Anda di halaman 1dari 7

PROSIDING SIMPOSIUM KESEHATAN NASIONAL

e-ISSN 2962-1828

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN MOTIVASI IBU POST PARTUM


PRIMIPARA TENTANG PERAWATAN PAYUDARA DENGAN KEJADIAN BENDUNGAN ASI DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS KUBUTAMBAHAN I TAHUN 2022

Ni Ketut Ayu Wulandari1, Luh Ayu Purnami2


Kebidanan, STIkes Buleleng, stikesbuleleng.ac.id

Abstrak:

Pengetahuan dan motivasi ibu post-partum baru (primipara) tentang perawatan payudara
memberikan pengaruh terhadap kejadian bendungan ASI. Ibu pasca persalinan dini (2-6 hari)
belum mengetahui tentang perawatan diri dan bayinya. Mereka masih disibukkan dengan
kondisi beradaptasi menerima kehadiran bayinya. Umur ibu yang muda (primipara) dan
pengetahuan ibu yang kurang tentang perawatan payudara membuat ibu post-partum
(primipara) menjadi tidak melakukan perawatan payudara. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dan motivasi ibu post-partum primipara
tentang perawatan payudara dengan kejadian bendungan ASI di wilayah kerja puskesmas
Kubutambahan I tahun 2022. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik korelasi dengan
pendekatan cross sectional, subjek penelitian ini adalah seluruh ibu primipara yang berkunjung
ke Puskesmas Kubutambahan I sebanyak 46 orang. Teknik pengambilan data dilakukan dengan
pengisian angket. Teknik analisa data menggunakan uji Statistik Koefisien Korelasi spermean
rank digunakan untuk menguji signifikan atau tidaknya hubungan antara variabel ordinal. Hasil
penelitian adalah dari 46 orang, 18 responden (39%) memiliki tingkat pengetahuan yang
sangat baik, 23 responden (50%) memiliki motivasi yang sangat tinggi, dan nilai correlation
coefficient sebesar 0,888 dapat diartikan bahwa terdapat hubungan yang sangat kuat antara
tingkat pengetahuan dan motivasi ibu post patrum primipara tentang perawatan payudara
dengan kejadian bendungan ASI di Puskesmas Kubutambahan 1 tahun 2022.

Abstract:

Knowledge and motivation of new postpartum mothers (primiparous) about breast care have
an influence on the incidence of breast milk dams. Mothers after early delivery (2-6 days) do
not know about self-care and their babies. They are still preoccupied with adapting to accept
the presence of their baby. The young age of the mother (primiparous) and the lack of
knowledge of the mother about breast care make the post-partum mother (primiparous) do
not do breast care. This study aims to determine the relationship between the level of
knowledge and motivation of primiparous postpartum mothers about breast care with the
incidence of breast milk dams in the working area of the Kubutambahan I Public Health Center
in 2022. This type of research is a correlation analytic study with a cross sectional approach,
the subjects of this study were all primiparous mothers who visited the Kubutambahan I Public
Health Center as many as 46 people. The data collection technique is done by filling out a
questionnaire. Data analysis techniques using statistical tests. Sperm rank correlation
coefficient is used to test whether the relationship between ordinal variables is significant or
not. The results of the study were 46 people, 18 respondents (39%) had a very good level of
knowledge, 23 respondents (50%) had very high motivation, and a correlation coefficient value
of 0.888 which means that there is a very strong relationship between the level of knowledge
and motivation of primiparous post-partum mothers regarding breast care with the incidence
of breast milk dams at the Kubutambahan 1 Health Center in 2022

