Makalah
Makalah
http://ejournal.iainbengkulu.ac.id/index.php/ijsse
E-ISSN: 2655-6278 P-ISSN: 2655-6588
ABSTRACT:
This research aims to analyze the existence of Wilis traditional market in the disruption era and how
it affects the market and social economical life of the sellers. The data were collected through
observation, interviews, and documentation techniques and it was validated by triangulation. The
interactive model of Miles and Huberman was used as an analysis techniques. The results showed
that Wilis Market became one of the traditional book markets that still survived in the disruption era.
In addition, there was a shift in the pattern of transactions that initially it was processed by offline,
now it turns to online. Furthermore, consumer behavior also has experienced the different pattern,
reading conventional books turned to online book. Finally, there were socio-economic impacts due to
the disruption phenomenon in the form of social structure and status, and income.
Keywords: The Existence; Wilis Book Store; Disruption Era
ABSTRAK:
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keberadaan pasar tradisional di era disrupsi dan
bagaimana hal itu mempengaruhi pasar dan kehidupan sosial ekonomi para penjual. Data
dikumpulkan melalui teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi dan divalidasi dengan
triangulasi. Model interaktif Miles dan Huberman digunakan sebagai teknik analisis data. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pasar wilis menjadi salah satu pasar buku tradisional yang masih
bertahan di era disrupsi. Selain itu, ada perubahan dalam pola transaksi yang awalnya diproses
secara offline, sekarang beralih ke online. Lebih lanjut, perilaku konsumen juga telah mengalami pola
yang berbeda, membaca buku konvensional beralih ke buku online. Akhirnya, ada dampak sosial
ekonomi karena fenomena gangguan dalam bentuk struktur dan status sosial, dan pendapatan
mereka.
Kata kunci : Eksistensi; Pasar Buku Wilis; Disrupsi
ARTICLE HISTORY: Submited: June, 19th 2020; Accepted: June, 30th 2020; Published: July, 9th 2020.
PLEASE CITE AS: Fauroni, M. N., Sariyatun., & Abidin, N. F. (2020). Eksistensi Pasar Buku Wilis Kota Malang di Era Disrupsi .
Indonesian Journal of Social Science Education, 2 (2), 180-190. http://dx.doi.org/10.29300/ijsse.v2i2.3193
Indonesian Journal of Social Science Education
Vol. 2, No. 2, Juli 2020.
181 | P a g e
Indonesian Journal of Social Science Education
Vol. 2, No. 2, Juli 2020.
Page | 182
Indonesian Journal of Social Science Education
Vol. 2, No. 2, Juli 2020.
Informan kunci dalam penelitian ini Simpang Wilis. Hal tersebut dilakukan
adalah pedagang buku di Pasar Wilis karena lokasi berjualan para pedagang
berjumlah 6 orang, serta konsumen di Pasar cukup mengganggu lalu lintas, dan
Wilis berjumlah 9 orang. Sedangkan menimbulkan kemacetan. Begitu pun
informan pendukungnya adalah 1 orang beberapa tempat berjualan pedagang
perwakilan paguyuban pedagang buku di dekat pegadaian, dekat toko Oen,
Pasar Wilis, dan Kepala Pasar Wilis. Hasil dan Jl. Mayjen Panjaitan juga tidak
wawancara terhadap seluruh informan luput dari pemindahan.
tersebut menghasilkan data terkait dengan Hingga akhirnya pada 2003
rumusan masalah. mereka semua dipindahkan ke tempat
1. Sejarah Pasar Wilis Kota Malang pasar wilis yang sekarang dikenal. Hal
Pasar Wilis secara resmi berdiri dan tersebut dibuktikan dengan dokumen
diakui secara administrasi di Jl. resmi Pasar Wilis dan pernyataan
Simpang Wilis Indah, Kelurahan kepala pasar yang menyatakan bahwa
Gadingkasri, Kecamatan Klojen, Kota berdirinya Pasar Wilis secara resmi
Malang semenjak tahun 2003. sesuai dengan SK Walikota Malang
Sebelumnya, Pasar Wilis bukanlah nomor: 511.2/42/420.310/2003. Dalam
sebuah pasar melainkan kumpulan proses penataan dan pemilihan kios,
pedagang buku keliling dan semi yang memiliki gerobak di tempatkan di
permanen di beberapa tempat sejak bagian depan dan 22 orang yang sudah
tahun 1970-an. Fakta sejarah memiliki toko di tempatkan di sisi
menyebutkan bahwa pedagang di Pasar belakang Pasar Wilis. Sedangkan
Wilis berasal dari beberapa tempat di pemilihan kiosnya dilakukan
Kota Malang yang dijadikan satu. pengundian untuk menentukan kios
Tempat-tempat tersebarnya para nomor berapa yang digunakan.
