Anda di halaman 1dari 5

ISSN: 2655-8491 Vol. 1 No.

1 (Januari, 2019)
ROMANTISME DALAM KUMPULAN PUISI SENYAWA
KARYA ANDREI AKSANA

ISTIQAMAH

Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Banjarmasin
Email: istiqamah@umbjm.ac.id

ABSTRAK

Romantisme diartikan sebagai haluan kesusastraan akhir abad ke-18 yang mengutamakan perasaan,
pikiran, dan tindakan spontanitas (KBBI dalam Sehandi, 2016:150). Istilah romantik dalam sastra mengacu
pada gerakan pemikiran dan penulisan karya sastra di seluruh Eropa dan Amerika yang menunjukkan
karakteristik tersendiri, yang menganggap imajinasi lebih penting daripada aturan formal dan fakta
(Sehandi, 2016:150). Dari pernyataan tersebut, maka diambil suatu pemikiran bahwa ada perbedaan dalam
sudut pandang fakta dengan sudut pandang imajinasi. Puisi hadir sebagai penetral antar sudut pandang
fakta dengan sudut pandang imajinasi. Puisi dapat memberikan pernyataan yang mungkin tidak dapat
dijelaskan dalam sudut pandang fakta. Akan tetapi, keduanya dapat bersinergi dari apa-apa yang mungkin
tidak bisa dijelaskan melalui fakta dapat dijelaskan melalui imajinasi, begitu pula sebaliknya. Kumpulan
puisi Senyawa karya Andrei Aksana ini hadir dengan antara sudut pandang fakta dengan sudut pandang
imajinasi. Hal ini menunjukkan bahwa Andrei mencoba menyinergikan dan membuat kesenjangan sudut
pandang imajinasi dengan sudut pandang fakta. Kemudian dari hal ini akhirnya ia bisa menjadikan
romantisme kata senyawa yang bisa diartikan fakta ataupun imajinasi, yang kemudian bersinergi dengan
kata cinta dengan berbagai definisi yang kemudian dituangkannya dalam kumpulan puisi.

