Anda di halaman 1dari 107

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI MEDITASI MENDENGARKAN

AYAT SUCI AL-QUR’AN (AR-RAHMAN) TERHADAP PENURUNAN

HIPERTENSI LANSIA DI DESA PASAR BANJIT TAHUN 2021

SKRIPSI

OLEH :

TRI SUPRIYONO

NIM. 2019206203144P

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

PRINGSEWU LAMPUNG

TAHUN 2021
PENGARUH TEKNIK RELAKSASI MEDITASI MENDENGARKAN

AYAT SUCI AL-QUR’AN (AR-RAHMAN) TERHADAP PENURUNAN

HIPERTENSI LANSIA DI DESA PASAR BANJIT TAHUN 2021

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan Program Pendidikan

Sarjana Keperawatan

Diajukan Oleh :

TRI SUPRIYONO

NIM. 2019206203144P

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

PRINGSEWU LAMPUNG

TAHUN 2021
ii

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


PENGARUH TEKNIK RELAKSASI MEDITASI MENDENGARKAN AYAT
SUCI AL-QUR’AN (AR-RAHMAN) TERHADAP PENURUNAN HIPERTENSI
LANSIA DI DESA PASAR BANJIT TAHUN 2021
Tri Supriyono
xvii + 88 Halaman + Tabel 7 + Gambar 2 + 8 Lampiran
ABSTRAK
Pendahuluan : Hasil Riset Kesehatan Dasar yang di lakukan di Indonesia menunjukkan
bahwa proporsi penyebab kematian tertinggi adalah PTM, yaitu penyakit kardiovaskuler
(31,9%) termasuk hipertensi (6,8%), dan stroke (15,4%). Berdasarkan hasil survey Riset
Kesehatan Dasar Nasional atau Riskesdas (2018) bahwa penyakit hipertensi di Indonesia
memiliki prevelensi yang sangat tinggi, yaitu sebesar 25,8% (Ainiyah et al, 2019).
Beberapa intervensi yg dapat di lakukan untuk memenajemen pasien hipertensi agar
dapat terkontrol tekanan darahnya yaitu dengan terapi farmakologi dan nonfarmakologi.
Relaksasi meditasi adalah proses yang dapat dilakukan untuk menenangkan pikiran dari
kehidupan sehari-hari dan berhasil memberikan efek psiologis dalam tubuh klien antara
lain tekanan darah, penurunan konsumsi oksigen, menurunkan ketegangan otot
menurunkan kecepatan metabolisme (Aprillia,2011). Dengan mendengarkan surah ar
rahman dengan khusyu dan memahami artinya diharapkan klien menjadi lebih rileks,
lebih tenang yang akhirnya menghasilkan adanya penurunan pada tekanan darah tinggi
pada klien, terlebih pada ayat yang berbunyi Fabiayyi ala irobbikuma tukadziban yang
diulang sebanyak 31 kali diharapkan untuk manusia akan tetap bersyukur dengan nikmat
dan rahmat yang Allah berikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
teknik relaksasi meditasi mendengarkan ayat suci al-quran terhadap penurunan hipertensi
lansia di rumah tahun 2021.
Metode : Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, menggunakan metode quasi
eksperimen. Tujuan dari metode ini ialah untuk menjelaskan hubungan- hubungan,
mengapa suatu peristiwa terjadi atau keduanya. Rancangan penelitian yang digunakan
adalah kontrol group pretest- posttest design. Desain ini dilakukan dengan cara
memberikan pretest (pengamatan awal) terlebih dahulu sebelum diberikan intervensi,
setelah itu diberikan intervensi, kemudian dilakukan posttest atau pengamatan akhir
(Notoatmodjo, 2010:15).
Hasil : Hasil analisa univariat diketahui bahwa sebelum dilakukan intervensi rata-rata
tekanan darah responden adalah 158.47, tekanan darah terendah adalah 148 dan tekanan
darah tertinggi adalah 171. Hasil bivariat Hasil uji statistik menggunakan paired test
diketahui bahwa p-value yaitu 0,000, sehingga Ha diterima, Hal ini menunjukan bahwa
terdapat pengaruh teknik relaksasi meditasi terhadap penurunan hipertensi.
Kata kunci : Hipertensi, Lansia, Meditasi

Kepustakaan : 36 (2005-2019)

iii

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


THE EFFECT OF MEDITATION RELAXATION TECHNIQUES LISTENING
TO THE SUCCESS OF THE QUR'AN (AR-RAHMAN) ON REDUCING
HYPERTENSION ELDERLY IN THE VILLAGE OF PASAR BANJIT IN 2021

Tri Supriyono

xvii + 88 Page + Table 7 + Picture 2 + 8 Attacvment


ABSTRACT
Introduction: The results of the Basic Health Research conducted in Indonesia showed
that the highest proportion of causes of death were PTM, namely cardiovascular disease
(31.9%) including hypertension (6.8%), and stroke (15.4%). Based on the results of the
National Basic Health Research survey or Riskesdas (2018) that hypertension in
Indonesia has a very high prevalence, which is 25.8% (Ainiyah et al, 2019). Several
interventions that can be done to manage hypertensive patients so that their blood
pressure can be controlled are pharmacological and non-pharmacological therapies.
Meditation relaxation is a process that can be done to calm the mind from everyday life
and successfully provides psychological effects on the client's body, including blood
pressure, decreased oxygen consumption, decreased muscle tension, decreased metabolic
rate (Aprillia, 2011). By listening to surah ar rahman sincerely and understanding its
meaning, it is hoped that the client will become more relaxed, calmer which ultimately
results in a decrease in high blood pressure in the client, especially in the verse that reads
Fabiayyi ala irobbikuma tukadziban which is repeated 31 times, it is hoped that humans
will remain grateful with the grace and mercy that Allah has givenThe purpose of this
study was to determine the effect of meditation relaxation techniques listening to the holy
verses of the Koran on reducing hypertension in the elderly at home in 2021.
Methods: This research is a quantitative research, using a quasi-experimental method.
The purpose of this method is to explain the relationships, why an event occurs or both.
The research design used was a control group pretest-posttest design. This design is done
by giving a pretest (initial observation) before being given an intervention, after that an
intervention is given, then a posttest or final observation is carried out (Notoatmodjo,
2010:15).
Results: The results of the univariate analysis showed that before the intervention, the
respondent's average blood pressure was 158.47, the lowest blood pressure was 148 and
the highest blood pressure was 171. Bivariate results. The results of statistical tests using
the paired test showed that the p-value was 0.000, so that ngga Ha is accepted, this shows
that there is an effect of meditation relaxation techniques on reducing hypertension.
Keywords : Hypertension, Elderly, Meditation

Literature : 36 (2005-2019)

iv

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


HALAMAN PERSETUJUAN

Telah diperiksa dan disetujui di hadapan TIM penguji skripsi

Judul penelitian : Pengaruh Teknik Relaksasi Meditasi Mendengarkan

Ayat Suci Al-Qur’an (Ar-Rahman) Terhadap

Penurunan Hipertensi Lansia Di Desa Pasar Banjit

Tahun 2021.

Nama mahasiswa : Tri Supriyono

Nim : 2019206203144P

Program studi : S1 Keperawatan Konversi

MENYETUJUI

PEMBIMBING 1 PEMBIMBING 2

Ns. DINY VELLYANA, S. Kep, MMR NUR FADHILAH, M.Kes

NBM : 1282 504 NBM : 927 023

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


HALAMAN PENGESAHAN PENELITIAN

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI MEDITASI MENDENGARKAN


AYAT SUCI AL-QUR’AN (AR-RAHMAN) TERHADAP PENURUNAN
HIPERTENSI LANSIA DI DESA PASAR BANJIT TAHUN 2021

Skripsi oleh tri supriyono ini telah diperiksa dan dipertahankan di hadapan tim
penguji Skripsi dan dinyatakan lulus pada tanggal 05 September 2021

Penguji Utama : Ns. Rita Sari, M. Kep. (...................)


NBM. 927 021

Penguji Anggota 1 : Ns. Diny Vellyana , S. Kep. .M.M.R.

NBM. 1282 504


Penguji Anggota 2 : Nur Fadhilah, M. Kes. (...................)
NBM. 927 023

Tanggal Ujian : 05 September 2021

Ketua Program
Studi

Ns. Desi Ari Madi Yati, M. Kep., Sp. Kep. Mat.


NBM. 1017 4625

Mengetahui
Dekan Fakultas Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Pringsewu

Elmi Nuryati, M.Epid


NBM. 927 024
vi

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : Tri Supriyono

NPM : 2019206203144P

Program Studi : Sarjana Keperawatan

Judul :Pengaruh Teknik Relaksasi Meditasi Mendengarkan Ayat Suci Al-

Qur’an (Ar-Rahman) Terhadap Penurunan Hipertensi Lansia Di

Desa Pasar Banjit Tahun 2021

Dengan ini menyatakan bahwa:

1. Skripsi yang saya buat tidak pernah atau belum pernah di buat oleh orang lain

dan saya menjamin orisinalitas skripsi yang saya buat.

2. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam larya tulis ilmiah

tersebut, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan perundang-

undangan. Demikian surat pernyataan ini di buat sebenarnya dan dapat

dipertanggung jawabkan.

Pringsewu, 05 September 2021

Penulis

Tri Supriyono

vii

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan Hidayah- Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian yang berjudul Pengaruh

Teknik Relaksasi Meditasi mendengarkan Ayat Suci Al-Quran (Ar-Rahman)

Terhadap Penurunan Hipertensi Lansia Di Rumah Tahun 2021. pada kesempatan

ini perkenankan penulis menghaturkan rasa terima kasih kepada yang terhormat :

1. Drs. Wanawir, MM, M.Pd., selaku Rektor Universitas Muhammadiyah

Pringsewu.

2. Elmi Nuryati, M.Epid., selaku Dekan Fakultas Kesehatan Universitas

Muhammadiyah Pringsewu.

3. Ns. Desi Ari Madiyanti, M.Kep., Sp. Kep. Mat., selaku Ketua Program

Studi S1 Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu.

4. Ns. Diny Vellyana, S. Kep, MMR., selaku pembimbing I yang telah

memberikan masukan kepada penulis.

5. Nur Fadhilah, M.Kes., selaku pembimbing II yang telah memberikan

masukan kepada penulis.

6. Ns. Rita Sari, M. Kep, selaku penguji yg telah memberikan masukan

kepada penulis.

7. Bapak / ibu dosen Universitas Muhammadiyah Pringsewu.

Semoga kebaikan serta bantuan yang telah diberikan mendapatkan balasan

yang lebih baik dan semoga proposal penelitian ini dapat bermanfaat.

Pringsewu, 05 September 2021

Tri Supriyono

viii

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS

AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK

Sebagai civitas akademik Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung, saya


yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Tri Supriyono

NIM : 2019206203144P

Program Studi : S1 Keperawatan

Jenis Karya : Skripsi

Guna mengembangkan ilmu pengetahuan kesehatan, menyetujui memberikan


kepada Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung tanpa menuntut ganti
rugi berupa materi atas karya ilmiah saya yang berjudul:

“Pengaruh Teknik Relaksasi Meditasi Mendengarkan Ayat Suci Al-Qur’an (Ar-


Rahman) Terhadap Penurunan Hipertensi Lansia Di Desa Pasar Banjit Tahun
2021”.

Dengan pernyataan ini Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung berhak


menyimpan, mengalih mediakan dalam bentuk format lain, mengelola dalam
bentuk pangkalan data, merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya selama
tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis atau pencipta dan sebagai pemilik
hak atas karya.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Banjit, Way Kanan

Pada Tanggal : 05 September 2021

Yang Menyatakan

Tri Supriyono

ix

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


PERSEMBAHAN

Dengan segala kerendahan hati penulis menhatuskan puji syukur kehadirat Allah
SWT atas limpahan rahmat serta hidayahnya. Skripsi ini penulis persembahkan
kepada:

1. Kedua orang tuaku tercinta Ubak Syarifuddin dan Umak Husmawati yang
selama ini sudah memberikan kasih sayang dan membesarkanku hingga saat
ini, kedua kakangku Untuk kedua kakakku Nofri Kurniawan dan Azam Syah
Roni yang aku banggakan, yang telah menjagaku, yang telah memberikan
semangat, doa dan dukungan selalu terhadap diriku, semoga kelak aku dapat
mengikuti jejak kalian berdua dan untuk membahagiakan kedua orangtua
kita, Aamiin. Terimakasih pula untuk kedua kakak iparku Karmila Sari dan
Vivi Handayanti, dan ke empat malaikat kecil yg memberiku semangat yang
kuat Amelia Prisa, Ramadhan Al Rizki, Fatan Al Fatih, Dan Arsyila Afiqa
Azvi. Untuk seluruh keluarga besarku yang tidak dapat ku sebutkan satu-
persatu, terimakasih atas dukungan dan nasihat-nasihatnya kepadaku.
2. Seluruh dosen Sarjana Keperawatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
yang telah memberikan ilmu dengan tulus dan maksimal, dan yg paling
khusus ibu Diny Vellyana dan bunda Nurfadhilah yg telah banyak membantu
dalam penyelesaian skripsi ini.
3. Teman-teman seperjuanganku selama di kelas konversi A, B, dan C yg tak
dapat di sebutkan satu persatu, teman-teman alumni sewaktu di Prodi
Keperawatan Kotabumi, teman-teman tongkrongan DS ONE, dan teman-
teman yg lainnya terimakasih telah memberikan dukungan selama ini.
4. Semua pihak yang sangat mendukung dan membantu menyelesaikan skripsi
ini sekali lagi penulis ucapkan terimakasih.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


RIWAYAT HIDUP PENULIS

Tri Supriyono dilahirkan pada tanggal 20 Desember 1997, putra ketiga dari bapak

Syarifuddin dan ibu Husmawati.

RIWAYAT PENDIDIKAN

SD : SD N 1 Argomulyo (2004-2010)

SMP : SMP N 1 Banjit (2010-2013)

SMA : SMA N 1 Banjit (2013-2016)

DIII :Poltekkes Kemenkes Tanjung Karang Prodi Keperawatan

Kotabumi (2016-2019)

S1 Keperawatan : Terdaftar Sebagai Mahasiswa Sarjana Keperawatan Mulai

Tahun 2019 Sampai Sekarang

xi

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


MOTTO HIDUP

Untuk Menjadi Sukses Adalah Perbaiki Kewajiban, Tingkatkan Sunnah, dan

Ubahlah Cara Berfikir Dari Yang Biasa Menjadi Luar Biasa.

IDOLA

Baginda Rasulullah Muhammad SAW

MOTIVASI

Bila Hidup Hanya Bermimpi Untuk Sukses, Itu Bukan Hidup Tetapi Hanya

Tertidur dan Bermimpi, Bangun Dari Tempat Tidur Ambil Resiko Besar Untuk

Sesuatu Yang Menakjubkan.

Man Jadda Wajada.

xii

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DEPAN ................................................................. i

HALAMAN JUDUL DENGAN SPESIFIKASI ........................................ ii

ABSTRAK ... .............................................................................................. iii

HALAMAN PERSETUJUAN USULAN PENELITIAN .......................... v

HALAMAN PENGESAHAN PENELITIAN ............................................ vi

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................... vii

KATA PENGANTAR ................................................................................ viii

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS

AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK ..................................... ix

PERSEMBAHAN ....................................................................................... ix

RIWAYAT HIDUP PENULIS ................................................................... x

RIWAYAT PENDIDIKAN ........................................................................ xi

MOTTO HIDUP ......................................................................................... xii

DAFTAR ISI .............................................................................................. xiii

DAFTAR TABEL ....................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xvi

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 6

D. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................... 7

xiii

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


E. Manfaat Penelitian .......................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Hipertensi ........................................................................................ 9

B. Penatalaksanaan Hipertensi............................................................. 14

C. Lansia .............................................................................................. 22

D. Tinjauan Umum Tentang Al-Qur’an .............................................. 27

E. Relaksasi Meditasi .......................................................................... 30

F. Kerangka Teori................................................................................ 43

G. Kerangka Konsep ........................................................................... 44

H. Hipotesis.......................................................................................... 44

BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian ............................................................................. 45

B. Variabel Penelitian .......................................................................... 46

C. Definisi Operasional........................................................................ 47

D. Populasi dan Sampel ....................................................................... 48

E. Waktu dan Tempat Penelitian ......................................................... 50

F. Etika Penelitian ............................................................................... 51

G. Instrumen Penelitian........................................................................ 52

H. Pengumpulan Data .......................................................................... 53

xiv
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
I. Metode Pengolahan Data ................................................................ 54

J. Analisa Data .................................................................................... 55

K. Jalannya Penelitian ......................................................................... 56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................................... 58

B. Hasil Penelitian ............................................................................... 59

C. Pembahasan ..................................................................................... 61

BAB V

A. Kesimpulan...................................................................................... 66

B. Saran ................................................................................................ 66

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

xiv

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Klasifikasi JNC ........................................................................... 10

Tabel 3.1 Definisi Operasional ................................................................... 47

Tabel 4.1 Usia ............................................................................................ 59

Tabel 4.2 Jenis Kelamin .............................................................................. 59

Tabel 4.3 Sebelum Mendengarkan Ayat Suci Al-Qur’an ........................... 59

Tabel 4.4 Setelah Mendengarkan Ayat Suci Al-Qur’an ............................. 60

Tabel 4.5 Perbedaan Tekanan Darah Sebelum Dan Sesudah Intervensi .... 60

xv
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori ........................................................................ 43

Gambar 2.2 Kerangka Konsep .................................................................... 44

xvi
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
DAFTAR LAMPIRAN

Surat Izin penelitian ....................................................................................