—————————— ◆ ——————————
158
PROSIDING SIMPOSIUM KESEHATAN NASIONAL
e-ISSN 2962-1828

A. LATAR BELAKANG tentang perawatan diri dan bayinya serta


Tujuan pembangunan kesehatan menuju penjelasan cara menyusui. Walaupun perawatan
Indonesia sehat 2030 sesuai SDG’s adalah diri dan menyusui merupakan suatu proses
meningkatkan kesadaran, kemauan dan alamiah, namun untuk mencapai keberhasilan
kemampuan hidup sehat bagi masyarakat agar diperlukan pengetahuan mengenai hal- hal yang
terwujud derajat kesehatan yang optimal melalui berhubungan dengan perawatan diri yakni
tercapainya masyarakat, bangsa, dan Negara perawatan payudara dan pengetahuan mengenai
Indonesia yang ditandai dengan penduduknya ASI Eksklusif (Sarwono, 2017).
hidup dalam lingkungan dan perilaku yang sehat, Selain pengetahuan ibu tentang ASI dan teknik
memiliki derajat kesehatan yang optimal di menyusui, keinginan juga sangat berpengaruh
seluruh wilayah Indonesia. pada pemberian ASI pada bayi. Sehingga Masalah
Dalam rangka mencapai tujuan tersebut maka yang timbul selama masa menyusui dapat
perlu memperhatikan kebijakan–kebijakan antara dicegah pada, masa pasca persalinan dini (post-
lain meningkatkan perilaku dan sumber daya partum 2-6 hari) dan masa pasca persalinan
masyarakat. Dalam kaitan ini perilaku hidup lanjutan. Ibu post-partum primipara merupakan
masyarakat sejak usia dini perlu di tingkatkan ibu pasca persalinan yang rentang memperoleh
sehingga jadi bagian dari norma hidup dan masalah dalam perawatan diri dan bayinya (Yetti,
budaya masyarakat dalam meningkatkan 2017). Salah satu masalah menyusui pada masa
kesadaran dan kemandirian untuk hidup sehat. pasca persalinan dini (post-partum 2-6 hari)
Salah satu perilaku hidup sehat adalah tindakan adalah payudara bengkak atau breast
merawat dan menjaga kesehatan individu, engorgement (Wisnuwardhani, 2017).
keluarga dan masyarakat serta perilaku hidup Bendungan ASI kebanyakan terjadi pada hari
sehat dalam pemberian ASI dini (Depkes RI, kedua sampai hari kesepuluh post-partum pada
20018) ibu primipara. Sebagian besar keluhan pasien
Dalam pengamatan Budiarsono (2018) adalah payudara bengkak, keras dan terasa panas
mendapatkan bahwa sejak tahun 1970 ada (Sarwono, 2017).
perubahan perilaku ibu dalam pemberian ASI Pada ibu post-partum terutama yang sedang
yang digantikan dengan susu formula. menyusui bila terlambat memberikan ASI kepada
