Anda di halaman 1dari 11

Indonesian Journal of Social Science Education (IJSSE):

http://ejournal.iainbengkulu.ac.id/index.php/ijsse
E-ISSN: 2655-6278 P-ISSN: 2655-6588

Eksistensi Pasar Buku Wilis Kota Malang di Era Disrupsi


Muhammad Rizqon Fauroni1, Sukamto2, & Idris3
1,2,3
Departemen Pendidikan IPS, Universitas Negeri Malang
Jl. Ir. Sutami 36A, Surakarta, Indonesia
Email: 1 muhammadrizqon05@gmail.com

ABSTRACT:

This research aims to analyze the existence of Wilis traditional market in the disruption era and how
it affects the market and social economical life of the sellers. The data were collected through
observation, interviews, and documentation techniques and it was validated by triangulation. The
interactive model of Miles and Huberman was used as an analysis techniques. The results showed
that Wilis Market became one of the traditional book markets that still survived in the disruption era.
In addition, there was a shift in the pattern of transactions that initially it was processed by offline,
now it turns to online. Furthermore, consumer behavior also has experienced the different pattern,
reading conventional books turned to online book. Finally, there were socio-economic impacts due to
the disruption phenomenon in the form of social structure and status, and income.
Keywords: The Existence; Wilis Book Store; Disruption Era

ABSTRAK:

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keberadaan pasar tradisional di era disrupsi dan
bagaimana hal itu mempengaruhi pasar dan kehidupan sosial ekonomi para penjual. Data
dikumpulkan melalui teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi dan divalidasi dengan
triangulasi. Model interaktif Miles dan Huberman digunakan sebagai teknik analisis data. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pasar wilis menjadi salah satu pasar buku tradisional yang masih
bertahan di era disrupsi. Selain itu, ada perubahan dalam pola transaksi yang awalnya diproses
secara offline, sekarang beralih ke online. Lebih lanjut, perilaku konsumen juga telah mengalami pola
yang berbeda, membaca buku konvensional beralih ke buku online. Akhirnya, ada dampak sosial
ekonomi karena fenomena gangguan dalam bentuk struktur dan status sosial, dan pendapatan
mereka.
Kata kunci : Eksistensi; Pasar Buku Wilis; Disrupsi

ARTICLE HISTORY: Submited: June, 19th 2020; Accepted: June, 30th 2020; Published: July, 9th 2020.

PLEASE CITE AS: Fauroni, M. N., Sariyatun., & Abidin, N. F. (2020). Eksistensi Pasar Buku Wilis Kota Malang di Era Disrupsi .
Indonesian Journal of Social Science Education, 2 (2), 180-190. http://dx.doi.org/10.29300/ijsse.v2i2.3193
Indonesian Journal of Social Science Education
Vol. 2, No. 2, Juli 2020.

A. PENDAHULUAN pencari ilmu untuk berburu buku referensi.


Era Disrupsi adalah masa yang Menurut Arofah (2019) Pasar Wilis
menuntut segalanya beralih ke sistem merupakan pasar buku tradisional yang
online. Salah satunya bidang ekonomi, yaitu menjual buku bekas hingga buku baru
pola transaksi hingga pola perilaku terkini yang ada sejak tahun 1972 di Kota
konsumen yang cenderung mengarah ke hal Malang. Namun, kenyataan perkembangan
yang instan. Era disrupsi menjadikan segala teknologi dan menurunnya budaya literasi
perilaku berkehidupan mengarah ke sebuah masyarakat sekarang menjadikan pasar
perubahan yang lebih baik dan inovatif. tersebut dipertanyakaan keberadaannya.
Menurut Kasali (2018) era disrupsi Seperti yang dikatakan UNESCO dalam Al
merupakan era pembaharuan yang Qurtuby (2017) bahwa indeks minat baca di
membawa masa depan ke masa kini dengan Indonesia hanya satu orang yang minat
berbagai macam teknologinya. Hal tersebut membaca dalam seribu orang masyarakat
menjadikan segala tindak perilaku manusia Indonesia. Hal tersebut terjadi pada era
yang awalnya tradisional atau konvensional disrupsi yang menuntut segalanya beralih
menjadi modern dan instan. ke media online.
Salah satu pengaruh era disrupsi dapat Penggunaan media online dalam
dilihat pada pasar buku. Pada hakikatnya praktiknya memberikan perspektif yang
terjadi pergesaran pola transaksi yang berbeda terhadap konsep jual beli. Jual beli
awalnya secara langsung menjadi online. merupakan kegiatan transaksi yang
Perilaku konsumen juga mengalami dilakukan oleh dua orang atau lebih.
pergeseran, semula membaca buku Pemilik produk biasa disebut pedagang
konvensional beralih ke media buku secara sedangkan pembeli produk disebut
online seperti: google book, e-book, good konsumen. Proses transaksi tersebut terjadi
reads, google scholar, wattpad, dan karena adanya pertukaran produk milik
sebagainya. Hal itu terjadi karena media pedagang dengan alat tukar yang dimiliki
online dapat diakses kapan dan dimana pembeli yang biasanya berupa uang.
saja. Seperti yang dijelaskan Nurkinan Menurut Muslich (2010, p.173) jual beli
(2017) bahwa media online dapat dilihat menurut istilah atau etimologi adalah tukar
berkali-kali sebanyak yang diinginkan oleh menukar sesuatu dengan sesuatu yang lain.
pembaca, selain itu media online sangat Dapat disimpulkan, bahwa jual beli adalah
praktis dan selalu update informasinya. tukar menukar harta dengan harta sesuai
Dengan adanya hal tersebut salah satu cara yang disepakati pihak yang terlibat.
dampak yang akan timbul ialah pasar buku Sehingga penggunaan media online dapat
tradisional atau konvensional menjadi menggeser proses jual beli pada pasar
menurun eksistensinya, akibat beralih ke tradisional ataupun konvensional.
penggunaan media online. Beberapa literatur baik secara teoritis
Pasar Wilis Kota Malang menjadi salah mapun empiris telah menunjukan adanya
satu pasar buku tradisional atau fenomena disrupsi yang terjadi pada
konvensional yang dapat menurun eksistensi pasar tradisional, khususnya pada
eksistensinya. Pasar Wilis merupakan keberadaan pasar buku tradisional. Era
sebuah pasar buku yang berada di dekat disrupsi, selain memberikan dampak negatif
lingkungan pendidikan di Kota Malang. kepada para pelaku usaha industri kecil
Lokasi yang strategis tersebut seperti turunnya omzet dan pelanggan
menjadikannya tempat rujukan bagi para (Lestari, 2018), juga menyediakan beberapa