Surat estik ....................................................................................................

Penjelasan penelitian ...................................................................................

Persetujuan responden .................................................................................

Lembar SOP Relaksasi Meditasi.................................................................

Lembar Observasi .......................................................................................

Data Responden ..........................................................................................

Hasil Uji Statistik ........................................................................................

xvii
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Fenomena di negara-negara berkembang, penyakit tidak menular

(PTM) seperti penyakit jantung, kanker dan depresi akan segera

menggantikan penyakit menular dan malnutrisi sebagai penyebab kematian

dan disabilitas (WHO, 2019). Hasil Riset Kesehatan Dasar yang di lakukan di

Indonesia menunjukkan bahwa proporsi penyebab kematian tertinggi adalah

PTM, yaitu penyakit kardiovaskuler (31,9%) termasuk hipertensi (6,8%), dan

stroke (15,4%). Sementara itu, dari penelitian yang dilakukan oleh Badan

Penelitian dan Pengembangan Kesehatan menunjukkan bahwa saat ini

perkembangan PTM di Indonesia kian mengkhawatirkan. Adanya perubahan

gaya hidup akibat era globalisasi yang juga di barengi dengan ketidaktahuan

masyarakat akan faktor resiko penyebab PTM yang seharusnya dapat di

cegah mengakibatkan penyakit tidak menular yang berkaitan dengan gaya

hidup dan disabilitas akibat penyakit kronis akan mengalami peningkatan

dengan meningkatnya umur harapan hidup (Kemenkes, 2020).

Hipertensi merupakan keadaan ketika tekanan di pembuluh darah

meningkat secara kronis yang terjadi karena jantung bekerja lebih keras

memompa darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi tubuh.

Penyakit ini dapat mengganggu fungsi organ lainnya seperti jantung dan

ginjal. (Riskesdas, 2018). Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebut

angkanya saat ini terus meningkat secara global dan diprediksi pada tahun

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


2

2025 sekitar 29 persen orang dewasa di seluruh dunia akan mengidap

hipertensi. Prevalensi hipertensi tertinggi terjadi di wilayah Afrika sebesar

46% sedangkan prevalensi terendah terjadi di Amerika sebesar 35% (WHO,

2018). Dari 972 juta pengidap hipertensi, 333 juta berada di negara maju dan

639 sisanya berada di negara berkembang, termasuk Indonesia (Yonata,

2016).

Berdasarkan hasil survey Riset Kesehatan Dasar Nasional atau

Riskesdas (2018) bahwa penyakit hipertensi di Indonesia memiliki prevelensi

yang sangat tinggi, yaitu sebesar 25,8% (Ainiyah et al, 2019). Data

Riskesdas tahun 2018 penyakit tertinggi yang diderita lansia usia 55-64 tahun

adalah hipertensi dengan prevalensi 55,2%. Kejadian hipertensi akan

bertambah dengan bertambahnya umur seseorang. Pada usia 25 sampai 44

tahun kejadian hipertensi mencapai 29%, pada usia 45 sampai 64 tahun

mencapai 51%, dan pada usia lebih 65 tahun mencapai 65%. (Warjiman et al.,

2020).

Meningkatnya kejadian penyakit darah tinggi mengakibatkan jumlah

kematian serta terjadinya resiko komplikasi akan semakin bertambah setiap

tahunnya. di Provinsi Lampung sendiri penyakit hipertensi sendiri menduduki

peringkat ke-3 dari 10 penyakit terbanyak di Povinsi Lampung dengan jumlah

mencapai 160.772 pada Mei 2020 (Dinas Kesehatan Provinsi Lampung,

2020) . Sedangkan di Kabupaten Way Kanan penyakit hipertensi menduduki

pringkat ke-1 sebagai daftar penyakit terbanyak di Kabupaten Way Kanan

dengan jumlah mencapai 85.167 pada tahun 2020 (Dinkes Kabupaten Way

Kanan, 2020).
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
3

Rekomendasi manajemen hipertensi menurut Canadian Hypertension

Education Program yaitu: modifikasi perilaku hidup sehat, kurangi berat

badan, kurangi konsumsi alkohol, manajemen diet, pembatasan sodium, diet

kalsium dan magnesium, dan menghindari stress (Widimský, 2016),

(Taghadosi, 2017).

Beberapa intervensi yang dapat di lakukan untuk memenajemen

pasien hipertensi agar dapat terkontrol tekanan darahnya yaitu dengan terapi

farmakologi dan nonfarmakologi. Penatalaksanaan penyakit hipertensi dapat

dilakukan dengan terapi farmakologi dan terapi non-farmakologi. Terapi

farmakologi merupakan pengelolaan hipertensi menggunakan obat-obatan

yang dikenal dengan obat antihipertensi baik golongan diuretik, penghambat

adrenergik maupun vasodilator (Divine, 2012). Terapi non-farmakologi

merupakan pengobatan hipertensi yang dilakukan dengan cara menjalani pola

hidup sehat yaitu diet rendah garam dan kolesterol, menghentikan pemakaian

zat yang membahayakan tubuh, istirahat yang cukup, mengelola stres,

aktivitas fisik (Susilo & Wulandari, 2011)

Terapi non-farmakologis sudah banyak dikembangkan di luar negeri

dan menjadi intervensi pendamping yang dapat digunakan sebagai pengganti

pengobatan konvensional (Setyawati, 2010). Terapi ini dikelompokkan dalam

Comlpementer Alternative Medicine (CAM) terdiri dari Alternative Medical

System, Mind Body Intervention, Biological Based Therapy, Manipulative

BodyBased Method dan Energy Therapies. Terapi ini berupa terapi seni,

imagery, relaksasi, biofeedback dan aromaterapi, namun dari beberapa jenis

terapi tersebut terapi relaksasi merupakan terapi yang mudah dilakukan dan
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
4

dapat dilakukan kapan saja tanpa efek samping yang merugikan. Terapi

relaksasi meliputi terapi relaksasi meditasi, terapi relaksasi otot progresif,

serta relaksasi otogenik (Setyawati, 4 2010). Diantara tiga jenis terapi

relaksasi terdapat dua jenis relaksasi yang telah banyak digunakan dalam

intervensi penyakit hipertensi, yaitu terapi relaksasi otot progresif dan terapi

relaksasi meditasi.

Teknik relaksasi meditasi adalah teknik yang berkaitan dengan

keyakinan sesorang, dalam fenomena-fenomena ritual keislaman dan belum

banyak diteliti, misalnya ritual dzikir/membaca atau mendengarkan Al-

Qur’an akan ada aspek-aspek yang dapat dikaji seperti aspek meditasi,

relaksasi, pengalaman trasendental kaitannya dengan penurunan gangguan

mental penurunan tekanan darah dan timbulnya efek-efek positif seperti

ketenangan atau kestabilan emosi. (Suhuf,2006) Pada sumber lain

mengatakan Relaksasi meditasi adalah proses yang dapat dilakukan untuk

menenangkan pikiran dari kehidupan sehari-hari dan berhasil memberikan

efek psiologis dalam tubuh klien antara lain tekanan darah, penurunan

konsumsi oksigen, menurunkan ketegangan otot menurunkan kecepatan

metabolisme (Aprillia,2011).

Ernawati melakukan penelitian mengenai “ pengaruh mendengarkan

murotal q.s. ar-rahman terhadap pola tekanan darah pada pasien hipertensi di

rumah sakit nur hidayah yogyakarta”.kesimpulan yang didapat dari hasil

penelitian yang di lakukan selama 3 bulan terhitung sejak bulan mei sampai

juli 2013 didapatnya hasil nilai yang signifikan terhadap tekanan darah sistol

dan diastol setelah diberi perlakuan sehingga dapat disimpulkan bahwa,


Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
5

mendengarkan murattal ar rahman berpengaruh terhadap pola tekanan darah

pada pasien hipertensi di rumah sakitnur hidayah yogyakarta.

Sementara penelitian menurut Irawati, P dan Lestari, M. S (2017)

menunjukkan bahwa terapi relaksasi meditasi al-qur’an dapat menurunan

tekanan darah penderita hipertensi. Hal ini dapat dibuktikan oleh hasil nilai

rata-rata semula tekanan darah sistol pre intervensi sebesar 155,63 mmHg dan

rata-rata post intervensi adalah 149,13 mmHg sehingga terlihat penurunan

6,5 mmHg. Sedangkan nilai rata-rata pada tekanan darah diastol pre

intervensi 89,22 mmHg dan nilai rata-rata post intervensi 83,74 sehingga

terlihat penurunan 5,48 mmHg.

Puskesmas Banjit merupakan salah satu Puskesmas yang berada di

wilayah Kabupaten Way Kanan, berdasarkan hasil pra survey yang di lakukan

oleh peneliti di wilayah kerja Puskesmas Banjit di dapatkan selama triwulan

awal tahun 2021 di dapatkan 173 lansia datang ke poli umum untuk berobat

rutin masalah hipertensi yang di deritanya. Hasil wawancara dengan 4 orang

lansia hipertensi yang sering datang berobat ke Puskesmas Banjit ternyata

belum pernah mengerti tentang terapi non farmakologi relaksasi meditasi.

Fenomena yang ada di desa pasar banjit banyak lansia yg mengalami

hipertensi kurang berkeinginan untuk melakukan pengobatan non-

farmakologi, kebanyakan lansia hipertensi belum mengetahui bahwa

pengobatan hipertensi tidak hanya farmakologi, tetapi ada pula yang non-

farmakologi. Contohnya terapi meditasi mendengarkan ayat suci al-qur’an.

Hal tersebut yang mendorong peneliti tertarik ingin melakukan penelitian

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


6

pengaruh teknik relaksasi meditasi mendengarkan ayat suci al-qur’an

terhadap penurunan hipertensi lansia di desa pasar banjit tahun 2021.

B. Rumusan Masalah

Usia harapan hidup seseorang menunjukkan keberhasilan

pembangunan bidang kesehatan, namun disisi lain dapat membuat masalah

baru jika lansia memiliki penurunan tingkat kesehatan. Dampak yang terjadi

pada lansia dengan penurunan tingkat kesehatan dapat menimbulkan

beberapa jenis penyakit salah satu hipertensi. Terdapat cara pengobatan pada

lansia hipertensi yaitu farmakologi dan non farmakologi. Non farmakologi

terdapat beberapa cara contohnya dengan olahraga, diet rendah garam,

berhenti merokok, mengatasi stress, dan terapi relaksasi meditasi, tetapi terapi

ini masih banyak belum diterapkan.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, membuat penulis tertarik

melakukan penilitian untuk mengetahui bagaimana Pengaruh Teknik

Relaksasi Meditasi Mendengarkan Ayat Suci Al-Qur’an (Ar-Rahman)

terhadap penurunan hipertensi lansia di desa pasar banjit tahun 2021?.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan penelitian adalah diketahuinya Pengaruh Teknik Relaksasi

Meditasi Mendengarkan Ayat Suci Al-Quran (Ar-Rahman) Terhadap

Penurunan Hipertensi Lansia Di Desa Pasar Banjit Tahun 2021.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


7

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya tekanan darah pada klien lansia hipertensi sebelum

mendengarkan ayat suci Al-Quran (Ar-Rahman).

b. Diketahuinya tekanan darah pada klien lansia hipertensi setelah

mendengarkan a yat suci Al-Quran (Ar-Rahman).

c. Diketahuinya perbedaan tekanan darah sebelum dan sesudah klien

hipertensi mendengarkan ayat suci Al-Quran (Ar-Rahman).

D. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, menggunakan metode

quasi eksperimen. Tujuan dari metode ini ialah untuk menjelaskan hubungan-

hubungan, mengapa suatu peristiwa terjadi atau keduanya.

Rancangan penelitian yang digunakan adalah kontrol group pretest-

posttest design. Desain ini dilakukan dengan cara memberikan pretest

(pengamatan awal) terlebih dahulu sebelum diberikan intervensi, setelah itu

diberikan intervensi, kemudian dilakukan posttest atau pengamatan akhir

(Notoatmodjo, 2010:15).

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan

Sebagai bahan masukan dalam Perkembangan Ilmu Pengetahuan

khususnya dalam Ilmu Keperawatan gerontik.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


8

2. Manfaat Aplikatif

a. Bagi Responden

Penelitian ini dapat meningkatkan pengetahuan responden

tentang pengaruh teknik relaksasi meditasi mendengarkan ayat suci

al-qur’an terhadap penurunan hipertensi lansia.

b. Bagi Keluarga

Penelitian ini dapat memberikan tambahan informasi bagi

keluarga tentang teknik relaksasi meditasi untuk penurunan tekanan

darah tinggi keluarga dan lansia khususnya.

c. Bagi Institusi

Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan serta

literatur mengenai pengaruh teknik relaksasi meditasi mendengarkan

ayat suci al-qur’an terhadap penurunan hipertensi lansia.

d. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat menjadi acuan bagi peneliti

selanjutnya dalam mengembangkan penelitian tentang pengaruh

teknik relaksasi meditasi mendengarkan ayat suci al-qur’an terhadap

penurunan hipertensi lansia di desa pasar Banjit tahun 2021.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Hipertensi

1. Definisi Hipertensi

Menurut WHO (2013), hipertensi didefinisikan sebagai keadaan

tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik

lebih dari 90 mmHg. Hipertensi sering kali disebut sebagai pembunuh

gelap, karena termasuk dengan penyakit yang mematikan, tanpa disertai

dengan gejala-gejalanya terlebih dahulu. Hipertensi berkaitan dengan

kenaikan tekanan sistolik atau tekanan diastolik atau tekanan keduanya.

Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah tinggi persisten

dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik di

atas 90 mmHg. Pada populasi manula, hipertensi di definisikan sebagai

tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg (Brunner

dan Suddarth, 2005).

2. Klasifikasi Hipertensi

Klasifikasi hipertensi di bagi menjadi tiga tingkat, yaitu tingkat satu

tekanan darah meningkat tanpa ada gejala-gejala dari gangguan atau

kerusakan system kardiovaskuler. Tingkat dua tekanan darah dengan

gejala hipertropi kardiovaskuler, tetapi tanpa adanya gejala-gejala

kerusakan atau gangguan dari alat atau organ lain. Tingkat tiga tekanan

darah meningkat dengan gejala-gejala yang jelas dari kerusakan dan

gangguan faal dari organ ( Sharif, 2012).