Kecenderungan pemberian ASI yang digantikan bayinya apalagi pengetahuan ibu yang kurang
dengan susu formula ini tidak terbatas pada ibu tentang merawat payudaranya maka akan terjadi
pekerja dan ibu yang bukan pekerja. Berbagai bendungan ASI, sehingga banyak kelenjar yang
alasan mengapa semakin banyak ibu tidak membengkak yang berisi ASI yang belum
memberikan ASI antara lain karena pola dikeluarkan. Penyebab bendungan ASI pada ibu
modernisasi, industrialisasi, dan perubahan post-partum adalah payudara yang tidak disusui
perilaku serta kesan wanita itu sendiri terutama apalagi ibu post-partum tidak pernah melakukan
wanita pekerja dan rendahnya pendidikan ibu. perawatan payudara. Kelenjar ASI dapat juga
WHO/UNICEP (2019) mengemukakan bahwa membengkak oleh adanya infeksi (biasanya
ASI (Air Susu Ibu) adalah makanan utama bayi disertai dengan rasa nyeri, demam, lebih panas
yang terbaik dan dapat memenuhi kebutuhan gizi dari jaringan sekitarnya). Sebaiknya setiap
bayi selama 3 sampai 6 bulan pertama. Manfaat benjolan pada payudara segera ditindak lanjuti
ASI dapat dilihat dari beberapa aspek psikologis, dan diberikan terapi yang tepat (Sarwono, 2017).
aspek kecerdasan, neurologi, ekonomis, dan Perawatan payudara pasca persalinan
aspek penunda kehamilan (Depkes, 2019). merupakan kelanjutan perawatan payudara
Pemberian ASI secara terus menerus dapat semasa hamil yang mempunyai tujuan untuk
mempercepat penurunan angka kematian bayi menjaga kebersihan payudara sehingga terhindar
dan sekaligus meningkatkan status gizi balita. dari infeksi, untuk mengenyalkan puting susu
Penelitian terbaru yang diterbitkan dalam Jurnal agar tidak mudah lecet, menjaga buah dada tetap
Pediatrics (2019), menunjukkan bahwa ASI dapat bagus, untuk mengetahui adanya kelainan, untuk
memberikan perlindungan bagi bayi dalam memperbanyak produksi ASI, dan untuk
menurunkan risiko untuk terjadinya diare, infeksi mencegah terjadinya sumbatan payudara
telinga, dan radang selaput otak serta infeksi dari (bendungan ASI). Pengetahuan ibu post-partum
bakteri. baru (primipara) tentang perawatan payudara
Pada masa nifas seorang ibu akan sangat memberikan pengaruh terhadap kejadian
membutuhkan penyuluhan atau penjelasan bendungan ASI. Ibu pasca persalinan dini (2-6
159
PROSIDING SIMPOSIUM KESEHATAN NASIONAL
e-ISSN 2962-1828