181 | P a g e
Indonesian Journal of Social Science Education
Vol. 2, No. 2, Juli 2020.

alternatif peluang yang positif kepada untuk menggambarkan tentang bagaimana


mereka untuk melakukan ekspansi pasar eksistensi Pasar Wilis Kota Malang pada era
dan menawarkan kemudahan akses kepada disrupsi.
konsumen tanpa batas ruang dan waktu Peneliti merupakan human instrumen,
(Nurkinan, 2017). Namun demikian, maka hal ini peneliti harus berinteraksi
pesatnya pertumbuhan online shop yang dengan sumber data (Sugiyono, 2016:11).
sangat tinggi ternyata belum diikuti dengan Peneliti bertindak sebagai instrumen kunci
banyaknya minat konsumen untuk yang bertugas untuk menggali pikiran dan
berbelanja melalui internet (Ambarwati, pengalaman dari informan atau subjek
2015). penelitian (Bungin, 2013:66). Peneliti
Selain itu, temuan Lestari (2018) bertindak sebagai instrumen sekaligus
tentang upaya yang dilakukan pasar pengumpul data. Kehadiran peneliti di
tradisional dalam menghadapi pasar modern lapangan ini mutlak diperlukan. Mengenai
menyebutkan bahwa Upaya yang dilakukan lokasi penelitian yang dijadikan objek atau
pasar tradisional untuk mempertahankan sasaran dalam penelitian ini adalah Pasar
eksistensi usahanya yaitu menerapkan Wilis Kota Malang yang berada di Jl.
sistem grosir dan ecer belum ada strategi Simpang Wilis Indah, Kelurahan
pemasaran yang pasti, hanya ada beberapa Gadingkasri, Kecamatan Klojen, Kota
pedagang yang mau memasarkan Malang.
produknya secara online, untuk tetap Mengenai teknik analisis data yang
mempertahankan eksistensi usahanya. Oleh digunakan dalam penelitian ini adalah model
karena itu, studi ini bertujuan untuk interaktif Miles dan Huberman seperti
menganalisis eksistensi Pasar Wilis Kota gambar di atas. Sedangkan untuk teknik
Malang di era disrupsi dan dampak era Pemeriksaan Keabsahan Data menggunakan
disrupsi terhadap keberadaannya. Selain itu, triangulasi. Triangulasi adalah teknik
studi juga akan mengeksplor lebih pemeriksaan keabsahan data yang
mendalam tetang pola transaksi dan pola memanfaatkan sesuatu di luar data itu
perilaku konsumen yang ada di dalamnya. untuk mengecek dan membandingkan
terhadap data itu (Moleong, 2013). Terkait
B. METODE PENELITIAN tahap penelitian ada tiga, yaitu: tahap pra
Penelitian ini menggunakan pendekatan lapangan, tahap pekerjaan lapangan, tahap
kualitatif, dengan jenis penelitian ini analisis data dan tahap pelaporan.
menggunakan penelitian deskriptif
(descriptive research) yang bermaksud C. HASIL DAN PEMBAHASAN
untuk mendeskripsikan hasil penelitian dan Temuan penelitian pada saat di lapangan
juga berusaha menemukan gambaran yang yang didasarkan pada fokus penelitian,
menyeluruh mengenai suatu keadaan. yaitu tentang (1) eksistensi Pasar Wilis Kota
Penelitian kualitatif memahami dan Malang saat ini (2) pengaruh era disrupsi
menafsirkan makna suatu peristiwa interaksi pada eksistensi Pasar Wilis Kota Malang (3)
tingkah laku manusia dalam situasi tertentu dampak sosial ekonomi era disrupsi bagi
menurut perspektif peneliti sendiri Pasar Wilis Kota Malang. Proses
(Gunawan, 2014:30). Penelitian kualitatif pengumpulan data dilakukan dengan
berusaha memahami realitas dan observasi, wawancara dan menganalisis
memahami maknanya. Terkait dengan hasil wawancara, serta dokumentasi selama
tujuan tersebut, penelitian ini bertujuan proses wawancara.

