Anda di halaman 1dari 38

DOKUMEN PENAWARAN ADMINISTRASI & TEKNIS

JASA KONSULTAN PENGAWAS


ASLI

PENGAWASAN PEKERJAAN PERAWATAN GEDUNG PANTI


SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI MULYA 1

PT. CIRIAJASA CIPTA MANDIRI ENJINERING


Jl. Ciputat Raya No.7 RT.06/08 Kelurahan Kebayoran Lama Utara

Kecamatan Kebayoran Lama - Jakarta Selatan


Jakarta, 12 November 2019
Nomor : CCME.060/X.19/PMR/2105
Lampiran : Dokumen Penawaran Administrasi dan Teknis

Kepada Yth.
Pejabat Pengadaan Barang / Jasa
Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulya 1
Jl. Bina Marga, Ceger Cipayung
Jakarta

Perihal : Penawaran Administrasi dan Teknis Pengawasan Pekerjaan Perawatan


Gedung Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulya 1

Dengan hormat.
Sehubungan dengan Penunjukan Langsung, dan setelah kami pelajari dengan saksama
Dokumen Pengadaan, Penjelasan Pekerjaan, dengan ini kami mengajukan penawaran
Administrasi dan Teknis untuk pekerjaan Pengawasan Pekerjaan Perawatan Gedung
Panti Sosial Tresna Werdha Budi Muya1.
Penawaran Administrasi dan Teknis ini sudah memperhatikan ketentuan dan persyaratan
yang tercantum dalam Dokumen Pengadaan untuk melaksanakan pekerjaan tersebut di
atas.
Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan selama 30 (tiga puluh) hari kalender.

Penawaran ini berlaku selama 30 (tiga puluh) hari kalender sejak batas akhir pemasukan
Dokumen Penawaran.
Sesuai dengan persyaratan Dokumen Pemilihan, bersama Surat Penawaran Administrasi
dan Teknis ini kami lampirkan:
1. Dokumen penawaran teknis, terdiri dari:
a. Pendekatan dan Metodologi;
b. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan;
c. Jadwal Penugasan Personil;
d. Daftar Riwayat Hidup (CV) Personil;
e. Surat Pernyataan Kesediaan untuk ditugaskan dari personil yang diusulkan;
2. Dokumen Kualifikasi Perusahaan
Dengan disampaikannya Surat Penawaran ini, maka kami menyatakan sanggup dan akan
tunduk pada semua ketentuan yang tercantum dalam Dokumen Pengadaan.

PT. Ciriajasa Cipta Mandiri Enjinering

Ir. Aditya Gautama, MM


Direktur
TEKNIS 1
PENDEKATAN DAN METODOLOGI

JASA KONSULTANSI PENGAWASAN PEKERJAAN


PERAWATAN GEDUNG PANTI SOSIAL TRESNA
WERDHA BUDI MULYA 1

S uatu proyek konstruksi merupakan rangkaian kegiatan yang berkesinambungan


dan saling terkait satu sama lain sebagai sebuah proses yang kompleks dan
berlangsung dalam kurun waktu yang telah ditetapkan. Dalam pelaksanaan
suatu proyek konstruksi melibatkan berbagai unsur seperti sumber daya manusia
(tenaga kerja), peralatan, material dan biaya yang memiliki ketergantungan satu dengan
yang lain. Oleh karena itu dalam rangka memobilisasi seluruh unsur tersebut secara
efektif dan efisien untuk mencapai sasaran dan target proyek tepat waktu dengan
kualitas yang sesuai dengan rencana serta biaya yang lebih efisien, diperlukan sistem
dan metoda penanganan yang baik dan terpadu. Kunci dari keberhasilan penanganan
proyek (project management) adalah sumber daya manusia yang memiliki kualifikasi
dan kompetensi yang dibutuhkan untuk mengelola proyek tersebut.

Kegiatan dalam suatu proyek merupakan proses berkesinambungan yang berlangsung


sejak persiapan hingga proyek tersebut dinyatakan selesai, dan melibatkan berbagai
unsur, faktor dan kondisi yang saling memiliki keterkaitan dan ketergantungan satu
sama lain.

Untuk menjamin kelancaran pelaksanaan proyek dengan tercapainya asas efisiensi dan
efektifitas dalam pengertian tepat waktu, hemat biaya dan tepat sasaran, maka setiap
sumber daya (tenaga kerja, biaya, material dan peralatan) yang dipergunakan dalam
pelaksanaan proyek ini dapat dikelola dan dimanfaatkan sebagai faktor produksi secara
maksimal melalui tindakan manajemen yaitu perencanaan (planning), pengorganisasian
(organizing), pengkoordinasian (coordinating), pengendalian (controlling) dan
pengevaluasian (evaluating).

I-1
Secara umum metodologi langkah Pengawas (Supervisi) Konstruksi tersebut di atas
dapat diuraikan pada tabel berikut ini :

LANGKAH
SUMBER DAYA & WAKTU ENGINEERING SISTEM INFORMASI
LANGKAH

Planning a. Menyiapkan construction a. Menyiapkan a. Meyiapkan SOP yg


planning construct. system & mencakup :
- NWP, barchart, S-curve method : - Prosedur memulai
- Rencana tenaga kerja - Metode kegiatan proyek.
- Rencana material konstruksi - Prosedur pemerik saan
- Rencana peralatan - Sistem pekerjaan.
- Rencana instalasi pelaksanaan - Prosedur pemba yaran
- Rencana lay-out kepada kontraktor.
b. Menyiapkan organisasi - prosedur perubahan
proyek. b. Untuk efisiensi biaya pekerjaan.
proyek perlu - Prosedur penye
c. Mengusulkan pemaketan dilakukan optimasi rahan pekerjaan
pekerjaan berdasarkan proyek dg Value - Dll
pertimbangan : engineering

- Efisiensi biaya
- Spesialisasi keahlian
- Project size
- Span of control
Organizing a. Mengorganisasi seluruh a. Melakukan peneli- a. Menyusun laporan-
kegiatan proyek yg tian dan pemerik- laporan kepada Pemilik
dilaksanakan oleh saan thd mutu Proyek.
berbagai unsur pelak- setiap hasil pelak- b. Memproses infor- masi
sana proyek sesuai dg sanaan pekerjaan. dan data agar dapat
rencana dan program bermanfaat bagi fungsi
kerja yg ada. pengenda- lian dll.
b. Memberdayakan c. Mengatur arus informa-
seluruh organisasi si agar berjalan dg
proyek berdasarkan me- lancar.
kanisme kerja yg telah
ditetapkan
Coordinating a. Menyelenggarakan rapat- a. Memberikan advis a. Mengkomunikasi- kan
rapat koord. secara /pengarahan kpd informasi kpd pihak-
periodik yg melibatkan kontraktor agar pihak yg membutuhkan
seluruh unsur proyek, senantiasa shg setiap keputusan
maupun rapat-rapat melaksanakan dapat diambil secara
khusus. setiap kegiatan cepat dan tepat.
proyek sesuai b. Memberi saran- saran
standar dan syarat kepada Pemilik Proyek.
–syarat teknis.

Controlling a. Mengendalikan seluruh a. Memantau dan a. Mengendalikan seluruh


penyediaan dan mengawasi setiap aliran informasi agar
penggunaan sumber daya kegiatan proyek berjalan sesuai dg tata
proyek. baik menyangkut laksana yg telah diatur.
b. Mengendalikan seluruh mutu bahan dan
kegiatan proyek agar prose- dur
berjalan sesuai dengan pelaksanannya,
jadwal dan target- target yg agar seluruh
ditetapkan. kegiatan proyek
c. Melakukan eVIaluasi secara dilaksanakan
periodik thd pelaksanaan sesuai dg

PENAWARAN TEKNIS

I-2
proyek termasuk penyimpa- ketentuan-2 teknis
ngan-2 dan permasalahan yg telah diatur
yg muncul disertai usulan/ dalam dokumen
saran tindakan yang tepat. kontrak.

Metode pekerjaan yang dipergunakan dalam layanan


jasa Pengawas (Supervisi) ditujukan untuk
mengendalikan jalannya pekerjaan, agar tercapai
keseimbangan objektif proyek dengan batasan resiko,
waktu, biaya, wewenang dan kualitas, sehingga
tercapai ekspektasi user daripada Proyek tersebut.
(customer satisfaction).

1.1. PENDEKATAN MASALAH

Untuk menghadapi tugas ini, PT. CCME akan menerapkan suatu pendekatan
berupa pengenalan proyek dan system pengendalian kegiatan proyek yang
selalu didasarkan pada kriteria waktu, mutu dan biaya, yang akan diuraikan
dalam penjelasan selanjutnya.