hari) belum mengetahui tentang perawatan diri Adekuat dan tidak dirawat secara teratur akan
dan bayinya. Mereka masih disibukkan dengan menyebabkan terjadi mastitis (Sarwono, 2017).
kondisi beradaptasi menerima kehadiran bayinya. Kondisi seperti ini mengakibatkan jumlah bayi
Umur ibu yang muda (primipara) dan yang mendapatkan nutrisi dari ASI semakin
pengetahuan ibu yang kurang tentang perawatan berkurang sehingga angka mortalitas dan
payudara membuat ibu post-partum (primipara) mobilitas neonatal menjadi sorotan bagi petugas
menjadi tidak melakukan perawatan payudara kesehatan.
(Yetti, 2013). Terlepas dari faktor umur dan Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti
pengetahuan, motivasi atau dorong untuk tertarik melakukan penelitian mengenai
melakukan perawatan diri terutama perawatan “Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan dan
payudara sangat mendukung dan membantu Motivasi Ibu Post-Partum Primipara Tentang Cara
dalam mengurangi kejadian bendungan ASI. Perawatan Payudara dengan Kejadian Bendungan
Berdasarkan penelitian terjadi 16% bendungan ASI di Wilayah Kerja Puskesmas Kubutambahan I
ASI di Indonesia, yang terdiri dari 6% dari cara Tahun 2022”
menyusui yang salah, dari tingkat pengetahuan B. METODE PENELITIAN
ibu tentang perawatan payudara sebanyak 5%, Jenis penelitian yang digunakan adalah
dari ibu yang motivasi /keinginan merawat analitik korelasi yaitu mendeskripsikan variabel
payudara sebanyak 3% dan dari ibu yang pekerja bebas dan terikat, kemudian melakukan analisis
2%. (Depkes, 2018). korelasi antara kedua variabel tersebut. Sehingga
Dengan adanya motivasi dan pengetahuan ibu dapat diketahui seberapa jauh kontribusi variabel
menyusu yang kurang pengetahuannya tentang terikat terhadap adanya variabel bebas.
perawatan payudara sehingga akan cenderung Rancangan bangun penelitian ini menggunakan
mengakibatkan terjadinya peningkatan pendekatan Cross sectional yaitu pengukuran
engorgement (Robin Lim, 2017). Berdasarkan variabel bebas dan terikat hanya satu kali pada
survey Nutrition and Health di Bali ibu yang satu saat (Notoatmodjo, 2017).
memberikan ASI pada bayinya, di wilayah Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
perkotaan hanya 1-3 % (1-3 Kejadian bendungan ibu post-partum primipara di wilayah kerja
ASI dari 100 ibu yang menyusui) dan di wilayah Puskesmas Kubutambahan I kecamatan
desa 2- 13 % (2-13 Kejadian bendungan ASI dari Kubutambahan, kabupaten Buleleng. Populasi
100 ibu yang menyusui) (Depkes 2018). yang digunakan 46 ibu post-partum primipara.
Sebagian ibu post-partum terutama ibu dengan Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Non
usia muda (primipara) dan tingkat pendidikan Probability Sampling dengan teknik Consecutive
serta pengetahuan yang rendah tentang Sampling.
perawatan payudara dan menyusui memutuskan
untuk menghentikan menyusui lebih dini karena C. HASIL DAN PEMBAHASAN
bendungan ASI. Hal ini berkaitan dengan 1. Karakteristik Responden
karakteristik umur dan pendidikan serta motivasi Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu
atau dorongan, keinginan ibu yang mungkin yang melakukan kunjungan ulang di Puskesmas 1
mempengaruhi tingkat pengetahuan dan Kubutambahan, Jumlah responden yang diambil
pemahaman ibu mengenai Cara penanggulangan sebanyak 46 orang yang ditemukan saat
bendungan ASI. Walaupun tidak didapat angka penelitian berlangsung dan bersedia menjadi
kematian ibu pada kasus bendungan ASI pada ibu responden. Berdasarkan tabel 1 menunjukkan
post-partum dan ibu menyusui, namun harus bahwa sebagian besar responden berpendidikan
tetap memerlukan perhatian dan penanganan PT dan SMA sebanyak 27 responden (58,69%),
karena payudara bengkak yang tidak ditangani kemudian berdasarkan pekerjaan sebagian besar
dengan baik akan berkelanjutan menjadi mastistis responden bekerja dengan jumlah 29 responden
(Peradangan Payudara) (63%), sedangkan jika dilihat dari umur
Berdasarkan survey pendahuluan di Wilayah menunjukkan bahwa dari 46 responden, 31
kerja Puskesmas Kubutambahan I, pada bulan diantaranya berumur 20 sampai 35 tahun dengan
Januari 2012 ditemukan ibu nifas dengan persentase 67%, dan yang terakhir berdasarkan
bendungan ASI sebanyak 9 Orang dari ibu nifas paritas kelahiran anak pertama lebih
dan mastitis 2 orang dari 19 ibu post-partum di mendominasi yakni 24 responden (52%).
Wilayah Kerja Puskesmas Kubutambahan I.
Bendungan ASI yang tidak disusukan dengan
160
PROSIDING SIMPOSIUM KESEHATAN NASIONAL
e-ISSN 2962-1828