Page | 182
Indonesian Journal of Social Science Education
Vol. 2, No. 2, Juli 2020.

Informan kunci dalam penelitian ini Simpang Wilis. Hal tersebut dilakukan
adalah pedagang buku di Pasar Wilis karena lokasi berjualan para pedagang
berjumlah 6 orang, serta konsumen di Pasar cukup mengganggu lalu lintas, dan
Wilis berjumlah 9 orang. Sedangkan menimbulkan kemacetan. Begitu pun
informan pendukungnya adalah 1 orang beberapa tempat berjualan pedagang
perwakilan paguyuban pedagang buku di dekat pegadaian, dekat toko Oen,
Pasar Wilis, dan Kepala Pasar Wilis. Hasil dan Jl. Mayjen Panjaitan juga tidak
wawancara terhadap seluruh informan luput dari pemindahan.
tersebut menghasilkan data terkait dengan Hingga akhirnya pada 2003
rumusan masalah. mereka semua dipindahkan ke tempat
1. Sejarah Pasar Wilis Kota Malang pasar wilis yang sekarang dikenal. Hal
Pasar Wilis secara resmi berdiri dan tersebut dibuktikan dengan dokumen
diakui secara administrasi di Jl. resmi Pasar Wilis dan pernyataan
Simpang Wilis Indah, Kelurahan kepala pasar yang menyatakan bahwa
Gadingkasri, Kecamatan Klojen, Kota berdirinya Pasar Wilis secara resmi
Malang semenjak tahun 2003. sesuai dengan SK Walikota Malang
Sebelumnya, Pasar Wilis bukanlah nomor: 511.2/42/420.310/2003. Dalam
sebuah pasar melainkan kumpulan proses penataan dan pemilihan kios,
pedagang buku keliling dan semi yang memiliki gerobak di tempatkan di
permanen di beberapa tempat sejak bagian depan dan 22 orang yang sudah
tahun 1970-an. Fakta sejarah memiliki toko di tempatkan di sisi
menyebutkan bahwa pedagang di Pasar belakang Pasar Wilis. Sedangkan
Wilis berasal dari beberapa tempat di pemilihan kiosnya dilakukan
Kota Malang yang dijadikan satu. pengundian untuk menentukan kios
Tempat-tempat tersebarnya para nomor berapa yang digunakan.
pedagang buku di Kota Malang adalah: Sejak tahun 2003 perpindahan
Blok M di Jl. Majapahit, kemudian para pedagang buku merasakan banyak
sekitar Splendid depan gereja hingga sekali perbedaan. Perbedaan yang
ke jembatan, lalu ada yang dari dimaksudkan ialah ketika awal
pegadaian dekat kantor pos alun-alun dipindahkan dan seiring berjalannya
Kota Malang, Jl. Merdeka selatan, waktu menempati Pasar Wilis yang
depan toko Oen, dan juga sekitar jalan sekarang ini. Ketika awal perpindahan
Mayjen Panjaitan. Para pedagang pedagang ke Pasar Wilis banyak
berjualan semenjak tahun 1970-an dan keluhan yang dirasakan yaitu sepinya
tersebar di tempat-tempat tersebut. pengunjung. Hal tersebut terjadi karena
Tetapi kebanyakan ialah pedagang belum banyak yang mengetahui lokasi
yang berasal dari Jl. Majapahit dan baru tempat berjualan para pedagang.
Sekitar Splendid. Menurut beberapa Namun, seiring berjalannya waktu dan
pihak bahwa yang terdepat di dua peningkatan jumlah pendatang di Kota
tempat tersebut terdiri dari pedagang Malang, menjadikan Pasar Wilis sebuah
yang memiliki toko dan juga tempat yang masih ada, akan dicari,
gerobak/PKL. dan terus dibutuhkan untuk keperluan
Kemudian terjadi relokasi yang pendidikan. Oleh karena itu hal ini
dilakukan oleh pemkot Malang untuk menimbulkan suatu persepsi yang
memindahkan para pedagang ke Jl. menyatakan bahwa suatu objek masih

