Anda di halaman 1dari 3

RUPTUR PERINEUM DERAJAT 1-2

No. Dokumen : SOP/ICDX.076/2016


No. Revisi :0
SOP Tanggal Terbit : 23 Juni 2016
: 1/3
Halaman
UPTD
Elfrida Yoneta Belle,SKM
PUSKESMAS
NIP.19870730 201101 2010
HAEKESAK

1. Pengertian Ruptur perineum adalah suatu kondisi robeknya perineum yang terjadi
pada persalinan pervaginam.

2. Tujuan Sebagai bahan acuan bagi petugas dalam menerapkan langkah-langkah


dalam penatalaksanaan rupture perineum derajat 1 dan 2 di Puskesmas
Balong.

3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Balong Nomor : 188.4/VII.001/405.09.20/2016


tentang Pelayanan Klinis.

4. Referensi Permenkes no. 5 tahun 2014 tentang Panduan Klinis bagi Dokter di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer.

5. Porsedur

6. Langkah- a. Hasil Anamnesis :


Langkah Perdarahan pervaginam
Etiologi dan Faktor Risiko
Ruptur perineum umumnya terjadi pada persalinan, dimana:
1. Kepala janin terlalu cepat lahir
2. Persalinan tidakdipimpin sebagaimana mestinya
3. Sebelumnya pada perineum terdapat banyak jaringan parut
4. Pada persalinan dengan distosia bahu
5. Partus pervaginam dengan tindakan

b. Hasil Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang Sederhana


Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan adanya:
1. Robekan pada perineum,
2. Perdarahan yang bersifat arterial atau yang bersifat merembes,
3. Pemeriksaan colok dubur, untuk menilai derajat robekan
perineum

c. Penegakan Diagnosis
Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Klasifikasi Ruptur Perineum dibagi menjadi 4 derajat:
1. Derajat I
Robekan terjadi hanya pada selaput lendir vagina dengan atau
tanpa mengenai kulit perineum
2. Derajat II
Robekan mengenai selaput lender vagina dan otot perinea
transversalis, tetapi tidak melibatkan kerusakan otot sfingter ani.
3. Derajat III
Robekan mengenai perineum sampai dengan otot sfingter ani
dengan pembagian sebagai berikut:
a. Robekan < 50% sfingter ani eksterna
b. Robekan> 50% sfingter ani ekterna
c. Robekan juga meliputi sfingter ani interna
4. d. Derajat IV
Robekan mengenai perineum sampai dengan otot sfingter ani
dan mukosa rectum

d. Penatalaksanaan Komprehensif
Penatalaksanaan
1. Menghindari atau mengurangi dengan menjaga jangan sampai
dasar panggul di dahului oleh kepala janin dengan cepat.
2. Kepala janin yang akan lahir jangan ditahan terlampau kuat dan
lama, karena akan menyebabkan asfiksia dan perdarahan dalam
tengkorak janin, dan melemahkan otot-otot ada dasar panggul
karena diregangkan terlalu lama.
3. Penatalaksanaan farmakologis:
Dosis tunggal sefalosporin golongan II atau III dapatdiberikan
intravena sebelum perbaikan dilakukan (untuk ruptur perineum
yang berat).
4. Manajemen Ruptur Perineum:
Ruptur perineum harus segera diperbaiki untuk meminimalisir
risiko perdarahan, edema dan infeksi. Manajemen ruptur
perineum untuk masing-masing derajatnya, antara lain sebagai
berikut :
a. Derajat I
1. Bila hanya ada luka lecet, tidak diperlukan penjahitan.
Tidak usah menjahit rupture derajat I yang tidak
mengalami perdarahan dan mendekat dengan baik.
2. Penjahitan robekan perineum derajat I dapat dilakukan
hanya dengan memakai catgut yang dijahitkan secara
jelujur (continuous suture) atau dengan cara angka
delapan (figure of eight).
b. Derajat II
1. Ratakan terlebih dahulu pinggiran robekan yang
bergerigi, dengan cara mengklem masing-masing sisi
kanan dan kirinya lalu dilakukan pengguntingan untuk
meratakannya.
2. Setelah pinggiran robekan rata, baru dilakukan
penjahitan luka robekan.
c. Derajat III dan IV
Dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan yang memiliki dokter
spesialis obstetric dan ginekologi.

e. Konseling dan Edukasi


Memberikan informasi kepada pasien dan suami mengenai, cara
menjaga kebersihan daerah vagina dan sekitarnya setelah
dilakukannya penjahitan di daerah perineum yaitu antara lain:
1. Menjaga perineumnya selalu bersih dan kering.
2. Hindari penggunaan obat-obatan tradisional pada perineumnya.
3. Cuci perineumnya dengan sabun dan air bersih yang mengalir 3
sampai 4 kali perhari.
4. Kembali dalam seminggu untuk memeriksa penyembuhan
lukanya. Ibu harus kembali lebih awal jika ia mengalami demam
atau mengeluarkan cairan yang berbau busuk dari daerah
lukanya atau jika daerah tersebut menjadi lebih nyeri.
7. Diagram Alir Anamnesa &
Pemeriksaan fisik Kartu status

Penegakan diagnosis: ruptur Kartu status


perineium derajat 1 & 2

Terapi :
Derajat 1 tidak dilakukan tindakan apa-apa, dapat diberikan
cephalosporin golongan 1 atau 2
Derajat 2 dilakukan tindakan penjahitan

KIE

Apotek Kertas Resep

8. Unit Terkait a. Loket Pendaftaran


b. Pelayanan KIA-KB
c. Apotek

9. Hal – hal yang


perlu di
perhatikan
10.

11. Rekaman Historis

No Halaman Yang Diubah Perubahan Diberlakukan


Tanggal

Anda mungkin juga menyukai