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


10

Tabel 2.1

Klasifikasi menurut The Joint national Committee on Detection,

Evaluation, and Treatment of High Blood Preassure (JNC-VI)

Kategori Tekanan Sistolik Tekanan Diastolik

(mmHg) (mmHg)

Normal <130 < 85

Normal Tinggi 130-139 85-89

Hipertensi

Tingkat I 140-159 90-99

Tingkat 2 160-179 100-109

Tingkat 3 ≥ 180 ≥ 110

3. Etiologi

Menurut Syamsudin 2011, penyebab hipertensi dibadi menjadi 2, yaitu:

a. Hipertensi primer

Merupakan 90% dari kasus hipertensi. Dimana sampai saat

ini belum diketahui penyebabnya secara pasti. Beberapa faktor yang

mempengaruhi dalam terjadinya hipertensi esensial (primer), seperti

: umur, jenis kelamin, faktor genetik, stress dan psikologis, serta

faktor lingkungan dan diet (peningkatan penggunaan garam dan

berkurangnya asupan kalium atau kalsium).

b. Hipertensi sekunder

Pada hipertensi sekunder, penyebab dan patofisiologinya

dapat diketahui dengan jelas sehingga lebih mudah untuk

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


11

dikendalikan dengan obat-obatan. Penyebab hipertensi sekunder

diantaranya berupa kelainan ginjal seperti tumor, diabetes, kelainan

adrenal, kelainan aorta, kelainan endokrin lainnya seperti obesitas,

resistensi insulin, hipertiroidisme, dan pemakaian obat-obatan seperti

kontrasepsi oral dan kortikosteroid.

4. Manifestasi Klinis

Pada pemeriksaan fisik, tidak dijumpai kelainan apapun selain

tekanan darah yang tinggi, tetapi dapat pula di temukan perubahan pada

retina, seperti pendarahan, eksudat (kumpulan cairan), penyempitan

pembuluh darah, dan pada kasus berat, edema pupil (edema pada diskus

optikus).

Individu yang yang menderita hipertensi kadang tidak menampakkan

gejala sampai bertahun-tahun. Gejala bila ada menunjukkan adanya

kerusakan vaskuler, dengan manifestasi yang khas sesuai sistem organ

yang divaskularisasi oleh pembuluh darah bersangkutan. Perubahan

patologis pada ginjal dapat bermanifestasi sebagai nokturia (peningkatan

urinasi pada malam hari) dan azetoma (peningkatan nitrogen urea darah

dan kreatinin). Keterlibatan pembuluh darah otak dapat menimbulkan

stroke atau serangan iskemik transien yang bermanifestasi sebagai

paralysis sementara pada satu sisi gangguan tajam penglihatan (Brunner

dan Suddath, 2005).

Crowin menyebutkan bahwa sebagian besar gejala klinis timbul:

a. Nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang disertai mual dan muntah,

akibat peningkatan tekanan darah intrakranial.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


12

b. Penglihatan kabur akibat kerusakan retina oleh hipertensi.

c. Ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf

pusat.

d. Nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi

glomerolus.

e. Edema dependen dan pembengkakkan akibat peningkatan tekanan

kapiler.

5. Patofisiologi

Faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon

pembuluh darah terhadap rangsangan vasokontriktif yang menyebabkan

vasokontriksi pembuluh darah akibat aliran darah yang keginjal menjadi

berkurang atau menurun dan akan berakibat terhadap produksi renin.

Renin yang merangsang pembentukan angiotensial I yang kemudian

diubah menjadi angiotesis II yang merupakan vasokontstriktory yang kuat

merangsang sekresi aldosteron oleh cortex adrenal dimana hormon

aldosteron ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal dan

menyebabkan peningkatan volume cairan intra vaskular yang

menyebabkan hipertensi (Sharif, 2012).

Mekanisme yang mengontrol kontriksi dan relaksasi pembuluh darah

terletak di pusat vasomotor, pada medulla di otak. Dari pusat vasomotor

ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut kebawah ke korda spinalis

dan keluar dari kolumna medulla spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan

abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls

yang bergerak kebawah melalui saraf simaptis dan ganglia simaptis. Pada

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


13

titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan

merangsang serabut saraf paska ganglion ke pembuluh darah, dimana

dengan dilepaskannya neropinefrin mengakibatkan kontriksi pembuluh

darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat

mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokontriktor.

Individu dengan hipertensi sangat sensitive terhadap norepinefrin,

meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.

Perubahan strutural dan fungsional pada sistem pembuluh darah perifer

bertanggung jawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada lanjut

usia. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas

jaringan ikat, dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah,

yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan gaya regang

pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang

kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh

jantung (volume sekuncup), mengakibatkan penurunan curah jantung dan

peningkatan tahanan perifer ( Brunner dan Suddath, 2005).

6. Komplikasi

Tekanan darah tinggi apabila tidak diobati dan ditanggulangi, maka

dalam jangka panjang akan menyebabkan kerusakan arteri didalam tubuh

sampai organ yang mendapat suplai darah dari arteri tersebut. Komplikasi

hipertensi menurut (Yahya,2015) dapat terjadi pada organ-organ sebagai

berikut:

a. Jantung

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


14

Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan terjadinya gagal

jantung dan penyakit jantung koroner. Pada penderita hipertensi,

beban kerja jantung akan meningkat,otot jantung akan mengendor dan

berkurang elastisitasnya, yang disebut dekompensasi. Akibatnya,

jantung tidak mampu lagi memompa sehingga banyak cairan tertahan

diparu maupun jaringan tubuh lain yang dapat menyebabkan sesak

napas atau oedema. Kondisi ini disebut gagal jantung.

b. Otak

Komplikasi hipertensi pada otak, menimbulkan resiko stroke,

apabila tidak diobati resiko terkena stroke 7 kali lebih besar.

c. Ginjal

Tekanan darah tinggi juga menyebabkan kerusakan ginjal,

tekanan darah tinggi dapat menyebabkan kerusakan system

penyaringan di dalam ginjal akibatnya lambat laun ginjal tidak mampu

membuang zat-zat yang tidak dibutuhkan tubuh yang masuk melalui

aliran darah dan terjadi penumpukan di dalam tubuh.

d. Mata

Pada mata, hipertensi dapat mengakibatkan terjadinya

retinopati hipertensi dan dapat menimbulkan kebutaan.

B. Penatalaksanaan Hipertensi

1. Penatalaksanaan farmakologi

Penatalaksanaan farmakologi menurut Wijaya & Putri (2013), dengan

terapi obat tujuan pengobatan hipertensi adalah mengurangi morbiditas

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


15

dan mortalitas kardiovaskuler akibat tekanan darah tinggi dengan cara-

cara seminimal mungkin mengganggu kualitas hidup pasien. Hal ini

dicapai dengan mencapai dan mempertahankan tekanan darah dibawah

140/90 mmHg, berikut jenis jenis obat hipertensi:

a. Diuretik

Mengobati hipertensi dengan meningkatkan ekskresi natrium

dan air melalui ginjal. Hal ini mengurangi volume dan aliran balik

vena, sehingga 16 mengurangi curah jantung. Diuretik menurunkan

tekanan darah dengan mengurangi volume darah dan curah jantung,

tahanan vaskuler perifer mungkin meningkat. Setelah 6-8 minggu

curah jantung kembali ke normal dan vaskuler perifer. Diuretik

efektif menurunkan tekanan darah sebesar 10- 15 mmHg pada

sebagian besar pasien dan diuritik sendiri sering memberikan hasil

pengobatan yang memadai bagi hipertensi esensial ringan dan

sedang.

b. Angiotensin Converting Enzim (ACE inhibitor)

Pada ACE inhibitor contohnya adalah enapril, captopril,

lisinopril dan obat lain di golongan ini menurunkan pembentukan

angiotensin II. Dengan ekskresi ACE inhibitor akan mengurangi

retensi natrium dan air, mengurangi volume darah, terjadi

vasodilatasi terutama di otak, jantung dan ginjal serta menurunkan

TPR. Antagonis reseptor angiotensin II, losartan dan candesartan

memiliki efek fisiologis mirip dengan ACE inhibitor, obat ini

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


16

dibutuhkan karena ACE inhibitor memblokade hormon angiotensin

II yang menyebabkan konstriksi pembuluh darah.

c. Calcium channel bloker

Efek dari kalsium ekstra selular adalah pada kontraksi otot

polos jantung dan pembuluh darah. Obat yang menghalangi

masuknya kalsium ke dalam otototot polos akan mengurangi

kontraksi dan juga sistem konduksi jantung. Obat calsium channel

bloker adalah paling efektif dalam mengurangi variabilitas pada

tekanan darah. Calcium channel bloker dapat dibagi menjadi tiga

kelompok besar yaitu: bekerja terutama pada miokardium misalnya

verapamil, bekerja pada otot polos pembuluh darah misalnya

nifedipine, felodipine dan 17 amlodipine serta yang bekerja pada

myocardium dan otot polos pembuluh darah misalnya ditializem.

d. Beta bloker

Beta bloker bertindak dengan menghalangi ikatan

noradrenalin dengan reseptor pada sel, miokardium, saluran

pernafasan dan pembuluh darah perifer. Efek pada jantung adalah

mengurangi denyut jantung dan kontraktilitas terutama saat saraf

simpatik terstimulasi seperti seperti pada saat olah raga dan stres.

Penurunan curah jantung mengakibatkan penurunan tekanan darah,

selain itu obat ini juga mengurangi efek noradrenalin, mengurangi

pelepasan rennin dari ginjal dan dapat menyebabkan vasodilatasi

dari arteriol yang mengurangi TPR.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


17

e. Alpha-I-Adrenegic bloker

Stimulasi dari reseptor Apha-I oleh noradrenalin

menyebabkan penyempitan pembuluh darah dan saluran pernafasan,

relaksasi pada saluran gastrointestinal dan kontraksi sfingter

kandung kemih. Dalam sirkulasi, alphaI reseptor ditemukan terutama

di kulit, otot rangka, ginjal dan saluran pencernaan. Obat obatan

seperti prazosin, dan terazosin doxasoxin digunakan untuk

mengobati hipertensi karena mereka menginduksi vasodilatasi

perifer, yang menyebabkan penurunan TPR. Efek samping dari obat

jenis ini dapat menyebabkan hipotensi postural, impotensi dan

inkonentinensia urine meningkat pada wanita.

2. Penatalaksanaan Non Farmakologi

Penatalaksanaan non farmakologi pada penderita hipertensi menurut

Wijaya & Putri (2013), bertujuan untuk menurunkan tekanan darah tinggi

dengan cara memodifikasi faktor resiko yaitu:

a. Diet Hipertensi

Diet hipertensi adalah salah satu cara mengatasi hipertensi

tanpa efek samping yang serius, karena metode pengendaliannya

yang alami. Diet hipertensi untuk menanggulangi atau

mempertahankan tekanan darah yaitu: Diet rendah garam, diet

rendah kolesterol, diet tinggi serat, dan diet rendah kalori.

b. Batasi minum alkohol

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


18

Mengkonsumsi alkohol lebih dari 2 gelas per hari dapat

meningkatkan tekanan darah sehingga dengan membatasi atau

berhenti minum alkohol dapat menyebabkan tekanan darah menurun.

c. Mengurangi merokok

Kandungan utama rokok adalah tembakau di dalam tembakau

juga terdapat nikotin sehingga merokok menyebabkan peningkatan

tekanan darah.

d. Aromatherapi

Salah satu teknik penyembuhan menggunakan minyak

esensial untuk memberikan kesehatan dan kenyamanan emosional,

setelah aromaterapi digunakan akan membantu kita untuk rileks

sehingga menurunkan aktivitas vasokontriksi pembuluh darah, aliran

darah menjadi lancar dan menurunkan tekanan darah .

e. Terapi message

Message atau pijat dilakukan untuk memperlancar aliran

energy dalam tubuh sehingga meminimalsir gangguan hipertensi.

Saat semua jalur energi terbuka 15 dan aliran energi tidak terhalang

oleh tegangnya otot maka resiko hipertensi dapat diminimalisir.

f. Terapi relaksasi

Tidak banyak yang mengetahui hubungan antara kondisi

psikologis dengan keadaan fisik. Namun belakangan terakhir mulai

banyak yang menyadari adanya hubungan antara stress psikologis

dengan kondisi kesehatan fisik, sehingga muncul istilah psikoneuro-

imunologi yang secara sederhana berarti adanya hubungan antara

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


19

pikiran, sistem saraf dan sistem kerja tubuh. Hal ini pula telah

dibuktikan dengan penelitian yang ada. Salah satunya ialah hasil

penelitian dari University College of London yang menunjukkan

bahwa orang yang memiliki stress akibat tekanan pada pekerjaan

memiliki resiko sindrom gangguan metabolik lebih tinggi dari pada

orang yang tidak memiliki tekanan pekerjaan. Oleh sebab itu

teknik-teknik tertentu perlu digunakan untuk mengurangi stress

seperti relaksasi, bersantai bersama keluarga ataupun lainnya yang

dapat mengurangi beban pikiran. Walaupun sedikit bukti yang

menunjukan adanya hubungan berarti antara teknik relaksasi dengan

penurunan angka kejadian stroke, namun teknik relaksasi untuk

mengulangi stress dapat mengurangi tekanan darah tinggi pada

beberapa orang (Kowalski, 2010:49).

Para ahli mengatakan bahwa relaksasi meditasi secara teratur

dapat mengubah jalur saraf otot. Dengan ini, orang lebih kebal

terhadap stres.Untuk pemula, tak perlu melakukan meditasi lama-

lama. Beberapa menit per hari juga sudah cukup untuk membantu

menjadi lebih tenang.

g. Olah raga.

Olah raga atau latihan fisik untuk penderita hipertensi antara lain:

1) Macam olahraga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari, jogging,

senam, bersepeda, berenang.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


20

2) Intensitas olahraga yang baik antara 60-80%, dari kapasitas

aerobik atau 72-87% dari denyut nadi maksimal yang disebut

zona latihan.

3. Teknik Relaksasi

Penyakit darah tinggi atau hipertensi merupakan penyakit yang

mendapat perhatian dari semua kalangan masyarakat, mengingat dampak

yang ditimbulkaannya baik jangka pendek maupun jangka panjang

sehingga membutuhkan penanggulangan jangka panjang yang menyeluruh

dan terpadu (Yundini,2006). Banyak orang beranggapan bahwa faktor

terbesar yang mempengaruhi hiertensi adalah usia. Mereka beranggapan

hipertensi adalah penyakit yang identik dengan peningkatan usia. Orang-

orang lanjut usia cenderung terkena hipertensi di bandingkan dengan yang

muda. Pendapat Waston (2003), dengan meningkatnya usia tidak dapat di

pungkiri adanya perubahan-perubahan tubuh ke arah kemunduran baik

secara fisik maupun mental. Salah satu perubahan yang terjadi pada lanjut

usia dilihat dari segi fisik adalah perubahan pada sistem kardiovaskuler.

Perubahan pada sistem kardiovaskuler ini mengakibatkan elastisitas

dinding aorta maupun katup jantung menebal dan menjadi kaku sehingga

kemampuan jantung memompa darah menurun, adanya perubahan ini

menyebabkan tekanan darah pada lansia cenderung meningkat.

Peningkatan takanan darah tersebut merupakan salah satu faktor

resiko untuk stroke, serangan jantung, dan gagal jantung (Wikipedia,

2009). Perubahan pada sistem kardiovaskuler ini mengakibatkan elastisitas

dinding aorta maupun katup jantung menebal dan menjadi kaku sehingga

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


21

kemampuan jantung memompa darah menurun, adanya perubahan ini

menyebabkan tekanan darah pada lansia cenderung meningkat.

Peningkatan takanan darah tersebut merupakan salah satu faktor resiko

untuk stroke, serangan jantung, dan gagal jantung (Wikipedia, 2009).

Dalam hidup, kita mungkin tidak bisa sepenuhnya menghindar dari

stresor. Pekerjaan yang menumpuk, hubungan yang bermasalah,

kemacetan jalanan, bertambahnya usia dan segelintir hal yang dapat

membuat tekanan darah meningkat. Namun ada cara berupa teknik

relaksasi yang mampu meredakan stres. Mulai dari latihan pernapasan

dalam, meditasi, hingga pijat. Jika melakukan teknik relaksasi dengan

tepat, ada banyak sekali manfaat yang bisa di peroleh. Beberapa di

antaranya adalah:

a. Menurunkan tekanan darah

b. Mengatasi masalah pencernaan

c. Memperlambat detak jantung

d. Menjaga kadar gula darah tetap normal

e. Memperlancar aliran darah

f. Mengurangi ketegangan otot

g. Membuat tidur lebih nyenyak

h. Menghilangkan rasa lelah

i. Meningkatkan konsentrasi

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


22

C. Lansia

1. Definisi Lansia

Lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60

tahun. Usia lanjut dapat dikatakan usia emas, karena tidak semua orang

dapat mencapai usia tersebut, maka orang yang berusia lanjut memerlukan

tindakan keperawatan, baik yang bersifat promotif maupun preventif, agar

ia dapat menikmati masa usia emas serta menjadi usia lanjut yang berguna

dan bahagia.

Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi didalam

kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup,

tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak

permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah, yang

berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya yaitu anak,

dewasa, dan tua ( Nugroho, 2014 ).

Dalam Q.S Yasin/36:30 yang artinya “dan barang siapa yang Kami

panjangkan umurnya niscaya Kami kembalikan dia kepada kejadian(Nya).

Maka apakah mereka tidak memikirkan?”. Ayat ini menjelaskan bahwa

manusaia akan menjadi lemah kembali dan kurang akal. Kehidupan

manusia akan melewati beberapa tahapan dan fase yang berbeda-beda.

Kita melihat hal tersebut secara jelas dihadapan kita masing-masing.

Manusia dilahirkan dalam bentik bayi kecil, kemudian beranjak besar, lalu

menjadi seorang manusia dewasa. Setelah itu daia akan terkena pikun dan

menjadi tua hingga ajal yang telah ditentukan. Dari uraian ini dapat

disimpulkan bahwa lanjut usia adalah tahp terakhir perkembangan pada

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


23

daur kehidupan manusia, misalnya ditandai dengan perubahan-perubahan

fisik seperti kulit mengendor, rambut memutih, gigi mulai ompong,

pandangan kurang jelas, dan lain sebagainya. Menua juga proses

menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk

memperbaiki diri.

2. Batasan-batasan umur lansia

Batas umur menurut organisasi kesehatan dunia Horld Health Organization

(WHO), ada 4 tahap lanjut usia, meliputi:

a. Usia pertengahan (middle age) yaitu kelompok usia 45-59 tahun.

b. Lanjut usia (elderly) antara 60-74 tahun.

c. Lanjut usia tua (old) antara 75-90 tahun.

d. Usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun.

Menurut Depkes RI dalam Mujahidullah (2012). Usia lanjut di golongkan

menjadi 3 golongan:

a. Kelompok lansia dini (55-64 tahun).

b. Kelompok lansia pertengahan (65 tahun keatas).

c. Kelompok lansia dengan resiko tinggi (70 tahun ke atas).

3. Perubahan akibat proses menua

a. Perubahan fisik

Menurut Nugroho (2014), perubahan fisik ada 13 meliputi:

1) Sel

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


24

Jumlah lebih sedikit, ukuran lebuh besar, mekanisme

perbaikan sel terganggu, menurunnya proporsi protein di otak,

oto, ginjal, darah, dan hati.

2) Sistem persyarafan

lambat dalam respon dan waktu bereaksi, mengecilnya saraf

panca indra, kurang sensitive terhadap sentuhan, hubungan

persyarafan menurun.

3) Sistem pendengaran

Prebiaskusi atau gangguan pendengaran, hilang kemampuan

pendengaran pada telinga dalam terutama terhadap bunyi suara

atau nada yang tinggi dan tidak jelas, sulit mengerti kata-kata

terjadi pengumpulan serumen dapat mengeras.

4) Sistem penglihatan

Spinger pupil timbul sclerosis, hilang respon terhadap sinar,

korne lebih berbentuk sferis (bola), kekeruhan pada lensa,

hilangnya daya akomodasi, menurunnya daya membedakan warna

biru dan hijau pada skala, menurunnya lapang pandang.

5) Sistem kardiovaskuler

Katup jantung menebal dan menjadi kaku, elastisitas dinding

aorta menurun, kemampuan jantung memompa darah menurun,

curah jantung menurun, kehilangan elastisitas pembuluh darah,

efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi berkurang,

kinerja jantung lebih rentang terhadap kondisi dehidrasi dan

perdarahan.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


25

6) Sistem pengaturan suhu

Temperatur tubuh menurun secara fisiologis, keterbatasan

reflek mengigil dan tidak dapat memproduksi panas yang banyak

sehingga terjadi penurunan aktivitas otot.

7) Sistem pernapasan

Menurunnya kekuatan otot pernapasan dan aktivitas dari silia-

silia paru-paru kehilangan elastisitas, alveoli ukurannya melebar,

menurunnya O2 pada arteri menjadi 75 mmHg.

8) Sistem pencernaan

Terjadi penurunan selera makan rasa haus, asupan makanan

dan kalori, mudah terjadi konstipasi dan gangguan pencernaan

lainnya, terjadi penurunan produksi saliva, keries gigi.

9) Sistem genitourinaria

Ginjal mengecil aliran darah keginjal menurun, fungsi

menurun, fungsi tubulus mengurang, otot kandung kemih menjadi

menurun, vesika urinaria susah dikosongkan, perbesaran prostat,

atrovi vulva.

10) Sistem reproduksi

Pada wanita vagina mengalami kontrakture dan mengecil,

ovary menciut, uterus mengalami atrofi, atrofi payudara, atrofi

vulva, selaput lendir vagina menurun. Pada pria testis masih dapat

memproduksi spermatozoa, meskipun ada penurunan secara

berangsur-angsur.

11) Sistem endokrin

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


26

Produksi hormon menurun, fungsi paratiroid dan sekres tidak

berubah, menurunnya aktivitas tiroid, menurunnya produksi

aldosteron, menurunnya sekresi hormon kelamin.

12) Sistem integumen

Kulit mengerut keriput, permukaan kulit kasar dan bersisik,

respon terhadap trauma menurun, kulit kepala dan rambut

menipis dan berwarna kelabu, elastis kulit berkurang dan

pertumbuhan kuku lebih lambat, kuku menjadi keras dan seperti

bertanduk, kelenjar keringat berkurang.

13) Sistem muskuloskeletal

Tulang kehilangan cairan dan makin rapuh, tafosis, tubuh

menjadi lebih pendek, persendian membesar dan menjadi kaku,

tendon mengerut dan menjadi sklerosis, atrofi serabut otot.

b. Perubahan psikososial

Nilai seseorang sering diukur melalui produktivitasnya dan

identitasnya dikaitkan dengan peranan dalam pekerjaan. Bila

seseorang pensiun (purna tugas), seseorang akan mengalami

kehilangan antara lain (Nugroho, 2012):

1) Kehilangan finansial.

2) Kehilangan status.

3) Kehilangan teman/kenalan/relasi.

4) Kehilangan pekerjaan.

5) Merasakan atau sadar akan kematian

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


27

6) Perubahan dalam hidup, yaitu memasuki rumah perawatan

bergera lebih sempit.

7) Ekonomi akibat pemberhentian dari jabatan.

8) Penyakit kronis dan ketidakmampuan.

9) Gangguan syaraf panca indra, dengan timbulnya kebutaan dan

ketulian.

10) Gangguan gizi akibat kehilangan jabatan.

11) Rangkaian dari kehilangan, yaitu kehilangan hubungan dengan

teman dan family.

12) Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik.

D. Tinjauan umum tentang Al-Quran

1. Manfaat Membaca dan Mendengarkan Surah Ar-Rahman

Al Quran adalah kitab agama dan hidayah yang diturunkan Allah

SWT kepada nabi Muhammad SAW untuk membimbing segenap

manusia pada agama yang luhur, mengembangkan kepribadian manusia

dan meningkatkan diri manusia ke taraf kesempurnaan insani sehingga

dapat mewujudkan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Al Quran

mengarahkan manusia pada jalan yang benar dan menumbuhkan jiwa

yang benar.

Al Quran mempunyai pengaruh yang besar terhadap kejiwaan

seseorang. Hal ini dibuktikan dengan berubahnya jiwa dan kepribadian

bangsa Arab setelah mereka mengenal Al Quran. Al Quran telah

mengubah kepribadian mereka secara total meliputi akhlak perilaku,

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


28

cara hidup, prinsip, cita-cita dan nilai-nilai serta membentuk mereka

menjadi masyarakat yang bersatu, teratur dan bekerjasama. Bahkan

perubahan besar yang ditimbulkan oleh Al Quran dalam jiwa bangsa

Arab ini belum ada bandingannya dalam sejarah seruan-seruan

kepercayaan yang pernah muncul di sepanjang kurun sejarah yang

berbeda. Tidak dipungkiri lagi dalam Al Quran terdapat daya spiritual

yang luar biasa terhadap jiwa manusia. (Alfarisi, 2005:20).

Pada bunyi Fabiayyi ala irobbikuma tukadziban

) dalam Alquran di Surat Ar Rahman memiliki arti “Maka nikmat

Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan” Kalimat tersebut

diulang sebanyak 31 kali dalam surat Ar Rahman yaitu ayat 13, 16, 18,

21, 23, 25, 28, 30, 32, 34, 36, 38, 40, 42, 45, 47, 49, 51, 53, 55, 57, 59,

61, 63, 65, 67, 69, 71, 73, 75, dan 77.

Kalimat ini juga ditujukan pada manusia dan jin karena

menggunakan kata Rabbikuma ) yang artinya “Tuhan kamu

berdua”. Allah SWT mengingatkan jin dan manusia bahwa betapa

banyaknya nikmat Allah yang telah dilimpahkan kepada mereka.

Pada dasarnya pengulangan kalimat Fabiayyi Ala Irobbikuma

Tukadziban menurut Imam As Sutuhi dalam It-Itqan fi Ulumil Quran

menjelaskan untuk memantapkan pemahaman dan menekankan bahwa

bepata pentingnya bersyukur atas nikmat-nikmat yang telah Allah

berikan.

Dengan mendengarkan surah ar rahman dengan khusyu dan

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


29

memahami artinya diharapkan klien menjadi lebih rileks, lebih tenang yang

akhirnya menghasilkan adanya penurunan pada tekanan darah tinggi pada

klien, terlebih pada ayat yang berbunyi Fabiayyi ala irobbikuma tukadziban

yang diulang sebanyak 31 kali diharapkan untuk manusia akan tetap

bersyukur dengan nikmat dan rahmat yang Allah berikan.

2. Manfaat terapi m e n d e n g a r k a n murotal Al Quran surah Ar-

Rahman dibuktikan dalam berbagai penelitian.

Manfaat tersebut di antaranya adalah sebagai berikut :

a. Menurunkan kecemasan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Zahrofi, dkk 2013:6)

dan (Zanzabiela dan Alphianti, 2014) menunjukkan bahwa

pemberian pengaruh terapi murotal Al Quran memiliki pengaruh

terhadap tingkat kecemasan responden. Pada penelitian tersebut

responden yang diberikan terapi murotal Al Quran memiliki tingkat

kecemasan yang lebih rendah daripada pasien yang tidak diberikan

terapi.

b. Menurunkan perilaku kekerasan

Dalam penelitian yang dilakukan oleh (Widhowati SS, 2010) ini

menunjukkan bahwa penambahan terapi audio dengan murottal surah

Ar Rahman pada kelompok perlakuan lebih efektif dalam

menurunkan perilaku kekerasan dibandingkan dengan kelompok

kontrol yang tidak mendapatkan terapi audio tersebut.

c. Mengurangi tingkat nyeri

Terapi murotal Al Quran terbukti dapat menurunkan tingkat nyeri.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


30

Hal ini berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hidayah (2013)

dan (Handayani dkk, 2014) menunjukkan bahwa terdapat pengaruh

pemberian terapi murotal Al Quran terhadap tingkat nyeri. Pada

kedua penelitian tersebut kelompok yang diberikan terapi murotal

Al Quran memiliki tingkat nyeri yang lebih rendah dibandingkan

kelompok yang tidak diberikan terapi murotal Al Quran.

d. Meningkatkan kualitas hidup

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Mulyadi dkk (2012)

menunjukkan perbedaan yang bermakna antara kualitas hidup

responden sebelum dan sesudah diberikan intervensibacaan Al

Quran secara murotal pada kelompok kontrol dan kelompok

intervensi. Pada kelompok intervensi, kualitas hidup responden

meningkat setelah diberikan terapi murotal Al Quran.

E. Relaksasi Meditasi

1. Tinjauan umum tentang relaksasi meditasi

Relaksasi merupakan proses yang menurunkan keausan pada pikiran

dan tubuh dari stressor hidup sehari-hari. Relaksasi yang berhasil dapat

memberikan beberapa perubahan efek fisiologis dalam tubuh klien yang

antara lain penurunan nadi, tekanan darah, dan pernafasan, penurunan

konsumsi oksigen, penurunan aketegangan otot, penurunan kecepatan

metabolisme. Banyak manfaat dair teknik relaksasi yang dapat dirasakan

oleh tubuh antara lain:

a. Menurunkan tekanan darah

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


31

b. Memperlambat detak jantung

c. Memperlambat laju napas

d. Meningkatkan aliran darah ke otot-otot utama dalam tubuh

e. Mengurangi ketegangan otot dan sakit kronis

f. Meningkatkan konsentrasi

g. Mengurangi kemarahan dan frustasi

h. Meningkatkan rasa percaya diri untuk menangani masalah

Semua manfaat yang disebutkan diatas dapat dirasakan dengan

melakukan teknik relaksasi tanpa memandang teknik apa yang digunakan.

Teknik relaksasi sendiri memiliki beberapa jenis yang secara umum

memusatkan perhatian kepada sesuatu yang menenangkan dan

meningkatkan kesadaran tubuh. Diantara jenis-jenis itu ialah:

a. Autogenik relaksasi. Autogenik berarti sesuatu yang berasal dari

dalam diri. Dalam teknik relaksasi ini, seseorang menggunakan citra

visual dan kesadaran tubuh untuk mengurangi stres. Dengan cara

mengulang kata- kata atau saran dalam pikiran untuk membantu

memberikan kondisi rileks dan mengurangi ketegangan otot.

Sesorang yang melakukan teknik ini dapat membayangkan tempat

damai dan kemudian fokus, pernapasan santai, memperlambat detak

jantung, atau merasa sensasi fisik yang berbeda, seperti santai pada

kaki atau lengan satu per satu.

b. Relaksasi otot progresif. Dalam teknik relaksasi ini, sesorang

berfokus menenangkan otot-otot yang kemudian perlahan-lahan

merilekskannya. Hal ini akan membantu seseorang berfokus pada

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


32

perbedaan antara ketegangan otot dan relaksasi. Dengan relaksasi ini

sesorang menjadi lebih sadar akan sensasi fisik. Salah satu

metodenya adalah dimulai dengan menegangkan dan merelaksasi

otot-otot jari-jari kaki hingga leher dan kepala. Kemudian rasakan

ketegangan otot sekurang-kurangnya lima detik lalu kendurkan

selama 30 detik, dan ulangi beberapa kali.

c. Visualisasi. Teknik relaksasi ini digunakan dengan cara

seseorang membentuk citra mental untuk mengambil

perjalanan visual untuk suatu yang menenangkan, tempat

atau situasi yang damai. Selama visualisasi, mencoba untuk

menggunakan banyak indera sebisa mungkin, termasuk bau,

suara, penglihatan dan sentuhan. Yang termasuk teknik

relaksasi ini antara lain yoga, tai chi, mendengarkan musik,

latihan, meditasi, hipnosis,dan pijat.

Meditasi menjadi salah satu teknik relaksasi yang telah

diuraikan diatas. Meditasi pada dasarnya adalah upaya memasuki

alam bawah sadar kita. Semakin dalam kita menyelam, kita

semakin dapat mencapai puncak kehidupan spiritual kita.

Meditasi biasanya dilakukan dengan memusatkan perhatian pada

satu objek meditasi tertentu seperti memandang lilin, merasakan

denyut nadi atau memfokuskan diri pada bacaan tertentu seperti

mantra, do’a, dzikir atau bacaan quran. Ada dua jenis meditasi

yang dikenal selama ini yaitu meditasi duduk seperti yoga dan

tafakkur juga meditasi gerak seperti pada perguruan bela diri

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


33

seperti tai chi.

Sebagai seorang mukmin, sholat merupakan ibadah

pertama yang akan Allah perhitungkan di akhirat kelak. Menurut

M Sholeh apabila kita melaksanakan sholat lima waktu secara

teratur, penuh kekhusuan, dan tumakninah akan menimbulkan

kondisi yang tenang, terhindar dari kegelisahan dan kecemasan

maupun depresi. Relaksasi religious seperti ibadah sholat ini

dapat membawa seseorang kepada kondisi equilibrium antara

jiwa dan badan (Lekrer dan nizami dalam abidin, 2009:32 ).