183 | P a g e
Indonesian Journal of Social Science Education
Vol. 2, No. 2, Juli 2020.

ada dan memiliki eksistensi (Hudori, yang menjadi pilihan masyarakat. Baik
2017). itu masyarakat asli Kota Malang
Hingga sekarang banyak sekali maupun pendatang yang menuntut
perkembangan dan perubahan yang ilmu di Kota Malang. Dengan adanya
terjadi di Pasar Wilis. Mulai dari para penjual buku Pasar Wilis membantu
pedagang yang hampir mayoritas kehidupan masyarakat dalam pencarian
sudah menggunakan penjualan secara sumber bacaan yang murah dan
online. Hal tersebut merupakan salah bahkan bisa ditawar. Masyarakat juga
satu bentuk perubahan sosial yang berharap ada perbaikan sarana dan pra
terjadi karena tuntutan zaman untuk sarana untuk kenyamanan saat
arah yang lebih baik. Bukan menjadi melakukan transaksi di Pasar Wilis. Hal
suatu yang tidak wajar karena tersebut harus dilakukan sebagai
perubahan sosial ialah perubahan pola penunjang eksistensi Pasar Wilis.
pikir, pola sikap dan pola tingkah laku Karena eksistensi suatu objek bukan
manusia (Marius, 2006). Kemudian sesuatu yang sudah selesai, tidak
mengenai bangunan yang semakin terpaku, dan tidak stagnan begitu saja
lama nampak lapuk dan kurang (Abidin, 2007).
terawat. Terjadi kebocoran ketika hujan Kenyataan yang terjadi saat ini,
deras, dan kurangnya lahan untuk secara umum, adalah Pasar Wilis tetap
pengunjung menikmati Pasar Wilis juga dibutuhkan masyarakat. Hal tersebut
menjadi permasalahan di sana. terjadi karena masyarakat juga masih
2. Eksistensi Pasar Wilis meminati buku-buku yang dijual di
Semenjak tahun 1970-an dan dari Pasar Wilis. Berbagai kelebihannya
beberapa tempat yang ada di Kota antara lain: bukunya murah, banyak
Malang, para pedagang buku sudah macamnya, dan tetap bisa ditawar.
mulai dikenal masyarakat. Pengakuan Berbagai kelebihan tersebut
atas keberadaan ada atau tidaknya menjadikan Pasar Wilis masih memiliki
suatu objek menjadikannya memiliki pelanggan. Masyarakat juga berharap
eksistensi (Kartika, 2012). Sebelum ada perbaikan sarana dan pra sarana
ataupun sesudah menjadi Pasar Wilis, untuk kenyamanan saat melakukan
para pedagang buku sudah dikenal dan transaksi di Pasar Wilis.
diakui keberadaannya oleh masyarakat.
Awal mula berdirinya Pasar Wilis
merupakan kebijakan pemerintah kota
malang, terhadap PKL yang berjualan
buku namun mengganggu ketertiban. 3. Pengaruh Era Disrupsi terhadap
Mereka, para pedagang yang Eksistensi Pasar Wilis
semula hanya PKL kini menjadi Pola tranksaksi di Pasar Wilis antara
pedagang dengan kios permanen di pedagang dengan konsumen telah
Pasar Wilis yang disediakan oleh terjadi pergeseran. Hampir 60%
Pemkot. Hal tersebut menjadikan Pasar pedagang sudah memanfatkan internet
WIlis masih eksis bagi masyarakat asli atau online untuk membantu berjualan
Kota Malang maupun pendatang. Pasar buku. Bentuk penjualan online yang
Wilis menjadi tempat penjualan buku dilakukan melalui social media
murah, buku lawas, dan buku bajakan (facebook, whatsapp, dan instagram)

Page | 184
Indonesian Journal of Social Science Education
Vol. 2, No. 2, Juli 2020.

