Anda di halaman 1dari 18
1. Energi dan Perekonomian 1.1 Kompetensi Dasar Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa mampu: a) menjelaskan persoalan energi dalam perekonomian Indonesia b)_menjelaskan persoalan keamanan energi ©) menjelaskan tantangan baru pengelolaan energi 4) _menjelaskan elastisitas konsumsi energi ©) menjelaskan konsumsi energi ) menjelaskan keuntungan manajemem energi g) menjelaskan klasifiksi sumber energi 1.2 Persoalan Energi dalam Perekonol Indonesia Secara umum manusia dalam menjalani hidup tak terlepas dari kebutuhan akan energi, Setiap gerak dan aktivitas bersentuhan dengan cenergi. Hal ini dirasakan sejak individu memenuhi kebutuhan hidup sekadar untuk bertahan hidup maupun demi aktualisasi diri. Seseorang sanggup berjalan dan melakukan mobilitas dengan bantuan energi bagi tubuhnya melalui asupan makanan, Sementara itu mobilitas juga dapat ifasilitasi seperti sepeda, sepeda motor, mobil, pesawat terbang dan kapal-kapal laut; dan sarana tersebut perlu didukung dengan asupan energi bagi peralatan yang bersangkutan, Bahkan demi kenyamanan hidup masyarakat menikmati waktu senggang dengan memanfaatkan 1 sarana bermain dan berhibur diri yang juga memerlukan energi Kegiatan menonton tayangan televisi, mendengarkan _siaran, memancing ikan dan lainnya merupakan contoh yang umum. Karena itu sudah jamak bila sumber-sumber energi yang dapat dijumpai di alam sckitar dimanfaatkan sejauh mungkin dapat dilakukan dengan sebanyak-banyaknya. Kebutuhan energi sudah berkembang menjadi kebutuhan pokok selayaknya kebutuhan pangan bagi kehidupan setiap orang, Beberapa waktu lamanya masyarakat berganggapan Indonesia merupakan produsen dan pengekspor energi karena mempunyai sumber daya energi berlimpah. Misalnya minyak bumi, gas dan batu bara dapat dijumpai tersimpan di beberapa wilayah negara Indonesia Masyarakat beruntung dengan keadaan tersebut dan terdorong untuk dapat menggunakannya demi kenyamanan keseharian. Keadaan tersebut pada kenyataanya berimplikasi mendorong kebijakan dengan tujuan penyediaan energi semurah mungkin bagi pemenuhan kebutuhan masyarakat. Senyampang dengan itu pemerintah mengupayakan penerimaan devisa semaksimal mungkin dari usaha ekspor energi khususnya minya dan gas bumi. Namun kebijakan seperti ini berisiko karena sumber daya alam tersebut tersedia dengan ada batasnya, Kebutuhan energi diperkirakan akan terus meningkat di masa mendatang. Hal ini sejalan dengan pertumbuhan ekonomi sebagai indikasi masyarakat_ yang semakin sejahtera hidupnya. Barangkali pertumbuhan konsumsi energi akan berada diatas 7% pertahun, Padahal jika diperhatikan produksi energi terutama primer mungkin tidak lebih tinggi dari 3% pertahun. [Soesastro: YIEI, 1996] Keseimbangan produksi-konsumsi akan senjang bila tak ada upaya untuk mengoreksinya. Salah satu langkah yang dapat ditempuh yaitu dengan kebijakan harga energi yang lebih rasional. Namun demikian impor energi tetap saja tak dapat dihindarkan ketika laju pertumbuhan sedemikian senjangnya. Peningkatan impor energi membuat keadan Indonesia sama seperti beberapa negara lain, Hal ini mendorong harga energi di Indonesia bergerak menyesuaikan dengan harga internasional. 