Sebuah studi menunjukkan bahwa pada dua kelompok

pasien psikiatri yang beragama islam diberikan dua perlakuan

yang berbeda. Kelompok pertama diberikan terapi konvensional

sementara kelompok kerdua diberikan terapi konvensional

ditambah terapi psikoreligious seperti shalat, dzikir, membaca

dan mendengarkan Al- Quran dan berdoa. Hasil studi

menunjukan bahwa kelompok kedua mengalami perbaikan yang

bermakna dari gejala-gejala stress dibandingkan dengan

kelompok pertama. Relaksasi di atas disebut sebagai meditasi

transendensi yang mana meditasi ini menggunakan frase-frase

agama sebagai objeknya (Hawari dalam Abidin, 2009:34 ;

Purwanto, 2006:15).

Menurut Benson ( 2000: 29 ), secara singkat meditasi

transendensi inidilakukan dengan lang0kah-langkah berikut:

a. Memilih frase yang akan digunakan sesuai dengan keyakinan


Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
34

b. Atur posisi tubuh yang nyaman

c. Memejamkan mata secara perlahan

d. Melemaskan otot mulai dari otot kaki hingga kepala

e. Memeperhatikan napas dan mulai mengulang frase yang digunakan

f. Pertahankan sikap pasif untuk mengabaikan pikiran yang muncul di

saat bermeditasi ( Purwanto, 2006: 17).

Para ahli mengatakan bahwa meditasi secara teratur dapat mengubah

jalur saraf otot. Dengan ini, orang lebih kebal terhadap stres.Untuk

pemula, Anda tak perlu melakukan meditasi lama-lama. Beberapa menit

per hari juga sudah cukup untuk membantu Anda menjadi lebih tenang.

Istilah meditasi dikenal luas baik di indonesia maupun manca

negara, baik orang awam maupun ilmiah. Bahkan praktek meditasi telah

banyak menyebar luas ke seluruh lapisan masyarakat, akan tetapi banyak

orang yang belum memahami tentang meditasi itu sendiri. Banyak

diantara mereka yang mempersepsikan meditasi dengan ritual agama

tertentu saja, bahkan ada pula yang mengkaitkan meditasi dengan

praktikpraktik perdukunan dan klinik. Untuk itulah dalam hal ini akan

diperinci mengenai pengertian dan istilah meditasi tanpa dikaitkan

dengan masalah keagamaan atau dunia paranormal. Meditasi adalah

suatu teknik latihan dalam meningkatkan kesadaran, dengan membatasi

kesadaran pada satu objek stimulasi yang tidak berubah pada waktu

tertentu untuk mengembangkan dunia internal atau dunia batin seseorang

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


35

sehingga menambah kekayaan makna hidup baginya.

Menurut M.A. Subandi Jenis-jenis dari Meditasi Ada berbagai

macam jenis meditasi, dibawah ini akan disajikan beberapa teknik

dengan menggunakan objek tertentu, Psikoterapi Kontemporer dan

Konvensional yaitu meditasi dengan menghitung pernafasan, meditasi

pernafasan, meditasi suara, meditasi visual, meditasi gelembung pikiran,

meditasi dengan mantra atau sufistik. Berikut ini adalah rincian tentang

meditasi-meditasi tersebut:

1. Meditasi Menghitung pernafasan

Di sini seseorang bermeditasi dengan menghitung keluar

masuknya pernafasan dari hidung. Beberapa ahli mensarankan

hitungan yang berbeda. Ada yang menghitung dari satu sampai

empat saja kemudian di ulang lagi. Ada juga yang mensarankan

menghitung sampai sepuluh. Bahkan ada yang menyarankan ketika

menarik nafas sekali dan kemudian mengeluarkan termasuk hitungan

kesatu, begitu seterusnya. Pada dasarnya semuanya benar dan yang

perlu digaris bawahi adalah tujuan utama meditasi ini adalah

memperhatikan hitungan, bukan menghitung itu sendiri.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


36

2. Meditasi Pernafasan

Pada meditasi ini, pusat perhatian diarahkan pada kegiatan

pernafasan itu sendiri dan bukan pada kegiatan menghitung. Jadi

seseorang terus menerus secara sadar memperhatikan keluar

masuknya udara lewat hidung.

3. Meditasi Suara

Objek yang dijadikan pusat perhatian dalam meditasi ini

adalah suara, baik yang ada dalam diri maupun yang ada disekitar.

Meditasi ini sering juga disebut meditasi penyadapan suara.

Meditasi suara adalah suatu teknik untuk mengkonsentrasikan

pikiran agar lebih waspada dan bijaksana, serta dapat digunakan

untuk mencegah maupun menyembuhkan penyakit. Teknik ini dapat

digunakan oleh semua orang tanpa dibatasi oleh agama dan

kepercayaannya.

Pada dasarnya meditasi suara merupakan usaha sadar untuk

mengelola sistem di otak. Ada tiga sistem yang bekerja di otak. Yang

pertama adalah sistem sensoris yang berkaitan dengan sel saraf yang

menerima rangsang dari luar. Rangsangan tersebut ditangkap oleh

panca indera baik oleh penglihatan, pendengaran, penciuman,

peraba, dan pengecap. Kedua adalah sistem motorik yang terdiri atas

sel-sel saraf yang memerintah dan menggerakkan bagian-bagian atau

organ tubuh seperti kaki, tangan dan lain-lain. Ketiga adalah sistem

asosiasi yaitu sel saraf yang menghubungkan atau menggabungkan

segala sesuatu yang diperoleh dari apa yang telah dipelajari, dialami,

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


37

atau diingat. Ketiga sistem ini berada pada lapisan Cortex. Sel saraf

pada salah satu indera menerima rangsangan atau stimulus dari luar.

Stimulus tersebut akan diteruskan ke sel berikutnya, begitu

seterusnya sehingga sampai pada sel dalam otak. Selanjutnya

stimulus tersebut akan diolah secara integratif, koordinatif, dan

asosiatif dengan simpanan pengalaman dan keinginan yang telah

ada, untuk diputuskan respon apa yang harus diberikan.

Stimulus atau rangsangan yang diterima oleh indera manusia

dapat berupa gelombang cahaya yang ditangkap oleh penglihatan,

getaran suara oleh pendengaran, getaran mekanik oleh perabaan, dan

zat kimia oleh rasa kecap lidah. Dengan diterimanya stimulus yang

di berikan seseorang akan merasa lebih tenang, rileks, dan

diharapkan ada nya penurunan ataupun penyembuhan pada penyakit

yang di derita.

4. Meditasi Visual

Dalam meditasi visual ini, seorang harus memilih satu objek

sebagai stimulus untuk memusatkan perhatian.

5. Meditasi Gelombang Pikiran

Meditasi ini disebut juga dengan meditasi penyadaran pikiran.

Pasalnya meditasi ini dilakukan dengan memperhatikan pikiran-

pikiran yang muncul. Pikiran itu diibaratkan sebagai gelembung-

gelembung udara yang muncul dari air ketika air tersebut di beri

sabun. Disini seseorang diminta untuk memperhatikan gelembung

yang muncul dan naik ke udara kemudian hilang. Kadangkala tidak

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


38

hanya pikiran yang muncul melainkan perasaan atau sensasi tubuh.

Seseorang tidak boleh mengeksplorasi, mengikuti atau menganalisis

pikiran atau perasaan yang muncul. Hanya memperhatikan dan

mengobservasi saja.

6. Meditasi dengan Mantra

Meditasi ini adalah bentuk meditasi yang banyak dilakukan

oleh orang. Mantra disini diartikan sebagai suatu 35 frasa atau kata

yang dibaca berulang-ulang (wirid atau dzikir dalam agama islam).

Meditasi ini biasanya memang lebih baik kalau dilakukan dengan

mengikuti satu ajaran agama tertentu. Misalnya orang Islam

menggunakan kata ALLAH, orang Hindu menggunakan kata OM,

dan sebagainya.

Prosedur Umum Pelaksanaan Teknik Relaksasi Meditasi

Ada beberapa tahap yang harus dipertimbangkan dalam relaksasi:

a. Tahap Persiapan

Sebelum memulai relaksasi ada yang perlu diperhatikan antara lain

adalah lingkungan fisik (psycal setting) sehingga individu dapat

berlatih dengan tenang. Lingkungan fisik tersebut antara lain:

1) Kondisi Ruangan

Kondisi ruangan yang digunakan harus tenang, segar, dan

nyaman. Untuk menghindari dan mengurangi cahaya dari luar

sebaiknya jendela dan pinti ditutup. Penerangan ruangan

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


39

sebaiknya remang-remang saja dan dihindari adanya sinar

langsung yang mengenai mata individu.

2) Kursi

Dalam latihan relaksasi perlu digunakan kursi yang dapat

memudahkan individu untuk menggerakkan otot dengan

kosentrasi penuh. Berdasarkan pengalaman yang ada dengan

menggunakan kursi malas, sofa, dan kursi yang ada sandarannya

akan mempermudah individu dalam melakukan relaksasi.

Latihan rileksasi dapat juga dilakukan dengan berbaring

ditempat tidur.

3) Pakaian

Pada waktu rileksasi sebaiknya gunakan pakaian yang longgar,

dan hal-hal yang menganggu jalannya rileksasi (kacamata, jam

tangan, gelang, sepatu dan ikat pinggang) dilepas terlebih

dahulu.

b. Alat dan bahan

1) Alas tempat duduk atau alas tempat tidur sesuai kenyamanan

pasien.

2) Mp3 Player atau Handphone.

3) Speaker .

4) Tensi meter (Spygmomanomater).

5) Stetoskop.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


40

c. Tahap Latihan

Selain lingkungan fisik, juga perlu kiranya dipersiapkan diri individu

yang akan dilatih. Berikut ini adalah prosedur yang dapat dilakukan

antara lain:

1) Belajar untuk tidak tegang dan rileks Latihan relaksasi meditasi

merupakan suatu keterampilan yang harus dipelajari secara

perlahan dan sedikit demi sedikit.

2) Selama fase permulaan latihan relaksasi paling sedikit 30 menit

setiap hari dan selama fase tengah atau fase lanjut dapat

dilaksanakan selama 15 atau 20 menit. Latihan ini dapat

dilakukan dua atau tiga kali setiap minggu. Jumlah ini

tergantung pada keadaan individu dan stressor yang dialami

dalam kehidupannya.

3) Dalam proses latihan relaksasi yang penting individu dapat

membedakan perasaan tegang dan rileks pada otot-otot yang

ditegangkan dan selalu memonitoring perasaan-perasaan

tersebut.

4) Tertidur dalam latihan ini harus dihidari karena tujuan relaksasi

adalah untuk rileks sementara tapi masih dalam kondisi sadar

(terjaga) kecuali relaksasi untuk mengatasi penyakit insomnia.

5) Pada waktu relaksasi individu tidak perlu takut kehilangan

kontrol karena ia tetap dalam kontrol dasar. Untuk memperoleh

kontrol diri sendiri dapat dilakukan dengan cara membiarkan

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


41

segala sesuatu terjadi sebagaimana orang mengambang di atas

air, supaya dapat mengambang dia atas air dengan efektif, maka

ia harus berkonsentrasi mendengarkan alunan ayat meditasi.

6) Dianjurkan latihan ini dilakukan tidak dalam waktu satu jam

sebelum tidur karena dalam latihan relaksasi ada kecenderungan

untuk relaksasi akan lebih efektif dilakukan sebagai metode

kontrol diri (Nurfitriani, 2019).

Banyaknya lansia yang mengalami hipertensi disebabkan oleh pola

kehidupan sehari-hari seperti, konsumsi makanan manis, asin, berlemak,

makanan yang diawetkan, minuman beralkohol dan minuman berkafein

secara berlebihan serta kurang konsumsi serat dari sayur atau buah. Gaya

hidup seperti aktivitas fisik, kebiasaan merokok, dan stres juga dapat

memicu peningkatan tekanan darah pada lansia. Masalah yang sering

terjadi pada lansia yang mengalani hipertensi adalah sulitnya menjaga

ketidakstabilan tekanan darah. Banyak hal yang dapat mengakibatkan

ketidakstabilan tekanan darah pada lansia, salah satunya adalah lansia

tidak rutin mengkonsumsi obat penurun tekanan darah dengan alasan

bosan untuk minum obat sebagai terapi utama dan minum jika merasa

ada keluhan saja (Ratna Dewi, 2011).

Pola kehidupan sehari-hari lansia juga sangat mempengaruhi

tekanan darahnya, pemberian informasi mengenai penanganan hipertensi

pada lansia menjadi sangat penting agar tekanan darah dapat terkontrol

serta dapat meningkatkan kualitas hidup lansia. Pengobatan non-

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


42

farmakologis sering menjadi alternatif yang dapat mengontrol tekanan

darah serta pengobatan nonfarmakologis dapat digunakan sebagai

pelengkap dari pengobatan farmakologis. Dengan demikian, diharapkan

dapat diperoleh hasil pengobatan yang lebih baik. Pengobatan non-

farmakologis yang biasanya dilakukan antara lain diet rendah

garam/kolesterol/lemak jenuh, olah raga, perbaikan pola makan, dan

melakukan teknik relaksasi.

Relaksasi pada hakekatnya adalah cara yang diperlakukan untuk

menurunkan ketegangan otot yang dapat memeperbaiki denyut nadi,

tekanan darah dan pernafasan. Teknik ini didasarkan kepada keyakinan

bahwa tubuh berespons pada ansietas yang merangsang pikiran karena

nyeri atau kondisi penyakitnya. Pada kondisi relaksasi seseorang berada

dalam keadaan sadar namun rileks, tenang, istirahat, pikiran, otot-otot

rileks, menutup mata dan pernafasan dalam yang teratur (Reny Yuli,

2014).

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


43

F. KERANGKA TEORI

Kerangka teori merupakan penjelasan sementara terhadap gejala

yang menjadi objek permasalahan. Kriteria utama agar suatu kerangka

pemikiran bisa meyakinkan ilmuwan, adalah alur-alur pemikiran yang logis

dalam membangun suatu berpikir yang membuahkan kesimpulan (Sugiyono,

2010)

Kerangka teori yang digunakan dalam penelitian ini ialah modifikasi

yang berdasar pada teori dalam buku Brunner dan Suddarth Modifikasi

Teori WHO (2013), M. A. Subandi, Syamsudin (2011), Nugroho (2014),

Wijaya Dan Putri 2013.

Gambar 2.1

Kerangka Teori

Hipertensi Primer: Penatalaksanaan


Hipertensi
Umur (Lansia) Hipertensi

Farmakologi Non
farmakologi

Relaksasi meditasi

Terjadi penurunan tekanan Mendengarkan ayat


darah suci al quran (ar-
rahman)

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


44

G. KERANGKA KONSEP

Kerangka konsep penelitian adalah suatu uraian atau visualisasi hubungan

atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainya, atau antara

variabel yang satu dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti

(Notoatmodjo,2013). Berdasarkan kerangka teori diatas maka variabel

independen yang akan diteliti yaitu pengaruh teknik relaksasi meditasi

mendengarkan ayat suci al-quran, sedangkan variabel dependennya

penurunan hipertensi lansia di desa pasar banjit tahun 2021.

Gambar 2.2

Kerangka Konsep

PENGARUH TEKNIK
RELAKSASI MEDITASI PENURUNAN HIPERTENSI
MENDENGARKAN AYAT LANSIA DI DESA PASAR
SUCI AL-QURAN (AR- BANJIT TAHUN 2021
RAHMAN)

H. HIPOTESIS

Hipotesis adalah jawaban sementara penelitian, patokan, dugaan atau dalil

sementara yang akan dibuktikan dalam penelitian (Notoatmodjo, 2010).

Berdasarkan kerangka konsep, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah :

Ha : Ada Pengaruh Teknik Relaksasi Meditasi Mendengarkan Ayat Suci Al-

Quran (Ar-Rahman) Terhadap Penurunan Hipertensi Lansia Di Desa Pasar

Banjit Tahun 2021.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Metode penelitian adalah suatu teknis atau cara mencari, memperoleh,

mengumpulkan atau mencatat data, baik berupa data primer maupun data

sekunder yang digunakan untuk keperluan menyusun suatu karya ilmiah dan

kemudian menganalisa faktor-faktor yang berhubungan dengan pokok-pokok

permasalahan sehingga akan terdapat suatu kebenaran data-data yang akan

diperoleh (Sugiyono, 2013).

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, menggunakan metode

quasi eksperimen. Tujuan dari metode ini ialah untuk menjelaskan hubungan-

hubungan, mengapa suatu peristiwa terjadi atau keduanya.