Pengendalian pelaksanaan Proyek ini akan kami lakukan dengan pendekatan


sebagaimana tergambar dalam diagram di bawah ini :

Rencana Umum Kondisi


Pembangunan Lingkungan

Metoda Metoda
Pengawas
(Supervisi)
Konstruksi
Strategi Rencana
Sasaran /
Pencapaian Pelaksanaan
Target
Sasaran Pengawas
(Supervisi)

Perencanaan Pelaksanaan
Pengawas
(Supervisi)

Feed back
Hasil Akhir

PENAWARAN TEKNIS

I-3
1.2. METODA PENGENDALIAN PROYEK

Metoda-metoda yang dipergunakan dalam layanan jasa Konsultan Pengawas


(Supervisi) ditujukan untuk pengendalian jalannya suatu proyek, agar tercapai
efisiensi waktu dan efektifitas biaya sesuai hasil/mutu yang dikehendaki pihak
pemberi tugas .
Ditinjau dari obyeknya, pengendalian proyek dapat dikelompokkan menjadi tiga
macam, yaitu :
a. Pengendalian Waktu.
b. Pengendalian Biaya.
c. Pengendalian Mutu.

1.2.1. Pengendalian Waktu

Dalam melaksanakan pengendalian waktu, Konsultan Pengawas


(Supervisi) pada langkah awalnya menetapkan tujuan dan sasaran
berupa “Milestone“ proyek.

Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut Konsultan Pengawas


(Supervisi) merumuskan program pencapaian sasaran fisik proyek yang
terdiri dari jadwal Induk (Master Schedule) dalam bentuk Diagram Panah
(Network Planning) dan Diagram Balok (Bar Chart), program penyediaan
dan penggunaan tenaga kerja, program penyediaan serta penggunaan
peralatan dan perlengkapan.

Berdasarkan jadwal induk tersebut masing-masing Kontraktor akan


membuat jadwal pelaksanaan konstruksi yang realistik, lengkap dengan
aspek biaya dalam bentuk bobot setiap pekerjaan, dana dengan
memperhitungkan faktor tenaga kerja dan peralatan yang akan
dilibatkan.

Konsultan Pengawas (Supervisi) mengevaluasi jadwal pelaksanaan dari


Kontraktor tersebut untuk disetujui, jadwal inilah yang akan dipergunakan
untuk mengendalikan pelaksanaan seluruh pekerjaan yang menjadi
tanggung jawab masing-masing Kontraktor.

Jadwal pelaksanaan konstruksi akan dievaluasi dan diperbarui (up-date)


secara periodik (mingguan atau bulanan) sesuai dengan kondisi
lapangan terbaru. Pembaruan (up-dating) ini dilakukan dalam rangka
penyesuaian terhadap program pencapaian sasaran, sehubungan

PENAWARAN TEKNIS

I-4
dengan adanya perubahan-perubahan urutan pekerjaan, jangka waktu
pelaksanaan setiap kegiatan atau perubahan lain yang mungkin terjadi,
sehingga perubahan-perubahan tersebut tidak akan mengakibatkan
pengunduran waktu penyelesaian seluruh pekerjaan konstruksi.

1.2.2. Pengendalian Kualitas / Mutu

Pengendalian kualitas/mutu didasarkan atas ketentuan-ketentuan yang


telah dinyatakan dalam Dokumen Kontrak (Design and Technical
Specification) maupun terhadap peraturan-peraturan dan standard yang
berlaku.
Pengendalian mutu dilakukan dengan cara sebagai berikut :

- Mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi dari segi kualitas dan


kuantitas bahan bangunan serta pelaksanaannya.
- Mengawasi dan meneliti perubahan-perubahan serta penyesuaian-
penyesuaian yang terjadi pada pekerjaan pelaksanaan konstruksi.
- Memberikan koreksi-koreksi teknis.
- Merekomendasikan gambar-gambar sesuai dengan pelaksanaan (as
built drawing).

Terdapat 2 (dua) masalah pokok dalam pengendalian kualitas ini yaitu :


- Yang berhubungan dengan penyiapan dan pengkajian perangkat
lunak jaminan kualitas yang disebut sebagai program pengendalian
kualitas yang dibuat secara khusus per proyek.
- Yang berhubungan dengan upaya pengendalian langsung terhadap
fisik proyek.

Untuk masalah 1 dilakukan oleh kelompok kerja/bagian kontrol Kualitas,


Kesehatan kerja, Keselamatan kerja dan Lingkungan (K3L); sedangkan
untuk masalah 2 dilakukan oleh kelompok kerja koordinasi dan superVIisi
lapangan (untuk fisik proyek).

Secara singkatnya program jaminan kualitas berhubungan dengan


pengendalian proses, sedangkan tindakan pengendalian kualitas
berhubungan dengan pengendalian hasil/produk.

Program jaminan dan tindakan pengendalian kualitas ini akan meliputi


hal-hal sebagai berikut :

PENAWARAN TEKNIS

I-5
1. Pengendalian Dokumen
Yaitu berhubungan dengan pengendalian :
- Pendistribusian dokumen dengan cepat dan tepat kepada pihak
yang berkepentingan termasuk pengendalian mengenai berbagai
macam dokumen baik asli maupun revisinya sehingga dapat
tercegah penggunaan dokumen yang salah.
- Pengidentifikasian seluruh status dokumen termasuk status revisi,
distribusi dan kondisi dari dokumen tersebut,
- Penyimpanan (filling system) seluruh dokumen pengendali
kualitas seperti dokumen perencanaan, testing, manufacturing,
instalasi, konstruksi, inspeksi, prosedur, manual, gambar dan
dokumen petunjuk jaminan kualitas.

2. Pengendalian Pengadaan Bahan dan Peralatan


Permasalah pengendalian kualitas yang perlu ditangani meliputi hal-
hal sebagai berikut :

- Gambar-gambar, spesifikasi tehnik dan persyaratan perencanaan


yang berlaku,
- Peraturan, standard dan “codes” yang belaku sesuai program
jaminan kualitas yang harus dipenuhi oleh pemasok,
- Data/catatan yang perlu dibuat, dan dikendalikan oleh pemasok,
- Persyaratan proses khusus,
- Persyaratan test & inspeksi, termasuk kriteria penerimaan
barang,
- Persyaratan identifikasi barang dan peralatan,
- Persyaratan pengangkutan, pengemasan dan pengiriman barang.

3. Pengendalian Pengetesan & Pengawas (inspeksi)

Berikut ini beberapa aspek yang perlu dilakukan di dalam rangka


pengendalian pengetesan dan inspeksi :
- Program dan prosedur untuk test & inspeksi tersedia dan
tersusun dengan baik,
- Adanya personil untuk tugas tersebut yang berkualifikasi &
berpengalaman cukup,
- Identifikasi dari seluruh aktivitas dan karakteristik yang akan
diinspeksi,
- Penyusunan standard penerimaan dan kriteria penolakan,
- Uraian yang terinci mengenai metoda inspeksi atau test yang
akan dilakukan,
- Dokumentasi dari penyelesaian pengetesan/inspeksi dan
sertifikatnya,

PENAWARAN TEKNIS

I-6
- Persyaratan mengenai kondisi peralatan ukur, dan persyaratan
lingkungan yang khusus (kalibrasi alat, macam-macam alat,
kondisi temperatu/tekanan udara, dsb).
- Pelaksanaan tindak lanjut atas keputusan mengenai modifikasi,
perbaikan dan penggantian item barang/komponen sesuai
dengan hasil inspeksi dan pengetesan.

4. Tindak lanjut penyelesaian atas produk “Non Conformance”


(ketidaksesuaian dengan spesifikasi) yaitu berupa pelaksanaan
pekerjaan.
- Pencatatan dan identifikasi produk-poduk berupa bahan,
komponen atau pekerjaan yang tidak sesuai dengan spesifikasi,
gambar dan dokumen lain yang telah disepakati/ditetapkan,
- Verifikasi penerimaan dari bahan/komponen, bangunan atau
pekerjaan yang diperbaiki dengan cara inspeksi dan test ulang,
- Analisis dari laporan hasil “Non Conformance” (ketidaksesuaian
dengan spesifikasi) untuk mengendalikan kecenderungan
kualitas kerja,
- Evaluasi dari hasil “Non Conformance” (Ketidaksesuai dengan
spesifikasi) untuk menentukan tindak lanjut korektif yang
diperlukan.
- Verifikasi atas implementasi tindak lanjut perbaikan.

5. Pengendalian penyimpanan data yang perlu diperhatikan dalam


masalah ini ialah:
- Penyusunan dan Pengawas (Supervisi)an seluruh data atau
“Records” yang dihasilkan dari seluruh aktivitas pengendalian
kualitas.
- Penyiapan bukti-bukti dokumentasi dari aktivitas dan proses
pengendalian kualitas,
- Penyimpanan data atau “Records”, termasuk hasil-hasil review,
inspeksi, test, analisis, prosedur kalibrasi dan hasilnya, laporan
tindakan perbaikan dan sebagainya.