hingga marketplace (shopee, lazada, bukan karena dipaksa tapi karena sadar
dan tokopedia). Hal tersebut kalau sesuatu harus berubah (Kasali,
merupakan upaya untuk mengikuti 2018). Begitu juga dengan Pasar Wilis,
perkembangan zaman dengan berbagai baik itu fisik bangunannya,
macam teknologinya. Perubahan ke pedagangnya, buku yang dijual, hingga
arah digitalisasi perlu dilakukan, supaya konsumen Pasar Wilis. Selain itu peran
teknologi yang terbaru dapat pemerintah yang mengeluarkan
menggantikan cara lama yang kurang regulasi juga berperan penting agar
efektif dan efisien (Putra, 2018). perederan buku cetak dan pemanfaatan
Dengan pemanfaatan teknologi dalam bahan baku kayu untuk kertas masih
penjualan pedagang buku Pasar Wilis diperbolehkan di era disrupsi.
dapat memperluas jangkauan Pola perilaku konsumen Pasar Wilis
pemasaran. mengalami pergeseran akibat era
Terkait pergeseran pola transaksi disrupsi. Pergeseran ke sesuatu yang
yang dipengaruhi oleh era disrupsi, virtual menyebabkan memudarnya
para pedagang merasakan jelas penggunaan sesuatu yang
perbedaannya. Para pedagang dan juga konvensional. Seperti yang ada di Pasar
konsumen telah mengikuti Wilis yang mengalami penurunan
perkembangan zaman. Para pedagang intensitas kunjungan dan penurunan
telah memanfaatkan teknologi untuk omzet bagi para pedagangnya. Hal
menunjang pemasaran mereka. Dalam tersebut terjadi karena pola perilaku
praktiknya, terdapat pedagang yang konsumen yang semula menggunakan
merasa diuntungkan karena terbantu buku atau media cetak yang bisa
pemasarannya dengan marketplace. diperoleh di Pasar Wilis, perlahan
Ada juga pedagang yang merasa bergeser menggunakan apa yang
dirugikan, karena penurunan konsumen tersedia di internet. Namun demikian,
yang mulai beralih ke toko online masyarakat tetap menjadikan Pasar
ataupun marketplace, hal itu dapat Wilis tujuan utama untuk mencari
terjadi bagi mereka yang masih kurang sumber bacaan, selain penggunaan
memiliki literasi terkait pemanfaatan sumber bacaan dari internet yang bagi
internet. Bahkan, ada yang biasa saja sebagaian orang adalah tujuan kedua.
dengan era disrupsi, karena mereka
berlapang dada dan menyerahkan
rezeki pada Tuhan Yang Maha Kuasa. 4. Dampak Sosial Ekonomi Era
Semua itu terjadi tergantung Disrupsi terhadap Pasar Wilis
kebutuhan masing-masing pedagang di Struktur sosial kemasyarakatan
dalam menyikapi hadirnya teknologi pedagang Pasar Wilis telah
internet yang hadir di tengah era berkembang dan berubah mengikuti
disrupsi. zaman. Perkembangan dan perubahan
Pada hakikatnya keadaan pada tersebut adalah bentuk perubahan
Pasar Wilis merupakan sebuah langkah sosial pada sendi kehidupan
yang dilakukan untuk mengikuti bermasyarakat. Karena perubahan
perkembangan zaman. Era disrupsi sosial terjadi pada perubahan pola pikir,
merupakan hasil dari perkembangan pola sikap dan pola tingkah laku
zaman yang menjadikan perubahan manusia (Marius, 2006). Sehingga

185 | P a g e
Indonesian Journal of Social Science Education
Vol. 2, No. 2, Juli 2020.

tuntutan zaman menjadikan segala masyarakat juga sudah bergeser


sesuatu yang ada pada Pasar Wilis pandangannya terhadap seorang
mengalami perubahan sosial. Para pedagang buku. Sehingga di
pedagang yang awalnya dianggap masyarakat tidak ada lagi pandangan
sebelah mata, berubah menjadi sebelah mata atas seorang pedagang
seseorang yang dapat membuktikan buku Pasar Wilis.
dirinya mampu. Mampu yang dimaksud Awalnya tidak ada pandangan
ialah untuk menghidupi segala positif dari seorang pedagang buku
keperluan yang dibutuhkan. Oleh Pasar Wilis di masyarakat. Termasuk
karena itu perubahan sosial dapat pada struktur sosial kemasyarakatan,
menjadikan kenyataan di masyarakat tidak ada anggapan bahwa pedagang
menjadi lebih baik. buku memiliki derajat/kedudukan yang
Perubahan sosial yang terjadi pada lebih tinggi di masyarakat. Maka tidak
struktur masyarakat akan terjadi kesetaraan di struktur lapisan
menyebabkan perubahan pada elemen masyarakat. Seiring berjalannya waktu
yang lainnya. Maksudnya, terdapat para pedagang wilis juga mendapat
perbaikan, perubahan, maupun apresiasi di mata masyarakat. Hal
pergesaran yang terjadi pada tersebut menjadi sebuah perubahan
kehidupan dan tatanan dalam cepat atau revolusi yang dialami para
bermasyarakat. Manusia kebanyakan pedagang (Soekanto dan Sulistyowati,
cenderung sulit hidup dalam situasi 2014). Revolusi bagi kehidupan sosial
yang tidak diinginkan atau selalu pedagang sedikit banyak terbantu
mengubah pola kehidupnya. Hal berbagai pembaharuan di era disrupsi,
tersebut menjadikan adanya masa salah satunya mereka memanfaatkan
transisi antara perubahan dan realitas teknologi untuk penjualan buku.. Oleh
pola kehidupan hidup yang lebih baik karena itu kehidupan sosial di
dari sebelumnya. Masa transisi ini masyarakat juga sudah bergeser
adalah bukti bahwa manusia akan pandangannya terhadap seorang
merubah hidupnya karena tuntutan pedagang buku. Sehingga di
perkembangan yang ada disekitarnya. masyarakat tidak ada lagi pandangan
Sehingga diperlukan kesadaran diri sebelah mata atas seorang pedagang
antar manusia dalam masyarakat untuk buku Pasar Wilis.
membuat sebuah tatanan baru dalam Era disrupsi, selain berdampak bagi
perubahan sosial, agar pola kehidupan struktur kemasyarakatan, juga
masyarakat bisa diterima oleh memberikan dampak bagi pendapatan
seluruhnya (Suparta, 2018). pedagang. Pendapatan pedagang
Kenyataan yang ada pada struktur mengalami penurunan dan ada juga
sosial kemasyarakatan, semula tidak yang tidak merasakan perbedaan. Era
terjadi kesetaraan pada lapisan disrupsi, dengan pergeseran
masyarakat. Seiring berjalannya waktu transaksinya, cukup membantu
para pedagang wilis mendapat apresiasi pedagang dalam berjualan. Hal
di mata masyarakat. Apalagi sekarang tersebut menjadikan kurva permintaan-
di era disrupsi, mereka memanfaatkan penawaran yang dulunya bersifat
teknologi untuk penjualan buku. Oleh tunggal, beralih ke dunia aplikasi yang
karena itu kehidupan sosial di pada saat bersamaan dikerjakan oleh