Rancangan penelitian yang digunakan adalah kontrol group pretest-

posttest design. Desain ini dilakukan dengan cara memberikan pretest

(pengamatan awal) terlebih dahulu sebelum diberikan intervensi, setelah itu

diberikan intervensi, kemudian dilakukan posttest atau pengamatan akhir

(Notoatmodjo, 2010:15).

Subjek diukur tekanan darahnya sebelum dan sesudah diberikan intervensi

pada waktu penelitian dan kelompok kontrol diukur tekanan darahnya pada

hari pertama dan terakhir diberi perlakuan dengan pemberian obat secara

farmakologi. Setelah dilakukan intervensi diharapkan terjadi suatu perubahan

atau pengaruh pada variabel ini. Penelitian ini untuk mengetahui hubungan

teknik relaksasi dengan penurunan tekanan darah tinggi dan nyeri lansia.

45

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


46

B. Variabel penelitian

Variabel adalah ukuran atau ciri yang dimiliki anggota-anggota suatu

kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok yang lain

(Notoadmodjo,2011). Dalam penelitian ini memiliki 2 (dua) Variabel.

Variabel Independen dan Variabel Dependen. Di bawah ini uraian Variabel-

Variabel dalam penelitian:

1. Variabel Independen

Merupakan variabel yang menjadi sebab berubahnya variabel

dependen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah Teknik

Relaksasi meditasi mendengarkan ayat suci al-quran.

2. Variabel Dependen (variabel bebas)

Merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena

adanya variabel bebeas. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah

tingkat hipertensi klien.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


47

C. Definisi Operasional

Tabel 3.1

Definisi Operasional

Variabel Definisi Cara ukur Alat ukur Kriteria Skala


Objektif
Independen Suatu Diukur waktu Timer Subjek
kegiatan membaca Al- SOP mampu
Relaksasi dimana Quran dan mendengarka
Lembar
meditasi responden mendengarkan n membaca
Observ
Mendengarkan dalam murottal yaitu Al- Quran
asi
Al-Quran (Ar- keadaan 15 menit dalam waktu
Rahman) tenang selama 3 kali 15 menit
sambil dalam satu 3 kali
mendengark minggu selama dalam satu
an ayat suci 2 minggu. minggu (
al-qur’an Imam
(Ar- (2012)
Rahman)
Dependen kondisi Diukur Sphygmo Normal Ordinal
dimana
seseorang menggunakan man TS: <130
Hipertensi mengalami sphygmomano omet mmHg
peningkata m eter. er TD : <85
n tekanan Seorang MmHg
darahdiatas dikatakan
normal hipertensi bila Normal tinggi
TD ≥ 140/90 TS : 130-139
mmHg MmHg
TD : 85-89
mmhg

Hipertensi
Tk1
TS: 140-159
mmHg
TD : 90-99

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


48

MmHg
Tk2
Ts: 160-179
mmHg
Td: 100-109
mmHg
Tk3
Ts: >180
mmHg
Td: > 110
mmHg

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang akan di telitih

(Notoatmodjo,2010). Dalam penelitian ini yang di jadikan populasi adalah

klien yg menderita hipertensi yg sering berobat ke Puskesmas Banjit di

dapatkan selama triwulan awal tahun 2021 di dapatkan 173 lansia datang

ke poli umum untuk berobat rutin masalah hipertensi yang di deritanya.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi (Sugiyono, 2019). Sampel yang digunakan dalam penelitian

ini yaitu sebagian lansia di desa Pasar Banjit.

a. Kriteria Sampel

Berdasarkan keterangan di atas untuk menentukan populasi dan

sampel terdapat dua kreteria yaitu :

1) Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi

oleh setiap anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel


Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
49

(Notoadmodjo, 2010). Menurut Depkes RI 2009 masa lansia yaitu

: 55 – 65 th. Dengan kriteria inklusi :

a) Klien lansia yang ada di Desa Pasar Banjit.

b) Klien lansia yang bersedia menjadi responden .

c) Klien lansia yang mengalami hipertensi .

d) Klien lansia yang mendapat pelayanan spiritual Islam.

2) Kriteria Eksklusi

Ktiteria eksklusi adalah karakteristik atau ciri-ciri anggota

populasi yang tidak dapat diambil sebagai sampel (Notoadmodjo,

2010). Dengan kriteria eksklusi:

a) Klien yang tidak bisa melanjutkan penelitian saat penelitian

berlangsung .

b) Klien yang tidak bersedia mengikuti relaksasi meditasi

mendengarkan ayat suci al-qur’an.

c) Klien yang mengalami gangguan pendengaran.

b. Besarnya Sampel

Untuk penelitian eksperimen yang menggunakan kelompok pre

dan post eksperimen, maka jumlah anggota sampel kelompok

antara 10 sampai dengan 20 orang (Sugiyono, 2010).

Besar sampel dalam penelitian ini dihitung menggunakan rumus

Federer yang dikemukakan (Hidayat, 2014) sebagai berikut:

(t-1) (r-1) ≥15

Keterangan :

t = Banyak kelompok perlakuan

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


50

r = Jumlah replikasi

dalam penelotoan ini, sampel hanya terdapat pada kelompok pre

dan post intervensi. Dengan demikian maka besaran sampel hasil

perhitungan rumus diatas adalah sebagai berikut :

(t-1) (r-1) ≥15


(1-1) (r-1) ≥15 → (r-1) ≥15

r≥15

Sebagai antispasi adanya unit pengamatan yang hilang (droup out)

maka dilakukan koreksi sebesar 10% sehingga besar sampel yang

digunakan adalah n/(1-f) = 15/(1-0,1) = 16,67 = 17. Berdasarkan

perhitungan tersebut, maka besar sampel setelah dikoreksi dalam

penelitian ini adalah 17 klien lansia kelompok intervensi pre dan

post.

c. Teknik sampling

Teknik pengambilan sampel ini menggunakan teknik consecutive

sampling yaitu pemilihan dengan menentukan obyek yg memenuhi

kriteria penelitian sampai pada waktu tertentu hingga jumlah

sampel terpenuhi (Nursalam, 2013). Pada penelitian ini peneliti

melakukan penelitian di desa pasar banjit dengan memperhatikan

kriteria inklusi dan eksklusi.

E. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian data ini dilaksanakan pada bulan Juli tahun 2021.

2. Tempat Penelitian

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


51

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Pasar Banjit, di lingkungan

Puskesmas Kecamatan Banjit.

F. Etika Penelitian

Etika penelitian yaitu hak obyek penelitian dan yang lainnya harus

dilindungi (Nursalam, 2012). Beberapa prinsip dalam pertimbangan etika

meliputi : bebas eksplorasi, kerahasiaan, bebas dari penderita, bebas

menolak menjadi responden, dan perlu surat persetujuan (Informed

Consent).

1. Lembar Persetujuan (Informed Consent)

Informed Consent merupakan suatu bentuk persetujuan antara

peneliti dengan responden yang akan diteliti dengan memberikan

lembar persetujuan. Informed Consent diberikan sebelum penelitian

dilaksanakan dengan memberikan lembar persetujuan tersebut untuk

mengetahui kesediaan subyek untuk menjadi responden dalam

penelitian. Tujuan dari Informed Consent itu sendiri adalah untuk

memberikan informasi kepada responden mengenai maksud dan tujuan

penelitian serta responden dapat mengetahui dampak dari penelitian

yang dilaksanakan. Peneliti memberikan penjelasan kepada responden

secara tertulis maupun secara verbal kepada responden sebelum

dilakukan pengambilan data, peneliti juga memberikan hak kepada

klien untuk menjadi responden atau menolak menjadi responden dalam

penelitian ini. Jika subyek bersedia, maka mereka harus

menandatangani lembar persetujuan. Jika responden tidak bersedia,

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


52

maka peneliti harus menghormatinya dan klien tidak dapat di jadikan

responden dalam penelitian.

2. Tanpa Nama (Anonimity)

Masalah dalam etika penelitian merupakan masalah yang

memberikan jaminan dalam penggunaan subyek penelitian dengan cara

tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar

alat ukur dan hanya menuliskan inisial pada lembar pengumpulan data

atau hasil penelitian yang akan disajikan

3. Kerahasiaan (Confidentiality)

Masalah kerahasiaan dalam etika penelitian merupakan masalah

yang memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi

maupun masalah-masalah lainnya.

Peneliti menjamin semua informasi yang telah dikumpulkan akan

dijaga kerahasiannya dan data yang telah dikumpulkan hanya untuk

keperluan penelitian. Setelah dilakukan pengolahan data, data tersebut

akan dilenyapkan

G. Instrumen Penelitian

1. Instrumen

Instrumen penelitian adalah pengumpulan data dengan cara apapun

dan selalu di perlukan suatu alat (Notoatmodjo, 2010). Instrumen

penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah

sphygmomanometer dan lembar SOP yang digunakan untuk

mengetahui tekanan darah dan pengetahuan, mengajarkan klien untuk

rileks atau memanage emosi dengan mendengarkan ayat suci.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


53

2. Uji Validitas

Validitas merupakan pengukuran dan pengamatan yang berarti

prinsip keandalan instrumental dalam pengumpulan data. Instrumen

harus dapat mengukur apa yang seharusnya diukur (Nursalam, 2013).

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil kuesioner yang didberikan

pada responden, kemudian dilakukan pengujian terhadap

sphygmomanometer dan SOP. untuk mengukur tingkat kebaikan

sphygmomanometer maka dilakukan kalibrasi dengan membawa alat ke

tempat penjualan peralatan kesehatan atau dengan membandingkannya

dengan alat yang kualitasnya masih bagus.

Uji validitas bertujuan untuk mengukur kualitas instrumen

penelitian. Instrumen dikatakan valid jika instrumen tersebut dapat

mengukur apa yang seharusnya diukur (Cooper & Schindler, 2014).

3. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah uji untuk mengetahui ketepatan instrument

pengukuran dengan konsistensi di antara butir-butir pertanyaan dalam

satu instrument reliabilitas berkaitan dengan ketepatan prosedur

pengukuran dan konsistensi. Data yang dipakai untuk penelitian ini

adalah quasi eksperimen (Sugiono,2010).

H. Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini merupakan data primer. Data primer

merupakan data yang diperoleh langsung dari responden berupa tingkat

hipertensi responden setelah dilakukan pengukuran tekanan darah

responden oleh peneliti.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


54

I. Metode Pengolahan Data

Pengolahan data merupakan salah satu langkah yang penting untuk

memperoleh penyajian data sebagai hasil yang berarti dan kesimpulan

yang baik . Data yang telah dikumpulkan melalui kuesioner kemudian

akan dilakukan tahap pengolahan data sebagai berikut (

Notoadmodjo,2010).

1. Editing

Pada tahap ini peneliti melakukan pengecekan dan perbaikan isian

tekanan darah dan SOP. tujuan editing adalah untuk mengkoreksi

kesalahan-kesalahan dan kekurangan data yang terhadap pada catatan

lapangan yaitu pengecekan data tekanan darah klien dan ketepatan klien

dalam melakukan tindakan sesuai SOP.

2. Coding

Kegiatan pemberian kode pada tiap-tiap data yang termasuk katagori

yang sama . 1 = normal (sistol <130, diastol <85 mmHg), 2 = normal

tinggi (sistol 130-139 mmHg, diastol 85-89 mmHg), 3 = hipertensi

(sistol >140 mmHg, diastol >90 mmHg). Untuk memudahkan dalam

pengolahan data dan pengisian dilakukan berdasarkan kode yang

dibuat, pada variabel dependen yaitu Teknik Relaksasi kode: 1= baik .

2= cukup baik. 3= sangat baik.

3. Processing

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


55

Setelah semua isian SOP terisi dengan benar dan juga telah

melewati pengcodingan serta pemberian skor terhadap item yang perlu

diberi skor. Selanjutnya adalah memproses data yang sudah dientri

dapat dianalisis, pemrosesan dapat dilakukan dengan cara mengentri

data dari kuesioner kepaket program computer. Kemudian menghitung

atau mencatat data yang telah terkumpul selanjutnya diolah dengan

menggunakan tabel distribusi frekuensi.

4. Cleaning

Mengecak kembali data yang sudah dientri apakah ada kesalahan

saat mengentry kekomputer. tidak ada kesalahan dalam pemasukan nilai

dan sudah benar-benar bebas dari kesalahan, langkah selanjutnya dalah

melakukan analisa data.

J. Analisa Data

1. Analisis univariat

Analisa univariat mempunyai tujuan untuk mendeskripsikan dari

masing-masing variabel yang diteliti untuk data numerik dengan

menghitung mean, median, nilai minimal dan maksimal dengan

menghitung nilai tekanan darah. Pengujian masing-masing variabel

dengan menggunakan tabel dan diintepretasikan berdasarkan hasil yang

diperoleh. Analisa univariat pada penelitian ini menjelaskan atau

mendeskripsikan karakteristik responden yang meliputi usia, jenis

kelamin dan variabel tekanan darah dengan menghitung tekanan darah

sebelum dan sesudah intervensi.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


56

2. Analisis bivariat

Analisa bivariat bertujuan untuk menganalisis hubungan dua

variabel. Analisis bivariat akan menguraikan perbedaan mean variabel

tekanan darah dengan menghitung nilai tekanan darah sebelum dan

sesudah intervensi mendengarkan ayat suci al-quran selama 15 menit

dengan interval waktu tiga kali dalam satu minggu. Uji statistik untuk

seluruh analisis tersebut dianalisis dengan tingkat kemaknaan 95%

(alpha 0,05).

Keputusan tentang hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak

dapat dilihat dari nilai P value dengan ketentuan

a. Bila P value lebih < dari 0,05 maka ada hubungan antara variabel

independen dengan variabel dependen.

b. Bila P value lebih > dari 0,05 maka tidak ada hubungan antara

variabel independen dengan variabel dependen.

K. Jalannya penelitian

Langkah –langkah pengumpulan data dalam penelitian

1. Langkah persiapan

a. Mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian pada institusi

pendidikan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Program Study

S1 Keperawatan.

2. Langkah pelaksanaan

a. Menyerahkan surat izin dan tanggal penelitian.

b. Memilih responden sesuai dengan kriteria inklusi.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


57

c. Menjelaskan tujuan penelitian.

d. Memberikan lembar persetujuan menjadi responden.

e. Melakukan pengecekan tekanan darah responden.

f. Memberikan SOP kepada masing-masing responden.

g. Peneliti meneliti kembali apakah sudah memenuhi persyaratan.

h. Setelah data terkumpul selanjutnya dilakukan pengolahan data dan

analisis data, hasil pengolahan dan analisis data dirumuskan

kesimpulan penelitian, kemudian data disajikan dalam bentuk tabel.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Letak Geografis

Desa Pasar Banjit merupakan salah satu desa di wilayah kerja

Puskesmas Kecamatan Banjit Kabupaten Way Kanan. Luas Desa Pasar

Banjit 600 Ha, Jumlah penduduk di Desa Pasar Banjit 1.379 jiwa dan 355

Kepala keluarga.

2. Sarana Pelayanan Kesehatan

a. Sumber Daya Kesehatan

Desa Pasar Banjit memiliki sumber daya kesehatan yang terdiri

dari 2 Posyandu balita, 2 Posyandu lansia, 1 Kelas Ibu hamil, 1 kelas

ibu balita, Bidan Pekon 1 orang dan bidan praktek mandiri 1 orang.

b. Forum dan Kader kesehatan

Forum dan kader kesehatan di Desa Pasar Banjit adalah sebagai

berikut : Forum kesehatan masyarakat 1 kelompok, Kader KPM 2

orang, kader posyandu balita 10 orang, kader Lansia 5 orang, kader

kesehatan lingkungan 5 orang,Kader remaja 5 orang, kader gizi 4

orang dan kader posbindu 5 orang,kader Toga 3 orang

58

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


59

B. Hasil Penelitian

1. Karakteristik Responden

a. Usia

Tabel 4.1
Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur di Desa Pasar Banjit
Tahun 2021

Variabel Mean Median Min Max


Usia Responden 63.12 63.00 61 66

Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa rata-rata usia responden

adalah 63.12 Tahun, usia termuda responden adalah 61 Tahun dan usia

tertua responden adalah 66 Tahun.

b. Jenis Kelamin

Tabel 4.2
Distribusi frekuensi responden berdasarkan Jenis Kelamin di Desa
Pasar Banjit Tahun 2021

Jenis kelamin Jumlah Responden Presentase (%)


Perempuan 11 64.7
Laki-laki 6 35.3
Jumlah 17 100

Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa sebagian besar responden

berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 11 responden (64,7%).

