Anda di halaman 1dari 2

MENEJEMEN RESIKO

Kelompok 5
Auliya Arby Nugroho, Fauziyah, Sarifudin

A. Definisi Menejemen Resiko


Menejemen resiko pada dasarnya terdiri dari 2 suku kata, yaitu menejemn dan resiko
yang masing masing memiliki definisi berbeda.
Menurut Mary Parker Follet (1997), Management is the art of getting thing done
through people, manajemen merupakan seni dalam menyelesaikan sesuatu melalui orang lain.1
Menurut siswanto, manajemen adalah seni dan lmu perenanaan, pengorganisasian, pengarahan,
pemotivasian, dan pengendalian terhadap orang dan mekanisme kerja untuk mencapai tujuan. 2
Pengertian resiko sendiri menurut Kasidi adalah kemungkinan terjadinya penyimpangan dari
harapan yang dapat menimbulkan kerugian.3 Pengertian resiko menurut H. Abbas Salim adalah
ketidak pastian atau uncertainly yang mungkin melahirkan kerugian.4 Menurut Herman
Darmawi manajemen risiko adalah suatu usaha untuk mengetahui, menganalisis serta
mengendalikan risiko dalam setiap kegiatan perusahaan dengan tujuan untuk memperoleh
efektifitas dan efisiensi yang lebih tinggi.5
Jadi dapat dsimpulkan bahwa manajemen risiko adalah upaya untuk mengendalikan
risiko yang terjadi dengan menerapkan cara-cara sistematik agar kerugian dapat dihindari atau
diminimalisirkan.

B. Landasan dan Kebijakan


Tanggapan Al-Quran terkait resiko sebagaimana dongeng NabiYusuf mentakwilkan
mimpi sang raja dijelaskan dalam al-Qur’an Surat Yusuf : 46-47 sebagai berikut:
“(Setelah pelayan itu berjumpa dengan Yusuf dia berseru): “Yusuf, hai orang yang amat
dipercaya, terangkanlah kepada kami wacana tujuh ekor sapi betina yang gemuk-gemuk yang dimakan
oleh tujuh ekor sapi betina yang kurus-kurus dan tujuh bulir (gandum) yang hijau dan (tujuh) lainnya
yang kering biar saya kembali kepada orang-orang itu, biar mereka mengetahuinya.Yusuf berkata:
“Supaya kau bertanam tujuh tahun (lamanya) sebagaimana biasa; maka apa yang kau tuai hendaklah
kau biarkan dibulirnya kecuali sedikit untuk kau makan.Kemudian sehabis itu akan tiba tujuh tahun yang
amat sulit, yang menghabiskan apa yang kau simpan untuk menghadapinya (tahun sulit), kecuali sedikit
dari (bibit gandum) yang kau simpan.Kemudian setelah itu akan tiba tahun yang padanya insan diberi
hujan (dengan cukup) dan dimasa itu mereka memeras anggur.” (QS. Yusuf: 46-49).

Berangkat dari putusan UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8


TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN, bahwa semakin terbukanya

1
Ernie Tisnawati Sule, Pengantar Manajemen (Jakarta:Kencana, 2010), p. 5.
2
Siswanto, Pengantar Manajemen, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007), p. 2.
3
Kasidi, Menejemen Resiko, (Bogor: Ghalia Indonesia 2010), p. 4
4
Abbas Salim, Asuransi dan Manajemen Resiko, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada)
5
Herman Darmawi, Manajemen Risiko, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), p. 21
pasar nasional sebagai akibat dari proses globalisasi ekonomi harus tetap menjamin
peningkatan kesejahteraan masyarakat serta kepastian atas mutu, jumlah dan keamanan barang
dan/atau jasa yang diperolehnya di pasar.6 Oleh karena itu setiap pelaku usaha perlu untuk
memenej resiko-resiko sebagai bentuk antisipasi.setiap pelaku usaha harus mempunyai
kebijakan tersendiri terkait menejemen resiko.
Berikut kebijakan menejemen resiko yang dikeluarkan oleh BUMN.
Penerapan manajemen risiko di Perusahaan mengacu pada Pedoman dan Kebijakan
Manajemen Risiko PTBA dengan dasar/acuan pada Peraturan Menteri BUMN No. PER-01/
MBU/2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik pada BUMN dan telah
diubah dengan Peraturan BUMN No. PER-09/MBU/2012 Tentang Tata Kelola Perusahaan
yang Baik serta panduan penerapan manajemen risiko ISO 31000:2018.

C. Fakta dan Solusi


Risiko usaha di beberapa telah banyak teridentifikasi, dan bahkan ada risiko yang
dialami juga telah banyak yang diatasi. Contohnnya seperti prihal perusahaan jasa pelaksana
konstruksi di provinsi Papua, dan masih banyak lagi. Terlebih lagi, belum banyak dilakukan
suatu penelitian yang mendalam tentang segala jenis risiko usaha yang mungkin terjadi, dan
bagaimana merespons yang paling tepat terhadap risiko-risiko tersebut. Di sinilah timbul suatu
kebutuhan akan adanya manajemen risiko.
Jenis-jenis cara mengelola risiko:
1. Risk avoidance: Yaitu memutuskan untuk tidak melakukan aktivitas yang mengandung
risiko sama sekali. Dalam memutuskan untuk melakukannya, maka harus
dipertimbangkan potensial keuntungan dan potensial kerugian yang dihasilkan oleh
suatu aktivitas.
2. Risk reduction: Risk reduction atau disebut juga risk mitigation yaitu merupakan
metode yang mengurangi kemungkinan terjadinya suatu risiko ataupun mengurangi
dampak kerusakan yang dihasilkan oleh suatu risiko.
3. Risk transfer: Yatu memindahkan risiko kepada pihak lain, umumnya melalui suatu
kontrak (asuransi) maupun hedging.
4. Risk deferral: Dampak suatu risiko tidak selalu konstan. Risk deferral meliputi
menunda aspek suatu proyek hingga saat dimana probabilitas terjadinya risiko tersebut
kecil.
5. Risk retention: Walaupun risiko tertentu dapat dihilangkan dengan cara mengurnagi
maupun mentransfernya, namun beberapa risiko harus tetap diterima sebagai bagian
penting dari aktivitas

6
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999, “Presiden Republik Indonesia,” Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 1985 Tentang Jalan 4, no. 1 (1985): 1–5,
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwj
WxrKeif7eAhVYfysKHcHWAOwQFjAAegQICRAC&url=https%3A%2F%2Fwww.ojk.go.id%2Fid%2Fkanal
%2Fpasar-modal%2Fregulasi%2Fundang-undang%2FDocuments%2FPages%2Fundang-undang-nomo.

Anda mungkin juga menyukai