Page | 186
Indonesian Journal of Social Science Education
Vol. 2, No. 2, Juli 2020.

banyak jejaring (Putra, 2018). Dalam menunjang proses penjualan bagi


prosesnya, keadaan tersebut memang pedagang. Sehingga kehidupan sosial
membantu pemasaran dalam pola maupun ekonomi pedagang buku Pasar
transaksi. Namun, pada kenyataannya Wilis semakin baik jika penggunaanya
kemajuan teknologi yang terjadi pada dimanfaatkan dengan tepat.
pola perilaku konsumen juga
menurunkan omzet pedagang buku D. KESIMPULAN
Pasar Wilis. Pasar Wilis bukanlah sebuah pasar
Para pedagang yang merasakan melainkan kumpulan pedagang buku keliling
dampak era disrupsi, mereka mengeluh dan semi permanen di beberapa tempat
dan berpikir untuk mencari alternatif sejak tahun 1970-an. Tempat-tempat
lain untuk mendapatkan keuantungan. tersebut adalah: Blok M di Jl. Majapahit,
Sehingga para pedagang hanya bisa kemudian sekitar Splendid depan gereja
bersabar dan mengikuti perkembengan hingga ke jembatan, lalu ada yang dari
teknologi bagi yang mampu. Adapun pegadaian dekat Kantor Pos Alun-Alun Kota
para pedagang yang kurang mengikuti Malang, Jl. Merdeka Selatan, depan toko
perkembangan teknologi mengaku Oen dan juga sekitar Jl. Mayjen Panjaitan.
pasrah. Sebenarnya, tanpa ketrampilan Kemudian tahun 2003 terjadi relokasi yang
untuk memanfaatkan teknologi, dilakukan oleh pemkot Malang untuk
seseorang akan disebut ketinggalan memindahkan para pedagang ke Jl.
zaman dan sulit berkembang mengikuti Simpang Wilis. Seiring berjalannya waktu
tuntutan zaman (Handitya, 2018). dan peningkatan jumlah pendatang di Kota
Mereka mengaku tidak merasakan Malang, menjadikan Pasar Wilis sebuah
dampak era disrupsi secara signifikan tempat yang masih ada, akan dicari, dan
dalam proses penjualan buku di Pasar terus dibutuhkan untuk keperluan
Wilis. Hadirnya media online untuk pendidikan. Sehingga Pasar Wilis masih
membantu proses trasaksi dan promosi eksis bagi masyarakat asli Kota Malang
tidak dimanfaatkan. Para pedagang maupun pendatang.
yakin bahwa buku yang mereka jual Terdapat dua hal pengaruh dari era
sudah memiliki tempat di hati disrupsi pada Pasar Wilis, yaitu pola
masyarakat, tanpa melalui promosi transaksi dan pola perilaku konsumen.
media online. Begitu pun dengan Tranksaksi jual beli secara online dilakukan
penggunaan media online di era para pedagang agar tidak tertinggal oleh
disrupsi sebagai sumber bacaan, tidak zaman dan mencari keuntungan lebih.
ada perasaan untuk tergantikan oleh Selain itu terdapat juga beberapa pedagang
mereka. yang tidak memanfaatkan teknologi dalam
Dampak era disrupsi dalam tranksaksi jual beli karena keterbatasan
perubahan omzet pedagang Pasar Wilis mereka. Mengenai pola perilaku konsumen
memiliki keuntungan dan kelebihan. juga mengalami pergeseran, yang semula
Perkembangan teknologi di era disrupsi menggunakan buku atau media cetak yang
dapat dilihat dari berbagai sisi memiliki bisa diperoleh di Pasar Wilis. Perlahan para
dampak positif juga negatif bagi para konsumen bergeser menggunakan apa yang
pedagang Pasar Wilis. Pemanfaatan tersedia di internet (google book, e-book,
segala bentuk pergeseran di era good reads, google scholar, wattpad, dan
disrupsi sebenarnya semakin sebagainya). Pada hakikatnya keadaan pada