PENAWARAN TEKNIS

I-7
1.2.3. Pengendalian Biaya

Untuk menghindari terjadinya pembengkakan biaya, Konsultan


Pengawas (Supervisi) melakukan tugas sebagai berikut :

- Mengadakan evaluasi terhadap estimasi biaya, alokasi dan Cash


Flow untuk semua kegiatan proyek, serta memberikan rekomendasi
berupa koreksi-koreksi sehubungan program pencapaian sasaran
secara efisien.
- Menekan seminimal mungkin penyimpangan-penyimpangan
pekerjaan, terutama yang berkaitan dengan kualitas maupun
kuantitas bahan dan kegiatan konstruksi.
- Menekan waktu pelaksanaan atau minimal sesuai dengan rencana
semula.

1.3. SISTEM DAN MEKANISME KERJA

Untuk menjamin tercapainya efektifitas dan efisiensi kerja Konsultan Pengawas


(Supervisi) sehingga setiap sasaran dan tujuan yang telah digariskan dapat
tercapai, maka perlu disusun suatu system dan mekanisme kerja yang
menggambarkan hubungan Operasional antara Pemberi tugas, Konsultan
Pengawas (Supervisi), Konsultan Perancang dan Kontraktor.

Sistem dan mekanisme kerja yang disiapkan tersebut meliputi :

1. Prosedur Operasional Standard

Prosedur Operasional Standard (POS) ini dirancang untuk menunjang


pengelolaan proyek mulai dari tahap pra konstruksi sampai dengan masa
pemeliharaan.
Prosedur Operasi Standard tersebut akan menggambarkan proses kerja
yang perlu dilaksanakan pada setiap tahapan proyek, dan pihak-pihak
yang bertanggungjawab dan terlibat didalam setiap proses kerja tersebut.
Untuk kelancaran jalannya prosedur pelaksanaan kami menyiapkan
format-format standar, dibuat secara praktis dengan dasar Software
Komputer. Sebagaimana terlampir dalam proposal ini.

PENAWARAN TEKNIS

I-8
2. Rapat Koordinasi

Rapat Koordinasi dilakukan secara periodik dan pada waktu-waktu


tertentu bilamana perlu dalam rangka mengidentifikasi,
menginventarisasi, dan memecahkan setiap permasalahan proyek.
Ditinjau dari obyek permasalahan, rapat koordinasi dapat dibedakan
menjadi dua jenis rapat, yakni :

- Rapat manajemen (terkait dengan pelaksanaan fisik dan


administrasi)
- Rapat teknis (terkait dengan perencanaan dan masalah teknis)

Setiap rapat koordinasi tersebut Konsultan Pengawas (Supervisi)


membuat risalah rapat dan daftar hadir peserta rapat sebagai pegangan
kerja bagi semua pihak yang terlibat.

3. Sistem Pelaporan

a. Laporan Mingguan Dan Laporan Bulanan, berisi :

 Posisi realiasi pembayaran dan kemajuan pelaksanaan


pekerjaan dengan rencana kerja dan jadwal pelaksanaan.
 Tindakan koordinasi, saran, koreksi teknis pada masa
persiapan pelaksanaan pelelangan serta pelaksana
pekerjaan.
 Evaluasi terhadap waktu pelaksanaan pekerjaan yang
meliputi :
 Sebab terjadinya kelambatan disertai saran mengenai
upaya penanggulangan keterlambatan yang telah terjadi.
 Kemungkinan akan terjadinya kelambatan disertai saran
mengenai upaya yang harus dilakukan untuk mencegah
kelambatan.
 Master Schedule dan network planning penyelenggaraan
pekerjaan pada masa persiapan dan pelaksanaan
pelelangan, pelaksanaan pekerjaan dan pemeliharaan.
 Bar Chart program pengadaan, Curve-S pengendalian
dan laporan evaluasi/koreksi penyelenggaraan pekerjaan
yang mencakup sumber-sumber daya pada masa
persiapan, pelelangan, pelaksanaan dan pemeliharaan
pekerjaan.

PENAWARAN TEKNIS

I-9
 Pekerjaan tambah kurang yang terjadi selama bulan yang
bersangkutan.
 Masalah-masalah teknis yang terjadi selama bulan yang
bersangkutan disertai saran mengenai pemecahannya.
 Surat masuk/keluar sehubungan dengan pelaksanaan
pekerjaan selama bulan yang bersangkutan.
 Foto-foto/gambar-gambar sesuai yang dilaksanakan di
lapangan (as built drawing).
 Rekapitulasi/ikhtisar dari jumlah tenaga kerja, bahan-bahan
masuk yang diterima atau ditolak, jumlah pemakaian bahan,
keadaan cuaca, dll yang berhubungan dengan pelaksanaan
pekerjaan pada bulan yang bersangkutan.
 Hasil pengujian, test, sertifikasi, dan ijin-ijin pada masa
pelaksanaan.
 Hasil-hasil rapat lapangan yang dilaksanakan selama bulan
yang bersangkutan.

b. Laporan Laporan Akhir , berisi :


 Evaluasi menyeluruh terhadap hasil pelaksanaan
pekerjaan ditinjau dari aspek waktu, biaya dan kualitas.
 Hasil penyempurnaan terhadap buku petunjuk
penggunaan dan perawatan perlengkapan gedung dan
sarana penunjangnya.
 Pengesahan gambar-gambar sesuai dengan yang
dilaksanakan (as built drawing) yang dibuat oleh
Pelaksana Pekerjaan.
 Foto-foto selama masa pelaksanaan pekerjaan.

Disamping laporan-laporan berkala tersebut, bila dipandang perlu


Konsultan akan membuat laporan-laporan khusus atas kegiatan-kegiatan
tertentu seperti :
- Persoalan-persoalan penting yang menyangkut kondisi tanah
- Evaluasi hasil penyelidikan tanah, air tanah dan sumber air.
- Design alternatif (jika diperlukan) utk. tujuan penghematan biaya.
- Perpanjangan waktu pelaksanaan.
- Perubahan biaya pelaksanaan.
- Hal-hal lain yang dianggap perlu.

PENAWARAN TEKNIS

I - 10
1.4. METODA PELAKSANAAN PENGAWAS (SUPERVISI) SECARA RINCI

1.4.1. Pekerjaan Arsitektur

Metoda yang akan dilaksanakan dalam Pengawas (Supervisi) pekerjaan


Arsitektur adalah melakukan inventarisasi seluruh pekerjaan
Arsitektur/Finishing yang akan dilaksanakan, baik melalui dokumen resmi
maupun observasi lapangan/site inspection/survey pendahuluan
termasuk didalamnya adalah melakukan modifikasi design/review
bilamana ada.

Adapun kegiatan yang akan dilakukan dalam pelaksanaan Pengawas


(Supervisi) Arsitektur Pembangunan Gedung secara garis besar akan
kami lakukan dengan prosedur sebagai berikut :

1. Melaksanakan proses persetujuan material yang akan digunakan, hal


ini perlu dilaksanakan pada saat awal untuk menghindari adanya
keterlambatan pengadaan material yang akan digunakan yang pada
akhirnya akan mempengaruhi penyelesaian pekerjaan secara
keseluruhan.
2. Membuat coordination shop drawing (composite ceiling plan,
composite wall plan dan composite floor plan) yang akan
menggambarkan semua fixtures ME/AC (toilet, faucet, washtafel, dll)
yang akan dipasang untuk mempermudah koordinasi pelaksanaan
pekerjaan.
3. Membuat schedule koordinasi pekerjaan finishing, ME, dan AC
terutama pada area-area yang melibatkan beberapa Pelaksana
Pekerjaan.
4. Melakukan pemeriksaan material/bahan yang akan digunakan seperti
: batu bata, kayu, kaca, keramik, marmer, rangka acoustic ceiling,
gypsum, acoustic ceiling, cat, allumunium frame, sealant, triplex, dll.
5. Memproses Ijin Pelaksanaan Pekerjaan sebelum pekerjaan tersebut
dilaksanakan oleh Kontraktor, dimana Ijin Pelaksanaan tersebut
harus mendapat persetujuan dari Pemberi Tugas dan kontraktor lain
yang terlibat (bilamana ada) pada area yang akan dikerjakan untuk
menghindari pekerjaan bongkar pasang.
6. Melakukan pengecekan persiapan pelaksanaan yang meliputi : lokasi
penyimpanan, lokasi pemasangan, jumlah tenaga kerja, sarana kerja,
jumlah peralatan kerja dan lain-lain.
7. Melaksanakan Pengawas (Supervisi) pelaksanaan pekerjaan yang
meliputi : pemasangan dinding bata, partisi gypsum, dinding/lantai
keramik, acoustic ceiling, pintu dan jendela, dll.

PENAWARAN TEKNIS

I - 11
8. Melaksanakan pengujian hasil akhir pekerjaan yang dapat dilihat dari
performance material yang terpasang baik secara VIisual maupun
dengan pengetesan.