kata kunci: romantisme, puisi, senyawa

PENDAHULUAN imajinasi pembaca yang timbul karena pemakaian


bahasa tersebut (Sehandi, 2016: 61-62).
Puisi merupakan salah satu karya sastra yang Pilihan kata yang menunjukkan adanya sinergi
mempunyai ciri bahasa yang padat dan sarat itu diantaranya adalah karenamu aku jadi puisi,
akan makna. Kepadatan makna itu ditandai hal ini menunjukkan adanya imajinatif sekaligus
dengan misalnya dipilih salah satu diksi saja, fakta di sana. Bagaimana sebenarnya seseorang
senyawa akan tetapi dapat membuat beragam dapat menjadi puisi melalui perjalanan hidupnya
makna yang muncul. Puisi biasanya muncul dari yang bersifat fakta dan bagaimana ia menjadi
pemikiran penulis yang terkadang tidak bisa puisi yang bersifat imajinatif. Hal ini lah yang
diungkapkan dengan bahasa yang faktual, maka menunjukkan adanya sinergi romantisme dalam
bisa dituliskan melalui bait-bait puisi yang tertulis kumpulan puisi ini.
dengan bahasa imajinatif. Jadi, sebenarnya
imajinasi berawal dari fakta, serta fakta bisa METODE
diungkapkan melalui imajinasi yang kemudian
dua sudut pandang ini sebenarnya dapat Dalam penelitian Penelitian ini merupakan
bersinergi dengan baik. penelitian kualitatif dengan metode deskriptif.
Diksi atau pilihan kata yang dipilih oleh penulis Kualitatif adalah penelitian yang temuan-
dalam kumpulan puisi Senyawa ini dapat temuannya tidak diperoleh melalui prosedur
mengungkapkan fakta dibalik imajinasi, begitu statistik atau bentuk hitungan lainnya. Prosedur
pula sebaliknya. Dalam memilih kata-kata penyair ini menghasilkan temuan yang diperoleh dari
tidak hanya mendasarkannya pada arti atau data-data yang dikumpulkan dengan
maknanya saja, juga berdasarkan pada rasa menggunakan beragam sarana. Sarana itu
bahasanya, yakni pengaruh yang timbul ada meliputi pengamatan dan wawancara, namun
34
ISSN: 2655-8491 Vol. 1 No. 1 (Januari, 2019)
bisa juga mencakup dokumen, buku, kaset, dan 61). Menurut S. Suharianto dalam Sehandi (2016:
bahkan data yang telah dihitung untuk tujuan lain, 61) ciri utama karya sastra puisi bersifat
misalnya data sensus. konsemtrif (konsentrasi, pemusatan) dan intensif
Deskriptif artinya menggambarkan, melukiskan (intensifikasi, pemadatan). Tentang ciri ini
secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai Suharianto menjelaskan bahwa penyair
data, sifat-sifat, serta hubungan fenomenal- (pengarang puisi) tidak membeberkan secara
fenomenal yang diteliti. Dengan metode deskriptif, rinci apa yang ingin diungkapkannya, melainkan
data diuraikan dan dipaparkan secara apa justri sebaliknya. Penyair hanya mengutarakan
adanya sesuai kebutuhan penelitian. Metode apa yang menjadi bagian pokok atau yang
kualitatif dapat digunakan untuk mengungkap dan mendasar saja menurut pikiran dan perasaannya.
memahami sesuatu di balik fenomena yang Puisi termasuk salah satu genre sastra yang
sedikit pun belum diketahui. berisi ungkapan perasaan penyair, mengandung
rima dan irama, serta diungkapkan dalam pilihan
HASIL DAN PEMBAHASAN kata yang cermat dan tepat. Bahasa yang
digunakan penyair harus dapat mewakili rasa dan
Romantisme pesan yang hendak disampaikan (Zulfahnur,
Romantisme diartikan sebagai haluan 2014: 5.2).
kesusastraan akhir abad ke-18 yang Selain bahasa yang dipergunakannya, ciri puisi
mengutamakan perasaan, pikiran, dan tindakan juga tampak dari wujud puisi tersebut. Wujud
spontanitas. Teori romantisme merupakan teori puisi antara lain terdiri dari bentuk, letak, ejaan,
(aliran) yang menunjukkan minat yang besar serta, diksi. Puisi ditulis dalam bentuk berbait
pada keindahan alam, kepercayaan asli (agama), sedangkan letaknya tertata ke bawah. Karena
curahan hati nurani, alam gaib, dan cara hidup puisi tidak terlalu mementingkan ejaan, maka
yang sederhan sebagai pemberontakan terhadap penggunaan huruf besar serta tanda baca sering
gaya hidup teratur kaum borjuis. Pengikut teori ini diabaikan. Selain itu, diksi puisi banyak yang
menekankan spontanitas dalam mengungkapkan bermakna konotatif (Zulfahnur, 2014: 5.3).
pikiran, perasaan, dan tindakan. Istilah romantik Ciri lain untuk memahami puisi ialah dengan
dalam sastra mengacu pada gerakan pemikkiran membedakannya dari bentuk prosa. Perbedaan
dan penulisan karya sastra di seluruh Eropa dan pokok antara puisi dan prosa terletak pada puisi
Amerika yang menunjukkan karakteristik yang bukan merupakan rentetan periistiwa,
tersendri, yang menganggap imajinasi lebih sehingga puisi tidak memiliki plot seperti layaknya