4.3. Persoalan keamanan energi Pertumbuhan ekonomi masyarakat perlu dipertahankan sebagai upaya memelihara tingkat kesejahteraan berkelanjutan, Upaya ini membutuhkan dukungan pasokan energi yang cukup untuk menggerakkan kegiatan perekonomian, Persoalan muncul ketika negara berupaya memenuhi kebutuhan tersebut sehingga bersentuhan dengan persoalan keamanan energi suatu negara. Persoalan ini tidak jauh beda dengan persoalan keamanan pangan, Beberapa negara merumuskan kebijakan keamanan energi sebagai bagian integral dari kebijakan ekonominya, Kebijakan ini khususnya ketika suatu negara tidak mempunyai sumber daya energi schingga sangat bergantung pada sumber daya energi dari luar. Dengan demikian inti kebijakan energi sebenamya didasarkan pada cara mengelola ketergantungan tersebut. Cara untuk mengurangiketergantungantermasuk dengan menggunakan energi seefisien mungkin (konservasi energi) dan 3 ‘menyebarkan ketergantungan itu pada beragam sumber suplai energi sebanyak mungkin (diversifikasi energi). Pemerintah sejak beberapa dekade telah merumuskan kebijakan energi baru. Kebijakan itu ditempuh demi mengantisipasi dampak jangka panjang bertalian dengan kebutuhan energi. Ada empat unsur pokok kebijakan baru tersebut, yaitu [Soesastro: 1996]: 1) Intensifikasi: kebijakan ini bertujuan untuk meningkatkan pencarian dan pemanfaatan berbagai sumber daya energi, 2) Diversifikasi: kebijakan ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada minyak (BBM) dalam pola konsumsi energi dalam negeri. 3) Konservasi: kebijakan ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi penggunaan energi. 4) Indeksasi: kebijakan ini bertujuan untuk —mengarahkan penggunaan jenis energi yang paling tepat bagi beragam kegiatan, serta untuk meningkatkan efisiensi penggunaan energi. 4.4 Tantangan baru pengelolaan energi ‘Ada dua perkembangan yang bertalian dengan persoalan energi dalam perekonomian Indonesia sehingga memunculkan tantangan baru bagi pengelolaan energi. Hal itu meliputi 1) Konsumsi energi akan terus meningkat. Ekonomi yang bertumbuh_mendorong masyarakat memperoleh pendapatan yang semakin meningkat. Peningkatan kesejahteraan tercermin dalam laju pertumbuhan tinggi konsumsi energi sekunder seperti listrik. Jika dibandingkan dengan negara tetangga Indonesia tergolong masih rendah konsumsi listrik per kepala yaitu masih di bawah Filipina dan Thailan. 2) Sumber energi utama yaitu minyak bumi akan terus berkurang perannya sebagai sumber penghasil devisa dan penerimaan pemerintah, Pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan akan terus meningkat. Pertumbuhan ini terutama dimotori oleh adanya gerakan industrialisasi. Sejak beberapa dekade laju pertumbuhan ekonomi telah mendorong laju konsumsi energi di Indonesia terus meningkat. Hubungan laju konsumsi energi dengan laju pertumbuhan ekonomi disebut elastisitas konsumsi energi terhadap pendapatan, Hubungan ini menyatakan setiap 1% pertumbuhan ekonomi (atau pendapatan nasional) akan mengakibatkan peningkatan konsumsi energi sebesar sekitar 1% juga. Penggunaan energi semakin efisien bila elastisitas konsumsi energi terhadap pendapatan menunjukkan nilai di sekitar angka satu. Selain upaya peningkatan efisiensi pengunaan energi dan upaya konservasi energi, faktor lain berupa struktur ekonomi yang berubah juga berpengaruh pada nilai elastisitas tersebut. Misalnya negara Jepang pernah mencapai nilai elastisitas kurang dari satu persen, Tabel 1-1 Pertumbuhan Ekonomi dan Konsumsi is Konsumsi Energi (%ith) | 6,9 15,4 5,6 72 Pertumbuhan Ekonomi | 3,5 79 53 69 (%aith) Elastisitas 197 1,95 1,06 1,04 (Sumber: Soesatro, YIIEI, 1996) Tabel 1-2 Konsumsi dan Produksi iu Primer dan Sekunder Energi Primer Minyak bumi 47 “14 Gas bumi 8,7 8,0 Batubara 33,8 42,3 Tenaga air BI 21,5 Panas