2. Karakteristik Responden

a. Rata-rata tekanan darah Responden sebelum mendengarkan Al-Quran

Tabel 4.3
Rata-rata tekanan darah Responden sebelum mendengarkan Al-Quran
di Desa Pasar Banjit Tahun 2021

Tekanan Darah Mean Median Min Max


Sistole Sebelum 158.47 159 148 171

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


60

Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa sebelum dilakukan intervensi

rata-rata tekanan darah responden adalah 158.47, tekanan darah

terendah adalah 148 dan tekanan darah tertinggi adalah 171.

b. Rata-rata tekanan darah Responden setelah mendengarkan Al-Quran

Tabel 4.4
Rata-rata tekanan darah Responden setelah mendengarkan Al-Quran di
Desa Pasar Banjit Tahun 2021

Tekanan Darah Mean Median Min Max


Sistole Sebelum 143.59 145 134 152

Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa setalah dilakukan

intervensi rata-rata tekanan darah responden adalah 143.59, tekanan

darah terendah adalah 134 dan tekanan darah tertinggi adalah 152

3. Bivariat

Perbedaan tekanan darah sebelum dan sesudah klien hipertensi

mendengarkan Al-Quran

Tabel 4.5
Perbedaan tekanan darah sebelum dan sesudah klien hipertensi
mendengarkan Al-Quran di Desa Pasar Banjit Tahun 2021

Mean N Std. Std. Error P-Value


Deviation Mean
Tekanan Darah Sebelum 96.76 17 2.463 .597
0,000
Tekanan Darah Setelah 89.29 17 2.932 .711

Hasil uji statistik menggunakan paired test diketahui bahwa p-

value yaitu 0,000, sehingga Ha diterima, Hal ini menunjukan bahwa

terdapat pengaruh Pengaruh Teknik Relaksasi Meditasi Mendengarkan

Ayat Suci Al-Quran Terhadap Penurunan Hipertensi Lansia di Desa

Pasar Banjit Tahun 2021.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


61

C. Pembahasan

1. Analisa Univariat

a. Rata-rata tekanan darah Responden sebelum mendengarkan Al-Quran

Hasil analisa univariat diketahui bahwa sebelum dilakukan

intervensi rata-rata tekanan darah responden adalah 158.47, tekanan

darah terendah adalah 148 dan tekanan darah tertinggi adalah 171.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Heni & Syifaa (2021) yang meneliti Pengaruh Terapi Murottal

Al-Qur’An Surah Ar- Rahman terhadap Penurunan Tekanan Darah

pada Penderita Hipertensi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa rata-

rata tekanan darah responden sebelum diberikan intervensi adalah

152.00.

Hipertensi merupakan keadanan yang rentan dialami oleh lanjut

usia. Usia terutama pada lanjut usia akan berpengaruh terhadap

berbagai organ dan sistem yang ada didalam tubuh, yang akan

mempengaruhi kemampuan organ dalam melakukan fungsinya. Proses

penuaan akan menyebabkan berbagai penurunan pada fungsi seperti

bertambahnya massa jantung, penurunan elastisitas pembuluh darah

serta berkurangnya kemampuan jantung untuk memompa darah serta

perubahan pada jaringan ikat. Perubahan pada sistem kardiovaskuler

akibat proses penuaan secara khusus akan menyebabkan berbagai

penyakit degeneratif dan merupakan faktor penting yang berperan

dalam mempengaruhi tingginya kejadian hipertensi (Syamsudin,

2011).

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


62

Menurut pendapat peneliti tekanan darah pada usia lanjut yang

cenderung meningkat disebabkan oleh multifaktor yang berjalan

seiring dengan bertambahnya usia. Penurunan kemampuan fisiologis

pada lansia secara spesifik akan berpengaruh terhadap organ yang

berperan terhadap sistem Kardiovaskuler. Perubahan ini meliputi katup

jantung yang menebal dan kaku, elastisitas pembuluh darah menurun,

serta meningkatanya resistensi pembuluh darah perifer sehingga

tekanan darah meningkat. Penelitia juga berpendapat bahwa sia lanjut

terutama pada wanita yang telah mengalami menopause juga akan

meningkatkan dibandingkan sebelum mengalami menopause

disebabkan oleh faktor hormonal.

b. Rata-rata tekanan darah Responden setelah mendengarkan Al-Quran

Hasil analisa univariat diketahui bahwa diketahui bahwa setalah

dilakukan intervensi rata-rata tekanan darah responden adalah 143.59,

tekanan darah terendah adalah 134 dan tekanan darah tertinggi adalah

152.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Susilawati (2019) yang meneliti pengaruh terapi murottal al-

qur’an surah arrahman terhadap penurunan tekanan darah pada lansia

penderita hipertensi di PSTW Budi Luhur Kota Jambi. Hasil penelitian

ini menunjukan bahwa terdapat penurunan rata-rata tekanan darah

responden setelah mendengarkan Al-Quran.

Mendengarkan Al-Quran Quran memiliki manfaat relaksasai

berupa adanya perubahan-perubahan harus listrik di otot, perubahan

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


63

sirkulasi darah, perubahan detak jantung, dan kadar darah pada

relaksasi atau penurunan ketegangan urat saraf reflektif yang

mengakibatkan terjadinya pelonggaran pembuluh nadi dan

penambahan kadar darah dalam kulit, diiringi dengan penurunan

frekuensi detak jantung. Terapi murotal ini bekerja pada otak, dimana

ketika didorong oleh rangsangan dari luar (terapi musik Al Quran),

maka otak akan memproduksi zat kimia yang disebut neuropeptide.

Molekul ini akan menyangkutkan ke dalam reseptor-reseptor mereka

yang ada di dalam tubuh dan akan memberikan umpan balik berupa

kenikmatan atau kenyamanan (Transyah, 2018).

Menurut pendapat peneliti Lantunan Al-Qur’an berpengaruh

pada sistem anatomi fisiologi manusia baik mereka yang berbahasa

Arab maupun bukan, dimana mereka dapat merasakan perubahan

fisiologis yang sangat besar. Indikator perubahan adalah

menurunkannya tingkat depresi, kecemasan sehingga tubuh lebih rileks

dan dapat menurunkan tekanan darah.

2. Analisa Bivariat

Pengaruh Teknik Relaksasi Meditasi Mendengarkan Ayat Suci Al-

Quran Terhadap Penurunan Hipertensi Lansia

Hasil uji statistik menggunakan paired test diketahui bahwa p-value

yaitu 0,000, sehingga Ha diterima, Hal ini menunjukan bahwa terdapat

pengaruh Pengaruh Teknik Relaksasi Meditasi Mendengarkan Ayat Suci

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


64

Al-Quran Terhadap Penurunan Hipertensi Lansia di Desa Pasar Banjit

Tahun 2021.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Heni & Syifaa (2021) yang meneliti Pengaruh Terapi Murottal Al-Qur’An

Surah Ar- Rahman terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Penderita

Hipertensi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat pengaruh

Mendengarkan Ayat Suci Al-Quran Terhadap Penurunan Hipertensi

Lansia dengan p-value 0.000. Penelitian lain dilakukan oleh Susilawati

(2019) yang meneliti pengaruh terapi murottal al-qur’an surah arrahman

terhadap penurunan tekanan darah pada lansia penderita hipertensi di

PSTW Budi Luhur Kota Jambi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa

terdapat penurunan rata-rata tekanan darah responden setelah

mendengarkan Al-Quran. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat

pengaruh Mendengarkan Ayat Suci Al-Quran Terhadap Penurunan

Hipertensi Lansia dengan p-value 0.000.

Lantunan ayat-ayat Al-Qur’an secara tartil akan menimbulkan

gelombang suara yang akan diterima oleh auricular ekstrena atau telinga

bagian luar lalu diteruskan ke membrane timpani yang berfungsi

mengubah gelombang udara menjadi gelombang mekanik kemudian ke

tulang-tulang pendengaran yakni maleus, inkus dan stapes untuk

diteruskan ke foramen ovale pada koklea yang menyebabkan organ kokti

terangsang sehingga timbul potensial aksi yang akan diteruskan oleh

nervus auditorius (N. VIII) sebagai implus elektris ke otak (Al-Kaheel,

2011).

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


65

Mendengarkan Al-Quran Quran memiliki manfaat relaksasai berupa

adanya perubahan-perubahan harus listrik di otot, perubahan sirkulasi

darah, perubahan detak jantung, dan kadar darah pada relaksasi atau

penurunan ketegangan urat saraf reflektif yang mengakibatkan terjadinya

pelonggaran pembuluh nadi dan penambahan kadar darah dalam kulit,

diiringi dengan penurunan frekuensi detak jantung. Terapi murotal ini

bekerja pada otak, dimana ketika didorong oleh rangsangan dari luar

(terapi musik Al Quran), maka otak akan memproduksi zat kimia yang

disebut neuropeptide. Molekul ini akan menyangkutkan ke dalam reseptor-

reseptor mereka yang ada di dalam tubuh dan akan memberikan umpan

balik berupa kenikmatan atau kenyamanan (Transyah, 2018).

Menurut pendapat peneliti murotal Al-Quran merupakan salah satu

penatalaksanaan komplementer yang dapat dilakukan untuk menurunkan

tekanan darah lansia. Lantunan ayat Al-Quran dapat mengaktifkan

gelombang positif sebagai terapi relaksasi. Hal ini akan menstimulasi

adanya relaktivitas yang dihasilkan oleh murottal Al- Qur’an. Saat otak

diberikan stimulus berupa suara, dan suara berbanding lurus dengan

frekuensi natural sel maka, sel akan beresonansi kemudian dapat aktif

memberikan sinyal ke kelenjar dalam tubuh mengeluarkan hormone

endorphin, kondisi inilah yang akan membuat tubuh menjadi rileks

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Melihat hasil penelitian dan pembahasan penelitian yang berjudul

“Pengaruh Teknik Relaksasi Meditasi Mendengarkan Ayat Suci Al-Quran

Terhadap Penurunan Hipertensi Lansia di Desa Pasar Banjit Tahun 2021”

maka dapat disimpulkan :

1. Sebelum dilakukan intervensi rata-rata tekanan darah responden adalah

158.47mmHg.

2. Setalah dilakukan intervensi rata-rata tekanan darah responden adalah

143.59 mmHg.

3. Ada pengaruh Pengaruh Teknik Relaksasi Meditasi Mendengarkan Ayat

Suci Al-Quran Terhadap Penurunan Hipertensi Lansia di Desa Pasar

Banjit Tahun 2021 dengan p-value yaitu 0,000.

B. Saran

1. Responden

Bagi responden untuk dapat melaksanakan Teknik Relaksasi

Meditasi Mendengarkan Ayat Suci Al-Quran secara konsisten sebagai

penatalaksnaan komplementer yang dapat dilaksanakan secara mandiri.

2. Bagi Keluarga

Bagi keluarga pasien penderita hipertensi terutama pada lansia untuk

dapat memberikan dukungan penggunaan Teknik Relaksasi Meditasi

74

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


75

Mendengarkan Ayat Suci Al-Quran secara konsisten sebagai upaya

mencegah terjadinya komplikasi akibat hipertensi yang tidak terkontrol.

3. Bagi Universitas Muhammadiyah Pringsewu

Bagi Universitas Muhammadiyah untuk dapat beperan dalam

melaksanakan pendidikan kesehatan kepada pasien yang menderita tentang

penatalaksnaan komplementer yang dapat dilaksanakan .

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya untuk mengembangkan penelitian tentang

penatalaksanaan lain yang dapat dilakukan untuk menurunkan tekanan

darah lansia seperti menggunakan teknik relaksasi meditasi mendengarkan

ayat suci al-qur’an.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


76

DAFTAR PUSTAKA

Ainiyah, N., & Wijayanti, L. (2019). HUBUNGAN SIKAP TENTANG


HIPERTENSI DENGAN FREKUENSI KEKAMBUHAN HIPERTENSI
PADA PENDERITA HIPERTENSI DI RW 06 KARAH KECAMATAN
JAMBANGAN SURABAYA: Relationship Attitude Of Hypertension
With The Frequency Of Recurrence Hypertension In The Hypertension
Patient In RW 06 Karah Kecamatan Jambangan. Jurnal Ilmiah
Keperawatan (Scientific Journal of Nursing), 5(1), 47-53.

Aprilia ,(2011). Hipnostetri. http://jurnal.umt.ac.id/index.php/jik/article/view/281

Brunner & Suddarth (2005) Dalam Buku Keperawatan Medikal Bedah


1(Keperawatan Dewasa Teori Dan Contoh Askep) April 2013. Yogyakarta
: Nuha Medika.

Cooper & Schindler (2014) Dalam Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains &
Teknologi (SNAST) 2014 Yogyakarta, 15 November 2014

Data Hipertensi Lansia di Puskesmas Banjit Kabupaten Way Kanan 2021

Depkes RI Dalam Mujahidullah (2012) .Penggolongan Usia Lanjut Dewasa).


Yogyakrta: Nuha Medika

Dinas Kesehatan Kabupaten Way Kanan 2020 Pusat Data Dan Informasi
Kesehatan Kabupaten Way Kanan

Dinas Kesehatan Provinsi Lampung 2020 Pusat Data Dan Infosmasi Kesehatan
Provinsi Lampung

Divine, G. Jon (2012). Program Olahraga Tekanan Darah Tinggi. Klaten : PT


Intan Sejati

Gupta, S. . (2014). Effect of Progressive Muscle Relaxation Combined with Deep


Breathing Technique Immediately after Aerobic
http://journal.stikeskendal.ac.id/index.php/Keperawatan/article/view/1087

Hartanti Et Al., 2016 Jurnal Ilmiah Kesehatan

Hoesny, R., Alim, Z., & Darmawati, D. (2020). The Effect of Deep Breathing
Therapy on the Blood Pressure of Hypertension Patients in Health Centre.
Journal of Health Science and Prevention.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


77

Irawati, p & lestari, m. S (2017). Pengaruh teknik relaksai meditasi terhadap


penurunan tekanan darah pada klien dengan hipertensi di RSK Dr. Sitanala
Tangerang . jurnal ilmiah keperawatan indonesia . vol. 1 (1) : 35-45

KEMENKES 2020. PUSAT DATA DAN INFORMASI KEMENTRIAN RI


(WWW. KEMKES.GO.ID)

M.A. Subandi, Psikoterapi Pendekatan Konvensional Dan Kontemporer


Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003 Hlm. 166

ME Putri, N Nurfitriani 2019 – Dalam Jurnal Abdimas Kesehatan (JAK), 2020 -


Jak.Stikba.Ac.Id

Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi Penelitian Ksehatan. Jakrta : EGC

Nugroho, W. (2014) . Keperawatan Gerontik & Geriatrik. Jakarta : EGC

Nursalam 2013 Dalam Lentera_Pendidikan/Article/View/504

Reny Yuli. (2014). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Gerontik. Jakarta : TIM

Riskesdas, Riset Kesehatan Dasar. 2018. Data Prevelensi Kejadian Hipertensi.

Setyawati 2010 dalam complementer alternative medicine (CAM)

Shatif, O. L. (2012) Asuhan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta : Nuha Medika.

Sop Tindakan Relaksasi Meditasi (Politeknik Denpasar Jurusan Keperawatan ,


2017).

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung :


ALFABETA.

Suhuf,(2006). Relaksasi Dzikir.Surakarta:Jurnal Vol. XVIII, No. 01.

Susilo & Wulandari (2011). Cara jitu mengatasi hipertensi. Yogyakarta: Andi

Syamsudin. (2011). Buku Ajar Farmakologi Kardiovaskuler Dan Renal : Salemba


Medika

Warjiman Et Al., 2020 http://journal.stikmakassar.com/b/article/view/265

WHO, WORLD HEALTH ORGANIZATION 2019,. CARDIOVASCULAR


DISEASES (CVDs).

Widimsky, Taghadosi ( 2016-2017) Dalam Manajemen Hipertensi Canadian


Hypertension Education

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


78

Wijaya A.S & Putri.(2013). KMB 1 Keperawatan Medikal Bedah (Keperawatan


Dewasa Teori Dan Contoh Askep) April 2013. Yogyakarta : Nuha Medika.