Tabel 1: Distribusi Frekuensi Karakteristik Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa 46


Responden orang yang bersedia menjadi responden
Karakteristik F % sebanyak 23 orang (50%) memiliki motivasi yang
Tingkat tinggi, 13 responden (28%) dengan motivasi
Pendidikan sedang dan 10 responden (21%) memiliki
PT & SMA 27 58.69 motivasi rendah
SMP, SD, Tidak Sesuai dengan tujuan penelitian untuk mencari
tamat 19 41.30 hubungan antara tingkat pengetahuan dan
Jumlah 46 100 motivasi ibu post-partum primipara tentang
Pekerjaan perawatan payudara dengan kejadian bendungan
Bekerja 29 63.04 ASI. Teknik analisa data menggunakan uji
tidak bekerja 17 36.95 Statistik Koefisien Korelasi spermean rank
Jumlah 46 100 digunakan untuk menguji signifikan atau tidaknya
Umur hubungan antara variabel ordinal.
>35 tahun 4 8.69
35 – 20 tahun 31 67.39
<20 tahun 11 23.91 Tabel 4 Hubungan Antara Tingkat
Jumlah 46 100 Pengetahuan Dan Motivasi Ibu Post-Partum
Paritas Primipara Tentang Perawatan Payudara
1 orang 24 52.17 Pengetahuan Motivasi
2 orang 14 30.43 Correlation 1.000 .888**
>2 orang 8 17.39 Coefficient
Jumlah 46 100 Pengetahuan Sig. (2- . .000
tailed)
2. Analisis Univariat N 46 46
Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan Correlation .888 **
1.000
data primer. Pengumpulan data dilakukan dengan Coefficient
menggunakan kuesioner yang berisi tentang Motivasi Sig. (2- .000 .
item-item soal mengenai pengetahuan dan tailed)
motivasi tentang perawatan payudara dan N 46 46
menggunakan lembar observasi/pengamatan Dari tabel 4 dapat diartikan bahwa terdapat
payudara. hubungan yang sangat kuat antara tingkat
Tabel 2 Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan pengetahuan dan motivasi ibu post patrum
tentang Perawatan Payudara primipara tentang perawatan payudara dengan
Tingkat kejadian bendungan ASI, hal tersebut ditunjukkan
F % oleh nilai korelasi yang berada pada angka 0,888
pengetahuan
Sangat Baik 18 39.13 yang mana terdapat hubungan yang sangat kuat
Baik 15 32.61 antara ke dua variabel tersebut.
Kurang Baik 13 28.26
Jumlah 46 100 D. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa Dilakukannya penelitian ini bertujuan untuk
46 orang yang bersedia menjadi responden mengetahui hubungan antara Tingkat
sebanyak 18 orang (39%) memiliki pengetahuan Pengetahuan Dan Motivasi Ibu Post-Partum
yang sangat baik, 15 responden (32%) dengan Primipara Tentang Perawatan Payudara Dengan
pengetahuan baik dan 13 responden (28%) Kejadian Bendungan Asi Di Wilayah Kerja
memiliki pengetahuan kurang baik. Puskesmas Kubutambahan I, Dalam penelitian ini
Tabel 3 Distribusi frekuensi Motivasi tentang yang menjadi variabel adalah tingkat
Perawatan Payudara pengetahuan dan motivasi ibu post-partum
Motivasi F % primipara dengan perawatan payudara.
Tinggi 23 50 a. Tingkat Pengetahuan Tentang
Sedang 13 28.26 Perawatan Payudara
Rendah 10 21.74 Dari penelitian yang dilakukan di Puskesmas
Jumlah 46 100 Kubutambahan 1, responden dengan tingkat
pengetahuan sangat baik 18 responden (39%),
161
PROSIDING SIMPOSIUM KESEHATAN NASIONAL
e-ISSN 2962-1828