Bumi 445 445 Total 66 29 Energi Sekunder Listrik 13,7 16,2 (Sumber: Soesastro: YIIEI,1996) Seperti halnya target pertumbuhan penduduk menjadi tujuan atau target kebijakan, ada kemungkinan nilai clastisitas konsumsi energi tersebut perlu dijadikan tujuan atau target kebijakan. Nilai elastisitas konsumsi energi dapat diturunkan sampai mencapai kurang dari satu sehingga di masa mendatang laju pertumbuhan konsumsi energi dapat dipertahankan pada sekitar nilai tertentu yang stabil Gambaran_perkembangan produksi-konsumsi energi_ secara sederhana dapat diukur dengan dasar nilaisatuan kalorinya Pengalaman pada dekade sebelum milenium menunjukkan gambaran besamya produksi mencapai kira-kira 2,7 kali besamya konsumsi. Dengan demikian ketika pertumbuhan konsumsi energi sekitar duakali lebih besar dari pertumbuhan produksi energinya maka diperkirakan dalam seperempat abad seluruh produksi akan habis dikonsumsi sendiri, [Soesastro; YIEI,1996] Sektor listrik memegang peran kunci bagi keseimbangan produksi-energi di masa mendatang. Hal ini ditengarai dari pola konsumsi energi masyarakat semakin lama semakin bergeser ke listrik. Selama dua dekade menjelang milenium konsumsi listrik meningkat dua kali lebih cepat dari laju pertumbuhan ekonomi, Nilai tinggi laju konsumsi listrik terutama disebabkan oleh tingkat konsumsi listrik per kepala di Indonesia masih tergolong rendah. Hal ini mengindikasikan dengan jelas bahwa konsumsi listrik akan terus meningkat tajam, Laju dan tingkat konsumsi energi di Indonesia masih akan terus ‘meningkat sejalan dengan laju pertumbuhan ekonomi. Hal ini antara Jain disebabkan oleh pergeseran kegiatan ekonomi Karena pesatnya industrialisasi dan perkembangan sektor transportasi. Karena itu tantangan untuk meningkatkan efisiensi penggunaan energi menjadi semakin nyata, 1.5 Elastisitas konsumsi energi Peningkatan intensitas penggunaan energi dapat dilihat dari segi besarnya biaya energi sebagai bagian dari nilai tambah. Hubungan ini diwujudkan dalam rasio antara masukan energi dan nilai tambah produksi. Peningkatan tersebut umumnya terjadi pada jenis industri semacam industri kimia dasar, industri kimia lainnya dan industri semen. Menurut kajian beberapa pihak pengaruh kenaikan harga terhadap konsumsi energi di sektor listrik pada umumnya lebih tinggi ketimbang tethadap konsumsi energi secara keseluruhan. Maksudnya permintaan energi di sektor energi lebih sensitif’ tethadap perubahan harga ketimbang di sektor lain, Besar pengaruh ini dinyatakan dengan clastisitas permintaan terhadap harga atau clastisitas harga energi, yakni setiap prosentase tertentu kenaikan aktual harga energi akan mengurangi konsumsi sebesar prosentase tertentu. Misal elastisitas harga energi sebesar 0,12 (pada tahun 1970-an dan 1980-an); ini berarti_setiap 10% kenaikan harga riil energi akan menurunkan konsumsi sebesar 1,2% Dengan demikian perubshan harga sepertinya berpengaruh cukup signifikan untuk mendorong konservasi_ dan peningkatan efisiensi penggunaan energi di sektor industri khususnya. Sektor transportasi dan rumah tangga barangkali belum sepeka sektor industri dalam merespon perubahan harga schingga berpengaruh pada tingkat dan laju konsumsinya. Hal itu terutama bila diperhatikan keterkaitannya dengan keterbatasan altematif seperti Ketersediaan kendaraan umum di kota-kota besar. ‘Tabel 1-3 Elastisitas Harga bag Konsumsi energi keseluruhan Sektor industri (Sumber: Soesatro, YHEI, 1996) Salah satu dampak implikasi dari perkembangan tersebut dapat dilihat dari kebutuhan energi akan semakin banyak dipenuhi melalui impor energi. Dengan keadaan seperti itu tidak banyak pilihan selain harga energi cenderung bergerak mendekati harga intemasional. 