Wikipedia, 2009 Dalam Jurnal Ilmu Kesehatan, 2017 - Ejurnaladhkdr.Com

Yahya 2005 Dalam Dalam Buku Keperawatan Medikal Bedah 1(Keperawatan


Dewasa Teori Dan Contoh Askep) April 2013. Yogyakarta : Nuha Medika.

Yonata, Ade And Pratama, Arif Satri Putra (2016) Hipertensi Sebagai Faktor
Pencetus Terjadinya Stroke. Jurnal Majority.

Yundini, (2006) Dalam Jurnal GIZIDO, 2014 - Ejurnal.Poltekkes-Manado.Ac.Id

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


79

LAMPIRAN -LAMPIRAN

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


LAMPIRAN -LAMPIRAN
RI )

Nomor : 613 /ll.3.AU/F/20/2021


Lampiran
Perihal : Pennohonan Izin Penelitian

Kepada Yth:
Kepala Puskesmas Banjit
di
Tempat

Sehubungan dengan pelaksanaan penyusunan Skripsi mahasiswa Fakultas Kesehatan Universitas '
Muhammadiyah Pringsewu Lampung Program Studi S 1 Keperawatan Tahun Akademik
2020/2021, kami mohon kepada Kepala Puskesmas Banjit, untuk dapat memberikan izin
Penelitiankepada Mahasiswa tersebut dibawah ini :

Nam a : Tri Supriyono


NIM : 2019206203144P
Semester : IV (Empat)

Dengan Judul Penelitian:


"PENGARUH TEKNIK RELAKSASI MEDITASI MENDENGARKAN AYAT .
SUCI AL-QURAN TERHADAP PENURUNAN HIPERTENSI LANSIA DI
RUMAH TAHUN 2021"

Demikian surat pennohonan ini kami sampaikan atas perhatian dan kerjasamanya yang
baik kami ucapkan terimakasih.

Dipindai dengan CamScanner


KOMITE ETIK PENELITIAN KESEHATAN
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU
Jl. KH. Ahmad Dahlan No.112 Pringsewu, Lampung 35373
Email : komite_etik@umpri.ac.id

PERSETUJUAN KOMISI ETIK TENTANG PELAKSANAAN PENELITIAN


BIDANG KESEHATAN
Nomor : 0289/KEPK/FKes/2021

Yang bertanda tangan di bawah ini, ketua Komite etik Penelitian Kesehatan Fakultas
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu, setelah dilaksanakan pemeriksaan dan
penilaian usulan penelitian yang berjudul :

“PENGARUH TEKNIK RELAKSASI MEDITASI MENDENGARKAN AYAT SUCI AL-QURAN


TERHADAP PENURUNAN HIPERTENSI LANSIA DI RUMAH TAHUN 2021”

Yang menggunakan manusia sebagai subyek penelitian dengan peneliti utama :

Nama : TRI SUPRIYONO

NIM : 2019206203144P

Asal Institusi : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU

Dapat disetujui pelaksanaannya selama tidak bertentangan dengan nilai – nilai kemanusiaan
dan kode etik penelitian.

Pringsewu, 19 AGUSTUS 2021


Komite Etik Penelitian Fakultas Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Pringsewu
Ketua,

Nur Fadhilah M.Kes


NBM: 927 023
80

PENJELASAN PENELITIAN

Responden yang saya hormati, saya tertulis di bawah ini :

Nama : Tri Supriyono

NPM : 2019206203144P

Merupakan mahasiswa s1 ilmu keperawatan fakultas kesehatan universitas

muhammadiyah pringsewu yang akan mengadakan penelitian dengan judul

“Pengaruh Teknik Relaksasi Meditasi Mendengarkan Ayat Suci Al-Qur’an (Ar-

Rahman) Terhadap Penurunan Hipertensi Lansia Di Desa Pasar Banjit Tahun

2021” tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa pengaruh antara

relaksasi meditasi dengan kejadian hipertensi pada lansia.

Penelitian ini tidak akan menimbulkan akibat yang merugikan bagi siapapun.

Kerahasiaan informasi akan dijaga dan hanya digunakan untuk kepentingan

penelitian. Tidak ada paksaan dalam keikutsertaan menjadi reponsen penelitian.

Untuk itu saya mohon kesediaan untuk menjadi responden penelitian ini, jika anda

bersedia menjadi responden saya mohon untuk menandatangani lembar

persetujuan. Atas perhatian dan partisipasinya saya ucapkan terimkasih.

Peneliti, 2021

Tri supriyono
81

PERSETUJUAN RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama :

Umur :

Alamat :

Setelah mendapat keterangan secukupnya dari peneliti serta mengetahui manfaat

penelitian yang berjudul “Pengaruh Teknik Relaksasi Meditasi Mendengarkan

Ayat Suci Al-Qur’an (Ar-Rahman) Terhadap Penurunan Hipertensi Lansia Di

Desa Pasar Banjit Tahun 2021” maka saya menyatakan (bersedia/tidak bersedia)

diikut sertakan dalam penelitian ini.

Banjit, 2021
Responden

(......................)
82

JUDUL SOP : Tindakan Relaksasi Meditasi

PENGERTIAN :

Meditasi merupakan suatu upaya yang terus menerus pada kegiatan


berpikir atau berkonsentrasi, biasanya semacam kontemplasi (perenungan dan
pertimbangan religius).

TUJUAN :

 Mengembangkan potensi mental klien.


 Meningkatkan kesehatan klien.
 Meningkatkan prilaku sosial klien.

PERSIAPAN :

 Alas tempat duduk.


 Ruangan yg nyaman dan tenang.
 Mp3 player atau handphone.
 Speaker.
 Tensi meter (spygmomanomater).
 Stetoskop.

PROSEDUR :

A. Pra interaksi
 Menyiapkan diri secara fisik dan psikologis.
 Menyiapkan lingkungan yang tenang, aman dan nyaman .

B. Orientasi
 Menyapa pasien sesuai kultur atau budaya setempat.
 Memperkenalkan diri.
 Melakukan kontrak topik, waktu, dan tempat pertemuan.
 Menanyakan keluhan utama pasien saat ini.
 Memvalidasi masalah yang dialami pasien.
 Menjelaskan maksud dan tujuan pertemuan.
83

 Menjelaskan prinsip prosedur dari terapi meditasi yang akan di lakukan.


 Menjelaskan kepada pasien jangka waktu efektif melakukan meditasi (15-
30).
C. Kerja
 Meminta pasien untuk mengambil posisi nyaman.
 Meminta pasien mengambil napas dalam dalam, rileks dan lakukan yang
terbaik untuk mengosongkan pikiran.
 Meminta pasien untuk memusatkan pikiran dan konsentrasi mendengarkan
suara meditasi.
 Ketika meditasi selesai, minta pasien duduk dengan tenang, dan perlahan
lahan kembalikan pikiran dan kesadaran pasien.
 Minta pasien bangun secara bertahap dan lakukan peregangan sebentar.
 Minta pasien siap kembali ke rutinitas normal dalam keadaan rileks dan
bugar.

D. Terminasi
 Mengeksplorasi perasaan pasien setelah meditasi.
 Mendiskusikan umpan balik setelah klien selesai meditasi.
 Melakukan kontrak : topik, waktu, dan tempat untuk kegiatan meditasi
selanjutnya. (Politeknik Denpasar Jurusan Keperawatan , 2017).
84

LEMBAR OBSERVASI TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI


A. Data Karakteristik Responden
Nama (inisial) :
Alamat :
Umur :
Jenis kelamin :
Obat hipertensi yang pernah di konsumsi :
Kontrol ke fasilitas kesehatan :
Menghindari pantangan makanan :
Riwayat penyakit lain :

B. Lembar Observasi Tekanan Darah

NO Sebelum mendengarkan ayat Sesudah mendengarkan ayat


Al-Qur’an Al-Qur’an
Tanggal Tekanan darah Tanggal Tekanan darah
pemeriksan pemeriksaan
85

C. Persiapan

1. Sampel

Penelitian dimulai dengan penentuan sampel yang diambil dari penderita

hipertensi di pasar Banjit. Selanjutnya sampel diberi penjelasan tentang

tujuan, manfaat, dan prosedur penelitia untuk kemudian dimintai kesediaan

menjadi responden, jika bersedia akan dilanjutkan dengan pengisian

informed consent.

2. Bahan dan alat

a. Mp3 Player atau Handphone

b. Speaker

c. Tensi meter (Spygmomanometer)

d. Stetoskop

e. Lembar observasi

3. Penatalaksanaan

a. Melakukan pengukuran darah untuk mendapatkan data awal

penelitian.

b. Setelah data di dapat maka klien hipertensi didengarkan ayat Al-

Qur’an dengan waktu 15-30 menit setiap hari selama 3 hari.

c. Lalu setelah didengarkan ayat Al-Qur’an dilakukan kembali

pengukuran darah untuk mengetahui hasil tekanan darah setelah

mendengarkan ayat suci Al-Qur’an.


86

Data Responden
Sebelum Intervensi Setelah Intervensi
No Resp. Usia Jenis Kelamin
Sistole Diastole Sistole Diastole
1 Tn. P 62 Laki-laki 163 97 152 89
2 Ny. A 64 Perempuan 169 93 148 90
3 Tn. R 61 Laki-laki 152 93 147 89
4 Ny. S 66 Perempuan 153 95 139 89
5 Ny. H 65 Perempuan 148 101 138 92
6 Ny. H 63 Perempuan 150 96 134 87
7 Tn. F 62 Laki-laki 169 93 145 90
8 Ny. S 61 Perempuan 149 99 138 89
9 Tn. D 62 Laki-laki 156 97 143 88
10 Ny. S 62 Perempuan 149 98 138 87
11 Tn. M 66 Laki-laki 171 95 137 99
12 Ny. L 64 Perempuan 162 101 142 91
13 Tn. S 63 Laki-laki 159 98 145 88
14 Ny. S 64 Perempuan 171 96 152 86
15 Ny. S 62 Perempuan 159 98 148 88
16 Ny. N 61 Perempuan 162 97 150 87
17 Ny. A 65 Perempuan 152 98 145 89
87

Frequencies
Statistics
Usia
N Valid 17
Missing 0
Mean 63.12
Median 63.00
Minimum 61
Maximum 66

Usia

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 61 3 17.6 17.6 17.6
62 5 29.4 29.4 47.1
63 2 11.8 11.8 58.8
64 3 17.6 17.6 76.5
65 2 11.8 11.8 88.2
66 2 11.8 11.8 100.0
Total 17 100.0 100.0

Frequencies

Jenis_Kelamin

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Perempuan 11 64.7 64.7 64.7

Laki-laki 6 35.3 35.3 100.0


Total 17 100.0 100.0
88

Frequencies

Statistics

Sistole_Sebelum Diastole_Sebelum Sistole_Sesudah Diastole_Sesudah


N Valid 17 17 17 17
Missing 0 0 0 0
Mean 158.47 96.76 143.59 89.29
Median 159.00 97.00 145.00 89.00
Minimum 148 93 134 86
Maximum 171 101 152 99

Frequency Table

Sistole_Sebelum

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 148 1 5.9 5.9 5.9
149 2 11.8 11.8 17.6
150 1 5.9 5.9 23.5
152 2 11.8 11.8 35.3
153 1 5.9 5.9 41.2
156 1 5.9 5.9 47.1
159 2 11.8 11.8 58.8
162 2 11.8 11.8 70.6
163
1 5.9 5.9 76.5
169
2 11.8 11.8 88.2
171
2 11.8 11.8 100.0
Total
17 100.0 100.0

Diastole_Sebelum
89

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 93 3 17.6 17.6 17.6
95 2 11.8 11.8 29.4
96 2 11.8 11.8 41.2
97 3 17.6 17.6 58.8
98 4 23.5 23.5 82.4
99 1 5.9 5.9 88.2
101 2 11.8 11.8 100.0
Total 17 100.0 100.0

Sistole_Sesudah

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 134 1 5.9 5.9 5.9
137 1 5.9 5.9 11.8
138 3 17.6 17.6 29.4
139 1 5.9 5.9 35.3
142 1 5.9 5.9 41.2
143 1 5.9 5.9 47.1
145 3 17.6 17.6 64.7
147 1 5.9 5.9 70.6
148
2 11.8 11.8 82.4
150
1 5.9 5.9 88.2
152
2 11.8 11.8 100.0
Total
17 100.0 100.0

Diastole_Sesudah
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 86 1 5.9 5.9 5.9
87 3 17.6 17.6 23.5
88 3 17.6 17.6 41.2
89 5 29.4 29.4 70.6
90 2 11.8 11.8 82.4
90

91 1 5.9 5.9 88.2


92 1 5.9 5.9 94.1
99 1 5.9 5.9 100.0
Total 17 100.0 100.0

Explore

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent


Sistole_Sebelum 17 100.0% 0 0.0% 17 100.0%
Sistole_Sesudah 17 100.0% 0 0.0% 17 100.0%

Descriptives
Statistic Std. Error
Sistole_Sebelum Mean 158.47 1.976
95% Confidence Interval for Lower Bound 154.28
Mean Upper Bound 162.66
5% Trimmed Mean 158.36
Median 159.00
Variance 66.390
Std. Deviation 8.148
Minimum 148
Maximum 171
Range 23
Interquartile Range 15
Skewness .298 .550
Kurtosis -1.337 1.063
Sistole_Sesudah Mean 143.59 1.345
95% Confidence Interval for Lower Bound 140.74
Mean Upper Bound 146.44
5% Trimmed Mean 143.65

Median 145.00

Variance 30.757

Std. Deviation 5.546


91

Minimum 134

Maximum 152

Range 18

Interquartile Range 10

Skewness -.049 .550

Kurtosis -1.123 1.063

Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
*
Sistole_Sebelum .161 17 .200 .906 17 .087
*
Sistole_Sesudah .149 17 .200 .947 17 .411

*. This is a lower bound of the true significance.


a. Lilliefors Significance Correction

Explore

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent


Diastole_Sebelum 17 100.0% 0 0.0% 17 100.0%
Diastole_Sesudah 17 100.0% 0 0.0% 17 100.0%

Descriptives
Statistic Std. Error
Diastole_Sebelum Mean 96.76 .597
95% Confidence Interval for Lower Bound 95.50
Mean Upper Bound 98.03
5% Trimmed Mean 96.74
Median 97.00
Variance 6.066
Std. Deviation 2.463
Minimum 93
Maximum 101
Range 8
92

Interquartile Range 3
Skewness -.006 .550
Kurtosis -.439 1.063
Diastole_Sesudah Mean 89.29 .711
95% Confidence Interval for Lower Bound 87.79
Mean Upper Bound 90.80
5% Trimmed Mean 88.94

Median 89.00

Variance 8.596

Std. Deviation 2.932

Minimum 86

Maximum 99

Range 13

Interquartile Range 3

Skewness 2.421 .550

Kurtosis 7.617 1.063

Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
*
Diastole_Sebelum .132 17 .200 .937 17 .285
Diastole_Sesudah .246 17 .007 .756 17 .001

*. This is a lower bound of the true significance.


a. Lilliefors Significance Correction
93

T-Test

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean


Pair 1 Sistole_Sebelum 158.47 17 8.148 1.976
Sistole_Sesudah 143.59 17 5.546 1.345

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.
Pair 1 Sistole_Sebelum &
17 .530 .029
Sistole_Sesudah

Paired Samples Test

Paired Differences
95% Confidence Interval of the
Difference

Mean Std. Deviation Std. Error Mean Lower Upper t df Sig. (2-tailed)
Pair 1 Sistole_Sebelum -
14.882 7.017 1.702 11.275 18.490 8.745 16 .000
Sistole_Sesudah

T-Test

Paired Samples Statistics


94

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean


Pair 1 Diastole_Sebelum 96.76 17 2.463 .597
Diastole_Sesudah 89.29 17 2.932 .711

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.
Pair 1 Diastole_Sebelum &
17 -.050 .848
Diastole_Sesudah

Paired Samples Test

Paired Differences
95% Confidence Interval of the
Difference

Mean Std. Deviation Std. Error Mean Lower Upper t df Sig. (2-tailed)
Pair 1 Diastole_Sebelum -
7.471 3.923 .951 5.454 9.488 7.852 16 .000
Diastole_Sesudah

Anda mungkin juga menyukai