187 | P a g e
Indonesian Journal of Social Science Education
Vol. 2, No. 2, Juli 2020.

era disrupsi merupakan sebuah langkah partisipatif antara pedagang, Paguyuban,


yang dilakukan untuk mengikuti dan Pemerintah selaku pengelola pasar. Hal
perkembangan zaman. Begitu juga dengan tersebut perlu dilakukan agar terjalin
Pasar Wilis, baik itu fisik bangunannya, hubungan yang mampu meningkatkan
pedagangnya, buku yang dijual, hingga status Pasar Wilis sebagai ikon pendidikan
konsumen Pasar Wilis. Kota Malang.
Terdapat dampak sosial ekonomi akibat
era disurpsi bagi Pasar Wilis. Dampak sosial E. DAFTAR PUSTAKA
ekonomi tersebut adalah struktur sosial
kemasyarakatan dan perkembangan Abidin, Z. (2007). Analisis Eksistensial.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
pendapatan pedagang Pasar Wilis Kota
Malang. Struktur sosial kemasyarakatan Al Qurtuby, S. Meningkatkan
(2017).
pedagang Pasar Wilis telah berkembang dan Budaya Baca dan Literasi Masyarakat
berubah mengikuti zaman. Awalnya tidak Indonesia. Diakses melalui
ada pandangan positif dari seorang http://www.liputan6.com/news/read/32
pedagang buku Pasar Wilis di masyarakat. 03062/meningkatkan-budaya-baca-dan
literasi masyarakat Indonesia. (Berita
Namun dengan adanya era disurpsi mereka
Online).
memanfaatkan teknologi untuk penjualan
buku dan berhasil membuktikan bahwa Ambarwati, D. A. S. (2015). Analisis
mereka bisa mendapatkan pandangan Perbandingan Loyalitas Konsumen Pada
positif dari masyarakat. Sedangkan Online Shop dan Toko Konvensional
pendapatan pedagang terjadi penurunan, (Brick And Mortar Store). Skripsi.
juga ada yang tidak merasakan perbedaan. Universitas Lampung. Dari
http://silemlit.unila.ac.id/upload/403.pd
Pada kenyataannya kemajuan teknologi
f.
yang terjadi pada pola perilaku konsumen
juga menurunkan omzet pedagang buku Arofah, M. (2019). Pola Interaksi Sosial
Pasar Wilis. Namun dalam prosesnya, Ekonomi antar Pedagang Buku di Pasar
keadaan tersebut memang membantu Wilis Kota Malang. Skripsi. Universitas
pemasaran dalam pola transaksi. Negeri Malang.
Saran bagi peneliti, sebaiknya informasi
dan juga wawasan tentang eksistensi pasar Awwaliyah, N. M. (2019). PONDOK
buku wilis kota malang pada era disrupsi PESANTREN SEBAGAI WADAH
yang telah didapatkan menambah MODERASI ISLAM DI ERA GENERASI
MILLENIAL. Islamic Review: Jurnal
pengetahuan yang belum pernah dimiliki
Riset Dan Kajian Keislaman, 8(1), 36–
dan dapat bermanfaat untuk kehidupan 62.
sehari-hari. Sedangkan saran untuk
penelitian selanjutnya dapat melakukan Bungin, B. (2013). Metode Penelitian Sosial
penelitian tentang Pasar Wilis dengan kajian & Ekonomi: Format-Format Kuantitatif
yang berbeda, seperti: a. Hubungan dan Kualitatif untuk Studi Sosiologi,
Kebijakan, Publik, Komunikasi,
keterkaitan antara pedagang dengan
Manajemen, dan Pemasaran Edisi
pemerintah selaku pengelola Pasar Wilis, b. Pertama. Jakarta: Kencana
Peran Paguyuban Pedagang Pasar Buku Prenadamedia Group.
WIlis Kota Malang (P3BWM) teradap
kehidupan sosial ekonomi pedagang. Friantary, H. (2019). BUDAYA MEMBACA
Kedepan sebaiknya lebih kooperatif dan SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN
KUALITAS HIDUP MASYARAKAT.

Page | 188
Indonesian Journal of Social Science Education
Vol. 2, No. 2, Juli 2020.