4.6 Konsumsi energi listrik Seperti dipaparkan di atas tadi scktor listrik memegang peran kunci bagi upaya menciptakan keseimbangan antara produksi dan Konsumsi energi, Masyarakat sudah semakin jauh menggeser pola konsumsi energinya ke energi listrik. Laju konsumsi listrik setiap tabun di Indonesia mencapai rata-rata di sekitar nilai 10% bahkan dapat lebih tinggi lagi Listrik menjadi bentuk energi penting Karena kemudahan penggunaan dan memang terbukti segi kepraktisannya. Penggunaan listrik secara global terus meningkat dan masyarakat Indonesia menggunakan dengan peningkatan lebih tinggi lagi. Penggunaan listrik ini dimulai dari pembangkitan, distribusi, dan pemakai akhir, Setiap satu unit energi listrik memerlukan asupan setara dengan dua setengah sampai tiga unit bahan bakar utama, Karena itu jika penggunaan listrik oleh konsumen dapat sedemikian efisien betapa dampak berlipat dapat diperoleh secara penghematan ekonomi nasional. Pemakaian listrik dapat beragam wujud seperti untuk pencahayaan, untuk daya gerak manusia _maupun barang, untuk menghasilkan panas, dan juga untuk kegiatan elektrolisis. Di semua ragam pemakai n tersebut terbuka kemungkinan untuk diupayakan agar efisien, Pemakaian listrik secara efisien memungkinkan untuk meminimalkan biaya operasional, meningkatkan keuntungan usaha, serta mempertahankan daya saing. Kondisi itu berlaku baik pada sektor Komersial, sektor industri, maupun fasilitas lembaga lainnya, 1.7 Keuntungan Manajemen Energi Pengelolaan energi memberikan beberapa keuntungan yang dapa dinikmati secara nyata, Beberapa keuntungan dapat dipaparkan sebagai berikut, 1) Penghematan energi. Sistem dapat dirancang secara baik untuk memantau dan mengendalikan pemakai energi baik untuk pemanasan, untuk pendinginan, dan untuk pencahayaan, serta kebutuhan lainnya. Pemakaian sistem ini dapat diterapkan baik di bangunan perkantoran, bangunan hotel, bangunan apartemen, dan bangunan lainnya. Pengaturan pemakaian energi pada sistem pengolahan ditujukan terutama untuk sistem peralatan pemakai 10 2 3) energi yang banyak seperti pada rumah sakit, pabrik, dan lainnya, Langkah tindakan meliputi pemakaian sistem kontrol operasi dan optimasi unjuk kerja sistem, Upaya ini menjadi perhatian para ‘manajemen tingkat tinggi. Perawatan, Tindakan pengelolaan energi ditujukan untuk memberikan penghematan konsumsi energi, pengurangan biaya perawatan, dan sedikit perbaikan, Upaya yang dilakukan umumnya bersentuhan dengan upaya memperpanjang umur pakai sistem dan peralatan, Dalam hal ini bangunan tetap menjadi nyaman, efisien, dan selalu dalam kondisi baik. Dalam praktisnya peralatan dioperasikan secara optimal. Maksudnya peralatan yang tidak sedang digunakan harus dihentikan atau disesuaikan dengan kebutuhan, Misalnya pada waktu malam perhatian ditujukan pada operasi peralatan pendinginan dan pencahayaan, Demikian pula secara temporer perhatian ditujukan pada peralatan pabrik dan pengolahan di industri, Pemantauan kondisi peralatan. Seyogyanya memang peralatan dipantau dengan cara menyediakan sensor-sensor khusus dan titik- titik pengumpulan data yang diperlukan, Hal ini untuk memberikan sinyal awal langsung sekiranya ada suatu masalah, Cara ini tidak memerlukan pemeriksaan manual secara fisik langsung ke lokasi