pedagang buku di Kota Malang adalah: Sejak tahun 2003 perpindahan
Blok M di Jl. Majapahit, kemudian para pedagang buku merasakan banyak
sekitar Splendid depan gereja hingga sekali perbedaan. Perbedaan yang
ke jembatan, lalu ada yang dari dimaksudkan ialah ketika awal
pegadaian dekat kantor pos alun-alun dipindahkan dan seiring berjalannya
Kota Malang, Jl. Merdeka selatan, waktu menempati Pasar Wilis yang
depan toko Oen, dan juga sekitar jalan sekarang ini. Ketika awal perpindahan
Mayjen Panjaitan. Para pedagang pedagang ke Pasar Wilis banyak
berjualan semenjak tahun 1970-an dan keluhan yang dirasakan yaitu sepinya
tersebar di tempat-tempat tersebut. pengunjung. Hal tersebut terjadi karena
Tetapi kebanyakan ialah pedagang belum banyak yang mengetahui lokasi
yang berasal dari Jl. Majapahit dan baru tempat berjualan para pedagang.
Sekitar Splendid. Menurut beberapa Namun, seiring berjalannya waktu dan
pihak bahwa yang terdepat di dua peningkatan jumlah pendatang di Kota
tempat tersebut terdiri dari pedagang Malang, menjadikan Pasar Wilis sebuah
yang memiliki toko dan juga tempat yang masih ada, akan dicari,
gerobak/PKL. dan terus dibutuhkan untuk keperluan
Kemudian terjadi relokasi yang pendidikan. Oleh karena itu hal ini
dilakukan oleh pemkot Malang untuk menimbulkan suatu persepsi yang
memindahkan para pedagang ke Jl. menyatakan bahwa suatu objek masih
183 | P a g e
Indonesian Journal of Social Science Education
Vol. 2, No. 2, Juli 2020.
ada dan memiliki eksistensi (Hudori, yang menjadi pilihan masyarakat. Baik
2017). itu masyarakat asli Kota Malang
Hingga sekarang banyak sekali maupun pendatang yang menuntut
perkembangan dan perubahan yang ilmu di Kota Malang. Dengan adanya
terjadi di Pasar Wilis. Mulai dari para penjual buku Pasar Wilis membantu
pedagang yang hampir mayoritas kehidupan masyarakat dalam pencarian
sudah menggunakan penjualan secara sumber bacaan yang murah dan
online. Hal tersebut merupakan salah bahkan bisa ditawar. Masyarakat juga
satu bentuk perubahan sosial yang berharap ada perbaikan sarana dan pra
terjadi karena tuntutan zaman untuk sarana untuk kenyamanan saat
arah yang lebih baik. Bukan menjadi melakukan transaksi di Pasar Wilis. Hal
suatu yang tidak wajar karena tersebut harus dilakukan sebagai
perubahan sosial ialah perubahan pola penunjang eksistensi Pasar Wilis.
pikir, pola sikap dan pola tingkah laku Karena eksistensi suatu objek bukan
manusia (Marius, 2006). Kemudian sesuatu yang sudah selesai, tidak
mengenai bangunan yang semakin terpaku, dan tidak stagnan begitu saja
lama nampak lapuk dan kurang (Abidin, 2007).
terawat. Terjadi kebocoran ketika hujan Kenyataan yang terjadi saat ini,
deras, dan kurangnya lahan untuk secara umum, adalah Pasar Wilis tetap
pengunjung menikmati Pasar Wilis juga dibutuhkan masyarakat. Hal tersebut
menjadi permasalahan di sana. terjadi karena masyarakat juga masih
2. Eksistensi Pasar Wilis meminati buku-buku yang dijual di
Semenjak tahun 1970-an dan dari Pasar Wilis. Berbagai kelebihannya
beberapa tempat yang ada di Kota antara lain: bukunya murah, banyak
Malang, para pedagang buku sudah macamnya, dan tetap bisa ditawar.
mulai dikenal masyarakat. Pengakuan Berbagai kelebihan tersebut
atas keberadaan ada atau tidaknya menjadikan Pasar Wilis masih memiliki
suatu objek menjadikannya memiliki pelanggan. Masyarakat juga berharap
eksistensi (Kartika, 2012). Sebelum ada perbaikan sarana dan pra sarana
ataupun sesudah menjadi Pasar Wilis, untuk kenyamanan saat melakukan
para pedagang buku sudah dikenal dan transaksi di Pasar Wilis.
diakui keberadaannya oleh masyarakat.