disusul dengan tingkat pengetahuan yang baik Berdasarkan hasil tabulasi data yang sudah
sebanyak 15 orang (32%), dan yang terakhir dilakukan diperoleh hasil responden yang memiliki
tingkat pengetahuan yang kurang baik sebanyak motivasi yang tinggi dalam perawatan payudara
13 responden (28%). sebanyak 23 responden (50%), dilanjutkan
Umur ibu merupakan salah satu faktor yang dengan responden dengan motivasi sedang
menyebabkan kurangnya pengetahuan tentang sebanyak 13 responden (28%), dan 10 responden
perawatan payudara. Responden yang terbanyak (21%) memiliki motivasi yang rendah dalam
pada penelitian ini adalah ibu berusia 20-35 perawatan payudara.
tahun. Menurut Hartanto (2013), rentang umur Menurut Notoatmodjo (2017) motivasi diartikan
antara 20-35 merupakan periode usia reproduksi sebagai dorongan dalam bertindak untuk
sehat yang baik untuk mengandung dan mencapai tujuan tertentu. Hasil dorongan dan
melahirkan. Usia reproduksi ibu yang sehat gerakan ini diwujudkan dalam bentuk perilaku.
mempengaruhi keadaan psikologi, kematangan Adapun perilaku itu sendiri terbentuk melalui
pola berpikir, dan pengetahuan ibu akan proses tertentu, dan berlangsung dalam interaksi
pentingnya melakukan perawatan payudara. manusia dengan lingkungannya.
Pekerjaan merupakan salah satu faktor yang Motivasi yang tinggi untuk melakukan
berhubungan erat dengan perawatan payudara. perawatan payudara dapat menguntungkan ibu
Semakin banyak pekerjaan yang dilakukan nifas karena dengan melakukan perawatan
seseorang, maka semakin sulit seseorang dalam payudara maka ibu akan terhindar dari
membagi waktu khusus dalam melakukan permasalahan pada masa menyusui, Menurut
tindakan tersebut. Jenny (2006) perawatan payudara pada waktu
Pengalaman melahirkan bagi primipara dapat nifas dilakukan untuk melancarkan sirkulasi aliran
menyebabkan kurang berpengalaman dalam darah dan mencegah tersumbatnya aliran susu
melakukan perawatan terhadap diri sendiri, sehingga memperlancar pengeluaran ASI.
khususnya perawatan payudara, karena belum Menurut Ambarwati dan Wulandari (2019), akibat
pernah mengalami masalah payudara sebagai yang timbul jika tidak melakukan perawatan
akibat dari tidak melakukan perawatan payudara payudara, anak susah menyusu karena payudara
tersebut. Pada multipara yang sudah pengalaman yang kotor, puting susu tenggelam sehingga bayi
melahirkan sebelumnya, dapat melakukan susah menyusu, ASI menjadi lama keluar
tindakan perawatan payudara karena sudah sehingga berdampak pada bayi, produksi ASI
mengetahui manfaat dan cara perawatannya. terbatas karena kurang dirangsang melalui
Dengan pengalaman, seseorang akan lebih pemijitan dan pengurutan dan terjadi
memperhatikan dan menjadikan itu sebagai suatu pembengkakan, peradangan pada payudara dan
kebutuhan. Hal ini berkaitan dengan pernyataan kulit payudara terutama pada bagian puting
Soekanto (2012) bahwa pengalaman yang mudah lecet dan mengalami mastitis.
disusun secara sistematis oleh otak, maka Apabila waktu untuk menyusui dijadwal, maka
hasilnya adalah ilmu pengetahuan. akan terjadi bendungan yang kemudian sering
Pengembangan pengetahuan seseorang diikuti dengan mastitis dan kegagalan laktasi.
dapat dipengaruhi oleh faktor pendidikan. Menyusui yang dijadwal akan berakibat kurang
Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang baik karena hisapan bayi sangat berpengaruh
maka semakin banyak pengetahuan yang pada rangsangan ASI selanjutnya. Kejadian
diperoleh. Pendidikan dapat mengubah perilaku puting lecet dan abses payudara pada ibu nifas di
seseorang yang sebelumnya tidak tahu menjadi prediksi karena rendahnya pengetahuan tentang
tahu. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah perawatan payudara. Bagi seorang wanita
tingkat pendidikan seseorang, maka akan payudara adalah organ tubuh yang sangat
semakin kurang pengetahuan yang dimilikinya. penting bagi keberlangsungan perkembangan
Latar belakang pendidikan yang rendah dapat bayi yang baru di lahirkan nya. Payudara memang
mempengaruhi minat belajar dan perilaku secara natural akan mengeluarkan ASI setelah ibu
seseorang. Dalam masalah perawatan payudara, melahirkan, tetapi tidak berarti seorang wanita
faktor pendidikan juga sangat berpengaruh. atau ibu tidak patut merawat payudara.
Perawatan payudara setelah melahirkan
b. Motivasi Ibu Post-Partum Primipara bertujuan agar payudara senantiasa bersih dan
Dengan Perawatan Payudara mudah di hisap oleh bayi (Saryono dan
Pramitasari, 2019).
162
PROSIDING SIMPOSIUM KESEHATAN NASIONAL
e-ISSN 2962-1828

