanaan 4.3.3 Tujuan dan program Persyaratannya tetap sama, tetapi

untuk mencapainya dijabarkan lebih lanjut dalam yang

6.2.1 Objektif/ Sasaran K3 baru

6.2.2 Perencanaan untuk mencapai

sasaran K3
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 52

7 Dukungan 4.4 Penerapam dan operasi

7.1 Sumberdaya 4.4.1 Sumber daya, peran, tanggung jawab, Persyaratan mengenai penyediaan

akuntabilitas dan wewenang sumber daya untuk kedua standar

adalah sama, tetapi standar baru

menekankan penyediaan sumber daya

dengan membagi mereka menjadi

Klausa yang terpisah.

7.2 Kompetensi 4.4.2 Kompetensi, pelatihan dan kepedulian Persyaratannya sama, hanya dijelaskan

lebih lanjut dalam ISO / DIS 45001

7.3 Kesadaran oleh pembagian ke dalam klausa yang

terpisah

7.4 Komunikasi 4.4.3.1 Komunikasi Persyaratan kedua standar hampir

7.4.1 Umum sama, hanya saja diuraikan lebih detail

7.4.2 Komunikasi internal dalam ISO/DIS 45001.


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 53

7.4.3 Komunikasi eksternal

7.5 Informasi yang terdokumentasi 4.4.4 Dokumentasi Dokumen dan catatan sekarang

7.5.1 Umum 4.4.5 Pengendalian dokumen termasuk dalam kategori yang sama –

7.5.2 Membuat dan memperbarui 4.5.4 kontrol catatan terdokumentasi informasi. Persyaratan

7.5.3 Pengendalian informasi yang kedua standar tersebut setara.

terdokumentasi

8 Operasi 4.4 Implementasi dan operasi

8.1 Perencanaan dan kontrol operasional 4.4.6 Kontrol operasional Persyaratan kedua standar hampir

sama; hanya ISO / DIS 45001 memiliki

subh klausa terpisah untuk manajemen

perubahan dan alih daya proses

8.1.2 menghilangkan bahaya dan 4.3.1 identifikasi bahaya, penilain risiko dan Hirarki lebih baik didefinisikan dalam

mengurangi risiko K3 menentukan kontrol ISO/ DIS 45001 dan sedikit diubah.

Sementara OHSAS 18001


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 54

menempatkannya di dalam klausa

dengan persyaratan yang lain. ISO/

DIS 45001 memilikinya secara terpisah

untuk menekankan pentingnya.

8.1.3 manajemen perubahan 4.3.1 identifikasi bahaya, penilaian risiko

dan kontrol pengendalian.

8.1.4 pengadaan 4.4.6 kontrol operasional Persyaratan kedua standar hampir

8.1.4.1 umum sama, hanya diuraikan lebih detail

dalam ISO / DIS 45001 dan disimpan

sebagai klausa terpisah.

8.1.4.2 kontraktor 4.3.1 identifikasi bahaya, penilaian risiko Persyaratan kedua standar hampir

dan kontrol pengendalian. sama, hanya diuraikan lebih detail

4.4.3.1 komunikasi dalam ISO / DIS 45001 dan disimpan

4.4.3.2 partisipasi dan konsultasi sebagai klausa terpisah.


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 55

4.4.6 kontrol operasional

8.1.4.3 outsourcing 4.3.2 peraturan perundangan dan

persyaratan lainnya

4.4.3.1 komunikasi

4.4.6 kontrol operasional

8.2 kesiapsiagaan dan tanggap darurat 4.4.7 kesiapsiagaan dan tanggap darurat Persyaratannya hampir sama, tetapi

dijabarkan lebih lanjut dalam standar

baru.

9. Evaluasi kinerja 4.5 Pemeriksaan

9.1 pemantauan, pengukuran, analisis dan Klausul baru mensublimasukan semua

evaluasi kinerja 4.5.1 Pemantauan dan pengukuran kinerja persyaratan pemantauan dan

9.1.1 umum pengukuran, termasuk persyaratan

hukum dan lainnya, kinerja OH& S,

operasional kontrol dll


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 56

9.1.2 evaluasi kepatuhan 4.5.2 evaluasi kepatuhan Persyaratannya sama. Lihat contoh

dokumen disini : catatan evaluasi

kepatuhan

9.2 audit internal 4.5.5 audit internal Persyaratannya setara, tetapi standar

9.2.1 umum baru telah membagi klausa menjadi dua

9.2.2 program audit internal sub Klausa untuk menekankan

beberapa elemen internal audit, seperti

tujuan audit dan proses audit.