Awal mula berdirinya Pasar Wilis
merupakan kebijakan pemerintah kota
malang, terhadap PKL yang berjualan
buku namun mengganggu ketertiban. 3. Pengaruh Era Disrupsi terhadap
Mereka, para pedagang yang Eksistensi Pasar Wilis
semula hanya PKL kini menjadi Pola tranksaksi di Pasar Wilis antara
pedagang dengan kios permanen di pedagang dengan konsumen telah
Pasar Wilis yang disediakan oleh terjadi pergeseran. Hampir 60%
Pemkot. Hal tersebut menjadikan Pasar pedagang sudah memanfatkan internet
WIlis masih eksis bagi masyarakat asli atau online untuk membantu berjualan
Kota Malang maupun pendatang. Pasar buku. Bentuk penjualan online yang
Wilis menjadi tempat penjualan buku dilakukan melalui social media
murah, buku lawas, dan buku bajakan (facebook, whatsapp, dan instagram)
Page | 184
Indonesian Journal of Social Science Education
Vol. 2, No. 2, Juli 2020.
hingga marketplace (shopee, lazada, bukan karena dipaksa tapi karena sadar
dan tokopedia). Hal tersebut kalau sesuatu harus berubah (Kasali,
merupakan upaya untuk mengikuti 2018). Begitu juga dengan Pasar Wilis,
perkembangan zaman dengan berbagai baik itu fisik bangunannya,
macam teknologinya. Perubahan ke pedagangnya, buku yang dijual, hingga
arah digitalisasi perlu dilakukan, supaya konsumen Pasar Wilis. Selain itu peran
teknologi yang terbaru dapat pemerintah yang mengeluarkan
menggantikan cara lama yang kurang regulasi juga berperan penting agar
efektif dan efisien (Putra, 2018). perederan buku cetak dan pemanfaatan
Dengan pemanfaatan teknologi dalam bahan baku kayu untuk kertas masih
penjualan pedagang buku Pasar Wilis diperbolehkan di era disrupsi.
dapat memperluas jangkauan Pola perilaku konsumen Pasar Wilis
pemasaran. mengalami pergeseran akibat era
Terkait pergeseran pola transaksi disrupsi. Pergeseran ke sesuatu yang
yang dipengaruhi oleh era disrupsi, virtual menyebabkan memudarnya
para pedagang merasakan jelas penggunaan sesuatu yang
perbedaannya. Para pedagang dan juga konvensional. Seperti yang ada di Pasar
konsumen telah mengikuti Wilis yang mengalami penurunan
perkembangan zaman. Para pedagang intensitas kunjungan dan penurunan
telah memanfaatkan teknologi untuk omzet bagi para pedagangnya. Hal
menunjang pemasaran mereka. Dalam tersebut terjadi karena pola perilaku
praktiknya, terdapat pedagang yang konsumen yang semula menggunakan
merasa diuntungkan karena terbantu buku atau media cetak yang bisa
pemasarannya dengan marketplace. diperoleh di Pasar Wilis, perlahan
Ada juga pedagang yang merasa bergeser menggunakan apa yang
dirugikan, karena penurunan konsumen tersedia di internet. Namun demikian,
yang mulai beralih ke toko online masyarakat tetap menjadikan Pasar
ataupun marketplace, hal itu dapat Wilis tujuan utama untuk mencari
terjadi bagi mereka yang masih kurang sumber bacaan, selain penggunaan
memiliki literasi terkait pemanfaatan sumber bacaan dari internet yang bagi
internet. Bahkan, ada yang biasa saja sebagaian orang adalah tujuan kedua.
dengan era disrupsi, karena mereka
berlapang dada dan menyerahkan
rezeki pada Tuhan Yang Maha Kuasa. 4. Dampak Sosial Ekonomi Era
Semua itu terjadi tergantung Disrupsi terhadap Pasar Wilis
kebutuhan masing-masing pedagang di Struktur sosial kemasyarakatan
dalam menyikapi hadirnya teknologi pedagang Pasar Wilis telah
internet yang hadir di tengah era berkembang dan berubah mengikuti
disrupsi. zaman. Perkembangan dan perubahan
Pada hakikatnya keadaan pada tersebut adalah bentuk perubahan
Pasar Wilis merupakan sebuah langkah sosial pada sendi kehidupan
yang dilakukan untuk mengikuti bermasyarakat. Karena perubahan
perkembangan zaman. Era disrupsi sosial terjadi pada perubahan pola pikir,
merupakan hasil dari perkembangan pola sikap dan pola tingkah laku
zaman yang menjadikan perubahan manusia (Marius, 2006). Sehingga
185 | P a g e
Indonesian Journal of Social Science Education
Vol. 2, No. 2, Juli 2020.
Page | 186
Indonesian Journal of Social Science Education
Vol. 2, No. 2, Juli 2020.
187 | P a g e
Indonesian Journal of Social Science Education
Vol. 2, No. 2, Juli 2020.
Page | 188
Indonesian Journal of Social Science Education
Vol. 2, No. 2, Juli 2020.
189 | P a g e
Indonesian Journal of Social Science Education
Vol. 2, No. 2, Juli 2020.
Page | 190