0,888 dapat diartikan bahwa terdapat hubungan


yang sangat kuat antara tingkat pengetahuan dan
c. Hubungan Antara Tingkat motivasi ibu post patrum primipara tentang
Pengetahuan Dan Motivasi Ibu Post- perawatan payudara dengan kejadian bendungan
Partum Primipara Tentang ASI
Perawatan Payudara Dengan Saran yang dapat diberikan untuk Peneliti
Kejadian Bendungan Asi Selanjutnya diharapkan dapat dikembangkan
Hasil analisa dari hubungan antara tingkat lebih lanjut dan tidak terbatas hanya pada
pengetahuan dan motivasi ibu post-partum identifikasi tingkat pengetahuan saja, namun
primipara tentang perawatan payudara dengan masih banyak faktor lain yang perlu diteliti agar
kejadian bendungan ASI didapat bahwa 5 hasil yang dicapai dapat lebih sempurna. Untuk
responden (33%) yang memiliki tingkat Institusi Pendidikan Hasil penelitian ini agar dapat
pengetahuan sedang memiliki motivasi yang dimanfaatkan sebagai bahan pertimbangan lebih
tinggi dalam perawatan payudara, begitu pula lanjut dalam meningkatkan mutu pendidikan
dengan 3 dari 13 responden yang memiliki tingkat dimasa yang akan datang, khususnya pada
pengetahuan yang rendah memiliki motivasi yang pembelajaran pelayanan Kesehatan ibu dan Anak,
sedang dalam perawatan payudara. khususnya program perawatan payudara dan
Pengolahan data menggunakan uji korelasi untuk Tenaga Kesehatan disarankan lebih awal
rank spearman didapatkan bahwa ada hubungan dalam memberikan edukasi kepada ibu post
yang signifikan antara tingkat pengetahuan dan patrum primipara tentang perawatan payudara
motivasi perawatan payudara dengan nilai Sig. (2- dengan kejadian bendungan ASI, dengan cara
tailed) 0,00 (<0,05). Sedangkan nilai correlation misalkan mengadakan kegiatan penyuluhan agar
coefficient bernilai positif sebesar 0,888 maka ibu lebih tertarik untuk melakukan perawatan
dapat disimpulkan arah hubungan kedua variabel payudara dan dapat meneka angka kejadian
adalah searah yang mana artinya jika tingkat bendungan ASI, yang terakhir ibu Nifas
pengetahuan responden meningkat maka Disarankan ibu post patrum primipara dapat
motivasi responden dalam perawatan payudara meningkatkan pengetahuannya dalam perawatan
juga meningkat. Dengan nilai correlation payudara dan melakukan perawatan payudara
coefficient tersebut juga mengidikasi bahwa agar dapat menurunkan kejadian bendungan ASI.
tingkat kedua variabel yakni pengetahuan dan
motivasi memiliki hubungan yang sangat kuat UCAPAN TERIMA KASIH
dengan rentang nilai 0,76 sampai 0,99. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan
Dari hasil pengolahan data diatas didapatkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
bahwa Pengetahuan merupakan salah satu faktor membantu menyelesaikan Skripsi penelitian ini.
yang mempengaruhi motivasi seseorang untuk Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:
melakukan sesuatu, selain faktor-faktor intrinsik Dr., Ns. I Made Sundayana, S.Kep. ,MSi, selaku
dan ekstrinsik lainnya dalam melakukan motivasi Ketua STIKes Buleleng. Luh Ayu Purnami, S.ST.,
untuk membeli musik bajakan seperti yang M.Tr.Keb, selaku Ka. Prodi S1 Kebidanan STIKes
dijelaskan juga oleh Musarofah (2019) dalam Buleleng, Seluruh Dosen dan Staff STIKES yang
variabel penelitian yang Sama. telah banyak membantu dan memberikan
dukungan kepada penulis dalam penyusunan
E. SIMPULAN DAN SARAN artikel ini serta semua pihak yang tidak dapat
Berdasarkan hasil penelitian dan setelah disebutkan satu persatu.
dilakukan analisis serta pembahasan, maka dapat
dirumuskan beberapa kesimpulan yakni
Responden di Puskesmas Kubutambahan 1 DAFTAR RUJUKAN
sebagian besar memiliki tingkat pengetahuan [1]. Arikunto, Suharsimi. 2014 . Dasar-Dasar
yang sangat baik sebanyak 18 orang (39%) Ilmu Evaluasi Pendidikan. Jakarta. Bumi
terkait perawatan payudara dengan kejadian Aksara.
bendungan ASI. Setengah dari keseluruhan [2]. Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur
responden di Puskesmas Kubutambahan 1 Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
memiliki motivasi yang tinggi dalam hal Jakarta . Rineka Cipta.
perawatan payudara dengan kejadian bendungan
ASI. Dengan nilai correlation coefficient sebesar
163
PROSIDING SIMPOSIUM KESEHATAN NASIONAL
e-ISSN 2962-1828