penting daripada aturan formal dan fakta prosa. Selain itu, puisi meiliki kecendrungan
(Sehandi, 2016:150). menggunakan kata bermakna konotatif
Pada zaman romantik ini, kritik ekspresivisme (Zulfahnur, 2014: 5.3).
mendapat perhatian umum. Oleh karena karya
sastra dipahami sebagai hasil ekspresi, peluapan Unsur-unsur Karya Sastra Puisi
atau ungkapan perasaan pengarangnya atau Karya sastra puisi memiliki unsur-unsur yang
sebagai hasil imajinasi pengarangnya yang membentuknya menurut S. Suharianto dalam
menjabarkan pandangan, pemikiran, dan Sehandi (2016: 62), unsur-unsur karya sastra
perasaannya, maka tolok ukur penilaian terhadap puisi adalah tema, daya bayang, rima dan irama.
karya sastra terutama ditujukan kepada Itulah unsur intrinsik karya sastra puisi. Pertama
kesungguhan hatinya (sincerity), keasliannya adalah tema, tema adalah intisari atau pokok
(genuineness), dan keakuratannya (adequacy) pikiran sebuah puisi. Kedua, daya bayang. Daya
dalam mengungkapkan visi dan pemikiran bayang atau imajinasi merupakan efek yang
individual si pengarang itu sendiri. Jadi, tolok ukur timbul pada benak pembaca (penikmat). Ketiga,
karya sastra yang baik dalam teori romantik ini rima dan irama. Rima adalah istilah lain untuk
adalah: orisinalitas, kreativitas, dan individualitas. persajakan atau persamaan bunyi, sedangkan
(Sehandi, 2016:152-153). irama atau ritme adalah tinggi-rendah, panjang-
pendek, keras-lembut, atau cepat-lambat bunyi
Puisi bahasa pada kata atau baris-baris sebuah puisi.
Karya sastra puisi adalah karya sastra yang Di samping tiga unsur puisi di atas, ada pula yang
terikat oleh bunyi bahasa (rima, irama, intonasi), menyebutkan unsur-unsur puisi, antara lain;
bentuk baris (larik), dan bait serta ditandai oleh tema, amanat, rima, irama, ritme, majas, kesan ,
penggunaan bahasa yang padat. (Sehandi, 2016: diksi , dan tipografi (Sehandi, 2016: 63).
35
ISSN: 2655-8491 Vol. 1 No. 1 (Januari, 2019)
Puisi yang terdiri dari 4 larik dalam 1 bait,
Pembagian Jenis Karya Sastra Puisi atau disebut juga sajak 4 seuntai
Jenis karya sastra terbagi antara lain: 4. Quint
1. Puisi lama merupakan puisi rakyat yang tak Puisi yang terdiri dari 5 larik dalam 1 bait,
dikenal nama pengarangnya, dari mulut ke atau disebut juga sajak 5 seuntai
mulut, sastra lisan, dan terikat bentuk dan 5. Sextet
jumlah barisnya Puisi yang terdiri dari 6 larik dalam 1 bait,
2. Puisi baru adalah puisi bebas baik dari segi atau disebut juga sajak 6 seuntai
bentuk dan bunyi, ada beberapa jenis karya 6. Septima
sastra puisi baru, yaitu: Puisi yang terdiri dari 7 larik dalam 1 bait,
a. Puisi diafan adalah puisi yang atau disebut juga sajak 7 seuntai
transparan, mudah ditangkap 7. Stanza atau Oktaf
maksudnya karena menggunakan kata- Puisi yang terdiri dari 8 larik dalam 1 bait,
kata yang biasa digunakan, namun nilai atau disebut juga sajak 8 seuntai
di balik kata-kata yang biasa itu 8. Soneta
menimbulkan rasa gugah dan haru Puisi yang dalam satu bait mengandung
para pembaca 14 larik. (Zulfahnur, 2014: 5.12)
b. Puisi prismatis dalah puisi gekap yang
sukar untuk dipahami karena Puisi Modern
menggunakan kata-kata kiasan, Puisi modern bercirikan bentuk puisi yang
asosiasi-asosiasi, simbol-simbol yang bebas dari aturan, baik bentuk maupun aturan isi.
mengandung makna konotatif, yakni Bahkan dalam puisi modern ada yang hanya
makna yang bisa ditafsirkan memiliki beberapa kata atau bahkan hanya terdiri
bermacam-macam (poly interpretable) dari satu kalimat saja. Puisi modern memang
c. Puisi kontemporer adalah puisi yang lebih mememntingkan isi dibandingkan dengan
mengandalkan variasi bentuk dan bentuk. Namun bentuk fisik puisi atau tipografi
permainan bunyi bahasa seperti rima, yang dibuat secara khas oleh penyair, digunakan
irama, tekanan, intonasi dan lain-lain untuk mendukung isi puisi.
d. Puisi mbeling adalah puisi-puisi nakal Puisi modern dapat digolongkan
yang tidak mengikuti aturan, melawan berdasarkan cara pengungkapan penyair, yaitu:
arus, memberontak atas kemapanan, 1. Puisi Epik
dan menggugat hal-hal yang bersifat Puisi epik adalah puisi yang mengandyng
sakral atau tabu (Sehandi, 2016: 64- unsur-unsur epik dan narasi. Puisi ini
65). disebut juga puisi kisahan, karena
dipergunakan penyair untuk mengisahkan
Puisi Baru sesuatu peristiwa.
Puisi baru banyak mendapat pengaruh 2. Puisi Lirik
dari kebudayaan Eropa. Puisi ini lahir pada masa Puisi lirik adalah puisi yang mengandung
penjajahan Belanda, dengan demikian sulit curahan rasa dan suasana hati, sebagai