 Pekerjaan Dinding Bata Ringan

Pekerjaan dinding untuk penyekat ruangan akan dilaksanakan untuk


mempercepat pelaksanaan dan mengurangai beban akibat pasangan
dinding, maka akan diusulkan material dinding menggunakan pasangan bata
ringan dengan ukuran 8 x 25 x 50 cm dengan Berat Jenis material (BJ) ±
0,7 menggunaka perekat mortar instant yang mempunyai kemampuan daya
lekat sangat tinggi.

Metode pemasangan dinding bata ringan sbb:

(a) Buat marking dinding (tebal dinding dan batas plesteran) sesuai
gambar kerja pada struktur plat beton, area sepanja dinding
dibersihkan dari debu dan kotoran lain dengan cara di sikat
menggunakan sikat ijuk.
(b) Setiap sudut pertemuan dinding dibuat marking pembesian kolom
praktis atau setiap jarak 2,5 meter disiapkan marking pembesian
kolom praktis.
(c) Setelah semua material telah disiapkan (bata ringan, mortar instant
dan sendok mortar) maka ditarik benang pada area sepanjang
dinding agar pasangan lurus secara horizontal maupun VIertikal.
(d) Setiap jarak 3 pasangan bata ringan pada pertemuan dengan
struktur kolom beton/dinding beton harus diberi dowel Ø 10 mm
dengan kedalanan minimal 5 cm.
(e) Untuk setiap luasan 6 m² maka harus dipasang balok lintel 4 Ø 10
mm dengan sengkang Ø 8 – 150 mm yang berfungsi sebagai
konstruksi tahan gempa.
(f) Untuk pasangan dinding yang mencapai ketinggian samapi plat
struktur maka harus diberi joint construction menggunakan material
sterofoam tebal 2 cm.
(g) Pemberian bahan perekat/siar horizontal maupun vertikal harus
menggunakan sendok mortar bergerigi sehingga pemakaian material
menjadi lebih hemat dibandingkan dengan sendok cement biasa,
ketebalan mortar perekan cukup 3 mm karena mortar instant
mempunyai daya rekat cukup tinggi, dengan kondisi tersebut dapat
mempercepat waktu pelaksanaan dan pengeringan.
(h) Setelah dinding terpasang, dapat langsung diberi pelapis dinding
mortar instant dengan tipe yang mempunyai fungsi ganda yaitu
sebagai plesteran juga sebagai acian, sehingga pelaksanaan menjadi
lebih singkat karena dengan pelapisan mortar s/d 3 mm dan dalam
waktu ± 48 jam dinding sudah dapat di lapisi cat.

Dengan metode pelaksanaan di atas, diharapkan waktu pelaksanaan


pemasangan dinding dapat lebih cepat dengan tidak mengurangi mutu dan
kualitas pekerjaan, perhitungan waktu pelaksanaan pemasangan dinding
bata ringan sbb:

PENAWARAN TEKNIS

I - 12
 Dalam 1 jam (1 Tk, 2 Pekerja) dapat menyelesaikan ± 36 m²
pasangan dinding.
 Jika dalam 1 hari bekerja selama 8 jam maka akan dihasilkan
pasangan dinding bata 36 m² x 8 jam = 288 m².
 Produktifitas plesteran (1 Tk, 1 Pekerja) = 12 m² / jam, jadi dalam
satu hari dapat dikerjakan 12 m² x 8 = 96 m².
 Plesteran dinding Lantai B2 s/d Lantai 4 di perkirakan mencapai
± 2x1500 m² = 3000 m2, pekerjaan lag plesteran perlantai
mencapai 5 hari, maka jumlah hari pekerjaan plesteran dinding bata
ringan adalah : (3000 m² ÷ 96 m²/hari) + (5 x 5 hari) = 32 hari +
25 hari = 57 hari.
 Total waktu pelaksanaan pasangan dinding bata ringan termasuk
plesteran adalah 31 hari + 57 hari = 88 hari.

 Pekerjaan Dinding Partisi Gypsum

Pekerjaan dinding partisi Gypsum yaitu untuk penyekat ruang kerja selain
sekat dinding bata ringan.
Metode pelaksanaan dinding partsisi Gypsum adalah sbb:

(a). Setelah elevasi lantai dimarking/setelah lantai terpasang, maka


dilakukan marking dinding partisi Gypsum.
(b). Ketinggian dinding partisi boleh di bawah plafond ataupun sampai
dengan 20 cm di atas plafond atau bahkan full slab.
(c). Setelah dimarking maka dipasang rangka metal furing di lantai
(batang horizontal), kemudian dipasang batang VIertikal sesuai modul
Gypsum yang ada, as to as 1,2 m dengan batang horizontal per jarak
1,2 m.
(d). Pemasangan metal furing ke lantai megggunakan fisher, sedangkan
pertemuan metal furing dengan metal furing menggunakan riVIet.
(e). Instalasi sparing ME yang ada di dinding partisi.
(f). Pasang Gypsum pada rangka metal furing dengan menggunakan
philip self screw, kepala screw dibuat agak masuk kedalam Gypsum.
(g). Sambungan antar gypsum di buat skoneng ± 2 mm lalu diberi
compond dan band textile lalu diratakan sehingga sambungan tidak
terlihat.
(h). Setelah diratakan dengan abrasive sheet dan compound maka dinding
partisi siap untuk di cat atau dilapis wall paper.

PENAWARAN TEKNIS

I - 13
 Pekerjaan Finishing Cat

Pekerjaan finishing cat yang dimaksud yaitu meliputi finishing dinding bata,
dinding partisi, pintu besi dan marka jalan.

(a). Setelah dinding bata diaci maka didiamkan ± 48 jam


(b). Permukaan dinding dihaluskan dengan amplas.
(c). Permukaan dinding diberi lapisan filler/catb dasar.
(d). Setelah pelaburan cat dasar kemudian diberi lapisan cat finishing
secara berlapis, minimal 3 lapisan.

 Pekerjaan Finishing Lantai

Pekerjaan finishing lantai dapat mengunakan beberapa beberapa material,


misalnya keramik, HT, Marmer, Granit, Batu andesite dll.
Pada dasarnya metode pemasangan finishing lantai untuk semua material
hampir sama yaitu :

(a). Marking eleVIasi lantai terhadap lantai struktur.


(b). Untuk menmgejar eleVIasi dapat menggunakan screed 1 pc : 3 ps.
(c). Cari/marking start point pemasangan lantai sesuai gambar shop
drawing.
(d). Pemasangan lantai dapat juga dengan metode spesi langsung tanpa
screed.
(e). Setelah lantai terpasang supaya didiamkan selama 2x24 jam agar uap
air yang ada dibawah keluar melalui nat, untuk menghindarai
terjadinya poping (permukaan lantai terangkat ke atas).
(f). Nat lantai diberi mornar sesuai spesifikasi teknis (tipe dan warna).
(g). Untuk pemasangan sampai dengan 40 m² supaya diberi construction
joint menggunakan steorofoam setebal 1 cm, tujuannya juka terjadi
gempa maka lantai tidak pecah secara keseluruhan, juga untuk
menghindari terjadinya poping pada lantai.
(h). Dilakukan pemeriksaan kelurusan dan kerataan permukaan lantai, jika
terjadi perbedaan permukaan lebih dari 0,5 mm maka lantai supaya
dibnongkar dan diganti.

 Pekerjaan Finishing Plafond

Pekerjaan finishing plafond dapat menggunakan beberapa material misalnya


Gypsump, Accoustic, Metal dll. Pelaksanaannnya biasanya setelah dinding
selesai atau sebelum pemasaangan finishing lantai.
 Plafond Gypsum

Plafond gysump digunakan diarea lobby atau koridor tetapi untuk di


area toilet dan pantry harus menggunakan tipe water resistant (WR),
metode pemasangan gypsum standar dan tipe WR adalah sbb:

(a). Marking elevasi plafond pada dinding terhadap elevasi finishing


lantai .

PENAWARAN TEKNIS

I - 14
(b). Pasang shdow line pada marking elevasi plafond yang ada di
dinding.
(c). Pasang penggantung plafond sesuai saran dari pabrikan rangka
plafond.
(d). Pasang rangka plafond (metal furing atau besi hollow) sesuai
eleVIasi pada gambar dan marking shadow line, perhatikan juga
rencana titik lampu sehingga pada are titik lampu tidak terdapat
rangka plafond.
(e). Check kelurusan rangka plafond.
(f). Pasang gypsum boar (tipe standart atau WR) menggunakan self
screw sesuai kebutuhan.
(g). Pada area sambungan plafond supaya di beri skoneng dan kain
kasa kemudian diberi lapisan compound.
(h). Sebelum dilakukan pelaburan cat, permukaan plafond diamplas
sehingga tidak ada lapisan compound yang tertinggal atau screw
yang terlihat.
(i). Kemudian dilakukan check kelurusan dan kerapihan pasangan
plafond (tidak ada yang bergelombang), termasuk check elevasi
plafond.
(j). Plafond siap untuk difinish cat.