[3]. Arikunto, Suharsimi. 2015. Prosedur [20]. Varney, dkk. 2013 Buku Asuhan
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Kebidanan volume 1. Buku kedokteran;
Jakarta. Rineka Cipta EGC. Jakarta
[4]. Budiarto, 2014. Biostatistika Untuk [21]. Varney, dkk. 2013 Buku Asuhan
Kedokteran Dan Kesehatan Masyarakat. Kebidanan volume 2. Buku kedokteran;
Jakarta. EGC. EGC. Jakarta
[5]. Budiarto, 2015. Metodologi Penelitian [22]. Robin Lim, 2015. Manfaat ASI Eksklusif.
Kedokteran. Jakarta. ECG. Australian Cildren. Bali
[6]. Hidayat, Alimul, A. 2017. Metode
Penelitian Kebidanan Dan Tehnik Analisa
Data. Salemba Jakarta. Medika.
[7]. Jadid, Ruhul. 2019. Desain Penelitian,
(online), (http://majidsz.wordpress.com,
diakses 17 April 2022).
[8]. Mubarok. 2017. Promosi Kesehatan
Sebuah Pengantar Proses Belajar
Mengajar Dalam Pendidikan. Yogyakarta.
Graha Ilmu.
[9]. Notoatmodjo, Sukidjo. 2013. Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta. Rineka
Cipta.
[10]. Notoatmodjo, Sukidjo. 2017. Kesehatan
Masyarakat Ilmu dan Seni, Jakarta. Rineka
Cipta.
[11]. Nursalam, 2018. Konsep Dan Penerapan
Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.
Jakarta. Salemba Medika.
[12]. Sugiyono, 2051 Statistik Untuk Penelitian
Alfabeta . Bandung
[13]. Prawirohardjo, S. 2017 . Ilmu Kandungan.
Jakarta. Yayasan Bina Pustaka. Sarwono
Prawirohardjo.
[14]. Prawirohardjo, S. 2015. Ilmu Kebidanan.
Jakarta. Yayasan Bina Pustaka. Sarwono
Prawirohardjo.
[15]. Riwidikdo, Handoko. 2014. Statistika
Kesehatan. Yogyakarta. Mitra Cendikia.
[16]. Batampos. 16 Februari 2019. Apakah
Kolostrum itu?. Available online:
http://batampos.co.id/Apakah_kolostrum
_itu?__.html, 10 Mei 2022
[17]. Depkes. 2014. Kesehatan Maternal Belum
Terpenuhi. Available online:http://
www.depkes. go.id/ index.php?option
=news&task= viewarticle&sid =709&Itemi
d=2, 28 Mei 2022
[18]. Anggaraini, Yetti. 2015 Asuhan
Kebidanan Masa Nifas.Pustaka Rihama.
Yogyakarta
[19]. Derek, Llewellyn. 2018 Dasar – Dasar
Obstetri dan Gynekologi. Perpustakaan
Daerah. Jakarta

164

Anda mungkin juga menyukai