diletakkan adanya pengaruh kebudayaan Eropa cetusan isi hati penyairnya.
terhadap puisi baru. Masih terdapat persamaan 3. Puisi Dramatik
bentuk antara puisi lama dengan puisi baru, yaitu Puisi dramatik menekankan pada unsur-
masih terikat pada jumlah larik dalam satu bait. unsur dramatik, berupa tikaian emosi
Namun jumlah suku kata dalam setiap larik serta akulirik. (Zulfahnur, 2014: 5.13-5.14).
rima sudah tidak lagi terikat oleh aturan yang
ketat. Unsur Intrinsik Puisi
Ada 8 jenis puisi baru, yaitu: Untuk memahami makna sebuah puisi dapat
1. Distichon dilakukan dengan menganalisis unsur-unsur
Puisi yang teridir dari 2 larik dalam satu intrinsiknya, misalnya dengan mengkaji gaya
bait, atau disebut juga sajak 2 seuntai mencakup (1) Gaya bunyi yang meliputi:
2. Terzina asonansi, aliterasi, persajakan, efoni, dan
Puisi yang terdiri dari 3 larik dalam 1 bait, kakofoni. (2) gaya kata yang membahas tentang
atau disebut dengan sajak 3 seuntai pengulangan kata dan diksi. (3) Gaya kalimat
3. Quatrin yang berisi gaya implisit dan gaya retorika. (4)
36
ISSN: 2655-8491 Vol. 1 No. 1 (Januari, 2019)
Larik, dan (5) bahasa kiasan. Memahami puisi Hingga kamu ingat mengembalikannya
melalui bentuknya dapat dilakukan dengan Padaku
menelaah tipografi, tanda baca, serta enjabemen.
Untuk mempermudah dan memperjelas Dapat terlihat dari puisi-puisi di atas
penganalisisan puisi, di depan setiap larik berilah bahwa konsisten dari awal sampai akhir
nomor urut. Apabila puisi yang hendak dianalisis menggunakan diksi senyawa dan menunjukkan
tersebut memiliki beberapa bait, dapat pila diberi orisinalitas dari puisi yang dibuat.
nomor pada setiap baitnya (Zulfahnur, 2014:
5.29-5.30). 2. Kreativitas
Menurut KBBI daring 2018, Kreativitas adalah
Romantisme dalam Kumpulan Puisi Senyawa daya cipta, kemampuan untuk mencipta. Hal ini
Karya Andrei Aksana terlihat dari kreativitas penulis memecahkan diksi
Tolok ukur karya sastra yang baik dalam teori senyawa menjadi banyak puisi yang berbeda-
romantik ini adalah: orisinalitas, kreativitas, dan beda. Inilah yang menunjukkan kreativitas
individualitas (Sehandi, 2016: 152-153). penulis. Dapat dilihat dari beberapa judul puisi
1. Orisinalitas berikut, yaitu:
Orisinalitas dalam KBBI Daring 2018 SENYAWA MATA
adalah keaslian. Jadi maksud dari orisinalitas Kujadikan matamu sebagai penglihatanku
di sini adalah keaslian penulisan puisi. Kaujadikan
Keaslian atau orisinalitas dari puisi Andrei mataku sebagai penglihatamu
Aksana ini terlihat dari pemilihan kata Kita pun menemukan
senyawa yang konsisten dari awal sampai Dunia baru
akhir mengusung kata senyawa. Ini terlihat
pada puisi yang pertama yaitu: Tak ada bentuk
Tak ada rupa
SENYAWA KATA Tak ada warna
Suaramu arti bagi suaraku
Suaraku makna bagi suaramu Hanya kita di sana
Dalam bentuk, rupa, dan warna yang baru
Aku bicara dengan suaramu
Kamu bicara dengan suaraku SENYAWA TELINGA
Cinta memanggil tanpa suara
Dua sumber bunyi yang bersetuju Memilih dua pasang telinga yang peka
Melahirkan kata-kata baru Yang berbeda
Kamu dan aku memberi arti dan makna Tetapi mendengar di saat yang sama
Telinga kita sumur tak berdasar
Kemudian di tengah halaman juga ada kata Tempat darahmu berdesir untuk darahku
senyawa, yaitu pada bait puisi berikut: Jantungmu berdebur untuk jantungku Nadimu
berdetak untuk nadiku
SENYAWA WAKTU Di sana cinta mengekalkan suara
Di setiap dekapan
Kita mengekalkan waktu SENYAWA NAPAS
Semua terengkuh di sini Udara yang kita bagi
Dulu, kini, nanti Memompa napasmu dan napasku
Kita akan tetap begini Dada kita debur gelombang
Di pantai kita yang sama
Selanjutnya, juga terlihat di akhir halaman, yaitu: Napas kita detak hidup yang searah
Mengantarkan perahu berlaya Dalam setiap
SENYAWA KENANGAN napasku
Jadilah kenangan, dan lenyap Aku selalu mengingatmu
Atau jadilah harapan, dan tinggal Itulah mengapa aku melakukannya berulang kali
Tambatkan kepadaku
Kenanglah aku dengan segala kelemahanku
Karena kamulah kekuatanku
37
ISSN: 2655-8491 Vol. 1 No. 1 (Januari, 2019)
Dari beberapa contoh di atas terlihat Menjaga yang kita punya
kreativitas dalam menulis puisi yang bernuansa Setiamu bukan karena kepadaku
romantisme ini. Setiamu karena kepada cinta kita
Dari beberapa puisi di atas dapat dilihat sisi
3. Individualitas individualitas yang menunjukkan karyanya adalah
Individualitas adalah sisi kepribadian karya yang bersifat romantisme.
seseorang yang mementingkan dirinya sendiri
atau sifat khusus sebagai individu. Hal ini terlihat
dari beberapa puisi yang banyak menggunakan
kata ganti ‘aku’.