 Plafond Accoustic

Plafond accoustic dapat digunakan pada ruang kerja atau ruang


rawat inap, metode pemasangan palfond accoustic sbb:

(a). Marking elevasi plafond pada dinding terhadap elevasi finishing


lantai .
(b). Pasang shdow line pada marking elevasi plafond yang ada di
dinding.
(c). Pasang penggantung plafond sesuai saran dari pabrikan rangka
plafond.
(d). Pasang rangka plafond khusus untuk accoustic sesuai eleVIasi
pada gambar dan marking shadow line, perhatikan juga rencana
titik lampu dan armaturte ME lainnya, jarak rangka sesuai grid
dan tipe plafond yang akan digunakan.
(e). Check kelurusan rangka plafond.
(f). Pasang plafond accoustic.
(g). Pada posisi armature ME, material palafond diserahkan ke
kontraktor/aplikator ME untuk pelubangan (lampu, sprinkler, fire
detector, ceiling speaker dan penguat sinyal).
(h). Kemudian dilakukan check kelurusan dan kerapihan pasangan
plafond (tidak ada yang bergelombang), termasuk check elevasi
plafond.
(i). Jika ada kotoran bekas telapak tangan, dapat dibersihkan
dengan cara dilabur dengan bedak calc.

Pelaksanaan instalasi tata cahaya/special lighting dapat dilakukan bersamaan


dengan pekerjaan pemasangan aluminium composite, sehingga jika ada

PENAWARAN TEKNIS

I - 15
pekerjaan pelubangan utnuk armatur lampu ataupun kabel dapat dikerjakan
oleh aplikator facade.

1.4.2. Pekerjaan Struktur

Secara garis besar metode Pengawas (Supervisi) pekerjaan struktur


akan dilakukan dengan prosedur sebagai berikut :
1. Melaksanakan proses persetujuan material yang akan digunakan, hal
ini perlu dilaksanakan pada saat awal untuk menghindari adanya
keterlambatan pengadaan material yang akan digunakan yang pada
akhirnya akan mempengaruhi penyelesaian pekerjaan secara
keseluruhan.
2. Membuat coordination shop drawing yang akan menggambarkan
semua instalasi ME/Tata Udara dan bukaan yang harus dilakukan
atupun terpasang didalam beton, dibawah atau diatas lapisan
Waterproofing, dll.
3. Melakukan pemeriksaan material/bahan yang akan digunakan seperti
: Ready mix, semen, pasir, material Waterproofing, dll.
4. Memproses Ijin Pelaksanaan Pekerjaan sebelum pekerjaan tersebut
dilaksanakan oleh Kontraktor, dimana Ijin Pelaksanaan tersebut
harus mendapat persetujuan dari Pemberi Tugas dan kontraktor lain
yang terlibat (bilamana ada) pada area yang akan dikerjakan untuk
menghindari pekerjaan bongkar pasang.
5. Melakukan pengecekan persiapan pelaksanaan yang meliputi : lokasi
penyimpanan, lokasi pemasangan, jumlah tenaga kerja, sarana kerja,
jumlah peralatan kerja dan pembantu, Mix Design beton dan lain-lain.
6. Melaksanakan Pengawas (Supervisi) pelaksanaan pekerjaan yang
meliputi : pekerjaan pembuatan bekisting, pengecoran, sparing-
sparing untuk instalasi M/E, waterproofing, dll.
7. Melaksanakan pengujian hasil akhir pekerjaan yang dapat dilihat dari
performance material yang terpasang baik secara visual maupun
dengan pengetesan.
8. Melaksanakan Pengawas (Supervisi) pekerjan perbaikan beton
struktural.

PENAWARAN TEKNIS

I - 16
1.4.3. Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal

Secara garis besar metode Pengawas (Supervisi) pekerjaan Mekanikal


dan Elektrikal dilakukan dengan prosedur sebagai berikut :

1. Melaksanakan proses persetujuan material yang akan digunakan, hal


ini perlu dilaksanakan pada saat awal untuk menghindari adanya
keterlambatan pengadaan material yang akan digunakan yang pada
akhirnya akan mempengaruhi penyelesaian pekerjaan secara
keseluruhan.
2. Membuat coordination shop drawing/composite ceiling plan yang
akan menggambarkan semua instalasi Mekanikal, Elektrikal maupun
fixtures yang akan dipasang, sehingga dapat dihindari terjadinya
crossing level antara instalasi plumbing dan instalasi lainnya.
3. Membuat schedule koordinasi pekerjaan finishing dan M/E terutama
pada area-area yang melibatkan beberapa Pelaksana Pekerjaan.
4. Memproses Ijin Pelaksanaan Pekerjaan sebelum pekerjaan tersebut
dilaksanakan oleh Kontraktor, dimana Ijin Pelaksanaan tersebut
harus mendapat persetujuan dari Pemberi Tugas dan kontraktor lain
yang terlibat pada area yang akan dikerjakan untuk menghindari
pekerjaan bongkar pasang.
5. Melakukan pengecekan persiapan pelaksanaan yang meliputi : lokasi
penyimpanan, lokasi pemasangan, jumlah tenaga kerja, sarana kerja,
jumlah peralatan kerja dan pembantu, dan lain-lain.
6. Melaksanakan Pengawas (Supervisi) pelaksanaan pekerjaan yang
meliputi : pemasangan gantungan pipa, instalasi pemipaan, kabel
kontrol, peralatan utama, dll.
7. Melaksanakan pengujian hasil akhir pekerjaan yang dapat dilihat dari
performance peralatan atau pekerjaan yang dihasilkan baik secara
partial test maupun integrated test.

1.4.4. Pekerjaan Lansekap

Secara garis besar pekerjaan lansekap adalah meliputi :


 Pekerjaan Softscape (tanaman)
 Pekerjaan Hardscape jalan, planter box, ponds, air mancur dsb.
 Bangunan pendukung seperti pos jaga, tempat sampah dsb.

Dari segi waktu, pelaksanaan pekerjaan lansekap dalam suatu proyek


dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahapan pra- dan tahapan konstruksi.
Pada tahapan pra-konstruksi pekerjaan lansekap akan lebih banyak
fokus terhadap pengaturan dan aspek metode pelaksanaan konstruksi
secara keseluruhan.

PENAWARAN TEKNIS

I - 17
Umumnya perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan lansekap pada
tahap pra-konstruksi akan lebih banyak memperhatikan hal-hal sebagai
berikut :

1. Setting Out Lapangan, yaitu penentuan garis sempadan bangunan,


level bangunan dan data peil banjir yang sesuai dengan rencana,
keterkaitan dengan kondisi lingkungan eksisting.
2. Rencana Sirkulasi Lalu Lintas kegiatan proyek agar tidak
mengganggu sirkulasi yang sudah ada di area proyek maupun
lingkungan sekitar proyek.
3. Rencana Penempatan, Direksi Keet, Gudang Material, Temporary
Genset, Bedeng Pekerja dan KM/WC untuk pekerja serta
penempatan bak sampah/Limbah Proyek.
4. Rencana Lokasi penempatan bongkar muat barang.
5. Rencana penempatan pos-pos penjagaan keamanan.
6. Kesesuaian terhadap aspek K3, Kebersihan dan Keamanan.
7. Koordinasi dengan instansi terkait.

Pengaturan tersebut diatur sesuai zoning dan alur pelaksanaan


pekerjaan konstruksi secara keseluruhan, serta menyesuaikan pula
dengan desain for construction lansekap keseluruhan, agar pekerjaan
konstruksi bisa berjalan seefisien mungkin dan tepat schedule.
Setelah bangunan 60% selesai, atau minimal struktur bagian bawah
selesai, sebagian direksi keet atau gudang bisa masuk ke dalam
bangunan. Hal ini mengakibatkan lahan di sekitar bangunan yang
tadinya digunakan untuk utilitas pelaksanaan proyek sudah kosong.
Pada tahap ini pekerjaan konstruksi lansekap biasanya sudah mulai
berjalan sebagian.

Metode pelaksanaan lansekap pada tahapan pelaksanaan konstruksi


sama dengan pekerjaan arsitektur maupun struktur. Dimulai dari
inventarisasi, scheduling, shop drawing, approval material dan bahan, ijin
pelaksanaan, Pengawas (Supervisi) dan pengujiannya. Masing-masing
tenaga ahli dan supervisi akan terlibat sesuai bidang pekerjaannya.
Pekerjaan jalan akan ditangani oleh personil struktur, bangunan dan
ornamen pendukung akan dtangani oleh personil arsitektur, sedangkan
lampu-lampu dan special lighting akan ditangani oleh personil M/E.