Dengan demikian kebutuhan pekerja dapat dikurangi jumlahnya. Demikian pula penghentian proses (shutdown) dapat dikurangi sekaligus mengurangi perbaikan-perbaikan berskala _besar. Pemantauan ini meliputi juga misal pengukuran_ penurunan 4) 5) tekanan, awal mulai jalan dalam kondisi panas atau dingin, beban berlebih, dan lainnya. Perawatan pencegahan secara terjadwal. Program perawatan pencegahan efektif dengan memanfaatkan peralatan Sistem Pemantauan dan Pengendalian Energi (SPK- Energi) dapat diperoleh berdasarkan waktu operasi aktual. Demikian pula jadwal optimal personil dapat dilakukan untuk memberdayakan personil secara optimal. Ada dua manfaat penghematan sekaligus yaitu peralatan terjaga dalam kondisi operasi_baik dengan memaksimalkan efisiensi dan mencegah kerusakan berbiaya tinggi; kemudian personil yang ada dapat dimanfaatkan secara optimal Dokumentasi sistem. SPK-Energi yang berbasiskan komputer dapat melakukan pendokumentasian data secara memadai. Data ini penting untuk dikumpulkan dan bermanfaat sesuai kebutuhan di ‘masa selanjutnya, Data penting yang dapat dihimpun antara lain waktu rerata diantara kerusakan yang terjadi; pemakaian sistem semisal lama waktu operasi dan persentase operasi terhadap kapasitas; konsumsi energi,_biaya-biaya, _ penghematan- penghematan; umur total peralatan seperti umur sebenarnya, persentase terhadap umur yang diharapkan; perawatan dan perbaikan meliputi biaya yang dikeluarkan, jumlah jam kerja personil untuk perbaikan; waktu produksi hilang karena sistem tidak bekerja (downtime) mencakup waktu sebenarnya, persentase terhadap total waktu produksi, Penghimpunan data ini memperlihatkan penggunaan peralatan dan personil. Langkab ini memasilitasi data sangat berharga untuk alat perencanaan dan sangat berguna antara lain untuk: pengalokasian tenaga kerja, pengalokasian sumber dana untuk penggantian peralatan dan cekspansi sistem, penjadwalan pemakaian peralatan dan jam kerja personil pemakainya, 6) Keselamatan jiwa. SPK-Energi dapat berguna sebagai alat kendali kebakaran, Sistem alarm kebakaran dapat dihubungkan pada tempat-tempat tertentu, Sementara itu semua informasi terkumpul secara terpusat seperti: pemakaian energi, deteksi kebakaran, sistem penyelamatan bangunan, 7) Keamanan, Sistem kendali energi otomatis yang terpusat dilengkapi sensor khusus sebagai suatu sistem keamanan terpadu, Kendali keadaan bangunan dilakukan secara otomatis semisal dengan sistem tanda pengenal elektronik maupun secara manual. 1.8 Klasifikasi Sumber Energi Sumber energi dapat dipilah menurut beberapa klasifikasi yaitu dengan memperhatikan ketersediaannya (stock), dengan meninjau nilai Komersialnya (commercial), dan dengan mengamati_ pemakaiannya (users), Selain itu sumber energi juga dapat dipilah menurut pemakaian jenis sumber energi dengan ilndikasi perkiraan awal masa pemanfaatan dan bidang penggunaannya, Klasifikasi secara ringkas dapat diperiksa pada tabel berikut. Tabel 1-4 Klasifikasi Sumber Energi Berdasarkan Ketersediaan Panas bumi Minyak bumi “Tenaga air Gas bumi Tenaga surya Batubara Tenaga angin Uranium (Sumber: Muslim, 2008) ‘Tabel 1-5 Klasifikasi Sumber Energi Berdasarkan Nilai Komersial Minyak bumi Kayu bakar Tenaga surya Gas bumi Limbah pertanian | Tenaga angin Batubara Tenaga samudra air panas bumi Biomassa Uranium Padat, air, dan gas Gamibut (Sumber: Muslim, 2008) ‘Tabel 1-6 Klasifikasi Sumber Energi Berdasarkan Pemakaian Minyak bumi | Listrik Gas bumi [LPG Batubara BBM Tenaga ait | Non-BBM Panas bumi Gas bum | Briket Batubara Briket Batubara (Sumber: Muslim, 2008) 4 Tabel 1-7 Pemakaian a unia Menurut Jenis Bahan Bakar Batu Bara 39 [457 [315 [303 [36 [264 [4S [28 Minyak Bumi_ 32 34,6 | 47,5_| 45,7 | 63,5 | 46,5 | 65 37,6 Gas Bumi 8 [126 [18 [173 [25 [183 [36 [208 Tenaga Air 45 | 71 6.5 63 | 85 6,2 12, 6.9. Noklir -_[- [05 [04 [3 2,6 [105 | 6,1 Surya, Panas}-]- |- |- [-|- [1 [oo Bumi | JUMLAH, 35 | 100_| 100.8 [100_[ 1365 | 100 | 173_| 100 (Sumber: Muslim, 2008) ‘Tabel 1-8 Pemakaian Jenis Sumber Energi dengan Indikasi Perkiraan Awal Masa Pemanfaatan dan Bidang Penggunaan Fisi Nuklir_ | Pertengahan abad 20 Pembangkit tenaga listrik; Penggunaan khusus Radiasi Akhir abad 20 Pembangkit tenaga listrik; Surya Penggunaan khusus; Rumah tangea Pasang Akhir abad 20 ~ Pembangkit tenaga listtik Surut Panas Laut | Akhir abad 20 + Pembangkit tenaga listrik Ombak Akhir abad 20 * Pembangkit tenaga listrik Laut Hidrogen | Pertengahan pertama + Pembangkit tenaga listrik; abad 21 Penggunaan khusus Fusi Nuklir_ | Pertengahan abad 21 Pembangkit tenaga listrik; Penggunaan khusus (Sumber: Muslim, 2008) ‘Tabel 1-9 Pemakaian Jenis Sumber Energi dengan Indikasi Perkiraan Awal Masa Pemanfaatan dan Bidang Penggunaan Is Kayu Prasejarah Memasak; Pemanasan Awal sejarah Pertukangan Angin Awal sejarah Pengangkutan; Penggilingan; Pengairan Air Awal sejarah Pertukangan Agak lanjut Penggilingan Batu Bara | Awal abad 13 Pemanasan; Memasak Awal abad 18 ‘Mesin uap untuk pabrik; Awal abad 19 Kokas untuk pengerjaan logam Mesin uap untuk pengangkutan Minyak Bumi | Awal abad 19 Pemanasan; Penerangan Awal abad 20 Memasak; ‘Motor untuk pengangkutan Sumber Perkiraan Masa Bidang, Energi Permulaan Pemakaian Listrik Akhir abad 19 Motor untuk industri dan pengangkutan; Penerangan Batu Bara —_| Awal abad 20 Pembangkit tenaga listrik Minyak Bumi Gas dalam unit-unit thermis Air ‘Awal abad 20 Pembangkitan tenaga listrik Listrik ‘Awal abad 20 Prosessing — logam; Pemanasan; Penerangan; Memasak Gas Bumi | Awal abad 20 Pemanasan; Memasak Panas Bumi | Awal abad 20 agak Pemanasan; Memasak lanjut (Sumber: Mustim, 2008) 16 Pembangkit tenaga listrik; Penggunaan khusus 4.9 Rangkuman Ada beberapa persoalan dan tantangan perihal energi di Indonesia, Persoalan-persoalan tersebut bersentuhan dengan tata kelola energi secara integratif. Hal itu ada sejak penyediaan, penyaluran sampai pemanfaatan sumber-sumber energi yang dapat dijumpai di bumi nusantara ini. Salah satu isu yang tak pernah terabaikan melibatkan kelestarian dan ketahanan energi secara nasional. Persoalan energi sangat erat berkaitan dengan ckonomi maupun keamanan, Tantangan baru sangat mungkin muncul terutama berkenaan dengan konsumsi dan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pemanfaatan energi, Namun demikian ada harapan bahwa tata kelola energi akan memberikan manfaat bagi kemaslahatan umat di bumi pertiwi yang terus bergerak dinamis, 1.10 Evaluasi 1) Jelaskan persoalan utama energi dalam perekonomian Indonesia! 2) Jelaskan kebijakan baru pemerintah Indonesia berkenaan dengan keamanan energi! 3) Jelaskan perkembangan yang memunculkan tantangan baru pengelolaan energi! 4) Jelaskan apa yang dimaksud dengan elastisitas konsumsi energi! 5) Jelaskan sejauh ana peran masyarakat dalam hal konsumsi energi listrik! 6) Jelaskan beberapa keuntungan nyata dari manajemen energi! 7) Jelaskan Klasifikasi sumber energi menurut ketersediaan, nilai Komersial, serta pemakaiannya!

Anda mungkin juga menyukai