SENYAWA CINTA SIMPULAN


Cinta menjadi nama kita
Aku tanpamu Berdasarkan hasil pembahasan di atas, dapat
Kamu tanpaku disimpulkan bahwa terdapat beberapa
Ada tetapi tiada romantisme dalam kumpulan puisi Senyawa
Karya Andrei Aksana. Tolok ukur romantisme
Cinta menjadi suara kita dalam kumpulan puisi ini adalah orisinalitas,
Aku tanpamu kreativitas, dan individualitas. Tetapi yang
Kamu tanpaku menonjol adalah kreativitas, karena hanya dari
Berkata tetapi tak bermakna diksi senyawa dia bisa menjadikan banyak puisi
Cinta menjadi mata kita yang akhirnya menjadi kumpulan puisi.
Aku tanpamu
Kamu tanpaku DAFTAR RUJUKAN
Melihat tetapi tak memahami
Aksana, Andrei. (2015). Senyawa Karenamu Aku
Cinta menjadi tangan kita Menjadi Puisi. Jakarta: PT Gramedia.
Aku tanpamu
Kamu tanpaku Hermawan, Sainul. (2006). Teori Sastra dari
Menggenggam tetapi terlepas Marxis sampai Rasis Sebuah Buku Ajar.
Banjarmasin: PBS FKIP Universitas
SENYAWA RINDU Lambung Mangkurat.
Rindu karena selalu
Sebelum jauh menjadi ruang Nurgiyantoro, Burhan. (2015). Teori Pengkajian
Rindu karena begitu Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada
Tak membiarkan pisah menjadi waktu University Press.

Rinduku menjadi rindumu Sehandi, Yohanes. (2016). Mengenal 25 Teori


Bahkan ketika masih bertemu Sastra. Yogyakarta: Penerbit Ombak.
SENYAWA SETIA
Kisi-kisi kepada jendela Zulfahnur, dkk. (2014). Teori Sastra. Tangerang
Retak jika tak kausangga Selatan: Universitas Terbuka.
Kita setia kepada kita

38

Anda mungkin juga menyukai