PENAWARAN TEKNIS

I - 18
1.4.5. Penanggulangan Kebakaran

Untuk mencegah terjadinya kebakaran dalam lingkungan proyek, kepada


kontraktor kami akan memberikan beberapa larangan ataupun kewajiban
antara lain :
1. Dilarang menginap/mendirikan bedeng pekerja didalam lokasi
proyek.
2. Dilarang membawa senjata api/senjata tajam dalam lingkungan kerja.
3. Dilarang merokok dalam lokasi pekerjaan.
4. Dilarang mendirikan warung dalam lokasi proyek.

Untuk mengendalikan pelaksanaan Pengawas (Supervisi) terhadap


pencegahan bahaya kebakaran, kami mengusulkan pada saat
pelaksanaan proyek dilakukan hal-hal sebagai berikut :

- Dibentuk Team Safety dan Security Proyek yang merangkap sebagai


Pengawas terhadap pelaksanaan usaha pencegahan bahaya
kebakaran.
- Dilakukan sanksi denda terhadap setiap pelanggaran yang terjadi.
- Lokasi warung khusus untuk pekerja dialokasikan di area yang agak
jauh dari lokasi proyek.
- Di setiap lantai disiapkan tabung pemadam kebakaran portable,
karung goni basah, tempat bak sampah bekas sisa hasil pekerjaan.

1.5. PROGRAM KERJA

B
erdasarkan pendekatan & metodologi yang digunakan, dan sesuai dengan
Kerangka Acuan Kerja, maka selanjutnya disusun program kerja untuk
mencapai sasaran / target yang telah ditetapkan. Rencana kerja ini disusun
bersama antara Konsultan Pengawas (Supervisi), Konsultan Perencana dan para
Kontraktor.

Sasaran pada tahap pelaksanaan konstruksi fisik adalah menghasilkan suatu bangunan
yang sesuai dengan yang direncanakan.

Untuk mencapai sasaran tersebut di atas secara garis besar perlu disusun 3 (tiga)
kelompok rencana kerja, meliputi :
- Rencana jadwal waktu yang menyeluruh
- Rencana pengerahan sumber daya manusia, bahan dan alat
- Rencana pemanfaatan data dan informasi

Berdasarkan sasaran tersebut di atas, maka program kerja pada setiap tahapan
kegiatan adalah sebagai berikut :

PENAWARAN TEKNIS

I - 19
1. Rencana jadual waktu.
Dalam pembuatan network planning dan bar chart dengan S-curve, perlu
digambarkan letak dan bobot kegiatan-kegiatan yang terletak didalam
lintasan kritis. Keterlambatan pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut,
akan meyebabkan keterlambatan penyelesaian seluruh pekerjaan.

2. Rencana pengerahan sumber daya manusia, bahan dan alat.


Rencana ini meliputi penjabaran kebutuhan tenaga kerja, bahan dan alat
untuk pelaksanaan tiap-tiap bagian pekerjaan. Dengan cara ini dapat
diperoleh gambaran mengenai kebutuhan berbagai jenis tenaga kerja
(mandor, tukang batu, tukang kayu, pembantu tukang dan lain
sebagainya) untuk setiap satuan waktu (minggu, bulan). Untuk bahan-
bahan tertentu diperlukan penanganan dan pengendalian secara khusus.

3. Rencana pemanfaatan data dan informasi.


Data dan informasi yang dibutuhkan untuk tahap ini antara lain adalah
data-data yang berhubungan dengan pengendalian waktu, mutu dan
biaya. Khusus untuk pengendalian biaya, diperlukan adanya rencana
cash-flow yang menggambarkan keluar/masuknya uang untuk suatu
satuan waktu (minggu/bulan).

Pengeluaran (Outflow) dapat terdiri dari:


- biaya yang tidak dimasukkan dalam pos overhead biaya penggunaan
tenaga kerja (mandor, tukang dll)
- biaya pengadaan bahan (pembelian material dlsb)
- biaya penggunaan peralatan termasuk operasionalnya
- biaya penggunaan perlengkapan
- biaya overhead umum (on the job site overhead)

Pemasukkan (in flow) terdiri dan penerimaan pembayaran angsuran dari


pemberi tugas.

Rencana cash-flow ini sangat dibutuhkan oleh konsultan Pengawas


(Supervisi) untuk mengetahui jadual penyediaan yang diperlukan untuk
tenaga kerja, bahan dan alat. Juga hal ini dibutuhkan oleh pemberi tugas
untuk mengetahui jadual pembayaran angsuran.

Rencana kerja yang telah disusun harus diawasi pelaksanaannya oleh


seluruh anggota team Pengawas (Supervisi) (Team Leader, tenaga-
tenaga ahli di pusat maupun di lapangan serta Pengawas dan yang
lainnya), Konsultan perencana dan kontraktor. Bila terdapat
penyimpangan dalam pelaksanaannya, Konsultan Pengawas (Supervisi)
mencari pemecahannya bersama-sama dengan pihak yang terkait.
Jika penyimpangan tersebut telah dicoba dengan berbagai usaha tapi
tidak dapat diatasi, maka diperlukan adanya pengendalian dengan
penataan kembali rencana kerja yang telah dibuat tanpa merubah
target/sasaran proyek

PENAWARAN TEKNIS

I - 20
1.5.1. BAGAN ALIR KEGIATAN PENGAWASAN KONSTRUKSI

Pada Intinya Tahapan Kegiatan Penanganan Sistem Pengawas (Supervisi)


terbagi dalam tahapan kerja yang berurutan dan saling ketergantungan proses
satu dan yang lainnya. Artinya bila proses awal / pertama belum berakhir akan
dapat menghambat penyelesaian tahap kegiatan selanjutnya. Tahapan –
tahapan kerja Sistem Pengawas (Supervisi) pada proses Pembangunan
adalah sebagai berikut :

a) Tahap Persiapan Pelaksanaan Pengawas (Supervisi)


b) Tahap Perencanaan (Review) Konstruksi , jika diperlukan oleh
PemberiTugas
c) Tahap Pelelangan Konstruksi, jika dperlukan oleh Pemberi Tugas
d) Tahap Pelaksanaan Konstruksi
e) Masa Pemeliharaan Fisik / Konstruksi.

Sesuai dengan KAK, lingkup tugas Konsultan MK tidak termasuk tahap


pengadaan konsultan perencana, tetapi termasuk pengendalian kegiatan
perencanaan yang dilaksanakan oleh Konsultan Perencana.

PENAWARAN TEKNIS

I - 21
Gambar. Bagan Alir Penanganan Pekerjaan Pengawas
(Supervisi)

A OUTPUT :

- Risalah PCM
- Menrapkan Rencana
Mutu Kontrak/Quality
MELAKSANAKAN RAPAT
Assurance
KOORDINASI / PRE
CONSTRUCTION MEETING - Pengurusan IMB
- Penerbitan Ijin Mulai
Kerja
- Penerbitan Site and
MEMBANTU PERSIAPAN Over
KERJA KONTRAKTOR - Penetapan Struktur
Organisasi Kerja
- Persetujuan Mobilisasi
Peralatan
Pengajuan Shop - Persetujuan Pemakaian
Drawing Materail
- Penyusunan Laporan
PERBAIKAN Mingguan
- Laporan Bulanan
PERSETUJUAN - Ijin Pelaksanaan Bagian
TIDAK – Bagian Pekerjaan
- Pemeriksaan/Penelitian
YA Shop Dawing
- Justifikasi Perubahan-
Pelaksanaan
perubahan
Pekerjaan - Check List Mutu hasil
pelaksanaan Pekerjaan
- Proses Perintah
Perubahan / Change
MELAKSANAKAN Order
RAPAT LAPANGAN - Perhitungan Volume
Pekerjaan
Pelaksanaan/Terpasang
PERBAIKAN
- Membantu / Memeriksa
Pembayaran / Termyn
PERSETUJU- - Mengadministrasikan
AN HASIL Proses Konstruksi
TIDAK RAPAT - Melakukan
Pengendalian
YA
Pelaksanaan Pekerjaan
- Melakukan Monitoring
PENGAWAS (SUPERVISI) Pelaksanaan Pekerjaan
PENYELESAIAN
PEKERJAAN
sesuai
spesifikasi/peraturan
yang ditetapkan

PENAWARAN TEKNIS

I - 22
B OUTPUT :

- Menerbitkan Hasil Chek


INSPEKSI list mutu pekerjaan
PENYELESAIAN
- Pelaporan Kemajuan
PEKERJAAN
Pekerjaan
PERBAIKAN - Penerbitan Berita Acara
Testing dan
TIDAK Commisioning
PERSETUJUAN - Pemeriksaan /
penelitian serta
persetujuan As Built
YA Drawing
- Melakukan Monirtoing
Test Commisioning berkala pada masa
Pekerjaan M & E pemeliharaan
- Melakukan Inspeksi
PERBAIKAN akhir menjelang akhir
masa pemeliharaan
PERSETUJUAN - Menerbitkan hasil
inspeksi akhir masa
TIDAK
pemeliharaan
YA - Membantu menerbitkan
Sertifikat Penyerahan
Penerbitan Sertifikat Kelaikan Terakhir.
Mekanikal & Elektrikal - Pelaporan dan
Pengarsipan bendel
PERBAIKAN admininistrasi proses
pelaksanaan konstruksi
PERSETUJUAN
TIDAK
YA