Perbedaan utamanya adalah bahwa

standar baru tidak memerlukan

prosedur yang terdokumentasi.

9.3 tinjauan manajemen 4.6 tinjauan manajemen Persyaratannya setara

10 Peningkatan -

10.1 Umum 4.6 tinjauan manajemen


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 57

10.2 Insiden, ketidaksesuaian, dan 4.5.3 investigasi insiden, ketidak sesuaian, ISO/ DIS 45001 tidak memiliki

tindakan korektif tindakan korektif dan tindakan pencegahan. tindakan pencegahan, yang

4.5.3.1 Investigasi insiden menyelaraskan dengan versi baru dari

4.5.3.2 ketidaksesuaian, tindakan korektif, standar sistem manajemen lainnya.

dan tindakan pencegahan Juga investigasi insiden digabungkan

dengan ketidaksesuaian dan tindakan

korektif karena proses yang sama dapat

digunakan untuk penyelidikan insiden

dan ketidaksesuaian, dan keduanya

diselesaikan dengan tindakan korektif.

10.3 Peningkatan berkelanjutan 4.2 kebijakan K3 Standar baru ini menunjukkan perlunya

4.3.3 Tujuan dan program menggunakan semua informasi yang

4.6 Tinjauan manjemen tersedia untuk terus meningkatkan

sistem manajemen K3.


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 58

Lampiran A – Bimbingan untuk Lampiran A menjelaskan struktur baru

penggunaan stamdar ISO/ DIS 45001, bersama

dengan penjelasan masing-masing

klausa dan persyaratannya.

Sumber : Advisera, 2016.


library.uns.ac.id 59
digilib.uns.ac.id

6. Persentase penilaian evaluasi pemenuhan dokumen OHSAS 18001: 2007

sebagai persyaratan menuju ISO 45001: 2018.

Menurut ISO 45001 (2018) yang dimaksud dengan kesesuaian adalah

pemenuhan persyaratan, sedang ketidaksesuaian adalah tidak memenuhi

persyaratan. Persentase dilakukan untuk mengetahui kesesuaian dan

pemenuhan dokumen persyaratan untuk migrasi ke ISO 45001: 2018,

dengan membandingkan kondisi di lapangan yang diperoleh melalui

observasi, wawancara serta pemeriksaan dokumen serta membuat gap

analysis, mengisi ceklist dari masing-masing pertanyaan pada setiap klausul

ISO 45001: 2018 serta menghitung persentase kesesuaian masing-masing

elemen pada klausul ISO 45001: 2018.

Perhitungan pencapaian pemenuhan tiap elemen ISO 45001: 2018

diperoleh menggunakan skoring dengan ketentuan sebagai berikut :

Tabel 3. Ketentuan skoring penerapan OHSAS 18001: 2007 berdasarkan


ISO 45001: 2018.
Pemenuhan Skor Keterangan
Terpenuhi dan sesuai 100 % Penerapan sudah
sesuai dan memenuhi
persyaratan.
Belum diterapkan atau
Belum terpenuhi dan 0% sudah diterapkan
tidak sesuai namun belum
memenuhi
persyaratan.

commit to user
library.uns.ac.id 60
digilib.uns.ac.id

Selanjutnya hasil skoring dilakukan perhitungan persentase pemenuhan

menggunakan rumus persentase yang dikemukakan oleh Sudjono dalam

Ramadani (2010) sebagai berikut :

𝑓
P = 𝑁 𝑋 100%

Keterangan : P = Angka persentase pencapaian

F = Frekuensi kesesuaian

N = Jumlah total pertanyaan

commit to user
library.uns.ac.id 61
digilib.uns.ac.id

B. Kerangka Pemikiran

Sistem Manajemen K3

Sistem Manajemen K3
mengadopsi OHSAS 18001 Migrasi ke ISO 45001: 2018
: 2007

Identifikasi dokumen SMK3 perusahaan


mengadopsi OHSAS 18001 : 2007

Identifikasi dokumen ISO 45001 : 2018

Analisa dan Evaluasi persyaratan dan pemenuhan dokumen


pada 10 klausul ISO 45001 : 2018

Sesuai Belum sesuai

Telah memenuhi Belum memenuhi


dokumen persyaratan dokumen persyaratan
ISO 45001: 2018 ISO 45001: 2018

Dapat melakukan Belum dapat untuk


persiapan untuk melakukan migrasi ke
migrasi ke standar ISO ISO 45001: 2018
45001: 2018

commit to user

Anda mungkin juga menyukai