Disastra: Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Methods Sourcebook, Edition 3. USA:


Sastra Indonesia. Sage Publications. Terjemahan Tjetjep
https://doi.org/10.29300/disastra.v1i1. Rohindi Rohidi. Jakarta:UI-Press.
1485
Nurjanah, E., Rusmana, A., & Yanto, A.
Gunawan, I. (2014). Metode Penelitian
(2017). Hubungan Literasi Digital
Kualitatif: Teori dan Praktik. Jakarta:
dengan Kualitas Penggunaan E-
Bumi Aksara.
Resources. Lentera Pustaka: Jurnal
Kajian Ilmu Perpustakaan, Informasi
Handitya, B. (2018). Prosiding Seminar
Dan Kearsipan.
Nasional Jurusan Politik dan
https://doi.org/10.14710/lenpust.v3i2.1
Kewarganegaraan (Penguatan Integrasi
6737
Nasional di Era Disrupsi dalam
Perspektif Pancasila). Universitas
Soekanto, S. & Sulistyowati B. (2014).
Ngudiwaluyo. Dari
Sosiologi Suatu Pengantar (Edisi
http://proceedings.id/index.php/pkn/art
Revisi). Jakarta: Rajawali Pers.
icle/download/724/722
Sulistyo, W. D. (2019). Study on Historical
Hudori. (2017). Eksistensi Manusia (Analisis
Sites: Pemanfaatan Situs Sejarah Masa
Kritis Eksistensialisme Barat dan Islam).
Kolonial di Kota Batu sebagai sumber
Skripsi. Universitas Islam Negeri Raden
pembelajaran berbasis outdoor
Intan Lampung. Dari
Learning. Indonesian Journal of Social
http://repository.radenintan.ac.id/250/1
Science Education (IJSSE), 1(2), 124–
/SKRIPSI_FIX_New.pdf
135.
https://doi.org/10.29300/IJSSE.V1I2.19
Kartika, S. A. (2012). Eksistensi Jamu Cekok
10
di Tengah Perubahan Sosial (Studi di
Kampung Dipowinatan, Kelurahan
Keparakan, Kecamtan Mergangsan, Susilo, A., & Isbandiyah, I. (2019). Peran
Yogyakarta). Skripsi. Universitas Negeri Guru Sejarah dalam Pembentukan
Yogyakarta. Dari Pendidikan Karakter Anak Era
https://eprints.uny.ac.id/24761/1/Skrip Globalisasi. Indonesian Journal of Social
si%20Sekar%20Ageng%20Kartika%20 Science Education (IJSSE), 1(2), 171–
07413244002.pdf. 180.
https://doi.org/10.29300/IJSSE.V1I2.22
Kasali, R. (2018). Self Disruption. Bandung: 46
Mizan.
Suparta, M. (2018). RISEA (Review of Islam
Lestari, A. A. (2018). Dampak Keberadaan in Southeast Asia) : Pesantren and
Pasar Modern Terhadap Eksistensi Theory of Social Change in Southeast
Pasar Tradisional di Kota Samarinda. Asia. RISEA, Pusat Pengembangan
eJournal Administrasi Bisnis, 2018, 6 Sumber Daya Manusia (PPSDM) Syarif
(2): 700-712. Hidayatullah State Islamic University of
Jakarta ,Volume 1, No. 1, Juni 2018.
Marius, J. A.. (2006). Perubahan Sosial. Retrieved from
Jurnal Penyuluhan, September 2006, http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/ris
Vol. 2, No. 2 IPB. ea/article/download/10487/pdf
DOI:https://doi.org/10.25015/penyuluh Daftar Informan:
an.v2i2.2190. Pada saat wawancara terdapat informan
kunci yang di peroleh sebanyak 15 orang
Miles, M.B, Huberman, A.M, dan Saldana, J. yang terdiri dari 6 orang pedagang Pasar
(2014). Qualitative Data Analysis, A Wilis dan 9 orang pembeli/pengunjung,

189 | P a g e
Indonesian Journal of Social Science Education
Vol. 2, No. 2, Juli 2020.

sedangkan informan pendukung ada 2


orang, yaitu dari pihak Kepala Pasar Wilis,
dan Paguyuban Pedagang Pasar Buku Wilis
(P3BWM). Untuk lebih jelasnya sebagai
berikut:
Informan Kunci: Pedagang (Anshori,
Ucok, Pitono, Adit, Nurul, Dwiki) dan
Pembeli (Kiki Agustina, Milam Oktavianti,
Resy, Nuril Shinta, Dimas, Denisa, Imron,
Yosi Maurin, Shela)

Informan Pendukung: Kepala Pasar (Eri


Suharto) dan Perwakilan Paguyuban
Pedagang Pasar Buku Wilis (Heru
Sujatmiko).

Page | 190

Anda mungkin juga menyukai