Pengawas (Supervisi)
Penyelesaian Pekerjaan

Pemeriksaaan Pertama
Penyelesaian Pekerjaan

PERBAIKAN

PERSETUJUAN
TIDAK
YA

Penyerahan I

PENAWARAN TEKNIS

I - 23
C

Masa Pemeliharaan

Pemeriksaaan Kedua
Pekerjaan

PERBAIKAN

PERSETUJUAN
TIDAK

YA

Penyerahan II

SELESAI

PENAWARAN TEKNIS

I - 24
1.5.2. RINCIAN KEGIATAN KONSULTAN SUPERVISI KONSTRUKSI

Kegiatan Pengawas (Supervisi) terdiri atas :

1.1. mengevaluasi program kegiatan pelaksanaan fisik yang disusun oleh


pelaksana konstruksi, yang meliputi program-program pencapaian sasaran
fisik, penyediaan dan penggunaan sumber daya berupa: tenaga kerja,
peralatan dan perlengkapan, bahan bangunan, informasi, dana, program
Quality Assurance /Quality Control, dan program kesehatan dan
keselamatan kerja (K3);
1.2. mengendalikan program pelaksanaan konstruksi fisik, yang meliputi program
pengendalian sumber daya, pengendalian biaya, pengendalian waktu,
pengendalian sasaran fisik (kualitas dan kuantitas) hasil konstruksi,
pengendalian perubahan pekerjaan, pengendalian tertib administrasi,
pengendalian kesehatan dan keselamatan kerja;
1.3. melakukan evaluasi program terhadap penyimpangan teknis dan manajerial
yang timbul, usulan koreksi program dan tindakan turun tangan, serta
melakukan koreksi teknis bila terjadi penyimpangan;
1.4. melakukan koordinasi antara pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan
konstruksi fisik;
1.5. melakukan kegiatan Pengawas (Supervisi) yang terdiri atas:
 memeriksa dan mempelajari dokumen untuk pelaksanaan konstruksi
yang akan dijadikan dasar dalam Pengawas (Supervisi) pekerjaan di
lapangan;
 mengawasi pemakaian bahan, peralatan dan metode pelaksanaan, serta
mengawasi ketepatan waktu, dan biaya pekerjaan konstruksi;
 mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi dari segi kualitas,
kuantitas, dan laju pencapaian volume/ realisasi fisik;
 mengumpulkan data dan informasi di lapangan untuk memecahkan
persoalan yang terjadi selama pekerjaan konstruksi;
 menyelenggarakan rapat-rapat lapangan secara berkala, membuat
laporan mingguan dan bulanan pekerjaan Pengawas (Supervisi), dengan
masukan hasil rapat-rapat lapangan, laporan harian, mingguan dan
bulanan pekerjaan konstruksi fisik yang dibuat oleh pelaksana konstruksi;
 menyusun laporan dan berita acara dalam rangka kemajuan pekerjaan
dan pembayaran angsuran pekerjaan pelaksanaan konstruksi ;
 meneliti gambar-gambar untuk pelaksanaan (shop drawings) yang
diajukan oleh pelaksana konstruksi;
 meneliti gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan di lapangan
(As Built Drawings) sebelum serah terima I;
 menyusun daftar cacat/kerusakan sebelum serah terima I (pertama), dan
mengawasi perbaikannya pada masa pemeliharaan;
 bersama-sama dengan penyedia jasa perencanaan menyusun petunjuk
pemeliharaan dan penggunaan bangunan gedung;
 menyusun berita acara persetujuan kemajuan pekerjaan, serah terima
pertama, berita acara pemeliharaan pekerjaan dan serah terima kedua

PENAWARAN TEKNIS

I - 25
pekerjaan konstruksi, sebagai kelengkapan untuk pembayaran angsuran
pekerjaan konstruksi;
 membantu pengelola kegiatan dalam menyusun Dokumen Pendaftaran;
 membantu pengelola kegiatan dalam penyiapan kelengkapan dokumen
Sertifikat Laik Fungsi (SLF) dari Pemerintah Kabupaten/Kota setempat.

1.6. menyusun laporan akhir pekerjaan Pengawas (Supervisi).

Pada prinsipnya layanan jasa Konsultan Pengawas (Supervisi) meliputi


implementasi fisik proyek dimulai dari “Site Set-Up”, Kick Off Meeting,
koordinasi dan Pengawas (Supervisi)an Pekerjaan, “Quality Control”,
pengarahan dan penyelesaian masalah tehnik “Field Order:, pengecekan
material dan shop drawing, Pengawas (Supervisi) test dan commissioning
sampai dengan koordinasi dan Pengawas (Supervisi) pada masa
pemeliharaan.

Sedangkan untuk menjamin bahwa seluruh produk perencanaan yang telah


disusun oleh Konsultan perencana yang kemudian akan dilaksanakan realisasi
fisiknya oleh Pemborong dengan setepat-tepatnya maka diperlukan suatu
kelengkapan perangkat lunak yang digunakan PT. CCME seperti : Check List,
Manual dan Prosedur Proyek.

Program jaminan kualitas ini didefinisikan sebagai suatu pola kerja yang
terencana dan sistematik untuk mendapatkan suatu keyakinan bahwa suatu
produk yang dihasilkan akan sesuai dengan persyaratan-persyaratan yang
dimintakan/ditetapkan sebelumnya.

Program jaminan kualitas ini akan meliputi pengontrolan hal-hal sebagai


berikut :

- Dokumen proyek
- Proses perencanaan dan perancangan
- Proses pembelian bahan dan peralatan
- Inspeksi dan pengetesan
- Tindaklanjut dari penyelesaian “Non Conformance Product”
(produk yang tidak sesuai spesifikasi) dan perbaikan
kesalahan.
- Penyimpanan data.

Pada hakekatnya tenaga pelaksana dari jaminan kualitas ini akan menyusun
suatu program yang menyeluruh terhadap seluruh aspek kualitas seperti
tersebut diatas dan akan menjaga agar proses tersebut dapat dilaksanakan
dengan sesempurna mungkin.

PENAWARAN TEKNIS

I - 26
1.5.3. HASIL KERJA (DELIVERABLE)

Konsultan Pengawas (Supervisi) dalam menjalankan tugasnya pada Proyek


Rehabilitasi Rumah Dinas Lurah sejak masa Persiapan sampai dengan
Penyerahan pekerjaan yang ke-dua , akan mempunyai keluaran / hasil kerja
yang sesuai dengan persyaratan Teknis yang dipergunakan yaitu

a. Teknis pelaporan yang terdiri dari :

i. Tahap konstruksi
- Laporan Bulanan
* Laporan umum
* Laporan Visual
* Laporan kemajuan pekerjaan bulanan
* Laporan keuangan
* Laponan hasil rapat pemberi tugas
* Laporan penggunaan tenaga kerja
* Laporan pemasukan bahan
* Laporan surat menyurat
* Laporan pengamatan waktu pelaksanaan
- Laporan Pengamatan Cuaca

ii. Tahap Pemeliharaan


- Melakukan Chek list dalam rangka serah terima ke dua pekerjaan
Kontraktor
iii. Laporan Akhir Pekerjaan Pengawas (Supervisi)
Melaporkan seluruh kegiatan pekerjaan Pengawas (Supervisi) sejak
Tahap Persiapan sampai dengan Serah Terima ke dua pekerjaan
Kontraktor

iv. Form-form pengendalian:


* Form contoh bahan
* Form peninjauan lapangan
* Form permohonan ijin pengecoran beton
* Form laporan hasil test kubus beton
* Form Pengawas (Supervisi) diluar jam kerja
* Form laporan analisa Nilai Tahap Konstruksi

PENAWARAN TEKNIS

I - 27
b. Berita Acara - Berita Acara (BA) terdiri dari:

(1). Tahap Konstruksi:


- Berita Acara Kemajuan Pekerjaan Pelaksanaan untuk
pembayaran angsuran
- Berita Acara Pemeriksaan Akhir Pekerjaan Pelaksanaan
- Berita Acara Penelitian untuk Pekerjaan Tambah/Kurang
- Berita Acara Uji Coba pekerjaan AC
- Berita Acara Uji Coba pekerjaan tenaga listrik darurat (Diesel)
- Berita Acara Uji Coba pekerjaan system pompa air bersih
- Berita Acara Uji Coba pekerjaan telepon
- Berita Acara Uji Coba pekerjaan Instalasi Telepon
- Berita Acara Pemeliharaan Pekerjaan Pelaksanaan
- Berita Acara Serah Terima II Pekerjaan Pelaksanaan
- Dan Berita-berita Acara lainnya yang akan disesuaikan dengan
kebutuhan di proyek.

1.5.4. ORGANISASI PELAKSANAAN PEKERJAAN

S
eluruh pelaksanaan kegiatan Proyek berada di bawah tanggung
jawab seorang Manajer Proyek, yang akan menjamin keberhasilan
pelaksanaan proyek melalui kelancaran pembiayaan yang diperlukan,
aspek waktu, personil dan kualitas pekerjaan. Manajer Proyek akan selalu
memelihara hubungan dan koordinasi dengan Pemberi Tugas untuk
mengetahui permasalahan dan segera membuat kebijakan-kebijakan yang
dapat menyelesaikan permasalahan dan memperlancar pelaksanaan
pekerjaan. Memberikan pengarahan kepada Tim Proyek.

Susunan organisasi tim pelaksana konsultan selanjutnya dapat dilihat pada


Gambar di bawah ini.

Kualifikasi dari masing-masing tenaga ahli, meliputi pendidikan terakhir, dan


pengalaman profesional, dapat dilihat pada Daftar Riwayat Hidup masing-
masing yang disampaikan pada Data Teknis .4.

PENAWARAN TEKNIS

I - 28
Struktur Organisasi Tim Konsultan Pengawas
Pengawasan Pekerjaan Perawatan Gedung Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulya 1
TIM PUSAT

MANAJER PROYEK

TEAM LEADER
FIELD TEAM

KONTRAKTOR

PENAWARAN TEKNIS

I - 29
Sedangkan Struktur Organisasi Proyek Pengawasan Pekerjaan Perawatan Gedung
Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulya 1 dapat digambarkan sebagai berikut.

Organisasi Proyek
Pengawasan Pekerjaan Perawatan Gedung Panti Sosial Tresna Werdha Budi
Mulya 1

PEMERINTAH DAERAH
PROVINSI DKI JAKARTA

PEJABAT PEMBUAT
KOMITMEN (PPK)

KONSULTAN LAINNYA KONSULTAN PENGAWAS


(Jika ada) KONSTRUKSI

KONTRAKTOR /
SUPPLIER

Keterangan :
Garis koordinasi :
Garis Kontraktual :

V - 30
PERANAN PIHAK- PIHAK DALAM STRUKTUR ORGANISASI PROYEK

No. PIHAK YANG BERPERAN PERANAN KETERANGAN

1. Pemimpin Proyek / Pengguna Sebagai Pengguna


Anggaran / Pemberi Tugas Anggaran / Pemberi
Tugas pada semua
pihak yang terkait Bertugas secara
dalam pekerjaan berkala di Lapangan
selama pelaksanaan
Pekerjaan
2. TIM Pengguna Anggaran / TIM yang ditunjuk oleh Pembangunan
Pemberi Tugas Pemberi Tugas dalam
melakukan Pengawas
(Supervisi) dan
Pengendalian dalam
Penggunaan Anggaran

3. Konsultan Pengawas Pihak yang ditugaskan


oleh Pengguna
Anggaran dalam Bekerja secara penuh
melaksanakan waktu pada masa
pengendalian pelaksanaan
penyelenggaraan konstruksi.
kegiatan, dan
Pengawas (Supervisi)
pembangunan sesuai
arahan dari Pengguna
Anggaran / Pemberi
Tugas

4. Konsultan Perencana Pihak yang ditugaskan


oleh Pengguna Bertugas secara
Anggaran / Pemberi berkala di lapangan
tugas dalam menyusun selama pekerjaan
Perencanaan dan konstruksi fisik sesuai
Perancangan dengan peranannya
Pekerjaan Konstruksi
dengan keluaran
Dokumen
Perencanaan.

PENAWARAN TEKNIS
V - 31
5. Kontraktor Pelaksana Pihak yang ditugaskan Bekerja secara penuh
oleh Pengguna waktu di lapangan
Anggaran / Pemberi selama pelaksanaan
Tugas dalam konstruksi fisik dan
melaksanakan masa pemeliharaan.
Pekerjaan Fisik sesuai
dengan hasil
Perencanaan dan
Arahan Pemberi Tugas
dan Konsultan
Pengawas secara
tepat Mutu, Biaya,
Waktu dan tertib
administrasi.

6. Sub Kontraktor / Supplier Pihak yang diusulkan


oleh Kontraktor
Pelaksana atas
Persetujuan dari
Pemberi Tugas dan
Konsultan Pengawas
dalam melaksanakan
Pekerjaan Fisik dan
Penyediaan Material
sesuai dengan hasil
Perencanaan dan
Arahan Pemberi Tugas
dan Konsultan
Pengawas secara
tepat Mutu, Biaya,
Waktu dan Tertib
Administrasi.

PENAWARAN TEKNIS
V - 32
1.5.5. FASILITAS PENDUKUNG

F
asilitas peralatan yang diperlukan oleh Konsultan Pengawas
(Supervisi) untuk menunjang kelancaran terhadap pelaksanaan
pekerjaan di lapangan meliputi sebagai berikut :

No. Uraian Jenis Keterangan


1. Komputer Motherboard Untuk administrasi
ASUS P5GC-
MX supports
core 2 duo
CPU:
processor dual
core pentium
E2160 1.8GHz
DDR2 1 GB
667 PC-5300 :
2. Laptop Motherboard Untuk tenaga ahli
EVGA
Classified
SR2. :
Processor
INTEL XEON
DP X5690. :
Memory RAM
Corsair
Dominator
GT DDR3
4GB

3. Printer A4 HP Laser Jet Untuk mencetak hasil


HP Desk Jet pengetikan
4. Printer A3 HP Laser Jet Untuk mencetak hasil
HP Desk Jet gambar
5. Camera Digital dan Kodak atau Untuk dokumentasi
Handy Cam Sony
6. Alat Tulis Kantor &
Bahan Habis Pakai
7. Kantor Proyek lengkap
dengan furniture meja
kursi, lemari, filling
cabinet, pendingin udara,
dispenser,
8. Peralatan Safety (K3)
9. Peralatan Komunikasi Telepon,
Facsimile, HT
10. Mesin Photocopy Xerox atau
lainnya
11. LCD / Infocus Untuk presentasi
12. Kendaraan roda empat Avanza Untuk mobilitas tenaga
ahli
13. Kendaraan roda dua Honda Untuk mobilitas tenaga
pengawas

PENAWARAN TEKNIS
V - 33
SOFTWARE
1. Untuk proses administrasi/pembukuan, pengetikan laporan, surat-
menyurat, perhitungan-perhitungan biaya dan sebagainya menggunakan
software Microsoft Office :
 Microsoft Word
 Microsoft Excel
 Power Point

2. Untuk membuat schedule menggunakan software : Primavera Project


Planner (Sure Trek).

3. Program AutoCAD 2009 untuk mempermudah dalam pengecekan gambar-


gambar kerja.

4. Excel/metode SNI, untuk menganalisis kekuatan struktur.

PENAWARAN TEKNIS
V - 34
2 JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
KONSULTANSI PENGAWASAN PEKERJAAN PERAWATAN GEDUNG PANTI
SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI MULYA 1

DURASI
BULAN KE -

(hari)
NO. KEGIATAN
1
KONSTRUKSI 1 BLN

I. MOB/DEMOBILISASI 1

II. TAHAP PERSIAPAN 7


1.1. Mobilisasi dan Persiapan Kantor
1.2. Survey Awal / Tinjauan Lapangan

III. TAHAP KONSTRUKSI 30


3.1. Renovasi Pekerjaan Perawatan Gedung 30
Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulya 1

3.2. Pengendalian & Pengawasan Konstruksi 30

3.3. Rapat Koordinasi & Evaluasi


a). Mingguan
b). Bulanan
c). Insidentil

IV. PELAPORAN
4.1. Tahap Konstruksi
a). Mingguan
b). Bulanan
4.2. Laporan Akhir
3 JADWAL PENUGASAN PERSONIL

KONSULTANSI PENGAWASAN PEKERJAAN PERAWATAN


GEDUNG PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI MULIA 1

JUMLAH MM
BULAN
NO. POSISI NAMA KE -
1
KONSTRUKSI 1 BLN
A. TENAGA AHLI
1. Team Leader/Ahli Struktur (S1 *AHMAD BILAL NGUMAR 1 1,00
Teknik Sipil, Ahli Manajemen
Konstruksi - Madya)

2. Pengawas Elektrikal (S1 * NURYO TETUKO


1 1,00
Teknik Elektro) ,Ahli Teknik
Tenaga Listrik - Madya

3 Pengawas M / E (S1 Teknik * BINCAR PANUSUNAN


1
Mesin), Ahli Teknik Mekanikal - SILABAN
Madya

B. TENAGA PENDUKUNG
1. Computer Operator * HENDRA LESMANA 1 1,00

2. Drafter *HANDIKA RISKY 0,5 0,50

KETERANGAN :
FULL TIME =
INTERMITTEN =

Anda mungkin juga menyukai